Pengaruh Faktor Demografi terhadap Overconfidence Bias Investor pada PT Bahana Sekuritas.
ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Permasalahan yang diteliti dalam riset ini adalah overconfidence bias yang terjadi di kalangan investor terutama di PT Bahana Sekuritas, Jakarta. Dalam berinvestasi saham, investor selalu dihadapkan dalam tiga keadaan, yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Keputusan yang didasarkan dengan kepercayaan diri sangat tinggi akan menyebabkan kerugian, sehingga perilaku keuangan sangat penting dipelajari karena sikap investor dalam mengambil keputusan bisa berbeda satu dengan yang lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh demografi terhadap overconfidence bias investor pada perusahaan pialang Bahana Sekuritas, Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode survei dan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh investor yang berada di PT. Bahana Sekuritas Jakarta dan sampel dari penelitian ini adalah investor yang telah berinvestasi selama minimal dua tahun dengan jumlah responden seratus orang. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji anova. Hasil dari penelitian ini adalah pendidikan terakhir, lama berinvestasi, dan penghasilan per bulan berpengaruh terhadap overconfidence bias investor. Sedangkan jenis kelamin dan status perkawinan tidak berpengaruh terhadap overconfidence bias investor. Hal yang dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya adalah dengan menguji selain pengaruh demografi terhadap
overconfidence bias investor yaitu pengaruh keadaan politik ekonomi, risiko dan valuta asing.
(2)
x Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
The issues that studied in this research is overconfidence bias which is
happens in investor’s circle especially in Bahana Sekuritas company in Jakarta. In share investing the investors faced a three shapes of investing that is share selling, share buying, and hold shares. If the decision based on self confidence it is can causing losses, so the behavioral finance is important to learn because the difference attitude of investors in making decision. This research intend to test the demografi influence factor in overconfidence to investors on Bahana Sekuitas, Jakarta. The research method on this research using survey and quisioner for the datas, the population research are all investors that had invested in the company minimum for two years. The analysis method using double regression linier and anova testing. The result of the reserch are the last education, the lenght of investing and the
monthly income affect on overconfidence bias investor. Writer’s suggestions for
next research is to test another influence factors besides demografi factor such as the affect of economy politics, the risks, and foreign exchange.
(3)
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 7
2.1.1 Investasi ... 7
2.1.2 Keputusan Investasi ... 12
2.1.3 Behavioral finance ... 15
2.1.4 Bias atau simpangan ... 21
2.1.5 Faktor Demografi Investor ... 26
2.2 Riset Empiris ... 32
(4)
ix Universitas Kristen Maranatha
2.4 Kerangka Pemikiran ... 36
2.5 Pengembangan Hipotesis... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38
3.2 Populasi dan Sampel... 39
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 40
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data .. 47
3.5 Uji instrument ... 49
3.5.1 Uji Validitas ... 49
3.5.2 Uji Reabilitas ... 49
3.5.3 Uji Normalitas Data ... 50
3.6 Metode Analisis Data ... 50
3.6.1 Uji Regresi Berganda ... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas ... 52
4.2 Uji Reabilitas ... 53
4.3 Analisis Statistik Deskriptif Data Responden .. 54
4.3.1 Jenis Kelamin ... 55
4.3.2 Pendidikan Terakhir ... 55
4.3.3 Status Perkawinan ... 56
4.3.4 Lama Berinvestasi ... 56
4.3.5 Penghasilan ... 57
4.4 Analisis Deskriptif Data penelitian ... 57
4.5 Uji Normalitas Data ... 64
4.6 Uji Asumsi Klasik ... 65
4.6.1 Uji Multikolienaritas ... 65
(5)
x Universitas Kristen Maranatha
4.7 Analisis Koefisien Kolerasi ... 68
4.8 Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda ... 69
4.9 Uji Anova ... 72
4.10 Analisis Koefisien Determinasi ... 73
4.11 Pengujian Hipotesis ... 74
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 78
5.2 Implikasi Teoritis... 78
5.3 Implikasi Manajerial ... 79
5.4 Keterbatasan Manajerial ... 80
5.5 Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
LAMPIRAN ... 86
(6)
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Riset Empiris ... 31
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel... 40
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas... 49
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitasi ... 51
Tabel 4.3 Banyaknya Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 52 Tabel 4.4 Banyaknya Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 52
Tabel 4.5 Banyaknya Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 53
Tabel 4.6 Banyaknya Responden Berdasarkan Lama Berinvestasi ... 53
Tabel 4.7 Banyaknya Responden Berdasarkan Penghasilan 54 Tabel 4.8 Saya Percaya Akan Kemampuan Diri Saya Memulai dan Mengelola Investasi ... 54
Tabel 4.9 Saya Sering Menyalahkan Pasar atau Perusahaan Pialang ketika saya mendapatkan hasil yang merugikan ... 55
Tabel 4.10 Saya merasa bahwa keputusan saya sendiri sering benar ... 55
Tabel 4.11 Saya menggunakan ekpektasi sendiri berdasarkan pengalaman saya dalam hal keputusan investasi untuk membeli dan menjual saham ... 56
Tabel 4.12 Pengalaman selama ini menggunakan pialang meningkatkan kepercayaan diri saya dalam melakukan keputusan investasi ... 57
Tabel 4.13 Saya menggunakan ekspektasi sendiri berdasarkan ilmu akademik yang saya miliki ketika membeli atau menjual saham ... 57
Tabel 4.14 Tingkat keterbukaan pada laporan keuangan yang dikemukakan perusahaan meningkatkan kepercayaan diri saya dalam menentukan keputusan investasi... 58
(7)
xii Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.15 Analisis keuangan yang dikemukakan oleh perusahaan pialang menambah rasa percaya diri
dalam menentukan investasi ... 59
Tabel 4.16 Kinerja saham yang berhasil di masa lalu secara positif mempengaruhi rasa percaya diri saya ketika membeli saham ... 59
Tabel 4.17 Kinerja saham yang ada saat ini adalah indikator untuk kinerja saham di masa depan ... 60
Tabel 4.18 Mendapatkan saran dari pemain saham yang berpengalaman meningkatkan kepercayaan diri saya dalam keputusan berinvestasi ... 60
Tabel 4.19 Saran dari para ahli professional meningkatkan kepercayaan diri saya ketika membeli atau menjual saham ... 61
Tabel 4.20 Rekapitulasi hasil uji normalitas ... 62
Tabel 4.21 Rekapitulasi hasil uji multikolinearitas ... 63
Tabel 4.22 Rekapitulasi hasil uji heteroskedastisitas ... 64
Tabel 4.23 Rekapitulasi hasil koefisien korelasi ... 65
Tabel 4.24 Rekapitulasi uji regresi linier berganda ... 67
Tabel 4.25 Rekapitulasi hasil anova ... 69
Tabel 4.26 Rekapitulasi hasil koefisien korelasi determinasi 70 Tabel 4.27 Rekapitulasi uji hipotesis (simultan) ... 71
(8)
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ... 84
(9)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam berinvestasi saham, investor selalu dihadapkan dalam tiga keadaan, yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Dengan membeli saham suatu perusahaan, pada dasarnya pemegang saham telah memiliki sebagian hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Semakin banyak saham yang dibeli maka semakin banyak pula bagian kepemilikan pemegang saham atas perusahaan tersebut. “Kepemilikan saham atas perusahaan biasanya disebut sebagai ekuitas.” (Hendarto, 2005). “Pemegang saham (investor) umumnya melakukan analisis investasi dengan memanfaatkan analisis fundamental, analisis teknis dan penilaian pribadi.” (Jagongo, 2014).
Namun, kenyataan yang terjadi banyak para investor yang berperilaku irrasional dalam berinvestasi saham. Hal ini tentunya akan sangat merugikan. Studi tentang investor irrasional di pasar modal bermula dari penelitian DeBondt dan Thaler (1985) yang secara mengejutkan menemukan bahwa di dalam kondisi tertentu, perilaku investor yang irrasional benar-benar ada. Elster (1998), Hermalin dan Isen (2000) juga mengatakan bahwa “Dalam setiap proses pengambilan keputusan seorang investor pasti akan melibatkan emosinya. Keterlibatan emosi dalam proses pengambilan keputusan seringkali menyebabkan seorang investor menjadi irrasional.” “Investor yang irrasional seringkali hanya berpedoman pada naluri, ikut-ikutan (hearding), tidak terbiasa
(10)
2 Universitas Kristen Maranatha
menganalisis secara rinci situasi dan kondisi sektor usaha bahkan percaya pada hal mistik dan investasi yang ditawarkan” (Natapura, 2009). Pengambilan keputusan yang hanya didasarkan pada pertimbangan yang tidak rasional maka akan menghasilkan hasil yang tidak rasional pula.
Peneliti terdahulu menunjukkan bahwa orang cenderung memberikan bobot yang berlebihan pada informasi laba terakhir dan mengabaikan informasi laba sebelumnya sehingga menciptakan kondisi pasar yang under dan overreacted. Sejak itu, banyak peneliti lain yang menyelidiki beberapa jenis perilaku irasional lainnya yang muncul di pasar modal seperti Odean, 1998; Barber dan Odean, 1999; Daniel et al.1998; dan Barberis et al.1988. Pada akhirnya penelitian tersebut membuktikan bahwa investor irrasional memang ada di pasar saham. Salah satu bentuk perilaku irrasional para investor adalah overconfidence.
Fenomena overconfidence adalah tendensi pengambil keputusan untuk menilai pengetahuan dan informasi yang mereka miliki secara berlebihan, melebihi kenyataan yang sebenarnya sehingga menyebabkan timbulnya kesalahan yang lebih banyak. Menurut temuan penelitian psikologi, “Ketika orang dihadapkan dengan ketidakpastian, mereka cenderung mengambil keputusan yang overconfidence sehingga menimbulkan kesalahan yang lebih banyak dibandingkan ketika mereka berperilaku rasional.” (Fischhofff et al. 1977; Lichtenstein et al. 1982; Klayman dan Ha, 1987). Karena aktivitas perdagangan saham di bursa saham terkait dengan keadaan yang penuh dengan ketidakpastian, patut diduga bahwa setidak-tidaknya ada sekelompok investor yang berperilaku overconfidence.
(11)
3 Universitas Kristen Maranatha “Temuan-temuan penelitian empiris menunjukkan bahwa ketika sebagian besar pelaku pasar berperilaku overconfidence, mereka cenderung memprediksi harga pasar saham dengan tidak akurat sehingga menghasilkan harga pasar yang bias, tidak akurat” (Kufepaksi, 2007). “Investor yang
overconfidence akan membeli saham dengan harga yang lebih tinggi atau menjual saham dengan harga yang lebih rendah dibanding harga fundamentalnya sehingga mereka menderita kerugian” (Odean, 1999; Barber dan Odean, 2000; Raghubir dan Das, 1999). Studi empiris menunjukkan bahwa tidak terdapatnya hasil yang konklusif berkaitan dengan perilaku overconfidence
di pasar saham dalam perspektif gender. Barber dan Odean (2001) menyimpulkan bahwa “Karena investor pria cenderung berperilaku lebih
overconfidence maka mereka cenderung bertransaksi lebih banyak dibandingkan
dengan investor wanita.” Lewellen et al. (1977) juga menunjukkan bahwa “Pria
cenderung (1) menggunakan waktu dan uang yang lebih banyak ketika menganalisis saham, (2) lebih tidak bergantung pada broker, (3) melakukan transaksi lebih banyak, (4) cenderung percaya bahwa return dapat diprediksi dan (5) lebih optimis untuk memperoleh kemungkinan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.” Di sisi lain, temuan penelitian lainnya menunjukkan tidak terdapatnya perbedaan tingkat overconfidence di antara investor pria dan wanita (Deaves et al. 2004). Odean (1998) berpendapat bahwa “Investor yang berperilaku overconfidence adalah ketika investor tersebut percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, pengetahuan yang luas, dan harapan sukses di masa depan.” Glaser dan Weber (2003) dan Statman dkk.
(12)
4 Universitas Kristen Maranatha
(2003) menunjukkan bahwa “Investor yang terlalu percaya diri memiliki kecenderungan untuk melakukan transaksi saham dalam jumlah besar.”
Lubis, dkk (2013) juga melakukan penelitian yang bertujuan menguji ada atau tidaknya perbedaan keputusan investasi keuangan jika dilihat dari variabel demografi seperti jenis kelamin, pekerjaan, financial knowlwdge dan usia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan dalam proses keputusan investasi keuangan berdasarkan pekerjaan, jenis kelamin dan financial knowledge. Sementara itu tidak ada perbedaan proses keputusan investasi keuangan jika dilihat dari usia.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat ketidakkonsistenan hasil, maka dari itu diperlukan riset ulang untuk mengetahui secara pasti faktor yang memengaruhi overconfidence, sehingga para investor dapat meminimalisasi jumlah kerugian pada saat menyimpan saham di perusahaan. Adapun fokus riset yang dilakukan adalah menganalisis pengaruh demografi (jenis kelamin, pendidikan terakhir, status perkawinan, lama berinvestasi dan pendapatan) terhadap overconfidence bias investor pada PT Bahana Sekuritas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan pokok dalam riset ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat pengaruh simultan jenis kelamin, pendidikan terakhir, status perkawinan, lama berinvestasi dan pendapatan terhadap perilaku
(13)
5 Universitas Kristen Maranatha
2. Apakah terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap perilaku overconfidence
investor pada PT Bahana Sekuritas?
3. Apakah terdapat pengaruh pendidikan terakhir terhadap perilaku
overconfidence investor pada PT Bahana Sekuritas?
4. Apakah terdapat pengaruh status perkawinan terhadap perilaku
overconfidence investor pada PT Bahana Sekuritas?
5. Apakah terdapat pengaruh lama berinvestasi terhadap perilaku
overconfidence investor pada PT Bahana Sekuritas?
6. Apakah terdapat pengaruh pendapatan terhadap perilaku overconfidence
investor pada PT Bahana Sekuritas?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut.
1. Menguji dan menganalisis pengaruh simultan jenis kelamin, pendidikan terakhir, status perkawinan, lama berinvestasi dan pendapatan terhadap perilaku overconfidence investor di PT Bahana Sekuritas.
2. Menguji dan menganalisis pengaruh jenis kelamin terhadap perilaku
overconfidence investor pada PT Bahana Sekuritas.
3. Menguji dan menganalisis pengaruh pendidikan terakhir terhadap perilaku
overconfidence investor pada PT Bahana Sekuritas.
4. Menguji dan menganalisis pengaruh status perkawinan terhadap perilaku
(14)
6 Universitas Kristen Maranatha
5. Menguji dan menganalisis pengaruh lama berinvestasi terhadap perilaku
overconfidence investor pada PT Bahana Sekuritas.
6. Menguji dan menganalisis pengaruh pendapatan terhadap perilaku
overconfidence investor pada PT Bahana Sekuritas.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam riset ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat bagi akademisi
Bagi para akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan dengan memberikan bukti empiris yang menunjukkan adanya pengaruh demografi (jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, pendapatan dan status perkawinan) terhadap perilaku
overconfidence dalam pengambilan keputusan investasi.
2. Manfaat bagi praktisi bisnis
Bagi para praktisi khususnya investor, penelitian ini memiliki implikasi sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi, guna memeroleh keuntungan yang optimal. Selain itu bagi para pialang akan lebih mudah untuk melakukan pendekatan dan meyakinkan para pemodal untuk segera mengambil keputusan investasi sehingga akan sangat membantu dalam kesuksesan para pialang ataupun fund manager
(15)
78 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pengolahan data, pada penelitian tentang pengaruh demografi terhadap perilaku overconfidence investor pada PT Bahana Sekuritas disimpulkan sebagai berikut.
1. Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap perilaku overconfidence
investor.
2. Pendidikan berpengaruh terhadap perilaku overconfidence investor. 3. Status perkawinan tidak berpengaruh terhadap perilaku overconfidence
investor.
4. Lama berinvestasi berpengaruh terhadap perilaku overconfidence
investor.
5. Penghasilan per bulan berpengaruh terhadap perilaku overconfidence
investor.
5.2 Implikasi Teoretis
Dari hasil penelitian yang dilakukan secara konsisten menunjukkan bahwa paling sedikit satu dari variable jeniskelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, lama berinvestasi dan penghasilan dapat meningkatkan tingkat
overconfidence bias investor. Implikasi teoretis penelitian ini berkaitan dengan teori perilaku keuangan terutama dalam mengembangkan investasi.
(16)
79 Universitas Kristen Maranatha
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh pada
overconfidence bias investor karena seseorang yang mempunyai pendidikan atau pengetahuan akan memiliki kecenderungan lebih percaya diri daripada orang awam. Lama berinvestasi juga memengaruhi tingkat overconfidence bias investor karena semakin lama seseorang berinvestasi maka pengamalan yang dimiliki akan semakin banyak, sehingga membuat investor tersebut lebih percaya diri. Faktor terakhir yang memengaruhi dalam penelitian ini adalah penghasilan. Semakin tinggi penghasilan seseorang, membuat orang tersebut menjadi lebih aman dalam melakukan investasi karena dari penghasilan yang tinggi, seorang investor dapat mengantisipasi kegagalan investasi.
5.3 Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil dari penelitian ini saran yang dapat diberikan kepada PT Bahana Sekuritas dalam pengelolaan investasi adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan pialang, perusahaan sebaiknya melakukan pendekatan kepada investor.
2. Lebih memperkenalkan dunia investasi kepada orang-orang awam yang tidak memiliki pengetahuan berinvestasi.
(17)
80 Universitas Kristen Maranatha 5.4 Keterbatasan Penelitian
Di dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut.
1. Sampel yang digunakan ada dua, yaitu pengambilan sampel dengan langsung dan pengambilan sampel secara online, sehingga terdapat ketidakkonsistenan responden dalam mengisi kuisioner.
2. Variabel diukur berdasarkan persepsi subyektif individu, hal ini memunculkan bias persepsi individu dalam menanggapi instrumen instrumen yang diperkirakan dapat menyebabkan semakin rendahnya kualitas data penelitian.
3. Penelitian ini hanya mengukur tingkat overconfidence yang dipengaruhi oleh faktor demografi, tidak menghitung seperti faktor psikologis, aset financial, tingkat keuntungan dan tingkat resiko, pendapatan tambahan, suku bunga dan stabilitas politik dan ekonomi.
5.5 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan peneliti yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Investor
Investor yang overconfidence sebaiknya tidak menggunakan pendapat sendiri dalam menghadapi kesulitan dan ketidakpastian, dan lebih mencari informasi yang akurat.
(18)
81 Universitas Kristen Maranatha
2. Bagi penelitian selanjutnya
a. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel investor langsung saja dengan datang ke perusahaan sekuritas agar sampel lebih bisa disaring dengan mudah.
b. Untuk penelitian overconfidence selanjutnya sebaiknya menggunakan faktor lain selain faktor demografi seperti stabilitas ekonomi dan politik, tingkat risiko, dan tingkat suku bunga.
c. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menguji pengaruh investor dengan persepsi kompetensi tinggi dengan pengaruh overconfidence
(19)
82 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Alrabadi, D. W. (2011). What Makes Investors Overconfident? Evidence from Amman Stock Exchange. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences, 28-34.
Bailey, Jeffrey J & Chris Kinerson, 2005. “Regret Avoidance and Risk
Tolerance”. Association for Financial Counseling and Planning
Education, pp. 23-28.
Barber, B.M. dan Odean, T., 2000, TRading is Hazardous to your Wealth: The common stock Investment Performance of Individual Performance of Individual Investor, journal of Finance,Vol. 5, No. 2: 773-806
Barber, B.M. da Odean, T., 2001, Boys Will Be Boys: Gender, Overconvidence and Common Stock Investment, The Quaterly Jurnal of Economics.
Barberis, Nicholas., Schleifer, Andrei., and Robert Vishny., (1988),” A Model of
Investor Sentiment.” Journal of Financial Economics 49, 307 - 34
Deaves, Richard., Erik Luders and Guo Ying Luo., (2004).”An Experimental Test
of The Impact of Overconfidence and Gender on Trading Activity. Working Paper
De Bondt, Werner, (1993), “Betting on Trends: Intuitive Forecasts of Financial
(20)
83 Universitas Kristen Maranatha DeBondt, Werner., & Richard Thaler., (1985), “Do security analysts overreact.”
The American Economic Review 80, 52-57.
Elster, J., 1998, Emotions and Economic Theory, Journal of Economic Literature,
Vol 36. No.1.
Glaser, Markus, and Martin Weber. 2003. Overconfidence and Trading volume, Working Paper, Universität Mannheim.
Glaser, M., T. Langer, and M. Weber., 2005, “Overconfidence of Professionals and Lay Men: Individual Differences Within and Between
Tasks?”,Working Paper, University of Mannheim.
Hermalin, B. dan Isen, A.M., 2000, The Effect of Affect on Ecpnpmic and Strategic Decision Making, Johnson Graduate School of Management, Cornell University Working Paper.
Kufepaksi, Mahatma., (2007), “The Effect of Overconfident Behavior on the
Process of Forming and Correcting The Values of The Security in Market Experiment: The Implication of Self Deceptive Behavior in a Security
Market”, Dissertation, unpublished.
Kufepaksi, M. (2010). INVESTOR OVERCONFIDENT DALAM PENILAIAN SAHAM: PERSPEKTIF GENDER DALAM EKSPERIMEN PASAR.
nvestor Overconfident Dalam Penilaian Saham: Perspektif Gender Dalam Eksperimen Pasar , 131-150.
(21)
84 Universitas Kristen Maranatha
Lewellen, Wilbur., G, Ronald., C, Lease., Gary G Schlarbaum. (1977), “Patterns
of Investment Strategy and Behavior Among Individual Investors.”
Journal of Business, 296-333.
Lubis, Arlina Nurbaity, Sadali, Isfenti dan Fachrudin, Khaira Amalia, 2013, Perilaku Keuangan Investor Kota Medan, Forum Ilmiah Nasional, Vol. 54.
Menkhoff, Lukas; Schmeling, Maik; Schmidt, Ulrich., 2010, "Overconfidence, experience, and professionalism: An experimental study", Kiel working paper, No. 1612.
Natapura, C., 2009, Analisis Perilaku Investor Institusional Dengan Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP), Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi,Departemen Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Vol. 16: 180-187
Neuman, W. Lawrence. 2006. Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approach. 6th edition. Pearson Education Inc.
Odean, T., 1998.,"Volume, Volatility, Price and Profits When All Traders Are Above Average", Journal of Finance, 53.
Sitinjak, E. L. (2013). PERILAKU INVESTOR INDIVIDU DALAM
PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM: EFEK DISPOSISI DAN INFORMASI AKUNTANSI . Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 9, Nomor 1,, 31-53.
(22)
85 Universitas Kristen Maranatha
Wijayanthi, I. M. (2015). STUDI DESKRIPTIF: PERILAKU INVESTOR SAHAM DI SURABAYA BERDASARKAN ASPEK PSIKOLOGIS, DEMOGRAFIS DAN RASIONALITAS. jurnal ilmiah mahasiswa universitas surabaya Vol. 4 No.2, 1-14.
Yohnson. ( 2008). Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor Muda Jakarta dan Surabaya . JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10, NO. 2, 163-168 .
(1)
5.4 Keterbatasan Penelitian
Di dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut.
1. Sampel yang digunakan ada dua, yaitu pengambilan sampel dengan langsung dan pengambilan sampel secara online, sehingga terdapat ketidakkonsistenan responden dalam mengisi kuisioner.
2. Variabel diukur berdasarkan persepsi subyektif individu, hal ini memunculkan bias persepsi individu dalam menanggapi instrumen instrumen yang diperkirakan dapat menyebabkan semakin rendahnya kualitas data penelitian.
3. Penelitian ini hanya mengukur tingkat overconfidence yang dipengaruhi oleh faktor demografi, tidak menghitung seperti faktor psikologis, aset financial, tingkat keuntungan dan tingkat resiko, pendapatan tambahan, suku bunga dan stabilitas politik dan ekonomi.
5.5 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan peneliti yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Investor
(2)
2. Bagi penelitian selanjutnya
a. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel investor langsung saja dengan datang ke perusahaan sekuritas agar sampel lebih bisa disaring dengan mudah.
b. Untuk penelitian overconfidence selanjutnya sebaiknya menggunakan faktor lain selain faktor demografi seperti stabilitas ekonomi dan politik, tingkat risiko, dan tingkat suku bunga.
c. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menguji pengaruh investor dengan persepsi kompetensi tinggi dengan pengaruh overconfidence tinggi terhadap return yang didapatkan.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Alrabadi, D. W. (2011). What Makes Investors Overconfident? Evidence from Amman Stock Exchange. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences, 28-34.
Bailey, Jeffrey J & Chris Kinerson, 2005. “Regret Avoidance and Risk
Tolerance”. Association for Financial Counseling and Planning
Education, pp. 23-28.
Barber, B.M. dan Odean, T., 2000, TRading is Hazardous to your Wealth: The common stock Investment Performance of Individual Performance of Individual Investor, journal of Finance,Vol. 5, No. 2: 773-806
Barber, B.M. da Odean, T., 2001, Boys Will Be Boys: Gender, Overconvidence and Common Stock Investment, The Quaterly Jurnal of Economics.
Barberis, Nicholas., Schleifer, Andrei., and Robert Vishny., (1988),” A Model of
Investor Sentiment.” Journal of Financial Economics 49, 307 - 34
Deaves, Richard., Erik Luders and Guo Ying Luo., (2004).”An Experimental Test
of The Impact of Overconfidence and Gender on Trading Activity. Working Paper
(4)
DeBondt, Werner., & Richard Thaler., (1985), “Do security analysts overreact.”
The American Economic Review 80, 52-57.
Elster, J., 1998, Emotions and Economic Theory, Journal of Economic Literature, Vol 36. No.1.
Glaser, Markus, and Martin Weber. 2003. Overconfidence and Trading volume, Working Paper, Universität Mannheim.
Glaser, M., T. Langer, and M. Weber., 2005, “Overconfidence of Professionals and Lay Men: Individual Differences Within and Between
Tasks?”,Working Paper, University of Mannheim.
Hermalin, B. dan Isen, A.M., 2000, The Effect of Affect on Ecpnpmic and Strategic Decision Making, Johnson Graduate School of Management, Cornell University Working Paper.
Kufepaksi, Mahatma., (2007), “The Effect of Overconfident Behavior on the
Process of Forming and Correcting The Values of The Security in Market Experiment: The Implication of Self Deceptive Behavior in a Security
Market”, Dissertation, unpublished.
Kufepaksi, M. (2010). INVESTOR OVERCONFIDENT DALAM PENILAIAN SAHAM: PERSPEKTIF GENDER DALAM EKSPERIMEN PASAR. nvestor Overconfident Dalam Penilaian Saham: Perspektif Gender Dalam Eksperimen Pasar , 131-150.
(5)
Lewellen, Wilbur., G, Ronald., C, Lease., Gary G Schlarbaum. (1977), “Patterns
of Investment Strategy and Behavior Among Individual Investors.”
Journal of Business, 296-333.
Lubis, Arlina Nurbaity, Sadali, Isfenti dan Fachrudin, Khaira Amalia, 2013, Perilaku Keuangan Investor Kota Medan, Forum Ilmiah Nasional, Vol. 54.
Menkhoff, Lukas; Schmeling, Maik; Schmidt, Ulrich., 2010, "Overconfidence, experience, and professionalism: An experimental study", Kiel working paper, No. 1612.
Natapura, C., 2009, Analisis Perilaku Investor Institusional Dengan Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP), Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi,Departemen Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Vol. 16: 180-187
Neuman, W. Lawrence. 2006. Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approach. 6th edition. Pearson Education Inc.
Odean, T., 1998.,"Volume, Volatility, Price and Profits When All Traders Are Above Average", Journal of Finance, 53.
Sitinjak, E. L. (2013). PERILAKU INVESTOR INDIVIDU DALAM
PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM: EFEK DISPOSISI DAN INFORMASI AKUNTANSI . Jurnal Organisasi dan Manajemen,
(6)
Wijayanthi, I. M. (2015). STUDI DESKRIPTIF: PERILAKU INVESTOR SAHAM DI SURABAYA BERDASARKAN ASPEK PSIKOLOGIS, DEMOGRAFIS DAN RASIONALITAS. jurnal ilmiah mahasiswa universitas surabaya Vol. 4 No.2, 1-14.
Yohnson. ( 2008). Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor Muda Jakarta dan Surabaya . JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10, NO. 2, 163-168 .