S PGSD 1003368 chapter 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan zaman berkembang pesat dalam berbagai
aspek

kehidupan. Manusia sebagai sumber daya yang mengemban tanggung

jawab terhadap perkembangan zaman di era globalisasi ini dituntut untuk dapat
meningkatkan kualitas, keterampilan

dan daya saing yang tinggi . Berbagai

masalah dan tantangan dalam aspek kehidupan membutuhkan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan berpikir kreatif, kritis dan sistematis untuk
menghadapi dan menjalankannya.
Salah satu upaya untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
memiliki kualitas, keterampilan dan daya saing tinggi adalah melalui pendidikan.
Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan nasional bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah memberi pengetahuan dan keterampilan dan

pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut
berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2009)
menyatakan bahwa,
Tujuan pendidikan nasional (Indonesia) adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sistem pendidikan nasional senantiasa berorientasi pada tujuan
pendidikan jangka panjang. Oleh karena itu dalam melaksanakan pendidikan, baik
instansi pendidikan yang terkait maupun tenaga kependidikan diharapkan mampu
melakukan inovasi dan langkah antisipasipatif terhadap perkembangan zaman
pada era globalisasi ini. Dalam hal ini sekolah sebagai salah satu instansi
Mega Oktiva, 2014
Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa
Pada Pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


2

pendidikan diharapkan mampu mewadahi dan menfasilitasi siswa untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan budi pekerti secara optimal. Guru
sebagai tenaga kependidikan di sekolah juga harus mampu melaksanakan tugas
keprofesiannya

secara

profesional.

Sebagai

sebuah

tantangan

dalam

perkembangan zaman yang pesat, guru harus mampu mendesain sebuah

pembelajaran yang kreatif sehingga mampu melahirkan sebuah inovasi dalam
pendidikan guna menjawab tantangan tersebut.
Inovasi dan langkah antisipasipatif terhadap perkembangan zaman pada
era globalisasi juga termasuk pada pemanfaatan sumber daya alam dan kelestarian
lingkungan. Lingkungan yang terjaga menjadi jaminan terhadap kualitas
lingkungan hidup. Namun kenyataan yang kita hadapi saat ini adalah kualitas
lingkungan hidup saat ini menurun akibat kegiatan manusia yang mencemari
lingkungan, mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan daya
dukung lingkungan dan fungsi ekologi. Oleh karena itu pembelajatran di sekolah,
khususnya pelajaran IPA hendaknya memberikan pengalaman langsung untuk
mengembangkan lompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan
“berbuat” sehingga bisa membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
Namun berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas tiga
SD Negeri 5 Cikidang, pelaksanaan pembelajaran masih

dilakukan secara

konvensional. Hal ini sangat disayangkan sekali jika diterapkan dalam

pembelajaran IPA. Pembelajaran hanya sebatas guru berceramah dan siswa
menjawab soal pertanyaan yang ada pada buku paket pelajaran IPA. Siswa tidak
diberikan kesempatan untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri dengan
terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa juga memiliki kepedulian
yang rendah terhadap pemeliharaan lingkungan. Sebagian besar siswa ditemukan
membuang sampah di sembarang tempat, seperti di selasar, lapangan sekolah
bahkan di dalam kelas. Hal ini sangat disayangkan mengingat sekolah merupakan
Mega Oktiva, 2014
Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa
Pada Pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

merupakan tempat siswa menanamkan sikap kepedulian terhadap kelestarian dan
kebersihan lingkungan. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi hal
tersebut dirasakan masih belum efektif untuk menumbuhkan kepedulian siswa
terhadap kebersihan dan upaya pelestarian lingkungan. Setiap pagi guru hanya
memerintahkan siswa memunguti sampah dan membuangnya pada tempat sampah
tanpa ada upaya pengelolaan terhadap sampah itu sendiri. Kegiatan yang

dilakukan siswa bukan atas kesadaran dan kepeduliannya terhadap lingkungan
melainkan hanya sekedar mematuhi perintah guru.
Dampak dari pola kegiatan belajar mengajar dan rendahnya kepedulian
siswa terhadap kelestarian lingkungan yang demikian mengakibatkan tidak
terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah (sense of inquiry), kemampuan
berpikir kreatif siswa dan cinta lingkungan. Sedangkan pembelajaran IPA pada
dasarnya merupakan pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami alam
sekitar secara sistematis sehingga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif atau kreativitas siswa.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Widodo (2010:46) yang
menyatakan bahwa, “Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang tepat untuk
mengembangkan kreativitas anak, sebab pelajaran IPA memberikan dasar-dasar
kemampuan dan keterampilan yang berkaitan erat dengan kreativitas”.

Melalui

kreativitas inilah diharapkan dapat menghasilkan penemuan dan karya inovatif
dari siswa sebagai jawaban atas tantangan kehidupan yang menuntut kemampuan
dan kecakapan berpikir manusia itu sendiri. Oleh karena itu pembelajaran IPA
sebagai sarana untuk mengembangkan kecakapan berpikir ilmiah (sense of

inquiry) dan kemampuan berpikir kreatif diharapkan dapat memberikan

pengalaman belajar langsung dengan memberikan dasar-dasar kemampuan dan
keterampilan sehingga kompetensi belajar siswa tercapai sesuai harapan serta
dapat berdampak pada kulaitas lingkungan hidup.
Lebih lanjut pada hakikat pembelajaran IPA dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menjelaskan bahwa:
Mega Oktiva, 2014
Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa
Pada Pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Pada tingkat SD/MI diharapkan adanya penekanan pembelajaran
salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan masyarakat) yang
diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat
karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah
secara sederhana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara
inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan

bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya sebagai aspek kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada
pemberian pengalaman langsung melalui penggunaan keterampilan
proses dan sikap ilmiah. (Depdiknas, 2006).
Berdasarkan hasil observasi dan kajian mengenai pembelajaran IPA pada
tingkat SD/MI, peneliti memandang bahwa perlu adanya tindak lanjut untuk
mengembangkan kreativitas sebagai sebuah kemampuan dan kecakapan berpikir
siswa guna menjawab tantangan kehidupan dan menjaga kelestarian kualitas
lingkungan hidup. Selain itu upaya tidak lanjut diharapkan juga dapat
memperbaiki kegiatan pembelajaran IPA di sekolah . Dalam hal ini peneliti
merancang sebuah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kreatif
berbasis sains (IPA) dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat
(STM). Menurut putra (2013), sebuah model pembelajaran dengan pendekatan
Sains teknologi Masyarakat (STM) dilandasi oleh tiga hal penting, yaitu:
(1) Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat,
(2) Proses belajar mengajar menganut pandangan konstruktivisme, yakni
siswa membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi
dengan lingkungan. (3) Dalam pengajarannya, terkandung lima ranah
yang terdiri atas pengetahuan, sikap, proses sains, kreativitas serta
hubungan dan aplikasi.

Model STM ini diharapkan mampu memberikan pengalaman langsung
melalui

penggunaan

keterampilan

proses

dan

sikap

ilmiah

di

dalam

pembelajarannya. Keterampilan proses dan sikap ilmiah merupakan cara siswa

dalam memperoleh pengetahuannya sendiri melalui desain pembelajaran yang
dirancang oleh guru. Keterampilan proses dan sikap diharapkan dapat menuntun
siswa terampil dalam memperoleh dan mengolah informasi melalui aktivitas
berpikir dengan mengikuti metode ilmiah, seperti terampil melakukan
Mega Oktiva, 2014
Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa
Pada Pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

pengamatan,

pengukuran,

pengklasifikasian,

penarikan

kesimpulan


dan

kegiatan

yang

pengomunikasian hasil temuan.
Berdasarkan

uraian

diatas,

melalui

serangkaian

direncanakan oleh guru dengan menerapkan model STM diharapkan dapat
mengembangkan kreativitas siswa dalam upaya pelestarian lingkungan. Selain itu

diharapkan juga siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehingga bermanfaat bagi siswa dan
masyarakat. Oleh karena itu, peneliti berkeinginan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas dengan Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat untuk
Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran IPA. Penelitian Tindakan
Kelas Pada Tema Pelestarian

Lingkungan Kelas III SD Negeri 5 Cikidang

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
masalah penelitian ini adalah apakah Penerapan Model Sains Teknologi
Masyarakat dapat mengembangkan kreativitas siswa ?
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka dibuat rumusan
masalah penelitian sebagai berikut :
1.

Bagaimana perencanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
dalam pembelajaran IPA Pada Tema Pelestarian Lingkungan?

2.

Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestarian Lingkungan?

3.

Bagaimana perkembangan kreativitas siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPA pada
Tema Pelestarian Lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Mega Oktiva, 2014
Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa
Pada Pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:
1.

Mengetahui perencanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestasian Lingkungan.

2.

Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestasian Lingkungan.

3.

Mengetahui perkembangan kreativitas siswa setelah diterapkannya model
Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPA pada
Tema Pelestasian Lingkungan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini, adalah
sebagai berikut:
1.

Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk;

a. Mengetahui perkembangan kreativitas siswa.
b. Memperluas dan menambah wawasan tentang model Sains Teknologi
Masyarakat dan dapat diterapkan pada pembelajaran IPA.
2.

Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sebagai

bahan acuan dan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran IPA yang lebih
baik.
3.

Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar kreatif

berbasis sains yang memungkinkan terbudayakan kecakapan berpikir ilmiah
sekaligus berkembangnya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa,
sehingga dapat mengembangkan kreativitas siswa dan menjadikan pembelajaran
lebih berarti bagi siswa.

Mega Oktiva, 2014
Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa
Pada Pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang relevan mengenai model pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat dan kreativitas, maka hipotesis tindakan penelitian
ini didasarkan pada serangkaian tindakan bersiklus yang berorientasi pada
optimalisasi

penerapan

model

Sains

Teknologi

Masyarakat

dapat

mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA pada tema Pelestarian
Lingkungan.

F. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:

1.

Sains Teknologi Masyarakat
Sains Teknologi Masyarakat yang dimaksud merupakan model

pembelajaran Kreatif berbasis Sains yang menyajikan IPA dengan mengangkat isu
lingkungan hidup pada Tema Pelestarian Lingkungan. Pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan tahapan STM yang terdiri dari invitasi, eksplorasi, penjelasan dan
solusi serta pengambilan tindakan atau aplikasi. Pembelajaran dilanjutkan dengan
mengidentifikasi cara pelestarian lingkungan dengan membuat model lingkungan
lestari melalui gambar imajinatif dan membuat karya dengan memanfaatkan
sampah baik organik maupun anorganik yang terdapat di lingkungan sekolah
sehingga menjadi produk yang bermanfaat.
2.

Kreativitas
Kreativitas

mencerminkan

yang dimaksudkan

adalah

kemampuan

kelancaran (Fluency), keluwesan

siswa

(Flexibility),

yang

Keaslian

(Originality), Kerincian (Elaboration) dan kepekaan (Sensitivity) yang terlihat
dalam proses pembelajaran, menjawab pertanyaan, dan membuat produk melalui
gambar imajinatif mengenai lingkungan lestari serta karya yang memanfaatkan

Mega Oktiva, 2014
Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa
Pada Pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

sampah baik organic maupun anorganik yang dilakukan oleh siswa pada tema
pembelajaran Pelestarian Lingkungan.

Mega Oktiva, 2014
Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa
Pada Pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu