PERMINTAAN PRODUK PANGAN OLAHAN LOKAL DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH JURNAL

PERMINTAAN PRODUK PANGAN OLAHAN LOKAL DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH JURNAL

  OLEH : JAUHARI AJI C1G 110 083 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2015

PERMINTAAN PANGAN OLAHAN LOKAL DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

  Demand For Lokal Processed Food In Central Lombok Regency Jauhari Aji

  Program Agribisnis Reguler Sore Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui jenis-jenis produk pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah; (2) Mengetahui permintaan pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah; (3) Mengetahui produk pangan olahan lokal yang paling dominan di Kabupaten Lombok Tengah; (4) Mengetahui kelebihan dan kekurangan produk pada pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Macam produk yang diminta adalah Marungkung, Ceker ayam, Kripik Pisang, Kripik Talas, Aderan, Kepeng, Bawang, Pisang Sale, Temerodok, Dodol Jelly, Dodol Rumput Laut, Rengginang Rumput Laut, Rengginang Singkong, Ure, Renggi, Opak-opak, Mendari, Dodol Terong, Sate Madura, dan Sate Bulayak. (2) Total permintaan produk pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah mencapai Rp 6.146.985.000. Permintaan produk pangan olahan lokal yang terbanyak adalah Sate Madura sebesar 32.532 kg. Ini diikuti oleh Marungkung dengan jumlah sebesar 32.420 kg, Ure sebesar 20.775 kg, Renggi sebesar 11.424 kg, dan Ceker Ayam sebesar 10.647 kg. (3) Produk pangan olahan lokal yang dominan dari nilai permintaan adalah Sate Madura dengan nilai permintaan sebesar Rp 2.143.980.000, diikuti oleh Marungkung sebesar Rp 1.458.900.000, Sate Bulayak sebesar 456.266.000, Ure sebesar Rp 415.500.000, dan Ceker Ayam sebesar Rp 372.645.000. (4) Kelebihan produk pangan olahan lokal adalah rasanya yang enak, tampilan yang menarik, dan bergizi tinggi. Kekurangan produk pangan olahan lokal adalah pada kemasan, tidak menarik, tidak mencantumkan label komposisi, dan nilai gizi.

  ABSTRACT

  This study aimed to : (1) determine the types of local processed foods in Central Lombok; (2) determine demand for local processed foods in Central Lombok; (3) know the local processed foods that are most dominant in Central Lombok; (4) know the advantages and disadvantages of products in the local processed foods in Central Lombok.

  The results showed that : (1) Kinds of products demanded are Marungkung,

  Ceker Crips, Banana Chips, Taro Chips, Aderan, Kepeng, Onions, Bananas sale, Temerodok , jelly Dodol, Dodol seaweed, seaweed Rengginang, Rengginang cassava, Ure , Renggi, Opaque-opaque, Mendari, Eggplant Dodol, Madura Satay, and Bulayak

  Satay. (2) Total demand for local processed foods in Central Lombok Regency reached IDR 6.146.985.000. Most demand for local processed foods is the madura satay of 32.532 kg. This is followed by Marungkung, amounted to 32.420 kg, Ure of 20.775 kg, Renggi of 11.424 kg, and Chiken claw crip of 10.647 kg. (3). Dominant processed local foods from demand value is Madura Satay with a value of IDR 2.143.980.000, followed by Marungkung of IDR 1.458.900.000, Bulayak Satay of

  IDR 456.266.000, Ure of IDR 415.500.000 and chicken claw crip of IDR 372.645.000. (4). Advantages of local processed foods include taste good, attractive appearance, and highly nutritious. Shortages of local processed foods are not attractive packaging, no labeled of composition and nutritional value.

  Kata Kunci: Permintaan, Pangan Olahan Lokal, Pariwisata, Lombok Tengah

  Key words: Demand, Local Processed Food, Tourism, Central Lombok

  

PENDAHULUAN

  Keberhasilan sektor industri dan perdagangan telah memberikan konstribusi yang besar dalam menciptakan struktur ekonomi nasional. Industri kecil di Indonesia merupakan bagian penting dari sistem perekonomian nasional, karena berperan dalam mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan berperan dalam peningkatan perolehan devisa serta memperkokoh struktur industri nasional (Jumhur, 2001). Produk pertanian dan agroindustri semakin diharapkan perannya dalam pembangunan nasional. Terdapat lima peran yang diharapkan dalam pengembangan pertanian dan agroindustri di Indonesia, yaitu ; sebagai penghasil devisa, penyerap tenaga kerja, pendorong pemerataan pembangunan, pemacu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, dan pendorong pengembangan wilayah (Didu, 2000). Salah satu upaya yang bisa dilakukan agar peran tersebut dapat dioptimalkan, diperlukan adanya transformasi pembangunan pertanian ke arah agribisnis dan agroindustri. Titik berat pembanguan ekonomi harus bergeser dari pertanian ke sektor industri, namun tidak berarti lompatan dari sektor pertanian ke sektor industri yang tidak berbasis pada pertanian. industri yang seharusnya dikembangkan sebagai kelanjutan pembangunan pertanian adalah industri yang mengolah hasil-hasil pertanian primer menjadi produk olahan yaitu agroindustri. Lombok Tengah merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup ramai dikunjungi oleh para wisatawan asing maupun luar negeri. sebagai salah satu destinasi pariwisata utama, Lombok Tengah kaya juga akan potensi ekonomi kreatif karena beberapa faktor, antara lain sumber daya alam yang melimpah sebagai bahan baku, lokasi strategis, sebagai gerbang pasar ekonomi kreatif dan akses yang sudah mulai membaik dengan dibukanya Bandara Internasional Lombok pada tahun 2011 dan berkembangnya kawasan pariwisata terpadu yang merupakan pasar potensial dan daya ungkit untuk pasar lokal Pariwisata dan ekonomi kreatif Lombok. Salah satu bentuk usaha yang dapat untuk dikembangkan adalah produk pangan olahan lokal. Lombok Tengah memiliki kekayaan pangan olahan lokal yang khas seperti Marungkung, Ceker ayam, Kripik Pisang, Kripik Talas, Aderan, Kepeng, Bawang, Pisang sale, Temerodok, Dodol jelly, Dodol rumput laut, Rengginang Rumput Laut, Rengginang Singkong, Ure, Renggi, Opak-opak, Mendari, Dodol Terong, dan Sate bulayak. Produk pangan olahan lokal di Lombok mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan pendapatan bila dikelola secara professional yang akan nantinya mensejahterakan rakyat. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti telah melakukan penelitian tentang “ Permintaan Produk Pangan Olahan Lokal di Kabupaten Lombok Tengah”.

  Tujuan Penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui jenis-jenis produk pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah. (2) Mengetahui permintaan pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah. (3) mengetahui produk pangan olahan lokal yang paling dominan di Kabupaten Lombok Tengah. (4) mengetahui kelebihan dan kekurangan produk pada pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah. Kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai : (1) bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengembangkan produk pangan lokal dilihat dari permintaan; (2) referensi bagi peneliti lain yang berminat pada masalah yang sama; (3) memberi masukan kepada pemerintah dalam menentukan srategi pembinaan usaha kecil, khususnya pengusaha produk pangan olahan lokal.

METODOLOGI PENELITIAN

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan teknik survey yaitu dengan wawancara langsung dan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya (Nazir, 1993). Unit analisis dalam penelitian ini adalah Kabupaten Lombok Tengah. Responden penelitian adalah pelaku usaha (produsen/pedagang) yang berusaha dalam bidang pangan olahan lokal yaitu sebanyak 21 responden. Penelitian ini berusaha melihat nilai keseluruhan dari produk pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah dengan cara mengalikan rata rata produksi perpelaku dengan populasi yang ada di Kabupaten Lombok Tengah. Untuk mengetahui jenis-jenis produk pangan olahan lokal dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui jumlah permintaan menggunakan rumus jumlah penjualan rata-rata dikali populasi. Harga rata-rata produk dihitung dengan rumus jumlah harga dari sampel dibagi jumlah sampel. Nilai Permintaan dihitung dengan menggunakan rumus jumlah permintaan dikali harga perkilogram. Produk Dominan dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengurutkan nilai dari yang terbesar hingga terkecil. Kelebihan dan kekurangan Produk dianalisis secara deskriptif, sehingga diketahui macam dan intensitas kelebihan dan kekurangan produk.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Produk

  Dari hasil survei yang dilakukan ada 20 jenis produk yaitu antara lain Marungkung, Ceker ayam, Kripik pisang, Kripik talas, Aderan, Kepeng, Bawang, Pisang sale, Temerodok, Dodol jelly, Dodol rumput laut, Rengginang rumput laut, rengginang singkong, Ure, Renggi, Opak-opak, Mendari, Dodol Terong, sate madura dan Sate bulayak.

  Jumlah Permintaan Produk Pangan Olahan Lokal

  Produk pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah ini mempunyai populasi (pelaku usaha berupa produsen), jumlah permintaan, harga dengan nilai permintaan yang berbeda-beda hal ini diuraikan pada bagian berikut. Jumlah permintaan produk pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Permintaan Produk Pangan Olahan Lokal di Kabupaten Lombok Tengah 2014

  Sumber : Data Primer (2014) Produk Pangan Olahan Lokal yang paling Dominan

  10 Kepeng 2 1.775 35.000 62.125.000

  20 Rengginang Singkong

  1 39 45.000 1.755.000

  19 Rengginang Rumput Laut

  1 50 80.000 4.000.000

  18 Dodol Terong

  17 Kripik Talas 2 177 50.000 8.850.000

  16 Dodol jelly 2 237 150.000 35.550.000

  15 Kripik Pisang 4 331 50.000 16.533.000

  14 Pisang Sale 6 426 35.000 14.910.000

  13 Dodol Rumput Laut 4 852 150.000 127.800.000

  12 Aderan 2 1.171 35.000 41.588.000

  11 Bawang 2 1.526 35.000 53.410.000

  9 Temerodok 2 3.869 50.000 193.450.000

  Jenis produk pangan olahan lokal ada 20 yaitu Marungkung, Ceker ayam, Kripik pisang, Kripik talas, Aderan, Kepeng, Bawang, Pisang sale, Temerodok, Dodol jelly, Dodol rumput laut, Rengginang rumput laut, rengginang singkong,

  8 Sate Bulayak (sapi) 8 2.264 100.000 226.400.000 Lontong 8 4.179 20.000 83.573.333 Sate Bulayak (ayam) 8 2.661 30.000 79.840.000 Lontong 8 3.320 20.000 66.453.333 Sate Bulayak (sapi+ayam) 4.925 456.266.000

  7 Mendari 6 6.112 30.000 183.360.000

  6 Opak-opak 8 9.152 27.000 247.104.000

  5 Ceker Ayam 10 10.647 35.000 372.645.000

  4 Renggi 8 11.424 27.000 308.448.000

  3 Ure 9 20.775 20.000 415.500.000

  2 Marungkung 10 32.420 45.000 1.458.900.000

  1 Sate Madura (kambing) 12 9.828 95.000 933.660.000 Lontong 12 12.276 20.000 245.520.000 Sate Madura (ayam) 12 22.704 20.000 454.080.000 Lontong 12 25.536 20.000 510.720.000 Sate Madura (Ayam+Kambing) 32.532 - 2.143.980.000

  (Rp)

  Nilai Permintaan

  Harga (Rp/Kg)

  Permintaan (Kg)

  NO Jenis Produk Populasi Jumlah

  1 27 30.000 810.000 Jumlah 100 138.467 6.146.985.000 Ure, Renggi, Opak-opak, Mendari, Dodol Terong, Sate Madura, dan Sate bulayak dengan nilai permintaan lebih dari Rp 6.146.985.000. Dari produk tersebut yang dominan dari nilai permintaan adalah produk sate madura dengan nilai permintaan sebesar Rp 2.143.980.000, diikuti oleh marungkung sebesar Rp 1.458.900.000, Sate bulayak sebesar 456.266.000 ure sebesar Rp 415.500.000, dan ceker ayam sebesar Rp 372.645.000. Produk yang dominan dilihat dari harga produk adalah dodol rumput laut sebesar Rp 150.000, diikuti oleh dodol jelly sebesar Rp 150.000, sate sapi sebesar

  Rp 100.000, sate kambing sebesar Rp 95.000, dodol terong sebesar Rp 80.000. Dilihat dari jumlah permintaan produk yang dominan adalah sate madura sebesar 32.532 kg. Ini diikuti oleh marungkung dengan jumlah sebesar 32,420 kg, ure sebesar 20.775 kg, renggi sebesar 11.424 kg, dan ceker ayam sebesar 10.647 kg.

  10 Jajan Kepeng Rasanya gurih dan tampilan menarik

  19 Rengginang Rumput Laut Rasanya renyah dan lezat

  18 Dodol Terong Rasanya manis dan bergizi

  17 Kripik Talas Rasanya lezat dan gurih

  16 Dodol jelly Rasanya kenyal dan manis

  15 Kripik Pisang Rasanya enak dan gurih

  14 Pisang Sale Manis

  13 Dodol Rumput Laut Cira rasa yang berkualitas dan bergizi

  12 Aderan Rasanya manis dan renyah

  11 Jajan Bawang Rasanya enak dan gurih

  9 Temerodok Rasanya manis dan lezat

  Kelebihan Produk Pangan Olahan Lokal

Kelebihan produk pangan olahan lokal dianalisis secara deskriptif. Banyak

  8 Mendari Tampilannya warna-warni

  7 Opak-opak Rasanya manis

  6 Sate Bulayak Rasanya pedas dan sedap

  5 Renggi Rasanya enak, manis, dan gurih

  4 Ure Rasanya manis dan renyah

  3 Ceker Ayam Rasanya enak, gurih, dan renyah

  2 Marungkung Rasanya manis dan gurih

  2014 NO Nama Produk Kelebihan 1 Sate Madura Rasanya sedap dan bergizi tinggi.

  kelebihan produk pangan olahan lokal namun masing-masing produk mempunyai kelebihan menurut responden. Untuk kelebihan produk pangan olahan lokal dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kelebihan Produk Pangan Olahan Lokal di Kabupaten Lombok Tengah

  20 Rengginang Singkong Rasanya gurih dan lezat Kelebihan produk pangan olahan lokal ada pada rasa yang enak. Responden mengungkapkannya dengan ungkapan yang berbeda-beda ada yang langsung bilang rasanya enak, tapi ada juga yang mengungkapkannya dengan ungkapan lain seperti rasa manis, sedap, gurih, renyah. Kelebihan lain produk pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah adalah bernilai gizi tinggi, seperti yang di ungkapkan untuk produk sate Madura.

   Kekurangan Produk Pangan Olahan Lokal

  10 Jajan Kepeng Kemasan tidak menarik

  19 Rengginang Rumput Laut Kemasan tidak menarik

  18 Dodol Terong Informasi daftar komposisi kurang lengkap

  17 Kripik Talas Kemasan tidak menarik

  16 Dodol jelly Tidak punya label tentang komposisi

  15 Kripik Pisang Tidak punya label tentang nilai gizi

  14 Pisang Sale Memakai kemasan plastik standar

  13 Dodol Rumput Laut Tidak punya label nilai gizi

  12 Aderan Kemasan tidak menarik

  11 Jajan Bawang Kemasan tidak menarik

  9 Temerodok Kemasan tidak menarik

  Kekurangan produk pangan olahan lokal di analisis secara deskriptif. Ada beberapa kekurangan produk pangan olahan lokal namun masing-masing produk mempunyai kekurangan berbeda-beda menurut responden. Untuk kekurangan produk pangan olahan lokal dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kekurangan Produk Pangan Olahan Lokal di Kabupaten Lombok Tengah

  8 Mendari Tidak punya kemasan

  7 Opak-opak Tidak punya kemasan

  6 Sate Bulayak Tidak punya informasi nilai gizi

  5 Renggi Tidak punya kemasan

  4 Ure Tidak punya kemasan

  3 Ceker Ayam Kemasan tidak menarik

  2 Marungkung Kemasan tidak menarik

  1 Sate Madura Tidak punya informasi nilai gizi

  NO Nama Produk Kekurangan

  2014 Kekurangan produk pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah ada pada kemasan yaitu kemasan tidak menarik bahkan ada produk yang tidak punya kemasan. Responden mengungkapnya dengan ungkapan yang berbeda-beda ada yang langsung bilang kemasan tidak menarik tapi ada juga yang mengungkapnya dengan ungkapan lain seperti memakai kemasan tidak bagus, kemasan kurang menarik. Kekurangan lain adalah tidak punya label tentang informasi nilai gizi seperti yang di ungkapkan untuk produk rengginang.

  20 Rengginang Singkong Tidak punya label tentang nilai gizi

  

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

  Terbatas pada obyek penelitian dan ruang lingkup penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Macam produk yang diminta adalah Marungkung, Ceker ayam, Kripik pisang, Kripik talas, Aderan, Kepeng, Bawang, Pisang sale, Temerodok, Dodol jelly, Dodol rumput laut, Rengginang rumput laut, rengginang singkong, Ure, Renggi, Opak-opak, Mendari, Dodol Terong, Sate Madura, dan Sate Bulayak.

  2. Total permintaan produk pangan olahan lokal di Kabupaten Lombok Tengah mencapai Rp 6.146.985.000. Permintaan produk pangan olahan lokal yang terbanyak adalah sate madura sebesar 32.532 kg. Ini diikuti oleh marungkung dengan jumlah sebesar 32.420 kg, ure sebesar 20.775 kg, renggi sebesar 11.424 kg, dan ceker ayam sebesar 10.647 kg.

  3. Produk pangan olahan lokal yang dominan dari nilai permintaan adalah sate madura dengan nilai permintaan sebesar Rp 2.143.980.000, diikuti oleh marungkung sebesar Rp 1.458.900.000, Sate bulayak sebesar 456.266.000 ure sebesar Rp 415.500.000, dan ceker ayam sebesar Rp 372.645.000.

  4. Kelebihan produk pangan olahan lokal adalah rasanya yang enak, tampilan yang menarik dan bergizi tinggi. Kekurangan produk pangan olahan lokal adalah pada kemasan, tidak menarik, tidak mencantumkan label komposisi dan nilai gizi.

  Saran

  Terbatas pada hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat disarankan sebagai berikut:

  1. Untuk meningkatkan permintaan produk pangan lokal yang masih sedikit jumlah permintaan diperlukan manajemen pengolahan profesional dan pengembangan dari segi kualitas, rasa, tampilan produk.

  2. Pemerintah atau pihak terkait perlu melakukan pembinaan manajemen pemasaran agar pemasaran produk pangan olahan lokal yang dilakukan pengusaha lebih efisien.

  3. Perlu terobosan baru dalam pengembangan produk pangan olahan lokal dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan wisatawan.

DAFTAR PUSTAKA

  Didu, S. M., 2000. Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan Pengembangan Agroindustri Kelapa Sawit Untuk Perekonomian Daerah . Disertasi.

  Sekolah PascaSarjana Teknologi Industri Pertanian. IPB. Bogor. Nazir, M., 1993. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Jumhur, A. A., 2001. Model Pengembangan Industri Kecil; Makalah Seminar

  Nasional Teknik Industri “ Peran dan Profesi Pendidikan teknik Industri dalam Mewujudkan Kemandirian Usaha Kecil dan Menengah”. Jakarta.