Produk Hukum Terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

DEPARTEMEN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 129/KMK.017/1997
TENTANG
PENGELOLAAN DAN TATA CARA PENGGUNAAN PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK DARI DANA HASIL PRODUKSI BATUBARA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang
: bahwa dalam rangka pelaksanaan lebih lanjut Pasal 3 Ayat (4) Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun
1996 tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara, perlu ditetapkan ketentuan
mengenai pengelolaan dan tatacara penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dari dana hasil produksi batubara
dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Mengingat
1.
2.
3.
4.


:

lndische Comptabiliteitswet (Stb.1925 Nomor 448) sebagaimana lelah dirubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1968 (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 53);
Keputusan Presiden Nomor 96/M Tahun 1993 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan VI sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 388/M Tahun 1995;
Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994 jo. Nomor 24 Tahun 1995 tentang pelaksanaan APBN;
Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1996 tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara;

MEMUTUSKAN

Menetapkan

:

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGELOLAAN DAN TATACARA
PENGGUNAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DARI DANA HASIL PRODUKSI BATUBARA
Pasal 1


Dalam Keputusan ini dimaksud dengan :

file://C:\Documents%20and%20Settin s\BAKUN%20%20SISIN\M %20Documents\KEP... 9/16/2004

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/KMK.... Page 2 of 4

a.

b.
c.
d.

Dana Hasil Proouksi Batubara (DHPB) adalah bagian pemerintah sebesar 13,5% (tiga belas setengah persen)
yang harus diserahkan oleh kontraktor swasta dalam rangka perjanjian karya pengusahaan pertambangan bahan
galian batubara secara tunai kepada pemerintah atas harga pada saat berada di atas kapal (Free on Boord) atau
pada harga setempat (At Sate Point) sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1996;
Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIKS) adalah daftar yang memuat kegiatan yang sumber dananya berasal dari
penerimaan DHPB;
Surat Pengesahan DIKS (SP-DIKS) adalah surat pengesahan atas daftar yang memuat kegiatan-kegiatan dari
instansi pengguna Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari DHPB yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

Instansi pengguna PNBP dari DHPB adalah unit/satuan kerja Departemen Pertambangan dan Energi yang
diizinkan untuk menggunakan PNBP dari DHPB;

Pasal 2

1.
2.
3.

Perusahaan Kontraktor Swasta wajib menyetor DHPB untuk untung Rekening Kas Negara pada Bank Indonesia di
Jakarta, setiap triwulan sekali selambat-lambatnya akhir bulan setelah triwulan yang bersangkutan;
Perusahaan kontraktor swasta wajib menyampaikan tindasan bukti penyetoran bagian pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) kepada bendaharawan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5;
DHPB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) digunakan untuk :
a. Pembiayaan pengembangan batubara;
b. Inventarisasi sumber daya batubara;
c. Biaya pengawasan pengelolaan lingkungan dan keselamatan kerja pertambangan;
d. Pembayaran Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (royalti) dan Pajak Pertambahan Nilai

Pasal 3

1.

DHPB yang telah disetor ke Rekening Kas Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) kecuali Pajak
Pertambahan Nilai, Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksplotasi (royalti) digunakan oleh Departemen Pertambangan dan
Energi untuk
a. Pembiayaan pengembangan batubara;
b. Inventarisasi sumber daya batubara;
c. Biaya pengawasan pengelolaan lingkungan dan kese!amtan kerja pertambangan;

2.

Dalam hal terdapat sisa penggunaan DHPB pada akhir tahun anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1), maka sisa dimaksud wajib disetor oleh bendaharawan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ke
Rekening Kas Negara selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret;
DHPB yang merupakan pembayaran Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti) yang menjadi bagian
Pemerintah Pusat penggunaanya dilaksanakannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3.

Pasal 4


1.
2.
3.

Untuk menggunakan DHPB sebagai mana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Departemen Pertambangan dan
Energi menyampaikan terlebih dahulu rencana kerja kepada Departemen Keuangan selambat-lambatnya bulan
Desember dalam rangka penetapan pagu anggaran untuk tahun anggaran berikutnya;
Rencana kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mencakup sekurang-kurangnya sasaran yang akan dicapai,
jelas volume dan jadwal kegiatan, untuk dibahas bersama dengan Departemen Keuangan cq. Direktorat Jenderai
Lembaga Keuangan dan Direktorat Jenderal Anggaran;
Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disahkan oleh Menteri Keuangan cq. Direktorat
Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan dalam bentuk dokumen DIKS

file://C:\Documents%20and%20Settin s\BAKUN%20%20SISIN\M %20Documents\KEP... 9/16/2004

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/KMK.... Page 3 of 4

Pasal 5


1.
2.

Pengelolaan dana DIKS di lakukan oleh Bendaharawan DHPB sesuai ketentuan yang berlaku;
Bendaharawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal
Deparlemen Pertambangan dan Energi atas nama Menteri Pertambangan dan Energi pada setiap tahun anggaran.

Pasal 6

1.

2.

Rencana penerimaan dan penggunaan PNBP dari DHPB di tuangkan kedalam DIKS dengan ketentuan sebagai
berilkut
a. Setiap awal tahun anggaran, Menteri Keuangan menetapkan SP-DIKS DHPB.
b. DIKS DHPB disampaikan kepada:
Badan Pemeriksa Keuangan.
Departemen Pertambangan dan Energi.
Instansi Pengguna PNBP melalui Departemen Pertambangan dan Energi.

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan.
Pusat Pengelolaan Data dan Informasi Anggaran.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Anggaran bersangkutan.
KPKN setempat.
Masa berlaku DIKS DHPB adalah 1 April sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya.

Pasal 7

1.
2.
3.

4.

Pada permulaan tahun anggaran atas dasar DIKS yang bersangkutan bendaharawan DHPB mengajukan Surat
Pembayaran (SPP) Uang Muka Kerja kepada KPKN dengan jumlah setinggi-tingginya 20% (dua puluh persen) dari
uang yang tersedia di dalarn DIKS DHPB;
Uang muka sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) digunakan sesuai dengan rincian yang telah ditetapkan dalam
DIKS DHPB bersangkutan;
SPP berikutnya diajukan dengan syarat-syarat sebagai berikut :

a. Setelah Bendaharawan DHPB melaporkan DJPB yang telah disetor ke rekening sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1)
b. Jumlah DHPB yang lelah disetor sekurang-kurangnya sebesar uang muka kerja yang telah diterimanya;
c. Saldo kas bendaharawan DHPB maksimal sebesar 10 % (sepuluh persen) dari dana yang telah
diterimanya.
Bendaharawan DHPB menyampaikan laporan pertanggungjawaban sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 8

Pelaksanaan teknik Keputusan ini diatur oleh Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

file://C:\Documents%20and%20Settin s\BAKUN%20%20SISIN\M %20Documents\KEP... 9/16/2004

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/KMK.... Page 4 of 4

Pasal 9

Dengan berlakunya Keputusan ini, maka ketentuan-ketentuan dalam Pasal 1 ayat (2) selain ketentuan yang mengatur
besarnya imbalan atas penyerahan hasil produksi batubara dari perusahaan Kontraktor Swasta dan ayat (4) dari

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 702/KMK.04/1996 tanggal 30 Desember 1996 dinyatakan tidak berlaku.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Menko Ekku Wasbang
Menteri Pertambangan dan Energi
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan
Direktur Jenderal Anggaran

Direktur Jenderal Pajak
Direktur Jenderal Lembaga Keuangan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Maret 1997
MENTERI KEUANGAN

ttd

Mar`ie Muhammad

file://C:\Documents%20and%20Settin s\BAKUN%20%20SISIN\M %20Documents\KEP... 9/16/2004