MOTIF PEMIRSA MENONTON SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES DI RCTI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa di Surabaya Dalam Menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI).

MOTIF PEMIRSA MENONTON SINETRON
TUKANG BUBUR NAIK HAJ I THE SERIES DI RCTI
(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa di Surabaya Dalam
Menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI)

SKRIPSI

Oleh :
DITA DEWI KARTIKASARI
NPM. 0943010206

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala
rahmat,hidayah dan karunia-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “MOTIF PEMIRSA MENONTON SINETRON TUKANG
BUBUR NAIK HAJ I THE SERIES DI RCTI”.
Peneliti menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan. Selesainya Skripsi ini tentunya tidak
terlepas dari adanya arahan , nasehat, dan bimbingan dari Ibu Dra. Diana Amelia,
M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan segala perhatian dan kesabarannya
rela meluangkan waktu untuk membantu Peneliti ditiap proses penyusunan
Skripsi ini. Terima kasih yang tak terhingga Peneliti sampaikan.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak-pihak yang telah membantu Peneliti
dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi Penelitian, diantaranya :
1.

Ibu Dra. Hj.Suparmawati,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.


2.

Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

3.

Bapak Saifuddin Zuhri, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi.

4.

Dra. Diana Amelia, M.si. selaku dosen pembimbing yang senantiasa
mencurahkan segala ide dan sarannya kepada saya.

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.


Mama, Papa dan Keluarga tercinta atas segala Doa, bimbingan, dan
supportnya selama ini yang tak pernah ada hentinya kepada Peneliti.

6.

Teman-teman dan sahabat seperjuangan nina,dewi,Sheila yang sudah
membantu saya sampai skripsi selesai.

7.

My Super Boy Joko Arief Arianto yang telah memberikan dukungan dan
semangatnya.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan Skripsi penelitian Ini masih memiliki
banyak kekurangan. Sehingga Peneliti berharap kritik dan saran yang membangun
demi kebaikan dan kesempurnaan dalam penyusunan Skripsi penelitian.
Semoga dengan penyusunan Skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak Khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur dan terkhusus bagi Peneliti.


Surabaya, Desember 2013

Peneliti

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ………………………………………………...

i

LEMBAR PENGESAHAN

ii


..….………………….……………....

LEMBAR PERSETUJ UAN ………………………………………...

iii

KATA PENGANTAR

…………………………………………

iv

DAFTAR ISI

…………………………………………………

vi

DAFTAR TABEL


…………………………………………………

ix

………………………………………………

xi

…………………………………………...

xii

ABSTRAKSI ………………………………………………………...

xiii

BAB I PENDAHULUAN

1


DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

…………………………………………

1.1

Latar Belakang Masalah

1.2

Perumusan Masalah …………………………………

12

1.3

Tujuan Penelitian

…………………………………


12

1.4

Kegunaan Penelitian …………………………………

12

BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1

2.2

…………………………

1

…………………………………


14

Penelitian Terdahulu …………………………………..

14

2.1.1 Penelitian Terdahulu Pertama ……………………

14

2.1.2 Penelitian Terdahulu Kedua ……………………..

15

Landasan Teori …………………………..…....……….

17

2.2.1 Media Komunikasi Massa ……………………….


17

2.2.2 Televisi …………………………………………..

19

2.2.3 Pengaruh Televisi Terhadap Sistem Komunikasi ..

20

2.2.4. Teori Kebutuhan ………………………………..

21

2.2.5. Pengertian Motif ………………………………..

23

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.6. Pemirsa Sebagai Khalayak Media Massa ……….

26

2.2.7. Program Sinetron ………………………………..

27

2.2.8. Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series …...

28

2.2.9. Teori Kegunaan dan Kepuasan ………………….

30

2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………….

33

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………..

36

3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………....

36

3.1.1 Definisi Operasional ……………………………

36

3.1.2 Pengukuran Variabel ………………………….... 40
3.2

Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………… 46
3.2.1 Populasi

……………………………………

46

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ………….. 47
3.3

Teknik Pengumpulan Data

3.4

Teknik Analisa Data ……………………………………. 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

……………………………. 49

…………………………..

52

Gambaran Umum Objek Penelitian …………………....

52

4.1.1 Gambaran Umum RCTI

52

…………..………

4.1.2 Gambaran Umum Tukang Bubur Naik Haji

4.2

The Series Di RCTI …………………………….

55

4.1.3 Gambaran Umum Pemirsa Surabaya …………...

58

Penyajian Data dan Analisis Data ………………...……

60

4.2.1 Identitas Pribadi …...……………………………

60

4.2.2 Motif Responden ……………………..…….…..

66

4.2.3 Kategorisasi Motif Kognitif, Motif Identitas
Personal dan Motif Diversi ………….……….…

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………..

97

5.1

Kesimpulan …………………………………………...

97

5.2

Saran ………………………………………………….

97

DAFTAR PUSTAKA

…………………………………………

Lampiran ……………………………………………………………..

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

99
101

ABSTRAKSI
DITA DEWI KARTIKASARI, MOTIF PEMIRSA MENONTON SINETRON
TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES DI RCTI.
(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa Surabaya Dalam Menonton Sinetron
Tukang Bubur Naik Haji The Series Di RCTI).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif pemirsa Surabaya
dalam menonton sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Uses dan Gratifications,
dan teori Kebutuhan.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi dan data
dari hasil penelitian untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif dari setiap pertanyaan
yang diajukan. Populasi dalam penelitian ini adalah pemirsa yang berusia diatas 17 tahun
di kota Surabaya yang menonton sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI.
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling.
Hasil dari penelitian dapat disimpulkan ada 3 motif yang mendasari dalam
menonton sinetron “Tukang Bubur Naik Haji The Series” di RCTI yaitu motif informasi ,
motif identitas personal dan motif hiburan pada kategori tinggi, karena motif tersebut
dapat memenuhi kebutuhan khalayak yaitu dengan candaan yang diberikan melalui tokoh
dalam sinetron tersebut, dan memberikan inspirasi bagi khalayak.
Kata kunci : Motif, Pemirsa di Surabaya, sinetron “Tukang Bubur Naik Haji The Series”
di RCTI
ABSTRACT
DITA DEWI KARTIKASARI, MOTIVE VIEWERS WATCH TELEVISION CINEMA
TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES IN RCTI.
(Quantitative Descriptive Study of adolescents in Surabaya motive Watching television
cinema “ Tukang Bubur Naik Haji The Series” In RCTI).
The purpose of this study was to determine the motive Surabaya viewer in
watching “Tukang Bubur Naik Haji The Series” in RCTI.
The theory used in this study are: Uses and Gratification theory, and the theory of
needs.
Methods of data analysis in this study using frequency tables and data from the
research to be further analyzed by descriptive of any questions. The population in this
study were viewer aged more than 17 years in the city of Surabaya is watching television
cinema “Tukang Bubur Naik Haji The Series” in RCTI. The sampling technique used in
this study is purposive sampling.
The result of this study it can be concluded that are three underlying motive in
watching television cinema “Tukang Bubur Naik Haji The Series” in RCTI. which are
information motive, the personal identity motive, motive of intertaiment in the high
category because it can fulfill the viewers needs of the presence of humors from figure in
a story of there and give new inspiration for all viewers.
Keywords: Motif, viewer in Surabaya, television cinema “Tukang Bubur Naik Haji The
Series” in RCTI

xiii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke-21, industri media telah berada di dalam perubahan yang
cepat. Perkembangan dunia hiburan dan informasi saat ini telah mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Komunikasi selalu mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan kehidupan manusia. Perkembangan dalam komunikasi ini adalah
untuk didapatkannya kemudahan dalam berkomunikasi dan agar tujuan komunikasi
dapat tercapai dengan mudah.
Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini tak dipungkiri lagi bahwa
setiap individu dalam melakukan komunikasi tidak pernah lepas dari peran teknologi.
Perkembangan

teknologi komunikasi juga telah

mendorong perkembangan

komunikasi massa. Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini serta ditunjang
dengan rasa keingintahuan masyarakat yang sangat besar terhadap sebuah informasi
terbaru, sekarang ini komunikasi massa dirasa sangat penting bagi masyarakat.
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya menginsyaratkan
bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita,aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,terhindar dari tekanan dan

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

ketegangan antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan
dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat
untuk mencapai tujuan bersama (Mulyana,2008:5).
Masyarakat dalam kehidupannya membutuhkan informasi untuk memenuhi
segala kebutuhan yang semakin beragam. Informasi selalu berkembang seiring
dengan perubahan jaman. Dapat dikatakan masyarakat tidak hanya butuh melainkan
masyarakat sangat dituntut untuk mengetahui informasi-informasi yang selalu
berkembang. Dalam penyampaian informasi tidak lepas dari proses komunikasi
dimana dalam proses komunikasi selalu membutuhkan sarana atau media dalam
menyampaikan informasinya,baik melalui media massa atau melalui media
komunikasi interpersonal. Agar informasi dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat,media yang digunakan harus tepat pula.
Dalam kegiatan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi,kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan secara tatap muka namun ada
juga kegiatan komunikasi yang membutuhkan alat bantu media untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada komunikan.
Salah satu bentuk media yang digunakan dalam berkomunkasi adalah media
massa. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan isi pesan yang bersifat
umum

kepada

sejumlah

orang

yang

jumlahnya

relative

besar,tinggalnya

tersebar,heterogen,anonym,melembaga,memiliki perhatin yang berpusat pada isi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

pesan yang sama dengan tidak memberikan arus balik secara langsung pada saat itu,
menurut jenisnya media massa dibagi menjadi dua yaitu media massa cetak terdiri
dari majalah,tabloid,surat kabar dan media massa elektronik terdiri dari televise dan
radio yang mana masing-masing memiliki sifat karakter daya tarik dan cirri khas
sendiri-sendiri (Wahyudi, 1991 : 50).
Perkembangan media massa sebagai sarana informasi di Indonesia, tidak lepas
dari jalannya perkembangan dan perubahan zaman di segala sektor kehidupan
masyarakat. Kecenderungan misi media massa yang ditujukan untuk mendukung dan
mngkritisi perubahan, menempatkan media massa pada posisi terpenting.
Media massa, pada hakekatnya berupaya memotivasi masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dan kritis dalam menyoroti berbagai persoalan di masyarakat. Pers
menjadi mediator antara pemerintah dengan masyarakat. Pers menjadi agen
pembaruan dalam segala kompleksitasnya yang berorientasi pada kebenaran
(kuswandi, 2008 : 11).
Menurut sastro (1992 : 23) dari beberapa media massa yang ada,televisi
merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun
demikian televisi sebagai media massa yang paling efektif saat ini dikarenakan pada
televise perkembangan teknologi sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio
visualnya yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya, dalam hal penayangan
televisi memiliki jangkauan yang tidak terbatas. Dengan modal visual yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

dimiliki,siaran televisi bersifat sangat bermanfaat bagi upaya pembentukan sikap
maupun perilaku dan sekaligus perubahan pola berfikir.
Media televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui
perubahan serta peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain mulai dari
film,berita,hingga kemajuan teknologi yang tengah berlangsung. Dibandingkan
dengan media massa yang lain,televisilah yang paling efektif dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan selain mengeluarkan suara,televisi
juga menampilkan gambar,sehingga informasi yang disampaikan akan lebih mudah
dimengerti. Pengaruh televise terhadap system komunikasi tidak lepas dari pengaruh
terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Televisi disini menimbulkan
pengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang sudah telanjur mengetahui dan
merasakannya, baik pengaruh positif ataupun pengaruh negative (Effendy, 1996 :
122).
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi
dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau
pasangan mereka. Bagi banyak orang TV adalah teman. TV menjadi cermin perilaku
masyarakat dan TV dapat menjadi candu. TV membujuk kita untuk mengkomsusikan
lebih banyak dan lebih banyak lagi. TV memperlihatkan bagaimana kehidupan orang
lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Ringkasnya,TV mampu memasuki relung-relung kehidupan kita lebih dari yang lain
(Morrisan, 2004 : 1).
Selain itu televisi juga memiliki kelebihan dan kekuatan tersendiri. Kelebihan
dari media televisi adalah paket acaranya yang mampu membuka wawasan berfikir
pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan
masyarakat. Sedangkan kekuatan dari media televisi adalah menguasai jarak dan
ruang, dapat menjangkau massa dalam jumlah besar, nilai aktualitas yang cepat, daya
rangsang pemirsanya yang cukup tinggi, serta menyampaikan informasi dengan
lebih singkat,jelas dan sistematis. Mengingat kemampuan televisi dalam menguasai
jarak secara geografis dan sosiografis. Maka televisi dapat memberikan pengaruh
yang lebih besar pada khalayak disbanding dengan radio dan surat kabar (Kuswandi,
1996 : 94).
Pemirsa adalah sasaran komunikasi melalui televisi siaran yang karena
heterogen masing-masing mempunyai kerangka acuan (frame of reference) yang
berbeda satu sama lain. Mereka berbeda bukan saja dalam usia dan jenis kelamin,
tetapi juga dalam latar belakang social dan kebudayaan, sehingga pada gilirannya
berbeda dalam pekerjaan, pandangan hidup agama dan kepercayaan,pendidikan, citacita, keinginan, kesenangan dan lain sebagainya (Effendi, 1993 : 8). Kegiatan pemirsa
dalam menonton acara televisi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan mereka, baik kebutuhan berupa informasi maupun hiburan. Pemirsa ingin
mencari kesenangan, televisi memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

kegiatan. Pemirsa kesepian dan televisi berfungsi sebagai sahabat. Demikian besarnya
peran televisi dalam memenuhi kebutuhan, maka televisi dapat memuaskan
kebutuhan pemirsa akan hiburan.
Menurut Effendi (2000 : 19-20) dengan banyaknya stasiun televisi swasta
khalayak pemirsa banyak diuntungkan karena dapat memilih materi siaran yang
diinginkan sesuai dengan kebutuhannya. Televisi dapat memenuhi dari sejumlah
kebutuhan yang dimiliki, khalayak melalui acara-acara yang disiarkan. Menitik
beratkan isi media pada yang diinginkan khalayak berarti mengkomsumsi khalayak
menggunakan media (memilih isi) bukan merupakan kegiatan yang kebetulan atau
dipengaruhi faktor eksternal, melainkan suatu perilaku yang didorong oleh motif
tertentu. Pernyataan bahwa televisi sebagai media massa mampu memenuhi sejumlah
kebutuhan khalayak berangkat dari komsumsi teori uses gratification yang
menyatakan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Sesuai dengan perkembangan jaman yang selalu maju, banyak stasiun televisi
swasta memberikan suguhan hiburan yang menarik untuk ditonton. Hiburan-hiburan
televisi bisa berupa acara music, film asing merupakan local,acara komedi, sinetron
maupun kuis. Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang pesat antara lain dengan
hadirnya 12 stasiun televise yaitu TVRI, RCTI, MNC, SCTV, INDOSIAR, ANTV,
TRANS, TRANS7, GLOBALTV, TV-ONE, METRO-TV, yang mengudara secara
nasional, serta JTV, SBO-TV, AREK TV yang bersiaran local menawarkan berbagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

macam acara yang beranekaragam seperti music, film, informasi khusus, sinetron,
ataupun telenovela, yang meberikan suguhan hiburan yang membuat orang terhibur
adalah acara music.
Diantara stasiun-stasiun TV tersebut RCTI selalu menampilkan ide inovatif
untuk suatu programnya yang kemudian sukses dan pada akhirnya stasiun televise
swasta lain ingin mencoba menghadirkan program-program yang sama dengan
harapan mendapat sambutan baik pula dari pemirsanya.
Lepas dari kelebihan televisi yang dapat memenuhi kebutuhan manusia,
stasiun televisi berusaha bersaing mengemas sajian acara yang menarik untuk dapat
disaksikan pemirsa televisi. Salah satunya yakni sinetron yang saat ini paling banyak
digemari pemirsa.
Perkembangan sinetron televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Banyaknya
paket sinetron serial maupun lepas di TV swasta. Menjamurnya paket sinetron di
televisi bukan hal yang luar biasa. Kehadiran sinetron merupakan salah satu bentuk
aktualitas komunikasi dan interaksi manusia yang diolah berdasarkan alur cerita,
untuk mengangkat permasalahan hidup manusia sehari-hari. Banyaknya sinetron yang
menggambarkan pesan sosial dan moral dalam kehidupan masyarakat , tentu sangat
baik bagi pemirsa dalam menentukan sikap dan perilakunya. Pesan-pesan sinetron
terkadang terungkap secara simbolis dalam alur ceritanya. Kalau isi pesan sinetron

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

tidak mencerminkan realitas social objektif, maka yang tampak dalam cerita sinetron
tersebut hanya gambaran realitas semu.
Sinetron tukang bubur naik haji di RCTI adalah sinetron yang paling banyak
diminati pemirsa terutama ibu-ibu. Sinetron ini sudah menembus 500 episode
penayangan. Sinetron ini menceritakan seperti menonton kehidupan sehari-hari yang
di dalamnya termasuk perilaku kita sendiri. Menceritakan kisah seorang yang
dermawan namun ingin memperlihatkan kekayaan dan mengharapkan pujian dari
orang lain. Menceritakan bagaimana seorang yang selalu berpenampilan suci padahal
apa yang dilakukan sering kali adalah perbuatan keji. Semua kisah-kisah itu dikemas
dan disajikan secara manis dan lucu dalam serial ini. Sehingga tidak membuat
penontonya merasa jenuh dan selalu ingin melihat kisah kelanjutannya.
Acara ini sebenarnya adalah film layar lebar, tetapi kemudian dibuat sebuah
sinetron. sinetron tampaknya memang masih menjadi tontonan favorit di hiburan
tanah air, apalagi ibu rumah tangga. Kehadiran sinetron bernuansa komedi religi ini
sangat membuat pecinta sinetron indonesia senang. Isi cerita dalam sinetron ini,
walaupun panjang lebar tetapi tetap ada pesan yang terkandung di dalamnya.
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti motif pemirsa di
Surabaya dalam menonton sinetron tukang bubur naik haji the series yang
ditayangkan oleh rcti setiap hari. Yakni motif yang mendasari pemirsah memilih
untuk menonton sinetron tersebut dari pada sinetron lain yang juga menawarkan hal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

serupa. Sehingga membuat sinteron ini menjadi pemenang sinetron terfavorite.
Tentunya motivasi tersebut muncul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Alasan penulis memilih sinetron tukang bubur naik haji the series karena
sinteron ini merupakan sinteron kelanjutan dari tukang bubur naik haji yang
ditayangkan pada moment puasaan tahun lalu. Sekarang dihadirkan lagi dengan
cerita yang lebih menarik. Sehingga membuat sinteron ini memenangkan “Panasonic
Award” sebagai sinetron terfavorit 2013

(http://panasonic-gobelawards.com-

Home.Htm). Selain itu dalam sinetron ini mengangkat sebuah kisah kehidupan nyata
sehari-hari. Melalui sikap yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam cerita
tersebut pemirsa dapat melihat fenomena kejadian sehari-gari yang dialami. Sinetron
ini menginsipirasi pemirsahnya agar kebih menjaga sikap dan perilaku dalam setiap
tindakan. Baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan bermasyarakat.
Berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan media maka penelitian ini
menggunakan teori uses and gratifications, dimana sebenarnya khalayak adalah pihak
yang aktif dan menggunakan media tertentu untuk memenuhi kebutuhannya
(Rakhmat,2001:65).
Penelitian motif pemirsa terhadap sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series
di RCTI menurut MC.Quail berpendapat bahwa terdapat 4 motif yakni motif
informasi, motif indentitas pribadi, motif integritas sosial dan motif hiburan. Namun
setelah disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat motif integritas sosial

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

karena bahan dasar yang dapat dijadikan pembicaraan dengan orang lain. Oleh karena
itu , difokuskan pada pendapat Blummer Rakhmat (2007:66) yakni :
1. Motif kognitif yang lebih cenderung mengarah kepada keinginan khalayak
untuk mencari informasi atau pengetahuan seperti kebutuhan khalayak
mengenai pengetahuan ilmu Agama Islam

yang dikemas dalam sinetron

tersebut. Misalnya melalui kegiatan ceramah yang dilakukan salah satu tokoh
dalam sinetron

tersebut. Melalui kegiatan

tersebut pemirsa dapat

memperoleh pengetahuan tentang ilmu agama Islam.
2. Motif identitas personal yaitu para pemirsa diharapkan bisa mengeksplorasi
diri dengan menggunakan isi media untuk memperkuat sesuatu yang penting
dalam kehidupan. Misalnya seperti melalui tokoh dalam sinetron tersebut
yang dapat dijadikan panutan kepada diri kita dengan menanamkan hal-hal
positif yang dapat kita petik melalui tokoh dalam cerita sinetron tersebut
selain itu kita dapat mengetahui style hijab yang saat ini sedang disukai
banyak orang melalui tokoh Rukmana dalam sinetron tersebut.
3. Motif diversi yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari kejenuhan,tekanan
dan kebutuhan akan hiburan yaitu masyarakat di Surabaya dalam menonton
sinetron Tukang bubur naik haji the series adalah untuk melepaskan diri dari
kejenuhan,bersantai

setelah

seharian

beraktifitas

untuk

melepaskan

ketangangan atau hanya untuk mengisi waktu luang sehingga memperoleh
kenikmatan jiwa melalui lelucon atau keseruan cerita dalam sinetron tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pemirsah sinetron tukang
bubur naik haji the series yakni masyararakat Surabaya yang menonton sinetron
Tukang Bubur Naik Haji The Series berusia 17 tahun ke atas. Dipilihnya pemirsa
yang berusia di atas 17 tahun sebagai responden karena dianggap pada usia tersebut
para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi menanggapi suatu permasalahan yang ada
di sekitarnya. Dan pada usia ini memiliki kematangan kognitif,kematangan
emosional,dan social dan memiliki perilaku komsumtif dalam memenuhi kebutuhan
hidup sekaligus menggambarkan begitu sulit untuk menunda desakan kebutuhan
emosinya dengan kata lain membeli dan mencoba seakan menjadi bagian hidup
tentang berbagai kebutuhan serta besarnya rasa ingin tahu yang berlebihan yang
ditawarkan sehingga menjadikan usia tersebut sebagai sasaran empuk pihak penyedia
hiburan. Hal ini juga didukung oleh informasi yang peneliti terima dari AGB Nielsen
Media

Research.

(http://www.agbnielsen.netUploadsIndonesiaAGBNielsenNewsletterMayInd09).
Sedangkan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Surabaya sebagai Ibu
Kota Jawa Timur dengan tingkat kepadatan penduduk terbesar kedua setelah Jakarta.
Surabaya juga merupakan wilayah yang digunakan sebagai tempat casting sinetron
Tukang Bubur Naik Haji (http://surabaya.olx.co.id/open-casting-surabaya-2013-iid504840814).

Surabaya saat

ini dapat dikategorikan sebagai kota metropolitan

dengan masyarakat modern yang menginginkan semua kebutuhan mereka dapat
terpenuhi secara instan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1.2

Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,maka masalah

yang diajukan adalah : “bagaimana motif pemirsa menonton sinetron tukang bubur
naik haji the series di RCTI ?”

1.3

Tujuan dan kegunaan penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motif pemirsa
dalam menonton sinteron “tukang bubur naik haji the series” di RCTI.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi terutama dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

bidang jurnalistik yaitu televisi sebagai bahan masukan yang berguna bagi
penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan praktis
Memberikan masukan pada para pengelola televise yang ada di
Indonesia tentang acara yang ditayangkan. Bagaimana criteria acara-acara
televise yang disukai masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Ter dahulu

2.1.1 Penelitian Ter dahulu Pertama
Motif masyarakat Surabaya salam menggunakan iPhone, Tjoa Cynthia
Anggraini Wijaya, 2013. Penelitian ini dilakukan untuk megetahui bagaimana
motif para pengguna ponsel pintar iPhone yang berada di Surabaya karena
iPhone memiliki pangsa pasar yang jelas sehingga menjadikan iPhone tetap
stabil dalam penggunaannya. Motif yang diteliti adalah motif masyarakat
Surabaya dalam menggunakan iPhone dengan menggunakan teori Uses and
gratifications untuk smartphone. Indikator pengukuran yang dipakai meliputi:
akses

permanen,

hiburan,

interaksi

sosial,

daya

tarik,

koneksi,

instrumentalitas, dan model/status. Sedangkan metode yang digunakan adalah
survei deskriptif pada 76 pengguna iPhone berdomisili di Surabaya, dengan
menggunakan teknik non probability purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motif penggunaan iPhone di Surabaya cukup tinggi,
terutama pada indikator hiburan dan akses permanen, dimana motif tertinggi
tersebut ada pada para wiraswasta dan pegawai swasta, dengan pengeluaran
perbulannya berkisar 1.000.000-4.000.000 rupiah, dimana mereka memiliki

14

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

iPhone karena membelinya sendiri. Selain itu, ditemukan sebuah kesimpulan
bahwa dari iPhone seri pertama sampai iPhone yang terbaru, motif tertinggi
dalam penggunaannya konsisten ada pada indikator hiburan.

2.1.2 Penelitian Ter dahulu Kedua
Motif Pendengar Aktif Program Talkshow di Radio Antariksa
Surabaya, Mucholiel Herwanto dan Fitri Andriani 2011. Penelitian ini adalah
radio yang mengkhususkan diri di bidang kesehatan, dengan pangsa
pendengar usia muda dan dewasa. Penelitian ini menjelaskan program
unggulan yaitu talkshow yang menyuguhkan berbagai informasi seputar
kesehatan dan gaya hidup sehat dengan tema yang beragam. Penelitian ini
dilakukan unuk mengetahui motif pendengar aktif dalam mengikuti program
talkshow di Radio Antariksa

bukan semata-mata hiburan tetapi juga

menginformasikan apa yang dibutuhkan oleh pendengar yaitu pengetahuan
seputar kesehatan.
Landasan teori yang digunakan adalah teori Uses And Gratifications
yang berarti khalayak menggunakan media massa berdasarkan motif-motif
tertentu dan media akan dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Pada
akhirnya media yang mampu memenuhi kebutuhan khayalak disebut sebagai
media yang efektif. Menurut Mc.Quail, ada empat motif khyalak dalam
mengkonsumsi media: (1) motif informasi, (2) motif identitas pribadi, (3)
motif integrasi dan interaksi sosial, (4) motif hiburan. Kategori inilah yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

akan digunakan peneliti untu melihat bagaimana khyalak aktif di radio
Antariksa dalam menikmati program talkshow.
Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan metode
survei. Sedangkan, jenis penelitian yang digunakan deskriptif, dengan maksud
memperoleh gambaran yang detail mengenai suatu fenomena. Menggunakan
teknik available sampling dengan mengambil sampel orang-orang yang
berdomomisili di wilayah Gerbang Kertasusila. Obyek penelitian ini adalah
pendengar yang aktif berpatisipasi dalam program talkshow di Radio
Antariksa baik melalui telepon, SMS, email, BBM, dan live streaming. Dari
data yang dihimpun peneliti, diperoleh informasi bahwa jumlah pendengar
talkshow di radio Antariksa berkisar antara 20-50 orang perhari.
Hasil penelitian ini Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan
responden lebih memilih motif hiburan yang dapat melepaskan kejenuhan dan
megisi waktu luang. Dan yang kedua adalah motif integrasi dan interaksi
sosial

berbagi info seputar kesehatan. Penelitian ini diharapkan dapat

memberi wawasan kepada pengelola radio mengenai motif khayalak ketika
mengakses sebuah program. Mengenai acara yang dibutuhkan oleh pendengar.
Program siaran yang menarik dan bermanfaat bagi pendengar bukan sematamata berfokus pada program hiburan seperti yang saat ini banyak dipilih oleh
stasiun radio.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada
penelitian sekarang yang dilakukan memiliki perbedaan dan persamaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

dengan penelitian terdahulu Pada penelitian terdahulu pertama, Perbedaan
terletak pada penggunaan media komunikasi handphone sebagai alat
komunikasi massa. Pada penelitian sekarang menggunakan media televisi.
Persamaan terletak pada teori Uses and Gratifications. Sedangkan perbedaan
dan

persamaan pada penelitian

terdahulu

kedua

dengan

sekarang.

Perbedaanya terletak pada media, program acara dan teknik penarikan sampel.
Jika, pada penelitian terdahulu kedua menggunakan media radio sebagai alat
komunikasi massa. Pada penelitian sekarang menggunakan media televisi.
Tenik penarikan sampel menggunakan available sampling, pada penelitian
sekarang menggunakan Purposive Sampling. Persamaan antara penelitian
sekarang dan terdahulu terletak pada teori Uses and Gratifications.

2.2

Landasan Teor i

2.2.1 Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) disini adalah komunikasi melalui
media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang
luas,siaran radio dan televise yang ditujukan kepada umum dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy,2003:79).
Komunikasi massa menyiarkan informasi,gagasan dan sikap kepada
komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

melakukan kegiatan komunkasi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi antar
pribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang
berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk
memperoleh tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa
meregakan kelompok lainnya. Seorang komunkator melalui media massa yang mahir
adalah seorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan
pesannya guna membina empaty dengan jumlah terbanyak diantara komunikannya.
Meskipun jumlah komunkan bisa mencapai jutaan,kontak yang fundamental adalah
antara dua orang,benak komunikator harus mngenai setiap komunikan. Komunkasi
massa yang berhasil ialah kontak pribadi dengan pribadi yang diulangi ribuan kali
secara serentak (Effendy,2003:80).
Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagi alat untuk melakukan
kegiatan komunkasinya perlu memahami karakteristik komunkasi massa diantaranya
(Effendy,2003:81-83) :
a. Komunikasi massa bersifat

umum artinya pesan komunikasi yang

disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.
b. Komunikasi bersifat heterogen artinya perpaduan antara dua komunikan yang
besar dalam komunikasi massa dengan keterbukaan dalam memperoleh
pesan-pesan komunikasi erat sekali hubungannya dengan sifat heterogen
komunikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

c. Media massa menimbulkan keserampakan artinya keserampakan kontak
dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunkator,dan
penduduk tersebut satu sama lainnya dalam keadaan terpisah.
d. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi, karena komunikan
yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya
yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non pribadi ini timbul
disebabkan karena teknologi dari penyebaran yang masal dan sebagian lagi
dikarenakan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum.

2.2.2 Televisi
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para
penonton di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siaran televise, kalau tidak ada
unsure-unsur radio. Dan tidak mungkin dapar melihat gambar-gambar yang bergerak
pada layar pesawat televise, jika tidak ada unsure-unsur film.
Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang
berarti penglihatan. Segi “jauh”-nya diusahakan ole prinsip radio dan segi
“penglihatan” nya oleh gambar. Tanpa gambar tidak mungkin ada apa-apa yang dapat
dilihat. Para penonton dapat menikmati siaran televise,kalau pemancar televise tadi
memancarkan gambit. Dan gambar-gambar yang dipancarkan itu adalah gambargambar yang bergerak (Effendy,2003:174).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajikan
berbagai kebutuhan manusia,baik hiburan,informasi, maupun pendidikan dengan
sangat memuaskan. Penonton televise tidak perlu susah-susah pergi ke gedung
bioskop atau gedung sandiwara karena pesawat televise menyajikan ke rumah
(Effendi,2004:60).
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televise
dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau
pasangan mereka. Bagi banyak orang televise adalah teman,televise menjadi cermin
perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan,2004:1).
2.2.3 Pengaruh Televisi Ter hadap Sistem Komunikasi
Pengaruh televise terhadap system komunikasi tidak terlepas dari pengaruh
terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan
pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia,sudah banyak yang mengetahui
dan merasakannya. Tetapi sejauh mana pengaruh yang positif dan sejauh mana
pengaruh yang negative,belum diketahui banyak. Di Indonesia,meskipun tidak
sebanyak di Negara-negara yang sudah maju,penelitian telah dilakukan,baik oleh
Departemen Penerangan sebagai lembaga yang paling berkompeten,maupun oleh
perguruan-perguruan tinggi (Effendy,2003:191).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Menurut prof Dr.R.Manat dan unpad acara televisi pada umumnya
mempengaruhi sikap,pandangan,persepsi dan perasaan para penonton, ini adalah hal
yang

wajar.

Jadi,jika

ada

hal-hal

yang

mengakibatkan

penonton

terharu,terpesona,atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa,sebab salah satu
pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan menghipnotis penonton,sehingga
penonton

tersebut

dihanyutkan

dalam

suasana

pertunjukan

televisi

(Effendy.2003:192).
2.2.4 Teor i Kebutuhan
Kebutuhan

terhadap

media

massa

dipenuhi

melalui

surat

kabar,majalah,radio,televisi dan film. Baik dalam hal ini maupun daya terpaannya
secara konteks social tempat dimana terpaan berlangsung.
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau peretentangan
yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila
pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan
perilaku kecewa. Sebaliknya jika kebutuhannya terpebuhi maka pegawai tersebut
akan memperlihatkan serilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Secara umum katz Guevericth dan Haas berkeyakinan terhadap tipologi
kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan dalam lima
kelompok, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

a. Kebutuhan kognitif
Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk
memperkuat informasi,pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan kita.
Kebutuhan ini didasarkan pada kebutuhan dan keinginan untuk mengerti dan
mengawasi lingkungan. Kebutuhan kognitif juga dapat dipenuhi oleh adanya
dorongan-dorongan

seperti

keingintahuan

(curiosity)

dan

penjajahan

(explaratery) pada diri kita.
b. Kebutuhan afektif
Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat
pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan,kesenangan dan emosional.
Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi yang pada umumnya
dapat dipenuhi oleh media.
c. Kebutuhan integrative personal
Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat
keprcayaan,kesetiaan dan status pribadi kebutuhan seperti dapat diperoleh dari
adanya keinginan setiap individu utnuk meningkatkan diri.
d. Kebutuhan integrative social
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat
kontrak dengan keluarga,teman-teman.
e. Kebutuhan akan pelarian (escapist)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari
kenyataan,melepaskan ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.5 Penger tian Motif
Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu (Purwanto,2006:60). Motif adalah dorongan,keinginan,hasrat dan
tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam individu untuk melakukan sesuatu
yang timbul karena kebutuhan adanya kebutuhan menciptakan ketegangan ini
memotivasi tindakan. Banyaknya motif yang ada pada masing-masing individu itu
merupakan factor bawaan dan pengalaman yang disebabkan oleh banyaknya
kebutuhan0kebutuhan

yang

dimiliki

individu

tersebut

(As’ad

dalam

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar.

Maslow

Ariyanti,2005:15).

mengungkapkan 5 kebutuhan dasar (basic needs) secara hirarki dan menepatkan
kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai tingkatan tertinggi. Individu berharap dengan
menggunakan media dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan dasar. Kebutuhan
dasar terdiri atas :
1. Physiological needs (kebutuhan psikologi)
2. Saftey needs (kebutuhan keamanan)
3. Love needs (kebutuhan cinta)
4. Esteem needs (kebutuhan penghargaan)
5. Self actualitation needs (kebutuhan aktualisasi diri) (Ruslan,2003;67).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya motif
yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu. Artinya individu
mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh
sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif adalah suatu pengertian yang
melingkupi seluruh penggerak,alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan,2000:140).
Motif merupakan pencerminan motif dan mengaktifkan perilaku. Pada
umumnya peranan motif dalam segala tingkah laku manusia besar sekali dan tampak
bahwa motif orang pada umumnya banyak rupanya dan pada mulanya berasal dari
dalam dirinya dan ada yang berasal dari luar dirinya (Gerungan,2000:144).
Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada
pendapat Blumer Rakhmat (2007:66) :
1. Motif Kognitif
Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu
yang diinginkan yang terdiri dari :
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat,masyarakat dan dunia.
b. Mendapat pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam lingkungan
tersebut.
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

d. Belajar,pendidikan diri sendiri.
e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
f. Dorongan rasa ingin tahu, dorongan belajar serta dorongan untuk
memperoleh rasa aman melalui pengetahuan yang didapat.
2. Motif Identitas Pribadi
Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan
sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, yang
terdiri dari :
a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
b. Menentukan model perilaku,panutan atau figur untuk dicontoh
c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3. Motif Hiburan (Diversi)
Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan,yang
terdiri dari :
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b. Bersantai
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d. Mengisi waktu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.2.6 Pemirsa Sebagai Khalayak Media Massa
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai
sekumpulan orang yang menjadi pembaca,pendengar,penonton dan pemirsa sebagai
media massa atau kompinen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan,khalayak media
ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang besar bersifat
heterogen,menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan
organisasi social sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan
cepat (Mc.Quail,1994:201). Penonton televisi adalah massa dan memiliki perbedaan
jenis kelamin,usia,tingkat pendidikan serta memiliki kerangka acuan dan lapangan
pengalaman yang berbeda.
Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi.
Komunikasi

dapat

efektif,apabila

pemirsa

terpikat

perhatiannya,tertarik

minatnya,mengerti dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada
dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu : pertama, heterogen
(aneka ragam) yakni peirsa televisi adalah massa,sejumlah orang sangat banyak,yang
sifatnya heterogen terpencar-pencar diberbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi
dapat dibedakan pula menurut jenis kelamin,umur,tingkat pendidikan dan taraf
kehidupan dan kebudayaan. Kedua,pribadi yakni untuk dapat diterima dan dimengerti
oleh pemirsa,maka isi pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam
arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu. Ketiga, aktof yakni pemirsa sifatnya aktif.
Mereka aktif seperti apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

stasiun televisi mereka berpikir aktif,aktif melalkukan interpretasi. Mereka bertanyatanya pada dirinya apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi,benar atau
tidak. Keempat,selektif yakni pemirsa sifatnya selektif. Ia memilih program televisi
yang disukainya (Effendy,1990:84).
Dalam Pemirsa berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan
sebagai kumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media
atau komponen isinya. Pemirsa yang tersebar adalah populasi yang tersedia untuk
menerima tawaran komunikasi tertentu dengan demikian semua yang menonton
televisi adalah pemirsa televisi (target audience). penelitian ini sampel yang diteliti
adalah masyarakat di Surabaya berusia diatas 17 tahun.
2.2.7 Program Sinetr on
Hal yang paling jelas dari fungsi-fungsi media massa adalah hiburan. Televise
terutama dicurahkan pada hiburan, dengan kira-kira tiga per empat dari siaran khusus
harian yang masuk dalam kategori ini (Winarso,2005:42).
Sinetron adalah sebuah sinema elektronik tentang sebuah cerita yang di
dalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa. Misi ini dapat membentuk pesan
moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat seharihari.
Sinetron-sinteron yang membawa pesan moral pada umumnya mengangkat
setting cerita lewat karakter tokoh berwatak bijaksana dan ideal perilakunya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Diharapkan dari tokoh ini,pemirsa dapat mengambil manfaat dan menirunya. Sinetron
yang mengangkat realitas moral dalam kehidupan masyarakat,biasanya setting
ceritanya menggambarkan peristiwa yang sedang terjadi atau memperlihatkan watak
dari karakter tokoh dalam cerita itu ketika mengalami atau menangani sebuah kasus
moral di masyarakat. Disini pemirsa hanya diberikan informasi,tentang isi moral yang
terjadi di masyarakat serta pola perilaku tokoh cerita dalam mencari jalan keluar atas
sebuah kasus moral tersebut. Tujuan akhir dari sinetron realitas moral ini,yaitu
pemirsa secara laten diajak untuk merenung dan berpikir setelah melihat kenyataan
moral yang tampak dalam cerita (wawan,2008:120).
2.2.8 Sinetr on Tukang Bubur Naik Haji The Series
Tukang bubur naik haji the series merupakan sebuah sinetron yang
ditayangkan di RCTI setiap hari mulai pukul 19.30 WIB dengan durasi satu setengah
jam. Sinetron ini diproduksi oleh SinemArt, pertama kali ditayangkan tanggal 28 Mei
2012 dan sampai saat ini masih terus berjalan. Pemainnya antara lain adalah Mat
Solar,Uci Bing Slamet, Citra Kirana, Andi Asyril Rahman, Aditya Herpavi Rachman,
Latif Sitepu dan masih banyak lagi. Sinetron ini terus mengalami peningkatan rating
meski tokoh utama tidak terlihat lagi. Saat ini sinetron Tukang Bubur Naik Haji The
Series ini menjadi Sinetron terpanjang ke-4 di Indonesia. Selain itu sinetron ini
meraih penghargaan Panasonic Gobel Awards 2013 sebagai drama

Dokumen yang terkait

INTERPRETASI MASYARAKAT TENTANG SINETRON RELIGI KOMEDI Studi Resepsi Pemirsa Sinetron Tukang Bubur Naik Haji RCTI di Dusun Sukotirto Desa Badang Kec. Ngoro Jombang

0 16 45

Peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Dalam Mengawasi Tayangan Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Di Rcti

2 21 135

Analisis Produksi Terhadap Program Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series (Episode 402 Dan 403)

1 13 129

PENGARUH SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI TERHADAP PENDIDIKAN AKHLAK REMAJA Pengaruh Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Terhadap Pendidikan Akhlak Remaja (Studi Kasus Di Dukuh Pengkol, Kaligawe, Pedan, Klaten).

0 1 13

PENGARUH SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI TERHADAP PENDIDIKAN AKHLAK REMAJA Pengaruh Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Terhadap Pendidikan Akhlak Remaja (Studi Kasus Di Dukuh Pengkol, Kaligawe, Pedan, Klaten).

0 2 18

“MOTIF PEMIRSA MENONTON ACARA “X-FACTOR INDONESIA” (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Menonton Acara “X-Factor Indonesia” di RCTI).

2 3 118

Motif Dan Kepuasan Pemirsa Surabaya Dalam Menonton Sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” | Mooy | Jurnal e-Komunikasi 4935 9407 1 SM

0 4 12

Feminism Undone : Stereotipisasi Perempuan dalam Sinetron Tukang Bubur Naik Haji, the series (TBNH) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 17

Feminism Undone : Stereotipisasi Perempuan dalam Sinetron Tukang Bubur Naik Haji, the series (TBNH) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 54

MOTIF PEMIRSA MENONTON SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES DI RCTI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa di Surabaya Dalam Menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI) SKRIPSI

1 0 20