S PSI 1001958 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hal yang melatarbelakangi
penelitian, rumusan masalah yang diajukan, tujuan dan manfaat penelitian, serta
struktur organisasi penelitian.
A. Latar Belakang Penelitian
Terdapat beberapa tempat yang dijadikan sebagai area untuk
melaksanakan berbagai kegiatan terbuka dalam lingkup yang besar, salah
satunya adalah ruang terbuka publik. Ruang terbuka publik tidak hanya
dijadikan sebagai tempat berkumpul, lebih dari itu terdapat pergeseran makna
yaitu berkembang menjadi suatu ruang untuk mengeskpresikan kegiatan dan
kreativitas, seperti berolahraga, kegiatan kesenian, maupun beratraksi (Hakim
& Utomo, 2003). Selain itu, ruang terbuka publik menurut Hakim & Utomo
(2003) merupakan suatu tempat yang berada di luar suatu bangunan yang
digunakan untuk kegiatan sehari-hari maupun mingguan dan harus dapat
memfasilitasi interaksi dan aktivitas para penggunanya agar dapat terhubung
secara langsung dengan pengguna lainnya.
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang sedang giat
merevitalisasi ruang terbuka publik, hal ini ditunjukkan oleh data pada tahun
2014 Kota Bandung mempunyai 406 taman, belum termasuk taman yang
berupa fasilitas umum dan sosial. Dari ratusan taman tersebut pemerintah

Kota Bandung akan merevitalisasi 40 taman untuk dijadikan taman tematik,
yang merupakan salah satu bentuk legalisasi taman sebagai ruang terbuka
publik (Nurmatari, 2014). Legalisasi tersebut diatur dalam undang-undang
yang mewajibkan setiap perencanaan tata ruang wilayah suatu kota untuk
mengalokasikan sedikitnya 30% dari ruang atau wilayahnya untuk ruang
terbuka (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007).
Fungsi ruang terbuka publik menurut Hakim (2012) adalah sebagai
wahana interaksi sosial, dimana ruang terbuka dapat menghubungkan seluruh
aktivitas sosial dalam masyarakat tanpa membedakan latar belakang ekonomi,
sosial dan budaya. Salah satu bentuk wahana interaksi dalam masyarakat
Egi Afghari, 2015
Hubungan Antara Sikap Terhadap Ruang Terbuka Publik Dengan Social Identity Pada Komunitas
Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

melalui pembentukan komunitas. Menurut Wenger (2002), komunitas adalah
sekumpulan orang yang saling berbagi perhatian, kegemaran, atau masalah
terhadap suatu tema dan memperdalam keahlian serta pengetahuan mereka

melalui proses interaksi secara terus menerus. Berdasarkan observasi yang
dilakukan oleh peneliti pada bulan Februari tahun 2015, komunitas di Kota
Bandung semakin berkembang, hal ini ditandai oleh banyak bermunculan
komunitas dengan berbagai macam jenis di ruang terbuka publik, diantaranya
komunitas sepeda BMX, skateboard, fotografi, cover dance , marching band,
dan cosplay.
Melihat dari berbagai macam jenis komunitas yang ada di Kota
Bandung, hal tersebut dapat memimbulkan perbedaan dalam menggunakan
ruang terbuka publik sesuai dengan karakteristik setiap komunitas. Kondisi
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jannah (2011), yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ekspresi dalam komunitas yang satu
dengan komunitas yang lain dalam menggunakan ruang publik berdasarkan
latar belakang gaya hidup tertentu.
Ruang terbuka publik merupakan salah satu sarana dan stimulus bagi
anggota komunitas dalam berinteraksi maupun bersikap ketika komunitas
tersebut berada di wilayah terbuka (Wenger, 2002). Sesuai dengan yang
dijelaskan Azwar (1995), bahwa sikap merupakan suatu respon evaluatif dan
hanya akan muncul ketika seseorang dihadapkan pada stimulus yang
menghendaki potensi reaksi terhadap suatu objek sikap. Sikap anggota
komunitas terhadap ruang terbuka publik sebagai objek sikap, berupa

penilaian positif dan negatif saat berada di ruang terbuka publik. Hal tersebut
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Fishbein & Ajzen (1975), bahwa
sikap merupakan penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek.
Ketika individu memiliki sikap positif terhadap objek, maka individu
akan berkomitmen terhadap objek tersebut (Mowen&Minor, 1998). Salah
satu bentuk komitmen terhadap ruang terbuka publik adalah dengan
meningkatnya intensitas kunjungan dan aktivitas. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Lea, Spears, dan Watt (2007), bahwa kunjungan dan aktivitas
di ruang terbuka publik dapat meningkatkan social identity melalui
Egi Afghari, 2015
Hubungan Antara Sikap Terhadap Ruang Terbuka Publik Dengan Social Identity Pada Komunitas
Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

pembentukan kategorisasi diri (self-categorization), sehingga menghasilkan
saling keterikatan berbasis identitas sosial ( social identity-based attraction)
dan kohesi sosial.
Social identity merupakan bagian dari konsep diri seorang individu


yang berasal dari pengetahuan individu mengenai keanggotaan dalam suatu
kelompok yang mempunyai signifikansi nilai dan ikatan emosional dalam
keanggotaan kelompoknya (Tajfel, 1982). Tajfel & Turner (1979),
mengungkapkan bahwa individu yang tergabung dalam suatu kelompok
cenderung untuk menjaga kebanggaan harga diri dari kelompoknya di mata
anggota kelompok yang lain dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu.
masing-masing anggota komunitas di ruang terbuka publik cenderung untuk
menunjukkan eksistensi diri sebagai bagian dari suatu komunitas tertentu
terhadap anggota di luar komunitasnya.
Saat berkumpul di ruang terbuka publik di Kota Bandung, anggota
komunitas lebih senang dilihat sebagai bagian dari suatu komunitas tertentu,
misalnya sebagai anak komunitas skateboard, sepeda BMX, fotografi, BMX
(Bicycle Motorxross), football freestyle , komunitas kesenian, dan komunitas
otomotif dengan berbagai jenis diantaranya adalah klub motor (Fauzia et. all,
2006). Hal tersebut ditunjukkan melalui pemakaian atribut komunitas masingmasing, seperti anggota komunitas sepeda BMX mcenggunakan sepeda jenis
BMX. Hal ini menunjukkan bahwa terd apat depersonalisasi sebagai bagian
dari dimensi dari social identity menurut Jackson & Smith (1999), yaitu
ketika individu mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari kelompok dan
cenderung mengurangi nilai yang ada di dalam dirinya untuk disesuaikan

dengan nilai kelompoknya.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “Hubungan Antara Sikap Terhadap Ruang Terbuka
Publik dengan Social Identity pada Komunitas di Kota Bandung.”

Egi Afghari, 2015
Hubungan Antara Sikap Terhadap Ruang Terbuka Publik Dengan Social Identity Pada Komunitas
Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan fenomena yang terdapat di latar belakang, maka
pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana gambaran sikap terhadap ruang terbuka publik pada anggota
komunitas di Kota Bandung?
2. Bagaimana gambaran social identity pada anggota komunitas di Kota
Bandung?
3. Apakah terdapat hubungan antara sikap terhadap ruang terbuka publik

dengan social identity pada komunitas di Kota Bandung?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris mengenai :
1. Gambaran sikap terhadap ruang terbuka publik pada anggota komunitas di
Kota Bandung.
2. Gambaran social identity pada anggota komunitas di Kota Bandung.
3. Hubungan antara sikap terhadap ruang terbuka publik dengan social
identity pada komunitas di Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukkan empiris bagi pengembangan psikologi sosial khusunya bahasan
mengenai psikologi lingkungan yang berkaitan dengan ruang terbuka
publik. Kemudian bahasan psikologi kelompok, khususnya bahasan
mengenai teori social identity yang berhubungan dengan keanggotaan
individu dalam suatu komunitas.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk
perencanaan ruang terbuka publik yang lebih baik dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat khususnya bagi komunitas yang terdapat di Kota
Bandung.

Egi Afghari, 2015
Hubungan Antara Sikap Terhadap Ruang Terbuka Publik Dengan Social Identity Pada Komunitas
Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penelitian ini, struktur dan sistematika penulisan skripsi yang
digunakan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Identifikasi Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Struktur Organisasi Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Sikap Terhadap Ruang Terbuka Publik
B. Social Identity
C. Komunitas
D. Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Instrumen Penelitian
F. Kategorisasi Skala
G. Teknik Analisis Data
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran


Egi Afghari, 2015
Hubungan Antara Sikap Terhadap Ruang Terbuka Publik Dengan Social Identity Pada Komunitas
Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Egi Afghari, 2015
Hubungan Antara Sikap Terhadap Ruang Terbuka Publik Dengan Social Identity Pada Komunitas
Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu