Jurnal Ilmiah EVALUASI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM DESA LABUHAN HAJI KECAMATAN LABUHAN HAJI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Evaluation of Water Supply Distribution Network System in Labuhan Haji Village Sub Districts Labuhan Haji East Lombok Distric

  

Jurnal Ilmiah

EVALUASI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM DESA

LABUHAN HAJI KECAMATAN LABUHAN HAJI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

  

Evaluation of Water Supply Distribution Network System in Labuhan Haji Village Sub

Districts Labuhan Haji East Lombok District

Tugas Akhir

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

  

Oleh :

SUBURIAH

F1A 112 056

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MATARAM

  

2018

KATA PENGANTAR

  

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan

usaha yang maksimal akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini mengambil judul

  Evaluasi Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Desa Labuhan Haji Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur

  . Tugas akhir ini merupakan

salah satu persyaratan wajib akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram untuk memperoleh gelar sarjana (S-1).

  

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan

kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata

semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya. Terimakasih.

  Mataram, September 2018 Penulis

EVALUASI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM DESA LABUHAN HAJI

  

KECAMATAN LABUHAN HAJI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

EVALUATION OF PDAM WATER SUPPLY DISTRIBUTION NETWORK SYSTEM IN LABUHAN

HAJI VILLAGE SUB DISTRICTS LABUHAN HAJI EAST LOMBOK DISTRICT

Suburiah¹, Agustono Setiawan, dan Lalu Wirahman W²

¹ Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

  

² Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

ABSTRACT

  Dalam setiap aktifitasnya manusia mutlak membutuhkan air. Namun dalam

perkembangannya, penyediaan air bersih tidak luput dari masalah. Salah satu masalah pokok yang

dihadapi di Desa Labuhan Haji masyarakat Labuhan Haji tidak mendapatkan suplai air selama

berhari-hari dari Reservoir Sebelumnya yaitu Reservoir Tembeng Putik dikarenakan adanya

penambahan jaringan air bersih di Desa lain yaitu Desa Korleko, Desa Ijobalit sehingga debit air

berkurang. Pihak PDAM Kabupaten Lombok Timur melakukan pemindahan zona pengaliran untuk

desa Labuhan Haji ke Reservoir Workshop Selong, yang mana air dari Reservoir Selong

didistribusikan dari Reservoir Rempung guna untuk memenuhi kebutuhan air. Oleh karena itu jaringan

pipa yang ada di Desa Labuhan Haji yang berfungsi mendistribusikan air bersih untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat perlu untuk di evaluasi kembali dalam rangka peningkatan sistem jaringan air

bersih Desa Labuhan Haji.

  Evaluasi ini menghitung proyeksi laju pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air bersih sampai

tahun 2027. Selanjutnya menganalisis hidrolika sistem penyediaan air bersih menggunakan program

Epanet 2.0, yaitu meliputi dimensi pipa, tekanan aliran,kecepatan aliran dan debit yang mengalir ke

lokasi sasaran.

  Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh jumlah kebutuhan air bersih untuk Desa Labuhan Haji,

Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2027 sebesar 19,63 liter/detik dari

kondisi eksisting besar debit yang tersedia adalah 20 liter/detik. Hal tersebut artinya bahwa debit yang

ada sudah cukup memadai untuk melayani daerah cakupan pelayanan. Nilai tinggi tekanan yang

dihasilkan pada node (junction), secara keseluruhan tekanan yang terjadi di semua Junction berkisar

antara 43,84 m sampai 81,66 m. Nilai tinggi kecepatan didapatkan semua ruas pipa masuk kriteria

Jenderal Cipta Karya yaitu antara 0,3 m/s sampai 5 m/s Secara keseluruhan kecepatan yang terjadi di

semua Junction berkisar antara 0,35 m/dt sampai 1,11 m/dt.

  Kata kunci: jaringan air bersih, program Epanet 2.0

1. Pendahuluan

  Air merupakan sumber kehidupan, setiap makhluk hidup membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan air untuk minum, mandi mencuci dan keperluan lainya. Pentingnya peranan air bagi manusia membuat pengadaannya harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya sehat, bersih dan berkelanjutan. Ketiga syarat tersebut merupakan syarat mutlak yang harus di penuhi bagi instansi penyedia jasa layanan air bersih seperti Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ).

  Desa Labuhan Haji merupakan daerah pedesaan yang mengalami pemekaran daerah. Oleh karena itu segala kegiatan pembangunan, dan lain sebagainya bekembang. Pekembangan tersebut tentu saja diiringi dengan pertumbuhan penduduk. Dengan petumbuhan penduduk yang terus meningkat maka kebutuhan air besih akan terus meningkat pula. Kondisi eksisting Desa Labuhan Haji sebagian besar adalah wilayah perumahan, fasilitas social (sekolah, puskesmas, kantor), fasilitas perdagangan (toko, pasar), fasilitas peribadatan (masjid), dan selain itu juga adanya pelabuhan (yang lebih dimanfaatkan untuk pariwisata). Keadaan seperti ini dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Labuhan Haji.

  Pada perencanaan awal PDAM Kabupaten Lombok Timur mendistribusikan air bersih untuk Desa Labuhan Haji dari Reservoir Tembeng Putik, Desa Tembeng Putik Kecamatan Wanasaba dengan kapasitas Reservoir sebesar 500 m 3 , reservoir ini mendistribusikan air di lima Desa yaitu Desa

  Tembeng Putik, Korleko, Ijobalit, Geres dan Labuhan Haji. Akan tetapi dengan kapasitas produksi tersebut reservoir Tembeng Putik tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih Desa Labuhan Haji karena jangkauan jaringan perpipaannya terlalu jauh dan pengelolaan debit Reservoir Tembeng Putik yang belum maksimal, karena adanya penambahan jaringan air bersih di Desa Korleko,Ijobalit yang terjadi mulai dari kebutuhan air sehingga debit air berkurang. serta adanya bersih sampai dengan analisis beberapa ruas pipa yang tidak dapat hidrolika mengenai sistem jaringan mengalirkan air secara kontinyu sehingga air bersih PDAM Kabupaten Lombok menyebabkan kelancaran pendistribusian air Timur mengalami gangguan yang sangat signifikan,

  2. Dapat memberikan pertimbangan sering kali masyarakat Labuhan Haji tidak dalam perencanaan system mendapatkan suplai air selama berhari-hari. pendistribusian air bersih PDAM Sehingga pihak PDAM Kabupaten Lombok Kabupaten Lombok Timur Timur melakukan pemindahan zona pengaliran

  3. Sebagai bahan pembelajaran studi untuk desa Labuhan Haji ke Reservoir Selong, kasus permasalahan mengenai yang mana air dari Reservoir Selong sistem jaringan penyediaan air didistribusikan dari Reservoir Rempung guna bersih untuk memenuhi kebutuhan air. Hingga dari

  4. Untuk membantu dalam akhir tahun 2016 sampai saat ini air bersih mengevaluasi jaringan pipa air distribusikan dari Reservoir Selong ke Desa bersih. Labuhan Haji.

  Oleh karena itu jaringan pipa yang ada

  1.5 Batasan Masalah

  di Desa Labuhan Haji yang berfungsi Untuk memudahkan penyelesaian mendistribusikan air bersih untuk memenuhi masalah sesuai dengan tujuan yang kebutuhan masyarakat perlu untuk di evaluasi diinginkan maka batasan masalah pada kembali dalam rangka peningkatan system analisis ini adalah : jaringan air bersih Desa Labuhan Haji.

  1. Analisis kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan data pertumbuhan pelanggan sampai

1.2 Rumusan Masalah tahun 2027 di Desa Labuhan Haji.

Berdasarkan latar belakang tersebut

  2. Evaluasi dilakukan pada daerah diatas dapat diambil suatu rumusan layan yang bersumber dari masalah yaitu: Reservoir Selong yaitu Desa 1. Berapa kebutuhan air bersih Labuhan Haji. eksisting desa Labuhan Haji

  3. Pembahasan dibatasi pada aspek sampai 10 tahun kedepan? pemanfaatan dan evaluasi sistem

  2. Bagaimana kemampuan jaringan jaringan penyediaan air bersih yang ada saat ini dalam memenuhi Desa Labuhan Haji. kebutuhan air bersih penduduk

  4. Model evaluasi sistem jaringan Desa Labuhan Haji? distribusi menggunakan software

  3. Bagaimana sistem jaringan air program Epanet 2.0 bersih desa Labuhan Haji hingga

  5. Jaringan yang dimaksud adalah tahun 2027? jaringan distribusi utama.

  6. Tidak membahas analisa ekonomi.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dari

  2. Landasan Teori

  2.1 Definisi Air Bersih

  studi ini adalah :

  1. Untuk mengetahui kebutuhan air Kementrian Kesehatan mempunyai definsi bersih eksisting di desa Labuhan tentang air bersih. Air bersih adalah air yang Haji 10 tahun kedepan. digunakan untuk keperluan sehari-hari dan

  2. Untuk mengetahui kemampuan akan menjadi air minum setelah dimasak jaringan air bersih PDAM yang ada terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih saat ini untuk memenuhi adalah air yang memenuhi persyaratan bagi kebutuhan air bersih penduduk sistem penyediaan air minum.).

  2.2 Sumber Air Bersih

  Desa.Labuhan Haji

  3. Untuk mengetahui system jaringan

  a. Air Laut air bersih di Desa Labuhan Haji b. Air Hujan hingga tahun 2027.

  c. Air Permukaan

  2.3 Persyaratan dalam Penyediaan Air

  1.4 Manfaat Penelitian Bersih

  Sesuai dengan tujuan yang akan Sistem penyedian air bersih harus memenuhi dicapai, maka penelitian ini diharapkan beberapa persyaratan utama.Persyaratan dapat memberikan manfaat sebagai tersebut meliputi persyaratan kualitatif, berikut: persyaratan kuantitatif dan persyaratan

  1. Dapat memberikan masukan serta kontinuitas. alternatif pemecah permasalahan a. Persyaratan Kualitatif. b. Persyaratan Kuantitatif (Debit).

  c. Persyaratan Kontinuitas

  Kegiatan perencanaan untuk sistem distribusi air bersih/minum pada dua kategori yaitu (Martin, 2004)

  1. Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaan sama sekali atau biasa disebut sebagai Green Area.

2.4 Kebutuhan Air Bersih

  a. Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik (Rumah Tangga)

  a. Metode Geometrik dengan:

  d. Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk Kriteria pemilihan dari ketiga metode diatas berdasarkan uji korelasi sederhana pada nilai koefisien korelasi terbesar.

  r = ratio angka pertumbuhan tiap tahun (%). n = jumlah tahun proyeksi (tahun)

  sama dengan 2,7182818

  P n =jumlah penduduk pada tahun ke n perencanaan (jiwa). P o =jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa). e = bilangan logaritma natural besarnya

  c. Metode Eksponensial Perkembangan penduduk berdasarkan metode eksponensial dapat didekati dengan persamaan berikut : dengan :

  Pn =jumlah penduduk pada tahun ke n perencanaan (jiwa). Po =jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa). r = ratio angka pertumbuhan tiap tahun (%). n = periode tahun perencanaan.

  b. Metode Aritmatik dengan :

  n = reriode tahun perencanaan

  (%)

  r = ratio angka pertumbuhan tiap tahun

  perencanaan (jiwa)

  Po =jumlah penduduk pada awal tahun

  perencanaan (jiwa)

  Pn =jumlah penduduk pada tahun ke n

  Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam memproyeksi jumlah penduduk yaitu:

  b. Kebutuhan Air Bersih Untuk Non Domestik .Sistem Distribusi dan Sistem Jaringan

  2. Komponen sistem jaringan perpipaan

  Perpipaan Air Bersih

  a. Sistem Distribusi Air Bersih Menurut Damanhuri (1989) sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan.

  b. Sistem Jaringan Perpipaan Air Bersih. Sistem jaringan perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke tempat yang lain.

  1. Pengaliran dalam pipa Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem jaringan perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan dan peralatan yang lain. Dengan :

  a. Cara Gravitasi.

  b. Cara Pemompaan.

  a. Sistem Sumber

  2.6 Proyeksi Jumlah Penduduk

  b. Sistem Transmisi

  c. Sistem Distribusi

  3. Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih.

  Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya 1998

Tabel 2.0 Kriteria Kebutuhan Air Bersih

  Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik..

  2. Perencanaan pada daerah yang sudah ada sistem distribusi sebelumnya dan sifat perencanaan adalah mengembangkan sistem yang sudah ada.

  k = koefisien korelasi x = tahun proyeksi y = jumlah penduduk hasil proyeksi

  1. Persamaan Kontinuitas Hukum kontinuitas menyatakan bahwa pada suatu aliran air di dalam pipa, jumlah air yang masuk sama dengan jumlah air yang keluar, seperti terlihat pada Gambar 2.0 berikut :

2.7 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

Gambar 2.0 Kontinuitas pengaliran dalam pipa

  Q 1 = Q 2 A 1 V 1 = A 2 V 2

  2. Persamaan Energi Tinggi energi pada sistem hidraulika diwakili dengan tiga bagian, yaitu tekanan, elevasi, dan kecepatan. Keseimbangan energi antara dua titik dalam sistem diterangkan dalam persamaan Bernaulli (Triatmodjo, 1993) :

Gambar 2.1. Garis tenaga dan tekanan

  Dimana:

  Z = Energi potensial

  = Tinggi tekanan = Energi kecepatan

  hf = Kehilangan energi

  3. Kehilangan Energi pada Pipa (Friction

  loss) Douglas (1986 dalam Klaas, 2009), menyebut

  tahanan hf sebagai kehilangan tinggi besar dan hm sebagai kehilangan tinggi kecil seperti dalam uraian berikut :

  a. Kehilangan Energi Primer (Major

  Losses)

  Untuk menentukan besarnya kehilangan tenaga akibat gesekan (Major Losses) didasarkan pada persamaan kontinuitas. Q = A x V V =

  Hazen-Williams ( Streeter dan Wylie, 1998)

  sesuai persamaan berikut : hf = dengan :

  a. Kebutuhan air domestik (qD) dengan :

  qm = kebutuhan air maksmum (lt/hari) qr = kebutuhan air rata-rata (lt/hari) F = faktor hari maksimum antara 1,15 -

  1,7

  domestik

  JP = jumlah penduduk saat ini (jiwa) pl% = prosentase pelayanan yang akan

  dilayani

  qD = kebutuhan air domestik (lt/org/hari) S = standar kebutuhan air rata-rata

  a. Kebutuhan air non domestik (qnD) dengan :

  qnD = kebutuhan air non domestik

  (lt/org/hari)

  nD% = prosentase kebutuhan air non

  qD = kebutuhan air domestik (lt/org/hari)

  e. Kebutuhan air jam maksimum qm = qr x F dengan :

  b. Kebutuhan air total(qT) dengan :

  qT = kebutuhan air total (lt/hari) qD = kebutuhan air domestik (lt/org/hari) qnD = kebutuhan air non domestik

  (lt/org/hari)

  c. Kehilangan dan kebocoran qHL = qT x (Kt%) Dengan :

  qHL = kebocoran atau kehilangan air qT = kebutuhan air total (lt/hari) Kt% = prosentase kehilangan atau

  kebocoran

  d. Kebutuhan air rata-rata qRH = qT+ qHL dengan :

  qRH = kebutuhan air rata-rata (lt/hari) qT = kebutuhan air total (lt/hari) qHL = kebocoran atau kehilangan air (lt/hari)

  hf = kehilangan tinggi tekan / tenaga (m) CH = koefisien kekasaran Hazen-Williams

2.8 Hidrolika Jaringan Perpipaan

  D = diameter pipa (m)

  (tabel)

  Beberapa sifat zat cair yang dapat dibahas dalam bentuk persamaan sebagai berikut

  L = panjang pipa (m) Linsley dan Franszini (1991), debit aliran pada

  pipa dalam SI dapat dihitung dengan persamaan berikut : dengan : 3 Q = debit aliran pada pipa (m /dt)

  S = S = kemiringan garis energi

  Sedangkan untuk mengetahui kecepatan aliran dalam pipa dapat dihitung dengan persamaan berikut : dengan :

  V = kecepatan aliran (m/dt) R = = jari-jari hidrolis pipa (m)

  Nilai C tergantung pada kekasaran masing- H masing jenis pipa seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.1. Koefisien Kekasaran Pipa Hazen-

  Williams (C H ) No Bahan Pipa C H

  1 New Cast Iron 130-140

  2 Poly Vinil Chlorine (PVC) 120-140

  3 Galvanized Iron 120 Sumber : Triatmadja, R., 2006

  4 Plastic 140-150

  4. Sistem Jaringan Distribusi

  5 Stell 140-150

  Sistem distribusi air bersih adalah

  6 Vetrivield Clay 110

  pendistribusian atau pembagian air melalui Sumber : user manual Epanet 2.0 sistem perpipaan dari bangunan pengolahan b. Kehilangan Tinggi Kecil (minor losses) (Reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen).

  Kehilangan tinggi ini disebabkan oleh gangguan

  Klaas (2009), jaringan distribusi dapat lokal terhadap aliran normal dalam pipa.

  dikategorikan menjadi 3 jenis, yaitu: Beberapa contoh gangguan local tersebut

  a. Sistem distribusi bercabang adalah: b. Sistem distribusi tertutup

  1. Lubang masuk dan keluar ke dan dari dalam

  c. Sistem distribusi campuran pipa

  2. Perubahan bentuk penampang tiba-tiba

  2.9 Program Epanet

  (pembesaran dan penyempitan) Epanet adalah program komputer yang

  3. Belokan pipa menggambarkan simulasi hidrolis dan

  4. Halangan (turai,pintu air) kecendrungan kualitas air yang mengalir

  5. Perlengkapan pipa (sambungan, katup, dalam jaringan pipa. Jaringan itu sendiri percabangan dan lain-lain) terdiri dari pipa, node (titik koneksi), pompa, saat pipa sangat panjang, kehilangan minor katub dan tangki atau reservoirGambaran atau sekunder mungkin menjadi tidak signifikan

  Umum Program Epanet terhadap kehilangan energi utama (Triatmadja, Ruang kerja dasar Epanet dapat dilihat

  R., 2006) :

  pada gambar berikut.Terdiri dari dari elemen- elemen : Menu bar, dua buah tool bar, status

  bar, Network map windows, browser window,

  dan property Editor window. Penjelasan dengan : masing-masing elemen ada pada penjelasan

  = kehilangan tinggi minor (m) berikut ini. V = kecepatan rat-rata dalam pipa (m/dt) 2 g = percepatan gravitasi (m /dt)

  K =koefisien kehilangan tinggi tekan minor (tabel)

Tabel 2.2. Koefisien kehilangan tinggi tekan berdasarkan perubahan bentuk (K)Gambar 2.2 Ruang Kerja Epanet 2.0

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

  Lokasi studi ini dilakukan di Desa Labuhan Haji sebagai lokasi sumber air serta sebagai tujuan dari sistem jaringan air bersih.

  Lokasi Penelitian

Gambar 3.0 Peta Lokasi Penelitian

  Dari Tabel 4.0 diatas maka dapat diketahui rerata jumlah pertumbuhan jumlah penduduk tiap dusun dari tahun 2013 sampai dengan 2017. Untuk mengetahui rerata pertumbuhan penduduk masing-masing dusun, terlebih dahulu dihitung laju pertumbuhan penduduk untuk menentukan berapa tingkat pertambahan pengguna layanan air bersih yang akan datang.

  Sumber : Data kependudukan Desa Labuhan Haji (2017)

3.1 Pelaksanaan Penelitian

  Program Epanet

  3.2.4 Bagan Alir Penelitian

  Pipa Air Bersih 4). Analisa Hidrolika Menggunakan

  1). Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk 2). Analisis Kebutuhan Air Bersih 3). Evaluasi Analisa Hidrolika Jaringan

  3.2.3 Analisis Data

  a. Laju Pertumbuhan Penduduk

Tabel 4.1 Laju pertumbuhan penduduk masing- masing dusun Desa Labuhan Haji

  Sumber : Hasil Analisa Data (2018)

  b. Menentukan Metode Proyeksi Jumlah Penduduk

  3.2.2 Pengumpulan Data

  3.2.1 Tahap Persiapan

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

4.1.1 Perhitungan Jumlah Pengguna Air Bersih Eksisting

  Berikut data jumlah penduduk di Desa Labuhan Haji tahun 2013-2017 disajikan pada Tabel 4.0.

Tabel 4.0 Jumlah Penduduk Desa Labuhan Haji

  Sumber : Hasil Analisa Data (2018)

  d. Proyeksi Jumlah Penduduk Menghitung besar jumlah penduduk sampai dengan tahun yang direncanakan.

Tabel 4.8 Proyeksi jumlah penduduk tiap Dusun dari tahun 2017-2027

  Jumlah Penduduk Rencana (Jiwa) Tahun ke- Mandar Ambengan Paok Pampang Labuaji Sisik Esot Gelumpang Montong Meong Dasan Baru

  Selanjutnya menentukan metode yang akan

  996 1009 995 1006 917 962 969 966 878

  1

  digunakan (eksponensial, geometrik, aritmatik)

  1008 1021 1006 1018 936 981 982 977 902

  2

  untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk

  3 1020 1032 1017 1030 954 1000 995 987 927 untuk masing-masing Dusun. 4 1032 1044 1027 1042 973 1020 1009 998 951

  c. Uji Korelasi

  5 1044 1056 1038 1055 992 1039 1022 1008 976

  Nilai koefisien korelasi dapat dihitung

  6 1057 1068 1049 1067 1010 1058 1035 1019 1000

  dengan bantuan Microsoft Excel 2007 yaitu

  7 1069 1079 1060 1080 1029 1077 1048 1029 1025

  dengan fungsi ’’=CORREL(array1;array2)’’.

  8 1081 1091 1071 1093 1048 1096 1061 1040 1049

  Dimana nilai koefisien korelasi (r) yang

  9 1093 1103 1081 1105 1067 1115 1075 1051 1074 mendekati angka 1 yang digunakan. 10 1105 1115 1092 1119 1085 1135 1088 1061 1098

  Hasil uji korelasi dapat dilihat pada tabel

  11 1117 1126 1103 1132 1104 1154 1101 1072 1123 berikut ini.

  Sumber : Hasil Analisa Data (2018)

  Proyeksi jumlah penduduk setiap dusun lainnya

Tabel 4.6 Proyeksi jumlah penduduk Dusun menggunakan perhitungan yang sama seperti

  Mandar pada perhitungan Dusun Mandar. Langkah- langkah perhitungan pada lampiran dengan hasil seperti pada tabel 4.8. Dari tabel 4.8 didapatkan proyeksi masing- masing dusun. Berdasarkan proyeksi tersebut daerah layanan sumber air Reservoir Workshop Selong dikategorikan kedalam “ Desa” dengan total jumlah penduduk 10032 jiwa.

  4.1.2 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Sumber : Hasil Analisa Data (2018)

  Proyeksi Tahun 2027

  Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa

Tabel 4.9 Total kebutuhan air bersih koefisien korelasi yang paling mendekati angka

  desa labuhan haji 2027 1adalah proyeksi dengan menggunakan metode Aritmatik. Maka untuk proyeksi jumlah penduduk Dusun Mandar ditentukan dengan menggunakan metode Aritmatik.

  Untuk perhitungan penentuan metode yang akan digunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk tiap-tiap dusun dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Metode yang digunakan untuk masing-masing Dusun

  Sumber : Hasil analisa data (2018) Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.9 diatas, kebutuhan air bersih untuk Desa Labuhan Haji pada tahun rencana yaitu tahun 2027 sebesar 19,63 lt/dt dan debit ketersediaan pada Reservoir Workshop Selong sebesar 20 lt/dt, sehingga debit sumber air masih dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk Desa Labuhan Haji.

4.1.3 Analisa Hidrolika Jaringan Air Bersih dengan Program Epanet 2.0

  Setelah menghitung besar kebutuhan air bersih untuk kudua dusun tersebut, maka dilakukan analisa hidrolika terhadap sistem jaringan pipa. Untuk pengaliran air bersih dari sumber air kepada para pelanggan direncanakan dengan sistem gravitasi. Untuk merencenakan jaringan perpipaan digunakan program Epanet. Program Epanet dapat memodelkan sebuah sistem distribusi air sebagai sebuah kumpulan mata rantai yang terhubung dengan node (titik). Penghubung dapat melambangkan pipa, pompa dan valve kontrol. Node adalah titik yang melambangkan

  junction, tang dan bak penampung. Dari hasil

  analisa Epanet diperoleh jaringan air bersih berserta fasilitas yang efektif yang dapat digunakan di Desa Labuhan Haji. Dari gambar 4.3 disajikan rencana skema jaringan pipa berdasarkan peta topografi daerah layanan, jenis dan panjang pipa serta debit yang dibutuhkan untuk masing-masing daerah layanan. Dari peta topografi ditentukan jalur perpipaan dan elevasi dari bangunan pelengkap serta daerah layanan. Setelah itu melakukan penggambaran skema yang telah dibuat pada program Epanet 2.0.

  Air bersih untuk wilayah lingkup pelayanan PDAM Desa Labuhan Haji berasal dari Reservoir Workshop Selong kelurahan Selong kecamatan Selong. Sistem penyediaan air bersih pada daerah pelayanan ini menggunakan sistem cabang (branch sistem) dimana terdapat titik akhir (dead end). Evaluasi untuk analisa hidrolika dengan menggunakan program Epanet 2.0 dilihat pada gambar 4.3. Dalam evaluasi sistem jaringan air bersih ini digunakan analisa dimensi pipa eksisting, elevasi, panjang, diameter dan debit yang dialirkan dari sumber air yaitu Reservoir Workshop Selong.

Gambar 4.4 Skema Perencanaan Jaringan air bersih dengan program Epanet (input data)Gambar 4.4 menggambarkan skema perencanaan jaringan air bersih di Desa

  Labuhan Haji dengan pemodelan menggunakan program Epanet 2.0. Setelah menggambarkan skema perencanaan jaringan air bersih dilakukan input data-data yang diperlukan untuk masing-masing node (junction) dan pipa.

  Input data pada node (junction) adalah :

  1. Elevasi (m)

  2. Base Demand (kebutuhan air dasar ) (m 3 /dt)

  Input data pada pipa (pipe) adalah :

  1. Panjang Pipa (Length) (m)

  2. Diameter Pipa (diameter) (m)

  3. Kekasaran Pipa (roughness) Data-data yang harus di input untuk memodelkan system distribusi air bersih yaitu :

  Pada Node

Tabel 5.0 Data Masukan Node (input data)

  Kebutuhan Elevasi No Node Air Bersih (m)

  (l/dt) Junc Sisik 25 2,159 Junc Esot 33 2,257 Junc Gelumpang 46 2,153 Junc Paoqpampang 25 2,157

Gambar 4.3 Hasil running program epanet

  Junc Ambengan 24 2,203

  untuk pemodelan sistem jaringan air bersih

  Junc Labuaji 15 2,214

  (hasil analisa data epanet)

  Junc Mandar 14 2,185

  4.1.4 Hasil Running Program Epanet 2.0 Junc Montong Meong 20 2,1

  Dalam sistem distribusi jaringan air

  Junc Dasan Baru 20 2,197 bersih ini memakai system cabang (branch). Resv. Workshop Selong 160 #N/A

  Sistem ini merupakan sistem jaringan perpipaan dimana pengaliran air hanya menuju

   Sumber : Hasil pengolahan data

  ke satu arah saja dan terdapat titik akhir (dead

  menggunakan epanet 2.0 (2018) end) yang merupakan ujung jaringan pipa.

  Yang menjadi node ujung terjauh dalam sistem Pada Pipa ini adalah 8 (dusun dasan baru). Adapun hasil

Tabel 5.1 Data masukan pada pipa (input

  Running dari program Epanet 2.0 ini adalah

  data) berupa tekanan dan kecepatan aliran dalam

  Length Diameter pipa. Link ID Roughness m mm

  1. Tekanan Air Tiap Node Pipe 1 6931.61 150 140

  Tekanan didalam pipa harus diperhatikan

  Pipe 2 812.81 150 140

  karena dapat berpengaruh pada kemampuan

  Pipe 3 406.84 150 140

  mengalirkan air. Untuk itu perlu dilakukan

  Pipe 4 478.31 150 140

  simulasi guna mengetahui besaran sisa

  Pipe 5 1417.78 150 140 tekanan yang terdapat disetiap Junction.

Pipe 6 785.97 150 140 Besaran sisa tekanan yang dianjurkan

  berdasarkan Permen PU tentang

  Pipe 7 683.98 150 140

  Penyelenggaraan Pengembangan SPAM

  Pipe 8 362.85 75 140

  Nomor : 18/PRT/M/2007 yaitu antara 10 m

  Pipe 9 860.15 75 140

  sampai 100 m untuk pipa PVC. Berdasarkan

  Pipe 10 591.92 75 140

  simulasi yang dilakukan Epanet didapat sisa

  Pipe 11 104.23 75 140

  tekanan pada masing-masing Junction seperti

  Pipe 12 116.33 75 140 yang disajikan pada table 5.2. Pipe 13 240.6 75 140

Tabel 5.2 Tekanan yang terjadi dimasing-

  Pipe 14 328.23 75 140

  masing node (input data)

  Pipe 15 378.66 75 140 Pipe 16 561.56 75 140 Pipe 17 613.04 75 140 Pipe 18 543.13 75 140

  Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan epanet 2.0 (2018)

  Setelah melakukan input data kemudian melakukan pemodelan sistem distribusi air bersih menggunakan program Epanet 2.0 sehingga didapatkan data hasil running pemodelan seperti Gambar 4.5.

  Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan epanet 2.0 (2018)

  Jadi kecepatan yang terjadi pada pipa 6 dan pipa 7 belum memenuhi kriteria Permen PU tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Nomor : 18/PRT/M/2007. Sedangkan kecepatan tertinggi yaitu sebesar 1,11 m/dt pada pipa 1, hal ini terjadi karena pipa ini dekat dan terhubung langsung ke bak penampung, banyaknya air yang disuplai dari bak penampung ini menyebabkan aliran menjadi lancar. Keseluruhan kecepatan yang terjadi didalam pipa masih ada yang tidak sesuai dengan Permen PU tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Nomor : 18/PRT/M/2007. Selain itu, berdasarkan hasil simulasi diatas didapatkan diameter pipa yang sudah sesuai dengan debit kebutuhan untuk masing-masing daerah pelayan. Berikut disajikan Tabel 5.4 perbandingan diameter pipa eksisting dengan hasil program Tabel

  Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa tekanan terendah terletak di junction 12 sebesar 43,84 m, Sedangkan tekanan tertinggi terletak di Junction Dusun Labuaji sebesar 81,66 m. Secara keseluruhan tekanan yang terjadi di semua Junction berkisar antara 43,84 m sampai 81,66 m, hal ini menandakan tekanan yang terjadi sudah sesuai dengan Permen PU tentang Penyelenggaraan SPAM Nomor :18/PRT/M/2007.

2. Kecepatan Aliran Pada Pipa

  Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan epanet 2.0 (2018)

  0.49 Pipe 5 1417.78 150 140

  4.41

  0.12 Pipe 8 362.85 75 140

  2.20

  0.24 Pipe 7 683.98 150 140

  4.49

  0.37 Pipe 6 785.97 150 140

  6.68

  8.89

  2.15

  Length Diameter Flow Velocity m mm LPS m/dt Pipe 1 6931.61 150 140 19.82 1.11 Pipe 2 812.81 150 140 17.66 0.99 Pipe 3 406.84 150 140 13.25 0.74 Pipe 4 478.31 150 140

  75 No Link ID

  75

  18 Pipe 18

  75

  75

  17 Pipe 17

  1.00 Pipe 9 860.15 75 140

  0.49 Pipe 10 591.92 75 140

  75

  2.21

  0.50 Link ID Roughness

  2.20

  0.48 Pipe 18 543.13 75 140

  2.30

  0.49 Pipe 17 613.04 75 140

  2.19

  0.50 Pipe 16 561.56 75 140

  0.50 Pipe 15 378.66 75 140

  2.16

  2.20

  0.49 Pipe 14 328.23 75 140

  2.16

  0.49 Pipe 13 240.6 75 140

  2.15

  0.51 Pipe 12 116.33 75 140

  2.26

  0.49 Pipe 11 104.23 75 140

  75

  16 Pipe 16

  Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa kecepatan terendah yaitu sebesar 0,11 m/dt yaitu terjadi pada pipa 7 dan 0,24 m/dt pada pipa 6 hal ini terjadi karena pipa terpasang pada topografi yang relative datar.

  2 Pipe2 150 150

  75

  8 Pipe 8

  7 Pipe 7 150 150

  6 Pipe 6 150 150

  5 Pipe 5 150 150

  4 Pipe 4 150 150

  3 Pipe 3 150 150

  1 Pipe 1 150 150

  9 Pipe 9

  Eksisting Diameter pipa yang direncanakan

  Diameter Pipa Kondisi

  Diameter Pipa Kondisi Efisien (hasil analisa epanet)

  Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari pipe 1 sampai pipe 7 diameter yang digunakan sebesar 150 mm baik dari kondisi eksisting maupun hasil analisa Epanet, sedangkan untuk pipe 8 sampai pipe 18 direncanakan diameter sebesar 75 mm untuk masing-masing dusun.

  Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan epanet 2.0 (2018)

  5.4 Perbandingan diameter pipa eksisting dan hasil dari program Epanet

Tabel 5.3 Kecepatan yang terjadi dimasing- masing node (input data)

  75

  75

  75

  13 Pipe 13

  Kecepatan aliran air yang rendah dapat menyebabkan terjadinya pengendapan sedimen dalam pipa, menimbulkan efek korosi dalam pipa, sedangkan bila kecepatan aliran air yang terlalu tinggi menyebabkan terjadinya penggerusan pipa sehingga mempercepat usia pipa. Untuk itu perlu dilakukan simulasi untuk mengetahui kecepatan air dalam pipa. kecepatan yang dianjurkan sesuai Permen PU tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Nomor : 18/PRT/M/2007 yaitu antara 0,3 m/dt sampai 5,0 m/dt. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 5.3

  15 Pipe 15

  75

  75

  14 Pipe 14

  75

  75

  75

  75

  75

  12 Pipe 12

  75

  75

  11 Pipe 11

  75

  75

  10 Pipe 10

  75

4.2.5 Hasil Hidrolika Jaringan Air Bersih Proyeksi 2027

  Kesimpulan dan Saran

  75

  Pipa 7 683.98 150

  Pipa 6 785.97 150 125

  Pipa Eksisting (mm) Diameter pipa baru (mm)

  No Link Panjang Diameter

  2.Berdasarkan hasil evaluasi menggunakan simulasi program Epanet 2.0 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  1.Kebutuhan air bersih pada daerah layanan air bersih Desa Labuhan Haji 10 tahun kedepan adalah sebesar 19,63 l/dt, dari kondisi eksisting besar debit yang tersedia adalah 20 l/dt. Hal tersebut artinya bahwa debit yang ada sudah cukup memadai untuk melayani daerah cakupan pelayanan, yaitu Sembilan dusun.

  Haji, maka dapat disimpulkan antara lain :

  5.1 Kesimpulan Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan pada jaringan air besih PDAM Desa Labuhan

  Berdasarkan Tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa kecepatan yang terjadi berkisar antara 0,35 m/dt sampai 1,11 m/dt, hal tersebut berarti nilai kecepatan yang terjadi sudah sesuai dengan Standart Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu antara 0,3 m/dt sampai 5 m/dt.

  Dari penyajian hasil analisa data pada sistem jaringan distribusi diketahui bahwa untuk kondisi eksisting sistem jaringan distribusi masih ada yang belum memenuhi Standar Direktorat Jendral Cipta Karya yaitu antara 0,3 m/dt sampai 5 m/dt yaitu kecepatan air pada pipa 6 sebesar 0,25 m/dt dan pipa 7 sebesar 0,12 m/dt.

  Sumber : Hasil analisa data, (2018)

Tabel 5.7 Kecepatan yang terjadi di masing- masing node

  Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa Tekanan yang terjadi berkisar antara 43,84 m sampai 81,66 m, hal tersebut berarti nilai tekanan yang terjadi sudah sesuai dengan Standart Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu antara 10 m sampai 100 m.

  Sumber : Hasil analisa data, (2018)

Tabel 5.6 Tekanan yang terjadi di masing- masing node

  Setelah melakukan perubahan pada diameter pipa jaringan, input data yang dimasukkan yaitu kebutuhan air dan dimensi pipa yang baru. Kemudian dilakukan analisa hidrolika kembali menggunakan program Epanet 2.0. Hasil running dari program epanet disajikan dalam Tabel berikut.

  Sumber : Hasil analisa data, (2018)

  Timur

Tabel 5.5 Perubahan dimensi jaringan pipa air bersih PDAM Kabupaten Lombok

  Alternatif penyelesaian yang akan dilakukan untuk permasalahan yang terjadi yaitu dengan mengurangi dimensi pipa.

  • Nilai tinggi tekanan yang dihasilkan pada node (junction) ujung (dead end) yaitu node Dusun Sisik sampai node Dusun Dasan Baru dalam simulasi masih sesuai dengan standart Jenderal Cipta Karya yaitu antara 10 m sampai 100 m. Secara keseluruhan tekanan yang terjadi di semua Junction berkisar antara 43,84 m sampai 81,66 m. Sehingga daerah tersebut masih mampu mensuplai air.
  • Nilai tinggi kecepatan aliran dalam pipa didapatkan ada satu ruas pipa yang tidak masuk kriteria hasil running Epanet 2.0 adalah pipa 6 dan pipa 7. Untuk pipa 6 nilai kecepatan alirannya adalah 0,24 m/dt dan pipa 7 sebesar 0,12 m/dt, hal tersebut belum sesuai dengan Standar Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu antara 0,3 m/dt sampai 5 m/dt. Artinya kondisi jaringan distribusi tidak ideal karena masih dibawah kriteria.
  • Berdasarkan hasil simulasi, dikatakan bahwa kondisi jaringan distribusi tidak ideal dikarenakan adanya beberapa pipa yang memiliki kecepatan aliran yang masih dibawah kriteria, maka alternatif pemecah permasalahan adalah penentuan kembali diameter pipa yang cocok.

  3.Dari hasil proyeksi 10 tahun kedepan didapatkan total jumlah kebutuhan air bersih untuk daerah pelayanan PDAM Desa Labuhan Haji sebesar 19,63 l/dt. Untuk sistem jaringan Desa Labuhan Haji terdiri dari Sembilan dusun dengan diameter pipa utama sebesar 6 inch (150 mm) dan perencanaan jaringan baru dengan diameter sebesar 3 inch (75 mm).

  Teknik Sipil Universitas Mataram, Mataram

  Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air, Departemen Kesehatan Republik

  Indonesia, Jakarta Respati, Ryan., 2015, Evaluasi Sistem Jaringan

  Penyediaan Air Bersih Rora Pada Sistem Jaringan Distribusi PDAM Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu, Skripsi S-1

  Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram, Mataram

  Riezkiarrosyadie, putrie., 2013, Evaluasi Sistem

  Jaringan Penyediaan Air Bersih Pada Sistem Jaringan Distribusi PDAM Cabang Utama Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Skripsi S-1 Jurusan

  Sudirman, Andry., 2012, Analisa Pipa Jaringan

  Universitas Mataram, Mataram Peraturan Menteri Kesehatan RI

  Distribusi Air Bersih Di Kabupaten Maros Dengan Menggunakan Software Epanet 2.0, Skripsi S-1 Jurusan Teknik Sipil

  Universitas Hasanuddin, Makassar Triatmadja, Radianta., 2006, Draft Jaringan Air

  Bersih, Jakarta

  Triatmodjo, Bambang., 1993, Hidrolika I, Beta Offset, Yogyakarta Triatmodjo, Bambang., 2008, Hidrolika II, Beta Offset, Yogyakarta Zulkarnaen., 2015, Evaluasi Sistem Jaringan

  Air Bersih Di Kecamatan Praya Timur,

  Skripsi S-1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram, Mataram

  No.416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang:

  Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Pamdes Desa Wajageseng Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah, Skripsi S-1 Jurusan Teknik Sipil

  5.2 Saran Berdasarkan hasil evaluasi jaringan air bersih yang telah dilakukan, maka disarankan

  Meryjae, Hamzan., 2013, Evaluasi dan

  PDAM Kabupaten Lombok Timur menambah jaringan pipa air bersih ke dusun-dusun di Desa Labuhan Haji yang belum mendapatkan jaringan air bersih saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

  Jakarta Lubis, Padeli., 2014, Evaluasi Sistem Jaringan

  Sumber Daya Air I dan II, Erlangga,

  Linsley, R.K. dan Franzini, J.B., 1991, Teknik

  Pipa, Bandung

  Air Bersih Desa Jurit Kecamatan Pringgasela Lombok Timur, Skripsi S-1

  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1990, Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

  Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta

  Diunduh tanggal 8 November 2017 Badan Pusat Statistik, Selong Lombok Timur Kamulyan, B., 2003, Kebutuhan Air, Program

  Anonim, 2014, Sistem Distribusi Air Bersih,

  Anonim, 2010, Koefisien Hazen-Williams, hazen-williams-coeficients-d_html. Diakse tanggal 12 November 2017

  Anonim, 2005. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Air Minum Sederhana, Cipta Karya NTB, Jakarta

  Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram, Mataram

  Klass, Dua, K.S.Y., 2009, Desain Jaringan