MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK LOKOMOTOR ANAK MELALUI STIMULASI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI : Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B-2 di TK Persis Tarogong Garut Tahun Ajaran 2013-2014.
Tahun Ajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh :
Wafy Wadhahi Mushalliyan 1007647
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
Tahun Ajaran 2013-2014)
Oleh
Wafy Wadhahi Mushalliyan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
©Wafy Wadhahi Mushalliyan 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
(3)
(4)
(5)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK LOKOMOTOR ANAK MELALUI STIMULASI PERMAINAN
TRADISIONAL LOMPAT TALI
(Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B-2 di TK Persis Tarogong Garut Tahun Ajaran 2013-2014)
Wafy Wadhahi Mushalliyan (1007647)
ABSTRAK
Kemampuan gerak dasar lokomotor anak TK Persis Tarogong Garut belum berkembang dengan optimal terlihat dalam melakukan gerakan-gerakan dasar seperti melompat dan berlari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah permainan tradisional lompat tali dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak. Dengan rumusan-rumusan masalah yang diangkat yaitu bagaimana kemampuan gerak lokomotor anak sebelum diberikan permainan tradisional lompat tali, implementasi yang dilakukan serta bagaimana kemampuan gerak lokomotor anak setelah diberi tindakan permainan tradisional lompat tali. Penelitian dilakukan di kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 15 anak. Dengan menggunakan metode kuantitatif kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus. Sebelum diberikan tindakan, kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 dari 10 indikator berada pada kemampuan cukup dan di bawah rata-rata, hanya pada indikator 1 (berlari di tempat) yang sudah menunjukan hasil yang baik (80%). Setelah diberikan tindakan permainan tradisional lompat tali, kenaikan pada setiap indikator menunjukan hasil yang baik, yaitu pada indikator 1(95,3%), 2(89%), 3(80%), 4(80%), 5(90%), 6(93,3%), 7(96,7%) dan 10(86,7%). Sebuah peningkatan yang memuaskan sebagai bukti bahwa permainan tradisional lompat tali dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak taman kanak-kanak. Penelitian ini selain bermanfaat bagi dunia keilmuan, juga akan memberi manfaat bagi perkembangan anak itu sendiri, bagi orang tua, serta bagi guru-guru dan dunia pendidikan anak usia dini.
(6)
DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGUJI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Penelitian ... B. Rumusan Masalah Penelitian ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Sistematika Penulisan ... BAB II MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK LOKOMOTOR
ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL
LOMPAT TALI... A. Konsep Perkembangan Motorik ...
1. Pengertian Perkembangan Motorik ... 2. Lingkup Perkembangan Motorik ... 3. Faktor Perkembangan Motorik ... 4. Ciri-Ciri Perkembangan Motorik Anak ... 5. Prinsip Perkembangan Motorik ...
i ii iii iv vi ix xi xii 1 1 4 5 5 6 8 8 8 9 9 10 13
(7)
B. Konsep Perkembangan Motorik Kasar... 1. Pengertian Perkembangan Motorik Kasar ... 2. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar ... 3. Fungsi Pengembangan Motorik Kasar ... C. Konsep Gerak Lokomotor...
1. Pengertian Gerak Lokomotor ... 2. Jenis-Jenis Gerak Lokomotor ... D. Hakikat Permainan...
1. Pengertian Permainan ... 2. Permainan Tradisional Lompat Tali ... E. Hubungan Gerak Lokomotor dengan Permainan
Tradisional Lompat Tali ... BAB III METODE PENELITIAN ...
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... B. Metode Penelitian ... C. Desain Penelitian ... D. Penjelasan Istilah ... E. Instrumen Penelitian ... F. Teknik Pengumpulan Data ... G. Analisis Data ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
A. Hasil Penelitian ... 1. Kondisi objektif kemampuan gerak lokomotor anak
kelompok B TK Persis Tarogong Garut sebelum
diberikan tindakan permainan tradisional lompat tali ... 2. Implementasi pelaksanaan permainan tradisional lompat
tali dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut ... 3. Kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis
16 16 17 18 18 18 19 21 21 26 29 31 31 31 32 36 37 41 50 52 52 52 60
(8)
Tarogong Garut setelah diberikan tindakan permainan
tradisional lompat tali ... B. Pembahasan Penelitian ...
1. Kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut sebelum diberikan tindakan permainan tradisional lompat tali... 2. Implementasi pelaksanaan permainan tradisional lompat tali
dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut... 3. Kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis
Tarogong Garut setelah diberikan tindakan permainan
tradisional lompat tali... BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...
A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
88 90
90
91
94 97 97 99 101
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Masa anak-anak dikenal sebagai masa bermain. Hampir sebagian waktunya mereka gunakan untuk bermain. Dengan bermain itulah anak tumbuh dan mengembangkan seluruh aspek sosial emosional, fisik, kognitif, bahasa, seni moral dan nilai-nilai agama (Mutiah,2010:91). Agar dapat merangsang seluruh aspek tersebut maka perlu kejelian seorang guru dalam memilih jenis-jenis permainan yang akan diberikan.
Fredrik Frobel (1782-1852), seorang ahli pendidikan anak di Jerman menyimpulkan bahwa “pendidikan anak usia dini merupakan landasan terpenting bagi perkembangan anak selanjutnya, dan menurut Frobel aktivitas bermain merupakan alat pendidikan yang menjadikan pusat dari seluruh kegiatan anak” (Sumantri,2005:1).
Permainan merupakan alat pendidikan bagi anak karena memberikan kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan. Dengan permainan memberikan kesempatan pelatihan untuk mengenal aturan-aturan (sebelum ke masyarakat), mematuhi norma-norma dan larangan-larangan, berlaku jujur, setia, dan lain sebagainya. Anak prasekolah berada pada masa lima tahun pertama yang disebut the golden age merupakan masa emas perkembangan anak. Anak pada usiatersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segalaaspek perkembangannya, termasuk perkembangan motoriknya. Artinyaperkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh (Sumantri, 2005:3).
Setiap anak ingin bergerak dan menggunakan fisiknya secara bebas dengan menggunakan anggota tubuhnya. Kegiatan merupakan kebutuhan setiap orang termasuk anak-anak, kegiatan dalam bentuk bermain bebas seperti, berjalan, berlari, melompat, merangkak, melempar, mendorong,
(10)
berayun, meluncur, meniti dan sebagainya sangat besar nilainya bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak (Montolalu, 2005:1.15). Dalam kegiatan ini seluruh tubuh anak aktif. Melalui latihan-latihan motorik kasar anak memperoleh keterampilan, penguasaan dan keseimbangan badan yang sangat diperlukan dalam tumbuh kembang selanjutnya (Sumantri, 2005:4).
Dasar-dasar keahlian ini dianggap sebagai fondasi pengembangan motorik kasar masa kanak-kanak, bila keterampilan, penguasaan gerakan serta keseimbangan badan meningkat, maka keseimbangan serta koordinasi tubuh juga akan meningkat. Pola-pola kombinasi ini diantaranya mengangkat satu kaki dengan seimbang, berlari sambil melompat serta aktivitas motorik yan membutuhkan keterampilan tertentu. Tujuan ini akan berhasil jika ditunjang oleh kemampuan guru dalam memilih alat atau metode pembelajaran yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Selain itu, tujuan pengembangan fisik motorik di Taman Kanak-kanak menurut kurikulum Taman Kanak-Kanak (Depdiknas, 2004:6) :
“Tujuan pengembangan Fisik motorik di Taman kanak-kanak adalah untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan, mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil”.
Sesuai dengan tujuan pengembangan fisik motorik tersebut, maka anak usia Taman Kanak-kanak harus diberi latihan gerakan-gerakan dasar yang membantu perkembangan fisiknya.Aktivitas motorik kasar adalah keterampilan gerak atau gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya. Keterampilan motorik kasar meliputi pola lokomotor (gerakan yang menyebabkan perpindahan tempat) seperti berjalan, berlari, menendang, naik-turun tangga, melompat , meloncat, dan sebagainya (Rahyubi, 2012).
Taman Kanak-Kanak (TK) Persis Tarogong Garut merupakan Taman Kanak-Kanak yang menjadi tujuan penelitian penulis. Model pembelajaran yang digunakan di Taman Kanak-KanakPersis Tarogong dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar, berdasarkan pengamatan yang
(11)
penulis lakukan lebih dikenalkan dengan kegiatan bermain. Akan tetapi, keterbatasan guru dalam mengemas permainan masih terlihat seadanya, sehingga aktivitas bermain dalam mengolah kemampuan gerak lokomotor anak masih belum optimal.
Berdasarkan hasil observasi di TK Persis Tarogong Garut, pada waktu kegiatan pembelajaran dalam rangka melatih kemampuan gerak lokomotor anak masih rendah, terutama dalam melakukan kegiatan gerakan-gerakan kaki seperti melompat kedepan dan kebelakang. Sebagian besar anak terlihat kurang seimbang dalam melompat dengan satu kaki dan dua kaki, permainan lingkaran besar dan lingkarang kecil sambil berlari, serta pada waktu mengikuti permainan dan kegiatan olah raga dengan aturan, anak-anak terlihat kurang lincah dan kurang tertarik.Hal ini dibuktikan ketika sebagian anak hanya memandangi teman sejawatnya bermain, ada juga anak yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri tanpa mau bergabung bersama teman dan ibu guru.
Kinerja para guru waktu proses pembelajaran juga masih rendah, terbukti metode pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi, padahal banyak kegiatan dan permainan untuk mengembangkan keterampilan gerak lokomotor anak, dimana kegiatan tersebut menggunakan gerakan-gerakan bagian tubuh dengan tangkas dan tegas. Permainan yang digunakan misalnya permainan tradisional.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis sengaja mengangkat penelitian melalui permainan tradisional yang akan disajikan. Sebagai bagian dari sejarah indonesia, permainan tradisional sangat membantu mengembangkan kemampuan fisik anak, karena permainan yang disajikan sarat dengan kegiatan fisik motorik anak.
Lompat tali merupakan permainan tradisional yang pernah populer di kalangan anak-anak tahun 70-an hingga 80-an. Permainan lompat tali ini menjadi permainan favorit saat main di sekolah atau dirumah, biasanya tali yang digunakan untuk permainan lompat tali ini dibuat dari karet.Dengan bermain lompat tali motorik kasar akan terstimulasi. Secara fisik hal itu akan
(12)
membuat anak menjadi lebih terampil karena mempelajari cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memerlukan keterampilan tersendiri. Lama-kelamaan tumbuh menjadi anak yang cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat, tangkas serta terlatih.
Dalam pelaksanaan penelitian nanti, penulis akan menyajikan permainan tradisional lompat tali sesuai dengan kemampuan anak TK, yakni hanya melompat sampai pada lutut anak dengan berbagai variasi gerak melompat. Seperti: melompat dengan dua kaki secara bersamaan, melompat dengan satu kaki, melompat melewati tali atau karet yang digerakan seperti ular, serta gerakan melompat dengan posisi badan menyamping. Selain itu permainan juga akan disajikan melalui permainan kompetisi, sehingga anak akan merasa tertantang untuk menunjukan kemampuannya sampai ia bisa. Sehingga permainan yang disajikan akan lebih menarik dan akan menjadi salah satu alternatif permainan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak.
Mengatasi masalah diatas, maka penulis mencoba mencari alternatif penyelesaian yaitu melalui kegiatan permainan tradisional lompat tali,anak dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotornya. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik menyusun skripsi dengan judul :“Meningkatkan Kemampuan Gerak Lokomotor Anak melalui Stimulasi Permainan Tradisional Lompat Tali”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas menunjukan perlu adanya upaya dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :”Apakah Permainan Tradisional Lompat Tali dapat membantu Menstimulasi Kemampuan Gerak Lokomotor pada anak TK Kelompok B TK Persis Tarogong Garut?”
(13)
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut sebelum diberikan permainan tradisional lompat tali?
2. Bagaimana implementasi permainan tradisional lompat tali yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut setelah diberikan permainan tradisional lompat tali?
C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional lompat tali dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut.
Tujuan dari penelitian tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi objektif kemampuan gerak lokomotor yang dimiliki anak di TK Persis Tarogong Garut sebelum diberikan permainan tradisional lompat tali
2. Mengetahui implementasi permainan tradisional lompat tali yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut
3. Mengetahui peningkatan kemampuan gerak lokomotor anak di TK Persis Tarogong Garut setelah diberikan permainan tradisional lompat tali
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama dalam rangka pengembangan ilmu, peningkatan mutu pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis:
(14)
a. Kemampuan gerak lokomotor anak di Taman Kanak-kanak Persis Garut sebelum dan setelah diberikan permainan tradisional lompat tali.
b. Implementasi permainan tradisional lompat tali dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak di Taman Kanak-kanak Persis Garut.
2. Secara Praktis: a. Untuk anak
Membantu menstimulasi perkembangan motoriknya dalam hal kemampuan gerak lokomotor anak serta mengenalkan anak terhadap permainan tradisional lompat tali.
b. Untuk sekolah dan guru.
Meningkatkan peran sekolah dan guru dalam meningkatkan kemampuan motorik anak dalam hal menstimulasi kemampuan gerak lokomotor anak dengan cara yang menyenangkan melalui bermain.
c. Untuk orang tua
Membantu orang tua agar lebih memahami perkembangan gerak lokomotor anak yang bisa distimulasi melalui permainan tradisional lompat tali.
d. Untuk peneliti
Mendapatkan pengetahuan mengenai ada tidaknya pengaruh permainan tradisional lompat tali terhadap perkembangan gerak lokomotor anak usia dini serta mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana cara melakukan penelitian tindakan kelas.
E. Sistematika Penulisan
Secara lebih rinci apa yang dibahas dalam skripsi ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
(15)
Pada Bab I, Pendahuluan. Diuraikan dalam latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Pada Bab II, Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Berisi tentang kajian teori kemampuan motorik anak usia dini serta hal-hal lain penunjang teori yang bersangkutan dengan kemampuan gerak lokomotor anak usia dini.
Pada Bab III, Metode Penelitian. Diuraikan mengenai metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), setting penelitian (lokasi, subjek dan instrumen penelitian), teknik pengumpulan data serta langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data hasil penelitian.
Pada Bab IV, Hasil Penelitian. Berisi hasil penelitian yang diuraikan secara terperinci dari mulai perencanaan, implementasi tindakan dan refleksi masing- masing siklus, yaitu siklus I dan siklus II
Bab V, Kesimpulan. Berisi mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan.
(16)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
Lokasi Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK PERSIS Tarogong Garut, yang beralamat di jalan Terusan Pembangunan no.4 RT 01 RW 04 Kp. Rancabogo Desa. Pataruman Kec. Tarogong Kidul Kab. Garut. Karena peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas khususnya dalam mencermati berbagai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Hal tersebut selaras dengan tujuan penelitian tindakan kelas diantaranya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Adapun Subjek dari penelitian ini adalah anak-anak TKPersis Tarogong Garut, kelompok B2 tahun ajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 15 orang, yang terdiri dari 8 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemampuan gerak lokomotor anak usia 5-6 di TK Persis Tarogong Garut melalui stimulasi permainan tradisional lompat tali. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, terdapat masalah dalam pengembangan kemampuan gerak lokomotor anak. Diantaranya yaitu kegiatan bermain dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak lokomotor masih menyajikan permainan yang kurang variatif dan tidak terfokus pada peningkatan kemampuan gerak lokomotor, sehingga masih ada sebagian anak yang kemampuan gerak lokomotornya membutuhkan latihan, juga masih adanya anak yang enggan untuk mengikuti kegiatan motorik kasar.
Berkaitan dengan hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK),dengan berdasarkan pada hal-hal berikut :
(17)
PTK memiliki pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran, PTK dilakukan secara partisipatif sehingga dapat meningkatkan praktek kegiatan mengajar guru di kelasnya. Metode ini dapat membantu mengatasi persoalan yang dihadapi.
Kususmah (2010:9) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara : (1) merancang, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaboratif yang mengacu pada salah satu prinsip PTK (Arikunto:2010) yaitu penelitian yang melibatkan guru kelas dalam proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas sampai pada penyusunan laporan hasil penelitian.
.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini mengacu pada prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahapan yang terdapat dalam siklus-siklus kegiatan. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah model dari Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya saja, komponen acting (tindakan) dengan obderving (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan (Kusumah, 2010:20).
(18)
Berikut gambaran siklus tindakan pada penelitian ini :
Bagan 3.1
Model PTK Kemmis dan Teggard (Wijaya Kusumah, 2010:21)
Berdasarkan bagan di atas, siklus ini akan dilaksanakan secara terus menerus sampai peneliti menemukan solusi yang bisa mengubah pembelajaran ke arah yang lebih baik sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki dan terselesaikan secara optimal. Selain itu, dengan siklus seperti ini peneliti juga akan memperoleh alternatif jalan keluar untuk
(19)
menentukan rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada tindakan berikutnya. Untuk lebih jelas siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan diawali dengan pendahuluan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran gerak lokomotor. Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti dan guru, yaitu peneliti bekerja sama dengan guru untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan, mempersiapkan skenario pembelajaran gerak lokomotor melalui permainan tradisional lompat tali. Membuat perangkat dan instrumen penelitian berupa kisi-kisi instrumen dan format observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas para siswa dalam melakukan kegiatan permainan tradisional lompat tali untuk meningkatkan gerak lokomotor anak kelompok B2 di TK Persis Tarogong Garut.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran gerak lokomotor, peneliti berperan sebagai observer bekerja sama dengan guru kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut sebagai pengajar. Guru yang menjadi mitra peneliti terlebih dahulu diberi pemahaman tentang pelaksanaan permainan tradisional lompat tali untuk meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak sehingga pelaksanaannya bisa berjalan dengan lancar dan sesuai rencana. Tujuan pembagian tugas ini yaitu agar peneliti lebih fokus pada kegiatan observasi pembelajaran gerak lokomotor anak.
Langkah-langkah pelaksanaan dimulai dari kegiatan pendahuluan yaitu guru menyiapkan alat dan media yang diperlukan dalam pelaksanaan permainan tradisional lompat tali, kemudian mengkomunikasikan tema dan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak. Selanjutnya kegiatan inti, guru mengkondisikan anak agar dapat mengikuti kegiatan permainan tradisional lompat tali, kemudian
(20)
melakukan pemanasan bersama anak-anak, memberi contoh dan penjelasan tentang permainan lompat tali dan membagi anak dalam dua kelompok besar. Selama permainan lompat tali berlangsung, peneliti mengobservasi aktivitas anak. Kegiatan akhir adalah kegiatan penutup, pada tahapan ini guru melakukan tanya jawab seputar permainan pembelajaran yang telah dilakukan dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti permainan lompat tali.
3. Tahap Pengamatan
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan tindakan ini dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang telah di tetapkan yaitu berupa format observasi, sehingga diperoleh seperangkat data tentang pelaksanaan tindakan, kendala-kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang ada berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak melalui permainan tradisional lompat tali yang telah direncanakan kemudian dilaksanakan.
4. Tahap Refleksi
Tahap ini merupakan bagian yang sangat penting untuk dilaksanakan, karena hasil analisis data dari lapangan hari ini dapat memberikan arah bagi perbaikan pada siklus selanjutnya. Sebagaimana diungkapkan oleh Hopkins (Arikunto:28) refleksi dalam penelitian ini mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi menggambarkan seluruh tindakan pembelajaran sehingga melalui refleksi dapat dilihat kesesuaian atau tidaknya pelaksanaan tindakan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Kekurangan-kekurangan dari kegiatan yang telah
(21)
dilaksanakan dapat diperbaiki sedangkan keunggulannya dapat dipertahankan.
Kegiatan penelitian diatas dilaksanakan sampai perencanaan pembelajaran berhasil secara maksimal atau terjadi perubahan yang signifikan dalam permainan tradisional lompat tali untuk meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak.
B. Penjelasan Istilah
Untuk memperjelas arah penelitian dan juga kemungkinan salah tafsir, maka perlu adanya penjelasan istilah terhadap beberapa istilah penting yang dipergunakan, yaitu :
1. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori, Sumantri (2005:99), dan (Sujiono:2009) yaitu:
a. Gerak Non lokomotor
Suatu gerakan yang tidak menyebabkan pelakunya berpindah tempat, seperti menekuk, membengkokan badan, membungkuk, menarik, mendorong, meregang, memutar, mengayun, memilin, mengangkat, merentang, merendahkan tubuh, dll.
b. Gerak Lokomotor
Gerakan yang menyebabkan terjadinya perpindahan tempat atau keterampilan yang digunakan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lainnya. Yang termasuk ke dalam gerakan ini adalah berjalan, berlari, melompat, hop, berderap, skip, slide, dan sebagainya.
c. Gerak Manipulatif
Dikembangkan ketika anak menguasai macam-macam obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh juga dapat digunakan. Manipulasi obyek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata-kaki dan mata-tangan, yang mana cukup penting untuk: berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari: gerakan
(22)
mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan menerima (menangkap) obyek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat bantalan karet (bola medisin) atau macam: bola yang lain, dan gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola.
2. Permainan tradisional lompat tali dalam penelitian ini adalah permainan tradisional yang dilakukan dengan cara melompati rintangan berupa tali yang menggunakan media karet gelang yang sudah di kepang sepanjang 2 meter dengan berbagai variasi gerakan. Tujuan dari kegiatan permainan tradisional lompat tali ini adalah untuk meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.
(23)
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Peningkatan Kemampuan Gerak Lokomotor Anak melalui Stimulasi
Permainan Tradisional Lompat Tali
Variabel Aspek Indikator
Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Kemampuan Gerak Lokomotor
1. Berlari a. Berlari di tempat b. Berlari dengan cepat c. Berlari dengan
menyamping d. Berlari sambil
melompat dengan seimbang tanpa jatuh e. Berlari dengan
rintangan melewati tali
Observasi Anak
2. Melompat a. Melompat dari karet setimggi 20-30 cm b. Melompat dengan dua
kaki dengan seimbang c. Melompat dengan satu
kaki tanpa jatuh d. Melompat dengan
posisi badan menyamping tanpa menyentuh tali karet e. Melompat melewati
tali karet yang digerakan seperti ular
Observasi Anak
Sumber : Sujiono (2009), Sumantri (2005:99),Standar Paud Formal dan Non Formal (Permen No 58, 2009:13)
(24)
Keterangan :
Nilai baik (B) = Apabila anak mampu melakukan semua permainan dengan baik tanpa bantuan guru.
Nilai cukup (C) = Apabila anak mampu melakukan semua permainan dengan bimbingan guru.
Nilai kurang (K) = Apabila anak tidak mampu melakukan permainan yang dimaksud dan masih memerlukan stimulasi.
Tabel 3.2
Instrumen Aktivitas Guru dalam Kegiatan Permainan Tradisional Lompat Tali
Tahapan Kegiatan
Teknik Pengumpul Data
Sumber Data 1. Kegiatan
Persiapan
a. Menyiapkan alat dan
media yang
diperlukan dalam
pelaksanaan
permainan tradisional lompat tali
b. Mengkomunikasikan tema dan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak
c. Menyampaikan aturan permainan
d. Menyiapkan anak
dalam mengikuti
permainan tradisional lompat tali dengan membagi kelompok
Observasi dan dokumentasi
Guru
2. Kegiatan Pelaksanaan
a. Mengarahkan anak
dalam kegiatan
Observasi dan dokumentasi
(25)
permainan tradisional lompat tali
b. Melakukan
pemanasan dan
pelemasan otot c. Memberikan contoh
dan memperagakan permainan tradisional lompat tali
d. Membimbing anak
dalam permainan
tradisional lompat tali e. Memberikan
dorongan atau
motivasi kepada anak agar dapat mengikuti permainan tradisional lompat tali
f. Mengobservasi anak
selama kegiatan
tradisional lompat tali 3. Kegiatan
Penutup
a. Melakukan tanya
jawab seputar
kegiatan permainan tradisional lompat tali
yang telah
dilaksanakan b. Memberikan
kesempatan kepada
anak untuk
mengemukakan pendapatnya selama mengikuti permainan
Observasi dan dokumentasi
(26)
tradisional lompat tali c. Pemberian reward
kepada semua anak.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan menurut (Wiriatmadja, 2008) “Teknik pengumpulan data yang pertama-tama digunakan pada umumnya ialah wawancara, kemudian observasi, pengumpulan dokumen dan sebagainya:. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan berbagai teknik pengumpulan data penelitian yang relevan dengan teknik tersebut. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1. Wawancara
Menurut Kartono (1996:187) wawancara adalah percakapan atau Tanya jawab antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk memperoleh informasi faktual, menaksir dan menilai kepribadian individu atau tujuan terapeutis.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara Arikunto (20010:270) adalah:
a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.
Menurut Sugiono (2010:328) terdapat alat wawancara yaitu: a. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat percakapan dengan
sumber data.
b. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.
c. Kamera: berfungsi untuk memotret jika peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informasi atau sumber data.
(27)
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara Guru Tentang Kondisi Awal Sebelum Tindakan Nama Guru :
Kelas :
Nama TK :
Hari/Tanggal :
No Variabel Pertanyaan Jawaban
1. Meningkatkan Gerak Lokomotor
Anak melalui
Stimulasi Permainan
Tradisional Lompat Tali
1. Menurut ibu apa yang
dimaksud dengan kemampuan gerak lokomotor anak? 2. Indikator apa saja yang bisa
membantu meningkatkan
gerak lokomotor anak dalam kurikulum yang digunakan sekolah?
3. Menurut ibu pembelajaran apa yang paling tepat dalam
meningkatkan gerak
lokomotor anak?
4. Menurut ibu apakah strategi yang digunakan selama ini
sudah tepat dalam
meningkatkan gerak
lokomotor anak?
5. Sudah tercapaikah tujuan ibu dengan menggunakan strategi yang ibu gunakan selama ini?
6. Menurut ibu apakah
pembelajaran melalui
permainan dapat
(28)
gerak lokomotor anak?
7. Menurut ibu apakah
permainan tradisional lompat tali dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak?
(29)
Tabel 3.4
Pedoman Wawancara Guru Tentang Kondisi Setelah Tindakan Nama Guru :
Kelas :
Nama TK :
Hari/Tanggal :
No Variabel Pertanyaan Jawaban
1. Meningkatkan Gerak Lokomotor Anak melalui Stimulasi Permainan Tradisional Lompat Tali
1. Pernahkah ibu memberikan pembelajaran dalam rangka
meningkatkan gerak
lokomotor anak dengan
menerapkan permainan
tradisional lompat tali sebelumnya?
2. Bagaimana tanggapan ibu terhadap pembelajaran
dalam rangka
meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak
dengan menerapkan
permainan tradisional lompat tali?
3. Menurut ibu adakah
kendala-kendala yang
dihadapi dalam
pembelajaran dengan
menerapkan permainan
tradisional lompat tali yang telah dilakukan?
4. Menurut ibu adakah
(30)
pembelajran dengan
menerapkan permainan
tradisional lompat tali? 5. Bagaimana pendapat ibu
adakah peningkatan
terhadap kemampuan gerak lokomotor anak dengan permainan tradisional lompat tali?
(31)
2. Observasi
Menurut Arikunto (2010:265) mengatakan bahwa observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur terstandar. Sedangkan Nasution (Sugiono 2010:313) terdapat manfaat observasi yaitu:
a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial sehingga akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif sehingga tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
c. Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khusunya orang yang berada dalam
lingkungan itu karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
d. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan mana lembaga.
e. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif
f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti
(32)
Tabel 3.5
Pedoman Observasi Guru pada Kegiatan Permainan Tradisional Lompat Tali
Nama Guru :
Kelas :
Nama TK :
Hari/Tanggal :
Berilah tanda ceklist ( ) pada proses pembelajaran yang diamati!
No Kegiatan Ya Tidak Keterangan
1. Guru menyiapkan alat dan media yang diperlukan dalam pelaksanaan permainan tradisional lompat tali
2. Guru mengkomunikasikan tema dan
kegiatan yang akan dilakukan oleh anak 3. Guru menyampaikan aturan permainan
tradisional lompat tali
4. Guru membagi kelompok anak dalam permainan tradisional lompat tali
5. Guru mengarahkan anak dalam kegiatan permainan tradisional lompat tali
6. Guru melakukan pemanasan dan pelemasan otot sebelum permainan
7. Guru memberikan contoh dan
memperagakan permainan tradisional lompat tali
8. Guru membimbing anak dalam permainan tradisional lompat tali
9. Guru memberikan dorongan atau motivasi kepada anak agar dapat mengikuti permainan tradisional lompat tali
10. Guru mengobservasi anak selama kegiatan tradisional lompat tali
(33)
11. Guru melakukan tanya jawab seputar kegiatan permainan tradisional lompat tali yang telah dilaksanakan
12. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti permainan tradisional lompat tali
13. Guru memberikan reward kepada semua anak
Observer
(34)
Tabel 3.6
Pedoman Observasi Anak Selama Kegiatan Pembelajaran
Nama Anak :
Nama TK :
Kelas :
Hari/Tanggal :
No Indikator Penilaian Anak Ket
B C K
1. Anak dapat berlari di tempat 2. Anak dapat berlari dengan cepat 3. Anak dapat berlari dengan menyamping
4. Anak dapat berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh 5. Anak dapat berlari dengan rintangan melewati tali
6. Anak dapat melompat dari karet setinggi 20-30 cm 7. Anak dapat melompat dengan dua kaki dengan seimbang 8. Anak dapat melompat dengan satu kaki tanpa jatuh
9. Anak dapat melompat dengan posisi badan menyamping tanpa menyentuh tali karet
10. Anak dapat melompat melewati tali karet yang digerakan seperti ular
Keterangan :
Nilai baik (B) = Apabila anak mampu melakukan semua permainan denga baiktanpa bantuan guru.
Nilai cukup (C) = Apabila anak mampu melakukan semua permainan dengan bimbingan guru.
Nilai kurang (K) = Apabila anak tidak mampu melakukan permainan yang dimaksud dan masih memerlukan stimulasi.
Observer
(35)
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:274) dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Dalam hal ini yang dilakukan oleh penulis adalah memotret keadaan di lapangan Tk Persis Tarogong Garut kelompok B2 dan mencatat seluruh kejadian mulai dari awal hingga akhir.
E. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini pada dasarnya menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dianalisis kedalam bentuk deskriptif dan disertai dengan tabel dan grafik. Secara ringkas data pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara menyimpulkan berbagain informasi yang didapat dari hasil observasi dan catatan lapangan serta studi dokumentasi dalam bentuk deskriptif, serta dipresentasikan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis yang dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir pemberian tindakan.
Menurut Patton (Wiriatmadja, 2008) Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif sederhana yakni dengan presentase (%), dan data kualitatif dianalisis dengan membuat penilaian (kategori).
Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menurut Huberman (1984) dalam Sugiono (2010:91) melalui beberapa tahapan yaitu reduksi data, display data, serta verifikasi dan kesimpulan.
(36)
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting dan membuang yang tidak perlu. Keseluruhan rangkuman data yang berupa hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi mengenai upaya meningkatkan kemampuan gerak lokomotor dengan permainan tradisional lompat tali dikelompokan berdasarkan permasalahan yang diteliti.
2. Display data
Setelah data direkduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam bentuk deskripsi dengan teks yang bersifat naratif, juga dapat berupa table, bagan maupun grafik. Hal ini untuk memudahkan peneliti membaca data yang diperoleh.
3. Verifikasi dan kesimpulan
Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
(37)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan pada deskripsi dan analisis yang telah peneliti uraikan pada bab sebelumnya, maka berikut ini merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebanyak dua siklus dan secara keseluruhan hasilnya menunjukan adanya peningkatan kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut melalui stimulasi permainan tradisional lompat tali. Adapun kesimpulan secara khusus dari penelitian ini adalah :
1. Kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut sebelum dilakukan pembelajaran dengan stimulasi permainan tradisional lompat tali masih rendah, hal ini terlihat dari beberapa indikator tingkat pencapaian kemampuan gerak lokomotor pada beberapa indikator masih menunjukan hasil di bawah rata-rata.
2. Implementasi permainan tradisional lompat tali dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut dilaksanakan melalaui dua siklus. Dalam siklus satu dilaksanakan dua tindakan permainan yang disesuaikan dengan jumlah indikator yang akan dikembangkan begitupun pada waktu siklus dua dengan dua tindakan yang sama. Adapun indikator yang akan dikembangkan yakni, (a) berlari di tempat, (b) berlari dengan cepat, (c) berlari dengan menyamping, (d) berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh, (e) berlari dengan rintangan melewati tali, (f) melompat dari karet setinggi 20-30 cm, (g) melompat dengan dua kaki dengan seimbang, (h) melompat dengan satu kaki tanpa jatuh, (i) melompat dengan posisi badan menyamping tanpa menyentuh tali karet, (j) melompat melewati tali karet yang digerakan seperti ular. Alat yang digunakan dalam
(38)
permainan lompat tali adalah karet gelang yang diuntai menjadi tali yang panjang. Selain menyediakan media yang akan digunakan, peneliti juga memberikan penjelasan kepada guru kelas mengenai cara, langkah-langkah permainan yang terangkum dalam rencana kegiatan harian guna menunjang kelancaran proses implementasi permainan tradisional lompat tali. Peneliti melakukan refleksi melalui diskusi dengan guru kelompok B2 mengenai pencapaian kemampuan gerak lokomotor amak. Permainan tradisional lompat tali telah berhasil dan memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak.
3. Setelah distimulasi dengan permainan tradisional lompat tali, kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut mengalami peningkatan. Peningkatan itu berupa kemampuan berlari dan melompat dengan berbagai variasi gerakan yang semula tidak bisa menjadi bisa walaupun dengan bantuan, atau yang tadinya masih memerlukan bimbingan sekarang sudah bisa secara mandiri. Peneliti juga melihat antusiasme anak-anak dalam permainan tradisional lompat tali, sehingga pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anakmenjadi sangat menyenangkan. Dari hasil pengukuran sebelum diberi tindakan permainan tradisional lompat tali rata-rata kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 pada masing-masing indikator berada pada kemampuan cukup dan di bawah rata-rata, hanya pada indikator 1 (berlari di tempat) yang sudah menunjukan hasil baik (80%). Setelah diberikan tindakan permainan tradisional lompat tali, hampir kenaikan pada masing-masing indikator menunjukan hasil yang baik, yaitu pada indikator 1,2,3,4,5,6,7 dan 10. Sebuah peningkatan yang cukup memuaskan sebagai bukti bahwa permainan tradisional lompat tali dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak taman kanak-kanak.
(39)
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian mengenai meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak melalui stimulasi permainan tradisional di Taman Kanak-kanak, berikut saran-saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait.
1. Bagi Lembaga yang Bersangkutan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membri manfaat kepada lembaga pendidikan yaitu TK Persis Tarogong Garut. Dalam hal ini, pihak sekolah atau guru yang bersangkutan dapat menjadikan aktivitas jasmani menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, salah satunya pengemasan permainan tradisional lompat tali yang bisa membantu meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak.
2. Bagi Guru Pendidikan Anak Usia Dini
a. Guru hendaknya selalu mengajak anak untuk melakukan banyak permainan agar anak dapat terlatih kemampuan gerak lokomotornya. b. Guru diharaphan dapat mnstimulasi perkembangan kemampuan
gerak lokomor anak melalui pembelajaran yang menyenangkan dan selalu memberikan kesempatan bagi anak untuk aktif dalam aktivitas bermain, salah satunya yaitu dengan permainan tradisional lompat tali yang diberikan secara rutin dengan berbagai variasi gerakan yang berbeda setiap kegiatannya.
c. Guru diharapkan dapat menggunakan dan memilih metode yang bervariatif dalam rangka menstimulasi kemampuan anak khususnya kemampuan gerak lokomotor.
d. Guru hendaknya dapat memilih media yang tepat, aman dan mudah saat digunakan anak, salah satunya dengan menggunakan tali karet yang sangat disenangi oleh anak, dan membuat anak tertarik pada pembelajaran.
(40)
3. Bagi Orang Tua
a. Orangtua hendaknya menyediakan fasilitas bagi anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan gerak lokomotor anak.
b. Orangtua hendaknya membuat berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak dengan tujuan untuk menyeimbangkan kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif dengan lokomotor anak.
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mengingat masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyajian skripsi ini, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi terhadap penerapan permainan tradisional lainnya dalam membantu meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menindak lanjuti hasil penelitian ini dengan mengkaji lebih jauh lagi dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak agar bisa lebih optimal lagi.
(41)
DAFTRA PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Aisyah, Siti, dkk. (2009). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Chayatie N, Afifah. (2010). 112 Game untuk Training& Out Bond. Yogyakarta: Kata Hati.
Departemen Pendidikan Nasional (2004). Kurikulum Standar Kompetensi. Jakarta : Depdiknas
Djawad, D. M. (2000). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: RemajaRosdakarya.
Eka, I. R. (2005). Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Faruq M M. (2007). 100 Permainan Kecerdasan Kinestetik. Jakarta: Grasindo. Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Husna, M. A. (2009). 100+ Permainan Tradisional Indonesia. Yogyakarta: Andi Ismail, A. (2006). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media.
Juntika, A. N. & Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: Refika Aditama.
Kartono. (1996). MetodePenelitian Kualitatif. Jakarta: Rosdakarya.
Kusumah, W. & Dwitagama, D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Indeks.
Mariyana, R., Nugraha, A. & Rachmawati, Y. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Montolalu, B.E.F. (2005). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Muliawan J, Ungguh. (2009). Tips Jitu Memilih Mainan Positif dan Kreatif untuk Anak Anda. Yogyakarta: Diva Press.
(42)
Mutiah, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Rahyubi, H. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik . Bandung: Nusa Media.
Santrock, Jhon W. (1983). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Saputra, Yudha M dan Rudyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif
UntukMeningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Departemen
PendidikanNasional.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y.N (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Indeks Solehuddin, M (2000). Konsep Dasar Pendidikan Anak Prasekolah. Bandung :FIP
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sujiono, B. (2005). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sumantri, MS. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia
Dini.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Suyadi. 2010. Psikologi BelajarPendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta:Pedagogia.
Syamsu, Y. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan remaja. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Wardhani, I. & Wihardit, K. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiriatmadja, R (2008). Metode Penelitian Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya Yamin, M. & Sabri, S. J. (2010). Panduan Pendidikan Anak Usia Dini.
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada deskripsi dan analisis yang telah peneliti uraikan pada bab sebelumnya, maka berikut ini merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebanyak dua siklus dan secara keseluruhan hasilnya
menunjukan adanya peningkatan kemampuan gerak lokomotor anak
kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut melalui stimulasi permainan tradisional lompat tali. Adapun kesimpulan secara khusus dari penelitian ini adalah :
1. Kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut sebelum dilakukan pembelajaran dengan stimulasi permainan tradisional lompat tali masih rendah, hal ini terlihat dari beberapa indikator tingkat pencapaian kemampuan gerak lokomotor pada beberapa indikator masih menunjukan hasil di bawah rata-rata.
2. Implementasi permainan tradisional lompat tali dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut dilaksanakan melalaui dua siklus. Dalam siklus satu dilaksanakan dua tindakan permainan yang disesuaikan dengan jumlah indikator yang akan dikembangkan begitupun pada waktu siklus dua dengan dua tindakan yang sama. Adapun indikator yang akan dikembangkan yakni, (a) berlari di tempat, (b) berlari dengan cepat, (c) berlari dengan menyamping, (d) berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh, (e) berlari dengan rintangan melewati tali, (f) melompat dari karet setinggi 20-30 cm, (g) melompat dengan dua kaki dengan seimbang, (h) melompat dengan satu kaki tanpa jatuh, (i) melompat dengan posisi
(2)
permainan lompat tali adalah karet gelang yang diuntai menjadi tali yang panjang. Selain menyediakan media yang akan digunakan, peneliti juga memberikan penjelasan kepada guru kelas mengenai cara, langkah-langkah permainan yang terangkum dalam rencana kegiatan harian guna menunjang kelancaran proses implementasi permainan tradisional lompat tali. Peneliti melakukan refleksi melalui diskusi dengan guru kelompok B2 mengenai pencapaian kemampuan gerak lokomotor amak. Permainan tradisional lompat tali telah berhasil dan memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak.
3. Setelah distimulasi dengan permainan tradisional lompat tali, kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 TK Persis Tarogong Garut mengalami peningkatan. Peningkatan itu berupa kemampuan berlari dan melompat dengan berbagai variasi gerakan yang semula tidak bisa menjadi bisa walaupun dengan bantuan, atau yang tadinya masih memerlukan bimbingan sekarang sudah bisa secara mandiri. Peneliti juga melihat antusiasme anak-anak dalam permainan tradisional lompat tali, sehingga pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anakmenjadi sangat menyenangkan. Dari hasil pengukuran sebelum diberi tindakan permainan tradisional lompat tali rata-rata kemampuan gerak lokomotor anak kelompok B2 pada masing-masing indikator berada pada kemampuan cukup dan di bawah rata-rata, hanya pada indikator 1 (berlari di tempat) yang sudah menunjukan hasil baik (80%). Setelah diberikan tindakan permainan tradisional lompat tali, hampir kenaikan pada masing-masing indikator menunjukan hasil yang baik, yaitu pada indikator 1,2,3,4,5,6,7 dan 10. Sebuah peningkatan yang cukup memuaskan sebagai bukti bahwa permainan tradisional lompat tali dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak taman kanak-kanak.
(3)
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian mengenai
meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak melalui stimulasi
permainan tradisional di Taman Kanak-kanak, berikut saran-saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait.
1. Bagi Lembaga yang Bersangkutan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membri manfaat kepada lembaga pendidikan yaitu TK Persis Tarogong Garut. Dalam hal ini, pihak sekolah atau guru yang bersangkutan dapat menjadikan aktivitas jasmani menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, salah satunya pengemasan permainan tradisional lompat tali yang bisa membantu meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak.
2. Bagi Guru Pendidikan Anak Usia Dini
a. Guru hendaknya selalu mengajak anak untuk melakukan banyak permainan agar anak dapat terlatih kemampuan gerak lokomotornya. b. Guru diharaphan dapat mnstimulasi perkembangan kemampuan
gerak lokomor anak melalui pembelajaran yang menyenangkan dan selalu memberikan kesempatan bagi anak untuk aktif dalam aktivitas bermain, salah satunya yaitu dengan permainan tradisional lompat tali yang diberikan secara rutin dengan berbagai variasi gerakan yang berbeda setiap kegiatannya.
c. Guru diharapkan dapat menggunakan dan memilih metode yang bervariatif dalam rangka menstimulasi kemampuan anak khususnya kemampuan gerak lokomotor.
d. Guru hendaknya dapat memilih media yang tepat, aman dan mudah saat digunakan anak, salah satunya dengan menggunakan tali karet yang sangat disenangi oleh anak, dan membuat anak tertarik pada
(4)
3. Bagi Orang Tua
a. Orangtua hendaknya menyediakan fasilitas bagi anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan gerak lokomotor anak.
b. Orangtua hendaknya membuat berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak dengan tujuan
untuk menyeimbangkan kegiatan yang berhubungan dengan
perkembangan kognitif dengan lokomotor anak.
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mengingat masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penyajian skripsi ini, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi terhadap penerapan
permainan tradisional lainnya dalam membantu meningkatkan
kemampuan gerak lokomotor anak. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menindak lanjuti hasil penelitian ini dengan mengkaji lebih jauh lagi dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak lokomotor anak agar bisa lebih optimal lagi.
(5)
DAFTRA PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Aisyah, Siti, dkk. (2009). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Chayatie N, Afifah. (2010). 112 Game untuk Training& Out Bond. Yogyakarta: Kata Hati.
Departemen Pendidikan Nasional (2004). Kurikulum Standar Kompetensi. Jakarta : Depdiknas
Djawad, D. M. (2000). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: RemajaRosdakarya.
Eka, I. R. (2005). Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Faruq M M. (2007). 100 Permainan Kecerdasan Kinestetik. Jakarta: Grasindo. Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Husna, M. A. (2009). 100+ Permainan Tradisional Indonesia. Yogyakarta: Andi Ismail, A. (2006). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media.
Juntika, A. N. & Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: Refika Aditama.
Kartono. (1996). MetodePenelitian Kualitatif. Jakarta: Rosdakarya.
Kusumah, W. & Dwitagama, D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Indeks.
Mariyana, R., Nugraha, A. & Rachmawati, Y. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Montolalu, B.E.F. (2005). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
(6)
Wafy Wadhahi Mushalliyan, 2014
Mutiah, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Rahyubi, H. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik . Bandung: Nusa Media.
Santrock, Jhon W. (1983). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Saputra, Yudha M dan Rudyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif
UntukMeningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Departemen
PendidikanNasional.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y.N (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Indeks Solehuddin, M (2000). Konsep Dasar Pendidikan Anak Prasekolah. Bandung :FIP
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sujiono, B. (2005). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sumantri, MS. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia
Dini.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Suyadi. 2010. Psikologi BelajarPendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta:Pedagogia.
Syamsu, Y. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan remaja. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Wardhani, I. & Wihardit, K. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiriatmadja, R (2008). Metode Penelitian Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya Yamin, M. & Sabri, S. J. (2010). Panduan Pendidikan Anak Usia Dini.