Ayo Belajar Pajak

UNDANG- UNDANG REPUBLI K I NDONESI A
NOMOR 8 TAHUN 1983
TENTANG
PAJAK PERTAMBAHAN NI LAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,
Menim bang :
a. bahwa Negara Republik I ndonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar 1945 yang m enj unj ung t inggi hak dan kewaj iban warga negara, karena it u m enem pat kan
perpaj akan sebagai salah sat u perwuj udan kewaj iban kenegaraan bagi set iap warga negara yang
m erupakan sarana peran sert a dalam pem biayaan negara dan pem biayaan pem bangunan nasional;
b. bahwa sist em perpaj akan yang m erupakan dasar pelaksanaan pem ungut an paj ak negara yang
selam a ini berlaku t idak sesuai lagi dengan t ingkat pert um buhan ekonom i dan kehidupan sosial
m asyarakat I ndonesia, baik dalam segi kegot ong - royongan nasional m aupun dalam laj u
pem bangunan yang t elah t ercapai;
c. bahwa sist em perpaj akan, khususnya yang t ert uang dalam ket ent uan- ket ent uan paj ak t idak
langsung yang berlaku selam a ini belum dapat m enggerakkan peran sert a sem ua lapisan
pengusaha kena paj ak dalam m eningkat kan pendapat an negara yang sangat diperlukan guna
m ewuj udkan kelangsungan pem biayaan negara dan kelangsungan pem bangunan yang berdasarkan
pada asas- asas pem bangunan nasional;
d. bahwa sist em paj ak penj ualan yang berlaku dewasa ini sudah t idak sesuai lagi sebagai sarana yang

dapat m enunj ang kebut uhan t ersebut di at as;
e. bahwa oleh karena it u dipandang perlu unt uk m engat ur kem bali sist em paj ak penj ualan dengan
sist em paj ak pert am bahan nilai barang dan j asa dan paj ak penj ualan at as barang m ewah dengan
undang- undang;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat ( 1) j unct o Pasal 20 ayat ( 1) dan Pasal 23 ayat ( 2) Undang- Undang Dasar 1945;
2. Ket et apan Maj elis Perm usyawarat an Rakyat Republik I ndonesia Nom or I I / MPR/ 1983 t ent ang Garisgaris Besar Haluan Negara Republik I ndonesia;
3. Undang- Undang Nom or 6 Tahun 1983 t ent ang Ket ent uan Um um dan Tat a Cara Perpaj akan
( Lem baran Negara Tahun 1983 Nom or 49, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3262) ;
4. Undang- Undang Nom or 7 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan Tahun 1984( Lem baran Negara
Tahun 1983 Nom or 50, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3263) ;
Dengan perset uj uan :
DEWAN PERWAKI LAN RAKYAT REPUBLI K I NDONESI A
MEMUTUSKAN :
Dengan m encabut :
Undang- Undang Nom or 35 Tahun 1953 t ent ang Penet apan Undang- Undang Darurat Nom or 19 Tahun 1951
t ent ang Pem ungut an Paj ak Penj ualan ( Lem baran Negara Tahun 1951 Nom or 94) sebagai Undang- undang
( Lem baran Negara Tahun 1953 Nom or 85,Tam bahan Lem baran Negara Nom or 489) sebagaim ana
beberapa kali diubah dan dit am bah t erakhir dengan Undang- Undang Nom or 2 Tahun 1968 t ent ang
Perubahan dan Tam bahan Undang- undang Paj ak Penj ualan 1951 ( Lem baran Negara Tahun 1968 Nom or

14, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2847) .
Menet apkan :
UNDANG- UNDANG TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NI LAI BARANG DAN JASADAN PAJAK PENJUALAN ATAS
BARANG MEWAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang- undang ini yang dim aksud dengan :

a. Daerah Pabean adalah wilayah Republik I ndonesia yang di dalam nya berlaku perat uran perundangundangan Pabean;
b. Barang adalah barang berwuj ud yang m enurut sifat at au hukum nya dapat berupa barang bergerak
m aupun barang t idak bergerak ;
c. Barang Kena Paj ak adalah barang sebagaim ana dim aksud pada huruf b sebagai hasil proses
pengolahan ( pabrikasi) yang dikenakan paj ak berdasarkan undang- undang ini;
d. Penyerahan Barang Kena Paj ak :
1)
Yang t erm asuk dalam pengert ian Penyerahan Barang Kena Paj ak adalah :
a)
penyerahan hak at as Barang Kena Paj ak karena suat u perj anj ian;
b)

pengalihan Barang Kena Paj ak oleh karena suat u perj anj ian sewa beli dan perj anj ian
leasing;
c)
pengalihan hasil produksi dalam keadaan bergerak ;
d)
penyerahan Barang Kena Paj ak kepada pedagang perant ara at au m elalui j uru lelang;
e)
pem akaian sendiri dan pem berian cum a- cum a;
f)
persediaan Barang Kena Paj ak yang m asih t ersisa pada saat pem bubaran perusahaan .
2)
Yang t idak t erm asuk dalam pengert ian Penyerahan Barang Kena Paj ak adalah :
a)
penyerahan Barang Kena Paj ak kepada m akelar sebagaim ana diat ur dalam Kit ab Undangundang Hukum Dagang;
b)
penyerahan Barang Kena Paj ak unt uk j am inan hut ang- piut ang ;
c)
pem indaht anganan sebagian at au seluruh perusahaan .
e. Jasa adalah sem ua kegiat an usaha dan pem berian pelayanan berdasarkan suat u perikat an at au
perbuat an hukum yang m enyebabkan suat u barang , fasilit as, at au hak t ersedia unt uk dipakai ;

f. Jasa Kena Paj ak adalah j asa sebagaim ana dim aksud pada huruf e yang dikenakan
berdasarkan undang- undang ini;

paj ak

g. Penyerahan Jasa Kena Paj ak adalah kegiat an m elaksanakan pem berian Jasa Kena Paj ak yang
dilakukan dalam lingkungan perusahaan at au pekerj aannya t erm asuk Jasa Kena Paj ak yang
dilakukan unt uk kepent ingan sendiri;
h. I m por adalah sem ua kegiat an m em asukkan barang ke dalam Daerah Pabean;
i. Ekspor adalah sem ua kegiat an m engeluarkan barang ke luar Daerah Pabean;
j . Perdagangan adalah kegiat an usaha m em beli dan m enj ual barang t anpa m engubah bent uk at au
sifat nya;
k. Pengusaha adalah orang at au badan dalam bent uk apapun yang dalam lingkungan perusahaan
at au pekerj aannya m enghasilkan barang , m engim por barang , m engekspor barang , m elakukan
usaha perdagangan , at au m elakukan usaha j asa;
l. Pengusaha Kena Paj ak adalah Pengusaha sebagaim ana dim aksud pada huruf k yang dikenakan
paj ak berdasarkan undang- undang ini. Tidak t erm asuk dalam pengert ian Pengusaha Kena Paj ak
adalah pengusaha kecil yang bat asan dan ukurannya dit et apkan lebih lanj ut oleh Ment eri
Keuangan;
m . Menghasilkan adalah kegiat an m engolah m elalui proses m engubah bent uk at au sifat suat u barang

dari bent uk aslinya m enj adi barang baru at au m em punyai daya guna baru t erm asuk m em buat ,
m em asak , m erakit, m encam pur , m engem as, m em bot olkan , dan m enam bang at au m enyuruh orang
at au badan lain m elakukan kegiat an it u.Yang t idak t erm asuk dalam pengert ian Menghasilkan ialah :

1)
m enanam at au m em et ik hasil pert anian at au m em elihara hewan;
2)
m enangkap at au m em elihara ikan;
3)
m engeringkan at au m enggaram i m akanan;
4)
m em bungkus at au m engepak yang lazim nya t erj adi dalam usaha perdagangan besar at au
eceran;
5)
m enyediakan m akanan dan m inum an di rest oran, rum ah penginapan, at au yang dilaksanakan
oleh usaha kat ering .
n. Dasar Pengenaan Paj ak adalah j um lah Harga Jual, Penggant ian yang dim int a at au yang seharusnya
dim int a oleh penj ual at au pem beri Jasa at au Nilai I m por yang dipakai sebagai dasar unt uk
m enghit ung paj ak yang t erhut ang;
o. Harga Jual adalah nilai berupa uang, t erm asuk sem ua biaya yang dim int a at au seharusnya dim int a

oleh penj ual karena penyerahan barang , t idak t erm asuk paj ak yang dipungut m enurut undangundang ini, pot ongan harga yang dicant um kan dalam Fakt ur Paj ak, dan harga Barang yang
dikem balikan;
p. Penggant ian adalah nilai berupa uang, t erm asuk sem ua biaya yang dim int a at au seharusnya
dim int a oleh pem beri Jasa karena penyerahan Jasa, t idak t erm asuk paj ak yang dipungut m enurut
undang- undang ini dan pot ongan harga yang dicant um kan dalam Fakt ur Paj ak;
q. Nilai I m por adalah nilai berupa uang yang m enj adi dasar penghit ungan bea m asuk dit am bah
pungut an lainnya yang dikenakan berdasarkan ket ent uan dalam perat uran perundang- undangan
Pabean unt uk I m por Barang Kena Paj ak, t idak t erm asuk paj ak yang dipungut m enurut undangundang ini;
r. Pem beli adalah orang at au badan yang m enerim a penyerahan Barang Kena Paj ak;
s. Penerim a Jasa adalah orang at au badan yang m enerim a penyerahan Jasa Kena Paj ak;
t . Fakt ur Paj ak adalah bukt i pem ungut an paj ak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Paj ak at au
Direkt orat Jenderal Bea dan Cukai pada saat penyerahan Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak
at au pada saat I m por Barang Kena Paj ak;
u. Paj ak Masukan adalah Paj ak Pert am bahan Nilai yang dibayar oleh Pengusaha Kena Paj ak pada
wakt u pem belian Barang Kena Paj ak, penerim aan Jasa Kena Paj ak, at au im por Barang Kena Paj ak;
v. Paj ak Keluaran adalah Paj ak Pert am bahan Nilai yang dipungut oleh Pengusaha Kena Paj ak pada
wakt u penyerahan Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak;
w. Masa Paj ak adalah j angka wakt u yang lam anya sam a dengan sat u bulan t akwim , kecuali dit et apkan
lain oleh Ment eri Keuangan.
Pasal 2

( 1)
Dalam hal Harga Jual at au Penggant ian dipengaruhi oleh hubungan ist im ewa, m aka Harga Jual at au
Penggant ian dihit ung at as dasar harga pasar waj ar pada saat penyerahan Barang Kena Paj ak at au
Jasa Kena Paj ak it u dilakukan.
( 2)
Hubungan ist im ewa sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dianggap ada apabila :
a. dua at au lebih Pengusaha, langsung at au t idak langsung berada dibawah pem ilikan at au
penguasaan Pengusaha yang sam a, at au
b. Pengusaha yang sat u m enyert akan m odal 25% ( dua puluh lim a persen) at au lebih dari j um lah
m odal pada pengusaha yang lain , at au hubungan ant ara Pengusaha yang m enyert akan
m odalnya sebesar 25% ( dua puluh lim a persen) at au lebih pada dua pihak at au lebih, dem ikian
pula hubungan ant ara dua pihak at au lebih yang disebut t erakhir.
BAB I I
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
Pasal 3
( 1)
Pengusaha yang berdasarkan ket ent uan Pasal 4 ayat ( 1) huruf a dan d dikenakan paj ak , waj ib
m elaporkan usahanya kepada Direkt orat Jenderal Paj ak di t em pat Pengusaha it u bert em pat t inggal

at au berkedudukan unt uk dikukuhkan m enj adi Pengusaha Kena Paj ak dalam j angka wakt u yang

dit ent ukan dengan Perat uran Pem erint ah.
( 2)
Orang at au badan yang m engekspor barang dan/ at au m enyerahkan Barang Kena Paj ak di Daerah
Pabean kepada Pengusaha Kena Paj ak, dapat m em ilih unt uk dikukuhkan m enj adi Pengusaha Kena
Paj ak di t em pat orang at au badan it u bert em pat t inggal at au berkedudukan.
( 3)
Direkt ur Jenderal Paj ak m engeluarkan Surat Keput usan Pengukuhan.
( 4)
Pengusaha Kena Paj ak yang t idak m elaporkan usahanya sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , waj ib
m enyet or paj ak yang t erhut ang dengan sanksi berupa denda adm inist rasi sebesar 2% ( dua persen)
dari Dasar Pengenaan Paj ak.
BAB I I I
OBYEK PAJAK DAN KEWAJI BAN PENCATATAN
Pasal 4
( 1)
Paj ak Pert am bahan Nilai dikenakan at as :
a. penyerahan Barang Kena Paj ak yang dilakukan di Daerah Pabean dalam lingkungan perusahaan
at au pekerj aan oleh Pengusaha yang :
1)
m enghasilkan Barang Kena Paj ak t ersebut ;

2)
m engim por Barang Kena Paj ak t ersebut ;
3)
m em punyai hubungan ist im ewa dengan Pengusaha yang dim aksud pada huruf a angka 1)
dan angka 2) ;
4)
bert indak sebagai penyalur ut am a at au agen ut am a dari Pengusaha yang dim aksud pada
huruf a angka 1) dan angka 2) ;
5)
m enj adi pem egang hak at au pem egang hak m enggunakan pat en dan m erek dagang dari
Barang Kena Paj ak t ersebut ;
b. penyerahan Barang Kena Paj ak kepada Pengusaha Kena Paj ak yang dilakukan di Daerah
Pabean dalam lingkungan perusahaan at au pekerj aan oleh Pengusaha yang m em ilih unt uk
dikukuhkan m enj adi Pengusaha Kena Paj ak;
c. im por Barang Kena Paj ak;
d. penyerahan Jasa Kena Paj ak.
( 2)
Dengan Perat uran Pem erint ah :
a. Paj ak Pert am bahan Nilai dapat diberlakukan t erhadap sem ua penyerahan Barang Kena Paj ak
yang dilakukan di Daerah Pabean oleh pedagang besar at au pedagang eceran dalam

lingkungan perusahaan at au pekerj aannya ;
b. diat ur penyerahan j enis- j enis j asa yang dikenakan Paj ak Pert am bahan Nilai.
Pasal 5

( 1)
Disam ping pengenaan paj ak sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4, dikenakan j uga Paj ak Penj ualan
at as Barang Mewah t erhadap :
a. penyerahan Barang Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha yang m enghasilkan Barang Mewah
di Daerah Pabean dalam lingkungan perusahaan at au pekerj aannya ;
b. im por Barang Mewah.
( 2)
Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah dikenakan hanya sat u kali pada wakt u penyerahan oleh
Pengusaha yang m enghasilkan at au pada wakt u im por.
Pasal 6
( 1)
Set iap Pengusaha Kena Paj ak diwaj ibkan m encat at sem ua j um lah harga perolehan dan penyerahan
Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak dalam pem bukuan perusahaan .
( 2)
Pada cat at an dalam pem bukuan it u harus dicant um kan secara t erpisah dan j elas, j um lah harga
perolehan dan penyerahan Barang at au Jasa yang t erhut ang paj ak , yang t idak t erhut ang paj ak , yang

dikenakan t arif 0% ( nol persen) , dan yang dikenakan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah.
( 3)
Pengusaha yang berdasarkan Undang- undang Paj ak Penghasilan 1984 m em ilih dikenakan paj ak
dengan pedom an Norm a Penghit ungan , sepanj ang t erhut ang Paj ak Pert am bahan Nilai Barang dan
Jasa, waj ib m em buat cat at an nilai peredaran brut o secara t erat ur, yang m enj adi Dasar Pengenaan
Paj ak Pert am bahan Nilai it u.
BAB I V
TARI F PAJAK DAN CARA MENGHI TUNG PAJAK
Pasal 7
( 1)
Tarif Paj ak Pert am bahan Nilai berj um lah 10% ( sepuluh persen) .
( 2)
At as ekspor Barang dikenakan paj ak dengan t arif 0% ( nol persen) .
( 3)
Dengan Perat uran Pem erint ah, t arif paj ak sebagaim ana dit ent ukan dalam ayat ( 1) dapat diubah
m enj adi serendah- rendahnya 5% ( lim a persen) dan set inggi- t ingginya 15% ( lim a belas persen) .
Pasal 8
( 1)
Tarif Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah adalah 10% ( sepuluh persen) dan 20% ( dua puluh persen) .
( 2)
At as ekspor Barang Mewah dikenakan paj ak dengan t arif 0% ( nol persen) .
( 3)
Dengan Perat uran Pem erint ah t arif paj ak sebagaim ana dit ent ukan pada ayat ( 1) dapat diubah m enj adi
set inggi- t ingginya 35% ( t iga puluh lim a persen) .
( 4)
Dengan Perat uran Pem erint ah dit et apkan kelom pok Barang yang dikenakan Paj ak Penj ualan at as
Barang Mewah sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) .
( 5)
Macam dan j enis Barang yang dikenakan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah m enurut ayat ( 4) diat ur
oleh Ment eri Keuangan.
Pasal 9
( 1)
Paj ak Pert am bahan Nilai yang t erhut ang dalam suat u Masa Paj ak dihit ung dengan m engalikan t arif
sebagaim ana diat ur dalam Pasal 7 dengan Dasar Pengenaan Paj ak.
( 2)
Paj ak Masukan dalam suat u Masa Paj ak dapat dikredit kan dengan Paj ak Keluaran unt uk m asa yang
sam a.

( 3)
Apabila dalam suat u Masa Paj ak, Paj ak Keluaran lebih besar daripada Paj ak Masukan , m aka selisihnya
m erupakan paj ak yang harus dibayar oleh Pengusaha Kena Paj ak.
( 4)
Apabila dalam suat u Masa Paj ak, Paj ak Masukan lebih besar daripada Paj ak Keluaran, m aka selisihnya
m erupakan kelebihan paj ak yang dapat dikom pensasikan dengan paj ak t erhut ang dalam Masa Paj ak
berikut nya, at au dapat dikem balikan.
( 5)
Apabila dalam suat u Masa Paj ak, Pengusaha Kena Paj ak disam ping m elakukan penyerahan kena paj ak
j uga m elakukan penyerahan t idak kena paj ak , sepanj ang bagian penyerahan kena paj ak it u dapat
diket ahui dengan past i dari cat at an dalam pem bukuan, m aka j um lah Paj ak Masukan yang dapat
dikredit kan hanya sebesar Paj ak Masukan yang t elah dibayar pada wakt u perolehan at au pengim poran
Barang Kena Paj ak yang diserahkan kepada Pengusaha Kena Paj ak, at au yang dipakai unt uk
m enghasilkan Barang Kena Paj ak.
( 6)
Dalam hal bagian penyerahan kena paj ak m aupun bagian penyerahan t idak kena paj ak sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 5) t idak dapat diket ahui dengan past i, Ment eri Keuangan dapat m enet apkan
suat u pedom an penghit ungan j um lah Paj ak Masukan yang dapat dikredit kan unt uk bagian penyerahan
kena paj ak .
( 7)
Pengusaha yang berdasarkan Undang- undang Paj ak Penghasilan 1984 m em ilih dikenakan paj ak
dengan pedom an Norm a Penghit ungan , sepanj ang t erhut ang Paj ak Pert am bahan Nilai, dapat
m engkredit kan Paj ak Masukan yang t elah dibayar t erhadap Paj ak Keluaran yang harus dipungut ,
dengan m em pergunakan pedom an penghit ungan kredit Paj ak Masukan yang dit et apkan dengan
Keput usan Ment eri Keuangan.
( 8)
Paj ak Masukan t idak dapat dikredit kan m enurut cara yang diat ur dalam ayat ( 2) bagi pengeluaran
unt uk :
a. pem belian Barang at au Jasa sebelum Pengusaha dikukuhkan m enj adi Pengusaha Kena Paj ak;
b. pem belian Barang dan pengeluaran biaya lain yang t idak m em punyai hubungan langsung
dengan proses m enghasilkan Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak;
c. pem belian dan pem eliharaan kendaraan berm ot or sedan , j eep, st at ion wagon, van dan kom bi.
Pasal 10
( 1)
Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah yang t erhut ang dalam suat u Masa Paj ak dihit ung dengan
m engalikan t arif sebagaim ana diat ur dalam Pasal 8, dengan Dasar Pengenaan Paj ak.
( 2)
Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah yang sudah dibayar pada wakt u perolehan at au I m por Barang
Mewah, t idak dapat dikredit kan dengan Paj ak Pert am bahan Nilai yang dipungut m enurut ket ent uan
sebagaim ana diat ur dalam Pasal 7.
( 3)
Pengusaha Kena Paj ak yang m engekspor Barang Mewah dapat m em int a kem bali paj ak yang dibayar
pada wakt u perolehan Barang Mewah yang diekspor it u.
BAB V
SAAT DAN TEMPAT PAJAK TERHUTANG DAN LAPORAN PENGHI TUNGAN PAJAK
Pasal 11
( 1)
Paj ak yang t erhut ang dalam Masa Paj ak t erj adi pada saat penyerahan Barang Kena Paj ak at au Jasa
Kena Paj ak, at au pada saat im por Barang Kena Paj ak.
( 2)
Dalam hal pem bayaran dit erim a sebelum penyerahan Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak, m aka
paj ak yang t erhut ang dalam Masa Paj ak t erj adi pada saat pem bayaran.
Pasal 12
( 1)
Pengusaha Kena Paj ak yang m enyerahkan Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak, t erhut ang paj ak
di t em pat t inggal at au kedudukan m ereka dan/ at au di t em pat usaha dilakukan.

( 2)
At as perm ohonan t ert ulis dari Pengusaha Kena Paj ak yang m em punyai lebih dari sat u t em pat usaha,
Direkt ur Jenderal Paj ak dapat m enet apkan salah sat u t em pat usaha sebagai t em pat paj ak t erhut ang.
( 3)
Dalam hal I m por , paj ak t erhut ang di t em pat Barang Kena Paj ak dim asukkan dan dipungut m elalui
Direkt orat Jenderal Bea dan Cukai.
Pasal 13
( 1)
Set iap Pengusaha Kena Paj ak waj ib m em buat Fakt ur Paj ak pada saat penyerahan Barang Kena Paj ak
at au Jasa Kena Paj ak.
( 2)
Apabila pem bayaran dit erim a sebelum penyerahan Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak, Fakt ur
Paj ak dibuat pada saat pem bayaran.
( 3)
Menyim pang dari ayat ( 1) dan ayat ( 2) , Pengusaha Kena Paj ak dapat diizinkan oleh Direkt ur Jenderal
Paj ak unt uk m em buat sat u Fakt ur Paj ak m eliput i seluruh penyerahan yang dilakukan kepada Pem beli
Barang Kena Paj ak at au Penerim a Jasa Kena Paj ak yang sam a selam a sebulan t akwim set elah akhir
bulan t akwim yang bersangkut an .
( 4)
Pengusaha yang berdasarkan Pasal 4 ayat ( 1) huruf b dikenakan paj ak , hanya m em buat Fakt ur Paj ak
sem at a- m at a unt uk Penyerahan Barang Kena Paj ak kepada Pengusaha Kena Paj ak.
( 5)
Direkt orat Jenderal Bea dan Cukai m em buat
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat ( 3) .

Fakt ur

Paj ak

unt uk

set iap

pem ungut an

paj ak

( 6)
Dalam Fakt ur Paj ak harus dicant um kan cat at an t ent ang penyerahan yang dikenakan paj ak m enurut
undang- undang ini yang m eliput i :
a. Nam a, alam at , dan Nom or Pokok Waj ib Paj ak Pengusaha yang m enyerahkan Barang Kena
Paj ak at au Jasa Kena Paj ak;
b. Nam a, alam at , dan Nom or Pokok Waj ib Paj ak Pem beli Barang Kena Paj ak at au Penerim a Jasa
Kena Paj ak;
c. Macam , j enis, kuant um , harga sat uan, dan j um lah Harga Jual at au Penggant ian;
d. Paj ak Pert am bahan Nilai yang dipungut ;
e. Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah yang dipungut ;
f. Tanggal penyerahan.
( 7)
Bent uk , ukuran , pengadaan, sert a t at a cara penyam paian Fakt ur Paj ak diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri
Keuangan.
( 8)
Pengusaha Kena Paj ak yang t idak m em buat at au t idak m engisi selengkapnya Fakt ur Paj ak m enurut
ket ent uan sebagaim ana diat ur dalam ayat ( 1) , ayat ( 2) dan ayat ( 6) dikenakan sanksi berupa denda
adm inist rasi sebesar 2% ( dua persen) dari Dasar Pengenaan Paj ak.
Pasal 14
( 1)
Orang at au Badan yang t idak dikukuhkan m enj adi Pengusaha Kena Paj ak dilarang m em buat Fakt ur
Paj ak.
( 2)
Dalam hal Fakt ur Paj ak t elah dibuat , m aka orang at au badan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
harus m enyet orkan j um lah paj ak yang t ercant um dalam Fakt ur Paj ak kepada Kas Negara dan
dikenakan sanksi berupa denda adm inist rasi sebesar 2% ( dua persen) dari Dasar Pengenaan Paj ak.
Pasal 15
( 1)
Pengusaha Kena Paj ak waj ib m elaporkan penghit ungan paj ak sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9
dan Pasal 10 kepada Direkt orat Jenderal Paj ak dalam j angka wakt u 20 ( dua puluh ) hari set elah akhir
Masa Paj ak dengan m enggunakan Surat Pem berit ahuan Masa.
( 2)
Ket erangan dan dokum en yang harus dicant um kan dan/ at au dilam pirkan pada Surat Pem berit ahuan
Masa dit et apkan oleh Ment eri Keuangan.

( 3)
Surat Pem berit ahuan Masa dianggap t idak dim asukkan j ika Pengusaha Kena Paj ak t idak
m elaksanakan , at au t idak sepenuhnya m elaksanakan ket ent uan sebagaim ana diat ur dalam ayat ( 1)
dan ayat ( 2) .
Pasal 16
( 1)
At as perm ohonan t ert ulis Pengusaha Kena Paj ak, kelebihan pem bayaran paj ak yang belum
dikom pensasikan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat ( 4) , pengem baliannya dilakukan dalam
j angka wakt u sebagaim ana diat ur dalam Undang- undang t ent ang Ket ent uan Um um dan Tat a Cara
Perpaj akan, at au dalam j angka wakt u lain yang dit et apkan oleh Ment eri Keuangan.
( 2)
Kelebihan pem bayaran paj ak at as Barang yang diekspor dikem balikan dalam j angka wakt u sat u bulan.
BAB VI
KETENTUAN LAI N- LAI N
Pasal 17
Hal- hal yang m enyangkut pengert ian, t at a cara pem ungut an sanksi adm inist rasi dan sanksi pidana
berkenaan dengan pelaksanaan undang- undang ini, yang secara khusus belum diat ur dalam undangundang ini, berlaku ket ent uan dalam Undang- undang t ent ang Ket ent uan Um um dan Tat a Cara Perpaj akan
sert a perat uran perundang- undangan lainnya.
BAB VI I
KETENTUAN PERALI HAN
Pasal 18
( 1)
Dengan berlakunya undang- undang ini :
a. sem ua Penyerahan Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak dan I m por Barang Kena Paj ak
yang t elah dilakukan sebelum undang- undang ini berlaku, t et ap t erhut ang paj ak m enurut
Undang- undang Paj ak Penj ualan 1951;
b. selam a perat uran pelaksanaan undang- undang ini belum dikeluarkan, m aka perat uran
pelaksanaan yang t idak bert ent angan dengan undang- undang ini yang belum dicabut dan
digant i dinyat akan m asih berlaku.
( 2)
Ket ent uan pelaksanaan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri
Keuangan.
BAB VI I I
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Hal- hal yang belum diat ur dalam undang- undang ini diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pem erint ah.
Pasal 20
Undang- undang ini dapat disebut Undang- undang Paj ak Pert am bahan Nilai 1984.
Pasal 21
Undang- undang ini m ulai berlaku pada t anggal 1 Juli 1984.
Agar supaya set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan undang- undang ini dengan
penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik I ndonesia.

Disahkan di Jakart a,
Pada t anggal 31
Desem ber 1983
PRESI DEN REPUBLI K
I NDONESI A,
ttd
S O EHA RTO

Diundangkan di Jakart a,
Pada t anggal 31 Desem ber 1983
MENTERI / SEKRETARI S NEGARAREPUBLI K I NDONESI A,
ttd
SUDHARMONO, S.H.
LEMBARAN NEGARA REPUBLI K I NDONESI A TAHUN 1983 NOMOR 51

PENJELASAN
ATAS
UNDANG- UNDANG REPUBLI K I NDONESI A
NOMOR 8 TAHUN 1983
TENTANG
PAJAK PERTAMBAHAN NI LAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
UMUM
Pem bangunan nasional yang berlandaskan Garis- garis Besar Haluan Negara, yang t elah dan akan t erus
dilaksanakan unt uk m ewuj udkan m asyarakat adil dan m akm ur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar 1945 t elah m engakibat kan t idak saj a keadaan kehidupan ekonom i dan sosial yang lebih baik bagi
seluruh rakyat I ndonesia, t et api j uga m enim bulkan dorongan dan t unt ut an unt uk m engadakan m odernisasi
di segala bidang kehidupan m asyarakat .
Unt uk m encapai t uj uan pem bangunan nasional t ersebut di at as diperlukan invest asi dalam j um lah besar ,
yang pelaksanaannya harus berlandaskan kem am puan sendiri. Oleh karena it u sudah wakt unya dilet akkan
suat u landasan yang dapat lebih m enj am in t ersedianya dana it u dari sum ber - sum ber di dalam negeri
sebagai pencerm inan kegot ong - royongan nasional dalam usaha m elepaskan diri dari ket ergant ungan pada
sum ber luar negeri, sehingga bant uan luar negeri hanya m erupakan pelengkap yang m akin lam a m akin
kecil peranannya .
Disam ping it u diperlukan usaha yang sungguh- sungguh unt uk m engerahkan dana- dana invest asi yang
bersum ber pada t abungan m asyarakat , t abungan Pem erint ah, sert a penerim aan devisa yang berasal dari
ekspor, sehingga pada akhirnya m am pu m em biayai sendiri seluruh pem bangunan nasional.
Sist em perpaj akan yang berlaku dewasa ini, khususnya Paj ak Penj ualan 1951, t idak lagi m em adai unt uk
m enam pung kegiat an m asyarakat dan belum m encapai sasaran kebut uhan pem bangunan, ant ara lain
unt uk m eningkat kan penerim aan negara, m endorong ekspor, dan pem erat aan pem bebanan paj ak .
Dalam rangka it ulah dengan dilandasi pert im bangan yang seksam a t ent ang kem am puan rakyat, rasa
keadilan dan kebut uhan pem bangunan sert a unt uk m endorong dan m eningkat kan daya saing kom odit i
ekspor non m inyak di pasaran luar negeri, dengan dukungan kondisi dan kem am puan aparat perpaj akan
yang t erus berkem bang, paj ak penj ualan dengan sist em pengenaan paj ak pert am bahan nilai dan paj ak
penj ualan at as barang m ewah ini diberlakukan unt uk m enggant ikan paj ak penj ualan yang sekarang
berlaku.
Dengan m engingat pada sist em nya, undang- undang ini dapat disebut Undang- undang Paj ak Pert am bahan
Nilai Barang dan Jasa Dan Paj ak Penj ualan At as Barang Mewah unt uk m em perlihat kan bahwa dua m acam
paj ak yang diat ur disini m erupakan sat u kesat uan sebagai paj ak at as konsum si di dalam negeri.
Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah dipungut sat u kali pada sum bernya yait u pada t ingkat pabrikan, at au
pada wakt u im por. Paj ak Pert am bahan Nilai dapat dipungut beberapa kali pada berbagai m at a rant ai j alur
perusahaan . Kendat ipun dipungut beberapa kali, t et api karena pengenaannya hanya t erhadap
pert am bahan nilai yang t im bul pada set iap penyerahan barang at au j asa pada j alur perusahaan
berikut nya, m aka beban paj ak ini pada akhirnya t idaklah lebih berat .
Pert am bahan nilai it u sendiri t im bul karena dipakainya fakt or - fakt or produksi di set iap j alur perusahaan
dalam m enyiapkan, m enghasilkan , m enyalurkan, dan m em perdagangkan barang at au pem berian
pelayanan j asa kepada para konsum en. Sem ua biaya unt uk m endapat kan dan m em pert ahankan laba
t erm asuk bunga m odal, sewa t anah , upah kerj a, dan laba pengusaha adalah m erupakan unsur
pert am bahan nilai yang m enj adi dasar pengenaan Paj ak Pert am bahan Nilai. Tarif yang berlaku at as
Penyerahan Barang dan Jasa Kena Paj ak dibuat lebih sederhana dengan m enerapkan t arif seragam ,
art inya, sat u m acam t arif unt uk sem ua j enis Barang Kena Paj ak.
Dengan dem ikian pelaksanaannya m enj adi lebih m udah, t idak m em erlukan daft ar penggolongan barang
dengan t arif yang berbeda. At as barang m ewah, selain dikenakan Paj ak Pert am bahan Nilai j uga dikenakan
Paj ak Penj ualan sebagai suat u upaya nyat a unt uk m enegakkan keadilan dalam pem bebanan paj ak yang
sekaligus pula m erupakan upaya unt uk m engurangi pola konsum si t inggi yang t idak produkt if dalam
m asyarakat . Sebaliknya at as sem ua barang yang m erupakan hasil pert anian , perkebunan , kehut anan ,

perikanan , pet ernakan dan hasil agraria lainnya yang t idak diproses, bukan m erupakan sasaran pengenaan
paj ak .
Selanj ut nya at as ekspor barang dikenakan paj ak dengan t arif 0% ( nol persen) at au dengan kat a lain ,
dibebaskan dari paj ak , bahkan Paj ak Pert am bahan Nilai yang t elah t erm asuk dalam harga barang yang
diekspor , dapat dikem balikan. Pem bebasan dan pengem balian paj ak yang t elah dibayar at as barang yang
diekspor ini adalah sesuai dengan prinsip pengenaan paj ak at as konsum si ( pem akaian um um ) barang dan
j asa di dalam negeri at au di dalam Daerah Pabean. Karenanya at as barang yang t idak dikonsum si di dalam
negeri ( diekspor ) , t idak dikenakan paj ak . Dasar pert im bangan lain adalah agar dalam harga barang yang
diekspor it u t idak t erm asuk beban paj ak sehingga dengan dem ikian m em bant u m enekan harga pokok
barang ekspor dan m eningkat kan daya saingnya di pasaran int ernasional. Sebaliknya at as im por barang
dikenakan paj ak yang sam a dengan produksi barang dalam negeri.
Sem ua orang at au badan yang m enghasilkan , m engim por, m em perdagangkan barang at au m em berikan
j asa dapat dikenakan paj ak . Nam un dem ikian undang- undang m em berikan pengat uran unt uk m engenakan
paj ak at as penyerahan barang oleh pengusaha yang m enj adi agen at au penyalur dan/ at au pedagang
eceran sert a j asa- j asa t ert ent u bila berdasarkan pert im bangan kepent ingan pem bangunan nasional,
kesiapan pelaksanaannya t elah dicapai.
Pengusaha kecil yang m enghasilkan dan m enj ual barang at au m em berikan j asa dibebaskan dari
pengenaan paj ak . Jadi hanya pengusaha yang m enghasilkan ( pabrikan) dan m em perdagangkan barang
yang t ergolong besar saj a yang dikenakan paj ak . Dengan dem ikian dalam undang- undang ini t elah diat ur
secara t egas dan j elas t ent ang Pengusaha, Barang, Jasa dan Penyerahan Barang at au Penyerahan Jasa
yang dikenakan paj ak .
At as Penyerahan Barang at au Jasa waj ib dibuat Fakt ur Paj ak sebagai bukt i t ransaksi Penyerahan Barang
yang t erhut ang paj ak . Fakt ur Paj ak ini m erupakan ciri khas dari Paj ak Pert am bahan Nilai, karena Fakt ur
Paj ak ini m erupakan bukt i pungut an yang bagi Pengusaha yang dipungut dapat diperhit ungkan
( dikredit kan) dengan j um lah paj ak yang t erhut ang.
Kebij aksanaan khusus m engenai paj ak yang dapat dikredit kan diberlakukan t erhadap Pengusaha yang
disam ping m enyerahkan Barang kepada Pengusaha Kena Paj ak j uga m enyerahkan Barang kepada orang
at au badan lainnya yang t idak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Paj ak, sert a t erhadap Pengusaha yang
dikenakan paj ak dengan pedom an norm a penghit ungan Paj ak Masukan at as Penyerahan Barang. Dengan
dem ikian efek berganda dari pungut an paj ak dapat dihilangkan karena Pengusaha hanya diharuskan
m em bayar selisih ant ara paj ak yang harus dipungut dan j um lah paj ak yang t elah dibayarnya. Efek
berganda hanya t erj adi pada Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah dan hal ini dilakukan secara sadar unt uk
m enegakkan prinsip keadilan dalam pem bebanan paj ak .
Disam ping it u undang- undang ini m engandung unsur m endidik dan m em bina kesadaran sert a t anggung
j awab Pengusaha dengan m em berikan kepercayaan unt uk m em ungut dan m enyet orkan sendiri paj ak yang
t erhut ang kepada negara. Dalam rangka ini pulalah hendaknya dilihat ket ent uan m engenai t at a cara
pelaksanaan sepert i pem eriksaan, ket et apan paj ak , ket et apan paj ak t am bahan , sanksi adm inist rasi dan
pidana, sert a perlindungan t erhadap hak- hak pengusaha dengan m em berikan kesem pat an unt uk
m engaj ukan keberat an dan banding kepada Badan Peradilan Paj ak yang dewasa ini disebut Maj elis
Pert im bangan Paj ak yang diat ur dalam Undang- undang t ent ang Ket ent uan Um um dan Tat a Cara
Perpaj akan.
Dalam kait an inilah Undang- undang t ent ang Ket ent uan Um um dan Tat a Cara Perpaj akan harus dilihat
sebagai suat u kesat uan yang t idak dapat dipisahkan dengan Undang- undang t ent ang Paj ak Pert am bahan
Nilai Barang dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah ini, karena Undang- undang t ent ang
Ket ent uan Um um dan Tat a Cara Perpaj akan m em uat ket ent uan t ent ang prosedur at au t at a cara
pelaksanaan dan sanksi perpaj akan sebagai pelengkap ket ent uan- ket ent uan m at erial yang dim uat dalam
Undang- undang t ent ang Paj ak Pert am bahan Nilai Barang dan Jasa dan Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah
ini.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Huruf a
Wilayah Republik I ndonesia yang t idak t erm asuk Daerah Pabean adalah pelabuhan bebas, bonded area,
dan daerah lain yang dit et apkan dengan ket ent uan perat uran perundang- undangan lainnya.
Huruf b
Barang yang dim aksud di sini adalah barang bergerak dan barang t idak bergerak yang berwuj ud sesuai
dengan ket ent uan dalam Kit ab Undang- undang Hukum Perdat a.
Huruf c
Barang yang kena paj ak adalah Barang sebagai hasil pabrikasi, Barang yang bukan berasal dari hasil
pabrikasi, m isalnya barang hasil pert anian , perkebunan , kehut anan , pet ernakan , perikanan, dan hasil
agraria lainnya yang t idak diolah lebih lanj ut , t idak t erm asuk dalam pengert ian Barang Kena Paj ak.

Huruf d
1)
Yang t erm asuk dalam pengert ian Penyerahan Barang Kena Paj ak :
a)
b)

c)
d)

e)

f)

perj anj ian yang dim aksudkan dalam ket ent uan ini m eliput i j ual beli, t ukar- m enukar, j ual beli
dengan angsuran at au perj anj ian lain yang m engakibat kan penyerahan hak at as Barang;
selain dengan cara dim aksud pada huruf a) di at as, Penyerahan Barang j uga dapat t erj adi m elalui
perj anj ian sewa beli dan leasing. Penyerahan Barang dianggap t elah t erj adi pada saat barang
dipindahkan penguasaannya dari penj ual at au lessor kepada pem beli at au lessee, m eskipun
pem bayaran dalam bent uk angsuran sewa- beli dilakukan secara bert ahap ;
pengalihan Barang dalam keadaan bergerak yait u perpindahan Barang karena suat u pesanan at au
perm int aan unt uk m enghasilkan Barang dengan bahan dan at as pet unj uk dari si pem esan;
yang dim aksud dengan pedagang perant ara ialah orang at au badan yang dalam lingkungan
perusahaan at au pekerj aannya dengan nam a sendiri m elakukan perj anj ian at au perikat an at as
dan unt uk t anggungan orang lain dengan m endapat upah at au balas j asa t ert ent u, m isalnya
kom isioner . Yang dim aksud dengan j uru lelang di sini adalah j uru lelang Pem erint ah at au yang
dit unj uk oleh Pem erint ah.
pem akaian sendiri diart ikan pem akaian unt uk kepent ingan Pengusaha sendiri, pengurus, at au
karyawannya. Sedangkan pem berian cum a- cum a diart ikan sebagai pem berian yang diberikan
t anpa pem bayaran, ant ara lain pem berian cont oh barang unt uk prom osi kepada relasi at au
pem beli.
persediaan Barang Kena Paj ak yang m asih t ersisa pada saat pem bubaran perusahaan disam akan
dengan pem akaian sendiri, oleh karena it u dianggap sebagai penyerahan barang yang dikenakan
paj ak .

2)
Yang t idak t erm asuk dalam pengert ian Penyerahan Barang Kena Paj ak sebagaim ana t ersebut dalam
angka 2 sebagai berikut :
a)
cukup j elas;
b)
cukup j elas;
c)
yang dim aksud dengan perusahaan at au bagian- bagiannya adalah akt iva yang m enurut t uj uan
sem ula t idak unt uk dij ual.
Huruf e
Sem ua kegiat an pelayanan dan pekerj aan j asa, ant ara lain j asa angkut an, borongan, persewaan barang
bergerak , persewaan barang t idak bergerak , hiburan, biro perj alanan , perhot elan, j asa not aris, pengacara,
akunt an, konsult an, kant or adm inist rasi, dan kom isioner , t erm asuk dalam pengert ian Jasa.
Huruf f
Jasa Kena Paj ak diart ikan sebagai Jasa yang dikenakan paj ak berdasarkan Pasal 4 ayat ( 1) huruf d dan
ayat ( 2) huruf b.
Huruf g
Lihat penj elasan Pasal 4 ayat ( 1) huruf d dan ayat ( 2) huruf b.
Huruf h
Kegiat an m em asukkan barang dari pelabuhan bebas at au bonded area ke Daerah Pabean t erm asuk pula
dalam pengert ian I m por .
Huruf I
Kegiat an m engeluarkan barang dari Daerah Pabean ke pelabuhan bebas at au bonded area t erm asuk pula
dalam pengert ian Ekspor .
Huruf j
Dalam pengert ian Perdagangan t erm asuk kegiat an t ukar- m enukar barang .
Huruf k
Pengusaha dapat berbent uk usaha perorangan at au badan yang t erdiri dari Perseroan Terbat as, Perseroan
Kom andit er, Badan Usaha Milik Negara dan Daerah dengan nam a dan dalam bent uk apapun, Persekut uan ,
Perseroan, at au Perkum pulan Lainnya, Firm a, Kongsi, Perkum pulan Koperasi, Yayasan at au Lem baga, dan
Bent uk Usaha Tet ap.
Orang at au badan t ersebut m elakukan kegiat an :

1)
m enghasilkan Barang sepert i dim aksud dalam huruf m . Pengusahanya disebut Pabrikan at au
Produsen;
2)
usaha Jasa. Pengusahanya disebut Pengusaha Jasa;
3)
usaha Perdagangan. Pengusahanya disebut Pedagang;
4)
im por. Pengusahanya disebut I m port ir .
Unt uk m enj aga kem ungkinan penafsiran yang sangat luas, m aka pengert ian Pengusaha dibat asi pada
orang at au badan yang m elakukan kegiat an t ersebut di at as dalam lingkungan perusahaan at au
pekerj aannya . Bila unsur ini t idak dipenuhi m aka orang at au badan dim aksud t idak m erupakan Pengusaha.
Huruf l
Pengert ian "dikenakan paj ak berdasarkan undang- undang ini" adalah dikenakan paj ak berdasarkan Pasal 4
dan Pasal 5. Pada dasarnya sem ua Pengusaha Kena Paj ak dikenakan paj ak , akan t et api undang- undang ini
m em berikan pengecualian t erhadap Pengusaha Kena Paj ak yang t ergolong sebagai pengusaha kecil
m eskipun m elakukan Penyerahan Barang Kena Paj ak. Pem bebasan ini bert uj uan unt uk m endorong
pengem bangan pengusaha kecil.
Huruf m
Perubahan bent uk at au sifat Barang t erj adi karena adanya at au dilakukannya suat u proses pengolahan
yang m enggunakan sat u fakt or produksi at au lebih, t erm asuk kegiat an :
m erakit : m enggabungkan bagian- bagian lepas dari suat u Barang m enj adi barang set engah j adi
at au barang j adi sepert i m erakit m obil, barang elekt ronik , perabot rum ah t angga, dan sebagainya;
m em asak : m engolah Barang dengan cara m em anaskan. Pengert ian m em anaskan t erm asuk
m erebus, m em bakar, m engasap, m em anggang, dan m enggoreng, baik dicam pur dengan bahan lain
at au t idak;
m encam pur : m em persat ukan dua at au lebih unsur ( zat ) unt uk m enghasilkan sat u at au lebih
Barang lain ;
m engem as : m enem pat kan suat u Barang kedalam suat u benda yang m elindunginya dari kerusakan
dan/ at au unt uk m eningkat kan kekuat an pem asarannya ;
m em bot olkan : m em asukkan m inum an at au benda cair ke dalam bot ol yang dit ut up m enurut cara
t ert ent u ;
m enam bang : m engam bil hasil sum ber kekayaan alam dari perm ukaan at au dari dalam t anah , baik
di darat m aupun di laut , dan kegiat an lain yang dapat dipersam akan dengan kegiat an it u, at au
m enyuruh orang at au badan lain m elakukan kegiat an - kegiat an t ersebut .
Ket ent uan ini m engat ur pula kegiat an t ert ent u yang hasilnya t idak dikenakan paj ak m enurut undangundang ini sepert i t ersebut pada angka 1) sam pai dengan angka 5) yang dapat dij elaskan sebagai
berikut :
angka 1) dan 2) adalah kegiat an di bidang usaha yang bersifat agraris ( pert anian , perkebunan dan
kehut anan , pet ernakan dan perikanan ) yang hasilnya diperoleh m elalui proses pert um buhan dan
populasi ( bukan pabrikasi) sert a banyak dipengaruhi oleh fakt or alam ;
angka 3) adalah kegiat an m elalui proses m engeringkan dan m enggaram i m akanan dari barang
yang dihasilkan bidang usaha t ersebut pada angka 1) dan 2) dengan cara sederhana, m isalnya
m engeringkan at au m enggaram i ikan m enj adi ikan asin;
angka 4) adalah kegiat an m em bungkus at au m engepak Barang sebagai kegiat an pelayanan lebih
lanj ut dari suat u kegiat an penj ualan Barang yang dilakukan oleh pedagang besar at au pengecer ,
yang berbeda dengan pengert ian m engem as;
angka 5) cukup j elas.
Huruf n
Cukup j elas.
Huruf o
Sem ua biaya sepert i biaya pem asangan , asuransi, biaya bant uan t eknik , biaya pem eliharaan, biaya
pengirim an, kom isi, biaya garansi, bunga, dan biaya lain sepanj ang berkait an dengan penyerahan Barang,
m erupakan unsur Harga Jual yang dikenakan paj ak . Yang dapat dikurangkan dari Harga Jual adalah :

( 1)
pot ongan harga sepert i pot ongan t unai at au rabat , sepanj ang m asih dalam bat as adat kebiasaan
pedagang yang baik, dapat dikurangkan dari Harga Jual asalkan t ercant um dalam Fakt ur Paj ak. Tidak
t erm asuk dalam pengert ian pot ongan harga adalah bonus, kom isi, prem i, at au balas j asa lainnya yang
diberikan dalam rangka m enj ualkan Barang;
( 2)
Barang yang dikem balikan karena rusak , perbedaan m ut u, j enis at au t ipe, dan Barang yang hilang
dalam perj alanan .
Huruf p
Cukup j elas.
Huruf q
Nilai I m por yang m enj adi Dasar Pengenaan Paj ak adalah Harga Pat okan I m por ( HPI ) at au Cost I nsurance
and Freight ( CI F) sebagai dasar penghit ungan bea m asuk dit am bah dengan sem ua biaya dan pungut an
lain m enurut ket ent uan perat uran perundang- undangan Pabean.
Huruf r
Pengert ian Pem beli dalam undang- undang ini lebih luas dari pengert ian pem beli pada um um nya, karena di
dalam nya t erm asuk orang at au badan yang m enerim a at au dianggap m enerim a Penyerahan Barang Kena
Paj ak sebagaim ana dim aksud pada huruf d.
Huruf s
Cukup j elas.
Huruf t
Cukup j elas.
Huruf u
Pem beli, Penerim a Jasa at au I m port ir waj ib m em bayar Paj ak Pert am bahan Nilai dan m enerim a bukt i
pungut an paj ak pada saat m enerim a Penyerahan Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak at au pada saat
I m por Barang Kena Paj ak. Paj ak yang dibayar inilah yang dinam akan Paj ak Masukan .
Huruf v
Pengusaha Kena Paj ak yang m enyerahkan Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak waj ib m em ungut Paj ak
Pert am bahan Nilai. Paj ak yang dipungut oleh Pengusaha Kena Paj ak inilah yang dinam akan Paj ak
Keluaran.
Huruf w
Ket ent uan ini dim aksudkan unt uk m em berikan kepast ian bagi Pengusaha Kena Paj ak bahwa paj ak
t erhut ang at as seluruh penyerahan Barang Kena Paj ak at au Jasa Kena Paj ak yang dilakukan selam a sat u
bulan t akwim . Nam un dem ikian, Ment eri Keuangan diberi wewenang unt uk m enent ukan Masa Paj ak lain
dari sat u bulan t akwim guna m em udahkan inst ansi lain yang m em bant u pem ungut an paj ak , m isalnya
dalam hal I m por .
Pasal 2
Ayat ( 1)
Pengaruh hubungan ist im ewa sepert i yang dim aksud dalam undang- undang ini ialah adanya kem ungkinan
harga yang dit ekan lebih rendah dari harga pasar . Dalam hal ini Direkt ur Jenderal Paj ak m em punyai
kewenangan m elakukan penyesuaian Harga Jual at au Penggant ian yang m enj adi Dasar Pengenaan Paj ak
dengan harga pasar waj ar yang berlaku di pasaran bebas.
Ayat ( 2)
Huruf a
Yang dim aksud dengan pem ilikan dalam ayat ini, m enyangkut bidang perm odalan , sedangkan penguasaan
berhubungan dengan bidang m anaj em en , t erm asuk hubungan kekeluargaan ant ara para pihak yang
bersangkut an .
Kat a langsung di sini diart ikan bahwa seluruh at au sebagian m odal at au m anaj em en dari dua perusahaan
at au lebih yang t erlibat dalam Penyerahan Barang ( penj ual dan pem beli) dim iliki dan dilaksanakan oleh
Pengusaha yang sam a at au di bawah penguasaan Pengusaha yang sam a. Kat a t idak langsung diart ikan
bila pem ilikan dan penguasaan it u diperoleh karena adanya hubungan keluarga ant ara Pengusaha dengan
pem ilik m odal at au pelaksana m anaj em en dari perusahaan - perusahaan t ersebut , m isalnya bila seluruh

at au sebagian m odal at au m anaj em en berada di t angan ist eri, anak , at au keluarga lainnya dari
Pengusaha;
Huruf b
Penyert aan m odal sebesar 25% ( dua puluh lim a persen) dihit ung dari m odal saham at au m odal
dit em pat kan at au m odal diset or . Bila salah sat u hasil hit ungan it u m enunj ukkan penyert aan m odal
berj um lah 25% ( dua puluh lim a persen) at au lebih, m aka dianggap t elah ada hubungan ist im ewa.
Pasal 3
Ayat ( 1)
Cukup j elas.
Ayat ( 2)
Orang at au badan yang m engekspor Barang dan/ at au yang m enyerahkan Barang di Daerah Pabean
kepada Pengusaha Kena Paj ak t idak waj ib m elaporkan usahanya. Akan t et api bila berdasarkan beberapa
pert im bangan, m isalnya unt uk dapat m engkredit kan at au m em int a kem bali Paj ak Masukan , orang at au
badan t ersebut dapat m em ilih at au m em int a unt uk dikukuhkan m enj adi Pengusaha Kena Paj ak.
Ayat ( 3)
Surat Keput usan Pengukuhan yang dikeluarkan oleh Direkt ur Jenderal Paj ak t idak m erupakan dasar unt uk
m enent ukan m ulai saat t erhut angnya paj ak , t et api hanya m erupakan sarana adm inist rasi dan pengawasan
bagi aparat ur perpaj akan, sebab saat paj ak t erhut ang dit ent ukan oleh adanya obyek yang dikenakan
paj ak .
Ayat ( 4)
Bila Pengusaha Kena Paj ak t idak m elaporkan usahanya, m aka ia dianggap t elah m elanggar kewaj ibannya
dengan ikt ikad t idak baik dan m elalaikan kepercayaan yang t elah diberikan kepadanya.
Karena it u sudah sewaj arnya at as pelanggaran t ersebut selain harus m enyet or paj ak yang t erhut ang,
Pengusaha Kena Paj ak j uga dikenakan sanksi berupa denda adm inist rasi sebesar 2% ( dua persen) dari
seluruh Dasar Pengenaan Paj ak yang t im bul sebelum Pengusaha dikukuhkan m enj adi Pengusaha Kena
Paj ak.
Pasal 4
Ayat ( 1)
Huruf a
Penyerahan Barang yang t erhut ang paj ak harus m em enuhi syarat - syarat sebagai berikut :
Barang yang diserahkan adalah Barang Kena Paj ak;
t indakan penyerahan adalah penyerahan kena paj ak ;
penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Paj ak at au Pengusaha yang m em ilih unt uk dikukuhkan
m enj adi Pengusaha Kena Paj ak;
penyerahan dilakukan dalam Daerah Pabean Republik I ndonesia, t erm asuk penyerahan unt uk
Ekspor , m eskipun at as Ekspor dikenakan t arif 0% ( nol persen) ;
penyerahan dilakukan dalam lingkungan perusahaan at au pekerj aannya sebagai Pengusaha Kena
Paj ak, art inya dalam rangka kegiat annya sehari- hari sebagai Pengusaha Kena Paj ak.
Penyerahan Barang yang dilakukan t idak dalam rangka m enj alankan perusahaan at au pekerj aannya ,
m isalnya pengoperan akt iva yang t idak dim aksudkan unt uk dij ual, t idak t erhut ang paj ak . Golongan
Pengusaha Kena Paj ak yang t erhut ang paj ak adalah sebagai berikut :
1)

Pengusaha Kena Paj ak yang m enghasilkan Barang Kena Paj ak. Golongan pengusaha ini disebut
Pabrikan at au Produsen. At as penyerahan Barang Kena Paj ak hasil produksi Pabrikan it u kepada pihak
m ana pun t erhut ang paj ak ;

2)
Pengusaha yang m engim por Barang Kena Paj ak. At as penyerahan Barang Kena Paj ak oleh I m port ir
kepada pihak m ana pun t erhut ang paj ak ;
3)

4)

Pengusaha yang m em punyai hubungan ist im ewa dengan Pabrikan dan/ at au dengan I m port ir .
Penyerahan Barang Kena Paj ak oleh Pengusaha yang m em punyai hubungan ist im ewa dengan Pabrikan
at au I m port ir kepada pihak m ana pun t erhut ang paj ak ;
Agen dan penyalur ut am a dari Pabrikan dan I m port ir . Dit et apkannya agen dan penyalur ut am a dari
Pabrikan dan I m port ir sebagai Pengusaha Kena Paj ak berdasarkan pert im bangan adanya hubungan
khusus diant ara m ereka yang berpengaruh at as sist em perdagangan dan pem asaran barang . Pabrikan
at au I m port ir adalah pihak yang m enyuruh, at au m em int a at au m em berikan hak kepada penyalur

at au agen ut am a unt uk m em asarkan Barang hasil produksinya at au Barang yang di im pornya
berdasarkan j enis Barang dan/ at au wilayah pem asaran t ert ent u m enurut perj anj ian yang diset uj ui
bersam a.
At as Penyerahan Barang Kena Paj ak oleh agen at au penyalur ut am a kepada pihak m ana pun t erhut ang
paj ak ;
5)

Pengusaha yang m enj adi pem egang at au pem egang hak m enggunakan pat en dan m erek dagang dari
Barang Kena Paj ak.
Dit et apkan sebagai Pengusaha Kena Paj ak, oleh karena Pengusaha t ersebut t elah m em punyai hak dan
kekuasaan unt uk m enghasilkan , m em asarkan at au m enyuruh orang lain m elakukan kegiat an it u
m enurut perj anj ian yang diset uj ui bersam a.
At as Penyerahan Barang Kena Paj ak oleh Pengusaha t ersebut kepada pihak m anapun t erhut ang paj ak ;

Huruf b
Pengusaha yang m em ilih unt uk dikukuhkan m enj adi Pengusaha Kena Paj ak hanya t erhut ang paj ak at as
Penyerahan Barang Kena Paj ak yang dilakukan kepada Pabrikan at au Pengusaha Kena Paj ak lainnya;
Huruf c
Paj ak j uga dipungut pada saat I m por Barang. Pem ungut an dilakukan oleh Direkt orat Jenderal Bea dan
Cukai.
Berbeda dengan Penyerahan Barang Kena Paj ak t ersebut pada huruf a dan b, m aka siapa pun yang
m em asukkan Barang Kena Paj ak ke dalam Daerah Pabean t anpa m em perhat ikan apakah dilakukan dalam
lingkungan perusahaan at au pekerj aannya at au t idak, t et ap dikenakan paj ak ;
Huruf d
Pada dasarnya sem ua Jasa dapat dikenakan paj ak . Meskipun dem ikian Jasa di bidang pendidikan, sosial,
agam a , dan kesehat an yang diselenggarakan unt uk kepent ingan um um dan t idak sem at a- m at a m encari
laba, t idak dim aksudkan unt uk dikenakan paj ak dalam rangka m elindungi kepent ingan um um .
Ayat ( 2)
Huruf a
Berdasarkan pert im bangan perkem bangan ekonom i dan peningkat an kebut uhan dana unt uk
pem bangunan, Pem erint ah diberi wewenang unt uk m em perluas pengenaan Paj ak Pert am bahan Nilai at as
Penyerahan Barang Kena Paj ak oleh pedagang besar , agen at au penyalur, dan pedagang eceran besar
um pam anya super m arket ;
Huruf b
Cukup j elas.
Pasal 5
Ayat ( 1)
Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah dikenakan disam ping Paj ak Pert am bahan Nilai, art inya penyerahan
at au I m por Barang Mewah dikenakan Paj ak Pert am bahan Nilai dan sebagai t am bahannya j uga dikenakan
Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah. Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah t idak dikenakan t erhadap sem ua
penyerahan Barang Mewah m elainkan hanya at as penyerahan yang dilakukan oleh :
a. Pabrikan at au Produsen Barang Mewah;
b. Siapa pun yang m engim por Barang Mewah t anpa m em perhat ikan apakah I m por t ersebut dilakukan
t erus m enerus at au dilakukan hanya sekali- sekali saj a.
Ayat ( 2)
Pengert ian um um dari Paj ak Masukan hanya berlaku pada Paj ak Pert am bahan Nilai, dan t idak dikenal pada
Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah. Oleh karena it u Paj ak Penj ualan at as Barang Mewah yang t elah
dibayar t idak dapat dikredit kan dengan Paj ak Penj ualan at as Barang Mew