Analisis kontribusi PT perkebunan nusantara VII terhadapp penerimaan negara
Yolanda Agustina Ginting
http://epserv.fe.unila.ac.id
ABSTRAK
ANALISIS KONTRIBUSI LABA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII
TERHADAP PENERIMAAN NEGARA
Oleh
YOLANDA AGUSTINA GINTING
Memajukan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, adalah tujuan dasar dari
pembangunan nasional. Dan merupakan tugas konstitusional bagi seluruh
komponen bangsa baik pemerintah maupun swasta, sebagaimana diamanatkan
dan diatur dalam Pembukaan dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Dengan
cara meningkatkan penguasaan seluruh kekuatan ekonomi nasional baik melalui
regulasi sektoral maupun melalui kepemilikan negara terhadap unit-unit usaha
tertentu dengan maksud untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat. Kedudukan BUMN selain sebagai agen pembangunan (Agent
of Development) juga melaksanakan fungsi sebagai institusi bisnis. Sebagai salah
satu BUMN yang merupakan wujud dari kebijakan pemerintah khususnya sebagai
strategic business dan salah satu profit centre yang penting dalam keseluruhan
perekonomian nasional, yaitu PT. Perkebunan Nusantara VII merupakan salah
satu perusahaan negara yang memiliki kedudukan strategis dalam rangka
mensukseskan pelaksanaan program pembangunan pada sektor perkebunan dan
sekaligus menjadi salah satu sumber penerimaan negara pada APBN.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merumuskan masalah yaitu,
(1) berapa besar kontribusi laba PT. Perkebunan Nusantara VII sebagai salah satu
BUMN terhadap penerimaan negara? dan (2) Apakah kebijakan penurunan
kontribusi deviden terhadap total laba sudah tepat ?
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi laba pada
PT. Perkebunan Nusantara VII sebagai salah satu BUMN terhadap penerimaan
negara, dan untuk mengetahui penetapan kebijakan deviden pada PT. Perkebunan
Nusantara VII.
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka didapat
kontribusi yang diberikan PT Perkebunan Nusantara VII sebagai salah satu Badan
Usaha Milik Negara terhadap penerimaan dalam negeri periode 2000-2006 masih
relatif rendah yaitu rata-rata sebesar 0,0069 persen pertahun, nilai ini masih jauh
dibawah rata-rata kontribusi laba BUMN terhadap penerimaan dalam negeri
rata-rata sebesar 3,40 persen pertahun. Tetapi dengan kecenderungan
perkembangan rata-rata kontribusi laba yang meningkat 43,88 persen per
Yolanda Agustina Ginting
tahunnya. Dan perkembangan rata-rata total laba selama periode 2000-2006
meningkat 71,28 persen per tahunnya. Dengan keadaan tersebut PT Perkebunan
Nusantara VII diharapkan sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang
dapat diandalkan. Kebijakan penurunan kontribusi deviden terhadap total laba
sudah tepat. Karena kebijakan deviden yang diputuskan dalam RUPS ini
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara VII. Makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, makin besar dana
yang dibutuhkan, dan makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan,
makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang berarti
makin rendah alokasi deviden yang diberikan. Dan kebijakan tersebut bertujuan
akhir PT. Perkebunan Nusantara VII kembali berada pada posisi perusahaan yang
stabil seperti tahun 2000 yaitu mampu membayar deviden 50 persen dari total laba
bersih yang diperoleh.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
Dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 1 menyebutkan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Semua
penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara
dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBN.
Fungsi APBN dalam mengelola keuangan negara menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, terdiri
dari :
1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan
untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh langsung dari PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) tentang Laporan
Rugi/Laba, kontribusi laba pada penerimaan negara pada Laporan Tahunan
periode 2000-2006, dan Biro Pusat Statistik (BPS) Lampung tentang penerimaan
negara pada APBN di Indonesia Dalam Angka.
B. Alat Analisis
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan yaitu :
1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis ini bertujuan untuk mengumpulkan, menyajikan dan menganalisa data
serta memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek penelitian sesuai dengan
teori yang telah uraikan dengan membandingkan tabel kontribusi laba
PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero), penerimaan laba BUMN dan
penerimaan dalam negeri. Serta menampilkan data faktor-faktor penentu laba
PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) seperti hasil penjualan, pendapatan lainlain, harga pokok penjualan, biaya operasi dan biaya lain-lain.
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Kontribusi Laba PT. Perkebunan Nusantara VII terhadap Penerimaan
Negara
Salah satu tujuan didirikannya PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) sebagai
perusahaan negara adalah untuk meningkatkan penerimaan negara. Hal ini berarti
peranan kontribusi yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero)
terhadap penerimaan negara khususnya penerimaan laba BUMN sangat
diharapkan, sedangkan kenyataanya kontribusi yang diberikan masih cenderung
rendah pengaruhnya jika dibandingkan sektor lain pada penerimaan laba BUMN.
Pengukuran besarnya kontribusi Laba PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero)
terhadap penerimaan negara sangat ditentukan oleh kemampuan PT. Perkebunan
Nusantara VII (Persero) dalam memperoleh laba. Selisih antara penerimaan dan
biaya yang harus dikeluarkan setelah dikurangi pajak diperoleh rugi/laba yang
kemudian dianggarkan kontribusinya untuk penerimaan negara. Besarnya
kontribusi yang diberikan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) setiap tahunnya. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) menjalankan
dan mengembangkan usahanya pada sektor perkebunan. Yang mana dalam
kegiatan perekonomian sektor perkebunan ini merupakan keadaan pasar yang
mendekati keadaan sesungguhnya dalam pasar persaingan sempurna. Sehingga
PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) merupakan perusahaan negara dengan
http://epserv.fe.unila.ac.id
ABSTRAK
ANALISIS KONTRIBUSI LABA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII
TERHADAP PENERIMAAN NEGARA
Oleh
YOLANDA AGUSTINA GINTING
Memajukan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, adalah tujuan dasar dari
pembangunan nasional. Dan merupakan tugas konstitusional bagi seluruh
komponen bangsa baik pemerintah maupun swasta, sebagaimana diamanatkan
dan diatur dalam Pembukaan dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Dengan
cara meningkatkan penguasaan seluruh kekuatan ekonomi nasional baik melalui
regulasi sektoral maupun melalui kepemilikan negara terhadap unit-unit usaha
tertentu dengan maksud untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat. Kedudukan BUMN selain sebagai agen pembangunan (Agent
of Development) juga melaksanakan fungsi sebagai institusi bisnis. Sebagai salah
satu BUMN yang merupakan wujud dari kebijakan pemerintah khususnya sebagai
strategic business dan salah satu profit centre yang penting dalam keseluruhan
perekonomian nasional, yaitu PT. Perkebunan Nusantara VII merupakan salah
satu perusahaan negara yang memiliki kedudukan strategis dalam rangka
mensukseskan pelaksanaan program pembangunan pada sektor perkebunan dan
sekaligus menjadi salah satu sumber penerimaan negara pada APBN.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merumuskan masalah yaitu,
(1) berapa besar kontribusi laba PT. Perkebunan Nusantara VII sebagai salah satu
BUMN terhadap penerimaan negara? dan (2) Apakah kebijakan penurunan
kontribusi deviden terhadap total laba sudah tepat ?
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi laba pada
PT. Perkebunan Nusantara VII sebagai salah satu BUMN terhadap penerimaan
negara, dan untuk mengetahui penetapan kebijakan deviden pada PT. Perkebunan
Nusantara VII.
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka didapat
kontribusi yang diberikan PT Perkebunan Nusantara VII sebagai salah satu Badan
Usaha Milik Negara terhadap penerimaan dalam negeri periode 2000-2006 masih
relatif rendah yaitu rata-rata sebesar 0,0069 persen pertahun, nilai ini masih jauh
dibawah rata-rata kontribusi laba BUMN terhadap penerimaan dalam negeri
rata-rata sebesar 3,40 persen pertahun. Tetapi dengan kecenderungan
perkembangan rata-rata kontribusi laba yang meningkat 43,88 persen per
Yolanda Agustina Ginting
tahunnya. Dan perkembangan rata-rata total laba selama periode 2000-2006
meningkat 71,28 persen per tahunnya. Dengan keadaan tersebut PT Perkebunan
Nusantara VII diharapkan sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang
dapat diandalkan. Kebijakan penurunan kontribusi deviden terhadap total laba
sudah tepat. Karena kebijakan deviden yang diputuskan dalam RUPS ini
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara VII. Makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, makin besar dana
yang dibutuhkan, dan makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan,
makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang berarti
makin rendah alokasi deviden yang diberikan. Dan kebijakan tersebut bertujuan
akhir PT. Perkebunan Nusantara VII kembali berada pada posisi perusahaan yang
stabil seperti tahun 2000 yaitu mampu membayar deviden 50 persen dari total laba
bersih yang diperoleh.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
Dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 1 menyebutkan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Semua
penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara
dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBN.
Fungsi APBN dalam mengelola keuangan negara menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, terdiri
dari :
1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan
untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh langsung dari PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) tentang Laporan
Rugi/Laba, kontribusi laba pada penerimaan negara pada Laporan Tahunan
periode 2000-2006, dan Biro Pusat Statistik (BPS) Lampung tentang penerimaan
negara pada APBN di Indonesia Dalam Angka.
B. Alat Analisis
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan yaitu :
1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis ini bertujuan untuk mengumpulkan, menyajikan dan menganalisa data
serta memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek penelitian sesuai dengan
teori yang telah uraikan dengan membandingkan tabel kontribusi laba
PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero), penerimaan laba BUMN dan
penerimaan dalam negeri. Serta menampilkan data faktor-faktor penentu laba
PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) seperti hasil penjualan, pendapatan lainlain, harga pokok penjualan, biaya operasi dan biaya lain-lain.
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Kontribusi Laba PT. Perkebunan Nusantara VII terhadap Penerimaan
Negara
Salah satu tujuan didirikannya PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) sebagai
perusahaan negara adalah untuk meningkatkan penerimaan negara. Hal ini berarti
peranan kontribusi yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero)
terhadap penerimaan negara khususnya penerimaan laba BUMN sangat
diharapkan, sedangkan kenyataanya kontribusi yang diberikan masih cenderung
rendah pengaruhnya jika dibandingkan sektor lain pada penerimaan laba BUMN.
Pengukuran besarnya kontribusi Laba PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero)
terhadap penerimaan negara sangat ditentukan oleh kemampuan PT. Perkebunan
Nusantara VII (Persero) dalam memperoleh laba. Selisih antara penerimaan dan
biaya yang harus dikeluarkan setelah dikurangi pajak diperoleh rugi/laba yang
kemudian dianggarkan kontribusinya untuk penerimaan negara. Besarnya
kontribusi yang diberikan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) setiap tahunnya. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) menjalankan
dan mengembangkan usahanya pada sektor perkebunan. Yang mana dalam
kegiatan perekonomian sektor perkebunan ini merupakan keadaan pasar yang
mendekati keadaan sesungguhnya dalam pasar persaingan sempurna. Sehingga
PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) merupakan perusahaan negara dengan