T POR 1303027 Chapter3
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut pendapat Kerlinger (1973) yang dikutip oleh Syofian (2013; hlm 53), bahwa survey research atau penelitian survey adalah penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel-variabel yang diteliti. Menurut Kerlinger (1973) yang dikutip oleh Syofian (2013; hlm 53) bahwa karakteristik penelitian survey sebagai berikut :
1. Objek penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antarvariabel, sosiologis, maupun psikologis.
2. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.
3. Metode survey ini tidak memerlukan kelompok control seperti halnya pada metode eksperimen.
Berdasarkan pendapat di atas, metode pada penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitian kuantitatif melalui korelasi sederhana. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan questionnaire atau angket. analisis ini akan digunakan dalam menguji seberapa besar kontribusi motivasi intrinsik ( ) dan motivasi ekstrinsik ( ) denganaktivitas siswa ( ). Seperti yang dikemukakan oleh Syofian Siregar (2013; hlm 57) bahwa kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi
(2)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik seseorang.
Dalam konteks ini motif berprestasi untuk beraktivitas fisik pada cabang olahraga softball lebih banyak difokuskan pada motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Perbedaan signifikan tentang motivasi beraktivitas fisik. Seperti penelitian yang sebelumnya mengenai motivasi untuk berpartisipasi dalam beraktivitas fisik olahraga pada siswa dari tiga Negara yang berbeda
oleh Miran Kondrič,PhD., Joško Sindik, PhD., Gordana Furjan Mandić,
PhD., Bernd Schiefler (2013). Bahwa terdapat pengaruh motivasi yang signifikan dalam beraktivitas fisik pada siswa sekolah menengah atas dalam cabang olahrag softball di Kota Bandung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat popular dipakai untuk menyebutkan sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merpakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungi, 2006:99) yang dikutip oleh Syofian Siregar (2013; hlm 59). Sedangkan sampel adalah suatu prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu
(3)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasi. Populasi dan sampel menurut Sugiyono (2011; hlm 45), bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, populasi dalam penelitian ini adalah atlet softball usia sekolah menengah atas di Kota Bandung, mereka merupakan bibit pembinaan pada tahap persiapan prestasi sebanyak 173 orang. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah partisipan yang dirandom dari siswa sekolah menengah atas di Kota Bandung yang memiliki motivasi, minat, dan atensi terhadap cabang olahraga softball sebanyak 63 orang. Pelaksanaan pengambilan sampel random yaitu peneliti mendatangi tiap klub softball yang memiliki anggota klub usia remaja sekolah menengah atas.
Pengambilan sampel penelitian menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin dalam Riduan (2007: hlm 65) sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
(4)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
= =
Jadi, sampel yang diambil berdasarkan rumus dari Taro Yamane atau Slovin sebesar 63 responden.
C. Instrumen Penelitian
Syofian Siregar (2013) mengatakan bahwa instrumen merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpul data dalam suatu penelitian dapat berupa kuesioner, sehingga skala pengukuran instrument adalah menentukan satuan yang diperoleh, sekaligus jenis data atau tingkatan data, apakah data tersebut berjenis nominal, ordinal, interval maupun rasio.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah questionnaire atau angket sesuai dengan pendapat dari Riduwan (2013), bahwa angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.
Penelitian ini menggunakan PMQ (Participation Motivation Quesionare); Gill et al., 1983., penggunaannya lebih meluas dalam
(5)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempelajari secara umum tentang partisipasi di usia remaja. Siswa melengkapi questionairre yang telah penulis bagikan, butir-butir pertanyaan dari kemungkinan alasan motivasi siswa berpartisipasi dalam olahraga softball di Kota Bandung.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, dimana menurut Riduwan (2013), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Melalui penggunaan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator-indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
Peneliti menggunakan skala Likert untuk menentukan indikator dari komponen pertanyaan yang akan diberikan pada responden untuk di jawab ataupun dikomentari. Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menyebarkan angket penelitian kepada para atlet remaja usia sekolah menengah atas di Kota Bandung yang tergabung dalam beberapa Klub softball baseball di Kota Bandung. Setelah angket penelitian direspon dan dikembalikan ke peneliti selanjutnya diuji keabsahan dari butir pertanyaan yang terdapat pada angket penelitian. Penghitungan validitas butir tes berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang harus diukur. Dengan melakukan
(6)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penghitungan validitas dan reliabilitas butir tes, instrumen penelitian tidak membutuhkan lagi face validity untuk mengukur dan menentukan keterandalan dari alat ukur yang digunakan. Sesuai yang dikemukakan oleh
Gaber (2013; hlm 473) bahwa “ … when you have content validity, you
automatically have face validity”. Pendapat dari Gaber tersebut telah menggambarkan bahwa dengan peneliti melakukan pengujian validitas dan reliabilitas butir soal secara otomatis instrumen penelitian yang dimiliki oleh peneliti telah memiliki face validity.
Kisi-kisi intrumen penelitian untuk mengukur dan menganalisa motivasi yang dimiliki oleh para atlet usia sekolah menengah atas di Kota Bandung, ditunjukkan pada tabel 3.1 dibawah ini :
TABEL 3.1
(7)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrument penelitian yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Miran Kondrič,PhD., Joško Sindik, PhD., Gordana Furjan Mandić, PhD., Bernd Schiefler : 2013, peneliti menggunakan “Back Translation Methode “ dari Esposito (2001 : hlm 546), yaitu dengan menerjemahkan PMQ kedalam bahasa Indonesia oleh ahli bilingual, selanjutnya diterjemahkan kembali ke bahasa Inggris oleh ahli bilingual yang berbeda setelah itu diterjemahkan kembali ke bahasa Indonesia untuk dipakai sebagai
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR
1 2 3 (+) (-)
SAYA SUKA BONUS YANG DITAWARKAN 13 SAYA SUKA DENGAN PERALATAN DAN FASILITAS YANG SAYA PAKAI 31 SAYA SUKA KARENA OLAHRAGA INI GLAMOUR 39
SAYA SUKA MELAKUKAN PERJALANAN 4
SAYA SUKA KARENA KELUAR DARI RUMAH 20
SAYA INGIN TERKENAL 26
SAYA INGIN MENINGKATKAN STATUS SOSIAL 29 SAYA MENJADI ATLET KARENA INGIN DIHARGAI ORANG LAIN 32 SAYA SENANG KARENA TERLIHAT LEBIH KEREN 36 SAYA SENANG KARENA INGIN MENDAPATKAN PERHATIAN DARI LAWAN JENIS 38 SAYA SENANG MENJADI PUSAT PERHATIAN 34 SAYA SENANG KARENA BANYAK YANG MENONTON 35 SAYA SENANG KARENA MENJADI PEMBERITAAN DI KORAN 41 SAYA SENANG KARENA MENJADI PEMBERITAAN DI TELEVISI 42 SAYA INGIN SELALU BERSAMA DENGAN TEMAN SAYA 2 ORANG TUA DAN TEMAN MENGINGINKAN SAYA BERMAIN DI OLAHRAGA INI 6 SAYA SENANG MEMILIKI TEMAN BARU 10 SAYA INGIN TUBUH SAYA TERLIHAT ATLETIS 25
SAYA SUKA PELATIHNYA 28
SAYA MELAKUKAN OLAHRAGA INI UNTUK MENGISI WAKTU LUANG 17 SAYA MERASA LUPA DENGAN SEMUA MASALAH KETIKA BERADA DI LAPANG 40
SAYA SUKA UNTUK MELAKUKAN AKSI DI OLAHRAGA INI 18
SAYA SUKA BERKOMPETISI 21
SAYA SUKA TANTANGAN DI OLAHRAGA INI 27 SAYA INGIN BELAJAR KETERAMPILAN YANG BARU 9 SAYA SENANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAYA 14
SAYA SENANG BERLATIH 15
SAYA INGIN MENCAPAI LEVEL YANG LEBIH TINGGI DI OLAHRAGA INI 23 SAYA INGIN MENINGKATKAN KETERAMPILAN 1 SAYA SUKA BEKERJASAMA DALAM TIM 7 SAYA SENANG BERADA DI TIM DI OLAHRAGA INI 8
SAYA SUKA SPIRIT DARI TIM 19
SAYA INGIN TUBUH SAYA SEHAT 24
SAYA MERASA PENTING BERADA DI TIM 22
SAYA INGIN KEMENANGAN 3
SAYA SUKA HAL YANG MENYENANGKAN DI OLAHRAGA INI 5 SAYA SUKA MELAKUKAN SESUATU YANG SAYA KUASAI 11 SAYA SUKA BERADA DI OLAHRAGA INI UNTUK MENURUNKAN KETEGANGAN 12 SAYA SENANG MEMILIKI SESUATU HAL YANG DAPAT DILAKUKAN 16 SAYA SENANG KARENA MENDAPAT KESENANGAN DI OLAHRAGA INI 30 SAYA SENANG MENGIKUTI TURNAMEN YANG BERGENGSI 33 SAYA SENANG KARENA PRESTASINYA MUDAH DI DAPAT 37 MOTIVASI INTRINSIK
(COMPETENCE MOTIVATION) PELLETION, ET. AL (1995)
REWARD
PERLAWATAN
DIPUJA ORANG
BERITA DI MEDIA MASSA MOTIVASI EKSTRINSIK (COMPETITIVE MOTIVATION) VALLERAND (2003:2) KEPUASAN PRIBADI STATUS SOSIAL ISENG
MEMILIKI KONSENTRASI YANG TINGGI
PENAMPILAN YANG LEBIH BAIK
SELF-DETERMINASI
(8)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrument penelitian. Sehingga penggunaan PMQ yang mengadopsi dari penelitian sebelumnya dapat dilakukan dengan tepat.
D. Teknik Analisis Data
Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah :
√ { }
Keterangan :
= Koefisien korelasi = Jumlah skor item
= Jumlah skor total (seluruh item) N = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
√ √
Keterangan :
t = nilai
r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan : Jika berarti valid, sebaliknya
(9)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)
Setelah dihitung validasinya kemudian dihitung reliabilitasi skor tiap item test. Uji reliabilitasi dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut : Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai berikut.
Langkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :
Keterangan :
= Varians skor tiap-tiap item
∑ = Jumlah kuadrat item
= Jumlah item dikuadratkan N = Dikuadratkan
(10)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
∑ = Jumlah varians semua items
Varians item ke-1,2,3…n
Langkah 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :
Keterangan :
= Varians total
∑ = Jumlah kuadrat x total
= Jumlah x total dikuadratkan N = Jumlah Responden
Langkah 4 : Masukkan nilai alpha dengan rumus :
( ) ( ) Keterangan :
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total
(11)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrument yang dilakukan dengan rumus Korelasi Product Moment, yaitu :
√
(Riduwan 2007:115-116)
Harga menunjukkan reliabilitas setengah tes. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown, yakni :
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak
digunakan distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat
kebebasan (dk = n-2). Kemudian dibuat keputusan dengan membandingkan dengan . Adapun kaidah keputusan : Jika berarti reliabel dan berarti tidak reliabel.
E. Hasil Uji Coba Instrument Penelitian.
Setelah instrument penelitian diujicobakan kepada 63 responden, didapatkan hasil uji coba instrument penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.2
PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI EKSTRINSIK
NO
KOEFISIEN KORELASI
HARGA
HARGA
KEPUTUSAN HITUNGAN VALIDITAS
1 0,128 1,008 0,675 Valid Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi Product Moment ( ) kemudian dibandingkan 2 0,438 3,805 0,675 Valid
(12)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4 0,353 2,947 0,675 Valid dengan rumus ( ), sebagai berikut : Contoh hitungan item No. 1
√ √ √ √ = 1,008 Distribusi untuk α = 0,50 dan uji dua pihak dengan derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61), sehingga didapat = 0,675
Kaidah keputusan :
Jika berarti valid, berarti tidak valid
Ternyata 1,008 > 0,675, maka item (No.1) tersebut dinyatakan valid.
Demikian juga hitungan (item No. 2 – No. 21) 5 0,277 2,544 0,675 Valid
6 0,116 0,912 0,675 Valid 7 0,338 2,805 0,675 Valid 8 0,063 0,493 0,675 Tidak Valid 9 0,323 2,666 0,675 Valid 10 0,132 1,040 0,675 Valid 11 0,415 3,563 0,675 Valid 12 0,146 1,153 0,675 Valid 13 0,086 0,675 0,675 Valid 14 0,041 0,320 0,675 Tidak Valid 15 0,116 0,912 0,675 Valid 16 0,141 1,112 0,675 Valid 17 0,085 0,666 0,675 Tidak Valid 18 0,398 3,388 0,675 Valid 19 0,184 1,462 0,675 Valid 20 0,663 6,917 0,675 Valid 21 0,502 4,533 0,675 Valid
Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21 item alat ukur tersebut yang dinyatakan valid sebanyak 18 item yaitu item pertanyaan pada nomor : 2; 4; 6; 10; 13; 17; 20; 26; 28; 29; 31; 32; 36; 36; 39; 40; 41 dan 42 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 3 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 25; 34 dan 38. Dengan demikian ke empat item ini dibuang.
Tabel 3.3
PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL MOTIVASI EKSTRINSIK NO KOEFISIEN KORELASI HARGA HARGA
KEPUTUSAN HITUNGAN RELIABILITAS
1 0,128 0,384 0,254 Reliabel Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi Product Moment ( ) kemudian dibandingkan dengan Spearman Brown ( ), sebagai berikut : Contoh hitungan item No. 1
0,384
Distribusi untuk α = 0,05 dan derajat uji dua pihak dengan derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61), 2 0,438 1.314 0,254 Reliabel
3 0,129 0,387 0,254 Reliabel 4 0,353 1,059 0,254 Reliabel 5 0,277 0,831 0,254 Reliabel 6 0,116 0,348 0,254 Reliabel 7 0,338 1,014 0,254 Reliabel 8 0,063 0,189 0,254 Tidak Reliabel 9 0,323 0,969 0,254 Reliabel 10 0,132 0,396 0,254 Reliabel 11 0,415 1,245 0,254 Reliabel
(13)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12 0,146 0,438 0,254 Reliabel sehingga didapat = 0,254 Kaidah keputusan :
Jika berarti reliabel, berarti tidak reliabel
Ternyata 0,384 > 0,254, maka item (No.1) tersebut dinyatakan reliabel.
Demikian juga hitungan (item No. 2 – No. 21) 13 0,086 0,258 0,254 Reliabel
14 0,041 0,123 0,254 Tidak Reliabel 15 0,116 0,348 0,254 Reliabel 16 0,141 0,423 0,254 Reliabel 17 0,085 0,253 0,254 Tidak Reliabel 18 0,398 1,194 0,254 Reliabel 19 0,184 0,552 0,254 Reliabel 20 0,663 1,989 0,254 Reliabel 21 0,502 1,506 0,254 Reliabel
Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21 item alat ukur tersebut yang dinyatakan reliabel sebanyak 18 item yaitu item pertanyaan pada nomor : 2; 4; 6; 10; 13; 17; 20; 26; 28; 29; 31; 32; 36; 36; 39; 40; 41 dan 42 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak reliabel sebanyak 3 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 25; 34 dan 38. Dengan demikian ke empat item ini dibuang.
Tabel 3.4
PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI INTRINSIK
NO KOEFISIEN KORELASI HARGA HARGA
KEPUTUSAN HITUNGAN VALIDITAS
1 0,148 1,577 0,675 Valid Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi Product Moment ( ) kemudian dibandingkan dengan rumus ( ), sebagai berikut :
Contoh hitungan item No. 1
√ √ √ √ = 1,577 Distribusi untuk α = 0,50 dan uji dua pihak dengan derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61), sehingga didapat = 0,675
Kaidah keputusan :
Jika berarti valid, berarti tidak valid
Ternyata 1,577 > 0,675, maka item (No.1) tersebut 2 0,027 0,211 0,675 Tidak Valid
3 0,448 3,914 0,675 Valid 4 0,336 2,786 0,675 Valid 5 0,095 0,745 0,675 Valid 6 0,785 9,897 0,675 Valid 7 0,080 0,622 0,675 Tidak Valid 8 0,123 0,968 0,675 Valid 9 0,125 0,983 0,675 Valid 10 0,049 0,382 0,675 Tidak Valid 11 0,251 2,025 0,675 Valid 12 0,711 7,896 0,675 Valid 13 0,129 1,016 0,675 Valid 14 0,065 0,508 0,675 Tidak Valid 15 0,381 3,217 0,675 Valid 16 0,928 16,12 0,675 Valid 17 0,329 2,721 0,675 Valid 18 0,214 1,711 0,675 Valid
(14)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
19 0,166 1,315 0,675 Valid dinyatakan valid.
Demikian juga hitungan (item No. 2 – No. 21) 20 0,017 0,133 0,675 Tidak Valid
21 0,230 1,846 0,675 Valid
Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21 item alat ukur tersebut yang dinyatakan valid sebanyak 16 item yaitu item pertanyaan pada nomor : 1; 5; 7; 8; 9; 12; 14; 16; 18; 19; 22; 23; 24; 27; 30 dan 37 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 5 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 3; 11; 15; 21 dan 33. Dengan demikian ke empat item ini dibuang.
Tabel 3.5
PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL MOTIVASI INTRINSIK NO KOEFISIEN KORELASI HARGA HARGA
KEPUTUSAN HITUNGAN RELIABILITAS
1 0,148 0,444 0,254 Reliabel Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi Product Moment ( ) kemudian dibandingkan dengan Spearman Brown ( ), sebagai berikut : Contoh hitungan item No. 1
0,444
Distribusi untuk α = 0,05 dan derajat uji dua pihak dengan derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61), sehingga didapat = 0,254
Kaidah keputusan :
Jika berarti reliabel, berarti tidak reliabel
Ternyata 0,444 > 0,254, maka item (No.1) tersebut dinyatakan reliabel.
Demikian juga hitungan (item No. 2 – No. 21) 2 0,027 0,081 0,254 Tidak Reliabel
3 0,448 1,344 0,254 Reliabel 4 0,336 1,008 0,254 Reliabel 5 0,095 0,285 0,254 Reliabel 6 0,785 2,355 0,254 Reliabel 7 0,080 0,240 0,254 Tidak Reliabel 8 0,123 0,369 0,254 Reliabel 9 0,125 0,375 0,254 Reliabel 10 0,049 0,147 0,254 Tidak Reliabel 11 0,251 0,753 0,254 Reliabel 12 0,711 2,133 0,254 Reliabel 13 0,129 0,387 0,254 Reliabel 14 0,065 0,195 0,254 Tidak Reliabel 15 0,381 1,143 0,254 Reliabel 16 0,928 2,946 0,254 Reliabel 17 0,329 0,987 0,254 Reliabel 18 0,214 0,642 0,254 Reliabel 19 0,166 0,498 0,254 Reliabel 20 0,017 0,051 0,254 Tidak Reliabel 21 0,230 0,690 0,254 Reliabel
Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21 item alat ukur tersebut yang dinyatakan reliabel sebanyak 17 item yaitu item
(15)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan pada nomor : 1; 5; 7; 8; 9; 12; 14; 16; 18; 19; 22; 23; 24; 27; 30 dan 37 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 5 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 3; 11; 15; 21 dan 33. Dengan demikian ke empat item ini dibuang.
F. Deskripsi Operasional Variabel
Secara operasional variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian. Singarimbun (1987:23) yang dikutip oleh Riduwan (2013:281) memberikan pengertian tentang definisi operasional, yang diartikan bahwa unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel itu diukur. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
a. Motivasi Ekstrinsik ( ) adalah suatu kondisi yang berpengaruh dan membangkitkan dorongan dari luar atau lingkungan sekitar atlet yang berhubungan dengan aktivitas fisik siswa sekolah menengah terhadap cabang olahraga softball di Kota Bandung.
b. Motivasi Intrinsik ( ) adalah suatu kondisi yang berpengaruh dan membangkitkan dorongan dari dalam diri atlet yang berhubungan dengan aktivitas fisik siswa sekolah menengah terhadap cabang olahraga softball di Kota Bandung.
c. Aktivitas fisik (y) yaitu segala bentuk kegiatan positif yang melibatkan pergerakan secara teratur, stimultan, dan terkoordinasi
(16)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mencapai suatu tujuan yang berakibat baik untuk pelaku (siswa usia remaja yang menjadi atlet).
Deskripsi sebagai gambaran dari design penelitian untuk mengetahui perspektif atau kerangka acuan dan memandang teori yang diajukan dalam penelitian melalui pendugaan pengujian hipotesis dan untuk mengetahui ada atau tidaknya kontribusi motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik dengan aktivitas fisik siswa. Kontribusi antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1
Desain Penelitian dan y
Keterangan :
: Motivasi Ekstrinsik (Variabel independen) : Motivasi Intrinsik (Variabel independen)
: Aktivitas Fisik Siswa (Variabel dependen) R : Koefisien Korelasi
y
(17)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan keterangan di atas dapat kita tentukan kedudukan variabel y sebagai variabel dependen yang banyak dipengaruhi oleh variabel x sebagai variabel independen.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah hipotesis operasional yang diterjemahkan ke dalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti, yaitu :
1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi ekstrinsik terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota Bandung. (Ha)
Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi ekstrinsik terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota Bandung.(Ho)
2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi intrinsik terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota Bandung. (Ha)
Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi intrinsik terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota Bandung.(Ho).
(18)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Terdapat perbedaan kontribusi yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dan motivasi terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota Bandung.(Ha).
Tidak terdapat perbedaan kontribusi yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dan motivasi instrinsik terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota Bandung.(Ho).
Jika Ha = 0 , dan Ho 0
Maka Ho diterima, jika : Ho ditolak, jika :
-α +α Penentuan daerah penolakan uji dua pihak
Gambar 3.2
H. Regresi Sederhana
Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar
Daerah penerimaan Ho Daerah
penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
(19)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesalahannya dapat diperkecil. (Riduwan, 2013:146). Peramalan yang dilakukan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi. Ada beberapa langkah untuk menguji regresi, sebagai berikut :
Langkah 1.
Ha: Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi eksternal dan internal terhadap aktivitas fisik siswa usia sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota Bandung.
Ho: Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi eksternal dan internal terhadap aktivitas fisik siswa usia sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota Bandung.
Langkah 2.
Ha: r 0 Ho: r = 0
Langkah 3.
Membuat Tabel Penolong untuk menghitung angka statistik : ( )
Langkah 4.
1) Menghitung rumus b
2) Menghitung rumus a
(20)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Menghitung persamaan regresi sederhana
̂
4) Membuat garis persamaan regresi
a. Menghitung rata-rata X dengan rumus :
̅
b. Menghitung rata-rata Y dengan rumus :
̅
Menguji signifikansi dengan langkah-langkah berikut : Langkah.1.
Mencari jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus :
Langkah 2.
Mencari jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus : ( ) = { }
Langkah 3.
Mencari jumlah Kuadrat Residu ( ) dengan rumus :
(21)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Regresi dengan rumus :
Teknik 5.
Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Regresi ( ) dengan rumus :
Langkah 6.
Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Residu ( ) dengan rumus :
Langkah 7.
Menguji signifikansi dengan rumus :
Kaidah pengujian signifikansi :
Jika , maka Ho DITOLAK artinya signifikan dan , maka Ho DITERIMA arttinya tidak signifikan Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05
Mencari nilai menggunakan Tabel F dengan rumus : =
(22)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
=5,99
Langkah 8.
Membuat kesimpulan dari hasil perhitugan regresi yang dilakukan.
Perhitungan regresi atau perkiraan secara sistematis tentang variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu aktivitas fisik dan variabel bebas yaitu motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Dengan membuat perhitungan regresi dapat memperkirakan perubahan, agar tidak salah mengerti bahwa perkiraan regresi ini tidak memberikan jawaban pasti, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi.
I. Analisis dan Pengolahan Data
Untuk mengolah hasil penelitian yang telah dilakukan penulis menggunakan system ANOVA (Analysis of Variance) untuk menghitung hasil yang di dapat dari PMQ. ANOVA menyediakan tes statistik dari berarti atau tidaknya hasil yang di dapat dari kelompok sampel yang diteliti. Melalui perhitungan t-skor akan didapatkan hasil dan eror dari hasil penelitian yang dilakukan.
Data hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan Software IBM SPSS Statistik (19.0). Pengukuran dasar dari penelitian deskriptif yang dikalkulasikan (mean, standar deviasi, dan frekwensi). Keberagaman ANOVA telah digunakan untuk menguji keragaman motivasi terhadap siswa sekolah menengah atas di Kota Bandung untuk setiap item questioner. Kemudian peneliti akan menampilkan faktor analisis untuk menguji
(23)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
partisipan (dalam tiga kelompok mereka), dan faktor skor digunakan dalam MANOVA dan analisis untuk menguji hubungan motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik dengan aktivitas fisik siswa sekolah menengah atas di Kota Bandung pada olahraga softball di Kota Bandung.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah analisis Peardon Product Moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi variabel , dan terhadap . Analisis yang dilakukan ini untuk mengetahui kontribusi motivasi intrinsik ( ), dan kontribusi motivasi ekstrinsik ( ), secara bersama-sama berkontribusi secara signifikan terhada aktivits fisik ( ) siswa sekolah menengah atas di Kota Bandung. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut :
√
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga . Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh 0,80 - 1,000 Sangat Tinggi
(24)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,40 - 0,599 Cukup
0,20 - 0,399 Rendah
0,00 - 0,199 Sangat Tinggi
Sumber : Riduwan (2008:138)
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna pengaruh variable x terhadap y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Signifikasi dengan rumus :
√
√
Keterangan :
= Nilai t
r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel
Selanjutya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel x terhadap y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel x mempunyai sumbangan atau ikut menentukan variabel y. sumbangan dicari dengan menggunakan rumus :
KD = . 100% Keterangan :
(25)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r = Nilai Koefisien Korelasi
Mengetahui pengaruh antara variabel dan terhadap variabel digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut :
√ ( ) ( ) ( )
Analisis penghitungan lanjut digunakan teknik korelasi sederhana dengan menggunakan bantuan software program Statistical Product and Service Solutions (SPSS).
J. Jadwal Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Kota Bandung, dengan mengambil sampel seluruh atlet usia sekolah menengah atas yang ada di Kota Bandung dibawah naungan Pengcab Perbasasi Kota Bandung.
2. Waktu Penelitian
Penjadwalan penelitian ini dimulai dari usulan penelitian sampai penulisan tesis yang meliputi :
a. Menyusun usulan penelitian (proposal) dengan arahan dosen Pembimbing Akademik mulai bulan Desember 2014.
(26)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Seminar usulan penelitian dengan komisi pembimbing dan penelaah, bulan Januari 2015 minggu ke empat.
c. Pengumpulan data di lapangan mulai bulan Januari 2015 sampai dengan pertengahan bulan Februari 2015.
d. Analisa data yang telah diperoleh dari lapangan dilakukan pararel dengan kegiatan pengumpulan data yang dimulai pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Maret 2015.
e. Penulisan laporan (tesis) dengan arahan tim pembimbing mulai bulan April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015.
f. Sidang ujian tahap I dan II diperkirakan bulan bulan Juni 2015.
Tabel 3.7 Jadwal Penelitian
BULAN
DES'14 JAN'15 FEB'15 MAR'15 APR'15 MEI'15 JUN'15 KEGIATAN
Penyusunan proposal
penelitian
Seminar proposal penelitian
Pengumpulan data
Analisis data
Penulisan laporan (Tesis)
(1)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Regresi dengan rumus :
Teknik 5.
Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Regresi ( ) dengan rumus :
Langkah 6.
Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Residu ( ) dengan rumus :
Langkah 7.
Menguji signifikansi dengan rumus :
Kaidah pengujian signifikansi :
Jika , maka Ho DITOLAK artinya signifikan dan , maka Ho DITERIMA arttinya tidak signifikan Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05
Mencari nilai menggunakan Tabel F dengan rumus : =
(2)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
=5,99
Langkah 8.
Membuat kesimpulan dari hasil perhitugan regresi yang dilakukan.
Perhitungan regresi atau perkiraan secara sistematis tentang variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu aktivitas fisik dan variabel bebas yaitu motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Dengan membuat perhitungan regresi dapat memperkirakan perubahan, agar tidak salah mengerti bahwa perkiraan regresi ini tidak memberikan jawaban pasti, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi.
I. Analisis dan Pengolahan Data
Untuk mengolah hasil penelitian yang telah dilakukan penulis menggunakan system ANOVA (Analysis of Variance) untuk menghitung hasil yang di dapat dari PMQ. ANOVA menyediakan tes statistik dari berarti atau tidaknya hasil yang di dapat dari kelompok sampel yang diteliti. Melalui perhitungan t-skor akan didapatkan hasil dan eror dari hasil penelitian yang dilakukan.
Data hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan Software IBM SPSS Statistik (19.0). Pengukuran dasar dari penelitian deskriptif yang dikalkulasikan (mean, standar deviasi, dan frekwensi). Keberagaman ANOVA telah digunakan untuk menguji keragaman motivasi terhadap siswa sekolah menengah atas di Kota Bandung untuk setiap item questioner. Kemudian peneliti akan menampilkan faktor analisis untuk menguji
(3)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
partisipan (dalam tiga kelompok mereka), dan faktor skor digunakan dalam MANOVA dan analisis untuk menguji hubungan motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik dengan aktivitas fisik siswa sekolah menengah atas di Kota Bandung pada olahraga softball di Kota Bandung.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah analisis Peardon Product Moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi variabel , dan terhadap . Analisis yang dilakukan ini untuk mengetahui kontribusi motivasi intrinsik ( ), dan kontribusi motivasi ekstrinsik ( ), secara bersama-sama berkontribusi secara signifikan terhada aktivits fisik ( ) siswa sekolah menengah atas di Kota Bandung. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut :
√
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga . Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
0,80 - 1,000 Sangat Tinggi 0,60 - 0,799 Tinggi
(4)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,40 - 0,599 Cukup
0,20 - 0,399 Rendah 0,00 - 0,199 Sangat Tinggi
Sumber : Riduwan (2008:138)
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna pengaruh variable x terhadap y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Signifikasi dengan rumus :
√
√
Keterangan :
= Nilai t
r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel
Selanjutya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel x terhadap y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel x mempunyai sumbangan atau ikut menentukan variabel y. sumbangan dicari dengan menggunakan rumus :
KD = . 100% Keterangan :
(5)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r = Nilai Koefisien Korelasi
Mengetahui pengaruh antara variabel dan terhadap variabel digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut :
√ ( ) ( ) ( )
Analisis penghitungan lanjut digunakan teknik korelasi sederhana dengan menggunakan bantuan software program Statistical Product and Service Solutions (SPSS).
J. Jadwal Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Kota Bandung, dengan mengambil sampel seluruh atlet usia sekolah menengah atas yang ada di Kota Bandung dibawah naungan Pengcab Perbasasi Kota Bandung.
2. Waktu Penelitian
Penjadwalan penelitian ini dimulai dari usulan penelitian sampai penulisan tesis yang meliputi :
a. Menyusun usulan penelitian (proposal) dengan arahan dosen Pembimbing Akademik mulai bulan Desember 2014.
(6)
Indah Lestari, 2015
KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA
BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Seminar usulan penelitian dengan komisi pembimbing dan penelaah, bulan Januari 2015 minggu ke empat.
c. Pengumpulan data di lapangan mulai bulan Januari 2015 sampai dengan pertengahan bulan Februari 2015.
d. Analisa data yang telah diperoleh dari lapangan dilakukan pararel dengan kegiatan pengumpulan data yang dimulai pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Maret 2015.
e. Penulisan laporan (tesis) dengan arahan tim pembimbing mulai bulan April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015.
f. Sidang ujian tahap I dan II diperkirakan bulan bulan Juni 2015.
Tabel 3.7 Jadwal Penelitian
BULAN
DES'14 JAN'15 FEB'15 MAR'15 APR'15 MEI'15 JUN'15 KEGIATAN
Penyusunan proposal
penelitian
Seminar proposal penelitian
Pengumpulan data
Analisis data
Penulisan laporan (Tesis)