S PEA 1005837 Chapter3

(1)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana infrastruktur berisi pendekatan yang dipakai untuk menjawab permasalahan. Menurut Nazir (2005: 84), “Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel makroekonomi domestik terhadap harga saham Bakrieland Development Tbk. Variabel makroekonomi domestik tersebut yakni tingkat suku bunga, laju inflasi dan nilai tukar rupiah/US$. Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Sugiyono (2012:29) menjelaskan bahwa “Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”.

Sugiyono (2012:6) menjelaskan bahwa Metode verifikatif merupakan suatu penelitian melalui pembuktian untuk menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif dengan suatu perhitungan statistika sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima.

Dengan demikian, metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar terhadap harga saham Bakrieland Development Tbk. Metode ini dapat memberikan gambaran pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar terhadap harga saham Bakrieland Development Tbk.


(2)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Operasionalisasi variabel atau disebut pengoperasian konsep oleh Jogiyanto (2007;62) adalah menjelaskan karakteristik dari obyek (property) kedalam elemen-elemen (elements) yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalan didalam riset.

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2012:58) adalah suatu atribut dari sekelompok objek yang memiliki variasi (pembeda) antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tesebut. Dan yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas ( Independent Variabel )

Variabel independent sering juga disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas menurut Sugiyono (2012:59) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independentnya adalah faktor fundamental dimana yang menjadi indikator pengukurannya yaitu suku bunga, inflasi dan nilai tukar.

Tingkat suku bunga pinjaman mencerminkan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat dari meminjam uang dan hal ini akan memengaruhi kinerja bisnis. BI Rate merupakan suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau

stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik

Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Nilai tukar rupiah adalah suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing.


(3)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

2. Variabel Terikat ( Dependent Variabel )

Variabel Dependen atau variabel terikat menurut Sugiyono (2012:59) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah harga saham Bakrieland Development Tbk.

Menurut Husnan (2003: 274) saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham penutupan yang diumumkan oleh bursa efek Indonesia.

Agar lebih jelas dibawah ini merupakan tabel operasionalisi variabel. Yang berisi mengenai sub variabel beserta skalanya

.

TABEL 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA

Analisis Fundamental

Suku Bunga BI Rate bulanan yang ditentukan oleh Bank Indonesia melalui RDG dan diumumkan di website resmi Bank Indonesia

Rasio

Inflasi Laju inflasi yang tercatat dan diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik tiap akhir bulan

Rasio

Nilai Tukar Rupiah Terhadap US$

Kurs transaksi BI yang dipublikasikan di website resmi Bank Indonesia.

Rasio

Harga Saham Indeks Saham Bakrieland

Development Tbk

Indeks harga saham penutupan bulanan yang diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia


(4)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2012:129) bahwa “sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.

Adapun sumber dari penelitian ini berupa data harga saham perusahaan Bakrieland Development Tbk periode 2009-2013 yang dapat diperoleh dengan mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia, dengan alamat www.idx.co.id . Data lainnya yakni stingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar US$ periode 2009-2013 dapat diperoleh dengan mengakses situs resmi Bank Indonesia, dengan alamat www.bi.go.id

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang diperoleh untuk mendapatkan data. Data yang telah dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Karena yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode yang digunakan adalah studi dokumentasi. Arikunto (2009: 231) menjelaskan, “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui website resmi BEI, BI, BPS dan laporan lainnya yang memiliki relefansi dengan penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:207) Analisis data merupakan suatu cara untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan sehingga memperoleh jawaban dari rumusan masalah dan menarik kesimpulan untuk hipotesis yang diajukan.


(5)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Teknik analisis data yang digunakan adalah Statistika Inferensial. Statistik Inferensial adalah tekhnik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

1. Analisis Data Penelitian

Untuk mengetahui rasio-rasio variabel terkait terlebih dahulu menganalisis sebagai berikut :

- Suku bunga

BI Rate bulanan yang ditentukan oleh Bank Indonesia melalui RDG dan diumumkan di website resmi Bank Indonesia

- Inflasi

Laju inflasi yang tercatat dan diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik tiap akhir bulan

- Nilai tukar rupiah terhadap US$

Kurs transaksi BI yang dipublikasikan di website resmi Bank Indonesia. - Harga saham perusahaan Bakrieland Development Tbk.

Indeks harga saham penutupan bulanan yang diumumkan oleh bursa efek Indonesia

2. Prosedur Pengujian Hipotesis a. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik menurut Gujarati (2003:97) bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten dan penaksiran koefisienan regresinya efisien.

Menurut Firdaus (2004:96), untuk menggunakan model regresi perlu dipenuhi beberapa asumsi, yaitu :

a. Datanya berdistribusi normal

b. Tidak ada autokorelasi (berlaku untuk data time series) c. Tidak terjadi heterokedastisitas


(6)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Perumusan regresi linier multipel harus memenuhi persyaratan BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimator), yaitu pengambilan keputusan melalui uji F dan Uji t tidak boleh bias, untuk mendapatkan hasil yang BLUE maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik dan uji linieritas.

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang dilakukan adalah pengujian normalitas, linieritas, multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk memastikan bahwa data dalam penelitian ini berdistribuasi normal. Adapun rumusan hipotesis adalah sebagai berikut

H0: Data tidak berdistribusi normal H1: Data berdistribusi normal

Adapun rumus pengujian normalitas dengan menggunakan rumus chi-kuadrat ( yaitu :

� = ∑ −

(Sudjana, 2004 : 180)

Keterangan :

ℎ=Nilai Chi kuadrat hitung = Frekuensi Pengamatan

�= Frekuensi Teoritis atau Frekuensi yang diharapkan Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung rata-rata hitung (̅ ̅=∑ .


(7)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

= √∑ �� −�− ̅ 2

3. Membuat tabel penolong sebagai berikut : Batas

Kelas

Z untuk Batas Kelas

Luas tiap Kelas Interval

Frekuensi Teoritis (�)

Frekuensi Pengamatan ( )

4. Menghitung nilai z untuk batas kelas (z) = �− ̅

5. Menghitung nilai Frekuensi Teoritis � � = �

Maka bila hasilchi kuadrat hitung( ℎ � ini dikonsultasikan dengan nilai tabel chi kuadrat dengan dk= k-3 , taraf nyata 5% maka diperolehchi kuadrat

tabel( . Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan ℎ � dengan :

- Jika nilai ℎ � > nilai , maka H0 ditolak dan H1diterima - Jika nilai ℎ � ≤ nilai , maka H0 diterima dan H1ditolak 2) Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Menurut Langkah-langkah perhitungan uji linearitas regresi adalah sebagai berikut:

a) Menyusun tabel kelompok data variabel , , dan variabel Y

b) Mengurutkan data mulai dari data terkecil sampai data terbesar disertai pasangannya.


(8)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

c) Melakukan perhitungan dengan rumus menurut Sudjana (2003:17-19) sebagai berikut :

(1)Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(a))

 

2

) (

n

Y JKreg a  (2)Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(b/a))

JKreg(b/a) =

      

XY

 

Xn Y b.

(3)Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKsisa) JKsisa =

-JKreg(a) -JKreg(b/a)

2 Y

(4)Menghitung Kuadrat Tengah Regresi ( �reg(a)) �reg(a) = JKreg(a)

(5)Menghitung Kuadrat Tengah Regresi ( ) = JKreg(b/a)

(6)Menghitung Kuadrat TengahSisa ( ) =

2

-n JKsisa

(7)Mencari Jumlah Kuadrat Galat (JKG)

JKG=

 

         k n Y Y 2 2

(8)Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKT C) JKT C = JKsisa - JKE

(9)Mencari Kuadrat Tengah Tuna Cocok ( ��)

�� = k-2 JKTC

(10)Mencari Kuadrat Tengah Galat ( ) =

k n JKG


(9)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

F

hitung

=

���2

2

Setelah melakukan perhitugan seperti langkah diatas langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian, bila hasil �ℎ � ini dikonsultasikan dengan nilai tabel F dengan dk pembilang k-2 dan dk penyebut n-k , taraf nyata 5 % maka diperoleh � . Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan �ℎ � dengan � :

- Jika � ℎ � > � berarti data tidak linier - Jika � ℎ � < � berarti data linier 3) Uji multikolinieritas

Menurut Umar (2006:80) Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dilihat dari Tolerance Value (TV) dan lawannya Variance Inflation Factors (VIF) dengan menggunakan SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. (Ghozali, 2013:105-106).

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari besarnya nilai korelasi, tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoliniearitas didalam model ini adalah sebagai berikut :

a) Nilai R2 sangat tinggi, tetapi secara individual variabel‐variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.


(10)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

b) Menganalisa matrik korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi (> 0,8), hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

c) Dilihat dari nilai VIF dan Tolerance. Nilai cut off Tolerance < 0.10 dan VIF>10, hal ini menunjukan adanya gejala multikolinearitas.

Jika terjadi gejala multikolinearitas yang tinggi, standard error koefisien regresiakan semakin besar dan mengakibatkan confidence interval untuk pendugaan parameter semakin lebar. Dengan demikian terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan yaitu menerima hipotesis yang salah.

Uji multikolinearitas dapat dilaksanakan dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar independen variable dengan menggunakan variance inflating factor (VIF). Batas VIF adalah 10 apabila nilai VIFlebih besar dari pada 10 maka terjadi multikolinearitas.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang heteroskedastisitas (Umar, 2006: 82)

Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Ghozali (2013:139) yang menyatakan bahwa Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas.


(11)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang diantaranya adalah: Residual Plot, Metode Grafik, Uji Park, Uji Glejser, dan Kelaziman.

Salah satu cara melihat adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan program SPSS, dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SPRESID).

Menurut Ghozali (2013:139) dasar pengambilan keputusan uji tersebut yaitu sebagai berikut:

a) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.

b) Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

5) Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013 :110) “Uji autokorelasi pada intinya digunakan untuk menguji apakah dalam satu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya)”. Jika terjadi korelasi, maka disimpulkan terjadi problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji Durbin-Watson (DW) mampu mendeteksi adanya autokorelasi. Uji tersebut dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan. Dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi apabila nilai DW terletak diantara du dan 4-du.

b. Pengujian Hipotesis


(12)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independent sebagai variabel independent yaitu suku bunga, inflasi dan nilai tukar dengan satu variabel dependent yaitu harga saham. Maka dari itu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier multipel.

Menurut Sugiyono (2012:277) analisis regresi multipel akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Sedangkan menurut Sudjana (2003:69) regresi linier mutipel adalah hubungan antara sebuah peubah tak bebas dengan dua buah atau lebih peubah bebas dalam bentuk regresi. Persamaan dari regresi linier multipel tersebut adalah sebagai berikut :

̂= � + � + � + ⋯ . . + �� � ( Sudjana, 2004:235)

Keterangan:

̂ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) Xi = Subvariabel independen

= Nilai variabel jika X bernilai nol

, , = Nilai arah sebagai penentu nilai predikasi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Yang harus diselesaikan adalah empat persamaan dengan empat anu berbentuk

∑ = � + ∑ + ∑ + ∑

∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑

∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑

∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑


(13)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

2) Uji F (Uji Keberartian Regresi)

Menurut Sudjana (2003:90) uji keberartian Regresi linier ganda ini dimaksudkan untuk meyakinkan diri apakah regresi (berbentuk linier) yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang diamati.

Untuk memperoleh gambaran mengenai keberartian hubungan regresi antara variabel (Suku Bunga), (Inflasi), (Nilai Tukar) terhadap variabel Y (Harga Saham), maka dilakukan pengujian keberartian regresi. Dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :

H0: Regresi Tidak Berarti H1: Regresi berarti

Dengan menggunakan rumus F yang diformulasikan sebagai berikut: �ℎ =

/ / � − −

(Sudjana, 2003:91)

Keterangan :

JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi JKs = Jumlah kuadrat sisa N = Jumlah data

k = Jumlah variabel independen

Menurut Sudjana (2003:91) Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji keberartian regresi adalah sebagai berikut :

a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg) dengan rumus = ∑ + ∑

b) Mencari jumlah kuadrat sisa (JKsisa) dengan rumus: =∑( −̅)


(14)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Maka bila hasil �ℎ � ini dikonsultasikan dengan nilai tabel F dengan dk pembilang k dan dk penyebut (n-k-1) , taraf nyata 5% maka diperoleh � . Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan �ℎ � dengan � :

- Jika nilai Fhitung> nilai Ftabel, maka H0 ditolak dan H1diterima - Jika nilai Fhitung ≤ nilai Ftabel, maka H0 diterima dan H1ditolak.

3) Uji t ( Uji Keberartian Koefisien Regresi)

Uji keberartian koefisien regresi pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan menganggap variable independen lainnya bernilai tetap. Adapun rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

- Untuk Subvariabel Independen 1 ( Suku Bunga )

H0:� =0, suku bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham H1 :� ≠0, suku bunga berpengaruh terhadap harga saham - Untuk Subvariabel Independen 2 ( Inflasi )

H0:� =0, inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham H1 :� ≠0, inflasi berpengaruh terhadap harga saham

- Untuk Subvariabel Independen 3( Nilai Tukar rupiah terhadap dollar ) H0:� =0, nilai tukar tidak berpengaruh terhadap harga saham

H1 :� ≠0, nilai tukar berpengaruh terhadap harga saham

Adapun rumus menguji keberartian koefisien regresi adalah sebagai berikut: = �

( Sudjana, 2003:111)

Keterangan :

= galat baku koefisien regresi = nilai variabel bebas


(15)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Untuk menentukan galat baku koefisien terlebih dahulu harus dilakukan pehitungan-perhitungan sebagai berikut :

1. Menghitung Nilai Galat Baku Koefisien Regresi ( ), dengan rumus :

= . ∑ − �

( Sudjana, 2003 :110)

2. Menghitung Nilai Galat Baku Taksiran Y ( . ) , dengan rumus :

. = �− −

(Sudjana, 2003 :110)

3. Menghitung Nilai Koefisien Korelasi Ganda Antara �2 , dengan rumus :

� = �

( Sudjana, 2003 : 107)

4. Menghitung Jumlah Kuadrat Penyimpangan Peubah (∑ ), dengan rumus :

∑ = ∑ − ∑

(Sudjana, 2003:77)

Setelah menghitung nilai t langkah selanjutnya membandingkan nilai ℎ � ℎ dengan nilai tabel student t dengan dk = (n-k-1) taraf nyata 5% maka yang akan diperoleh nilai . Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan ℎ � dengan :

- Jika nilai -ttabel ≤thitung<ttabel, maka H0 diterima dan H1ditolak


(1)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

b) Menganalisa matrik korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi (> 0,8), hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

c) Dilihat dari nilai VIF dan Tolerance. Nilai cut off Tolerance < 0.10 dan VIF>10, hal ini menunjukan adanya gejala multikolinearitas.

Jika terjadi gejala multikolinearitas yang tinggi, standard error koefisien regresiakan semakin besar dan mengakibatkan confidence interval untuk pendugaan parameter semakin lebar. Dengan demikian terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan yaitu menerima hipotesis yang salah.

Uji multikolinearitas dapat dilaksanakan dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar independen variable dengan menggunakan variance inflating factor (VIF). Batas VIF adalah 10 apabila nilai VIFlebih besar dari pada 10 maka terjadi multikolinearitas.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang heteroskedastisitas (Umar, 2006: 82)

Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Ghozali (2013:139) yang menyatakan bahwa Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas.


(2)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang diantaranya adalah: Residual Plot, Metode Grafik, Uji Park, Uji Glejser, dan Kelaziman.

Salah satu cara melihat adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan program SPSS, dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SPRESID).

Menurut Ghozali (2013:139) dasar pengambilan keputusan uji tersebut yaitu sebagai berikut:

a) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.

b) Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

5) Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013 :110) “Uji autokorelasi pada intinya digunakan untuk menguji apakah dalam satu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya)”. Jika terjadi korelasi, maka disimpulkan terjadi problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji Durbin-Watson (DW) mampu mendeteksi adanya autokorelasi. Uji tersebut dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan. Dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi apabila nilai DW terletak diantara du dan 4-du.

b. Pengujian Hipotesis


(3)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independent sebagai variabel independent yaitu suku bunga, inflasi dan nilai tukar dengan satu variabel dependent yaitu harga saham. Maka dari itu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier multipel.

Menurut Sugiyono (2012:277) analisis regresi multipel akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Sedangkan menurut Sudjana (2003:69) regresi linier mutipel adalah hubungan antara sebuah peubah tak bebas dengan dua buah atau lebih peubah bebas dalam bentuk regresi. Persamaan dari regresi linier multipel tersebut adalah sebagai berikut :

̂= � + � + � + ⋯ . . + �� �

( Sudjana, 2004:235)

Keterangan:

̂ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) Xi = Subvariabel independen

= Nilai variabel jika X bernilai nol

, , = Nilai arah sebagai penentu nilai predikasi yang menunjukkan nilai

peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Yang harus diselesaikan adalah empat persamaan dengan empat anu berbentuk

∑ = � + ∑ + ∑ + ∑

∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑

∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑

∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑


(4)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

2) Uji F (Uji Keberartian Regresi)

Menurut Sudjana (2003:90) uji keberartian Regresi linier ganda ini dimaksudkan untuk meyakinkan diri apakah regresi (berbentuk linier) yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang diamati.

Untuk memperoleh gambaran mengenai keberartian hubungan regresi antara variabel (Suku Bunga), (Inflasi), (Nilai Tukar) terhadap variabel Y (Harga Saham), maka dilakukan pengujian keberartian regresi. Dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :

H0: Regresi Tidak Berarti H1: Regresi berarti

Dengan menggunakan rumus F yang diformulasikan sebagai berikut: �ℎ =

/ / � − −

(Sudjana, 2003:91)

Keterangan :

JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi JKs = Jumlah kuadrat sisa N = Jumlah data

k = Jumlah variabel independen

Menurut Sudjana (2003:91) Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji keberartian regresi adalah sebagai berikut :

a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg) dengan rumus = ∑ + ∑

b) Mencari jumlah kuadrat sisa (JKsisa) dengan rumus: =∑( −̅)


(5)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Maka bila hasil �ℎ � ini dikonsultasikan dengan nilai tabel F dengan dk pembilang k dan dk penyebut (n-k-1) , taraf nyata 5% maka diperoleh � . Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan �ℎ � dengan � :

- Jika nilai Fhitung> nilai Ftabel, maka H0 ditolak dan H1diterima - Jika nilai Fhitung ≤ nilai Ftabel, maka H0 diterima dan H1ditolak.

3) Uji t ( Uji Keberartian Koefisien Regresi)

Uji keberartian koefisien regresi pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan menganggap variable independen lainnya bernilai tetap. Adapun rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

- Untuk Subvariabel Independen 1 ( Suku Bunga )

H0:� =0, suku bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham H1 :� ≠0, suku bunga berpengaruh terhadap harga saham - Untuk Subvariabel Independen 2 ( Inflasi )

H0:� =0, inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham H1 :� ≠0, inflasi berpengaruh terhadap harga saham

- Untuk Subvariabel Independen 3( Nilai Tukar rupiah terhadap dollar ) H0:� =0, nilai tukar tidak berpengaruh terhadap harga saham

H1 :� ≠0, nilai tukar berpengaruh terhadap harga saham

Adapun rumus menguji keberartian koefisien regresi adalah sebagai berikut: = �

( Sudjana, 2003:111)

Keterangan :

= galat baku koefisien regresi = nilai variabel bebas


(6)

LILIS SURYANI, 2014

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI : Studi Empiris Pada Saham Perusahaan Bakrieland Development Tbk Periode Tahun 2009-2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |persustakaan.upi.edu

Untuk menentukan galat baku koefisien terlebih dahulu harus dilakukan pehitungan-perhitungan sebagai berikut :

1. Menghitung Nilai Galat Baku Koefisien Regresi ( ), dengan rumus :

= .

∑ − �

( Sudjana, 2003 :110)

2. Menghitung Nilai Galat Baku Taksiran Y ( . ) , dengan rumus : . = �− −

(Sudjana, 2003 :110)

3. Menghitung Nilai Koefisien Korelasi Ganda Antara �2 , dengan rumus :

� = �

( Sudjana, 2003 : 107)

4. Menghitung Jumlah Kuadrat Penyimpangan Peubah (∑ ), dengan rumus :

∑ = ∑ − ∑

(Sudjana, 2003:77)

Setelah menghitung nilai t langkah selanjutnya membandingkan nilai ℎ � ℎ dengan nilai tabel student t dengan dk = (n-k-1) taraf nyata 5% maka yang akan diperoleh nilai . Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan ℎ � dengan :

- Jika nilai -ttabel ≤thitung<ttabel, maka H0 diterima dan H1ditolak