PERHITUNGAN PEMBAYARAN SEWA TRANSMISI BERDASARKAN METODE MW-MILE MENGGUNAKAN ALOKASI TRANSFER DAYA METODE KIRSCHEN PADA SISTEM 500 KV JAWA-BALI

  TUGAS AKHIR – TE141599

PERHITUNGAN PEMBAYARAN SEWA TRANSMISI

BERDASARKAN METODE MW-MILE MENGGUNAKAN

ALOKASI TRANSFER DAYA METODE KIRSCHEN PADA

SISTEM 500 KV JAWA-BALI

  Yoga Widhia Pradhana NRP 2209 100 076 Dosen Pembimbing Dr.Eng Rony Seto Wibowo,S.T., M.T.

  Dimas Fajar Uman P., S.T., M.T. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri

  TUGAS AKHIR – TE141599

CALCULATION OF TRANSMISSION PRICING BASED MW-

MILE METHOD USING KI

  RSCHEN METHOD’S POWER FLOW ALLOCATION ON 500 KV JAWA-BALI SYSTEM

  Yoga Widhia Pradhana NRP 2209 100 076 Advisor Dr.Eng. Rony Seto Wibowo,S.T., M.T.

  Dimas Fajar Uman P., S.T., M.T. DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING Faculty of Industrial Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015

  

PERHITUNGAN PEMBAYARAN SEWA TRANSMISI

BERDASARKAN METODE MW-MILE MENGGUNAKAN

ALOKASI TRANSFER DAYA METODE KIRSCHEN PADA

SISTEM 500 KV JAWA-BALI

  Nama : Yoga Widhia Pradhana Pembimbing I : Dr. Eng. Rony Seto Wibowo S.T., M.T. Pembimbing II : Dimas Fajar Uman P. ST., M.T.

  

ABSTRAK

  Industri kelistrikan yang berkembang secara signifikan mendorong terjadinya deregulasi sistem bisnis yang semula terpusat berubah menjadi tersegmentasi. Model perdagangan baru ini menciptakan akses terbuka pada saluran transmisi, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, perhitungan kontribusi dari individual generator dan individual beban pada line flows menjadi penting. Pada tugas akhir ini, penulis mencoba untuk meneliti tentang penelusuran aliran daya pada saluran transmisi 500 kV Jawa-Bali berdasarkan pemisahan pembangkit dan beban yang berkontribusi pada saluran tersebut. Hasil penelusuran akan digunakan untuk menaksirkan besarnya biaya sewa transmisi yang akan dikenakan kepada pengguna jaringan dalam setiap transaksi. Dari hasil penelitian dan analisis disimpulkan bahwa penelusuran aliran daya berdasarkan Metode Kirschen dengan bantuan Teori Graf dapat menjadi alternatif perhitungan untuk memecah aliran daya pada sistem. Selain itu, penaksiran biaya dengan menggunakan metode MW-Mile dapat memberikan keadilan bagi seluruh pengguna jaringan transmisi 500 kV Jawa-Bali dan menjamin pengembalian total biaya operasional tranmsisi selama setahun.

  

Kata Kunci : Sewa Transmisi, Penelusuran Aliran Daya, MW-Mile,

Teori Graf.

  

[Halaman Ini Sengaja Dikosongkan]

  

CALCULATION OF TRANSMISSION PRICING BASED MW-

MILE METHOD USING KIRSCHEN METHOD’S POWER FLOW

ALLOCATION ON 500 KV JAWA-BALI SYSTEM

  Name : Yoga Widhia Pradhana Advisor I : Dr. Eng. Rony Seto Wibowo S.T., M.T. Advisor II : Dimas Fajar Uman P. ST., M.T.

  

ABSTRACT

The electricity industries which has developed rapidly force the

existance of deregulation on business system. It changed from centered

to segmented model. This new trading model causes an open access in

transmission belong to in Indonesia. Because of that, the calculation of

individual generators and individual loads in line flows become so

important. In this final project, the author tries to observe about in 500

kV transmission line Jawa-Bali based on the separating generators and

loads which contribute to the system. The results of the observation will

be used for calculating the transmission pricing for customers in every

single transaction. Based on the results of observation and analysis can

be conclude that power flow observation Kirschen Method using Graph

Theory can be alternative in calculating the contribution of each

generators and loads in transmission line. On the other hand, the

calculation of generating cost using MW-Mile Method can give a justify

for all customers who use 500 kV transmission line Jawa-Bali and

guarantee the return of total operational cost for a year.

  

Keywords : Graph Theory, MW-Mile, Power Flow Tracing, Wheeling

Transaction.

  

[Halaman Ini Sengaja Dikosongkan]

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahi robbil ‘alamiin. Terucap syukur atas kehadirat

  Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis masih diberikan kesabaran serta kesehatan jasmani dan akal untuk dapat menyelesaikan buku Tugas Akhir yang berjudul :

  

Perhitungan Pembayaran Sewa Transmisi Berdasarkan Metode

MW-Mile Menggunakan Alokasi Transfer Daya Metode Kirschen

Pada Sistem 500 kV Jawa-Bali

  Selain itu, shalawat serta salam tak lupa penulis kucurkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, karena berkat perjuangan dan kisah beliau, penulis memiliki sauri tauladan yang secara tidak langsung memberikan suntikan motivasi dalam menyelesaikan buku Tugas Akhir ini sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Teknik.

  Buku ini juga merupakan sebuah refleksi dari berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika penulis mengucapkan terima kasih sebagai bentuk apresiasi kepada :

  1. Ayahanda Dody Wardhono dan Ibunda Turwoyo Eny Widyaningrum seluruh kerluarga besar yang tidak pernah melepaskan dukungan moral dan kucuran doa-nya.

  2. Bapak Dr. Eng. Rony Seto Wibowo S.T.,M.T. dan Bapak Dimas Fajar Uman Putra S.T.,M.T. yang dengan sabar telah membimbing penulis.

  3. Seluruh dosen di Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS yang telah memberikan pembelajaran kepada penulis serta karyawan yang pernah bekerjasama dengan penulis semasa kuliah.

  4. Seluruh Kabinet GARUDA beserta fungsionaris HIMATEKTRO 2011/2012 dan seluruh Kabinet MAHAKARYA berseta fungsionaris BEM ITS 2012/2013 yang telah memberikan semangat dan dukungannya.

  5. Keluarga besar e49, seluruh anggota Laboratorium Instrumentasi, Pengukuran, dan Identifikasi Sistem Tenaga (LIPIST) B204 dan rekan-rekan seperjuangan wisuda 111.

  Penulis berharap bahwa Tugas Akhir ini dapat memberikan kebermanfaatan dan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Selain itu, penulis juga mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang konstruktif sebagai koreksi agar dapat menyempurnakan buku Tugas Akhir ini dan menghasilkan karya penelitian yang lebih baik di masa mendatang.

  Surabaya, 11 Januari 2015 Penulis

  

DAFTAR ISI

  2.2.1. Persamaan Jaringan.................................................... 7

  2.6.1.3. Graph Theory ................................................... 23

  2.6.1.2. Algoritma Kirschen.......................................... 23

  2.6.1.1. Algoritma Bialek ............................................. 22

  2.6.1. Algoritma Penelusuran Aliran Daya .......................... 22

  2.6. Wheeling Transaction ........................................................... 20

  2.5.1. Perundangan Ketenagalistrikan Baru ......................... 20

  2.5. Ketenagalistrikan di Indonesia .............................................. 16

  2.4. Sequential Quadratic Programming ...................................... 16

  2.3.1. Persamaan Rugi-Rugi Pada Saluran .......................... 15

  2.3. Metode Newton-Raphson ...................................................... 11

  2.2.2. Persamaan Aliran Daya ............................................. 10

  2.2. Studi Aliran Daya .................................................................. 5

  HALAMAN

  2.1. Sistem Tenaga Listrik ........................................................... 5

  BAB 2 PENELUSURAN ALIRAN DAYA DAN TRANSMISI BERBAYAR

  1.7. Relevansi ............................................................................. 4

  1.6. Sistematika ............................................................................ 3

  1.5. Metodologi ............................................................................ 2

  1.4. Batasan Masalah ................................................................... 2

  1.3. Permasalahan ........................................................................ 2

  1.2. Tujuan Penelitian .................................................................. 1

  1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1

  BAB 1 PENDAHULUAN

  HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ......................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xi

DAFTAR TABEL.............................................................................. xiii

  2.6.2. Metode Postage Stamps ............................................. 25

  2.6.3. Metode MW-Mile....................................................... 26

  

BAB 3 PENERAPAN PENELUSURAN DAYA MENGGUNAKAN

METODE KIRSCHEN BERDASARKAN GRAPH THEORY

  3.1. Algoritma Pengerjaan Tugas Akhir ....................................... 27

  3.2. Dasar-Dasar Penelusuran Aliran Daya .................................. 28

  3.3. Alokasi Transfer Daya

  3.3.1. Penelusuran Downstream ........................................... 33

  3.3.1.1. Extraction Factor Saluran .............................. 33

  3.3.1.2. Contribution Factor Generator....................... 34

  3.3.2. Penelurusan Upstream ................................................ 36

  3.3.2.1. Contribution Factor Saluran .......................... 36

  3.3.2.2. Extraction Factor Beban ................................ 37

  BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS

  4.1. Sistem Kelistrikan Interkoneksi 500kV Jawa-Bali ................ 42

  4.4.1. Data Bus Beban dan Pembangkitan ............................ 43

  4.2. Hasil Simulasi

  4.2.1. Hasil Simulasi AC OPF

  4.2.1.1. Hasil Simulasi Load Flow ............................. 45

  4.2.2.2. Hasil Simulasi Line Flow .............................. 45

  4.2.2. Hasil Simulasi Penelusuran Aliran Daya

  4.2.2.1. Pembentukan Matrik...................................... 46

  4.2.2.2. Pengurutan Ulang Bus ................................... 49

  4.2.2.3. Asumsi Injeksi Pada Bus ............................... 49

  4.2.2.4. Kontribusi Daya Aktif Pada Saluran ............. 50

  4.2.3. Hasil Perhitungan Sewa Transmisi

  4.2.3.1. Harga Saluran Transmisi ............................... 55

  4.2.3.2. Perhitungan Harga Line Flow ........................ 56

  4.2.3.3. Biaya Sewa Transmisi ................................... 58

  4.2.3.4. Perbandingan Biaya Sewa Transmis .............. 59

  4.2.3.5. Pembagian Proporsi Biaya ............................ 61

  4.3. Analisis Hasil Simulasi

  4.3.1. Penelusuran Aliran Daya ............................................ 64

  4.3.2. Biaya Sewa Transmisi Dengan MW-Mile .................. 64

  BAB 5 PENUTUP

  5.1. Kesimpulan ............................................................................ 67

  5.2. Saran ...................................................................................... 68

  

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ xv

BIODATA PENULIS ........................................................................ xvii

LAMPIRAN

  

[Halaman Ini Sengaja Dikosongkan]

  

DAFTAR TABEL

  HALAMAN

Tabel 4.1 Data Pembebanan Sistem Kelistrikan Interkoneksi

  500kV Jawa-Bali .......................................................... 43

Tabel 4.2 Data Saluran Transmisi Sistem Kelistrikan

  Interkoneksi 500kV Jawa-Bali ..................................... 44

Tabel 4.3 Hasil Simulasi Load Flow ............................................ 45Tabel 4.4 Hasil Simulasi Line Flow ............................................. 47Tabel 4.5 Kontribusi Daya Aktif Unit Pembangkit Pada

  Saluran .......................................................................... 53

Tabel 4.6 Harga Saluran Transmisi 500 kV Jawa-Bali ................. 55Tabel 4.7 Harga Line Flow Dalam Setiap Transaksi Untuk

  Daya Aktif Kontribusi Unit Pembangkit 1, 8, 15, dan 17 ........................................................................... 56

Tabel 4.8 Harga Line Flow Dalam Setiap Transaksi Untuk

  Daya Aktif Kontribusi Beban 3, 4, 6, 7 , dan 5 ............ 57

Tabel 4.9 Biaya Sewa Transmisi Untuk Kontribusi Unit

  Pembangkit Dalam Waktu Satu Tahun ......................... 58

Tabel 4.10 Biaya Sewa Transmisi Untuk Kontribusi Beban

  Dalam Waktu Satu Tahun ............................................. 59

Tabel 4.11 Perbandingan Biaya Sewa Transmisi Antara

  Metode Postage Stamps (PS) Dengan Metode MW-Mile (MWM) Untuk Unit Pembangkit ................ 59

Tabel 4.12 Perbandingan Biaya Sewa Transmisi Antara

  Metode Postage Stamps (PS) Dengan Metode MW-Mile (MWM) Untuk Unit Beban ......................... 60

Tabel 4.13 Pembagian Proporsi Biaya Sewa Transmisi Untuk

  Unit Pembangkit ........................................................... 62

Tabel 4.14 Pembagian Proporsi Biaya Sewa Transmisi Untuk

  Beban ............................................................................ 62

  

[Halaman Ini Sengaja Dikosongkan]

  

DAFTAR GAMBAR

  HALAMAN

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik ................................................... 5Gambar 2.2 Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sederhana ................... 7Gambar 2.3 Penyederhanaan Jaringan Gambar 2.2 .......................... 8Gambar 2.4 Gambaran Bus Secara Umum ....................................... 10Gambar 2.5 Pemodelan Saluran dari Bus i ke Bus j ......................... 15Gambar 2.6 Model Single Buyer ...................................................... 18Gambar 2.7 Model Multi Buyers Multi Sellers ................................ 19Gambar 2.8 Lintasan yang Terjadi Akibat Transaksi Dari Pihak

  A ke Pihak F ................................................................. 21

Gambar 2.9 Directed Graph dengan Self Loop ................................ 24Gambar 2.10 Directed Graph Tanpa Self Loop .................................. 25Gambar 3.1 Flowchart Penyelesaian Tugas Akhir ........................... 27Gambar 3.2 Diagram Untuk Pembuktian Lemma (a) Self Loop

  (b) Jalur Penelusuran Upstream .................................... 28

Gambar 3.3 Contoh Diagram Sistem (a), Matrik BLIM (b),

  BOLIM (c), dan BILIM (d) Pada Sistem ...................... 31

Gambar 3.4 Urutan Langkah Penelusuran Downstream .................. 32Gambar 3.5 Urutan Langkah Penelusuran Upstream ....................... 33Gambar 4.1 Single Line Diagram Sistem Kelistrikan

  Interkoneksi 500kV Jawa-Bali ..................................... 42

Gambar 4.2 Bus Line Incident Matrix (BLIM) ................................ 48Gambar 4.3 Pengurutan Ulang Busa Daya Aktif ............................. 49Gambar 4.4 Asumsi Injeksi Pada Bus .............................................. 50Gambar 4.5 Matrik Faktor Kontribusi Pembangkit Untuk

  Saluran .......................................................................... 53

Gambar 4.6 Perbandingan Grafik Biaya Transmisi Antara

  Metode Postage Stamps dan MW-Mile Untuk Unit 17 dan Unit 22 .............................................................. 61

Gambar 4.7 Perbandingan Grafik Biaya Transmisi Antara

  Metode Postage Stamps dan MW-Mile Untuk Beban 2 dan Beban 21 .................................................. 61

Gambar 4.8 Perbandingan Grafik Antara Ketiga Pilihan

  Pembagian Proporsi Untuk Unit Pembangkit ............... 63

Gambar 4.9 Perbandingan Grafik Antara Ketiga Pilihan

  Pembagian Proporsi Untuk Beban ................................ 63

  

[Halaman Ini Sengaja Dikosongkan]

DAFTAR PUSTAKA

  [1] A. N. Wahyudi, “Dynamic Optimal Power Flow Menggunakan Particle Swarm Optimization”, Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS, Surabaya 2013

  [2] F. F. Wu, Y. Ni, and P. Wei, “Power Transfer Allocation for Open Access Using Graph Theory—Fundamentals and Applications in Systems Without Loopflow,” IEEE Trans. Power Systems, vol. 15, no. 3, Aug. 2000

  [3] H. Abdulloh, “Dynamic Optimum Power Flow Menggunakan Sequential Quadratic Programming”, Jurusan Teknik Elektro FTI-

  ITS, Surabaya 2013 [4] J. Pan, Y. Teklu, and S. Rahman, "Review of usage-based transmission cost allocation methods under open access," IEEE

  Trans. Power Systems , vol. 15, no. 4, pp. 1218-1224, Nov. 2000.

  [5] Napitupulu, E. “Rencana Penyediaan Tenaga Listrik PLN”, Proseding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III, ISSN 1410-2897, Serpong, Oktober, 1998.

  [6] Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No.

  133. Sekretariat Negara. Jakarta. [7] Republik Indonesia. 2003. Putusan Perkara Nomor 001-021- 022/PUU-I/2003. Mahkamah Konstitusi. Jakarta.

  [8] Republik Indonesia. 2009. Putusan Nomor 149/PUU-VII/2009.

  Mahkamah Konstitusi. Jakarta. [9] Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 Tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik.

  Lembaran Negara RI Tahun 2012, No. 28. Sekretariat Negara. Jakarta

  [10] R. S. Wibowo. “Alokasi Transfer Daya dan Rugi-Rugi Saluran Pada Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Teori Graph”, Program Studi Teknik Elektro ITB, Bandung, 2005.

  [11] Saadat, H. “Power System Analysis”, McGraw Hill, Singapura, 1999. [12] Y. Andrianto, A. Soepriyanto. “Perhitungan Pembayaran Sewa

  Transmisi Berdasarkan Metode MW-Mile Untuk Transaksi Wheeling Pada Sistem Jaringan Tenaga Listrik Jawa-Bali”, Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS, Surabaya, 2009.

  

[Halaman Ini Sengaja Dikosongkan]

BIOGRAFI PENULIS

  Yoga Widhia Pradhana dilahirkan di Madiun pada tanggal 18 April 1991, anak tunggal dari Bapak Dody Wardhono dan Ibu Turwoyo Eny Widyaningrum. Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri Pucang I Sidoarjo, lulus pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Sidoarjo, lulus tahun pada tahun 2006 dan SMA Negeri 1 Waru, lulus pada tahun 2009. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi Program Sarjana di Institut

  Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Jurusan Teknik Elektro dengan mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Semasa mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi intra kampus dan laboratorium. Selain pernah aktif sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HIMATEKTRO) 2011/2012 dan sebagai Menteri Sosial-Politik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS 2012/2013, penulis juga pernah aktif sebagai asisten laboratorium instrumentasi, pengukuran, dan identifikasi sistem tenaga. Penulis juga pernah menyandang predikat sebagai Mahasiswa Berprestrasi 2 Teknik Elektro

  ITS dan menjadi delegasi Student Global Conference di Singapura pada tahun 2013. Penulis dapat dihibungi melalui email : yogawpradhana@gmail.com.

  

[Halaman Ini Sengaja Dikosongkan]

BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang

  Industri kelistrikan yang berkembang secara signifikan mendorong terjadinya deregulasi sistem bisnis yang semula terpusat berubah menjadi tersegmentasi. Pemisahan sistem bisnis tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yakni pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Model perdagangan baru ini menciptakan pemanfaatan jaringan bersama pada saluran transmisi.

  Indonesia juga akan menerapkan model perdagangan tersebut. Melalui Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 Pasal 4 ayat 1, disebutkan bahwa usaha transmisi tenaga listrik wajib membuka kesempatan pemanfaatan bersama jaringan transmisi untuk kepentingan umum. Artinya, usaha transmisi yang saat ini ditangani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menjadi akses terbuka yang dapat dimanfaatkan bersama oleh pihak-pihak yang mendapatkan ijin.

  Deregulasi sistem tenaga listrik dan transmisi akses terbuka telah memunculkan pentingnya menghitung kontribusi dari individual generator dan individual beban pada line flows.

  Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk memecah aliran daya pada saluran berdasarkan pembangkit dan beban yang berkontribusi pada saluran tersebut. Setelah kontribusi pembangkit pada saluran mulai dapat dipecahkan,hasil penelusuran tersebut akan digunakan untuk menghitung besarnya biaya sewa transmisi dalam transaksi wheeling pada semua pengguna sistem secara fair. Dalam tugas akhir ini, digunakan metode Kirschen untuk menulusuri alokasi transfer daya dan metode MW-Mile untuk menghitung besarnya sewa transmisi pada sistem kelistrikan Jawa-Bali untuk level tegangan 500 kV.

  1.2 Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

  1. Mengetahui kontribusi pembangkit dan beban pada saluran 500kV Jawa-Bali menggunakan Metode Kirschen dengan bantuan Graph Theory sebagai metode penelusuran aliran daya.

  2. Membuat penaksiran biaya sewa transmisi untuk saluran 500kV Jawa-Bali menggunakan metode MW-Mile.

  4. Penelusuran aliran daya hanya memperhatikan daya aktif.

  perhitungan sewa transmisi berdasarkan MW-Mile melalui referensi dari jurnal, buku, dan referensi artikel internet, Selain itu, penulis juga melengkapi beberapa referensi data terkait sistem kelistrikan Jawa-Bali 500kV.

  flow , alokasi transfer daya berdasarkan Metode Graph Theory,

  1. Studi Literatur Penulis melakukan melakukan studi literatur terhadap karya-karya penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya terkait load

  Metodologi yang digunakan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

  1.5 Metodologi

  5. Transaksi diasumsikan terjadi ketika dalam pembebanan puncak dan seluruh pembangkit diaktifkan.

  Graph Theory.

  1.3 Permasalahan

  3. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan penelusuran aliran daya adalah Metode Kirschen dengan bantuan

  2. Program matpower digunakan untuk mensimulasikan AC.Optimum Power Flow .

  Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah sebaga berikut : 1. Simulasi menggunakan matlab.

  1.4 Batasan Masalah

  2. Bagaimana taksiran biaya sewa transmisi untuk saluran 500kV Jawa-Bali menggunakan metode MW-Mile.

  1. Bagaimana kontribusi pembangkit dan beban pada saluran 500kV Jawa-Bali dengan menggunakan Metode Kirschen dengan bantuan Graph Theory sebagai metode penelusuran aliran daya?

  Permasalahan yang akan diselesaikan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

  2. Pemodelan Setelah dilakukan studi literatur, selanjutnya dilakukan pemodelan dengan pengembangan kerangka teori. Dalam tahap ini dilakukan pengolahan data berbentuk listing program menggunakan software Matlab. Pemodelan sistem dilakukan agar dapat menganalisis load

  flow, alokasi transfer dayadan biaya yang kemungkinan dikenakan

  dalam Wheeling Transaction untuk sistem kelistrikan 500kV Jawa- Bali.

  3. Simulasi Hasil dari simulasi load Flow digunakan untuk mengetahui aliran daya pada line flow. Aliran daya ini menjadi acuan dalam membentuk matriks sebagai skema awal untuk menghitung kontribusi dari individual generator dan individual beban pada line

  flows. Selanjutnya, hasil dari perhitungan tersebut dijadikan acuan

  untuk menghitung biaya sewa transmisi yang kemungkinan dikenakan dengan metode MW-Mile untuk sistem kelistrikan 500kV Jawa-Bali.

  4. Kesimpulan Memberikan kesimpulan tentang kemungkinan biaya sewa transmisi yang dapat diterapkan pada sistem kelistrikan 500kV Jawa-Bali berdasarkan metode MW-Mile.

1.6 Sistematika

  Untuk pembahasan lebih lanjut, laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

  Bab I Pendahuluan Bab ini adalah bab pendahuluan yang membahas latar belakang, permasalahan dan batasan masalah, tujuan, metode penelitian, sistematika pembahasan, dan relevansi.

  Bab II Teori Penunjang Bab ini membahas teori yang mendasari perhitungan aliran daya yang meliputi metode newton raphson, teori penelusuran aliran daya, dan metode MW-Mile.

  Bab III Bab ini membahas teori bagaimana implementasi penerapan penelusuran aliran daya menggunakan Metode Kirschen dengan bantuan Graph Theory pada sistem.

  Bab IV Bab ini menguraikan tentang proses simulasi, hasil simulasi dan analisa terhadap hasil simulasi. Simulasi dilakukan pada sistem kelistrikan 500kV Jawa-Bali.

  Bab V Bab ini berisi kesimpulan dan saran

1.7 Relevansi

  Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk memperbaiki perhitungan kontribusi generator dan beban pada line flows serta transfer daya antara generator dan beban dengan mempertimbangkan rugi-rugi pada saluran. Pemisahan generator dan beban pada satu bus juga dikembangkan sebagai salah satu alternatif perhitungan selain penggunaan net injection pada bus. Dari hasil perhitungan tersebut, MW-Mile diajukan sebagai salah satu metode untuk menghitung biaya sewa transmisi yang memungkinakan untuk diterapkan dalam sistem kelistrikan 500kV Jawa-Bali. Hasilnya diharapkan dapatmenjadi masukan bagi pemerintah dalam membuat regulasi untuk menerapkan wheeling transaction sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.

  Manfaat sekunder yang bisa diperoleh dari tugas akhir ini adalah dapat menambah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di bidang wheeling transaction bagi penulis. Selain itu, dapat menjadi referensi bagi mahasiswa lain yang akan mengambil Tugas Akhir dengan permasalahan yang serupa.

BAB 2 PENELUSURAN ALIRAN DAYA DAN TRANSMISI BERBAYAR

  2.1 Sistem Tenaga Listrik

  Kebutuhan konsumen terhadap tenaga listrik dapat dipenuhi melalui sistem tenaga listrik. Sistem tenaga listrik tersusun dari beberapa bagian yang membentuk suatu sistem terintegrasi. Secara umum, pembagian tersebut terdiri atas pembangkit, penyaluran yang terbagi menjadi 2 (dua) yakni transmisi dan distribusi, dan beban.

  

Bus generator Bus generator

Saluran transmisi Generator

  

Bus beban

Gambar 2.1

  Sistem Tenaga Listrik Pembangkit merupakan bagian sistem tenaga listrik yang berfungsi memproduksi daya listrik untuk disalurkan ke beban. Penyaluran daya listrik tersebut dilakukan melalui sistem transmisi dan dilanjutkan melalui sistem distribusi untuk dibagikan ke beban sesuai permintaan konsumen. Beban adalah bagian dari sistem tenaga listrik yang menyerap daya listrik.

  2.2 Studi Aliran Daya [1]

  Studi aliran daya digunakan untuk menganalisis kondisi statis dari suatu jaring transmisi tenaga listrik. Suatu sistem tenaga listrik umumnya terdiri dari beberapa generator, beberapa kilometer saluran transmisi, beban dan komponen pendukung seperti transformator dan kompensator. Untuk mengevaluasi kualitas dari jaring tenaga listrik, perlu dilakukan perhitungan aliran daya dan profil tegangan di setiap bus. Hasil evaluasi kualitas dari jaring tenaga listrik tersebut, dapat digunakan sebagai salah satu rujukan untuk melakukan perencanaan pengembangan sistem tenaga listrik dan untuk menentukan operasi terbaik sistem yang telah ada. Selain itu juga bermanfaat sebagai acuan dalam menganalisa gangguan, stabilitas, serta pembebanan yang ekonomis.

  Suatu sistem tenaga listrik bisa terdiri dari ratusan titik dan cabang dengan harga impedansi tertentu yang dinyatakan dalam satuan per unit dari MVA base. Persamaan sistem dapat dirumuskan secara sistematis dalam bentuk yang bermacam-macam. Umumnya, metode titik tegangan yang paling cocok dan sering digunakan dalam berbagai analisis aliran daya. Saat arus titik tersebut ditentukan, maka persamaan tersebut dapat diselesaikan menggunakan nilai tegangan titiknya.

  Pada dasarnya, aliran daya listrik selalu menuju ke beban. Oleh karena itu, aliran daya juga acapkali disebut sebagai aliran beban. Dalam perhitungan aliran daya terdapat nilai yang sering muncul yaitu tegangan, daya aktif, daya reaktif, daya total yang mengalir pada saluran transmisi hingga daya aktif dan reaktif yang dihasilkan oleh generator. Dalam aliran daya bus terdapat 3 (tiga) kategori, yaitu :

  1. Slack bus atau yang disebut juga dengan swing bus atau bus referensi. Pada bus ini memiliki nilai tegangan yang

  

  dipertahankan sebesar 1< 0 . Dalam suatu sistem tenaga listrik ditetapkan minimal 1 bus sebagai penyuplai kekurangan daya yang dibangkitkan oleh bus pembangkitan lain. Hal tersebut dikarenakan rugi daya yang tidak dapat diprediksi dan nilai beban yang bervariasi. Sehingga daya P dan Q yang disalurkan oleh bus referensi bervariasi sesuai dengan kekurangan daya yang dialami.

  2. Bus generator atau dapat disebut juga sebagai Voltage

  Controlled Bus. Pada bus ini daya aktif dan nilai tegangan

  ditentukan. Sudut fasa tegangan dan daya reaktif akan ditentukan.

  3. Bus beban atau load bus. Pada bus ini daya aktif dan reaktif ditentukan. Nilai dan sudut fasa tegangan bus tidak diketahui. Untuk dapat menghitung aliran daya diperlukan data – data yang terdapat pada tiap bus meliputi :

  1. Magnitude tegangan (dalam pu).

  2. Sudut tegangan θ.

  3. Besar pembebanan yang terdiri dari daya aktif (P) dan daya reaktif (Q).

  4. Nilai pembangkitan yang terdiri dari daya aktif (P) dan daya reaktif (Q), batas pembangkitan minimum (Pmin) dan batas pembangkitan maksimum (Pmax). [1]

2.2.1 Persamaan Jaringan [11]

  Suatu jaringan sistem tenaga listrik sederhana yang terdiri dari pembangkitan (sumber) dan beban tampak direpresentasikan pada

gambar 2.2. Komponen-komponen yang terdapat pada sistem jaringan tersebut adalah :

  Z , Z , Z = Impedansi generator A, B, C

  A B C

  Z , Z , Z = Impedansi transformator 1, 2, dan 3

  t1 t2 t3

  Z , Z , Z = Impedansi saluran antar bus

  ab ac bc E E A B

  1

  2

  3 E C Gambar 2.2

  Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sederhana

  Untuk mempermudah perhitungan, maka penampang jaringan sistem tenaga listrik yang ditunjukkan pada gambar 2.2 dilakukan penyederhanaan. Gambar 2.3 menunjukkan hasil penyederhanaan jaringan.

  Z ab ac bc

  I 2 Z Z a c b

Z t3

Z t1 Z t2

  I 3 I 1 Z C

Z A Z B

E C E B E A Gambar 2.3

  Penyederhanaan Jaringan Pada Gambar 2.2

  Dari Gambar 2.3 diperoleh persamaan-persamaan berikut : I (Z + Z ) + (I – I )Z + (I – I )(Z + Z ) = E – E (2.1)

  1 t1 A

  1 2 ac

  1 3 t3 C A C

  I Z + (I – I )Z + (I – I )Z = 0 (2.2)

  2 ab

  2 3 bc

  2 1 ac

  (I – I )(Z + Z ) + (I – I )Z + I (Z + Z ) = E – E (2.3)

  3 1 t3 C

  3 2 bc 3 t2 B C B

  Persamaan 2.1, 2.2, dan 2.3 dapat disederhanakan sebagai berikut : I (Z + Z + Z + Z + Z ) – I Z – I (Z + Z ) = E – E (2.4)

  1 t1 A ac t3 C 2 ac 3 t3 C A C

  • I Z + I (Z + Z + Z ) – I Z = 0 (2.5)

  1 ac 2 ab bc ac 3 bc

  • I (Z + Z ) – I (Z ) + I (Z + Z + Z + Z + Z ) = E – E (2.6)

  1 t3 C 2 bc 3 t3 C bc t2 B C B

  Untuk mempermudah penyederhanaan, maka dimisalkan : (Z + Z + Z + Z + Z ) = Z (2.7)

  t1 A ac t3 c

  11 Z + Z + Z = Z (2.8) ab bc ac

  22 Z + Z + Z + Z + Z = Z (2.9) t3 C t2 B bc

  33

  • Z = Z = Z

  (2.10)

  ab

  12

  21

  • Z = Z = Z

  (2.11)

  bc

  23

  32

  • (Z + Z ) = Z = Z (2.12)

  t3 C

  31

13 Kemudian disajikan V jumlah tegangan pada persamaan (2.1), V

  1

  2

  jumlah tegangan pada persamaan (2.2), dan V jumlah tegangan pada

  3 persamaan (2.3).

  Maka persamaan akan menjadi sebagai berikut : I .Z + I .Z + I .Z = V (2.13)

  1

  11

  2

  12

  3

  13

1 I .Z + I .Z + I .Z = V (2.14)

  1

  21

  2

  22

  3

  23

  2 I .Z + I .Z + I .Z = V (2.15)

  1

  31

  2

  32

  3

  33

3 Dengan demikian, persamaan-persamaan diatas dapat dinyatakan dalam

  bentuk umum sebagai berikut : (2.16)

  Pernyataan persamaan (2.16) dalam bentuk matrik adalah sebagai berikut : (2.17)

  Atau : [ I ] . [ Z ] = [ V ] (2.18) Sedangkan dalam hubungan antara impedansi Z dengan admitasi Y dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

  

V .Y + V .Y + V Y = I (2.19)

  1

  11

  2

  12 3.

  13

  1 V .Y + V .Y + V .Y = I

  1

  21

  2

  22

  3

  23 2 (2.20)

V .Y + V .Y + V .Y = I (2.21)

  1

  31

  2

  32

  3

  33

  3 Atau dalam bentuk umum adalah ( 2.22)

  Bila dinyatakan dalam bentuk matrik maka : (2.23) keterangan n = jumlah total bus Y = admitansi sendiri dari bus i

  11 Y = mutual admitansi dari bus i dan j

  21 V = tegangan fasor pada bus i

  1 I = arus fasor yang mengalir ke bus i

  1 Atau (2.24)

  = keterangan V = Tegangan pada bus

  bus

  I = Arus pada bus

  bus

  Y = Admitansi pada bus

  bus

2.2.2 Persamaan Aliran Daya [1]

  Pada persamaan (2.23) dapat disimpulkan bahwa arus fasor didapatkan dari perkalian matriks admitansi dengan tegangan fasor pada bus. Gambaran tentang sistem antara tegangan, admitansi dan arus pada bus untuk suatu jaringan sistem tenaga listrik direpresentasikan pada gambar dibawah ini

  Vi Y i1

  V

  1 Y i2

  V

  2 I

1 Y

  V in n

  Gambar 2.4

  Gambaran Bus Secara Umum Penerapan hukum Kirchoff arus pada sistem yang terdapat pada gambar diatas yang direpresentasikan oleh persamaan (2.24) akan menghasilkan persamaan berikut ini

  = I

  • – ( + ) + ( ) + … + – ( i
  • – )

  = I (2.25)

  • – – + + – … –

  I

  atau

  Sehingga diperoleh persamaan daya aktif dan daya reaktif pada bus i adalah

   P + jQ = V I * (2.27)

i i i i

  atau (2.28)

  Subtitusi nilai I dari persamaan (2.28) ke persamaan (2.26)

  i

  menghasilkan persamaan Untuk mendapatkan atau mencari nilai yang mempunyai indeks presisi tertentu atau mencapai nilai yang konvergen, proses pengulangan atau biasa disebut dengan iterasi merupakan proses selanjutnya untuk menyelesaikan persamaan aliran daya tersebut. Perhitungan dilakukan dengan menetapkan nilai perkiraan untuk tegangan bus yang nilainya tidak diketahui. Kemudian menghitung suatu nilai baru untuk setiap tegangan bus dari nilai perkiraan pada bus yang lain. Setiap perhitungan suatu himpunan nilai tegangan yang baru disebut sebagai satu iterasi. Proses iterasi ini diulang terus-menerus hingga perubahan yang terjadi pada setiap bus kurang dari nilai minimum atau tidak melebihi nilai maksimum yang telah ditentukan. Jumlah itersi menentukan besarnya presisi yang dikehendaki. Makin presisi, makin banyak jumlah iterasi yang harus dilakukan

2.3 Metode Newton-Raphson[10]

  Metode Newton-Rapshon pada dasarnya merupakan metode penyempurnaan perhitungan aliran daya dari Metode Gauss-Seidel. Perhitungan aliran daya dengan metode ini dianggap efektif dan menguntungkan terutama untuk sistem jaringan yang besar. Metode Newton-Rapshon dapat mengatasi kelemahan Metode Gauss-Seidel antara lain ketelitian dan jumlah iterasi. Waktu hitung konvergensinya lebih cepat dan tidak membutuhkan jumlah iterasi yang terlalu banyak.

  Metode Newton-Rhapson menggunakan pendekatan uraian deret Taylor untuk menyelesaikan persamaan dengan dua variabel atau lebih, misalnya terdapat suatu persamaan dua variabel yang sama dengan suatu konstanta tertentu. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

  f (x , x ) = K (2.30)

  1

  1

  2

  1 f (x , x ) = K (2.31)

  2

  1

  2

  2 dengan K dan K adalah suatu konstanta.

  1

2 Selanjutnya dinyatakan solusi untuk persamaan di atas adalah

  x (0) dan x (0). Tanda (0) menunjukkan bahwa solusi-solusi tersebut

  1

  2

  adalah solusi awal. Dinyatakan juga ∆x 0 dan ∆x (0) untuk

  1

  2

  mendapatkan penyelesaian yang tepat. Sehingga persamaan dapat ditulis sebagai berikut.

  K = f (x , x ) = f [x 0 + ∆x (0) + x 0 + ∆x (0)] (2.32)

  1

  1

  1

  2

  1

  1

  1

  2

  2 K = f (x , x ) = f [x 0 + ∆x (0) + x 0 + ∆x (0)] (2.33)

  2

  2

  1

  2

  2

  1

  1

  2

  2 Untuk menyelesaikan ∆x 0 dan ∆x (0) pada persamaan (2.32) dan

  1

  2

  (2.33), maka dapat diuraikan persamaan tersebut dalam deret Taylor sebagai berikut.

  K = f [x (0), x 0 ] + ∆x (0) ∆x (0) + … 34)

  1

  1

  1

  2

  1

  2 K = f [x (0), x 0 ] + ∆x (0) (0) + … 35)

  ∆x

  2

  2

  1

  2

  1

  2 Suku menunjukkan bahwa turunan parsial dihitung untuk

  nilai-nilai x (0) dan x (0). Suku-suku lain semacam itu dapat dihitung

  1

  2

  dengan cara yang sama. Jika turunan parsial dengan orde lebih dari satu diabaikan, persamaan (2.34) dan (2.35) dapat dituliskan dalam bentuk matriks yaitu :

  (2.36) Matriks bujur sangkar turunan parsial di atas disebut dengan matriks Jacobian. Dalam hal ini J(0) menunjukkan bahwa solusi awal x (0) dan x (0) telah digunakan untuk menghitung nilai turunan parsial.

  1

2 Persamaan (2.36) dapat ditulis juga sebagai berikut.

  (2.37) Dengan menggunakan metode Newton-Rhapson perhitungan besar arus pada transmisi dan besarnya daya yang keluar masuk bus adalah sebagai berikut.

  • – j

  i i i

  Bagian riil dan imajiner dipisahkan sehingga persamaannya menjadi

  i i

  Bentuk matriks Jacobian dinyatakan sebagai berikut.

  Untuk elemen J

  1 adalah Untuk elemen J

  2 adalah

  Untuk elemen J

  3 adalah

  Untuk elemen J

  4 adalah (k) (k)

  ∆P dan ∆ adalah beda antara nilai yang dimasukkan dengan nilai

  i i yang dihitung yang disebut sebagai power residual.

  (k) sch (k) ∆P = P - P (2.50)

i i i

(k) sch (k)

  ∆Q = Q - Q (2.51) i i i

  Estimasi tegangan bus yang baru adalah

  (k+1) (k) (k) δ δ + ∆δ (2.52)

i i i

(k+1) (k) (k)

  |V i | = |V i | + ∆| i | (2.53)

  Proses iterasi akan berhenti jika telah terpenuhi

  

(k)

∆|P | ≤ ɛ (2.54)

i

  (k) ∆|Q i | ≤ ɛ (2.55) Arus pada saluran dinyatakan sebagai berikut.

  I = y (V – V ) + y V (2.56)

  ij ij i j i0 i

2.3.1 Persamaan Rugi-Rugi Pada Saluran [10]

  Setelah penyelesaian iterasi penentuan tegangan bus, langkah berikutnya adalah penghitungan aliran daya pada saluran dan rugi-rugi daya pada saluran. Dengan diasumsikan saluran menghubungkan dua bus yaitu bus i dan bus j seperti pada gambar 2.5

  V j

  V i

Y

ij

j i

  I I L

  I

ij ji

  I i0 I j0 Y Y

i j

.

  Gambar 2.5