EFEKTIFITAS SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DAN LATAR BELAKANG INSTRUKTUR TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MAHASISWA : Suatu Studi Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari Bandung.

(1)

ix

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... Xvi DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Peruvusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

1.4 Kerangka Pevikiran ... 9

1.5 Hopotesis dan Asuvsi Penelitian ... 13

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendidikan Kewirausahaan di Persekolahan ... 15

2.1.1. Sikap dan Kepribadian Wirausaha ... 19

2.1.2. Motivasi Wirausaha ... 22

2.2. Kurikuluv Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan ... 28

2.3. Pelatihan Kewirausahaan ... 32

2.4. Pelatihan Kewirausahaan dan Latar Belakang Instruktur ... 36

2.5. Profil Kewirausahaan ... 44

2.6. Sikap dan Kepribadian Kewirausahaan ... 45

2.7. Proses Pevbentukan Sikap Kewirausahaan ... 51


(2)

x

3.2. Metode Penelitian ... 63

3.3. Populasi dan Savpel ... 63

3.4. Operasionalisasi Variabel ... 65

3.5. Tahap Penelitian dan Teknik Penguvpulan Data ... 67

3.6. Teknik Analisa Data ... 78

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gavbaran Uvuv Fakultas Ekonovi Universitas Al-Ghifari Bandung ... 80

4.2. Latar Belakang dilaksanakannya Sistev Pelatihan Kewirausahaan pada Fakultas Ekonovi Universitas Al-Ghifari ... 82

4.3. Proses Pevbelajaran Sistev Pelatihan Kewirausahaan pada Mahasiswa Fakultas Ekonovi Universitas Al-Ghifari... 84

4.4. Hasil Pengolahan dan Analisa Data ... 95

4.4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 95

4.4.2. Analisa Hubungan Fungsional antar Variabel ... 114

4.5. Pevbahasan Hasil Penelitian ... 119

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesivpulan ... 126

5.2. Rekovendasi ... 128

Daftar Pustaka ... 132


(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Relakang Penelitian

Berkembangnya kompetisi antarnegara di dunia sebagai akibat tumbuhnya era perdagangan bebas menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap kualitas sumber daya manusia yang memadai. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat tercapai dengan pengembangan kemampuan intelektual melalui pendidikan dan penguasaan keterampilan yang memadai. Artinya, pendidikan yang dibekali dengan keterampilan profesional dapat dijadikan sebuah jaminan terutama dalam menghadapi problematika pembangunan dan krisis multidimensi dewasa ini. Dalam hal ini, pendidikan dan pelatihan memegang peranan yang sangat penting untuk menghasilkan Iulusan yang siap kerja secara mandiri atau bekerja pada orang lain. Keberhasilan antisipasi terhadap masa depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia yang dihasilkan oleh pendidikan.

Problematika pembangunan suatu negara yang kian kompleks mengharuskan pemerintah Indonesia merumuskan upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan dalam mengelola dan membentuk sumber daya manusia yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan pendukung bagi masyarakatnya sendiri. Sejalan dengan perubahan sosial masyarakat, diperlukan pengelolaan pendidikan yang mampu mengembangkan kemampuan untuk menghadapi berbagai tuntutan kehidupan masa kini, sehingga dapat menetapkan langkah-langkah yang akan dipilih sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan harapan di masa


(4)

depan. Di lain pihak, era perdagangan bebas menyebabkan diperlukannya kesiapan suatu negara untuk memperkuat diri melalui peningkatan daya kompetisi melalui sumber daya manusia yang berkualitas, dana yang tersedia, dan didukung oleh teknologi tinggi, namun pada kenyataannya, lulusan pendidikan tinggi setingkat sarjana sekalipun masih belum mampu memenuhi harapan iklim dunia kerja yang nyata, hal itu terjadi karena adanya perbedaan penentuan prioritas antara kualifikasi kejuruan dan dunia usaha terhadap tenaga kerja yang berkualitas, di satu sisi menekankan kuantitas, sedangkan sisi lain memberatkan kualitas. Selain masalah tersebut juga diperparah lagi dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran dalam setiap tahunnya. Terjadinya pegangguran selain diakibatkan oleh adanya krisis ekonomi, juga disebabkan adanya kesenjangan antara perbandingan besarnya jumlah pencari kerja dengan penawaran kerja atau lowongan kesempatan kerja dengan permintaan tenaga kerja di pasar kerja. Di samping itu, pengangguran terjadi juga karena pencari kerja tidak mampu memenuhi kualifikasi yang diminta oleh dunia usaha sebagai pengguna tenaga kerja. Dengan kata lain, untuk memperoleh suatu pekerjaan, setiap calon tenaga kerja harus membekali dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan kesiapan kerja pada bidang kerja yang sesuai dengan kesempatan kerja. Akibatnya, terlihat dari gambaran yang nyata mengenai jumlah pengangguran lulusan pendidikan tinggi yang jelas tidak sesuai dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini menjadi sebuah fakta bahwa di antara lulusannya akan terjadi kompetisi yang sangat ketat dalam memperebutkan lapangan


(5)

pekerjaan yang ada. Sementara lapangan kerja yang tersedia pun hanya akan menerima lulusan dengan sumber daya manusia profesional yang diharapkan memiliki pengetahuan, terampil dan bersikap kewirausahaan.

Isu yang paling hangat pada era sekarang adalah bagaimana mengurangi jumlah pengangguran tersebut, terutama di kalangan lulusan pendidikan tinggi yang diharapkan tidak selalu berorientasi sebagai pencari kerja, tapi justru sebaliknya harus berperan sebagai pencipta lapangan pekerjaan (berwirausaha). Untuk menjawab hal tersebut, sesuai dengan hasil kuisioner terhadap sepuluh (10) orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari Bandung diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1.1

Mengukur Skala Sikap & Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa

No Indikator Frekwensi

Wirausaha Tdk Wirausaha

1. Sikap Kewirausahaan 40% 60 %

2. Motivasi Kewirausahaan 30 % 70 %

Melihat rendahnya sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa tersebut, diperlukan suatu strategi yang tepat untuk diberikan kepada mahasiswa dengan harapan sikap dan motivasi kewirausahaanya menjadi terbentuk, untuk menjawab permasalahan tersebut Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS AL-GHIFARI Bandung, sebagai program studi yang tersedia di lingkungan masyarakat dinilai memiliki relevansi yang cukup memadai. Hal ini sesuai dengan salah satu misinya yang menyebutkan “Mendidik sumber daya manusia yang beriman


(6)

dan bertaqwa, bermoral, cerdas, tangkas, aktif, kreatif. Inovatif, profesional dan mandiri”. Program studi Manajemen FE UNFARI merupakan salah satu jalur pendidikan yang dipersiapkan untuk menghasilkan lulusan berupa tenaga kerja yang siap terjun ke dunia usaha dan berkompeten melalui pembentukan kualitas mahasiswa agar menjadi lulusan yang memiliki jiwa wirausaha dan keahlian profesional.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan bertujuan untuk membekali mahasiswa dalam mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam dirinya, terutama kepribadian, akademik, dan dasar-dasar keahlian melalui pembelajaran program normatif, yang bertujuan untuk membentuk wadah dan kepribadian, adaptif, mahasiswa yang dibekali kemampuan untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan dan produktif, yang memberikan dasar keahlian tertentu untuk menghadapi dunia kerja. Untuk memenuhi kepentingan tersebut, dalam proses pembelajaran yang diberlakukan terdapat keterpaduan antara program pendidikan dan pelatihan. Artinya, mahasiswa tidak hanya dijejaii ilmu-ilmu pengetahuan dan keterampilan di kelas tetapi juga di luar kelas melalui aplikasi pelatihan kerja secara nyata. Proses pendidikan dan pelatihan difungsikan untuk membekali mahasiswa agar menguasai nilai-nilai ekonomi, mampu bersikap kritis, produktif dan kompetitif serta bersikap kewirausahaan. Suherman (1998.32) mengungkapkan bahwa

Pelatihan adalah suatu proses pembelajaran seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kemampuan, keahlian dan perilaku

(knowledge, skill, attitude) untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu,

sehingga melalui pelatihan mahasiswa dibekali suatu keterampilan dan pengetahuan yang nantinya akan membentuk sikap mahasiswa


(7)

yang sesuai dengan tujuan pelatihan itu sendiri yaitu membentuk sikap kewirausahaan.

Untuk menghasilkan lulusan yang diharapkan mampu beradaptasi dengan dunia kerja, Nasution (1982:111-112), berpendapat bahwa “sebuah lembaga pendidikan program studi harus memiliki kurikulum yang dapat mengikuti perubahan kemajuan ilmu dan tekhnologi di masyarakat. Artinya, sebuah kurikulum yang baik dalam istilah mampu beradaptasi dengan permintaan dunia kerja diharapkan dapat mendukung output mahasiswa menjadi lulusan yang berpengetahuan, terampil dan bersikap kewirausahaan”. Uwe dan Djajang (1993 : 21) mengungkapkan bahwa :

Kurikulum pendidikan formal pun kurang menunjang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pekerja terampil yang sangat diperlukan untuk produksi, karena terlalu berorientasi pada teori, sehingga pengetahuan yang disampaikan kepada siswa sedikit saja. yang dapat .diaplikasikan pada praktek guna mengembangkan keterampilan. Akibatnya perusahaan Indonesia yang relatif muda sangat sulit untuk bersaing di pasar internasional karena kurangnya tenaga terampil.

Untuk menjawab tantangan ini, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS AL-GHIFARI berupaya untuk menerapkan satu sistem pendidikan yang dapat menerapkan fungsi-fungsi pendidikan agar menghasilkan lulusan-lulusan yang berkompeten dalam dunia kerja, dan bisa membentuk sikap kewirausahaan.

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS AL-GHIFARI melaksanakan sistem pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa semester IV sampai dengan semester VII. Pemberian pelatihan tidak saja diarahkan pada pengenalan dan penerapan


(8)

fungsi-fungsi manajemen melainkan juga ditambah dengan penggalian potensi dan motivasi kewirausahaan.

Berkaitan dengan hal tersebut, metode yang digunakan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk kombinasi pelatihan indoor (penyampaian materi, diskusi dan studi kasus yang diberikan di dalam kelas) dan juga dalam bentuk penyajian materi outdoor. Materi outdoor adalah penyajian materi yang dilakukan di luar kelas, dalam hal ini adalah materi motivasi yang intinya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keberanian mental, meningkatkan rasa percaya diri, rasa tanggung jawab, dan bekerja sama dalam kelompok sehingga tercipta suasana saling mendukung, saling menjaga dalam upaya menghadapi berbagai tantangan. Dalam pelatihan ini diharapkan mahasiswa akan mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen dan motivasi usaha sehingga mampu berkembang menjadi wirausaha yang tangguh.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam upaya membentuk sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa melalui sistem pelatihan kewirausahaan dan latar belakang instruktur. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui apakah transfer konsep pendidikan dan pelatihan ini dapat mengenai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yaitu untuk dapat menghasilkan output mahasiswa yang berkompeten, berakhak mulia, bersikap kewirausahaan sehingga siap menghadapi dunia kerja.


(9)

1.2. Identifilkasi dan Rumusan Masalah 1. Identifilkasi Masalah

Banyak hal yang akan mempengaruhi terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa, namun dalam hal ini penulis hanya akan menyoroti beberapa pokok permasalahan yang berkaitan dengan pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari.

Untuk mempermudah pembahasan, dibuat identifikasi masalah berupa variabel-variabel yang relevan dan diduga secara teoritis berpengaruh terhadap sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa yaitu sebagai berikut :

a. Apakah Sistem Pelatihan Kewirausahaan (Tujuan, Metode, Materi, Sarana dan Prasarana, Evaluasi) berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa ?

b. Apakah Latar belakang dan kemampuan Instruktur Pelatihan (Pendidikan, Pengalaman, Pengetahuan, Keterampilan) berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa ?

2. Rumusan Masalah

Karena luasnya ruang lingkup yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, dan agar penelitian ini memperoleh sasaran dan tujuan yang jelas, penulis mengambil penelitian hanya ditujukan kepada mahasiswa semester IV - VII Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi


(10)

UNIVERSITAS AL-GHIFARI yang sedang atau telah mendapatkan sistem pelatihan kewirausahaan.

Adapun mengenai rumusan masalah adalah mengacu pada beberapa faktor yang menjadi indikator keberhasilan suatu pelatihan sebagaimana telah disebutkan dalam identifikasi masalah penelitian ini, rumusan masalah dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : a. Bagaimana pengaruh dilaksanakan sistem pelatihan kewirausahaan

(Tujuan, Metode, Materi, Sarana dan Prasarana, Evaluasi) terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa ?

b. Bagaimana pengaruh latar belakang dan kemampuan instruktur (Pendidikan, Pengalaman, Pengetahuan, Keterampilan) terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memperoleh jawaban atas permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu untuk :

a. Mengetahui pengaruh dilaksanakan sistem pelatihan kewirausahaan (Tujuan, Metode, Materi, Sarana dan Prasarana, Evaluasi) terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa.

b. Mengetahui pengaruh latar belakang dan kemampuan instruktur (Pendidikan, Pengalaman, Pengetahuan, Keterampilan) terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa.


(11)

2. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini berusaha mengkaji bagaimanakah pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan Mahasiswa melalui sistem pelatihan kewirausahaan dan latar belakang instruktur. Hal ini diharapkan akan memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang sistem pelatihan kewirausahaan.

2. Kegunaan Praktis

a. Penelitian ini dapat memberikan manfaat karena pemberian materi pelatihan bagi mahasiswa dapat dijadikan solusi alternatif dalam rangka meningkatkan sikap dan motivasi kewirausahaan.

b. Penelitian ini membekali mahasiswa dengan konsep-konsep ilmu ekonomi yang dapat diaplikasikannya secara bijak dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tuntutan era globalisasi dengan tidak mengesampingkan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

c. Dapat dijadikan masukan bagi lembaga terkait guna pengambilan keputusan dan kebijakan sehubungan dengan peningkatan sistem pelatihan kewirausahaan lebih lanjut.

1.4. Kerangka Pemikiran

Dalam memahami sikap kewirausahaan, tentunya pertama-tama harus dipahami dahulu apa yang dimaksud dengan sikap. Pengertian sikap menurut Cardop seperti dikutif Mar’at (1982;10) “attitude entails an existing

predisposition to respons to social objeck which, in intruction with situational and other disposition variables, guides and direct the overt behavior of the


(12)

individual” Selanjutnya, Secord dan Bachman (1964), mendefinisikan sikap

sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan prediposisi tindakan (konasi) seorang terhadap suatu aspek lingkungan sekitarnya.

Dengan demikian, sikap merupakan suatu prediposisi untuk merespon suatu objek sosial dalam suatu interaksi pada waktu tertentu dan variabel disposisi lainnya yang dibimbing dan mengarah pada tingkah laku yang tampak. Pemahaman ini mengisyaratkan bahwa dalam memahami sikap seseorang terhadap suatu objek diperlukan pemahaman operasional yang mengatakan sikap merupakan suatu respon seseorang terhadap suatu objek yang ditujunya dengan menyatakan objek tersebut terhadap variabilitasnya, dalam arti sikap seseorang terhadap “sesuatu” merupakan suatu respon dari adanya rangsangan melalui proses yang panjang.

Menurut Hamalik (1993;110), sikap adalah “suatu predesposisi untuk melakukan suatu perbuatan, suatu keadaan siap untuk bertindak dengan cara tertentu”, Sedangkan menurut Commins dan Fagin (1954) sebagaimana dikemukakan Sudjana (2000 :134) adalah “kecenderungan atau predisposisi perasaan dan perbuatan yang konsisten pada diri seseorang” dalam hal ini sikap dapat dikatakan perasaan atau reaksi terhadap stimulus, misalnya situasi, orang, pengalaman dan sebagainya. Artinya sikap adalah bagaimana seseorang menanggapi realita yang ada.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa sikap diartikan sebagai respon seseorang terhadap sesuatu objek validitasnya untuk menunjukan keteraturan antara afeksi, kognisi dan konasi


(13)

sebagai suatu kesatuan sikap yang akan memberi arah dan dinamika terhadap prilaku. Sedangkan objek sikap pada penelitian ini adalah kewirausahaan. Jadi pengertian sikap kewirausahaan pada penelitian ini diartikan sebagai respon seseorang terhadap kewirausahaan dengan adanya keteraturan aspek sikap dalam dirinya yang ditunjukkan dalam bentuk prilaku.

Sedangkan ciri dan prilaku kewirausahaan sebagaimana dikemukakan oleh Meredith (2000 : 5) adalah :

Percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke depan, dengan prilaku yang memiliki keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas. Optimis, kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan kerja keras, energik, inisiatif, kemampuan mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan, inovatif dan kreatif serta memiliki pandangan ke depan dan prespektif.

Berdasarkan uraian tersebut, dalam upaya menyelaraskan antara sistem pelatihan kewirausahaan dan Latar belakang Instruktur dengan pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa tergambarlah kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut :


(14)

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 1.1 diadopsi dari teori oleh penulis

Kerangka pemikiran penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas yang terdiri dari Sistem Pelatihan Kewirausahaan (X1), Latar Belakang dan Kemampuan Instruktur (X2) dengan variabel terikatnya yaitu Sikap dan motivasi kewirausahaan Mahasiswa (Y).

Kegiatan pelatihan kewirausahaan ini adalah merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan motivasi mahasiswa menjadi seorang enterpreneur, dalam kegiatan pelatihan ini melibatkan Sistem Pelatihan Kewirausahaan (X1) dan Latar belakang serta kemampuan Instruktur (X2)

Sistem Pelatihan Kewirausahaan

Latar Belakang Instruktur Pelatihan

Sikap dan Motivasi Kewirausahaan


(15)

1.5. Hipotesis dan Asumsi Hasil Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara Sistem pelatihan kewirausahaan terhadap pembentukan sikap dan Motivasi kewirausahaan mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS AL-GHIFARI.

2. Terdapat Pengaruh antara Latar belakang dan kemampuan instruktur Sistem pelatihan kewirausahaan terhadap pembentukan sikap dan Motivasi kewirausahaan mahasiswa Program studi Manaiemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS AL-GHIFARI.

3. Terdapat Pengaruh antara sistem pelatihan kewirausahaan dan latar belakang serta kemampuan instruktur pelatihan terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa Program studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS AL-GHIFARI.

Asumsi Hasil Penelitian

Menurut Yudith Dwi Astuty (2003 : 28) dalam Tesisnya yang berjudul “Hubungan Antara Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Kompetensi dengan Sikap Kewirausahaan” menyebutkan bahwa :

1. Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan suatu hal yang dapat diajarkan.

2. Instruktur pelatihan kewirausaahaan dianggap telah memahami tujuan pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan.


(16)

Menurut Iwan Purwanto (2002 : 20) dalam tesisnya yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Kerja Industri terhadap Sikap Kewirausahaan” menyebutkan Asumsi dalam penelitiannya bahwa :

1. Setiap siswa memiliki pemahaman kewirausahaan melalui pembelajaran di sekolah serta memberikan pengaruih positif pada pembentukan sikap kewirausahaan melalui pelatihan kerja industri.

2. Lingkungan pelatihan kerja industri dianggap memiliki pengaruh positif terhadap pembentukan sikap kewirausahaan.

3. Proses pembelajaran disekolah ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang teori dan teknik melakukan suatu pekerjaan, juga memberikan pemahaman terhadap kewirausahaan, dan aktualisasi dari pembelajaran tersebut dilakukan pada pelatihan kerja industri pada lingkungan kerja yang sesungguhnya


(17)

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian (Variabel Penelitian, Tempat Penelitian, Objek Penelitian, Waktu Penelitan) yang semuanya terurai di bawah ini :

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yang termasuk dalam variabel bebas adalah Sistem Pelatihan Kewirausahaan (X1) dan Latar Belakang

Instruktur (X2). Sedangkan yang dimaksud dengan variabel terikat

adalah Sikap dan Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa (Y). 2. Tempat Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari Bandung yang beralamat di jalan Cisaranten Kulon No. 140 telp. 022 91123573 – 91144588 Sukarno Hatta Bandung.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian terfokus pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari, semester IV – VII yang telah dan sedang mengikuti Sistem Pelatihan Kewirausahaan

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan sejak bulan September sampai dengan Desember 2005.


(18)

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Menerangkan (Exsplanatory research) yaitu penelitian yang menyangkut pengujian hipotesis dan variabel variabel penelitian. Penelitian semacam ini dalam deskripsinya juga mengandung uraian, tetapi fokusnya terletak pada analisis hubungan-hubungan antar variabel. Dalam penelitian menerangkan (Exsplanatory research) lazim digunakan teknik survai sampel yaitu mengumpulkan data dari responden dengan menggunakan kuesioner. Dimensi yang menjadi perhatian pada penelitian ini adalah sikap dan motivasi (emosi dan reaksi) terhadap perlakuan tertentu dan perkembangan sosial mahasiswa. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian yang mengkaji pengaruh pelaksanaan pelatihan kewirausahaan terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS AL-GHIFARI.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menghubungkan variabel Sistem Pelatihan Kewirausahaan (X1), Latar belakang dan kemampuan instruktur

pelatihan (X2) sebagai variabel bebas, dengan pembentukan Sikap dan

Motivasi Kewirausahaan mahasisiswa (Y) sebagai variabel terikat.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV - VII Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari, sebanyak 100 orang.


(19)

pada pendapat Roscoe (Sugiyono : 1999) yang memberikan saran-saran tentang ukuran atau syarat pengambilan sampel yaitu :

a. Ukuran sampel yang layak dijadikan sampel dalam penelitian berkisar 30 sampai 500 orang

b. Bila sampel dibagi dalam katagori (Pria, wanita) maka jumlah anggota sampel setiap katagori minimal 30 orang.

c. Jika penelitian dilakukan dengan analisis multivariat (korelasi atau regresi ganda) jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitian ada 5 (indipenden + dependen) maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.

Dengan menggunakan analisa multivariat, maka apabila dilihat dari jumlah variabel dalam penelitian ini, kelayakan penggunaan sampel minimal adalah 10 x 3 = 30. Karena Homogennya populasi yang ada maka penulis mengambil sampel 50 orang untuk dijadikan sampel penelitian.


(20)

Berikut ini dijelaskan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian Konsep

Teoritis Dimensi Konsep Analitik/ Indikator

Sistem Pelatihan Kewirausahaan (X1)

• Tujuan Pelatihan

• Materi Pelatihan

• Sarana dan

Prasarana Pelatihan

• Evaluasi

1. Tujuan Pelatihan yang terinci, tercapai dan kesesuaian.

2. Kesistematisan Materi, yang diberikan, serta kesesuaian dengan tujuan pelatihan

3. Kesesuaian sarana prasarana terhadap pencapaian tujuan pelatihan kewirausahaan

4. Kesesuaian cara penilaian dengan tujuan pelatihan

Latar belakang dan

kemampuan Instruktur Pelatihan (X2)

• Pemahaman tentang tujuan Pelatihan

• Penguasaan Materi Pelatihan

• Kemampuan

menjelaskan materi secara sistematis

• Pemahaman menggunan media

• Kemampuan

memotivasi peserta

• Kemampuan

menjalin komunikasi dengan peserta

• Penguasaan metode

1. Kemampuan instruktur menuangkan secara rinci tujuan pelatihan.

2. Pemahaman instruktrur terhadap tujuan pelatihan, (penguasaan materi, sistematika dalam penyampaian materi) 3. Sikap instruktur selama

melakukan bimbingan pelatihan, ketelatenan sikap instruktur,

kemampuan instruktur

memotivasi mahasiswa

4. kemampuan instruktur menjalin komunikasi dengan mahasiswa,


(21)

mengendalikan kelas

5. Kesesuaian pengetahuan dan keterampilan instruktur dalam mengadakan media pelatihan, kesesuaian media yang digunakan dengan tujuan pelatihan

6. ketepatan cara penilaian yang dilakukan instruktur

Sikap dan

Motivasi

Kewirausahaan (Y)

• Percaya diri

• Berorientasi pada tugas dan hasil

• Pengambil resiko

• Kepemimpinan

• Kreatifitas dan Inovasi

• Berorientasi ke masa depan

1. Kemampuan menyelesaikan pekerjaan secara mandiri

2. memiliki tekad dan kerja keras 3. Bersedia bekerja pada kondisi

yang tidak pasti, perkiraan akan masa depan yang cerah dan menjanjikan

4. proses pendiskusian dalam pengambilan keputusan, pemberian saran dan perintah pada orang lain, perasaan rendah diri jika dihubungkan dengan orang lian yang memiliki pengetahuan dan keterampilan lebih

5. kemampuan merasakan

peluang berwirausaha dimulai dari diri sendiri

6. perencanaan dan strategi yang matang dalam pemasaran, ketercapaian keberhasilan di


(22)

memperkerjakan orang lain berdasarkan kemampuan

3.5. Tahapan Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data a. Tahap-tahap Penelitian

a. Tahap Persiapan

Penulis mempersiapkan rancangan penelitian dan kerangka alat pengumpulan data untuk keperluan penelitian.

b. Tahap Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data data yang dibutuhkan dalam penelitian melalui observasi, wawancara, angket dan berbagai dokumentasi yang diperlukan

c. Tahap Pengolahan Data b. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data melalui pemberian angket, observasi, dan wawancara. Instrumen angket yang digunakan dalam bentuk angket tertutup, yang diberikan kepada mahasiswa terhadap unsur-unsur proses belajar-mengajar (PBM) pelatihan, instruktur, sikap dan motivasi kewirausahaan.

Menurut Nasution (1987:165), angket tertutup mengarahkan responden kepada alternatif pilihan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Responden tidak akan memberikan jawaban lain menurut keinginannya


(23)

kepada respoden untuk menjawab pertanyaan.

Adapun untuk observasi, dilakukan pengamatan akan sikap-baik dari instruktur maupun mahasiswa juga situasi pelatihan yang dinilai dari proses pelatihan serta sarana dan prasarana dan wawancara terhadap para instruktur pelatihan.

Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a. Teknik Angket/ Quisioner

Pengumpulan data melalui angket yang disebarkan terhadap mahasiswa yang sedang dan yang telah mengikuti pelatihan kewirausahaan.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan pertanyaan terikat berstruktur atau disebut tipe pilihan artinya bahwa responden menjawab sejumlah alternaif yang telah disediakan sebagai kemungkinan jawaban yang dapat dipilih (multiple choice). Model yang digunakan adalah model skala likert (the methode of summated ratings). Skala ini berisiskan pernyataan yang merupakan pendapat mengenai objek sikap.

Adapun angket dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut variabel-variabel penelitian sebagai berikut:

1. Variabel Sistem Pelatihan Kewirausahaan dan Latar Belakang Instrukltur sebagai variebel bebas yang terdiri dari:

a. X1 = Pelatihan kewirausahaan Sub Variabel: Proses


(24)

1. Tujuan Pembelajaran 2. Materi

3. Sarana dan Prasarana pelatihan 4. Evaluasi

b. X2 = Latar Belakang dan Kemampuan Instruktur Pelatihan

Sub Variabel: Kemampuan Instruktur dalam pemberian metode pembelajaran inclass maupun outdoor.

Indikator:

1. Kemampuan menjelaskan materi secara sistematis 2. Kemampuan menguasai materi

3. kemampuan memotivasi peserta

4. Kemampuan menjalin komunikasi dengan peserta 5. Penguasaa metode yang diberikan

6. Penguasaan evaluasi

c. Y = Sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa sebagai variabel terikat

Sub variabel: Sikap kewirausahaan mahasiswa Indikator:

1. Percaya diri

2. Berorientasi pada tugas dan hasil 3. Pengambil resiko

4. Kepemimpinan 5. Keorisinilan


(25)

Setelah hasil angket terkumpul, maka dilakukan perhitungan angka, kemudian dibuat klasifikasi jawaban sehingga membentuk interval katagori penilaian secara menyeluruh. Sebelum menghitung keseluruhan hasil angket maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan untuk setiap variabel melalui pembuatan interval katagori berdasarkan rumus rumus sebagai berikut :

1. Rumus untuk menentukan rentang kelas : R = Xmax – Xmin

2. Rumus Sturges, untuk menentukan banyak kelas interval : K = 1 + 3.32 log n

3. Rumus untuk menentukan panjang kelas interval : I = R/K Berasarkan ketentuan rumus tersebut maka peneliti mencoba menuangkan dalam setiap perhitungan variabel dengan kriteria n = jumlah pertanyaan yang diajukan dalam angket/ kuisioner, sebagai berikut :

1. Varibel Sistem Pelatihan kewirausahaan (X1) dengan 20 pertanyaan.

R = Xmax – Xmin R = (20x4) – (20x1)

R = 80 – 20 R = 60

K = 1 + 3.32 log n K = 1 + 3.32 log 20

K = 4,3 K = 4

I = R/K


(26)

diperoleh untuk sistem pelatihan adalah sebagai berikut : Tabel 3.2

Skala Interval Variabel Sistem Pelatihan Kewirausahaan Dilihat dari dimensi Tujuan Pelatihan

No Interval Keterangan Skor Pertanyaan

1 59 – 71 Sangat tercapai 4

2 46 – 58 Tercapai 3

3 33 – 45 Kurang Tercapai 2

4 20 – 32 Tidak Tercapai 1

Tabel 3.3

Skala Interval Variabel Sistem Pelatihan Kewirausahaan Dimensi Materi Pelatihan

No Interval Keterangan Skor Pertanyaan

1 59 – 71 Sangat Bermanfaat 4

2 46 – 58 Bermanfaat 3

3 33 – 45 Kurang Bermanfaat 2

4 20 – 32 Tidak Bermanfaat 1

Tabel 3.4

Skala Interval Variabel Sistem Pelatihan Kewirausahaan Dilihat dari dimensi Sarana dan Prasarana Pelatihan

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 59 – 71 Sangat Cukup 4

2 46 – 58 Cukup 3

3 33 – 45 Kurang Cukup 2


(27)

Dilihat dari dimensi Evaluasi Pelatihan

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 59 – 71 Sangat Sesuai 4

2 46 – 58 Sesuai 3

3 33 – 45 Kurang Sesuai 2

4 20 – 32 Tidak Sesuai 1

2. Variabel kemampuan instruktur (X2) dengan jumlah pertanyaan 21

R = Xmax – Xmin R = (21 x 4) – (21x1)

R = 84 – 21 R = 63

K = 1 + 3.32 log n K = 1 + 3.32 log 21

K = 4.38 K = 4

I = R/K

I = 63/5 I = 12.6 = 13

Berdasarkan perhitungan tersebut maka skala interval untuk kemampuan instruktur adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Skala Interval Variabel Kemampuan Instruktur Dilihat dari dimensi Pemahaman Tujuan Pelatihan No Interval Keterangan Skor Pertanyaan

1 63 – 76 Sangat Baik 4

2 49 – 62 Baik 3

3 35 – 48 Kurang Baik 2


(28)

Dilihat dari dimensi Penguasaan Materi Pelatihan

No Interval Keterangan Skor Pertanyaan

1 63 – 76 Sangat Menguasai 4

2 49 – 62 Menguasai 3

3 35 – 48 Kurang Menguasai 2

4 21 – 34 Tidak Menguasai 1

Tabel 3.8

Skala Interval Variabel Kemampuan Instruktur Dilihat dari dimensi Kemampuan Menjelaskan Materi

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 63 – 76 Sangat Mampu 4

2 49 – 62 Mampu 3

3 35 – 48 Kurang Mampu 2

4 21 - 34 Tidak Mampu 1

Tabel 3.9

Skala Interval Variabel Kemampuan Instruktur Dilihat dari dimensi Keterampilan Menggunakan Media

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 63 – 76 Sangat Terampil 4

2 49 – 62 Terampil 3

3 35 – 48 Kurang Terampil 2


(29)

Dilihat dari dimensi Kemampuan Memotivasi Peserta

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 63 – 76 Sangat Mampu 4

2 49 – 62 Mampu 3

3 35 – 48 Kurang Mampu 2

4 21 – 34 Tidak Mampu 1

Tabel 3.11

Skala Interval Variabel Kemampuan Instruktur Dilihat dari dimensi Kemampuan Menjalin Komunikasi

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 63 – 76 Sangat Terjalin dg Baik

4

2 49 – 62 Terjalin dg Baik 3

3 35 – 48 Kurang Terjalin 2

4 21 - 34 Tidak Terjalin 1

Tabel 3.12

Skala Interval Variabel Kemampuan Instruktur Dilihat dari dimensi Penguasaan Metode Pelatihan

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 63 – 76 Sangat Menguasai 4

2 49 – 62 Menguasai 3

3 35 – 48 Kurang Menguasai 2


(30)

Dilihat dari dimensi Penguasaan/ Ketepatan Evaluasi

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 63 – 76 Sangat Tepat 4

2 49 – 62 Tepat 3

3 35 – 48 Kurang Tepat 2

4 21 – 34 Tidak Tepat 1

3. Variabel Sikap dan Motivasi Kewirausahaan (Y), dengan jumlah pertanyaan 23.

R = Xmax – Xmin R = (23x4) – (23x1)

R = 92 – 23 R = 69

K = 1.32 log n

K = 1.32 log 23 K = 4.5 = 4 I = R/K

I = 69/4 I = 13.8 = 14

Berdasrkan perhitungan tersebut maka skala interval untuk sikap dan motivasi kewirausahaan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.14

Skala Interval Variabel Sikap dan Motivasi Kewirausahaan Dilihat dari dimensi Percaya Diri

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 68 – 82 Sangat Setuju 4

2 53 – 67 Setuju 3

3 38 – 52 Ragu 2


(31)

Dilihat dari dimensi Orientasi Pada Tugas dan Hasil

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 68 – 82 Sangat Setuju 4

2 53 – 67 Setuju 3

3 38 – 52 Ragu 2

4 23 – 37 Tidak Setuju 1

Tabel 3.16

Skala Interval Variabel Sikap dan Motivasi Kewirausahaan Dilihat dari dimensi Pengambilan Resiko

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 68 – 82 Sangat Setuju 4

2 53 – 67 Setuju 3

3 38 – 52 Ragu 2

4 23 – 37 Tidak Setuju 1

Tabel 3.17

Skala Interval Variabel Sikap dan Motivasi Kewirausahaan Dilihat dari dimensi Kepemimpinan

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 68 – 82 Sangat Setuju 4

2 53 – 67 Setuju 3

3 38 – 52 Ragu 2


(32)

Dilihat dari dimensi Kreativitas dan Inovasi

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 68 – 82 Sangat Setuju 4

2 53 – 67 Setuju 3

3 38 – 52 Ragu 2

4 23 – 37 Tidak Setuju 1

Tabel 3.19

Skala Interval Variabel Sikap dan Motivasi Kewirausahaan Dilihat dari dimensi Berorientasi ke Masa Depan

No Interval Jawaban Skor Pertanyaan

1 68 – 82 Sangat Setuju 4

2 53 – 67 Setuju 3

3 38 – 52 Ragu 2

4 23 – 37 Tidak Setuju 1

b. Teknik Wawancara

Dilakukan secara langsung kepada responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

c. Teknik Riset Kepustakaan

Kegiatan mengkaji secara teoritis, fokus masalah penelitian dengan mengkaji berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.


(33)

Digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap proses pelatihan kewirausahaan dalam membentuk sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa

Teknik Analisa Data

Teknik analisa serta proses pegolahan data dalam penelitian ini untuk mencari (hubungan) koefisien korelasi dan menguji hipotesis dua variabel bebas Sistem Pelatihan Kewirausahaan (X1) Latar Belakang dan

kemampuan Instruktur (X2) terhadap variabel terikat Sikap dan Motivasi

Kewirausahaan Mahasiswa (Y) yaitu dengan menggunakan teknik korelasi Kendall’s tau. Proses pengolahan data menggunkan korelasi Kendall’s tau dapat digunakan pada pengukuran korelasi statistik nonparametrik dengan data ordinal (Santoso, 2001: 294). Lebih lanjut dijelaskna bahwa dengan menggunakan distribusi Kendall’s tau akan lebih cepat mendekati distribusi normal, sehingga korelasi Kendall’s tau lebih dapat diandalkan hasilnya.

Sugiono (2002 : 293) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Bisnis memberikan gambaran bahwa Rumus Perhitungan Korelasi Kendall’s tau adalah sebagai berikut :

)

1

(

9

)

5

2

(

2

2

+

=

N

N

N

τ

τ


(34)

)

(

12

1

2 3

N

N

S

=

κ

ω

Keterangan:

2

τ

= Korelasi Kendall’s tau

ω

= Konkordansi Kendall’s tau N = Jumlah aggota sampel

S = Jumlah kuadrat deviasi observasi dari mean R

Setelah data tersebut terkumpul selanjutnya peneliti mengolah data melalui perhitungan hubungan antar variabel. Dalam hal ini penulis menggunakan program SPSS dengan menggunakan media komputer. Hasil pengolahan dari data-data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa serta dideskripsikan (diuraikan) secara rinci dan jelas terhadap seluruh analisa yang dilakukan baik terhadap kedua variabel bebas tersebut maupun terhadap indikatornya masing masing.


(35)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini, Penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian terhadap pembahasan yang dilakukan pada bab IV serta memberikan rekomendasi (saran) terhadap program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari Bandung dalam melaksanakan sistem pelatihan kewirausahaan untuk mahasiswa pada masa yang akan datang.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan atas pembahasan deskriptif pada bab IV terhadap pelaksanaan Sistem Pelatihan Kewirausahaan, analisis data hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan tentang variabel Pengaruh Sistem pelatihan Kewirausahaan (X1), variabel Latar belakang

dan kemempuan Instruktur (X2) terhadap variabel Sikap dan Motivasi

Kewirausahaan Mahasiswa (Y), dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif (signifikant) antara sistem pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa hal ini ditunjukkan dari hasil kuisioner yang diberikan untuk menilai indikator dari Sistem Pelatihan Kewirausahaan yaitu sebagian besar menjawab bahwa tujuan pelatihan ini tercapai, materi yang diberikan dirasakan bermanfaat, sarana yang dipakai cukup memadai dan evaluasi yang dilakukan sudah sangat sesuai dengan tujuan dilaksanakannya pelatihan. Hasil uji korelasi Kendalls menunjukkan bahwa hubungan antara Sistem Pelatihan Kewirausahaan dengan


(36)

demikian, terdapat hubungan yang signifikan (positif) antara sistem pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan motivasi kewirausahaan.

2. Terdapat hubungan yang positif antara atar belakang dan kemampuan Instruktur Pelatihan dengan sikap dan motivasi kewirausahaan. Hal ini ditunjukkan dari hasil kuisioner yang diberikan untuk menilai indikator latar belakang dan kemampuan instruktur pelatihan kepada seluruh peserta pelatihan, dari jawaban kuisioner tersebut menyebutkan bahwa instruktur pelatihan sudah sangat menguasai materi pelatihan, sangat mampu menjelaskan materi pelatihan, sangat terampil menggunakan media serta mampu menjalin komunikasi dengan baik. Selain itu juga menurut hasil uji korelasi Kendalls menunjukkan bahwa hubungan antara kemampuan instruktur pelatihan dengan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa memiliki tingkat korelasi yang sedang maka terdapat hubungan yang positif antara kemampuan dan latar belakang instruktur pelatihan dengan sikap kewirausahaan dapat diterima.

3. Terdapat hubungan yang positif antara Sistem Pelatihan kewirausahaan, Kemampuan dan Latar Belakang Instruktur pelatihan, dengan sikap dan motivasi kewirausahaan. Hasil uji korelasi Kendalls tau menunjukkan hubungan antara Sistem Pelatihan Kewirausahaan, kemampuan dan latar belakang instruktur pelatihan dengan sikap dan motivasi kewirausahaan memilki keterkaitan/ hubungan yang nyata


(37)

terdapat hubungan yang positif antara Sistem Pelatihan Kewirausahaan, Kemampuan dan Latar Belakang Instruktur pelatihan dengan sikap kewirausahaan dapat diterima.

5.2. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dkemukakan di atas serta berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan penelitian, penulis memberikan rekomendasi (saran) terhadap pelaksanaan kegiatan Sistem Pelatihan Kewirausahaan untuk masa yang akan datang yaitu sebagai berikut :

1. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan pelaksanaan Sistem Pelatihan Kewirausahaan terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan, diupayakan untuk memperjelas tentang tujuan pelatihan dan meningkatkan (melengkapi) sarana pelatihan dari yang sudah ada, karena berdasarkan analisa hasil angket diperoleh angka yang menunjukkan bahwa 15 orang (30%) peserta pelatihan menyebutkan Sangat Tercapai, sedangkan yang menyebutkan Tercapai sebanyak 20 orang (40%) peserta, hal ini perlu mendapat perhatian lebih tentang kejelasan dari tujuan yang akan dicapai dalam pelatihan tersebut. Selain itu, masalah sarana dan prasarana pelatihan harus dilengkapi lagi supaya peserta pelatihan merasa senang dan perlu terhadap kegiatan pelatihan yang diselenggarakan, hal ini terlihat dari komentar atau jawaban atas kuisioner yang diberikan kepadanya


(38)

dan yang menjawab cukup sebanyak 25 orang (50%) peserta serta sisanya sebanyak 15 orang (30%) peserta menjawab kurang cukup. Diharapkan untuk menangani masalah tersebut penulis menyarankan untuk mengadakan kerjasama yang lebih baik antara pihak Fakultas dengan pihak lain yang terkait selain BALATKOP dan UKM yang sudah terjalin, hal ini dimaksudkan untuk menambah pengayaan khazanah materi dan metode Sistem Pelatihan yang lebih baik lagi. Peningkatan kerjasama dengan pihak lain yang terkait dimaksudkan juga untuk masalah penyusunan program, serta komponen komponen yang diperlukan yang sementara ini dirasakan belum dimiliki oleh BALATKOP dan UKM atau oleh FE UNFARI sendiri, terutama dalam pelaksanaan pelatihan di lapangan (Outdoor training)

2. Keberhasilan pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan melalui sistem pelatihan kewirausahaan, tidak terlepas dari kemampuan instruktur yang mendapat tanggung jawab sebagai pelatih/ instruktur dalam kegiatan tersebut. Untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kemampuan instruktur yang sudah ada dan terjalin kerjasamanya dengan Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari, diharapkan para instruktur yang sudah ada juga mengikuti kegiatan pelatihan untuk pelatih “Training of Trainer” yang diselenggarakan oleh pihak-pihak lain yang terkait baik dari pemerintahan maupun yang diselenggarakan oleh swasta. Hal ini akan mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas pelatih dalam memberikan materinya saat


(39)

kemampuan instruktur dalam membentuk sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa sudah berjalan dengan baik namun ada satu hal yang perlu mendapat perhatian para instruktur yaitu dalam hal pemberian motivasi kepada peserta pelatihan harus lebih ditingkatkan lagi, hal ini terlihat dari analisa hasil kuisioner dengan sejumlah jawaban yaitu yang menjawab kurang mampu dalam memberikan motivasi sebanyak 15 orang atau 30% dari 50 peserta yang menjadi sampel. Sedangkan sisanya sudah menilai Mampu sebanyak 20 orang atau 40% dan 14 orang atau 28% menjawab sangat mampu. Jumlah 30% yang menjawab kurang mampu menunjukan kurang geregetnya tentang pemberian motivasi.

3. Setelah beberapa periode pelaksanaan Sistem Pelatihan Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari diselenggarakan berdasarkan pada kerjasama dengan pihak lain, diharapkan pada masa yang akan datang Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari memiliki sarana dan prasarana sendiri, supaya pembebanan biaya pelaksanaan pelatihan tidak terlalu mahal dirasakan oleh mahasiswa, bahkan lebih jauhnya Pelatihan bisa dilaksanakan bukan hanya sekedar untuk mahasiswa interen, tapi bisa kerjasama dengan pihak lain yang memerlukan pelatihan kewirausahaan sejenis seperti mahasiswa/ siswa dari perguruan tinggi /sekolah yang lain, bahkan pelatihan bisa dilaksanakan untuk para


(40)

usaha.

4. Banyak variabel yang akan mempengaruhi terbentuknya sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa, dan hanya dua variabel yang diteliti oleh penulis yaitu variabel Sistem Pelatihan Kewirausahaan serta variabel Latar Belakang dan Kemampuan Instruktur. Hal ini sangat memungkinkan untuk ditindaklanjuti (diteruskan) penelitian ini dengan melihat sudut pandang dari variabel yang lain yang sama sama akan mempengaruhi terhadap terbentuknya sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini, Penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian terhadap pembahasan yang dilakukan pada bab IV serta memberikan rekomendasi (saran) terhadap program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari Bandung dalam melaksanakan sistem pelatihan kewirausahaan untuk mahasiswa pada masa yang akan datang.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan atas pembahasan deskriptif pada bab IV terhadap pelaksanaan Sistem Pelatihan Kewirausahaan, analisis data hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan tentang variabel Pengaruh Sistem pelatihan Kewirausahaan (X1), variabel Latar belakang

dan kemempuan Instruktur (X2) terhadap variabel Sikap dan Motivasi

Kewirausahaan Mahasiswa (Y), dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif (signifikant) antara sistem pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa hal ini ditunjukkan dari hasil kuisioner yang diberikan untuk menilai indikator dari Sistem Pelatihan Kewirausahaan yaitu sebagian besar menjawab bahwa tujuan pelatihan ini tercapai, materi yang diberikan dirasakan bermanfaat, sarana yang dipakai cukup memadai dan evaluasi yang dilakukan sudah sangat sesuai dengan tujuan dilaksanakannya pelatihan. Hasil uji korelasi Kendalls menunjukkan bahwa hubungan antara Sistem Pelatihan Kewirausahaan dengan


(2)

Sikap Kewirausahaan memiliki tingkat korelasi yang kuat. Dengan demikian, terdapat hubungan yang signifikan (positif) antara sistem pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan motivasi kewirausahaan.

2. Terdapat hubungan yang positif antara atar belakang dan kemampuan Instruktur Pelatihan dengan sikap dan motivasi kewirausahaan. Hal ini ditunjukkan dari hasil kuisioner yang diberikan untuk menilai indikator latar belakang dan kemampuan instruktur pelatihan kepada seluruh peserta pelatihan, dari jawaban kuisioner tersebut menyebutkan bahwa instruktur pelatihan sudah sangat menguasai materi pelatihan, sangat mampu menjelaskan materi pelatihan, sangat terampil menggunakan media serta mampu menjalin komunikasi dengan baik. Selain itu juga menurut hasil uji korelasi Kendalls menunjukkan bahwa hubungan antara kemampuan instruktur pelatihan dengan sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa memiliki tingkat korelasi yang sedang maka terdapat hubungan yang positif antara kemampuan dan latar belakang instruktur pelatihan dengan sikap kewirausahaan dapat diterima.

3. Terdapat hubungan yang positif antara Sistem Pelatihan kewirausahaan, Kemampuan dan Latar Belakang Instruktur pelatihan, dengan sikap dan motivasi kewirausahaan. Hasil uji korelasi Kendalls tau menunjukkan hubungan antara Sistem Pelatihan Kewirausahaan, kemampuan dan latar belakang instruktur pelatihan dengan sikap dan motivasi kewirausahaan memilki keterkaitan/ hubungan yang nyata


(3)

(signifikan) dengan tingkat korelasi yang sedang, Jadi hipotesis bahwa terdapat hubungan yang positif antara Sistem Pelatihan Kewirausahaan, Kemampuan dan Latar Belakang Instruktur pelatihan dengan sikap kewirausahaan dapat diterima.

5.2. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dkemukakan di atas serta berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan penelitian, penulis memberikan rekomendasi (saran) terhadap pelaksanaan kegiatan Sistem Pelatihan Kewirausahaan untuk masa yang akan datang yaitu sebagai berikut :

1. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan pelaksanaan Sistem Pelatihan Kewirausahaan terhadap pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan, diupayakan untuk memperjelas tentang tujuan pelatihan dan meningkatkan (melengkapi) sarana pelatihan dari yang sudah ada, karena berdasarkan analisa hasil angket diperoleh angka yang menunjukkan bahwa 15 orang (30%) peserta pelatihan menyebutkan Sangat Tercapai, sedangkan yang menyebutkan Tercapai sebanyak 20 orang (40%) peserta, hal ini perlu mendapat perhatian lebih tentang kejelasan dari tujuan yang akan dicapai dalam pelatihan tersebut. Selain itu, masalah sarana dan prasarana pelatihan harus dilengkapi lagi supaya peserta pelatihan merasa senang dan perlu terhadap kegiatan pelatihan yang diselenggarakan, hal ini terlihat dari komentar atau jawaban atas kuisioner yang diberikan kepadanya


(4)

yaitu yang menjawab sangat cukup hanya 10 orang (20%) peserta, dan yang menjawab cukup sebanyak 25 orang (50%) peserta serta sisanya sebanyak 15 orang (30%) peserta menjawab kurang cukup. Diharapkan untuk menangani masalah tersebut penulis menyarankan untuk mengadakan kerjasama yang lebih baik antara pihak Fakultas dengan pihak lain yang terkait selain BALATKOP dan UKM yang sudah terjalin, hal ini dimaksudkan untuk menambah pengayaan khazanah materi dan metode Sistem Pelatihan yang lebih baik lagi. Peningkatan kerjasama dengan pihak lain yang terkait dimaksudkan juga untuk masalah penyusunan program, serta komponen komponen yang diperlukan yang sementara ini dirasakan belum dimiliki oleh BALATKOP dan UKM atau oleh FE UNFARI sendiri, terutama dalam pelaksanaan pelatihan di lapangan (Outdoor training)

2. Keberhasilan pembentukan sikap dan motivasi kewirausahaan melalui sistem pelatihan kewirausahaan, tidak terlepas dari kemampuan instruktur yang mendapat tanggung jawab sebagai pelatih/ instruktur dalam kegiatan tersebut. Untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kemampuan instruktur yang sudah ada dan terjalin kerjasamanya dengan Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari, diharapkan para instruktur yang sudah ada juga mengikuti kegiatan pelatihan untuk pelatih “Training of Trainer” yang diselenggarakan oleh pihak-pihak lain yang terkait baik dari pemerintahan maupun yang diselenggarakan oleh swasta. Hal ini akan mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas pelatih dalam memberikan materinya saat


(5)

pelaksanaan pelatihan. Secara keseluruhan latar belakang dan kemampuan instruktur dalam membentuk sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa sudah berjalan dengan baik namun ada satu hal yang perlu mendapat perhatian para instruktur yaitu dalam hal pemberian motivasi kepada peserta pelatihan harus lebih ditingkatkan lagi, hal ini terlihat dari analisa hasil kuisioner dengan sejumlah jawaban yaitu yang menjawab kurang mampu dalam memberikan motivasi sebanyak 15 orang atau 30% dari 50 peserta yang menjadi sampel. Sedangkan sisanya sudah menilai Mampu sebanyak 20 orang atau 40% dan 14 orang atau 28% menjawab sangat mampu. Jumlah 30% yang menjawab kurang mampu menunjukan kurang geregetnya tentang pemberian motivasi.

3. Setelah beberapa periode pelaksanaan Sistem Pelatihan Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari diselenggarakan berdasarkan pada kerjasama dengan pihak lain, diharapkan pada masa yang akan datang Fakultas Ekonomi Universitas Al-Ghifari memiliki sarana dan prasarana sendiri, supaya pembebanan biaya pelaksanaan pelatihan tidak terlalu mahal dirasakan oleh mahasiswa, bahkan lebih jauhnya Pelatihan bisa dilaksanakan bukan hanya sekedar untuk mahasiswa interen, tapi bisa kerjasama dengan pihak lain yang memerlukan pelatihan kewirausahaan sejenis seperti mahasiswa/ siswa dari perguruan tinggi /sekolah yang lain, bahkan pelatihan bisa dilaksanakan untuk para


(6)

praktisi wirausaha kecil dan menengah yang sedang/ akan mendirikan usaha.

4. Banyak variabel yang akan mempengaruhi terbentuknya sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa, dan hanya dua variabel yang diteliti oleh penulis yaitu variabel Sistem Pelatihan Kewirausahaan serta variabel Latar Belakang dan Kemampuan Instruktur. Hal ini sangat memungkinkan untuk ditindaklanjuti (diteruskan) penelitian ini dengan melihat sudut pandang dari variabel yang lain yang sama sama akan mempengaruhi terhadap terbentuknya sikap dan motivasi kewirausahaan mahasiswa.


Dokumen yang terkait

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

0 8 33

Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Latar Belakang Keluarga Terhadap Motivasi Wirausaha Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

3 24 82

Studi Deskriptif Mengenai Sikap Terhadap Kewirausahaan Pada Mahasiswa Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universits "X" di Bandung.

0 1 89

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIVASI BERWIRAUSAHA, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 0 183

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 7

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 4

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 14