“MOTIF PEMIRSA MENONTON ACARA “X-FACTOR INDONESIA” (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Menonton Acara “X-Factor Indonesia” di RCTI).

“MOTIF PEMIRSA MENONTON ACARA “X-FACTOR INDONESIA”
(Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Menonton Acara “X-Factor
Indonesia” di RCTI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :
SHALLYS INDRIANTI
NPM. 0943010051

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


MOTIF PEMIRSA MENONTON ACARA “X-FACTOR INDONESIA”
(Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Sur abaya Menonton Acara “XFactor Indonesia” di RCTI)

Disusun oleh :
SHALLYS INDRIANTI
0943010051

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra. Diana Amalia, M. Si
NIP. 19630907 199103 2 001

Mengetahui
DEKAN

Dr a. Ec. Hj. Supar wati, Msi

NIP. 1 95507 181 983 022 001

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

MOTIF PEMIRSA MENONTON ACARA “X-FACTOR INDONESIA”
(Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Sur abaya Menonton Acara “XFactor Indonesia” di RCTI)
Disusun oleh :
SHALLYS INDRIANTI
0943010051
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skripsi
J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal 18 J uli 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1.Ketua


Dr a. Sumar djijati, M.Si
NIP. 1 9620323 1991309 2 00 1

Dr a. Diana Amalia, M. Si
NIP. 1 9630907 199103 2 001

2.Sekertar is

Dr s. Saifudin Zuhr i, M. Si
NPT. 37006 94 00 351
3.Anggota

Dr a. Diana Amalia, M. Si
NIP. 19630907 199103 2 001
Mengetahui
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M. Si
NIP. 1 95507 181 983 022 001

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah,
rahmat dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Skripsi dengan judul “Motif Remaja Surabaya Menonton Acara X-Factor
Indonesia di RCTI”. Hasil Skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata,
namun terwujud berkat bantuan dari Ibu Dra. Diana Amelia, M.Si. selaku Dosen
Pembimbing, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Dalam penulisan skripsi ini penulis juga banyak mendapatkan pengarahan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melancarkan dan memberikan
kemudahan dalam penggarapan skripsi ini.
2. Dra. Ec. Hj. Suparwati M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Dra. Diana Amelia, M.Si. selaku dosen pembimbing yang senantiasa
mencurahkan segala ide dan kritik sarannya kepada saya.

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan ilmu
baik secara teori maupun secara praktik.
6. Bapak, Ibuk dan Keluarga tercinta yang senantiasa memberi dukungan
penuh.
7. Teman-teman dan sahabat The Koprals yang sudah membantu saya sampai
laporan proposal skripsi ini selesai.
8. Joko Febrianto yang telah memberikan dukungan dan semangatnya, serta
kritik dan sarannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna

memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya untuk rekan-rekan Program Studi
Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 23 Juli 2013

Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN LEMBAR PENGESAHAN........................................ ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI………………..……………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL. ..………...…………………………………………………………… viii

DAFTAR GAMBAR..………..………………………………………………………….

xi

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................

xii

ABSTRAKSI...................................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………........ 1
1.1

Latar Belakang Masalah………….............................................................. 1

1.2

Rumusan Masalah………………………………………………………… 9

1.3


Tujuan Penelitian………..………………………………………………… 9

1.4

Manfaat Penelitian.......…………………………………………................ 9

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………………… 11
2.1

Penelitian Terdahulu.................................................................................... 11

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.1. Penelitian Terdahulu Pertama........................................................... 11
2.1.2 Penelitian Terdahulu Kedua............................................................... 13
2.2


Landasan Teori……………………………………………………………. 14
2.2.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa.................................... 14
2.2.2 Teori Uses and Gratification............................................................ 17
2.2.3 Kebutuhan Individu Dalam Penggunaan Media............................. 21
2.2.4 Motif............................................................................................... 22
2.2.5 Remaja............................................................................................. 27
2.2.6 Remaja Sebagai Khalayak Media.................................................... 28
2.2.7 Acara Ajang Pencarian Bakat (X-Factor)........................................ 29

2.3

Kerangka Berpikir…...........……………………………………………… 30

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………………… 33
3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.......................................... 33
3.1.1 Definisi Operasional........................................................................ 33
3.1.2 Pengukuran Variabel....................................................................... 34


3.2

Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel........................................ 44
3.2.1 Populasi............................................................................................ 44
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel............................................ 45

3.3

Teknik Pengumpulan Data…………………………………….................. 50

3.4

Teknik Analisis Data..................…………………………………………. 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………….... 52

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


4.1

Gambaran Umum Obyek Penelitian Dan Penyajian Data…………........... 52
4.1.1 Gambaran Umum RCTI………………………………………….. 52
4.1.2 Gambaran Umum X-Factor Indonesia di RCTI………………….. 55
4.1.3 Gambaran Umum Surabaya Timur dan Surabaya Selatan……….. 57

4.2Penyajian Data dan Analisis Data………………………………………........ 58
4.2.1 Identitas Pribadi………………………………………………....... 58
4.2.2 Motif Responden…………………………………………………. 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………. 100
5.1

KESIMPULAN………………………………………………....... 106

5.2

SARAN…………………………………………………………... 107

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 109
LAMPIRAN……………………………………………………………………………… 110

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
SHALLYS INDRIANTI, 0943010051, MOTIVE PEMIRSA DI SURABAYA
MENONTON ACARA ”X-FACTOR INDONESIA” DI RCTI (studi deskriptif
kuantitatif tentang motive remaja di Surabaya menonton acara “X-Factor Indonesia” di
RCTI).
Acara “X-Factor Indonesia” dapat memenuhi kebutuhan pemirsa. Program ini
menyajikan informasi, hiburan, pendidikan dan sosial. Dalam penelitian menggunakan
teori uses and gratifications karena yang menjadi permasalahan utama bukan bagaimana
media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi
kebutuhan sosial khalayak.
Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini Multistage Cluster
Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan
skala likert. Sampel penelitian adalah pemirsa Surabaya berusia 15-25 tahun yang
menonton acara “X-Factor Indonesia” di RCTI.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan ada 4 motive yang mendasari dalam
menonton acara “X-Factor Indonesia” di RCTI yaitu motive identitas personal, motive
integrasi dan interaksi sosial pada kategori sedang. Sedangkan motive informasi, dan
motive hiburan pada kategori tinggi, karena motive tersebut dapat memenuhi kebutuhan
khalayak yaitu dengan adanya candaan segar dari kontestan yang lucu, candaan dari para
juri, dan aksi panggung kontestan yang memukau dan dapat memberikan pengetahuan
yang baru tentang lagu mancanegara.
Kata kunci : Motive, pemirsa remaja di Surabaya, acara “X-Factor Indonesia” di RCTI.
ABSTRACT
SHALLYS INDRIANTI, 0943010051, MOTIVE SURABAYA VIEWER`S IN
WATCHING EVENTS "INDONESIA X-FACTOR" IN RCTI (quantitative descriptive
study of adolescents in Surabaya motive watching the show "X-Factor Indonesia" in
RCTI).
Surely became active in choosing a media that can be the tools to providing their
needs and The "X-Factor Indonesia" is capable to infest the needs of viewers. This
program provides information, entertainment, education and social issues. The study
using the uses and gratifications theory because the main problem is not how to research
change the attitudes and behavior of media audiences, but how the media fulfill the needs
of the audience.
This multistage cluster random sampling used in withdrawal of samples. Data
collection is using a questionnaire with a Likert scale techniques. The samples were rated
ages 15-25 of Surabaya viewers who watched the show "X-Factor Indonesia" in RCTI.
The results of this study it can be concluded that there are four underlying motive
in watching the show "X-Factor Indonesia" in RCTI which are personal identity motives,
integration and social interaction motives in the medium category. While the information
motives, and motives of entertainment in the high category, because it can fulfill the
viewers needs of the presence of fresh humors from funny contestant, and the jokes of the
judges, also included the outstanding performances of contestants, and giving a new
knowledge of internasional songs.
Keywords: Motive, teenage viewers in Surabaya, the show "X-Factor Indonesia" in
RCTI.

xiii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan utama dalam kehidupan
manusia. Kebutuhan itu semakin seiring dengan tingkatan kemajuan zaman.
Perkembangan komunikasi ditandai dengan adanya teknologi untuk
memajukan kemampuan media yang dipakai sebagai saluran komunikasi.
media cetak ataupun media elektronik mendukung penyebaran informasi agar
bisa memenuhi kebutuhan manusia dalam bidang komunikasi secara lebih
efisien. Media massa maupun menjangkau komunikannya secara luas, dalam
jumlah yang besar dan dalam waktu yang bersamaan. Hal tersebut berkaitan
dengan kekuatan media massa yang mampu secara luas dan mencakup
kawasan yang tidak bisa dijangkau.
Televisi sebagai salah satu media massa yang memiliki fungsi dan
peran besar bagi khalayak pemirsanya, karena selain siarannya yang dapan
didengar (audible) dan dapat dilihat (visible), siaran televisi juga memiliki
sifat-sifat langsung, stimulan, intim, dan nyata. Selain itu, televisi juga
dianggap telah berhasil menjalankan fungsinya untuk memberikan siaran
yang informatif, hiburan dan pendidikan kepada masyarakat (Mulyana,
1997:169).
Menurut Effendy dalam ilmu teori dan filsafat komunikasi, media
televisi sebagai salah satu pelopor dalam penyebaran informasi dengan
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

menggunakan perangkat satelit. Hal ini menjadikan informasi berkembang
pesat dan juga muncul globalisasi teknologi informasi dimana pun yang bisa
disaksikan lewat siaran jaringan televisi dengan membawa dampak yang
begitu besar, baik dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lainnya.
Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau movie picture in the
home, yang membuat pemirsa tidak perlu keluar rumah untuk menonton. Hal
tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki televisi dan
keunggulan yang lain adalah tersaji dalam bentuk audiovisual, dengan kata
lain televisi adalah perpaduan anatara radio dan film. Selain unsur kata-kata,
sound effect, musik seperti radio, televisi juga mempunyai unsur visual
berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada
pemirsa sehingga seolah-olah khalayak berada di tempat peristiwa yang
disiarkan oleh pemancar televisi itu (Effendy, 2003:177).
Sebagai bentuk komunikasi lain, stasiun televisi menyiarkan program
acara semata-mata untuk mencapai tujuan komunikasi. Sedangkan tujuan
komunikasi sendiri akan tercapai apabila ada pandangan yang sama antara
komunikator dan komunikannya dalam menafsirkan pesan. Pesan merupakan
sarana untuk memberikan keakraban aktif dan memiliki derajat selektivitas
yang tinggi, maka pesan harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik
perhatian audiens.
Di Indonesia, televisi merupakan medium terfavorit bagi masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman menurut Mulyana dalam buku

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

“Bercinta Dengan Televisi” (1997:285), dunia pertelevisian menunjukkan
pertumbuhan yang pesat, yaitu dengan munculnya stasiun televisi swasta
Indonesia yang mengudara antara lain : TVRI, RCTI (1989), SCTV (1990),
TPI(1991), ANTV (1993), INDOSIAR (1995), METRO TV (2000), TRANS
TV (2001), TRANS7 (2001), GLOBAL TV (2001), LATIVI (2001).
Bertambahnya stasiun televisi ini berdampak juga pada persaingan yang
timbul diantara mereka, berusaha menyajikan informasi, hiburan, dan
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan khalayak melalui program acara yang
ditampilkan.
Maraknya persaingan antara stasiun televisi swasta berpengaruh pada
program acara yang dibuat, mulai dari acara berita, musik, film, sinetron,
pendidikan, kesehatan, misteri, kriminalitas, talk show, sampai acara yang
menampilakn subjek atau objek realitas kehidupan, yakni program acara yang
berdasarkan kisah nyata. Dengan berbagai macam acara yang ditampilkan,
akan membuat para pemirsa televisi bebas untuk memilih acara-acara mana
yang disukai, namun acara yang memberikan suguhan hiburan yang membuat
orang terhibur adalah acara musik.
Pemirsa (television wacther) adalah sasaran komunikasi melalui siaran
televisi yang heterogen, masing-masing individu memiliki kerangka acuan
(frame of reference) yang berbeda antara satu sama lainnya. Setiap individu
berbeda bukan saja dalam hal usia dan jenis kelamin, tetapi juga dalam latar
belakang sosial dan kebudayaannya, sehingga berbeda pula dalam pekerjaan,
pandangan hidup, agama, dan kepercayaan, pendidikan, cita-cita, keinginan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

kesenangan dan lain sebagainya. Kegiatan pemirsa dalam menonton acara
televisi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi tujuan mereka,
baik kebutuhan berupa informasi dan hiburan. Pemirsa ingin mecari
kesenangan, televisi dapat memberikan hiburan. Pemirsa mengalami masalah
atau goncangan jiwa, televisi memberikan kesempatan untuk melarikan diri
dari kegiatannya. Pemirsa kesepian dan televisi berfungsi sebagai sahabat.
Demikian besarnya peran televisi dalam memenuhi kebutuhan, maka televisi
dapat memuaskan kebutuhan pemirsa akan hiburan (Effendy, 2003:61).
Dalam hubungannya dengan penggunaan media massa khususnya
televisi, tentu saja tidak lepas dari adanya kebutuhan serta dorong dan yang
timbul dan berkembangan dalam diri individu, sehingga seseorang
menggunakan televisi sebagai sumber informasinya. Dorongan inilah yang
sering disebut dengan motif. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan mempertahankan eksistensinya (Effendy, 2003:45).
Diantara stasiun-stasiun swasta lainnya, RCTI selalu menampilkan ide
inovatif untuk suatu programnya yang kemudian sukses dan pada akhirnya
stasiun televisi swasta lainnya mencoba menghadirkan program-program
yang sama dengan harapan mendapat sambutan baik pula dari pemirsanya.
Tayangannya program berita seputar indonesia, misalnya mendapat sambutan
baik kemudian bermunculan acara berita di stasiun TV swasta dengan
karakter yang hampir sama seperti adanya liputan 6 di SCTV, aktualita di
ANTV, reportase TRANS TV, dan sebagainya. Contoh lainnya yaitu program
sinetron religi disuksekan dengan Tukang Bubur Naik Haji di RCTI

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

kemudian bermunculan sinetron religi di stasiun TV lainnya seperti Ustad
Fotocopy, dan lainnya. Selain itu pada program infotainment ada Cek n Ricek
di RCTI, dan di ikuti pula dengan INSERT di Trans TV, dan Halo Selebriti di
SCTV. Setelah sukses dengan acara talent show Idola Cilik dan Indonesian
Idol, RCTI membuat inovasi baru dengan meluncurkan acara X-Factor
dengan harapan dapat meraih sukses seperti talent show sebelumnya.
X FACTOR INDONESIA merupakan ajang kompetisi bernyanyi
dengan batasan yang luas. Semua penyanyi dengan usia minimal 15 tahun
sampai dengan usia maksimal yang tidak terbatas, dengan kategori baik solo
maupun grup vocal mempunyai kesempatan yang sama untuk mewujudkan
mimpi menjadi bintang dunia. Audisi X FACTOR INDONESIA berlangsung
di 10 kota di Indonesia; Medan, Bandung, Padang, Balikpapan, Manado,
Makassar, Surabaya, Jogjakarta, dan Jakarta.
Berbeda dengan kompetisi bernyanyi lainnya, di X FACTOR
INDONESIA, peserta tidak hanya bernyanyi di depan 4 orang Juri Utama
tetapi juga disaksikan oleh ribuan penonton secara langsung. Penonton di sini
akan berperan sebagai juri ke-5 yang bisa mempengaruhi keputusan Juri
Utama.
Kontestan yang lolos dari tahap Audisi berhak lanjut ke tahap Boot
Camp. Di tahap ini kontestan akan dibagi menjadi 4 kategori - Solo pria usia
15-24 tahun, Solo wanita usia 15-24 tahun, Solo pria/wanita usia 25 tahun ke
atas dan Grup. Tiap kategori akan dimentori oleh satu orang juri utama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Kompetisi yang berlangsung bukan hanya diantara para kontestan, tapi para
juri pun otomatis ikut berkompetisi, saling berusaha menjadikan kontestan
mereka yang terdepan hingga lolos ke babak final.
Sistem Penjurian dalam ajang ini melalui voting SMS maupun voting
melalui telepon, dan setiap minggunya akan ada Bottom Two yang di
dapatkan dari voting pemirsa dirumah. Lalu, peserta yang masuk ke
dalam Bottom Two akan menyanyikan Save Me

Song setelah peserta

menyanyikan Save Me Song, Juri akan memberikan penilaian untuk
menyelamatkan kontestan,dan yang mendapatkan hasil tertinggi ( 3-1 ) akan
lolos ke babak berikutnya dan yang terendah akan pulang, bila hasil seri ( 22 ) maka akan bertemu sesi Dead Lock dimana hasil akan mengacu kepada
hasil voting pemirsa, dan dari hasil tersebut di dapatkan hasil voting pemirsa
yang terendah, maka yang terendah akan keluar dari kompetisi. (sumber :
http://xfactorindonesia.com/about).
Tayangan X-factor Indonesia dapat memenuhi kebutuhan remaja
Surabaya. Kebutuhan tersebut antara lain, kebutuhan motif informasi yaitu
masih ada remaja Surabaya yang kurang mengetahui lagu-lagu mancanegara
karena lagu dangdut masih mendominasi lagu-lagu dilingkungannya,
kebutuhan motif identitas yaitu masih sedikitnya remaja Surabaya yang
menggunakan hijab modern yang sedang trend, kebutuhan motif integrasi dan
interaksi sosial yaitu kurangnya remaja Surabaya mengangkat pembicaraan
yang berkualitas selain hanya membicarakan gosip selebritis, serta kebutuhan
hiburan yaitu kurangnya acara-acara musik yang diadakan di Surabaya. Hal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

seperti ini lah yang membuat remaja Surabaya memerlukan sebuah tayangan
televisi yang dapat memenuhi kebutuhannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pada dasarnya tiap
individu memilki kebutuhan hidupnya. Antar individu satu dan yang lain
berbeda sehingga motif atau aktifitas penggunaan media dan tujuan akhir
yang diperoleh pun tidak ada yang sama. Individu bebas memilih dan
menggunakan media beserta isinya atau sumber-sumber rujukan lain untuk
mencapai tujuan akhir yaitu untuk memenuhi kebutuhannya akan sebuah
informasi baik yang dikemas dalam bentuk formal maupun dikemas
menghibur seolah menjadi alternatif pilihan bagi para pemirsa. Berlandaskan
hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui motif apakah yang
mendasari pemirsa menonton program acara X-Factor.
Menurut Dennis MCQuail dalam buku yang berjudul Teori
Komunikasi Massa (2002:72), ada empat kategori motif pengkonsumsian
media secara umum yaitu motif informasi (survaillance) seperti ingin
mendapatkan informasi tentang berbagai macam genre lagu, motif identitas
pribadi (personal identity) seperti ingin dapat menemukan cara bagaimana
kita berpenampilan menarik agar memperoleh perhatian dari orang lain, motif
integrasi dan interaksi sosial (personal relationship) seperti tidak lagi
dikatakan sebagai orang yang tidak mengikuti perkembangan didunia
tayangan talentshow dan motif hiburan (diversion) seperti merasa terhibur
dengan aksi panggung setiap kontestan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Pendekatan yang digunakan untuk meneliti motif pemirsa dalam
menonton acara X-Factor adalah pendekatan dengan Teori Uses and
Gratification yang menunjukkan bahwa menjadi permasalahan utama
bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi
bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi
bobotnya pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk
mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003:289). Model ini tertarik pada apa
yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi tertarik pada apa yang
dilakukan seseorang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Objek dalam penelitian ini adalah para pemirsa remaja yang berusia
15-25 tahun, karena pada kategori usia tersebut sesuai dengan ketentuan
tayangan X-Factor Indonesia yaitu R-BO (Remaja-Bimbingan Orangtua) dan
sesuai dengan ketentuan umur para peserta audisi X-Factor yang dimulai pada
umur 15 Tahun.
Alasan pertama peneliti memilih program acara X-Factor karena pada
tayangan X-Factor Indonesia meraih rating tertinggi yaitu 5,4 pada tanggal
1

Maret

2013

dalam

kategori

acara

talentshwow.

(sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/X_Factor_Indonesia ).
X Factor juga mempunyai kelebihan karena para juri yang terlibat
tidak hanya menilai penampilan peserta, tetapi mereka juga menjadi mentor
peserta. Juri tersebut yaitu Ahmad Dhani, Bebi Romeo, Anggun C. Sasmi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Rossa.

(sumber:http://kompetisi2013.blogspot.com/2013/02/x-factor-

fenomenal.html ).
Sementara dipilihnya kota Surabaya sebagai lokasi penelitian
disebabkan Surabaya karena Surabaya menjadi salah satu tempat audisi dari
acara X-Factor Indonesia. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini
mengambil judul “Motif Pemirsa Menonton Acara X-Factor di RCTI” (Studi
Deskriptif Motif Pemirsa Surabaya Dalam Menonton Acara X-Factor di
RCTI), (sumber : http://xfactorindonesia.com/about).

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana motif pemirsa dalam
menonton acara X-Factor di RCTI ?

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui motif pemirsa menonton acara X-Factor.

1.4 Manfaat Penelitian
a) Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi
pengembangan ilmu komunikasi terutama dalam jurnalistik yaitu televisis
sebagai bahan masukan yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

b) Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan pada para pengelola
televisi yang ada di Indonesia tentang acara yang ditayangkan. Bagaimana
kriteria acara-acara televisi yang disukai masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
2.1.1. Penelitian Terdahulu Pertama
Motif Pendengar Aktif Program Talkshow di Radio Antariksa
Surabaya, Mucholiel Herwanto dan Fitri Andriani 2011. Penelitian ini
adalah radio yang mengkhususkan diri di bidang kesehatan, dengan pangsa
pendengar usia muda dan dewasa. Penelitian ini menjelaskan program
unggulan yaitu talkshow yang menyuguhkan berbagai informasi seputar
kesehatan dan gaya hidup sehat dengan tema yang beragam. Penelitian ini
dilakukan unuk mengetahui motif pendengar aktif dalam mengikuti
program talkshow di Radio Antariksa bukan semata-mata hiburan tetapi
juga menginformasikan apa yang dibutuhkan oleh pendengar yaitu
pengetahuan seputar kesehatan.
Landasan

teori

Gratifications yang

yang

digunakan

adalah

teori

Uses

And

berarti khalayak menggunakan media massa

berdasarkan motif-motif tertentu dan media akan dianggap berusaha
memenuhi motif khalayak. Pada akhirnya media yang mampu memenuhi
kebutuhan khayalak disebut sebagai media yang efektif. Menurut
Mc.Quail, ada empat motif khyalak dalam mengkonsumsi media: (1) motif
informasi, (2) motif identitas pribadi, (3) motif integrasi dan interaksi
sosial, (4) motif hiburan. Kategori inilah yang akan digunakan peneliti

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

untu melihat bagaimana khyalak aktif di radio Antariksa dalam menikmati
program talkshow.
Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan metode
survei. Sedangkan, jenis penelitian yang digunakan deskriptif, dengan
maksud memperoleh gambaran yang detail mengenai suatu fenomena.
Menggunakan teknik available sampling dengan mengambil sampel
orang-orang yang berdomomisili di wilayah Gerbang Kertasusila. Obyek
penelitian ini adalah pendengar yang aktif berpatisipasi dalam program
talkshow di Radio Antariksa baik melalui telepon, SMS, email, BBM, dan
live streaming. Dari data yang dihimpun peneliti, diperoleh informasi
bahwa jumlah pendengar talkshow di radio Antariksa berkisar antara 2050 orang perhari.
Hasil penelitian ini Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan
responden lebih memilih motif hiburan yang dapat melepaskan kejenuhan
dan megisi waktu luang. Dan yang kedua adalah motif integrasi dan
interaksi sosial berbagi info seputar kesehatan. Penelitian ini diharapkan
dapat memberi wawasan kepada pengelola radio mengenai motif khayalak
ketika mengakses sebuah program. Mengenai acara yang dibutuhkan oleh
pendengar. Program siaran yang menarik dan bermanfaat bagi pendengar
bukan semata-mata berfokus pada program hiburan seperti yang saat ini
banyak dipilih oleh stasiun radio.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.1.2 Penelitian Terdahulu Kedua
Motif masyarakat Surabaya salam menggunakan iPhone, Tjoa
Cynthia Anggraini Wijaya, 2013. Penelitian ini dilakukan untuk
mnegetahui bagaimana motif para penggna ponse pintar iPhone yang
berada di Surabaya karena iPhone memiliki pangsa pasar yang jelas
sehingga menjadikan iPhone tetap stabil dalam penggunaannya. Mtif yang
diteliti adalah motif masyarakat Surabaya dalam menggunakan iPhone
dengan menggunakan teori Uses and gratifications untuk smartphone.
Indikator pengukuran yang dipakai meliputi: akses permanen, hiburan,
interaksi sosial, daya tarik, koneksi, instrumentalitas, dan mode/status.
Sedangkan metode yang digunakan adalah survei deskriptif pada 76
pengguna iPhone berdomisili di Surabaya, dengan menggunkan teknik non
probability purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
motif penggunaan iPhone di Surabaya cukup tinggi, terutama pada
indikator hiburan dan akses permanen, dimana motif tertinggi tersebut ada
pada para wiraswasta dan pegawai swasta, dengan pengeluaran
perbulannya berkisar 1.000.000-4.000.000 rupiah, dimana mereka
memiliki iPhone karena membelinya sendiri. Selain itu, ditemukan sebuah
kesimpulan bahwa dari iPhone seri pertama sampai iPhone yang terbaru,
motif tertinggi dalam penggunaannya konsisten ada pada indikator
hiburan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada
penelitian sekarang yang dilakukan memiliki perbedaan dan persamaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

dengan penelitian terdahulu. Perbedaan dan persamaan pada penelitian
terdahulu pertama dengan sekarang. Perbedaanya terletak pada media,
program acara dan teknik penarikan sampel. Jika, pada penelitian
terdahulu pertama menggunakan media radio sebagai alat komunikasi
massa. Pada penelitian sekarang menggunakan media televisi. Tenik
penarikan sampel menggunakan available sampling, pada penelitian
sekarang menggunakan multistage cluster sampling. Persamaan antara
penelitian sekarang dan terdahulu terletak pada teori Uses and
Gratifications. Pada penelitian terdahulu kedua, Perbedaan terletak pada
teknik penarikan sampel menggunakan non probability purposive
sampling, sedangkan sekarang menggunakan multistage cluster sampling.
Persamaan terletak pada teori Uses and Gratifications.

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Televisi merupakan bagia dari media massa, dimana media massa
mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Peranan media dalam kehidupan
menurut Liliweri (1994:42) adalah sebagai berikut :
1) Media massa memberikan informasi dan membantu kita untuk
mengetahui secara jelas segala ikhwal tentang dunia sekeklilingnya
kemudian menyimpannya dalam ingatan kita.
2) Media massa membantu kita untuk menyusun agenda, menyusun
jadwal kehidupan sehari-hari.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

3) Media masa berfungsi membantu dan berhubungan dengan berbagai
kelompok masyarakat lain diluar masyarakat kita.
4) Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia.
5) Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari
keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya.
6) Media massa juga dikenal sebagai media hiburan, fungsinya untuk
memberikan hiburan bagi khalayak.
Televisi adalah satu media massa yang memancarkan suara dan
gambar, yang berarti reproduksi dari kenyataan yang disiarkan melalui
gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat
penerima dirumah (Effendy, 2009:20).
Televisi mempunyai ciri-ciri yang dimiliki oleh komunikasi massa,
yaitu :
1) Komunikasi massa berlangsung satu arah, yaitu tidak terdapat arus
balik dari komunikan kepada komunikator.
2) Komunikator pada komunikasi massa berlembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,
yakni

suatu

institusi

atau

organisasi.

Komunikator

dalam

menyebarluaskan pesan komunikasi, bertindak atas nama lembaga,
sejalan dengan kebijakan institusi atau organisasi yang diwakilkannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

3) Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum karena
ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.
4) Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksud keserempakan adalah keserempakan kontak dengan
sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator,
dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan
terpisah.
5) Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Massa dalam komunikasi massa terdiri dari orang-orang yang
heterogen, keberadaannya terpencar, dimana antara satu sama lainnya
tidak saling mengenal dan tidak terdapat kontak pribadi. Masingmasing berada dalam berbagai hal, seperti: jenis kelamin, pandangan
hidup, keinginan, cita-cita, dan lain sebagainya (Effendy, 2003:22-23).
Berdasarlan ciri-ciri diatas, komunikasi menitik beratkan pada
penyampaian pesan melalui bentuj media massa, baik cetak maupun
elektronik. Pesan yang disampaikan merupakan suatu produk atau
komoditas yang memiliki nilai tukar secara acuan simbolik yang
mengandung nilai kegunaan. Setiap pesan yang ditayangkan melalui suara
(audio) dan gambar (visual), berlangsung secara bersamaan (sikron), cepat
dan aktualm terlebih lagi dalam siaran langsung (life broadcast) dan dapat
menjangkau peluang yang sangat luas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Menurut Effendy (2009:24), fungsi televisi sebagai media massa
adalah :
1.

Fungsi Penerangan (the information function)
Memberikan informasi lewat program acara televisi yang disiarkan.

2.

Fungsi Pendidikan (the educational function)
Memberikan informasi pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan
dan penalaran pada masyarakat.

3.

Fungsi Hiburan ( the entertainment function)
Acara-acara yang ditayangkan di setiap stasiun televisi memberikan
hiburan terhadap khalayak luas.

2.2.2 Teori Uses and Gratification
Model Uses and Gratification menunjukkan bahwa menjadi
permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan
perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi
dan sosial khalayaknya. Jadi bobotnya ialah pada khalayak yang aktif,
yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus
(Effendy, 2003:289).
Teori Uses and Gratification digambarkan Swason sebagai a
dramatic break with effect tradition of the past. Model ini tidak tertarik
pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa
yang dilakukan orang terhadap media. Setiap khalayak dianggap aktif
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari hal inilah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

timbul istilah Uses and Gratification, penggunaan dan pemebuhan
kebutuhan (Rakhmat, 2007:65). Dalam asumsi ini tersirat pengertian
bahwa komunikasi massa berguna (utility), bahwa konsumsi media
diarahkan

oleh

motif

(intentionality),

bahwa

perilaku

media

mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity), dan bahwa
khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media
hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologi, efek media
dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi (Rakhmat,
2007:65).
Menurut Katz, Blumer dan Gurevitch, uses and gratification
meneliti asal mula kebutuhan yang menimbulkan harapan tertentu dari
media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan
media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibatakibat lain. Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini
adalah :
1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan
media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikai massa banyak inisiatif untuk mengkaiykan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota
khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk
memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipebuhi media hanyalah
bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

kebutuhan ini terpenuhi melalui komsumsi media amat tergantung
kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.
4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang
diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti
melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan
sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak (Rakhmat, 2007:105).

Berkaitan dengan jenis media dan isi yang dipilih, konsep khalayak
aktif memiliki kaitan dengan motif dan juga berarti bahwa khalayak
mempunyai kecenderungan untuk mengolah data makna atas informasi
yang diperoleh. Dalam hal ini khalayak dapat memilih acara talent show
mana yang akan ditontonnya, yang tentunya dapat semaksimal mungkin
memenuhi kebutuhan sosial khalayak.
Pendekatan uses and gratification menekankan riset komunikasi
massa pada konsumen pesan atau komunikasi yang tidak begitu
memperhatikan mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam ranah
uses and gratification mecoba untuk menjawab pertanyaan : “Mengapa
orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?”
(McQuail, 2002:72).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Lingkungan Sosial:

Kebutuhan
Khalayak:

1. Ciri-Ciri
1. Kognitif

Demografis
2. Afiliasi Kelompok

2. Afektif

3. Karakteristik

3. Integratif Personal
4. Integratif Sosial

Personal

5. Pelepasan
Ketegangan

Sumber Pemuasan

Penggunaan Media

Kebutuhan Yang

Massa:

Berhubungan
Dengan Non Media:

1. Jenis-jenis media,
koran, majalah,

1. Keluarga, TemanTeman
2. Komunikasi
Interpersonal
3. Hobi
4. Tidur, Dan Lain-

tabloid, radio,
televisi
2. Isi media
3. Terpaan media
4. Konteks sosial dan
terpaan media

Pemuasan Media
(Fungsi) :
1. Informasi
2. Identitas Pribadi
3. Integrasi Dan
Interaksi Sosial
4. Hiburan

Gambar 2.1 Model Uses and Gratifications

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.2.3 Kebutuhan Individu Dalam Penggunaan Media
Pada dasarnya setiap manusia memilki kebutuhan dasar dan
khalayak

secara

aktif

memilih

media

massa

untuk

memenuhi

kebutuhannya, sehingga mendapat kepuasan dari penggunaan media
tersebut. Khalayak mempunyai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan
dan berharap dengan menggunakan media dapat memenuhi sebagian
kebutuhannya itu.
Secara umum Katz Gueviricth dan Haas (Effendy, 2003:294)
menjelaskan tipologi kebutuhan utama manusia yang berkaitan dengan
media yang diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu :
1) Cognitive needs (kebutuhan kognitif), kebutuhan yang berkaitan
dengan oeneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai
lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan oada hasrat untuk memahami
dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa oenasaran kita dan
dorongan untuk menyelidiki.
2) Affective needs (kebutuhan afektif), kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan
emosional.
3) Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif),
kebutuhan yang berkatian dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan,
stabilitas dan status individual. Hal tersebut diperoleh dari hasrat akan
harga diri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

4) Social intergrative needs (kebutuhan sosial secara integartif),
kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga,
teman dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
5) Escapist needs (kebutuhan pelepasan), kebutuhan yang berkaitan
dengan uoaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan
keanekaragaman.

2.2.4 Motif
Dalam melakukan seuatu tindakan ataupun perbuatan pasti
didasarkan pada motif-motif tertentu. Pengertian motif tidak dapat
dipisahkan daripada kebutuhan. Seseorang atau suatu organisme yang
berbuat atau melakukan sesuatu, sedikitbanyaknya ada kebutuhan didalam
dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya. Motif adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu
(Purwanto, 2006:60).
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar. Abraham
Maslow mengungkapkan bahwa ada 5 kebutuhan dasar (basic needs)
secara hirarki dan menempatkan kebutuhan dan aktualisasi diri sebagi
tingkatan tertinggi. Individu berharap dengan menggunakan media dapat
memenuhi sebagian dari kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar terdiri dari :
1) Physicological needs (kebutuhan fisokologis), kebutuhan dasar yang
bersifat premier dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang,
dan papan, kesehatan fisik.
2) Safety needs (kebutuhan keamanan), kebutuhan ini meliputi terlindung
dari bahay, perlakuan tidak adil, terjamin keamanan dirinya.
3) Love needs (kebutuhan cinta), kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan
dicintai.
4) Esteem needs (kebutuhan penghargaan), kebutuhan dihargai karena
prestasi, kemampuan, kedudukan dan status.
5) Self actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri), kebutuhan
mempertinggi potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara
maksimum, kreatifitas dan ekspresi diri (Effendy, 2003:290).
Kebutuhan-kebutuhan inilah yang menyebabkan timbulnya motif
yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu. Artintya,
individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media
karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif
adalah suatu pengertian yang melingkupi seluruh penggerak, alasan-alasan
atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan individu
berbuat sesuatu (Gerungan, 2000:71).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Menurut Purwanto (2000:70) menjelaskan fungsi motif :
1.

Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak.

Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang
memeberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu
tugas.
2.

Motif itu menentukan arah.
Yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi
mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula
terbentang jalan yang harus ditempuh.

3.

Motif itu menyeleksi perbuatan kita.
Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan,
yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan
perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu. Seseorang yang benarbenar

ingin mencapai gelarnya sebagai sarjana, tidak akan

menghambur-hamburkan waktunya untuk berfoya-foya/bermain kartu,
sebab perbuatan itu tidak cocok dengan tujuan.
Dari beberapa definisi tentang motif tersebut maka, dapat
disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang
menggerakkan atau membangkitkan sehingga membuat individu itu
berbuat sesuatu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Menurut

McQuail (2002:72)

ada empat

kategori motif

pengkonsumsian media secara umum meliputi :
1) Motif Informasi
Adalah berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan
eksplorasi sosial, hal tersebut meliputi :
a) Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan
dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia
b) Mecari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis,
pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
c) Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
d) Belajar, pendidikan diri sendiri
e) Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2) Motif Identitas Pribadi
Adalah referensi diri, eksplorasi realitas, penguatan nilai, motif yang
ditujukan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang oenting
dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan, hal tersebut
meliputi :
a) Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
b) Menemukan model perilaku
c) Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media)
d) Meningkatkan pemahaman diri sendiri

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

3) Motif Integrasi Dan Interaksi Sosial
Adalah motif yang meliputi interaksi diri dan integrasi sosial, merajuk
pada

kelangsungan

hubungan

individu

dengan

orang

lain,

persahabatan, dan kegunaan sosial, hal tersebut meliputi :
a)

Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati
sosial

b) Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki
c)

Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial

d) Memperoleh teman selain dari manusia
e)

Membantu menjalankan peran sosial

f)

Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanakkeluarga, teman, dan masyarakat

4) Motif Hiburan
Adalah motif yang meliputi kebutuhan untuk melepaskan diri dari
rutinitas tekanan dan masalah, hal tersebut meliputi :
a) Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b) Bersantai
c) Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d) Mengisi waktu
e) Penyaluran emosi
f) Membangkitkan gairah seks

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

2.2.5 Remaja
Masa remaja adalah masa dimana seseorang membentuk atau
memulai membangun siapa dirinya atau jati dirinya. Dalam kamus Bahasa
Indonesia, remaja didefinisikan sebagai suatu fase kehidupan mulai dari
dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Masa remaja mempunyai
jenjang umur mulai 12 tahun hingga 25 tahun (Sarwono, 2004 : 29).
Remaja yang dalam bahasa lainnya disebut adolescence, berasal
dari bahasa latin yang artinya “tumbuh mencapai kematangan”. Anak
dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan yang pesat dalam
aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini
memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintergrasikan dirinya ke
dalam masyarakat dewasa tapi juga merupakan karakteristik yang paling
menonjol dari semua periode perkembangan.
Kendati variatif, pengelompokkan usia remaja tidak pernah
menjadi perdebatan panjang. Inti permasalahannya, bukan pada usia tetapi
apa yang terjadi pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi
dari anak-anak menuju dewasa (Santrock, 2007:20). Berdasarkan uraian
tersebut, sesuai dengan tujuan penelitian ini, remaja pada penelitian ini
lebih difokuskan pada remaja akhir dengan usia 15-25 tahun karena sesuai
dengan usia dari ketentuan peserta audisi X-Factor Indonesia dan
ketentuan

dari kategori tayangan yaitu R-BO (Remaja-Bimbingan

Orangtua).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

2.2.6 Remaja Sebagai Khalayak Media
Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu
sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikatir. Komunikasn
merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlihat dalam proses
komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komentator bersifat
heterogen. Dalam keberadaannya secara tidak terpencar-pencar, dimana
satu sama lainnya tidak sali

Dokumen yang terkait

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF PEMIRSA MENONTON PROGRAM ACARA BLAKRA’AN DI JTV ( Studi Deskriptif Motif Pemirsa di Surabaya Menonton Program Acara Blakra’an di JTV ).

1 1 94

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA FTV ”SINEMA WAJAH INDONESIA” DI SCTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara FTV “Sinema Wajah Indonesia“ di SCTV ).

1 2 119

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA “J-TRAX” DI JTV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara “J-Trax” Di JTV).

0 3 101

MOTIF PEMIRSA MENONTON REALITY SHOW BELAJAR INDONESIA (Studi Deskriptif Motif Pemirsa di Surabaya Menonton Acara Reality Show “Belajar Indonesia” di Trans TV).

0 1 98

MOTIF PEMIRSA MENONTON REALITY SHOW BELAJAR INDONESIA (Studi Deskriptif Motif Pemirsa di Surabaya Menonton Acara Reality Show “Belajar Indonesia” di Trans TV).

0 0 24

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA “J-TRAX” DI JTV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara “J-Trax” Di JTV)

0 1 24

MOTIF PEMIRSA MENONTON PROGRAM ACARA BLAKRA’AN DI JTV ( Studi Deskriptif Motif Pemirsa di Surabaya Menonton Program Acara Blakra’an di JTV )

0 1 22

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 )

0 0 25