Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Perkebunan Nusantara IV.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA I MEDAN

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN PERKEBUNAN PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA III DAN PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV PADA

PERIODE 2005 – 2008

DRAFT SKRIPSI

OLEH

HARDHALIUS 050502143 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Medan 2010


(2)

ABSTRAK

Hardhalius (2010). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Perkebunan Nusantara IV Pada Periode 2005 – 2008. Pembimbing ; Dr. Khaira Amalia, SE, MBA, Ak. Ketua Departemen ; Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe SE, M.Si. Penguji I; Dra.Lisa Marlina, M.si. Penguji II ; Dra. Nisrul Irawati, MBA.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan PT.Perkebunan Nusantara III dan PT. Perkebunan Nusantara IV pada periode 2005-2008 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Aktivitas. Metode analisis data yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah uji beda dua rata-rata (Independent Sample t-test). Hasil dari penelitian berdasarkan uji statistic Independent Sample t-test pada rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Namun dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva, terdapat perbedaan yang signifikan pada Fixed Assets Turn Over (FATO) dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada Total Assets Turn Over (TATO).

Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Fixed Assets Turn Over (FATO), Total Assets Turn Over (TATO).


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Perkebunan Nusantara IV Pada Periode 2005-2008 ”.

Skripsi ini dibuat guna melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan program Strata-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Proses studi dan pengerjaan penelitian ini telah banyak menerima saran, motivasi, dan do’a dari berbagai pihak. Penulis pada kesempatan ini ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga. M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

memberi petunjuk dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini.

5. Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan, petunjuk serta nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini

6. Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan, petunjuk serta nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Kepada seluruh Dosen-dosen Departemen Manajemen yang selama ini mengajar penulis dengan sangat baik.

8. Seluruh Staff dan Pegawai di Fakulatas Ekonomi Sumatera Utara untuk semua pemberitahuan dan bantuan selama perkuliahan.

9. Kepada Papa H. Muhartono dan Mama Hj. Yusniar, terima kasih atas segala kasih sayang, do’a dan dukungan, serta kesabarannya.

10.Kepada Mas Welly dan Mbak Welda, terima kasih karena sudah menjadi saudara yang selalu siap membantu. Adikku Desti, kami selalu menyayangimu.

11.Kepada Dewi Puspa Ningrum, terima kasih atas semua dukungan, bantuan dan do’a yang telah diberikan selama ini.

12.Kepada teman-teman seperjuangan di kost, Ankakuz, Budi, M. Teguh, Wira, Dedi Yuzwar, Martin Adam, Sagon, Umar Munandar Gani, dan kong Chandra.


(5)

13.Kepada Mamanya Teguh, terima kasih atas saran dan masukan skripsinya.

14.Kepada semua pengurus HMM periode 2008/2009, terima kasih atas kebersamaannya selama ini..

15.Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga masih memiliki keterbatasan dan kekurangan. Penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Medan, Desember 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ... iv

DAFTAR TABEL ... ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Kerangka Konseptual ... 7

D. Hipotesis ... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.Tujuan Penelitian ………..………. 11

2.Manfaat Penelitian ………... 12

F. Metode Penelitian ……….. 12

1.Batasan Operasional ……….. 12

2.Definisi Operasional Variabel ……… 13

3.Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

4.Jenis Data ... 17

5.Teknik Pengumpulan Data... 17

6.Metode Analisis Data ………... 18

BAB II : URAIAN TEORITIS ……… 19

A. Penelitian Terdahulu ………... 19

B. Pengertian Kinerja Keuangan ………. 20

C. Pengertian Laporan Keuangan ……… 21

D. Analisis Laporan Keuangan ………... 21

E. Teknik Analisis Laporan Keuangan ..……….... 25


(7)

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………. 33

A. Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara III Medan ….…. 33 1. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara III Medan.….... 33

2. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III Medan ………. 35

3. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Medan … 35 4. Uraian Tugas PT. Perkebunan Nusantara III Medan ……… 36

5. Wilayah Kerja PT. Perkebunan Nusantara III Medan …….. 48

B. Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara IV Medan ..…… 50

1. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara IV Medan ……. 50

2. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara IV Medan ………. 53

3. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Medan ... 54

4. Uraian Tugas PT. Perkebunan Nusantara IV Medan …….... 55

5. Wilayah Kerja PT. Perkebunan Nusantara IV Medan …….. 66

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI ….………... 70

A. Analisis dan Evaluasi dari Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Pada PTPN III dan PTPN IV ………... 70

1. Analisis Rasio Likuiditas ……… 71

2. Analisis Rasio Solvabilitas ………... 72

3. Analisis Rasio Profitabilitas ………... 74

4. Analisis Rasio Aktivitas ………. 76

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……… 79

A. Kesimpulan ………. 79

B. Saran ………... 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 ROE PTPN III dan PTPN IV tahun 2005 – 2008 …...……...….. 5 Tabel 4.1 Perbandingan Kinerja PTPN III dengan PTPN IV ….……….… 70


(9)

DAFTAR GAMBAR


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Aktivitas pada PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Perkebunan Nusantara IV.

Lampiran II Rasio Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Nusantara IV dari Tahun 2005-2008.


(11)

ABSTRAK

Hardhalius (2010). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Perkebunan Nusantara IV Pada Periode 2005 – 2008. Pembimbing ; Dr. Khaira Amalia, SE, MBA, Ak. Ketua Departemen ; Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe SE, M.Si. Penguji I; Dra.Lisa Marlina, M.si. Penguji II ; Dra. Nisrul Irawati, MBA.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan PT.Perkebunan Nusantara III dan PT. Perkebunan Nusantara IV pada periode 2005-2008 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Aktivitas. Metode analisis data yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah uji beda dua rata-rata (Independent Sample t-test). Hasil dari penelitian berdasarkan uji statistic Independent Sample t-test pada rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Namun dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva, terdapat perbedaan yang signifikan pada Fixed Assets Turn Over (FATO) dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada Total Assets Turn Over (TATO).

Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Fixed Assets Turn Over (FATO), Total Assets Turn Over (TATO).


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, karena dari bidang tersebut juga dapat mengevaluasi apakah kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum, terutama dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin ketat, belum lagi kondisi perekonomian yang tidak menentu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tiba-tiba mengalami kebangkrutan karena faktor keuangan yang tidak sehat. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan bisa tumbuh dan berkembang perusahaan harus mencermati kondisi keuangannya supaya meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Maka diperlukan analisis yang tepat untuk merealisasikannya.

Salah satu alat yang dapat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang sehingga dapat digunakan untuk membantu para pemakai di dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang

Analisis keuangan pada dasarnya ingin melihat prospek dan risiko perusahaan. Prospek bisa dilihat dari tingkat keuntungan (profitabilitas) dan risiko bisa dilihat dari kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau mengalami kebangkrutan. (Hanafi, 2005:21).


(13)

tepat. Laporan keuangan digunakan oleh manajer untuk meningkatkan kinerja, oleh kreditor untuk mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman, dan oleh pemegang saham untuk meramalkan laba, deviden dan harga saham.

Ada beberapa metode analisis yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan, salah satu diantaranya adalah metode analisis rasio keuangan, yaitu metode analisis dengan cara menghubungkan dan membandingkan pos-pos yang terdapat di dalam laporan keuangan. Dari analisis rasio ini akan dapat diperoleh gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan seperti kondisi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, leverage, dan sebagainya dari perusahaan yang bersangkutan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset, dan sebagainya (Syafri, 2009: 297).

Analisis laporan keuangan akan memberikan hasil yang terbaik jika digunakan dalam suatu kombinasi untuk menunjukkan suatu perubahan kondisi keuangan atau kinerja operasional selama periode tertentu, lebih lanjut dapat memberikan gambaran trend dan pola perubahan, yang pada akhirnya bisa memberikan indikasi adanya risiko dan peluang bisnis (Kuncoro dan Suhardjono, 2002:557).

Menurut Munawir (2007:31), dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah; (1) Likuiditas, (2)


(14)

disebabkan karena rasio likuiditas memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar utang jangka pendek yang segera jatuh tempo, dan rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Sedangkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba pada suatu periode tertentu dapat dilihat dari tingkat profitabilitas perusahaan yang bersangkutan.

Laporan keuangan bagi para kreditur dan orang-orang yang berkepentingan dalam laporan keuangan tersebut yang terpenting adalah faktor rentabilitas, karena rentabilitas ini merupakan jaminan yang utama bagi para kreditur tersebut dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya. Betapapun besarnya likuiditas atau solvabilitas suatu perusahaan, kalau perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan modalnya secara efisien atau tidak mampu memperoleh laba yang besar, maka perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan hutang-hutangnya.

Perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dalam memperoleh laba maka manajemen perusahaan harus dapat melaksanaakan aktivitasnya dengan efektif. Semakin efektif perusahaan dalam penggunaan aktivanya maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Alat yang digunakan untuk mengukur keefektifan manajemen perusahaan dalam menggunakan aktivanya adalah dengan menggunakan rasio aktivitas.

Return on Equity (ROE) bisa dikatakan sebagai rasio yang paling penting dalam keuangan perusahaan. ROE mengukur pengembalian absolut yang akan


(15)

diberikan perusahaan kepada para pemegang saham. Suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan, yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru. Hal itu juga memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menempatkan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar. Semua hal tersebut dapat menciptakan nilai yang tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan atas kekayaan para pemiliknya (Walsh, 2004:56).

Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kinerja perusahaan dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Jenis analisis bervariasi sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisis.

Ada dua perusahaan perkebunan milik Negara yang ada di Propinsi Sumatera Utara yang memiliki luas lahan terbesar yaitu PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN III), dan PT. Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV). PTPN III (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang termasuk pada perusahaan yang memiliki laba paling tinggi pada saat sekarang ini. Komoditi-komoditi utama dari perseroan ini adalah kelapa sawit, karet dan kakao dengan luas lahan ±160.000Ha. Sedangkan PTPN IV dengan luas lahan ±175.245Ha yang mengusahakan komoditi kelapa sawit, kakao dan teh (Sumber: Pusat Informasi BUMN Perkebunan).


(16)

Penelitian Mahdi (2009) tentang analisis keuangan PTPN III menyimpulkan bahwa pihak manajemen perusahaan mempunyai kemampuan untuk menciptakan peningkatan nilai perusahaan. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan pendapatan usaha yang cukup baik yang juga mempengaruhi dalam memperoleh laba walaupun juga terjadi peningkatan biaya dan perusahaan telah menghasilkan return yang melebihi biaya modal yang harus ditanggung perusahaan.

Irma (2009) meneliti tentang analisis kinerja keuangan PTPN IV. Meyimpulkan bahwa PTPN IV kurang mampu memaksimalkan dalam penggunaan aktiva dan modal perusahaan, sehingga mengakibatkan perusahaan tidak dapat menekan biaya modalnya dan juga dalam memaksimalkan laba perusahaan.

Penelitian pendahuluan menemukan perbedaan pada tingkat ROE pada PTPN III dan PTPN IV selama periode 2005-2008. Dalam penelitian ini, tahun 2005 diambil sebagai tahun dasar (tahun pembanding).

Tabel 1.1 ROE

PTPN III dan PTPN IV tahun 2005-2008

Tahun PTPN III PTPN IV

2005 38,06 16,89

2006 22,74 10,50

2007 36,90 29,55

2008 33,44 32,11


(17)

Pada Tabel 1 selama kurun waktu 2005-2008 PTPN III lebih efektif dalam pemanfaatan modalnya dibandingkan dengan PTPN IV, hal ini terlihat pada nilai ROE PTPN III yang selama tahun 2005-2008 rata-rata kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari modalnya sebesar 32,785%, sedangkan PTPN IV hanya menghasilkan 22,262%.

PTPN III dan PTPN IV memiliki perbandingan lahan yang tidak begitu berbeda, sama-sama berada di Propinsi Sumatera Utara, yang memiliki komoditi utama yang sama yaitu kelapa sawit, dan merupakan PTPN yang memiliki laba terbesar dari PTPN lainnya yang ada di Sumatera Utara. Oleh sebab itu, Berdasarkan dari fenomena yang terjadi, perlu dianalisis lebih dalam laporan keuangan pada PTPN III dan PTPN IV dengan melihat rasio-rasio penggerak lainnya, dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja

Keuangan Perusahaan Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Perkebunan Nusantara IV Pada Periode 2005 – 2008”.


(18)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Perbandingan Rasio Likuiditas antara PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan Nusantara IV selama periode 2005 sampai 2008.

2. Bagaimana Perbandingan Rasio Solvabilitas antara PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan Nusantara IV selama periode 2005 sampai 2008.

3. Bagaimana Perbandingan Rasio Profitabilitas antara PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan Nusantara IV selama periode 2005 sampai 2008.

4. Bagaimana Perbandingan Rasio Aktivitas anatara PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan Nusantara IV selama periode 2005 sampai 2008.

C. Kerangka Konseptual

Kinerja keuangan perusahaan berhubungan mengenai kemampuan keuangan perusahaan dalam melaksanakan fungsinya yaitu sebagai sumber pendanaan dan mengatur semua pendanaan tersebut untuk seluruh kegiatan perusahaan dengan efektif dan efisien. Kinerja keuangan perusahaan tentu saja


(19)

makin baik operasional perusahaan, makin baik pula kinerja keuangan perusahaan yang akan tercemin di laporan keuangan. Bagi yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang sehingga dapat digunakan untuk membantu para pemakai di dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Ada beberapa metode analisis yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan, salah satu diantaranya adalah metode analisis rasio keuangan, yaitu metode analisis dengan cara menghubungkan dan membandingkan pos-pos yang terdapat di dalam laporan keuangan. Rasio keuangan yang sering dipakai untuk menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan yakni: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas (Sawir, 2005:7).

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya. Dalam penelitian ini, rasio likuiditas diwakili oleh Quick Ratio, dan Cash Ratio.


(20)

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibanya apabila perusahaan dilikuidasi. Dalam penelitian ini, rasio solvabilitas diwakili oleh Debt to Assets (DTA), dan Debt to Equity (DER).

Rentabilitas atau profitabilitas menggambarakan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah cabang, dan sebagainya. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan anatara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel. Maka, bagi manajemen atau pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas diwakili oleh Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE).

Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya atau rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektifitas) pemanfaatan seumber daya perusahaan. Dalam penelitian ini, rasio aktivitas diwakili oleh Fixed Assets Turn Over, dan Total Assets Turn Over.


(21)

Adapun kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini untuk memperbandingkan kinerja keuangan adalah sebagai berikut.

Sumber: Sawir, dimodifikasi Gambar 1.1: Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasar pada teori yang relevan belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2003:51)

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian mengajukan hipotesis bahwa:

1. Terdapat perbedaaan Rasio Likuiditas yang signifikan antara PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan Nusantara IV selama periode 2005 sampai 2008.

2. Terdapat perbedaaan Rasio Solvabilitas yang signifikan antara PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan Nusantara IV selama

PTPN III Rasio Likuiditas

Rasio Solvabilitas Rasio

Profotabilitas Rasio Aktivitas

PTPN IV Rasio Likuiditas

Rasio Solvabilitas Rasio

Profotabilitas Rasio Aktivitas


(22)

3. Terdapat perbedaaan Rasio Profitabilitas yang signifikan antara PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan Nusantara IV selama periode 2005 sampai 2008

4. Terdapat perbedaaan Rasio Aktivitas yang signifikan antara PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan Nusantara IV selama periode 2005 sampai 2008

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengetahui dan menganalisis perbedaan Rasio Likuiditas pada PTPN III dan PTPN IV dari tahun 2005 – 2008.

b. Mengetahui dan menganalisis perbedaan Rasio Solvabilitas pada PTPN III dan PTPN IV dari tahun 2005 – 2008.

c. Mengetahui dan menganalisis perbedaan Rasio Profitabilitas pada PTPN III dan PTPN IV dari tahun 2005 – 2008.

d. Mengetahui dan menganalisis perbedaan Rasio Aktivitas pada PTPN III dan PTPN IV dari tahun 2005 – 2008.


(23)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi perusahaan, dapat memberikan data dan informasi serta gambaran mengenai analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari analisis rasio keuangan pada PTPN III dan PTPN IV tahun 2005 - 2008.

b. Bagi penulis, merupakan latihan dan pembelajaran dalam menerapkan teori yang diperoleh sehingga menambah pengetahuan, pengalaman dan dokumentasi ilmiah.

c. Bagi pihak lain, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam melakukan penelitian pada masa mendatang khususnya bagi peneliti yang berminat dalam bidang yang serupa.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian adalah:

a. Data laporan keuangan keuangan PTPN III dan PTPN IV tahun 2005 – 2008.

b. Variabel-variabel yang diteliti dalam memperngaruhi kinerja perusahaan adalah Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Aktivitas.


(24)

2. Defenisi operasional

Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, variabel yang akan digunakan dalam penelitian adalah:

a. Likuiditas

Menurut Fred Weston, Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Untuk mengukur likuiditas dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Quick Ratio, dan Cash Ratio.

Quick Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar. Quick Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

Quick Ratio =

Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Cash Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

Cash Ratio =

b. Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam


(25)

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi)

Debt to Assets (DTA)

. Untuk mengukur solvabilitas dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Debt to Assets (DTA), dan Debt to Equity (DTE).

merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya.

Debt to Assets Ratio =

DTA dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

Debt to Equity (DTE) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman (kreditor) dengan pemilik prusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Bagi bank (kreditor) semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.


(26)

DTE

Debt to Equity Ratio =

dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

c. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio ntuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari laba. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Untuk mengukur profitabilitas dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE).

Return on Investment (ROI) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. ROI dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

ROI =

Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus.


(27)

d. Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat juga dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Untuk mengukur aktivitas dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Fixed Assets Turn Over, dan Total Assets Turn Over.

Fixed Assets Turn Over (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Dengan kata lain rasio ini untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap dengan sepenuhnya atau belum.

Fixed Asset Turn Over (FATO) =

Total Assets Turn Over (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Rumus:


(28)

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikantor PTPN III, yang beralamat Jln. Sei Batanghari No. 1 Medan, dan PTPN IV, yang beralamat Jln. Letjend Suprapto No. 2 Medan. Waktu penelitian direncanakan dilakukan mulai bulan Mei hingga Juli 2010.

4. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang dipergunakan adalah Laporan Keuangan PTPN III dan PTPN IV dari tahun 2005 hingga 2008 yang terdiri dari Laporan Laba-Rugi, Neraca dan gambaran umum perusahaan yang diperoleh dari PTPN III dan PTPN IV Medan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, serta laporan keuangan. Laporan keuangan tahunan PTPN III dan PTPN IV tahun 2005, 2006, 2007, dan 2008.


(29)

6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasikan secara objektif.

b. Pengujian Hipotesis

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test). Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat.


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Mahdi (2009) dengan judul Analisis Keuangan PTPN III dengan Menggunakan Analisis Z-Score dan Economic Value Added (EVA), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan PTPN III dari tahun 2003 hingga 2007 dengan menggunakan analisis Z-Score dan Economic Value Added (EVA). Kesimpulannya adalah bahwa pihak manajemen perusahaan mempunyai kemampuan untuk menciptakan peningkatan nilai perusahaan. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan pendapatan usaha yang cukup baik yang juga mempengaruhi dalam memperoleh laba walaupun juga terjadi peningkatan biaya dan perusahaan telah menghasilkan return yang melebihi biaya modal yang harus ditanggung perusahaan.

Irma (2009) melakukan penelitian tentang kinerja keuangan PTPN IV berdasarkan analisis Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA). Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa PTPN IV kurang mampu memaksimalkan dalam penggunaan aktiva dan modal perusahaan, sehingga mengakibatkan perusahaan tidak dapat menekan biaya modalnya dan juga dalam memaksimalkan laba perusahaan.

Penelitian Budiawan (2009) dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Ditinjau dari Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas (studi kasus pada PTPN X). Menyimpulkan bahwa tingkat kinerja keuangan perusahaan dilihat dari indikator-indikator yang digunakan, Kinerja keuangan PTPN X mengalami


(31)

penurunan secara terus menerus, yaitu pada tahun 2006 dengan kondisi sehat, tahun 2007 dengan kondisi kurang sehat, dan tahun 2008 dengan kondisi tidak sehat.

B. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2000:332) istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penelitian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran keuangan.

Menurut Darsono dan Ashari (2005:5) laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupaka alat komunikasi. Artinya laporan keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.


(32)

C. Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan yang dikemukan oleh beberapa ahli manajemen keuangan antara lain, Brigham dan Houston (2006: ) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah beberapa kertas yang bertuliskan angka-angka, tetapi sangat penting juga untuk memikirkan aktiva riil di balik angka-angka tersebut. Sedangkan menurut Harahap (2004:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan (Harahap, 2004:1).

Kinerja perusahaan merupakan suatu tampilan perusahaan dalam periode tertentu. Penilaian kinerja perusahaan adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagan organisasi, karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Zaretta dan Sitinjak, 2006: 39).

D. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut kan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua


(33)

periode arau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah:

1. Likuiditas, adalah menunjukkan kemampuasn suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

2. Solvabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Rentabilitas atau Profitabilitas, adalah menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunkan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan.

4. Stabilitas Usaha, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban


(34)

hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis.

Dari faktor-faktor tersebut maka bagi para kreditur yang terpenting adalah faktor rentabilitas, karena rentabilitas ini merupakan jaminan yang utama bagi para kreditur tersebut dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya. Betapapun besarnya likuiditas atau solvabilitas suatu perusahaan, kalu perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan modalnya secara efisien atau tidak mampu memperoleh laba yang besar, maka perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan hutang-hutangnya. Suatu perusahaan yang rendabel, maka perusahaan tersebut pada umumnya akan dapat beroperasi secara stabil pula.

Adapun pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil analisis keuangan perusahaan meliputi (Abdullah, 2005: 36):

1. Pihak Pemilik Perusahaan

Pihak pemilik perusahaan berkepentingan terhadap hasil analisis keuangan guna mengetahui sejauh mana keberhasilan maupun kegagalan manajer perusahaan dalam mengatur perusahaan yang terlihat melalui kinerja keuangan yang dicapai. Keberhasilan manajer dapat diukur berdasarkan pencapaian laba perusahaan secara efisien.


(35)

2. Pihak Kreditur

Kreditur dalam hal ini bank dan institusi pembiayaan lainnya berkepentingan terhadap hasil analisis keuangan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian bagi kreditur hasil analisis keuangan dijadikan dasar pertimbangan kebijakan kredit apabila perusahaan membutuhkan kredit. 3. Pihak Investor

Investor adalah pihak yang menanamkan modalnya pada perusahaan. Investor mengharapkan adanya kemampuan perusahaan dalam hal tingkat pengendalian dari sejumlah investasi yang ditanamkan. Hasil analisis keuangan akan memberi pengembalian (return) dari sejumlah investasi.

4. Pihak Pekerja atau Karyawan

Hasil analisis keuangan perusahaan memberikan informasi keuangan yang mencerminkan keuangan perusahaan dalam membayar kewajiban internal maupun bersifat eksternal. Termasuk kewajiban internal adalah berhubungan dengan pembiayaan rutin, termasuk kemampuan membayar gaji para pekerja (buruh dan karyawan).

5. Pihak Pemerintah

Kebutuhan pemerintah terhadap hasil analisis keuangan berkaitan dengan kewenangan menetapkan pajak penghasilan perusahaan. Hasil analisis keuangan memberikan gambaran besarnya pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan.


(36)

E. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Abdullah (2005: 40) membedakan teknik analisis keuangan menjadi: 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam presentase (relatif).

2. Analisis Trend (tendensi posisi)

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan perubahan naik atau mengalami penurunan. Hal yang membedakan antara kedua teknik analisis ini adalah tahun atau periode pembanding. Apabila analisis perbandingan menggunakan tahun sebelumnya (n-1) sebagai tahun pembanding, maka analisis trend menggunakan tahun dasar (Po) sebagai tahun pembanding.

3. Analisis Persentase per Komponen (Common Size),

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya. Analisis persentase ini juga berguna untuk mengetahui berapa besar proporsi setiap aktiva maupun hutang terhadap keseluruhan/ total aktiva maupun hutang.

4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja,

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan. Selain mengetahui posisi modal kerja juga dimaksudkan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya perubahan modal kerja dalam satu periode tertentu.


(37)

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab-sebab terjadinya perubahan kas pada satu periode waktu tertentu.

6. Analisis Rasio Keuangan

Merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

7. Analisis Perubahan Laba Kotor

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. Analisis ini juga dimaksudkan untuk mengetahui posisi laba yang diharapkan dengan laba yang benar-benar dapat dihasilkan. 8. Analisis Break Even

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi pada tingkat penjualan tersebut perusahaan belum memperoleh keuntungan.

F. Analisis Rasio Keuangan

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis laporan keuangan menelurkan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan prestasi


(38)

Menurut Kasmir (2008:128), pada dasarnya analisis rasio dapat dikelompokkan kedalam empat macam kategori, yaitu:

1. Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada penjualan, aset, dan modal saham. Ada tiga rasio yang sering digunkan, yaitu:

a. Profit margin

Profit marin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rumus:

Profit Margin =

b. Return on Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio ini juga sering disebut dengan Rumus:

ROA =

c. Return on Equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rumus:


(39)

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable yaitu perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Ada beberapa rasio yang biasa dihitung, yaitu:

a. Debt Ratio

Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumus:

Debt Ratio =

b. Debt to Equity Ratio

Rasio ini merupakan rasioa yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membangdingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Rumus:


(40)

c. Long Term Debt to Equity Ratio

Rasio ini merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus:

LTDtER =

d. Times Interest Earned

Menurut J. Fred Weston Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini diartikan oleh James C. Van Horne juga sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga. Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Rumus:

Time Interest Earned =


(41)

Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relativ terhadap hutang lancarnya.

Rasio yang sering digunakan adalah: a. Current Ratio

Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun).

Current Ratio =

b. Quick Ratio

Dari ketiga komponen aktiva lancar (Kas, Piutang, Persediaan), persediaan biasanya dianggap merupakan aset yang aling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk samapai menjadi kas, yang berarti waktu yang dperlukan untuk menjadi kas semakin lama. Dengan alasan tersebut, persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar untuk perhitungan rasio cepat.

Quick Ratio =


(42)

Cash Ratio =

d. Inventory to Net Working Capital

Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang diunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Rumus:

Inventory to NWC =

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat juga dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio yang digunakan yaitu:

a. Assets Turn Over

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Rumus:

Asset Turn Over =

b. Receivable Turn Over

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi


(43)

semakin rendah. Dan tentunya kondisi ini begi perusahaan semakin baik.

Rumus:

Receivable Turn Over = =

c. Inventory Turn Over

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek dan demikian sebaliknya. Rumus:

Inventory Turn Over =

d. Working Capital Turn Over

Rasio ini merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode atau dalam suatu periode. Dari hasil penilaian, apabila perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Rumus:


(44)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berikut akan dijelaskan gambaran umum PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Perkebunan Nusantara IV, yang merupakan obyek dari penelitian, yaitu sebagai berikut:

A. Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara III Medan 1. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara III Medan

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Pembentukan Perseroan ini mempunyai lintasan sejarah yang diawali dengan proses pengambil alihan perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda pada tahun 1958 oleh pemerintah Republik Indonesia yang dikenal dengan proses “Nasionalisasi” perusahaan asing. Embrio yang turut membentuk perseroan ini berasal dari NV Rubber Cultur Maatschappij Amsterdam (RCMA) dan NV Cultuur Mij’ de Oeskust (CMO) yang sebelumnya adalah perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak jaman kolonial pada masa Pemerintahan Hindia Belanda.

Langkah awal perseroan dimulai pada tahun 1958 dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara Baru cabang Sumatera Utara (PPN Baru). Setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk atau status badan hukum sejalan dengan Undang-undang (UU) dan Peraturan pemerintah (PP) yang ada. Pada


(45)

tahun 1968 PPN tersebut direorganisasikan menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk hukumnya dialihkan menjadi PT.Perkebunan (Persero).

Pada tahun 1994, dilakukan langkah penggabungan manajemen 3 (tiga) BUMN perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT.Perkebunan IV (Persero), dan PT.Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya oleh Direksi PT.Perkebunan III (Persero). Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut wilayah kerjanya berada pada propinsi Sumatera Utara digabungkan menjadi satu Perseroan dengan nama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Jl. Sei Batang Hari No.2 Medan, Sumatera Utara.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) mengusahakan produk-produk perkebunan seperti kelapa sawit, karet, yang terdiri dari produksi kebun sendiri yang menghasilkan komoditi karet dan kelapa sawit, selain itu mengusahakan produksi kebun plasma yaitu perusahaan membeli produksi dari petani peserta PIR/Plasma. PT. Perkebunan Nusantara III juga melakukan pengelolaan untuk produk karet yang disebut dengan Industri Hilir Karet. Industri Hilir Karet adalah barang jadi karet yang merupakan hasil olahan lanjut Pabrik Industri Hilir Karet yang bahan bakunya berasal dari produksi primer lateks. Hal ini dilakukan untuk mendapat nilai tambah dari komoditi primer karet, selain itu untuk mengantisipasi penggunaan karet sintesis sehingga mengatasi penurunan nilai karet alam.


(46)

2. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III Medan a. Visi Perusahaan:

Menjadi Perusahaan Agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.

b. Misi Perusahaan:

1. Mengembangkan Industri Hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3. Memberlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal.

4. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan “imbal-hasil” terbaik bagi para investor.

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.

7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

3. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III

Penyusunan Struktur Organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan didasarkan pada beberapa pertimbangan pokok yaitu:


(47)

a. Struktur organisasi dan uraian jabatan yang jelas sangat diperlukan dari setiap jabatan, sehingga masing-masing pemegang jabatan dapat mengetahui dengan jelas batas-batas, wewenang dan tanggung jawab. b. Keinginan dari pimpinan puncak perusahaan untuk melimpahkan

wewenang dan tanggung jawab dan lebih serta terkoordinir kepada pimpinan tingkat menengah sehingga pimpinan dapat lebih banyak memusatkan pikiran dan tenaganya untuk hal-hal yang lebih penting demi kelangsungan hidup, kemajuan dan perkembangan perusahaan.

c. Kegiatan semakin meningkat dan meluasnya kegiatan usaha sehingga perlu pembentukan suatu wadah berupa struktur organisasi yang tangguh, dinamis, dan dapat mengikuti lajunya arus perkembangan usaha.

d. Perlunya pembentukan profit dan cost center.

e. Perlunya sistem komunikasi di dalam organisasi perusahaan dimana semua tingkat dapat berkomunikasi secara vertikal dan horizontal.

Sebelum menjalankan aktivitas perusahaan sangatlah penting membuat tata hubungan dari wewenang dan tugas masing-masing bagian pada perusahaan. Hal ini sangat berguna agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat diketahui dengan jelas oleh masing-masing individu di dalam perusahaan tersebut, sehingga tugas setiap bagian dapat diarahkan dan dipertanggung jawabkan dengan sepenuhnya.


(48)

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris dalam batas yang ditentukan Undang-Undang Perseroan atau Anggaran Dasar. Sebagai pemegang tertinggi dalam perseroan, RUPS berhak memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan perseroan dari direksi atau Komisaris RUPS.

b. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris dalam kegiatannya mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Melakukan pengawasan secara umum serta memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan perseroan,

2) Berwenang memberikan persetujuan atau bantuan kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu,

3) Berwenang melakukan pengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu menggantikan Direksi.

c. Komite Audit

Tugas dan tanggung jawab Komite adalah:

1) Melakukan seleksi auditor eksternal untuk memilih salah satu dari calon auditor yang memenuhi kriteria yang diterapkam perusahaan,

2) Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal maupun auditor ekstern sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar,


(49)

3) Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.

d. Direktur Utama

Direktur Utama dalam kegiatannya mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Mengadakan ikatan-ikatan dengan pihak ketiga dalam rangka menjalankan dan mengelola perusahaan,

2) Menetapakan anggaran belanja tahunan dan program kerja bulanan, 3) Menyampaikan laporan pertanggunjawaban dan segala aspek kehidupan

perusahaan kepada Dewan Komisaris.

e. Direktur Produksi

Tugas dan tanggung jawab Direktur Produksi adalah:

1) Membentuk prosedur-prosedur kebudayaan (agrikultur) yang disetujui perusahaan berkenaan dan pelaksanaannya sekaligus,

2) Mengelola semua kebun dan setiap fasilitas-fasilitas pengolahannya, 3) Memastikan semua kebun pekerja tetap berpedoman kepada estimate

yang sudah disetujui termasuk revisi estimasi bila ada.

f. Direktur Keuangan


(50)

2) Menjalankan dan melaksanakan kebijakan direksi dalam manajemen keuangan dan administrasi yang meliputi permodalan, keuangan dan akuntansi serta senantiasa meningkatkan efisiensi,

3) Menyusun rencana jangka pendek dan panjang bagi kegiatan yang berhubungan dengan permodalan keuangan dan biaya serta pendapatan perusahaan,

4) Mengurus masalah yang ada hubungannya dengan keagrariaan, Hak guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan sertifikat,

g. Direktur SDM

Adapun tugas dan tanggung jawab Direkur SDM adalah:

1) Menetapkan dan melaksanakan peraturan dan prosedur demi kelancaran operasional perusahaan,

2) Mengatur penggunaan dan perawatan semua alat produksi perusahaan, 3) Mengatur semua masalah ketenagakerjaan yang menyangkut ketentuan

dan syarat penggajian, pengobatan, kesejahteraan, mutasi pegawai dan lainnya,

4) Menjalin hubungan dengan departemen pemerintah yang terkait.

h. Direktur Perencanaan dan Pengembangan

Adapun tugas dan tanggung jawab Direktur Perencanaan dan Pengembangan adalah:

1) Menyusun kebijakan, program kegiatan dan kebutuhan anggaran perencanaan dan pengembangan,


(51)

2) Menyusun rencana kerja dan pengembangan anggaran perusahaan, 3) Menjadi penghubung antara perusahaan dengan Bappepam-LK dan

Stakeholder.

i. Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan adalah: 1) Menyusun kebijakan, program kegiatan dan kebutuhan anggaran

Sekretariat perusahaan,

2) Mempersiapkan dan menyelenggarakan administrasi rapat-rapat Direksi dan Dewan Komisaris Pemegang Saham, DPR/DPRD yang berkaitan dengan kegiatan Direksi, serta menerbitkan dan meneruskannya ke Bagian Teknologi Informasi untuk pembuatan aplikasi hasil rapat pada fasilitas internet,

3) Mengurus dan menyelenggarakan administrasi dan arsip perusahaan.

j. Kepala Bagian SPI (Satuan Pengawasan Internal)

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian SPI adalah:

1) Mengevaluasi sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen guna memastikan kecukupan sistem pengendalian dan kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan Perundang-undangan yang mempunyai dampak signifikan pada kegiatan operasi perusahanaan,


(52)

3) Mengevaluasi kehandalan dan integritas informasi keuangan dan informasi operasi dan cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengklasifikasi serta melaporkan informasi tersebut. 4) Memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses tata

kelola (Governance) mencakup evaluasi rancangan dan implementasi.

k. Kepala Bagian Tanaman

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Tanaman yaitu:

1) Membuat, meninjau dan merevisi standard performance bidang tanaman,

2) Merumuskan kebijakan kultur teknis tanaman dan panen yang lebih baik guna meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja,

3) Melaksanakan pemesanan kecambah Kelapa Sawit yang bersertifikat dan biji Karet yang berkualitas,

4) Melaksanakan pengkajian, pengujian sarana dan metode baru bidang tanaman.

l. Kepala Bagian Keuangan

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Keuangan adalah:

1) Membuat dan menyampaikan Laporan Manajemen (LM) intern dan tahunan kepada pemegang saham,

2) Membuat dan menyampaikan Laporan Keuangan (Konsolidasian) interim dan tahunan sesuai dengan pernyataan standar akuntansi


(53)

keuangan kepada stakeholders (pemegang saham, Bapepam, Instansi terkait lainnya),

3) Mempersiapkan bahan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berkaitan dengan data keuangan,

4) Melaksanakan pemeriksaan kas, persediaan dan aktiva lainnya serta verifikasi penggunaan uang kerja dan administrasi keuangan Distrik Manajer dan Kebun atau unit secara periodik,

5) Menyusun perencanaan strategi dan rencana jangka panjang bagian serta rencana kerja anggaran perusahaan/rencana operasional di bagian keuangan.

m. Kepala Bagian Umum

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Umum adalah:

1) Mengurus penerbitan sertifikat Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan Kantor Direksi,

2) Mengurus pengelolaan Poliklinik Kantor Direksi dan memonitor pengiriman pasien Poliklinik Kantor Direksi,

3) Melaksanakan analisa dan evaluasi keamanan perusahaan dalam upaya penyelenggaraan pengamanan personil, aset, informasi atau dokumen, lingkungan dan instalasi,

4) Melaksanakan investasi dan interogasi internal serta menuangkannya ke dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan resume hasil pemeriksaan.


(54)

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Perencanaan dan Pengkajian adalah:

1) Menyusun kebijakan, program kegiatan dan kebutuhan anggaran perencanaan dan pengkajian,

2) Meyusun rencana kerja dan pengkajian anggaran perusahaan,

3) Merencanakan dan mengkaji serta merekomendasikan jenis industri hilir yang prosfektif bagi perusahaan,

4) Mengkaji dan menyusun rencana jangka panjang perusahaan.

o. Kepala Bagian Teknik

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Teknik adalah:

1) Merencanakan, memonitori dan mengevaluasi pekerjaan teknik yang berhubungan dengan pemeliharaan dan perbaikan mesin instalasi, sipil atau traksi dan alat berat,

2) Mengkaji dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien,

3) Melaksanakan pengujian sarana dan metode baru bidang teknik.

p. Kepala Bagian Akuntansi

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Akuntansi adalah:

1) Melaksanakan kegiatan proses akuntansi yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuiti, penjualan, dan beban,

2) Melaksanakan rekonsiliasi perkiraan internal dan eksternal,


(55)

4) Menyusun perencanaan strategi dan rencana jangka panjang bagian serta rencana kerja anggaran perusahaan/rencana kerja operasional di bagian akuntansi,

5) Menyusun proyeksi dan realisasi cash flow perusahaan.

q. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian SDM adalah:

1) Melaksanakan pengelolaan SDM berbasis kompetensi, kinerja dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan,

2) Melaksanakan pembangunan sistem dan Training Program dalam rangka pemenuhan kompetensi,

3) Melaksanakan kegiatan survei kepuasan karyawan,

4) Melaksanakan kegaitan promosi, kenaikan golongan, demosi dan mutasi.

r. Kepala Bagian Pengembangan

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Pengembangan adalah:

1) Menjalankan kerja sama dengan pihak luar dalam rangka pengembangan dan kerja sama strategi perusahaan, serta tata kelola perusahaan yang baik,

2) Mengembangkan industri hilir yang telah dimiliki perusahaan,

3) Mengikuti perkembangan pasar modal termasuk peraturan-peraturan yang berlaku di pasar modal dan memberikan masukan kepada Direksi,


(56)

4) Melaksanakan pengendalian sistem komputerisasi yang terintegrasi berbasis database secara konsisten dan up to date.

s. Kepala Bagian Teknologi

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Teknologi adalah:

1) Merencanakan, memonitor dan mengevaluasi pengolahan dan pengawasan mutu untuk mendukung perencanaan produksi pabrik sesuai dengan permintaan pasar,

2) Menuntun norma atau standard fisik dan mutu, bahan kimia dan bahan pendukung pengolahan pabrik,

3) Memonitor dan mengevaluasi mutu mulai dari bahan baku hingga produk jadi, lateks pekat, SIR, minyak sawit dan inti sawit,

4) Mengkaji dan mengembangkan manajemen pengolahan secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

t. Kepala Bagian Pengadaan

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Pengadaan adalah:

1) Merumuskan sistem dan prosedur pengadaan barang yang diperlukan perusahaan dan pengadaannya harus melalui kantor Direksi dan Unit Kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku,


(57)

3) Mengusulkan kepada Panitia Pelelangan Kantor Direksi untuk melaksanakan pelelangan pengadaan barang dengan cara penunjukkan langsung, pemilihan langsung, pelelangan terbatas dan pelelangan umum,

4) Membentuk daftar harga atau database PT. Perkebunan Nusantara III untuk dapat digunakan sebagai pedoman menentukan harga limit dalam pembuatan anggaran belanja.

u. Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan (KBL)

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian KBL adalah:

1) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) program kemitraan dan bina lingkungan dan mengusulkannya ke Menteri Negara BUMN, 2) Menjalin dan membina hubungan baik dengan instansi terkait,

3) Menyusun studi kelayakan pembangunan perkebunan rakyat disekitar wilayah usaha perusahaan,

4) Membina kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat dalam pengembangan dan pembangunan Perkebunan Rakyat.

v. Kepala Bagian Program Transformasi Bisnis (PTB) Anak Perusahaan

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian PTB dan Anak Perusahaan adalah:

1) Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Direksi dalam pelaksanaan Transformasi Bisnis di PT.Perkebunan Nusantara III,


(58)

2) Merencanakan, menyusun program dan rencana kegiatan dari strategi inisiatif PTB,

3) Mengkaji dan menyusun rencana jangka panjang perusahaan (Corporate Planning),

4) Menjamin kebijakan mutu dan lingkungan dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh karyawan disetiap unit kegiatan PT.Perkebunan Nusantara III.

w. Kepala Bagian Penjualan

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Penjualan adalah:

1) Melaksanakan tender-tender penjualan dan mempersiapkan laporan penjualan setiap awal bulan,

2) Mengikuti perkembangan pasar mengenai harga minyak sawit dan inti sawit baik di pasaran lokal maupun dunia,

3) Membina hubungan baik dengan costumer termasuk dengan instansi pemerintah dan masyarakat yang berhubungan dengan penjualan,

4) Bersama-sama dengan bagian finance memonitor penagihan piutang yang dilaksanakan.

x. Kepala Bagian Kepatuhan dan Manajemen Resiko

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Kepatuhan dan Manajemen Resiko adalah:

1) Menyusun kebijakan, rencana kerja, program kegiatan dan kebutuhan anggaran bagian kepatuhan dan manajemen resiko,


(59)

2) Melaksanakan prosedur pemakaian uang kerja bagian kepatuhan dan manajemen resiko, serta memenuhi Undang-undang dan peraturan yang terkait yang diperlukan oleh perusahaan,

3) Melaksanakan aspek hukum perusahaan dan tata kelola perusahaan, 4) Bekerja sama dengan konsultan Hukum Perusahaan (Legal Advisor)

untuk memperkuat aspek hukum perusahaan (Corporate Law) dengan semua pihak yang terkait.

5. Wilayah Kerja PT. Perkebunan Nusantara III

PT. Perkebunan Nusantara III yang berkantor pusat di Medan, mempunyai wilayah kerja di 6 (enam) daerah tingkat II di Propinsi Sumatera Utara, yaitu:

1. Kabupaten Deli Serdang 2. Kotamadya Tebing Tinggi 3. Kabupaten Asahan

4. Kabupaten Simalungun 5. Kabupaten Labuhan Batu 6. Kabupaten Tapanuli Selatan

Kebun-kebun yang dikelola PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berjumlah 33 kebun, terdiri dari 30 kebun sendiri dan 3 kebun plasma yang dikelompokkan ke dalam 3 wilayah kerja dengan luas area seluruhnya adalah 186.910,72 Ha terdiri dari 166.606,94 Ha luas kebun sendiri dan 20.303,78 Ha kebun plasma.


(60)

1. Kelapa Sawit - Minyak Sawit dan Inti Sawit

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan konstribusi besar bagi pendapatan perusahaan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan Perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

2. Karet - Lateks, Crumb Rubber dan Ribbed Smoke Sheet

Di seantero dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih dari 54,000 hektar lahan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diusahakan untuk menghasilkan karet kualitas terbaik di dunia. Mutu produk RSS-1, SIR-10, SIR-20 dan Lateks Pekat mampu menembus pasar Internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Year, Firestone, Han Kook dan lainnya.


(61)

B. Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara IV Medan 1. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Propinsi Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara mempunyai sejarah panjang sejak zaman Belanda. Pada awalnya keberadaan perkebunan ini merupakan milik Maskapai Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1959, dan selanjutnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi sebelum akhirnya menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).

Secara kronologis riwayat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero), dapat disajikan sebagai berikut :

a. Tahap Nasionalisasi

Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti NV HVA (Namblodse Venotschaaf Handels Vereeniging Amsterdam) dan NV RCMA (Namblodse Venotschaaf Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam) pada tahun 1959 dinasionalisasi oleh Pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi Perusahaan Milik Pemerintah atas dasar Peraturan Pemerintah (PP) No. 19.


(62)

Pada tahun 1967 – 1968 selanjutnya Pemerintah melakukan regrouping menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tanaman, PPN Karet dan PPN Serat.

c. Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP)

Dengan Kepres. No. 144 tahun 1968, Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang ada di Sumut dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s.d. IX

d. Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Perseroan

Dengan dasar Peraturan Pemerintah tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan nama resmi PT. Perkebunan I s.d. IX (Persero). Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VI didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1971, Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1971 dan Perusahaan Perseroan (Persero) dan PT. Perkebunan VIII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1972.

e. Tahap Peleburan menjadi PTPN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah pada tahun 1996, semua PTP yang ada di Indonesia di-regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I s.d. XIV dan PT.Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VI, Perusahaan


(63)

Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VII dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara IV.

PT. Perkebunan Nusantara IV merupakan hasil peleburan dari 3 (tiga) Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT.Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan Proyek Pengembangan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII yang ada diluar Sumut diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di masing-masing Propinsi.

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) didirikan di Bah Jambi, Simalungun, Sumatera Utara berdasarkan Akta Pendirian No. 37 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8332.HT.01.01. Thn. 96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8675/1996, serta telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Tingkat I Sumatera Utara c.q. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Simalungun No. 001/BH.2.15/ IX/1996 tanggal 16 September 1996 dan telah diperbaharui dengan Nomor 07/BH/0215/VIII/01 tanggal 23 Agustus 2001.

Anggaran Dasar Perusahaan telah diubah berdasarkan Akta No. 18 dari Notaris Sri Rahayu H. Prasetyo, S.H. tanggal 26 September 2002, tentang tempat kedudukan Kantor Pusat (dari Bah Jambi Kabupaten Simalungun ke Medan) dan


(64)

lembar Saham Biasa yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 975.000 lembar Saham). Akta perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-20652.HT.01.04. TH.2002 tanggal 23 Oktober 2002.

2. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara IV Medan a. Visi Perusahaan :

Membangun PTP Nusantara IV (Persero) menjadi perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh dan mampu bersaing, baik di sektor hulu dan hilir di tingkat nasional dan regional.

b. Misi Perusahaan :

1. Menjalankan usaha agribisnis perkebunan di bidang perkebunan kelapa sawit, kakao dan teh, serta menghasilkan produk minyak sawit, inti sawit, biji kakao kering, the jadi, serta produk turunannya yang berkualitas untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan.

2. Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus yang didukung oleh sistem, cara kerja, dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi 3. Menghasilkan laba yang berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan,

perkembangan, dan kesehatan perusahaan serta memberikan manfaat dan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham, karyawan, dan stakeholder lainnya.


(65)

4. Mengelola usaha untuk meningkatkan nilai perusahaan secara profesional dengan berpegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan senantiasa berpedoman pada tata kelola perusahaan secara sehat.

5. Memberikan perhatian dan peran yang sungguh-sungguh dalam membangun kemitraan dan mengembangkan masyarakat lingkungan (community development), koperasi, usaha kecil dan menengah, serta kelestarian lingkungan hidup.

3. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV

Penyusunan Penyusunan Struktur Organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan didasarkan pada beberapa pertimbangan pokok yaitu:

a. Struktur organisasi dan uraian jabatan yang jelas sangat diperlukan dari setiap jabatan, sehingga masing-masing pemegang jabatan dapat mengetahui dengan jelas batas-batas, wewenang dan tanggung jawab.

b. Keinginan dari pimpinan puncak perusahaan untuk melimpahkan wewenang dan tanggung jawab dan lebih serta terkoordinir kepada pimpinan tingkat menengah sehingga pimpinan dapat lebih banyak memusatkan pikiran dan tenaganya untuk hal-hal yang lebih penting demi kelangsungan hidup, kemajuan dan perkembangan perusahaan.

c. Kegiatan semakin meningkat dan meluasnya kegiatan usaha sehingga perlu pembentukan suatu wadah berupa struktur organisasi yang tangguh, dinamis, dan dapat mengikuti lajunya arus perkembangan usaha.


(66)

Perlunya sistem komunikasi di dalam organisasi perusahaan dimana semua tingkat dapat berkomunikasi secara vertikal dan horizontal.

Sebelum menjalankan aktivitas perusahaan sangatlah penting membuat tata hubungan dari wewenang dan tugas masing-masing bagian pada perusahaan. Hal ini sangat berguna agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat diketahui dengan jelas oleh masing-masing individu di dalam perusahaan tersebut, sehingga tugas setiap bagian dapat diarahkan dan dipertanggung jawabkan dengan sepenuhnya.

4. Uraian Tugas PT. Perkebunan Nusantara IV

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari setiap fungsi organisasi pada PT. Pekebunan Nusantara IV (Persero) Medan adalah sebagai berikut:

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris dalam batas yang ditentukan Undang-Undang Perseroan atau Anggaran Dasar. Sebagai pemegang tertinggi dalam perseroan, RUPS berhak memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan perseroan dari direksi atau Komisaris RUPS.

b. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris dalam kegiatannya mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Melakukan pengawasan secara umum serta memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan perseroan,


(67)

2) Berwenang memberikan persetujuan atau bantuan kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu,

3) Berwenang melakukan pengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu menggantikan Direksi.

c. Komite Audit

Tugas dan tanggung jawab Komite adalah:

1) Melakukan seleksi auditor eksternal untuk memilih salah satu dari calon auditor yang memenuhi kriteria yang diterapkam perusahaan,

2) Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal maupun auditor ekstern sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar,

3) Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.

d. Direktur Utama

Direktur Utama dalam kegiatannya mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Mengadakan ikatan-ikatan dengan pihak ketiga dalam rangka menjalankan dan mengelola perusahaan,


(68)

3) Menyampaikan laporan pertanggunjawaban dan segala aspek kehidupan perusahaan kepada Dewan Komisaris.

e. Direktur Produksi

Tugas dan tanggung jawab Direktur Produksi adalah:

1) Membentuk prosedur-prosedur kebudayaan (agrikultur) yang disetujui perusahaan berkenaan dan pelaksanaannya sekaligus,

2) Mengelola semua kebun dan setiap fasilitas-fasilitas pengolahannya, 3) Memastikan semua kebun pekerja tetap berpedoman kepada estimate

yang sudah disetujui termasuk revisi estimasi bila ada.

f. Direktur Keuangan

Tugas dan tanggung jawab Direktur Keuangan adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan laporan keuangan diantaranya laporan kinerja perusahaan,

laporan posisi keuangan perusahaan,

2) Menjalankan dan melaksanakan kebijakan direksi dalam manajemen keuangan dan administrasi yang meliputi permodalan, keuangan dan akuntansi serta senantiasa meningkatkan efisiensi,

3) Menyusun rencana jangka pendek dan panjang bagi kegiatan yang berhubungan dengan permodalan keuangan dan biaya serta pendapatan perusahaan,

4) Mengurus masalah yang ada hubungannya dengan keagrariaan, Hak guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan sertifikat,


(69)

Adapun tugas dan tanggung jawab Direkur SDM adalah:

1) Menetapkan dan melaksanakan peraturan dan prosedur demi kelancaran operasional perusahaan,

2) Mengatur penggunaan dan perawatan semua alat produksi perusahaan, 3) Mengatur semua masalah ketenagakerjaan yang menyangkut ketentuan

dan syarat penggajian, pengobatan, kesejahteraan, mutasi pegawai dan lainnya,

4) Menjalin hubungan dengan departemen pemerintah yang terkait.

h. Direktur Perencanaan dan Pengembangan

Adapun tugas dan tanggung jawab Direktur Perencanaan dan Pengembangan adalah:

1) Menyusun kebijakan, program kegiatan dan kebutuhan anggaran perencanaan dan pengembangan,

2) Menyusun rencana kerja dan pengembangan anggaran perusahaan, 3) Menjadi penghubung antara perusahaan dengan Bappepam-LK dan

Stakeholder.

i. Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan adalah: 1) Menyusun kebijakan, program kegiatan dan kebutuhan anggaran

Sekretariat perusahaan,


(70)

dengan kegiatan Direksi, serta menerbitkan dan meneruskannya ke Bagian Teknologi Informasi untuk pembuatan aplikasi hasil rapat pada fasilitas internet,

3) Mengurus dan menyelenggarakan administrasi dan arsip perusahaan.

j. Kepala Bagian SPI (Satuan Pengawasan Internal)

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian SPI adalah:

1) Mengevaluasi sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen guna memastikan kecukupan sistem pengendalian dan kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan Perundang-undangan yang mempunyai dampak signifikan pada kegiatan operasi perusahanaan,

2) Mengevalusi cara pengamanan aset dan melakukan verifikasi atas keberadaan aset,

3) Mengevaluasi kehandalan dan integritas informasi keuangan dan informasi operasi dan cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengklasifikasi serta melaporkan informasi tersebut. 4) Memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses tata

kelola (Governance) mencakup evaluasi rancangan dan implementasi.

k. Kepala Bagian Tanaman

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Tanaman yaitu:

1) Membuat, meninjau dan merevisi standard performance bidang tanaman,


(71)

2) Merumuskan kebijakan kultur teknis tanaman dan panen yang lebih baik guna meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja,

3) Melaksanakan pemesanan kecambah Kelapa Sawit yang bersertifikat dan biji Karet yang berkualitas,

4) Melaksanakan pengkajian, pengujian sarana dan metode baru bidang tanaman.

l. Kepala Bagian Keuangan

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Keuangan adalah:

1) Membuat dan menyampaikan Laporan Manajemen (LM) intern dan tahunan kepada pemegang saham,

2) Membuat dan menyampaikan Laporan Keuangan (Konsolidasian) interim dan tahunan sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan kepada stakeholders (pemegang saham, Bapepam, Instansi terkait lainnya),

3) Mempersiapkan bahan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berkaitan dengan data keuangan,

4) Melaksanakan pemeriksaan kas, persediaan dan aktiva lainnya serta verifikasi penggunaan uang kerja dan administrasi keuangan Distrik Manajer dan Kebun atau unit secara periodik,

5) Menyusun perencanaan strategi dan rencana jangka panjang bagian serta rencana kerja anggaran perusahaan/rencana operasional di bagian keuangan.


(72)

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Umum adalah:

1) Mengurus penerbitan sertifikat Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan Kantor Direksi,

2) Mengurus pengelolaan Poliklinik Kantor Direksi dan memonitor pengiriman pasien Poliklinik Kantor Direksi,

3) Melaksanakan analisa dan evaluasi keamanan perusahaan dalam upaya penyelenggaraan pengamanan personil, aset, informasi atau dokumen, lingkungan dan instalasi,

4) Melaksanakan investasi dan interogasi internal serta menuangkannya ke dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan resume hasil pemeriksaan.

n. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengkajian

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Perencanaan dan Pengkajian adalah:

1) Menyusun kebijakan, program kegiatan dan kebutuhan anggaran perencanaan dan pengkajian,

2) Meyusun rencana kerja dan pengkajian anggaran perusahaan,

3) Merencanakan dan mengkaji serta merekomendasikan jenis industri hilir yang prosfektif bagi perusahaan,

4) Mengkaji dan menyusun rencana jangka panjang perusahaan.

o. Kepala Bagian Teknik


(1)

Cash Ratio =

2.

Rasio Solvabilitas

a.

Debt to Assets (DTA)

Debt to Assets Ratio =

Debt to Assets Ratio =

b.

Debt to Equity (DTE)

Debt to Equity Ratio =

Debt to Equity Ratio =

3.

Rasio Profitabilitas

a.

Return on Investment (ROI)

ROI =

ROI =

b.

Return on Equity (ROE)

ROE =


(2)

4.

Rasio Aktivitas

a.

Fixed Assets Turn Over (FATO)

Fixed Asset Turn Over (FATO) =

Fixed Asset Turn Over (FATO) =

b.

Total Asset Turn Over (TATO)

Total Asset Turn Over (TATO) =


(3)

LAMPIRAN II

Rasio Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Perkebunan

Nusantara IV dari tahun 2005 – 2008.

Rasio Keuangan

PT. Perkebunan Nusantara III

Tahun

QR

CR

DTR

DTE

ROI

ROE

FATO

TATO

2005

0.5222

0.277

0.5578

1.2615

0.1682

0.3806

1.2736

0.9669

2006

0.4153

0.1558

0.5679 1.31435

0.0982

0.2274

4.2169

0.8661

2007

0.9175

0.7408

0.5179

1.0784

0.1772

0.369

5.8372

0.99

2008

0.7528

0.6719

0.4981

0.9953

0.1673

0.3344

4.03

0.67

Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III

Rasio Keuangan

PT. Perkebunan Nusantara IV

Tahun

QR

CR

DTR

DTE

ROI

ROE

FATO

TATO

2005

0.6076

0.3734

0.4728

0.9026

0.0885

0.1689

1.2947

0.915

2006

0.55

0.2959

0.5574

1.2597

0.0464

0.105

1.017

0.7138

2007

1.0514

0.8967

0.5503

1.2237

0.1328

0.2955

1.2552

0.7976

2008

0.7698

0.5541

0.5

1.0001

0.1605

0.3211

1.3312

0.9245

Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV


(4)

LAMPIRAN III

Hasil uji independent sample t-test

Group Statistics

PTPN N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

QR PTPN 3

4 .651950 .2262195 .1131098

PTPN 4

4 .744700 .2246474 .1123237

CR PTPN 3

4 .461375 .2885419 .1442710

PTPN 4

4 .530025 .2673176 .1336588

DTR PTPN 3

4 .535425 .0329421 .0164711

PTPN 4

4 .520125 .0405981 .0202991

DTE PTPN 3

4 1.162388 .1504305 .0752153

PTPN 4

4 1.096525 .1729203 .0864601

ROI PTPN 3

4 .152725 .0366238 .0183119

PTPN 4

4 .107050 .0501414 .0250707

ROE PTPN 3

4 .327850 .0697830 .0348915

PTPN 4


(5)

FATO PTPN 3

4 3.839425 1.8932661 .9466330

PTPN 4

4 1.224525 .1417882 .0708941

TATO PTPN 3

4 .873250 .1457882 .0728941

PTPN 4

4 .837725 .1007782 .0503891

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Upper Lower

QR Equal variances

assumed .059 .816 -.582 6 .582 -.0927500 .1594065 -.4828037 .2973037

Equal variances not

assumed -.582 6.000 .582 -.0927500 .1594065 -.4828083 .2973083

CR Equal variances

assumed .413 .544 -.349 6 .739 -.0686500 .1966692 -.5498823 .4125823

Equal variances not

assumed -.349 5.965 .739 -.0686500 .1966692 -.5505614 .4132614

DTR Equal variances

assumed .742 .422 .585 6 .580 .0153000 .0261409 -.0486645 .0792645

Equal variances not

assumed .585 5.756 .581 .0153000 .0261409 -.0493282 .0799282

DTE Equal variances

assumed .451 .527 .575 6 .586 .0658625 .1145979 -.2145486 .3462736

Equal variances not

assumed .575 5.887 .587 .0658625 .1145979 -.2158564 .3475814

ROI Equal variances

assumed .787 .409 1.471 6 .192 .0456750 .0310462 -.0302923 .1216423

Equal variances not

assumed 1.471 5.492 .196 .0456750 .0310462 -.0320294 .1233794

ROE Equal variances

assumed 2.189 .189 1.693 6 .141 .1052250 .0621417 -.0468303 .2572803

Equal variances not


(6)

FATO Equal variances

assumed 3.985 .093 2.755 6 .033 2.6149000 .9492840 .2920858 4.9377142

Equal variances not

assumed 2.755 3.034 .070 2.6149000 .9492840 -.3872756 5.6170756

TATO Equal variances

assumed .280 .616 .401 6 .702 .0355250 .0886150 -.1813080 .2523580

Equal variances not