RASIO KEUANGAN SEBAGAI PREDIKTOR KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2011.

RASIO KEUANGAN SEBAGAI PREDIKTOR KEBANGKRUTAN
PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT TERDAFTAR
DI BEI PERIODE 2009-2011

SKRIPSI

Oleh:

IDA KHALIDA J AZURI
0913010133/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
RASIO KEUANGAN SEBAGAI PREDIKTOR KEBANGKRUTAN

PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT TERDAFTAR
DI BEI PERIODE 2009-2011

Yang diajukan
Ida Khalida J azuri
0913010133/FE/EA

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Rina Mustika, SE, MM
NIP. 369029500481

Tanggal : 31 Mei 2013

Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Hero Priono, Msi, Ak

NIP. 196110111992031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

RASIO KEUANGAN SEBAGAI PREDIKTOR
KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT
TERDAFTAR DI BEI 2009-2011
Disusun Oleh :
Ida Khalida J azuri
0913010133/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh
Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Pada tanggal 31 Mei 2013

Pembimbing :
Pembimbing Utama


Ketua

Tim Penguji :

Rina Mustika, SE, MM

Dr. Indrawati Y, MM, AK
Sekretaris

Dr s. Munari, MM
Anggota

Rina Mustika, SE, MM
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM

NIP. 196 309 241 989 031 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang senantiasa
memberikan aku kelancaran dan kemudahan dalam penulisan skripsi ini,
meskipun terkadang ada secuil ujian yang membuat aku patah semangat, akan
tetapi justru dalam ujian itu Allah member aku kekuatan iman untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ RASIO KEUANGAN SEBAGAI
PREDIKTOR

KEBANGKRUTAN

PERUSAHAAN


TEXTILE

DAN

GARMENT TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2011 ”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan
dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi., selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Rina Mustika Dewi, selaku dosen pembimbing skripsi yang sangat
sabar dan senantiasa menyempatkan waktu untuk bimbingan diselasela kesibukan, serta memberikan masukan dan motivasi pada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan staff dosen Jurusan Akuntansi yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi
mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
8. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa memberi semangat,
perhatian, doa, dan kasih sayang yang lebih pada aku.
9. Saudara-saudaraku tercinta, mas Riza dan mb Nita yang sudah
memberi semangat dan dukungan agar skripsi ini cepat terselesaikan.
10. Untuk keponakanku Shafa dan Shafira yang sudah memberi tantenya
ini selalu tersenyum dan selalu semangat untuk menyelesaikan skripsi

ini.
11. Untuk keluarga besarku eyang kakung yang senantiasa memberi aku
perhatian dan tidak pernah lupa untuk selalu mendoakanku.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12. Mas Catur teman dekat aku, makasih atas support, doa dan
perhatiannya selama pembuatan skripsi ini.
13. Sahabatku dan teman kampusku : Widya, Dian, dan Eni, makasih ya
sudah menemaniku selama 4 taon ini, tidak pernah bosen jadi tempat
aku curhat dan berkeluh kesah dalam segala hal terutama tentang
tugas-tugas kuliah, aku juga belajar banyak tentang berbagai
pengalaman yang ada pada kalian semua.
14. Dan, semua orang yang senantiasa dimuliakan Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada semua pihak yang telah mendukung Penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, untuk itu

Penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun
karena hal itu sangat membantu dalam penyempurnaan skripsi ini.

Surabaya, 1 Mei 2013

Penulis

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………….

i

DAFTAR ISI ................................................................................................

iv


DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ..........................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

ix

ABSTRAK ………………………………………………………………....

x

ABSTRACT ……………………………………...………………………....

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1


Latar Belakang Masalah ....................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ..........................................................

6

1.3

Tujuan Penelitian ..............................................................

7

1.4

Manfaat Penelitian ............................................................


8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu .........................................................

9

2.2. Landasan Teori .................................................................

11

2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan ..................................

11

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ........................................

12

2.2.3. Rasio Keuangan .......................................................

13

2.2.3.1. Pengertian Rasio Keuangan ..........................

13

2.2.3.2. Rasio Profitabilitas .......................................

14

2.2.3.3 Rasio Solvabilitas ..........................................

16

2.2.3.4 Rasio Likuiditas ............................................

18

2.2.4. Prediksi Financial Disstress ......................................

19

2.2.4.1. Pengertian Financial Disstress .....................

19

2.2.4.2. Dampak Financial Disstress..........................

21

2.2.4.3. Faktor Penyebab Financial Disstress.............

23

2.2.5. Kerangka Pikir .........................................................

24

2.2.5.1. Pengaruh ROA Terhadap Financial Distress .

24

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3

2.2.5.2. Pengaruh ROE Terhdap Financial Distress ...

25

2.2.5.3. Pengaruh DER Terhadap Financial Distress .

26

2.2.5.4. Pengaruh DAR Terhadap Financial Distress .

27

2.2.5.5. Pengaruh CR Terhadap Financial Distress ....

28

Hipotesis ............................................................................

30

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ................

31

3.2

Teknik Penentuan Sampel .................................................

33

3.2.1. Populasi ...................................................................

33

3.2.2. Sampel .....................................................................

34

3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................

35

3.3.1. Jenis Data ................................................................

35

3.3.2. Sumber Data …………………………………………

35

3.3.3. Pengumpulan Data ...................................................

35

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .....................................

35

3.4.1. Teknik Analisis ……………………………………...

35

3.4.2. Uji Hipotesis …………………………………………

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................

39

4.1.1. Gambaran Umum Industri Textile dan Garment di
Indonesia………………………. .................................

39

4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan Sampel .......................

42

4.1.2.1. PT. Polychem Indonesia, Tbk ........................

42

4.1.2.2. PT. Argo Pantes, Tbk ....................................

43

4.1.2.3. PT. Century Textile Industry, Tbk .................

43

4.1.2.4. PT. Eratex Djaja, Tbk ....................................

44

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.2.5. PT. Ever Shine Textile, Tbk ...........................

44

4.1.2.6. PT. Panasia Indosyntex, Tbk ..........................

44

4.1.2.7. PT. Indo-Rama Synthetics, Tbk .....................

45

4.1.2.8. PT. Maharlika Indonesia, Tbk ........................

45

4.1.2.9. PT. Apac Citra Centertex, Tbk .......................

46

4.1.2.10. PT. Panasia Fylament, Tbk ..........................

46

4.1.2.11. PT. Pan Brother, Tbk ...................................

47

4.1.2.12. PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk .................

47

4.1.2.13. PT. Asia Pacific Fibers, Tbk ........................

48

4.1.2.14. PT. Sunson Textile Manufacturer, Tbk.........

48

4.1.2.15. PT. Tifico Fiber Indonesia, Tbk ...................

49

4.1.2.16. PT. Unitex, Tbk ...........................................

50

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ..........................................................

51

4.2.1. ROA (X1).........................................................................

51

4.2.2. ROE (X2) .........................................................................

52

4.2.3. DER (X3) .........................................................................

54

4.2.4. DAR (X4).........................................................................

55

4.2.5. CR (X5)…………………………………………………… 57
4.2.6. Financial Distress (Y)……………………………………... 58
4.3. Pengujian Hipotesis dan Analisa Regresi Logit ..........................

59

4.3.1 Pengujian Hipotesis..........................................................

59

4.3.1.1. Uji Kelayakan Regresi Logit……………………..

60

4.3.1.2. Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit)..............

60

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.1.3. Menilai Koefisien Determinasi ...........................

62

4.3.1.4. Uji Koefisien Regresi ..........................................

63

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................

65

4.4.1. Pengaruh ROA Perusahaan Terhadap Financial Distress ..

65

4.4.2. Pengaruh ROE Perusahaan Terhadap Financial Distress...

66

4.4.3. Pengaruh DER Perusahaan Terhadap Finacial Distress…… 67
4.4.4. Pengaruh DAR Perusahaan Terhadap Finacial Distress…... 68
4.4.5. Pengaruh CR Perusahaan Terhadap Financial Distress…… 69
4.5. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu……….. 70
4.6. Keterbatasan Penelitian…………………………………………… 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................ 74
5.2. Saran ........................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

RASIO KEUANGAN SEBAGAI PREDIKTOR KEBANGKRUTAN
PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT TERDAFTAR
DI BEI PERIODE 2009-2011
Oleh :
IDA KHALIDA J AZURI

ABSTRAK
Perusahaan sektor textile dan garment merupakan salah satu kategori
perusahaan dalam industri manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia. Sektor
ini menjadi menarik untuk dijadikan objek penelitian karena dari beberapa tahun
terakhir industri tersebut cenderung mengalami kesulitan dalam berbagai aspek
salah satunya adalah dalam aspek keuangan dan operasional perusahaan. Hal
tersebut dapat dilihat dari kesulitan pendanaan yang disebabkan oleh kebijakan
manajemen yang dirasa lambat dalam melakukan diversifikasi dan membaca
pasar. Akibatnya para pelaku domestik harus berbagi pasar dengan perusahaan
asing.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan textile
dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tahun 2009 – 2011 dimiliki
oleh sampel sebesar 19 perusahaan. Teknik sampel yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan pertimbangan atau
kriteria-kriteria tertentu. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data
yang berasal dari perusahaan. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah
analisis regresi linier logistik.
Berdasarkan dari hasil penelitian : 1). ROA tidak berpengaruh terhadap
financial distress perusahaan textile dan garment yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. 2). ROE tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan
textile dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3). DER berpengaruh
terhadap financial distress perusahaan textile dan garment yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. 4). DAR berpengaruh terhadap financial distress perusahaan
textile dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5). CR tidak
berpengaruh terhadap financial distress perusahaan textile dan garment yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : ROA, ROE, DER, DER, CR dan Financial Distress
.

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

RASIO KEUANGAN SEBAGAI PREDIKTOR KEBANGKRUTAN
PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT TERDAFTAR
DI BEI PERIODE 2009-2011
Oleh :
IDA KHALIDA J AZURI

ABSTRACT
Company's textile and garment sector is one category of firms in the
manufacturing industry in Indonesia Stock Exchange. This sector became
attractive to be used as objects of research because of the last few years the
industry is likely to experience difficulties in many aspects one of which is the
financial and operational aspects of the company. This can be seen from funding
difficulties caused by the management policies were deemed slow in diversifying
and read the market. As a result, the domestic players have to share the market
with foreign companies.
The population in this study are the financial statements of textile and
garment companies listed in Indonesia Stock Exchange, in 2009 - 2011 owned by
a sample of 19 companies. Sampling technique used was purposive sampling or
judgment sampling based on certain criteria. The data used are primary data is
data that comes from the company. While the analysis is used logistic regression
analysis.
Based on the results of the study: 1). ROA does not affect the financial
distress of textile and garment companies listed in Indonesia Stock Exchange. 2).
ROE does not affect the financial distress of textile and garment companies listed
in Indonesia Stock Exchange. 3). DER effect on the financial distress of textile
and garment companies listed in Indonesia Stock Exchange. 4). DAR financial
distress affect the textile and garment companies listed in Indonesia Stock
Exchange. 5). CR does not affect the financial distress of textile and garment
companies listed in Indonesia Stock Exchange.

Key Word : Return On Asset, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Debt to
Asset Rario, Current Ratio dan Financial Distress

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Dunia bisnis selalu mengalami perkembangan setiap tahun, dengan
keadaan yang selalu berkembang perusahaan harus mempersiapkan perusahaan
yang kuat dan tangguh. Seiring perkembangan zaman, permasalahan selalu datang
dan resiko selalu ada di setiap keputusan yang diambil untuk memajukan
perusahaan. Perusahaan menentukan strategi untuk menghadapi tantangan dan
persaingan yang cukup ketat.
Setiap perusahaan mempublikasikan laporan keuangan sebagai bentuk
tanggung jawab perusahaan mengenai kinerja perusahaan dalam satu periode.
Harahap (2007:133) tujuan utama laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang berguna kepada investor dan kreditur untuk meramalkan,
membandingkan dan menilai potensi arus kas, laba dalam jumlah, waktu dan
dengan memperhatikan ketidakpastian lainnya.
Kondisi kesulitan keuangan menurut teori-teori yang telah ada (financial
distress) terjadi sebelum kebangkrutan. Sehingga banyak sekali model financial
distress perlu dikembangkan karena dengan mengetahui kondisi kesulitan
keuangan perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan kebijakan untuk
mengantisipasinya. Salah satu model prediksi kesulitan keuangan dapat
menggunakan analisis rasio keuangan dalam laporan keuangan dan mencerminkan
kinerja keuangan perusahaan. Kondisi financial distress perusahaan merupakan
suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana suatu perusahaan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

menghadapi masalah kesulitan keuangan. Istilah umum untuk menggambarkan
situasi tersebut adalah kegagalan, ketidakmampuan melunasi hutang, kinerja
keuangan yang negatif, masalah likuiditas, dan default. Model sistem peringatan
untuk mengantisipasi adanya financial distress perlu untuk dikembangkan sebagai
sarana untuk mengidentifikasi bahkan untuk memperbaiki kondisi sebelum
sampai pada kondisi krisis Almilia (2003) dalam Yuanita (2010).
Perusahaan sektor textile dan garment merupakan salah satu kategori
perusahaan dalam industri manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia. Sektor
ini menjadi menarik untuk dijadikan objek penelitian karena dari beberapa tahun
terakhir industri tersebut cenderung mengalami kesulitan dalam berbagai aspek
salah satunya adalah dalam aspek keuangan dan operasional perusahaan. Hal
tersebut dapat dilihat dari kesulitan pendanaan yang disebabkan oleh kebijakan
manajemen yang dirasa lambat dalam melakukan diversifikasi dan membaca
pasar. Akibatnya para pelaku domestik harus berbagi pasar dengan perusahaan
asing. Kenyataannya adalah 70% pangsa pasar saat ini harus dipenuhi oleh
pesaing yang banyak berasal dari negara asing terutama produk-produk buatan
Negara Cina. Yuanita, (2010).
Banyaknya produk textile dari Negara Cina membuat kelangsungan
operasional perusahaan dalam penjualannya menjadi tidak stabil di dalam negeri.
Kekhawatiran ini beralasan karena harga produk mereka jauh di bawah harga
textile dalam negeri dan dari segi kualitas tidak kalah bagusnya. Produk lokal
harus mempertahankan kualitasnya dengan menekan biaya serendah mungkin
agar mampu bersaing dengan produk buatan luar negeri, karena produk luar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

negeri ditawarkan dengan harga yang relatif rendah. Perusahaan harus mempunyai
keunggulan kompetitif agar mampu bersaing dan tetap survive.
Kondisi dan perkembangan industri textile di Indonesia pada tahun 2006
memiliki tingkat konsumsi tekstil dan produk textile sebesar 1 juta ton, namun
industri tekstil nasional kehilangan peluang 49,9 persen. Pada tahun 2007 tercatat
mengalami kenaikan menjadi 1,21 juta ton dan kehilangan pasarnya 49 persen.
Namun pada tahun 2008 industri textile mengalami kehilangan pasar sekitar 35
persen. Padahal tahun 2008, impor yang tercatat hanya 12 persen. Sedangkan
tahun 2009 impor resmi tekstil dan produk textile sebesar 20-24 persen. Hal
tersebut telah mengakibatkan terjadinya kesulitan keuangan pada industri ini yang
diakibatkan oleh harga bahan baku dan biaya produksi yang semakin meningkat
terutama masalah mesin textile yang kebanyakan tidak digunakan karena tidak
adanya orderan atau pesanan yang datang. Regulasi pemerintah di bidang fiskal,
moneter dan administrasi serta perjanjian perdagangan semakin memperburuk
sektor industri ini. Selain dikarenakan krisis ekonomi yang berkepanjangan,
kesulitan yang dialami juga disebabkan oleh dihapusnya kuota ekspor dan produk
textile serta berbagai perjanjian yang tercantum dalam Free Trade Agreement
(FTA) Asean-Cina. Yuanita, (2010)
Sebagian besar perusahaan pada industri textile dan garment mengalami
kecenderungan penurunan pendapatan bersih dan bahkan mengalami kerugian.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menghasilkan profit. Jika
keadaan ini terus menerus terjadi, maka kelangsungan usaha akan terganggu,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

sebab dengan laba yang diperoleh perusahaan dapat membiayai operasi
perusahaan, mengembalikan pinjaman, dan kewajiban lain yang harus dipenuhi.
Salah satu penyebab turunnya laba adalah karena penjualan yang semakin
berkurangnya atau menurun. Berbagai kondisi tersebut di atas akhirnya akan
memperburuk kondisi perusahaan textile dan garment yang tidak tertutup
kemungkinan akan mengalami kesulitan keuangan bahkan kegagalan dalam
usahanya, meskipun sebelumnya diketahui bahwa sektor industri ini cukup
memiliki pangsa pasar yang bagus di dalam negeri. Oleh karena itu, perlu
dilakukan kajian tentang prediksi kondisi financial distress perusahaan textile dan
garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kesulitan keuangan membuat perusahaan terpaksa memperkecil diri guna
bertahan dari kerugian yang diderita terus-menerus. Dan bahkan ada beberapa
yang membubarkan diri. Kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan bisa
dikarenakan operasi atau bisa juga karena keuangan. Kesulitan keuangan karena
operasi yaitu perusahaan menanggung biaya operasional perusahaan dari laba atau
keuntungan dari kegiatan rutin perusahaan. Sedangkan kesulitan keuangan
perusahaan karena keuangan yaitu perusahaan tidak mampu memenuhi dari
kewajibannya meskipun operasi perusahaan masih mendatangkan laba. Dan
kesulitan dapat juga dikarenakan keduanya.
Pasaribu (2008) dalam penelitiannya menyatakan untuk memprediksi
faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya financial distress telah
banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri yang tercatat
di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2006, fokus penelitiannya adalah untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

menguji daya klasifikasi rasio keuangan baik yang berasal dari laporan laba rugi,
neraca ataupun laporan arus kas manakah yang memiliki daya prediksi tinggi
untuk memprediksi kondisi financial distress dengan teknik analisis binary logit.
Rasio-rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel independen adalah rasiorasio keuangan pada penelitian Platt (2002) dalam Lucina (2003) yaitu rasio net
profit margin, rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio financial leverage, rasio
efisiensi, rasio posisi kas, dan rasio pertumbuhan. Ketujuh rasio tersebut
mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainnya.
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendek
perusahaan Wild et al. (2005) dalam Yuanita (2010). Dalam Foster (1987) dan
Wild et al. (2005) dijelaskan bahwa untuk mengetahui likuiditas perusahaan dapat
menggunakan current ratio, quick ratio dan cash ratio.
Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi
perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung
oleh pendanaan hutang (Horne dan Wachowicz, Jr, 2005). Rasio yang tinggi
berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial leverage) yang
tinggi. Penggunaan leverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal
saham (Return On Equity atau ROE) dengan cepat, tetapi sebaliknya apabila
penjualan menurun, rentabilitas modal saham (ROE) akan menurun cepat pula.
Risiko perusahaan dengan financial leverage yang tinggi akan semakin tinggi pula
Hanafi dan Halim (2005) dalam Widhi (2011).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Sri Haryati, (2001) menyatakan semakin tinggi asset bank dialokasikan
pada pinjaman dan semakin rendah rasio permodalan, maka kemungkinan bank
untuk gagal akan semakin meningkat; sedangkan semakin tinggi ROA maka
kemungkinan bank akan gagal akan semakin kecil. Sehingga dengan pengamatan
tersebut, maka akan dihasilkan suatu prediksi dalam mengatasi kepailitan yang
akan dialami suatu perusahaan.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis mengasurnsikan bahwa semakin
tinggi persaingan antar perusahaan maka akan mengakibatkan semakin tinggi pula
biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut, dan selanjutnya akan berpengaruh
pada profitabilitas perusahaan. Apabila usaha tersebut gagal dalam arti kalah
dalam persaingan maka perusahaan tersebut akan rnengalami kerugian, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi keuangan perusahaan yang akan menyebabkan
perusahaan tersebut mengalami financial distress.
Atas dasar latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini peneliti
mengambil judul: “Rasio Keuangan Sebagai Prediktor Kebangkrutan
Perusahaan Textile Dan Gar ment Terdaftar di BEI Periode 2009-2011”.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah ROA berpengaruh terhadap financial distress perusahaan textile dan
garment yang go publik di BEI?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

2. Apakah ROE berpengaruh terhadap financial distress perusahaan textile dan
garment yang go publik di BEI?
3. Apakah DER berpengaruh terhadap financial distress perusahaan textile dan
garment yang go publik di BEI?
4. Apakah DAR berpengaruh terhadap financial distress perusahaan textile dan
garment yang go publik di BEI?
5. Apakah CR berpengaruh terhadap financial distress perusahaan textile dan
garment yang go publik di BEI?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Untuk membuktikkan secara empiris ROA terhadap financial distress
perusahaan textile dan garment yang go publik di BEI.
2. Untuk membuktikkan secara empiris ROE terhadap harga saham perusahaan
manufaktur yang go publik di BEI.
3. Untuk membuktikkan secara empiris DER terhadap financial distress
perusahaan textile dan garment yang go publik di BEI.
4. Untuk membuktikkan secara empiris DAR terhadap financial distress
perusahaan textile dan garment yang go publik di BEI.
5. Untuk membuktikkan secara empiris CR terhadap financial distress
perusahaan textile dan garment yang go publik di BEI.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan dari penelitian ini
adalah :
1. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang berharga
sebagai tambahan perbendaharaan referensi dan dapat memberikan ide untuk
pengembangan lebih lanjut bagi para akademis yang ingin mengadakan
penelitian dalam bidang yang berkaitan dimasa yang akan datang.
2. Bagi Investor
Untuk memberikan informasi mengenai kondisi financial distress perusahaan
textile dan garment yang go publik di BEI melalui analisis laporan keuangan
kepada investor perusahaan-perusahaan mana saja yang memiliki peluang
untuk menanamkan modalnya.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan sebagai referensi penelitian
lebih lanjut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Setyawan dan Widarjo, (2004) melalui penelitiannya “Pengaruh rasio
keuangan terhadap Kondisi Financial Distress perusahaan otomotif”. Rumusan
masalah dalam penelitian apakah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio
financial leverage dan sales growth berpengaruh terhadap financial distress
perusahaan Automotive and Allied Products yang terdaftar di BEI tahun 20042006? Berdasarkan hasil analisis penelitian : (l) Likuiditas yang diukur dengan
cash ratio tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan (2)
Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap financial distress perusahaan (3)
Financial leverage yang diukur dengan total liabilities to total asset tidak
berpengaruh terhadap financial distress perusahaan, (4) Financial leverage yang
diukur dengan current liabilities to total asset tidak berpengaruh terhadap financial
distress perusahaan;
Yuanita,Ika (2009) melalui penelitiannya “Prediksi Financial Distress
Dalam Industri Textile Dan Garment (Bukti Empiris Di Bursa Efek Indonesia).”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). apakah asset lancar terhadap
hutang lancar (CA/CL) berpengaruh signifikan terhadap prediksi kondisi financial
distress perusahaan. 2). apakah Rasio laba bersih terhadap penjualan (NI/Sales)
berpengaruh signifikan terhadap prediksi kondisi financial distress perusahaan.
3). apakah Rasio hutang lancar terhadap total aset (CL/TA) berpengaruh

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

signifikan terhadap prediksi kondisi financial distress perusahaan. 4). apakah
Rasio pertumbuhan laba bersih terhadap pertumbuhan total aset berpengaruh
signifikan terhadap prediksi kondisi financial distress perusahaan. Teknik analisis
dalam penelitian ini menggunakan model Regresi Logistik dalam memprediksi
kondisi financial distress perusahaan tekstile dan garment yang listing di Bursa
Efek Indonesia.
Hasil penelitian ini diperoleh 1) Rasio CA/CL, rasio NI/Sales, rasio
CL/TA, dan rasio NI/TA-Growth % dapat digunakan sebagai prediktor kondisi
kesulitan keuangan atau financial distress pada perusahaan dalam industri textile
dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Tingkat ketepatan model
regresi logistik yang digunakan dalam menjelaskan klasifikasi kondisi perusahaan
dalam prediksi financial distress.
Asmoro, (2010). “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Prediksi
Kondisi Bermasalah Pada Bank (Studi Kasus pada Bank Persero dan Bank Umum
Swasta Nasional periode 2004-2007)”. Rumusan masalah dalam penelitian ini
apakah 1). Apakah rasio keuangan CAR (Capital Adequacy Ratio) mempengaruhi
prediksi kondisi bermasalah pada sektor perbankan? 2). Apakah rasio keuangan
NPL (Non Performing Loan) mempengaruhi prediksi kondisi bermasalah pada
sektor perbankan? 3). Apakah rasio keuangan ROA (Return on Assets)
mempengaruhi prediksi kondisi bermasalah pada sektor perbankan? 4). Apakah
rasio

keuangan

BOPO

(Biaya

Operasional/Pendapatan

Operasional)

mempengaruhi prediksi kondisi bermasalah pada sektor perbankan? 5). Apakah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

rasio keuangan LDR (Loan to Deposit Ratio) mempengaruhi prediksi kondisi
bermasalah pada sektor perbankan?
Model analisis data yang digunakan adalah model logistic regression
karena variable dependennya berupa variabel dummy (non-metrik) dan variabel
independennya berupa kombinasi antara metrik dan non-metrik
Hasil penelitian ini

bahwa CR berpengaruh negatif terhadap prediksi

kondisi bermasalah, maka langkah yang sebaiknya diambil oleh pihak bank adalah
menjaga kesanggupan minimum nilai kecukupan modal yang ditentukan oleh
Bank Indonesia sebesar 8%. Hal ini dimaksudkan agar bank memiliki kemampuan
modal yang cukup untuk meredam akibat berkembang atau meningkatnya
ekspansi aktiva yang mengandung risiko.
• Perbedaan dengan penelitian sekarang :
Penelitian sekarang menggunakan variabel ROA, ROE, DER, DAR dan CR.
Menggunakan teknik analisis regresi linier logit. Tetapi berbeda dengan
penelitian terdahulu yaitu dengan variabel NPL, ROA, BOPO berbeda obyek
penelitian dimana dalam penelitian ini obyeknya pada perusahaan textile dan
garment serta jumlah sampel yang digunakan.

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Anonim (SAK, 2007). yang sudah disesuaikan dengan IFRS
(International Financial Reporting Standards) Penyajian wajar dan kepatuhan
pada SAK, Manajemen membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali
tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas 1). laporan keuangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2). Kelangsungan usaha 3). Dasar akrual 4). Materialitas dan agregasi, Kelalaian
dalam mencantumkan atau kesalahan adalah material jika dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi penggunaan laporan keuangan. Materialitas tergantung pada
ukuran dan sifat dari kelalaian atau kesalahan 5). Saling hapus, Tidak
diperkenankan untuk saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan
beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh PSAK 6). Frekuensi pelaporan
Tahunan 7). Informasi komparatif, Untuk kuantitatif maupun naratif. Jika terdapat
penerapan retrospektif atau reklasifikasi, maka laporan posisi keuangan permulaan
periode komparasi terawal harus disajikan. 8). Konsistensi penyajian.
2.2.1.1. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Belkaoui (1998:83) tujuan laporan keuangan dikelompokkan
menjadi tujuan khusus dan tujuan umum serta tujuan kualitatif. Tujuan tersebut
dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1.

Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, posisi keuangan,
hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi laporan keuangan.

2. Tujuan Umum laporan keuangan adalah :


Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban suatu perusahaan supaya dapat menilai kekuatan
dan kelemahannya, menunjukkan pembelanjaan dan investasinya, menilai
kemampuannya, memenuhi tanggung jawabnya dan menunjukkan dasar
pertumbuhannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13



Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat menaksir penghasilan
yang potensial dari perusahaan.



Menyediakan lain-lain informasi yang diperlukan mengenai perubahan
sumber-sumber ekonomi serta perubahan kewajiban.



Mengungkapkan informasi lain yang relevan bagi kebutuhan para pemakai
laporan keuangan.

2.2.2. Rasio Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran perkembangan finansiil dan posisi finansiil perusahaan
Usman (2003) dalam Widiharto (2008). Analisis rasio keuangan berguna sebagai
analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil finansial yang
telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern
bagi kreditor dan investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan
penanaman modal suatu perusahaan. Meskipun analisisnya didasarkan pada data
kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa
yang akan datang.
Bagi para pemegang saham, laporan keuangan memiliki arti yang penting.
Atas dasar laporan keuangan perusahaan para investor dapat melakukan penilaian
kinerja keuangan perusahaan terutama keputusan dalam melakukan investasi.
Bagi para pemilik saham bermanfaat untuk melihat tingkat pengembalian yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

tercermin dalam laporan rugi laba dan besarnya deviden yang menjadi hak para
pemegang saham Suryanto et al (2002) dalam Kusumo (2011).
Menurut Gitman (2000) dalam Widiharto (2011), analisis rasio keuangan
mencakup metode perhitungan dan interprestasi angka rasio untuk melihat
performance perusahaan. Tipe perbandingan angka rasio keuangan terdiri atas 3
jenis yaitu:
1. Analisa Cross Section: Membandingkan perusahaan atau bank yang berbeda
pada satu waktu yang sama, termasuk membandingkan rasio satu perusahaan
terhadap perusahaan lain maupun membandingkan rasio perusahaan terhadap
industri atau rata-rata industri.
2. Analisa Time Series: Evaluasi performance keuangan perusahaan dari satu
waktu ke waktu yang lain dengan menggunakan analisa rasio.
3. Analisa Kombinasi: Menggunakan analisa yang menggabungkan antara cross
section dan time Series
Rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) jenis, yaitu: rasio
likuditas (liquidity ratios), rasio aktivitas (activity ratios), rasio rentabilitas
(profitability ratios), rasio solvabilitas (levareges ratios), dan rasio pasar (Ang,
1997). Dalam penelitian ini akan digunakan rasio return on assets/ROA (rasio
profitabilitas), debt to equity ratio/DER (rasio solvabilitas), current ratio/CR
(rasio likuiditas).
2.2.2.2. Rasio Profitabilitas
Dalam melakukan investasi, investor maupun calon investor akan
memperhatikan faktor profitabilitas dan resiko. Hal ini disebabkan karena

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

kestabilan harga saham akan berpengaruh pada deviden dan return yang akan
diterima oleh investor pada masa yang akan datang. Bila kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba tergolong tinggi, maka harga saham akan juga
mengalami peningkatan yang akan berdampak pada peningkatan return saham di
masa yang akan datang Husnan (2000) dalam Kusumo (2011).
Kemakmuran (wealth) investor akan sangat tergantung pada return yang
diharapkan dan resiko dari taksiran aliran kas di masa yang akan datang. Laporan
keuangan perusahaan menggambarkan hasil masa lalu telah cukup dijadikan
pedoman aktivitas di masa yang akan datang, namun analisis profitabilitas yang
didasarkan pada rate of return di masa lampau dapat memberikan gambaran dan
informasi yang berguna bagi manajemen dan para analis di luar perusahaan
Ardhiastari (2006) dalam Kusumo (2011). Apabila pasar modal menganggap
seluruh investor adalah investor yang rasional maka para investor tersebut akan
selalu memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas
yang tinggi. Karena dengan kemungkinan perusahaan menghasilkan laba tinggi
maka return ekspektasi juga tinggi. Rasio Profitabilitas yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah rasio Return on Asset (ROA) dan Return On Equity
(ROE).
1) Return on Asset (ROA)
Return on Asset sering disebut juga sebagai Return on Investment (ROI).
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. ROA
diperoleh dengan cara membandingkan nilai pendapatan bersih setelah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

pajak (Net Income After Tax / NIAT) terhadap rata-rata total aktiva/asset
(avegae total asset). NIAT adalah nilai pendapatan / laba bersih setelah
dikurangi dengan pajak. Average total asset adalah rata-rata jumlah asset
dari awal tahun hingga akhir tahun. Semakin tinggi nilai ROA maka
kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin
besar. Sawir (2005:19)
ROA =

Lababersih
TotalAsset

.

2) Return on Equity (ROE)
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal
sendiri (new worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukakan pemilik modal sendiri atau pemegang
saham perusahaan. Sawir (2005:20)
ROE =

Laba Bersih
Modal Sendiri

2.2.2.3. Rasio Solvabilitas (Leverages Ratios)
Rasio solvabilitas adalah perbandingan antara dana yang berasal dari
modal sendiri dengan dana yang berasal dari kreditur. Rasio ini sangat penting
bagi kreditur atau calon kreditur untuk mengetahui seberapa besar para pemilik
(pemegang saham) mempunyai dana dalam perusahaan tersebut, hal ini digunakan
untuk menentukan tingkat keamanan para kreditur. Apabila dana yang disediakan
pemilik lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang disediakan kreditur maka
perusahaan tersebut akan sangat bergantung pada kreditur. Manfaat dari rasio

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

solvabilitas adalah memberikan informasi yang bermanfaat dalam penentuan
manfaat utang Machfoedz (2001) dalam Kusumo (2011).
Menurut Baridwan, (2010: 215) Hutang adalah pengorbanan manfaat
ekonomi di masa akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan
usaha dimasa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan
usaha lain dimasa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa
lalu.
Sedangkan menurut Madura (2001: 224) adalah dana yang dipinjam oleh
perusahaan. Perusahaan perlu meminjam dana tersebut untuk diinvestasikan
dalam aktiva-aktiva yang berbentuk bangunan, mesin-mesin, dan peralatan. Rasio
DER yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk
memenuhi seluruh kewajibannya perumusannya adalah : Suad Husnan (2004:70).
DER =

Totalhu tan g
JumlahModalSendiri

Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan salah satu rasio leverage. DAR
diperoleh dengan membagi total hutang perusahaan dengan total aktivanya. Rasio
ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang
(Prihartanty, 2010). Menyatakan bahwa semakin tinggi DAR akan berdampak
buruk karena beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi
keuntungan / laba perusahaan.
DAR =

Totalhu tan g
Totalaktiv a

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.2.4. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
Rasio likuiditas memberikan gambaran posisi keuangan dalam jangka
waktu yang pendek, tetapi juga digunakan untuk mengecek efisiensi modal kerja
yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini sering disebut sebagai rasio modal
kerja. Tidak hanya perusahaan textile dan agrment dan para kreditor jangka
pendek saja yang tertarik dengan angka-angka rasio likuiditas, rasio likuiditas juga
berguna bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau
setidaknya ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga di masa
yang akan datang (Munawir, 2002:71).
Lebih lanjut, menurut Munawir (2002:71) ada beberapa kriteria sehingga
perusahaan bisa dikatakan mampu memiliki posisi keuangan yang baik, yaitu:
1. Mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya, yaitu pada
waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak eksternal).
2. Mampu memelihara modal kerja yang cukup baik untuk operasi yang optimal
(kewajiban keuangan pada pihak internal).
3. Mampu membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan.
4. Mampu memelihara tingkat kredit yang menguntungkan
Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja
suatu perusahaan (likuiditas) adalah dengan menggunakan current ratio (CR).
Rasio ini menunjukkan perbandingan nilai kekayaan lancar (yang segera dapat
dijadikan uang) dengan hutang jangka pendek (Munawir, 2002:72).
Menurut Husnan (2004:72), current ratio adalah rasio yang mengukur
sejauh mana kemampuan aktiva lancar perusahaan biasa dipergunakan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

memenuhi kewajiban lancarnya. Secara matematis CR dapat dirumuskan sebgai
berikut:
CR =

Aktivalancar
Kewajibanl ancar

Alasan digunakannya CR secara luas sebagai ukuran likuiditas karena
kemampuannya untuk menggambarkan Wild (2005) dalam Yuanita (2010) :
1. Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancarnya (kewajiban jangka
pendek).
2. Kemampuan perusahaan dalam menyangga kerugian.
3. Kemampuan perusahaan utnuk menyediakan cadangan dana lancar.

2.2.3. Prediksi Financial Distress
2.2.3.1. Pengertian Financial Distress
Almilia dan Kristijadi (2003) dalam Yuanita (2010) menyatakan bahwa
perusahaan yang mengalami financial distress adalah perusahaan yang selama
beberapa tahun mengalami laba bersih operasi (net operation income) negative.
Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam
keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan.
Kebangkrutan sendiri biasanya diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi
dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban –
kewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan
dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi
yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat dicapai yaitu profit, sebab dengan laba
yang diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, bisa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

membiayai operasi perusahaan dan kewajiban – kewajiban yang harus dipenuhi
bisa ditutup dengan laba atau aktiva yang dimiliki. Model financial distress perlu
untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress
perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan – tindakan untuk
mengantispasi yang mengarah kepada kebangkrutan.Yuanita,(2010).
Menurut Platt dan Platt (2002) melalui Arini (2010) financial distress
adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan,
yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Platt dan Platt
(2002) melalui Arini (2010) menyatakan 3 kegunaan informasi jika suatu
perusahaan mengalami Financial Distress adalah:
1. Dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah sebelum
terjadi kebangkrutan.
2. Pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger atau takeover agar
perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan mengelola perusahaan
dengan baik.
3. Memberi tanda peringatan dini/awal adanya kebangkrutan pada masa yang
akan datang.
Menurut Almalia dan Kristaji (2003) dalam Yuanita (2010) Prediksi
financial distress perusahaan menjadi perhatian dari banyak pihak. Pihak-pihak
yang menggunakan model tersebut meliputi:
1. Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress
mempunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

memutuskan apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan
kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.
2. Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika
akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan
pembayaran kembali pokok dan bunga.
3. Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung

jawab

mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan
individu, hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk
mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas
perusahaan.
4. Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dalam
antitrust regulation.
5. Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna
bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan.
6. Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan
akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya tidak
langsung kerugian penjualan atau kerugian paksaan akibat ketetapan
pengadilan). Sehingga dengan adanya model prediksi financial distress
diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga
dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.
2.2.3.2. Dampak Financial Distress
Financial distress dapat membawa suatu perusahaan mengalami kegagalan
pembayaran (default), tidak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Kegagalan pembayaran tersebut, mendorong debitor untuk mencari penyelesaian
dengan pihak kreditor, yang pada akhirnya dapat dilakukan restrukrisasi keuangan
antar perusahaan, kreditor dan investor. Hasymi, (2007). Perusahaan yang
mengalami financial distress (kesulitan keuangan)

Dokumen yang terkait

Analisis tingkat kebangkrutan model altman dan foster pada perusahaan textile dan garment go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007-2009

0 25 184

KEKUATAN RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 8 8

Rasio Keuangan sebagai Prediktor Kondisi Financial Distress Perusahaan pada Sektor Textile dan Garment yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2012.

0 0 9

Rasio Keuangan Sebagai Prediktor Kondisi Kesulitan Keuangan Pada Perusahaan Textile dan Garment.

0 0 6

ANALISIS PREDIKSI RASIO KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA INDUSTRI TEXTILE DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008–2011.

0 0 17

Rasio Keuangan sebagai Prediktor Kondisi Financial Distress Perusahaan pada Sektor Textile dan Garment yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2012 - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

Rasio Keuangan sebagai Prediktor Kondisi Financial Distress Perusahaan pada Sektor Textile dan Garment yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2012 - Repositori Universitas Andalas

1 2 8

Analisa Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Industri Sub Sektor Textile dan Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

KINERJA KEUANGAN SEBAGAI PREDIKTOR FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

RASIO KEUANGAN SEBAGAI PREDIKTOR KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2011

0 0 20