ANALISIS PERMINTAAN BENIH PADI VARIETAS UNGGUL BERSERTIFIKAT (VUB) DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH JURNAL

  Jurnal : Analisis Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di Kabupaten Lombok Tengah.

  

ANALISIS PERMINTAAN BENIH PADI VARIETAS

UNGGUL BERSERTIFIKAT (VUB) DI

KABUPATEN LOMBOK TENGAH

JURNAL

  

Oleh :

Muhammad Hudari

C1G 111 058

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

  

2016

  

ANALISIS PERMINTAAN BENIH PADI VARIETAS

UNGGUL BERSERTIFIKAT (VUB) DI

KABUPATEN LOMBOK TENGAH

  Muhammad Hudari* Halil** Ibrahim*** Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama** Dosen Pembimbing Pendamping

  Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah 2). Mengetahui sifat permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah 3). Mengetahui hambatan atau kendala yang dihadapi petani dalam permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah.

  Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan teknik survey. Kecamatan Jonggat ditentukan secara purposive sampling dengan dasar di Kecamatan tersebut terdapat jumlah petani terbanyak yang menggunakan benih padi

  VUB. Penentuan sampel berbasis pada 11 kelompok tani yang ada di Desa Nyerot Kecamatan Jonggat. Penentuan jumlah responden dilakukan secara quota sampling yaitu 25% dari populasi (329) petani dengan jumlah responden 82 orang. Penentuan responden dari setiap kelompok tani dilakukan secara proportional sampling.

  Hasil penelitian ini menunjukkan : 1). Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi VUB adalah variabel luas lahan, harga benih padi VUB, harga benih padi non VUB dan pendapatan petani secara bersama-sama berpengaruh nyata

  2

  pada permintaan benih padi VUB diindikasikan oleh nilai R sebesar 0,925, yang berarti 93% permintaan benih padi VUB dipengaruhi oleh faktor didalam model dan sisanya 7% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Hasil uji F diketahui bahwa ke empat variabel tersebut berpengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan benih padi VUB ditunjukkan oleh nilai F- hitung lebih besar dari F- tabel . Sedangkan secara parsial hanya luas lahan usahatani yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan benih padi VUB ditunjukkan oleh nilai t- hitung lebih besar dari t- tabel. 2). Sifat permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah bersifat inelastis diindikasikan oleh nilai koefisien elastisitas yang bertanda positif 0,017<1 yang artinya harga tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan benih padi VUB. Elastisitas silang menunjukkan bahwa hubungan benih padi VUB dengan non VUB bersifat substitusi dan nilai koefisien elastisitas bertanda positif <1 yang artinya benih padi non VUB merupakan barang pengganti dari benih padi VUB. Sedangkan elastisitas pendapatan menunjukkan benih padi VUB merupakan barang kebutuhan pokok bagi petani dalam usahatani padi diindikasikan oleh nilai koefisien elastisitas bertanda positif <1 yang artinya persentase perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan pendapatan. 3). Hambatan petani dalam melakukan permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah adalah tingginya harga benih padi VUB, kurangnya ketersediaan benih padi VUB dan kurangnya daya tumbuh benih padi VUB.

  Kata Kunci : Benih Padi, Varietas Unggul Bersertifikat di Kabupaten Lombok Tengah

DEMAND ANALYSIS OF CERTIFIED HIGH YIELDING

  Muhammad Hudari* Halil** Ibrahim*** Mahasiswa* DosenPembimbingUtama** DosenPembimbingPendamping

  Program StudiAgribisnisFakultasPertanianUniversitasMataram

  

ABSTRACT

This study aims to know (1) The factors affecting the demands of Certified High Yielding Varieties (VUB) in Central Lombok, (2) The characteristics of VUB

  ’s seeds

demands in Central Lombok, (3) The obstacles faced by the farmers in demanding the

  VUB ’s seeds in Central Lombok.

  This study applies the descriptive method while the data collection technique is

  Jonggatsub-district is selected by purposive sampling method, done through surveys.

  

based on the consideration that it is the one out of other 12 sub-districts in Central

  Lombok with highest VUBseeds demands.Furthermore, the research is done in Nyerot Village

  • – Jonggat and is engaged with 11 farmer groups. There are 82 respondents to

  

this research which are selected by using the quota sampling method and represents 25%

of total population (329). The sampling method within the farmer groups is then done by

proportional sampling system.

  The results of the study are: (1) There are four factors that affect the demands of

  

VUB seeds in Central Lombok, they are: VUB farming land area, the price of the VUB

rice-seeds, the price of non-VUB rice-seeds and the income of the farmers. These

variables are jointly having significant effects on the demand of VUB rice seeds, which is

  2

indicated by the R value of 0,925. This means that 93% of VUB rice seeds demand is

influenced by factors mentioned in the model and the remaining 7% is influenced by

other factors outside the model. The result of F-test shows that these four variables

jointly affect the demand for VUBrice seed, indicated by the F-count value is higher than

the F-table value. Meanwhile, only the farmland area has a partially significant influence

to the demand of

  VUB rice seeds because the T-count value is higher than the T-table

  value.(2) The nature of the demands of

  VUB rice seeds in Central Lombok is inelastic,

  

indicated by the value of the coefficient of elasticity which marked positive 0.017 <1. It

means that prices do not overly affect the demand for

  VUB rice seeds. The Cross-

  VUB rice seeds and non-VUB rice seeds

  Elasticity shows that the relationship between

are substitutes and the coefficient of elasticity is marked positive <1. It means that non-

  VUB rice seed is a replacement item of

  VUB rice seeds. While the income elasticity shows

  that the

  VUB rice seeds are basic needs/essential goods for the farmers indicated by the

  

value of the coefficient of elasticity is marked positive <1 which means the percentage

change in demand is smaller than the change in income. (3)The obstacles/barriers

carried by the farmers in demanding the VUB rice seeds are: the high price of the seeds,

lack of VUB seeds availability and the lack of ability to grow of the VUB seeds.

  Keyword : Certified High Yielding, Varieties Seeds In Central Lombok

  

PENDAHULUAN

  Pembangunan pertanian bertujuan meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan untuk mencapai swasembada pangan, meningkatkan produksi tanaman industri dan tanaman ekspor, mewujudkan agroindustri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, serta berusaha meningkatkan pendapatan petani. Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, tidak dapat dihindari dari penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang merupakan mata rantai pertama dalam proses budidaya tanaman. Peningkatan produksi pertanianpun banyak ditunjang oleh peran benih varietas unggul bersertifikat. Meski program perbenihan nasional telah berjalan sekitar 30 tahun, tetapi ketersediaan benih bersertifikat belum mencukupi kebutuhan potensialnya (BPSB NTB, 2013).

  Pentingnya penggunaan benih bermutu merupakan salah satu unsur panca usaha pertanian yang utama dalam upaya peningkatan produksi karena tanpa penggunaan benih unggul yang bermutu, maka penerapan sarana produksi lainnya akan kurang bermanfaat bahkan menimbulkan kerugian petani (Anonim 1999).

  Pulau Lombok, khususnya Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu sentra produksi padi nasional, karena itu perkembangan usaha dan produksi padi di Pulau Lombok memegang peranan penting guna menjaga kestabilan produksi padi akan ketahanan pangan nasional. Namun dengan potensi yang ada belum mampu mensejahterakan masyarakat secara utuh, khususnya penduduk di pedesaan yang sebagian besar mata pencahariannya tergantung pada Sektor pertanian (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, 2007).

  Untuk terjaminnya ketersediaan benih padi varietas unggul bersertifikat di pasar tidak hanya dengan mengandalkan pemerintah saja sebagai penyedianya. Akan tetapi, perlu juga adanya keterlibatan pihak swasta sebagai penyedia (produsen) benih varietas unggul bersertifikat.

METODOLOGI PENELITIAN

  Meotde yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey. Dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Tengah ditentukan 1 Kecamatan sebagai sampel, yakni Kecamatan Jonggat secara purposiv sampling. Dari 11 Kelompok tani tersebut ditentukan 5 kelompok tani secara Purposive sampling atas dasar kelompok tani yang aktif, terbanyak, dan pemakai benih padi Varietas Unggul Bersertifikat. Penentuan responden dilakukan secara quota sampling yaitu 25% dari populasi (329) petani dengan jumlah responden 82 orang penentuan responden dari setiap kelompok tani dilakukan secara proportional. Pengambilan sampel pada kelompok tani dilakukan secara random sampling. Sumber data meliputi data primer dan data sekunder. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang diturunkan dari fungsi produksi cobb douglas meliputi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi VUB dan sifat permintaan benih padi VUB. Masalah yang dihadapi petani dalam permintaan benih padi VUB di analisis secara deskriptif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Benih Padi Bersertifikat

  Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan benih padi varietas unggul bersertifikat di Kabupaten Lombok Tengah adalah, Luas Lahan, Harga Benih Padi Bersertifikat, Harga Benih Padi Non Bersertifikat, Pendapatan petani dari usahatani, Harga Pupuk, Harga Pestisida, dan Produksi Padi. Faktor-faktor tersebut merupakan variabel bebas, sedangkan permintaan benih padi bersertifikat menjadi variabel terikat dimana pada penelitian ini data di analisis dengan model rgeresi linier berganda yang diturunkan dari fungsi produksi cobb douglas dengan menggunakan program SPSS for

  Windows.

  Hasil Uji Asumsi Klasik Tahap I

  Sebelum dilakukan pengujian secara serentak dan parsial terhadap hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi varietas unggul bersertifikat di Kabupaten Lombok Tengah, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik regresi berganda untuk mengetahui terjadi gangguan atau tidak pada model, sehingga persamaan yang diperoleh terbebas dari penyimpangan terhadap asumsi klasik. Uji yang dilakukan meliputi uji multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan uji data berdistribusi normal.

1. Uji Multikolinieritas Tahap I

  Untuk mengetahui terjadi atau tidak multikolineritas dalam persamaan regresi dapat dilihat dengan menggunakan nilai varians inflations faktor (VIF) dan tolerance

  value (TOL) dengan kriteria bila nilai varians inflations faktor < 5 dan nilai

tolerance value mendekati 1 berarti tidak terjadi multikolinieritas (Nachrowi, 2006).

  Sedangkan pada model yang diperoleh dalam penelitian ini diduga masih terdapat sifat multikoloinearitas yang dapat dilihat padabTabel 4.7, dimana variabel X1, X4, X5, dan X7 memiliki nilai VIF yang sangat tinggi (> 5).

Tabel 4.7. Hasil Analisis Uji Multikolinearitas Tahap I dengan SPSS a

  Coefficients Model Unstandardized Standardized Correlations Collinearity Coefficients Coefficients t Sig. Statistiks

  

B Std. Beta Zero- Partial Part Toler

  VIF Error order ance

  • 10,124 11,050 -,916 ,363 (Constant) 19,530 7,872 ,522 2,481 ,015 ,963 ,279 ,071 ,019 53,607

  X1 ,001 ,001 ,016 ,423 ,673 ,501 ,049 ,012 ,613 1,632 X2 ,001 ,001 ,051 1,656 ,102 ,013 ,190 ,048 ,886 1,129

  X3

  • ,000 ,000 -,541 -1,889 ,063 ,952 -,216 -,054 ,010 99,177

  X4

  • ,000 ,000 -,131 -,897 ,373 ,937 -,104 -,026 ,039 25,712

  X5

  • ,000 ,000 -,039 -,934 ,353 ,666 -,109 -,027 ,481 2,081

  X6 ,007 ,002 1,132 2,851 ,006 ,963 ,317 ,082 ,005 190,919

  X7

a. Dependent Variabel: Y

  Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui bahwa nilai VIF beberapa variabel > 10, hal ini berarti bahwa terjadi multikolinearitas antar variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Artinya asumsi klasik regresi berganda pada model ini belum terpenuhi sehingga untuk menyelesaikan adanya sifat multikolinearitas tersebut maka beberapa variabel bebas yang diduga mempunyai sifat kolinearitas dibuang yaitu pendapatan petani dari usahatani padi, harga pupuk, harga pestisida dan produksi.

2. Uji Autokorelasi Tahap I

  Secara sederhana, analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara data observasi yang satu dengan data observasi data sebelumnya. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: a.

  Jika DW lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi positif.

  b.

  Jika DW terletak antara du dan (4-du), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.

  c.

  Jika DW terletak antara dl dan du, atau terletak antara (4-dl) dan (4-du) maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Untuk lebih jelasnya nilai Durbin Watson dapat dilihat pada Tabel 4.5.2 berikut:

Tabel 4.8. Tabel Uji Autokorelasi Tahap I dengan Uji Durbin Watson k = 6 k = 7 k = 8

  N du Dl Du dl Du dl 80 1,4800 1,8008 1,4526 1,8303 1,4250 1,8614 81 1,4842 1,8008 1,4572 1,8303 1,4298 1,8605 82 1,4883 1,8008 1,4616 1,8299 1,4346 1,8596

  Sumber: Junaidi, 2015. (http://junaidichaniago.wordpress.com).

  Dalam persamaan faktor

  • – faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi

  VUB di Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, diperoleh banyaknya variabel independen (k) = 7 dan jumlah sampel (n) = 82. Berdasarkan Tabel 4.8 di atas diperoleh nilai dl = 1,4616 dan du = 1,8299 dan nilai Durbin Watson = 1,9080; ini berarti bahwa du < DW < 4-du yang artinya tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 4.9. Hasil Analisis Uji Durbin Watson Tahap I dengan SPSS

  b Model Summary

  Model R R Square Adjusted Std. Error of Durbin- R Square the Estimate Watson

  a

  1 ,969 ,940 ,934 2,50627 1,908

  a. Predictors: (Constant), X7, X3, X2, X6, X5, X1, X4 b.

  Dependent Variabel: Y 3. Uji Heteroskedastisitas I

  Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah data model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastistas. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik

  scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

  diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi

  • – Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan yaitu:
a.

  Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

  b.

  Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastistas. Untuk lebih jelas Gambar Scatterplot dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 1.4 Scatterplot Tahap I

  Berdasarkan Gambar 1.4, di atas yang mana titik-titik terlihat berpola dengan menyebar di bawah angka nol dan agak jarang di atas angka nol, maka data pada penelitian ini terjadi sifat heteroskedastisitas.

  Hasil Uji Asumsi Klasik Tahap II

  Sebelum dilakukan pengujian secara serentak dan parsial terhadap hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi varietas unggul bersertifikat di Kabupaten Lombok Tengah, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik regresi berganda untuk mengetahui terjadi gangguan atau tidak pada model, sehingga persamaan yang diperoleh terbebas dari penyimpangan terhadap asumsi klasik. Uji yang dilakukan meliputi uji multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas, maka berdasarkan uji asumsi klasik Tahap I diketahui bahwa terdapat adanya sifat multikolinearitas dan sifat heteroskedastisitas sehingga tidak dapat dilanjutkan dengan uji simultan dan uji parsial. Oleh karena itu langkah yang diambil adalah dengan membuang beberapa variabel yang diduga memiliki hubungan linear dan mempunyai ketidaksamaan variance antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya, selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik Tahap II dengan hasil sebagai berikut: 1.

  Uji Multikolinieritas Tahap II Untuk mengetahui terjadi atau tidak multikolineritas dalam persamaan regresi dapat dilihat dengan menggunakan nilai varians inflations faktor (VIF) dan tolerance

  value (TOL) dengan kriteria bila nilai varians inflations faktor < 5 dan nilai tolerance value mendekati 1 berarti tidak terjadi multikolinieritas (Nachrowi, 2006).

Tabel 4.10. Hasil Analisis Uji Multikolinearitas Tahap II dengan SPSS. a

  Coefficients Unstandardized Standardized Collinearity Correlations

  Coefficients Coefficients Statistics Model T Sig.

  Zero- Toler B Std. Error Beta Partial Part

  VIF order ance 1 (Constant) 1.574 .010 155.769 .000 X1 .951 .030 .962 31.393 .000 .962 .962 .962 1.000 1.000 a. Dependent Variabel: Y b

  Excluded Variabels Collinearity Statistics

Partial

  Model Beta In t Sig.

  Minimum Correlation Tolerance

  VIF a Tolerance

  1 X2 .017 .497 .621 .056 .793 1.260 .793 a X3 .038 1.238 .219 .138 .999 1.001 .999 a X4 .162 1.299 .198 .145 .060 16.781 .060 a. Predictors in the Model: (Constant), X1

  b. Dependent Variabel: Y

  Berdasarkan Tabel 4.10, diketahui bahwa nilai tolerance dari masing-masing variabel tidak ada yang lebih dari 1 dan nilai VIF tiga variabel < 5, hal ini berarti bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Artinya asumsi klasik regresi berganda pada model ini telah terpenuhi.

2. Uji Autokorelasi Tahap II

  Secara sederhana, analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara data observasi yang satu dengan data observasi data sebelumnya. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (uji DW). Hasil uji DW Tahap II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11. Tabel Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson k = 2 k = 3 k = 4

  N du Dl du dl du dl 80 1,5859 1,6882 1,5600 1,7153 1,5337 1,7430 81 1,5888 1,6898 1,5632 1,7164 1,5372 1,7438 82 1,5915 1,6913 1,5663 1,7176 1,5406 1,7446

  Sumber: Junaidi, 2015. (http://junaidichaniago.wordpress.com).

  Dalam persamaan faktor

  • – faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi

  VUB di Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah pada uji Autokorelasi Tahap

  II, digunakan variabel independen (k) = 3 dan jumlah sampel (n) = 82. Berdasarkan Tabel di atas diperoleh nilai dl = 1,5663 dan du = 1,7176 dan nilai Durbin Watson = 1.865 ; ini berarti bahwa du < DW < 4-du yang artinya tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 4.12. Hasil Analisis Uji Durbin Watson Tahap II dengan SPSS for Windows.

  b Model Summary

  Change Statistics R Adjusted Std. Error of Durbin- Model R R Square F Sig. F

  Square R Square the Estimate df1 df2 Watson a Change Change Change 1 .962 .925 .924 .05298 .925 985.549 1 80 .000 1.865

  a. Predictors: (Constant), X1

  b. Dependent Variabel: Y

  Adjusted R Square adalah nilai R yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki permintaan negatif. Menurut Santoso (2001) bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted

  2 R sebagai koefisien determinasi.

  3. Uji Heteroskedastisitas II Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah data model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastistas. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik

  scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

  diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi

  • – Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan yaitu: a.

  Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

  b.

  Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastistas. Untuk lebih jelas Gambar Scatterplot untuk uji heteroskedastisitas Tahap II dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

  Gammbar 4.2 Scatterplot Tahap II Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, yang mana titik-titik terlihat menyebar di atas dan di bawah angka nol maka dapat dikatakan bahwa gambar tersebut tidak berpola, maka data pada model ini terbebas dari sifat heteroskedastisitas.

4.4.3 Pengujian Koefisien Regresi Secara Serentak dan Parsial

  Setelah dilakukan uji multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas Tahap II tidak ditemukan pelanggaran terhadap asumsi klasik pada model, sehingga dapat dilakukan pengujian koefesien regresi secara serentak dan parsial terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah. Untuk lebih jelas hasil analisis terhadap variabel- variabel yang diduga mempengaruhi permintaan benih padi VUB dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap

  Permintaan Benih Padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014.

  Koef. No Variabel t-hit Signifikan Ket

  Regresi .

  1. Intercept 1,574 155,769 0,000

  2. Luas Lahan 0,951 31,393 0,000 s

  3. Harga Benih VUB 0,017 0,497 0,56 ns

  4. Harga Benih Non VUB 0,038 1,238 0,219 ns

  5. Pendapatan 0,162 1,299 0,198 ns

2 Koefesien Determinasi (R ) 0,925

  Koefesien Korelasi (r) 0,962 F-Hitung 985,549 F-Tabel 3,960 T-Tabel 1,990 Signifikan 0,000

  Sumber : Hasil analisis dengan SPSS for windows

  2 Berdasarkan Tabel 4.13, diperoleh bahwa nilai koefesien determinasi (R )

  sebesar 0,925 yang berarti bahwa 92 % permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas dalam model yaitu : luas lahan usahatani padi (X1), harga benih padi VUB (X2), harga benih padi non

  VUB (X3) dan pendapatan petani (X4) sedangkan sisanya 8 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,962, ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat sangat kuat. Hasil pengujian secara serentak menggunakan SPSS for windows diperoleh nilai F-hitung 985,549 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak yang artinya secara bersama-sama yaitu variabel yang diteliti yaitu luas lahan (X1), harga benih padi VUB (X2), harga benih padi non VUB (X3) dan pendapatan petani (X4) yang dimasukkan dalam model berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah.

  Hasil analisis regresi pada (Lampiran 19) diperoleh nilai koefesien regresi (nilai beta) terbesar 0,951 terdapat pada variabel luas lahan usahatani padi VUB (X1) merupakan faktor yang paling nyata berpengaruh terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah.

  

4.4.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Benih Padi Varietas Unggul

Bersertifikat (VUB) di Kabupaten Lombok Tengah

  Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menggunakan program

  SPSS for Windows dapat diketahui bahwa variabel-variabel bebas yaitu luas lahan

  usahatani (X1), harga benih padi bersertifikat (X2), harga benih padi non sertifikat (X3) dan pendapatan petani(X4) diketahui bahwa variabel yang berpengaruh secara parsial terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah diperoleh persamaan model sebagai berikut: Y = 1,574 + 0,951 + 0,017 + 0,038 + 0,162 1.

  Luas Lahan Usahatani (X1) Berdasarkan persamaan fungsi di atas diketahui bahwa nilai koefisien regresi untuk luas lahan usahatani (X ) adalah 0,951. Nilai tersebut

  1

  mengandung makna bahwa jika variabel lain dianggap tetap (cateris paribus) maka setiap kenaikan luas lahan 1 ha akan menyebabkan naiknya permintaan benih padi VUB sebesar 0,951 kg. Lebih lanjut dianalisis secara statistik diperoleh nilai t- hitung sebesar 31,393 sedangkan t- tabel sebesar 1,990. Jadi t-

  > t- , yang berarti variabel luas lahan berpengaruh nyata terhadap

  hitung tabel

  permintaan benih padi VUB dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka H ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan usahatani padi berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah pada taraf nyata 5 %.

  2. Harga Benih Padi VUB (X2) Berdasarkan persamaan fungsi di atas diketahui bahwa nilai koefisien regresi untuk harga benih VUB (X

  2 ) adalah 0,017. Nilai tersebut mengandung makna

  bahwa jika variabel lain dianggap tetap (cateris paribus) maka setiap kenaikan harga benih padi VUB sebesar Rp.1 akan menyebabkan naiknya permintaan benih sebesar 0,221 kg. Lebih lanjut dianalisis secara statistik diperoleh nilai t- hitung sebesar 0,497 sedangkan t- tabel sebesar 1,990. Jadi t- hitung < t- tabel , yang berarti variabel harga benih padi vub tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka H diterima. Hal ini menunjukkan bahwa harga benih VUB tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah pada taraf nyata 5 %.

  3. Harga Benih Padi NonVUB (X3) Berdasarkan persamaan fungsi di atas diketahui bahwa nilai koefisien regresi untuk harga benih non VUB (X

  3 ) adalah 0,038. Nilai tersebut mengandung

  makna bahwa jika variabel lain dianggap tetap (cateris paribus) maka setiap kenaikan harga benih padi non VUB sebesar Rp.1 akan menyebabkan naiknya permintaan benih non VUB sebesar 0,038 kg. Lebih lanjut dianalisis secara statistik diperoleh nilai t- hitung sebesar 1,238 sedangkan t- tabel sebesar 1,990. Jadi t- hitung < t- tabel , yang berarti variabel harga benih padi non VUB tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka H diterima. Hal ini menunjukkan bahwa harga benih VUB tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah pada taraf nyata 5 %.

4. Pendapatan Petani (X4)

  Berdasarkan persamaan fungsi di atas diketahui bahwa nilai koefisien regresi untuk pendapatan petani (X

  4 ) adalah 0,162. Nilai tersebut mengandung makna

  bahwa jika variabel lain dianggap tetap (cateris paribus) maka setiap kenaikan pendapatan petani sebesar Rp.1 akan menyebabkan naiknya permintaan benih sebesar 0,162 kg. Lebih lanjut dianalisis secara statistik diperoleh nilai t- sebesar 1,299 sedangkan t- sebesar 1,990. Jadi t-

  hitung tabel hitung

  < t- tabel , yang berarti variabel pendapatan petani tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka H diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan petani tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah pada taraf nyata 5 %.

  Hasil perhitungan statistik dari masing-masing variabel membuktikan hanya ada satu variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi

  VUB yaitu luas lahan pada tingkat kepercayaan sebesar 92% sedangkan sisanya variabel harga benih padi VUB, Non VUB dan pendapatan petani berpengaruh nyata terhadap permintaan benih padi VUB pada tingkat kepercayaan sebesar 8%.

  

Elastisitas Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat (VUB) di

Kabupaten Lombok Tengah

  Berdasarkan fungsi permintaan yang didapat dari perhitungan regresi linier berganda maka dapat diketahui nilai elastisitas permintaan benih padi VUB. Elastisitas permintaan yang dihitung dalam penelitian ini adalah elastisitas harga, elastisitas silang dan elastisitas pendapatan. Melalui persamaan yang diperoleh dari tabel 4.13 didapat nilai elastisitas permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah sebagai berikut :

  Log Y = 1,574 + 0,951 + 0,017 + 0,038 + 0,162 Berdasarkan persamaan di atas harga benih padi VUB memiliki nilai elastisitas terhadap permintaan benih padi VUB sebesar 0,017. Artinya dengan meningkatnya harga benih padi VUB sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan jumlah permintaan benih padi VUB sebesar 0,017 % (apabila variabel lain dianggap tetap). Elastisitas permintaan benih padi VUB bersifat inelastis (0,221<1). Hal ini menunjukkan derajat kepekaan permintaan benih padi VUB terhadap perubahan harga benih padi VUB adalah rendah karena persentase perubahan permintaan benih padi VUB lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan harga benih padi VUB.

  Untuk elastisitas silang dari harga benih padi VUB terhadap benih padi non VUB didapat nilai elastisitas sebesar 0,038. Elastisitas harga benih non VUB bersifat inelastis (0,038 < 1). Nilai koefisien regresi yang positif membuktikan bahwa benih non VUB merupakan barang substitusi dari benih VUB. Nilai koefisien silang dari harga non VUB juga lebih kecil dari 1. Maka elastisitas silang dari satu barang tersebut bersifat inelastis. Koefisien regresi yang dihasilkan dari uji statistik bahwa kedua barang tersebut memiliki nilai atau tanda positif hal ini membuktikan bahwa benih padi non VUB merupakan barang substitusi dari benih padi VUB.

  Elastisitas pendapatan menunjukkan besarnya perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat dari perubahan pendapatan pembeli. Dalam hal ini elastisitas pendapatan akan menunjukkan perubahan permintaan benih padi VUB terhadap perubahan pendapatan petani. Dari hasil perhitungan elastisitas pendapatan didapatkan nilai elastisitas sebesar 0,162. Elastisitas pendapatan bersifat inelastis (0,162 < 1). Koefisien regresi yang didapat pada pendapatan petani adalah positif. Hal ini membuktikan bahwa benih padi VUB merupakan barang normal bagi petani yang artinya harga tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan benih padi VUB.

  

Hambatan dalam Permintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat di

Kabupaten Lombok Tengah.

  Dalam suatu kegiatan usahtani, petani akan dihadapkan pada berbagai macam hambatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hambatan tersebut perlu untuk di ketahui agar dalam pengembangan dan pengelolaan usahanya dapat diiantisipasi secara optimal. Demikian pula dengan petani padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah, mereka dihadapkan pada kendala-kendala dalam menjalankan usahanya.

Tabel 4.14. Hambatan Petani dalam Perrmintaan Benih Padi Varietas Unggul Bersertifikat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014.

  Petanni Responden No Hambatan dalam perrmintaan benih padi VUB

  Jumlah Persentase (Orang) (%)

  1. Harga Benih Padi VUB Yang Mahal 62 76%

  2. Ketersediaan Benih padi VUB 12 14%

  3. Tingkat keseragaman benih padi VUB 8 10% Sumber : Data Primer diolah.

  Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.14. dapat dijelaskan bahwa hambatan atau kendala yang paling banyak dihadapi oleh petani dalam permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah adalah harga benih padi VUB yang mahal dialami oleh petani sebanyak 76%, akan tetapi hambatan disini bukan berarti tidak melakukan permintaan tetapi hanya sekedar keluhan. Dari 76% petani responden rata-rata yang mempunyai hambatan adalah petani yang mempunyai luas lahan yang tinggi karena benih yang dibutuhkannya lebih banyak.

  Selain itu hambatan yang dihadapi oleh petani dalam permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah adalah ketersediaan benih sebanyak 14% petani. Ketersediaan benih ini menjadi kendala terutama pada saat mulai tanam terjadi peningkatan permintaan benih padi VUB. Karena keterbatasan benih, maka petani membeli benih di luar Kabupaten Lombok Tengah.

  Penggunaan benih padi VUB adalah pada saat benih tersebut ditanam, tidak seragamnya pertumbuhan benih dialami oleh sebnayak 10% petani. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kwalitas benih bersertifikat yang dibeli petani tergolong rendah dan atau perlakuan terhadap benih padi saat ditanam yang tidak sesuai anjuran seperti pengolahan tanah, pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama penyakit.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan benih padi VUB adalah variabel luas lahan, harga benih padi VUB, harga benih padi non VUB dan pendapatan petani secara bersama-sama berpengaruh nyata pada permintaan benih padi VUB

  2

  diindikasikan oleh nilai R sebesar 0,925, yang berarti 93% permintaan benih padi

  VUB dipengaruhi oleh faktor didalam model dan sisanya 7% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Hasil uji F diketahui bahwa ke empat variabel tersebut berpengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan benih padi VUB ditunjukkan oleh nilai F- hitung lebih besar dari F- tabel . Sedangkan secara parsial hanya luas lahan usahatani yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan benih padi VUB ditunjukkan oleh nilai t- hitung lebih besar dari t- tabel.

  2. Sifat permintaan benih padi VUB di Kabupaten Lombok Tengah bersifat inelastis diindikasikan oleh nilai koefisien elastisitas yang bertanda positif 0,017<1 yang artinya harga tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan benih padi VUB. Elastisitas silang menunjukkan bahwa hubungan benih padi VUB dengan non VUB bersifat substitusi dan nilai koefisien elastisitas bertanda positif <1 yang artinya benih padi non VUB merupakan barang pengganti dari benih padi VUB. Sedangkan elastisitas pendapatan menunjukkan benih padi VUB merupakan barang kebutuhan pokok bagi petani dalam usahatani padi diindikasikan oleh nilai koefisien elastisitas bertanda positif <1 yang artinya persentase perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan pendapatan.

  3. Hambatan yang dialami oleh petani dalam permintaan benih padi VUB adalah harga benih padi VUB yang mahal, ketersediaan benih yang kurang, dan kurangnya daya tumbuh benih padi VUB.

  Saran

  Berdasarkan hasil penelitian pada analisis permintaan benih padi VUB dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

  1. Kebijakan yang perlu dilakukan pemerintah adalah memberi subsidi harga pada benih padi VUB, sehingga harga benih dapat dijangkau oleh seluruh petani.

  2. Untuk mengurangi kelangkaan benih padi VUB pada saat musim tanam melalui peningkatan produksi benih padi VUB dengan jalan peningkatan luas areal budidaya dan menambah jumlah penangkar benih padi.

  3. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan untuk mengkaji permintaan benih padi

  VUB, perlu memikirkan secara mendalam tentang faktor yang mempengaruhi agar tidak terjadi hubungan linear atau perbedaan varian pada parameter pengamatan yang satu dengan yang lainnya.

  

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999. Kebijakan Pembangunan Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta.

  Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2013.

  Laporan Tahunan 2013 . Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat.

  Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, 2007. Laporan Tahunan 2007. Junaidi Nachrowi, D.N, dan Usman Hardius. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis

  Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.