GAMBARAN KADAR VITAMIN C PADA KULIT MANGGIS DAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L)

  GAMBARAN KADAR VITAMIN C PADA KULIT MANGGIS DAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) (Studi di Pasar Legi Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH MAGDA ELIYA SUSANTI 15.131.0020 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

GAMBARAN KADAR VITAMIN C PADA KULIT MANGGIS DAN BUAH

MANGGIS (Garcinia mangostana L)

(Studi di Pasar Legi Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

  

Diajukandalamrangkamemenuhipersyaratanmenyelesaikan

Studi Diploma III AnalisKesehatanpada

SekolahTinggiIlmuKesehatan

InsanCendekiaMedika

  

Jombang

MAGDA ELIYA SUSANTI

15.131.0020

  

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

  

ABSTRACK

The description of vitamin C levels on Mangosteen

(Garciniamangostona L) fruit and peel

  

By:

Magda EliyaSusanti

The mangosteen is a kind of fruits that are quite known because of its delicious tastes

and also can treat diarrhea disease, tonsillitis, vaginal discharge, dysentery, ulcers,

hemorrhoids, and toothache. The mangosteen peel contains xanthone, mangostin,

garsinon, flafonoid, and tannin. While the flesh of mangosteen is a best species from

Garcinia genus that contains sakarosa, dekrosa, and levulosa. This research aimed to

find out the vitamin C levels on mangosteen (Garciniamangostana L) fruit and peel.

This research used Descriptive design with the population was all of the mangosteen fruit

and peel as much 50 grams in the different fruit store of PasarLegiJombang. Data

processing used coding and tabulation. Data was obtained from measurement of vitamin

C with 3 repetitions (triplo) of each sample. Data analysis used was to find the average of

vitamin C levels on mangosteen fruit and its peel.

The result of this research used Iodimetry method on vitamin C levels of mangosteen

peel was 1,6%; 1,40% and 1,40% with the average was 1,46%. On the flesh of

mangosteen obtained the result 4,9%; 3,5% and 4,9% with the average was 4,44%.

based on the result, it was obtained the difference of both samples was 2,98%. So that it can be concluded that the highest vitamin C levels are on mangosteen peel .

  

Key words : Vitamin levels, mangosteen peel, mangosteen flesh,

iodimetry.

  

ABSTRAK

GAMBARAN KADAR VITAMIN C PADA KULIT MANGGIS

DAN BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana L)

  

Oleh:

Magda Eliya Susanti

Manggis (Garcinia Mangostan L) merupakan salah satu buah yang cukup dikenal

selain rasanya yang enak, daging buah manggis dapat mengobati penyakit diare, radang

amandel, keputihan ,disentri,wasir, borok,peluruh dahak dan sakit gigi. Kulit manggis

memiliki kandungan xanthone, mangostin, garsinon, flafonoid, dan tannin,sedangkan

buah manggis merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia dan mempunyai

kandungan gula sakarosa, dekrosa, dan levulosa.Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui kadar vitamin c ada kulit manggis dan buah manggis (Garcinia Mangostana

L ).

Penelitan ini menggunakan desain deskriptif.Populasi ini adalah semua kulit manggis dan

buah manggis (Garcinia Mangostana L) 50 gram di toko buah yang berbeda beda di

pasar Legi Jombang. Pengolahan data dengan coding dan tabulasi. Data yang didapat

dari pengukuran vitamin c dengan masing-masing sampel menggunakan 3 kali

pengulangan (triplo).Analisis data yang digunakan adalah mencari rerata kadar vitamin c

pada sampel kulit manggis dan buah manggis ( Garcinia Mangostana L )

  Hasil penelitian ini menggunakan metode iodometri pada kadar vitamin c kulit manggis

yaitu 1,6% ,1,40%, dan 1,40% dengan hasil rerata 1,46%, pada buah manggis yaitu 4,9%,

3,5%, dan 4,9% dengan hasil rerata 4,44%. Dari hasil tersebut diperoleh selisih kedua

sampel 2,98%.

  

Kesimpulan ini kadar vitamin c yang lebih tinggi terdapat pada kulit manggis 4,44%.

  Kata kunci:Kadar vitamin, Kulit manggis, Buah manggis, Iodometri

SURAT PERNYATAAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Magda Eliya Susanti

  NIM : 15.131.0020 Tempat, tangga llahir : Jombang, 15 Agustus 1995 Program Studi : Analis Kesehatan Institusi : STIKes ICMe Jombang

  Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Kadar

  

Vitamin C pada Kulit Manggis dan Buah Manggis (Garcinia mangostana

L)” adalah bukan karya tulis milik orang lain baik sebagian maupun

keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

  Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi.

  Jombang, 7September 2018 Saya yang menyatakan

  Magda Eliya Susanti

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Jombang, 15 Agustus 1995 dari pasangan Bapak Samiadi dan Ibu Sumarmi penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.

  Tahun 2009 penulis lulus dari SD-III Bareng,tahun 2012 penulis lulus SMPN 1 Bareng, tahun 2015 penulis lulus dari SMA PGRI Ngoro- Jombang dan penulis masuk Perguruan Tinggi Stikes “ Insan Cendekia Medika “ Jombang melalui jalur mandiri. Penulis memilih Program Studi D-III Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIkes “Insan Cendekia Medika “ Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

  Jombang, September 2018 Saya yang menyatakan

  Magda Elya Susanti

  MOTTO

  

“Jika sudah diberi kelancaran,pasti Allah memudahkan dalam menjalani

yang tanpa kita duga karena Allah lebih tahu segalanya”

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadira Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya karya tulis ini dapat terselesaikan. Tak lupa sholawat serta salamsaya panjatkan kepada junjungan Nabi Agung SAW. Saya persembahkan karya tulis ini untuk

  1.Ayah, ibu, dan nenek tercinta yang tak pernah lelah selalu mendoakan saya, memotivasi saya, dan selalu memberikan dukungan dalam bentuk apapun. Serta adik dan kakakku tersayang Vanel Ameliya Susanti, Ria susanti dan Novi Ameliya Susanti.

  2. Ibu pembimbing saya dan Bapak/Ibu dosen yang senantiasa memberikan motivasi dan membagi ilmu kepada saya.

  3.Sahabat-sahabat SMA saya Fitri,Enes Yuni, dan Encis yang selalu mendengarkan keluh kesah saya dan menyemangati saya. Dan sahabat saya dirumah Safira yang juga menyemangati saya, selalu menghiburku.

  4. Sahabat-sahabat saya Fitri, Difta, Laela, Angel, Asa, Neta, Elsa, Nawang,Ringga, Fitria,Galuh yang selalu menemani saya dari awal masuk analis kesehatan dan selalu mengingatkan saya saat saya malas dan selalu membangkitkan semangat saya. Terimakasih 3 tahun ini teman.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya tulis ilmiah ini berhasil terselesaikan. Karya tulisi lmia ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Gambaran Kadar Vitamin C Pada Kulit Manggis dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L) (Studi di Desa Bareng Jombang)”.

  Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatu hal yang mustahil apabila penulis tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada H.Imam Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan, selaku pembimbing utama dan Dr.Lusyta Puri Ardhiyanti, S. ST., M.Kes selaku pembimbing anggota karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, kedua orang tua saya yang selalu mendukung secara materil dan ketulusan do’anya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik, serta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan dukungannya.

  Karya tulis ilmiah ini belum sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah sangat penulis harapkan guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

  Jombang, 23 April 2018 Peneliti

  DAFTAR ISI

  BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

  4.3 KerangkaKerja.....................................................................................21

  4.2 DesainPenelitian................................................................................. 20

  4.1 WaktudanTempatPenelitian.............................................................. 20

  BAB IV METODE PENELITIAN

  3.2 KeteranganKerangkaKonseptual......................................................29

  3.1 KerangkaKonseptual.......................................................................... 18

  2.6 Penelitian yang relevan......................................................................17

  HALAMAN JUDUL...............................................................................................i HALAMAN JUDUL DALAM................................................................................ ii ABSTRACT...........................................................................................................iii ABSTRAK..............................................................................................................iv LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................. v LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.................................................................vi PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................vii RIWAYAT HIDUP.................................................................................................viii MOTTO..................................................................................................................ix HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. x KATA PENGANTAR............................................................................................xi DAFTAR ISI.......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL...................................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xv

  2.5 Metode Penelitian Kadar Vitamin C................................................. 15

  2.4 Metabolisme Vitamin C...................................................................... 15

  2.3 Manfaat Vitamin C.............................................................................. 13

  2.2Vitamin C .............................................................................................. 12

  2.1 Buah Manggis......................................................................................5

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  BAB I PENDAHULUAN 1.1..LatarBelakang.....................................................................................1 1.2..Rumusanmasalah.............................................................................. 3 1.3..TujuanPenelitian.................................................................................3 1.4..ManfaatPenelitian.............................................................................. 3

  4.4 Populasi,...............................................................................................22

  4.5 DefinisiOperasionalVariabel..............................................................22

  4.6 InstrumenPenelitiandanStandarOperasional..................................23

  4.7 TeknikPengumpulan Data ..............................................................26

  4.8 TehnikPengolahandanAnalisaData..................................................26

  BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

  5.1 Gambaran Lokasi Penelitian dan Pengambilan sampel......................... 28 5 2 Hasil Penelitian.............................................................................................. 29

  5.2 Pembahasan.................................................................................................. 29

  BAB 6 KESIMPULAN & SARAN

  6.1 Kesimpulan.....................................................................................................32

  6.2 Saran...............................................................................................................32 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................33 Lampiran................................................................................................................

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1.1Komposisi Nutrisi per 100 gram Buah Manggis............................. 6 Tabel1. 2Kandungan Buah Manggis.................................................................11 Tabel 1. 3 Sumber Vitamin C............................................................................13

Tabel 5.1 Hasil Kadar Vitamin C pada kulit manggis dan buah manggis

  29

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. 1. Tanaman Buah Manggis ........................................................... 5 Gambar 1. 2. Buah dan kulit manggis ............................................................. 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

  Manggis merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia.Tanaman manggis berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan AsiaTenggarayaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia.Manggis merupakan buah unggulan Indonesia yang memiliki peluang ekspor yang cukup menjanjikan.Dari tahun ke tahun permintaan manggis meningkaat seiring dengan kebutuhan konsumen terhadap buah yang mendapat julukan ratu buah (Queen of Fruits). Kulit manggis yang dulu hanya dibuang,ternyata mengandung banyak zat yang bermanfaat bagi tubuh, karena di dalam kulit manggis dan buah manggis ini banyak kandungannya terutama antioksidan vitamin C dan lain-lain.Komponen- komponen kimia yang terdapat dalam kulit buah manggis memiliki manfaat bagi kecantikan dan anti peradangan, anti-aging (anti penuaan), anti-oxidant (buang toxic/ racun dalam badan), anti-viral (membunuh kuman), anti-biotic (modulates bacterial infections), anti-fungal (infeksi oleh jamur), anti-

  seborrheaic (mempercantik kulit), dan mencegah kegelisahan (Putra : 2012, 5).

  Dari Badan Pusat Statistik sepanjang tahun 2000-2009 produksi buah manggis di Indonesia yaitu sebanyak 105.558 ton buah manggis yang diproduski di Indonesia sekitar 35.484 ton diantaranya diproduksi

  

1 di Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2000 produksi manggis didapat 26.400 ton, 2001 produksi buah manggis didapatkan 25.812, tahun 2002 produksi buah manggis didapatkan 62.055 ton, tahun 2003 produksi buah manggis didapatkan 79.073 ton, tahun 2004 produksi buah manggis didapatkan 62.117 ton, tahun 2005 produksi buah manggis didapatkan 64.711 ton, tahun 2006 produksi buah manggis didapatkan 72.634, tahun 2007 produksi buah manggis didapatkan 112.722, tahun 2008 produksi buah manggis didapatkan hasil 65133 ton dan pada tahun 2009 produksi buah manggis didapatkan 105.558.

  Di Indonesia untuk menyamakan kulit sebagai zat warna untuk makanan dan industri tekstil. Sedangkan getah kuningnya dimanfaatkan sebagai bahan baku cat dan insektisida, selain itu air rebusan kulit buah manggis memiliki efek anti diare. Padahal pada senyawa lain terkandung dalam kulit buah manggis yaitu Xantone yang meliputi Mangostin

  

Mangosterol Mangostinon A dan B, Trapezifoli xantone, Tovopilin B, Alfa dan

Beta mangostin, Garcinon B, Mangostanol, Favonoid, Epikatekin dan

Gartenin. Senyawa xakton pada kulit buah manggis merupakan antioksidan

  tingkat tinggi karena kandungan oksidannya 66,7 kali wortel dan 83 kali jeruk, selain itu sifat antioksidannya melebihi vitamin E dan vitamin C.

  Vitamin adalah suatu molekul organik yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan memelihara kesehatan. Vitamin C juga dikenal sebagai asam askorbat dan merupakan antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas dan membantu memperbaiki kerusakan jaringan (Waluyo dan Putra, 2010, h,63). Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan mempunyai komponen aktif asam askorbat. Asam askorbat (C

  6 H

  8 O 6 ) merupakan nama umum untuk vitamin C.

  Manfaat vitamin C sangat banyak bagi tubuh, diantaranya untuk mengatasi penyakit jantung, hipertensi, kolesterol dan stroke menyembuhkan luka, menjaga kesehatan gusi, antioksidan, meningkatkan kekebalan tubuh. Menjaga kesehatan saraf dan hormon tertentu, meningkatkan penyerapan dari gizi lainnya (Adi, 2008). Sebagai pemeliharaan membran sel, meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, mempercepat pertumbuhan (Almatsier.S, 2004).

  Vitamin C banyak didapat dari berbagai sumber yang berasal dari sayur-sayuran (daun singkong, daun katuk, daun mlinjo, sawi, kol, cabai, bayam, kangkung, kemangi dan daun pepaya) dan buah-buahan (jambu monyet, jambu biji, manggis, mangga muda, durian, jeruk nipis, nanas dan rambutan) yang segar dan vitamin akan menurun ketika sayuran dan buah- buahan yang sudah dalam kondisi tidak segar lagi (Almatsier, 2001, h. 189).

  Berdasarkan dari latar belakang di atas peneliti tertarik mengambil judul tersebut, karena masyarakat belum mengetahui kadar vitamin C pada kulit manggis dan buah manggis.

  1.2 RumusanMasalah

  Berdasarkanlatarbelakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu :

  1. Berapakah kadar vitamin C pada kulit manggis ?

  2. Berapakah kadar vitamin C pada buah manggis ?

  1.3 TujuanPenelitian Mengetahui kadar vitamin C pada kulit manggis dan buah manggis.

1.4 ManfaatPenelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis

  Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu kesehatan khususnya dalam bidang Amami.

  1.4.2 Manfaat Praktis 1. ManfaatbagiMahasiswa.

  Mahasiswadapatmenghetahuikadar vitamin C yang terkandungpadakulit manggis dan buahmanggis.

  2. ManfaatbagiMasyarakat.

  Memberikan manfaatbagimasyarakatpentingnyakulit manggis dan buahmanggisyang mengandungkadar vitamin C.

BAB II TINJAUAN USTAKA

2.1 Buah Manggis

2.1.1 Tanaman Buah Manggis

  Gambar 2.1.Tanaman buah manggis Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia,

  Thailand dan Myanmar. Manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sebagian besar dari tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat. Akan tetapi, banyak yang tidak mengetahui jika kulit buah manggis memiliki khasiat. Kulit buah manggis yang selama ini dibuang sebagai limbah setelah habis menyantap daging buah, ternyata memiliki segudang manfaat penting bagi kesehatan. Di dalam kulit buah manggis kaya akan antioksidan seperti xanthone dan antosianin (Moongkandi, et al., 2004; Kristenses, 2005; Weecharangsan, et al., 2006; Hartanto 2011).

  Garcinia mangostana L. Merupakan nama latin yang diberikan

  untuk tanaman manggis. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti Manggu (Jawa Barat), manggis (Jawa), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggustan (Maluku) dan Manggih (Sumatera Barat). Buah manggis merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia dan mengandung gula sakarosa, dektrosa dan levulosa. Dari beberapa penelitian dapat diketaui nutrisi dari buah manggis per 100 gramnya.

Tabel 2.1 Komposisi Nutrisi per 100 gram Buah Manggis (Qosim,2007).

  Nutrisi Komposisi

  Kadar air (%) 80,2-84,9 Energi (kal) 60-63 Protein (g) 05-0,6 Lemak (g) 0,1-0,6 Karbohidrat (g) 14,3-15,6 Serat (g) 5-5,1 Kalsium (mg) 0,01-8 Forfor (mg) 0,02-12 Besi (mg) 0,02-12 Vitamin B1 (mg) 003 Vitamin B2 (mg) 0,03 Vitamin B5/ niasin (mg) 0,03 Vitamin C (mg) 4,2

  Menurut Qosim, 2007 diketahui komposisi bagian buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B1 (thiamin) 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg [2]. Daging buah manggis berwarna putih, bertekstur halus dan rasanya manis bercampur asam sehingga menimbulkan rasa khas dan segar.

Gambar 2.2 Buah manggis dan kulit manggis

  Manggis (Garciana mangostana Linn) merupakan salah satu buah yang cukup dikenal selain rasanya yang enak, daging buah manggis dapat mengobati penyakit diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok, peluruh dahak dan sakit gigi. Selain buah manggis, masyarakat juga telah memanfaatkan kulit buah manggis sebagai obat untuk sariawan, disentri, diare, asam urat, pewarna alami, dan bahan membuat cat antikarat (cat Berwarna hitam yang tahan cuci) dan perangsang keluarnya cairan nira pada penyadapan kelapa.

  Menurut Tambunan (1998) dan Subroto (2008) kulit buah manggis mempunyai sifat sebagai anti-aging, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan berat badan, antivirus juga antibakteri. Kulit batang manggis juga dimanfaatkan untuk mengatasi nyeri perut, sedang akarnya untuk mengatasi haid yang tidak teratur.

  Berbagai penelitian menunjukkan, senyawa xanthone yang terdapat di dalam kulit buah manggis memiliki sifat sebagai antidiabetes, antikanker, antiperadangan, meningkatkan kekebalan tubuh, antibakteri, antifungi, pewarna alami dll. Xanthone di dalam kulit buah manggis yang bersifat sebagai antidiabetes telah dibuktikan oleh seorang peneliti di Jepang, yang dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus percobaan dengan kasus diabetes mellitus tipe II.

  Xanthone dapat menetralkan radikal bebas dan mencegah kerusakan

  sel β pankreas akibat radikal bebas. Xanthone kulit manggis juga telah dibuktikan dengan menggunakan fraksi air kulit manggis dan menunjukkan aktivitas antidiabetes (Mardiana, 2011; Anonim, 2012).

2.1.2 Kandungan Kulit Manggis dan Buah Manggis

  2.1.2.1 Kandungan Kulit Manggis Kandungan pada kulit buah manggis ialah Xanthone,

  mangostin, garsinon, flavonoid, dan tannin. Senyawa Xanthone mempunyai kemampuan sebagai antioksidan,

  antibakteri, antifungi, anti inflamasi, bakteri dapat menjadi penghambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh serta menjaga kesehatan jantung. Sekarang sudah banyak terdapat produksi ekstrak kulit buah manggis ,sehingga kita dapat dengan mudah menemukan ekstrak buah kulit dan buah manggis. a. Xanton

  Xanton adalah senyawa dalam kulit manggis yang

  berfungsi sebagai antifungi yang terdiri dari mangostin beserta derivat-derivatnya. Xanton dapat diisolasi dari kulit, buah dan daun manggis (Norsileny, 1998).

  Xanton terdistribusi luas pada tumbuhan tinggi, tumbuhan paku, tumbuhan jamur dan tumbuhan lumut.Sebagian besar xanton ditemukan pada tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu, Guttiferae, Moraceae, Polygalaceae dan Gentianaceae (Pradipta, 2009). Xanton merupakan salah satu flavonoid minor yang memiliki reaksi warna dan gerakan kromatrografi serupa dengan flavonoid.

  b. Flavonoid

  Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang

  mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein, sehingga mengganggu proses metabolisme (Poeloengan dkk, 2010: 68).

  c. Tannin

  Tannin terdiri atas berbagai asam fenolat. Tannin

  mempunyai rasa sepat dan dapat digunakan dalam menyamak kulit.Beberapa senyawa tannin mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor dan 9 menghambat enzim seperti reverse transkriptase dan DNA topoisomerase, antidiare, hemostatik dan antihemoroid (Yunitasari, 2011).

  Tannin merupakan senyawa yang bersifat lipofilik sehingga mudah terikat pada dinding sel dan mengakibatkan kerusakan dinding sel. Selain itu, tannin dapat menghambat sintesis kitin yang merupakan komponen penting dinding sel jamur (Najib, 2009).

  Tannin dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan bakteri,sedangkan pada konsentrasi tinggi mampu bertindak sebagai antibakteri dengan cara mengkoagulasi atau menggumpalkan protoplasma bakteri sehingga terbentuk ikatan yang stabil dengan protein bakteri. Selain itu, pada saluran pencernaan tannin mampu mengeliminasi toksin (Poeloengan dkk, 2010: 68).

  d. Alfa-mangostin Alfa-mangostin merupakan senyawa yang sangat berkhasiat dalam menekan pembentukan senyawa karsinogen pada kolon. Selain alfa-mangostin, senyawa xanton juga mengandung gama-mangostin yang juga memiliki banyak manfaat dalam memberikan proteksi atau melakukan upaya pencegahan terhadap serangan penyakit. e. Antosianin Antosianin memiliki kemampuan sebagai anti- oksidan yang baik dan memiliki peranan yang cukup penting dalam mencegah beberapa penyakit seperti kanker, diabetes, kardiovaskuler, dan neuronal. Antosianin merupakan kelompok pigmen yang terdapat dalam tanaman dan biasanya ditemukan dalam bunga, 10 sayuran maupun buah-buahan seperti Manggis, Strowbery, Rasberry, Apel, dan lainnya (Haryadi, 2010).

  f. Saponin Saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis sel. Apabila saponin berinteraksi dengan sel bakteri atau sel jamur, maka bakteri tersebut akan rusak atau lisis (Utami, 2013).

  2.1.2.2 Kandungan Buah Manggis Kandungan pada buah manggis mengandung energi dan kadar air yang tinggi, sedangkan kandungan protein dan lemaknaya sangat kecil. Berdasarkan tabel 2.1.2 kandungan buah manggis.

Tabel 2.2 Kandungan buah manggis (Ramayulis, 2013)

  No Energi dan zat gizi Jumlah 1.

  Energi 63 kkal 2. Protein 0,6 g 3. Lemak 0,6 g 4. Karbohidrat 15,6 g 5. Kalsium 8 mg 6. Fosfor 12 mg 7. Kalium 45 mg 8. Natrium 7 mg 9. Zat besi 0,8 mg 10. Vitamin B1 0,03 mg

  11. Vitamin B2 0,03 mg 12.

  Vitamin B3 0,1 mg 13. Vitamin C 2 mg

  14. Serat total 20,4 g 15.

  Air 830 g

2.1.3 Manfaat Kulit Manggis dan Buah Manggis

  Kulit manggis dan buah manggis dimanfaatkan sebagai pewarna, termasuk untuk tekstil, dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit disentri. Sedangkan di Thailand, kulit buah manggis sudah menjadi ramuan tradisional turun menurun untuk mengobati infeksi pada kulit, luka dan diare. Bahkan negara maju seperti Amerika Serikat, ekstrak dari kulit manggis sudah menjadi suplemen diet yang dianjurkan oleh Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Pemerintah Amerika Serikat karena potensial sebagai antioksidan.

2.2 Vitamin C

2.2.1 Pengertian Vitamin C

  Vitamin C merupakan vitamin larut dalam air dan mempunyai komponen aktif asam askorbat, asam askorbat merupakan antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas dan membantu dan memperbaiki kerusakan jaringan. Manfaat vitamin C sangat banyak bagi tubuh antara lain, untuk mengatasi penyakit jantung, hipertensi, kolesterol, setrok, menyebuhkan luka, menjaga kesehatan gusi, meningkatkan kesehatan tubuh, menjaga kesehatan syaraf dan hormon serta meningkatkan penyerapan dari zat gizi lainnya (Adi, 2008).

2.2.2 Sumber Vitamin C

  Sumber vitamin C pada umumnya hanya terdapat didalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria dan tomat, vitamin C juga banyak terdapat didalam sayuran, daun-daunan dan jenis kol.

  Kandungan vitamin C beberapa bahan makanan dapat di lihat pada tabel 2.3

2.3 Manfaat Vitamin C

2.3.1 Sintesis Kolagen

  Vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin, bahan penting untuk membentuk kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas sel disemua jaringan ikat. Dengan demikian, vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, pendarahan di bawah kulit, pendarahan di gigi.

  2.3.2 Sintesis Karnitin dan Serotonin

  Karnitin berperan dalam mengangkut asam lemak rantai panjang kedalam mitokondria untuk dioksidasi, karnitin menurun pada defisiensi vitamin C yang disertai rasa lelah.

  Vitamin C dibutuhkan dalam perubahan triptofan menjadi hidroksitriptofan dan membawa saraf serotonin. Vitamin C juga berperan dalam hidroksilasi steroid dalam jaringan adrenal. Dalam keadaan stres, kandungan vitamin C menurun seiring peningkatan aktifitas hormon adrenalin.

  2.3.3 Absorbsi dan Metabolisme Besi

  Vitamin C mereduksi ferri menjadi ferro sehingga menjadi lebih mudah diabsorbsi diusus halus. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan.

  2.3.4 Absorbsi Kalsium

  Vitamin C membantu absorbsi kalsium dengan menjaga agar kalsium berada dalam bentuk cairan.

  2.3.5 Mencega Infeksi

  Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena pemeliharaan terhadap mukosa atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh.

  Vitamin C dapat mencegah pembentukan nitrosamin yang bersifat karsinogenik. Fungsi vitamin C sebagai antioksidan dapat mempengaruhi pembentukan sel tumor. Viamin C diduga dapat menurunkan taraf trigliserida serum tinggi yang dapat mengakibatkan penyakit jantung (Cakrawati, 2011).

2.4 Metabolisme Viamin C

  Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke dalam peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorbsi adalah 9% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai obat) hanya diabsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawah ke semua jaringan.

  Tubuh dapat menyimpan 1500 mg vitamin C bila konsumsi mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut selama 3 bulan. Tanda-tanda skorbut akan terjadi bila persediaan tinggal 300 mg. Konsumsi melebihi taraf kejenuhan berbagai jaringan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk asam oksalat. Pada konsumsi melebihi 100 mg sehari kelebihan akan dikeluarkan sebagai asam askorbat atau sebagai karbondioksida melalui pernapasan walaupun tubuh mengandung sedikit vitamin C sebagian tetap akan dikeluarkan. Makanan yang tinggi dalam seng atau peptin dapat mengurangi absorbsi, sedangkan zat-zat di dalam ekstrak jeruk dapat meningkatkan absorbsi (Almatsier, 2004).

2.5 Metode Penetapan Kadar Vitamin C

  2.5.1 Metode Fisika

  1. Metode Spektoskopis Metode ini berdasarkan pada kemampuan vitamin C yang terlarut dalam air untuk menyerap ultraviolet dengan panjang maksimal 265 nm.

  2. Metode Polarografik Metode ini berdasarkan pada potensial oksidasi askorbat dalam larutan asam atau pangan yang bersifat asam.

  2.5.2 Metode Kimia

  Pada metode kimia merupakan metode yang paling banyak dan paling serimg digunakan. Sebagian metode berdasarkan pada kemampuan daya reduksi yang kuat dari vitamin C. Macam-macam metode kimia antara lain :

  1. Titrasi Iodometri Iodometri merupakan titrasi langsung dengan menggunakan baku iodien (I

  2 ) dan digunakan untuk analis kuantitatif senyawa-

  senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih kecil daripada sistem iodium- iodida sebagai mana persamaan di atas atau dengan kata lain digunakan untuk senyawa yang bersifat reduktir yang cukup kuat seperti vitamin C. Titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodin sebagai pentiter dengan reduktor yang memiliki potensia oksidasi lebih rendah dari sistem iodin – iodida (Filah, 2014).

  2. Titrasi Asam Basa Penelitian indikator dalam titrasi asam basa harus reagen pH dari indikator tersebut dan pH titik ekivalen dalam titrasi asam basa supaya kesalahan pengukuran antara perbedaan titik ekivalen dan titik akhir titrasi dapat diminimalisasi.

  3. Titrasi redoks Pada titrasi asam basa yang diukur adalah pHnya, sedangkan pada titrasi redoks yang diukur adalah potensial elektrokimianya yang dihitung menggunakan persamaan Nerst.

  4. Titrasi permanganometri Titrasi yang melibatkan ion permanganometri sebagai titranion permanganometri bersifat sebagai agen pengoksidasi. Analis yang di titrasi denganpermanganometriakanmengalamioksidasidan ionpermanganometri akan mengalami reduksi.

  5. Titrasi Komplesometri Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentikan persenyawaan komples (ionkompleks atau garam yang sukar mengion), kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkonpleks, membentuk hasil berupa kompleks (Rohman, 2007).

2.6 Penelitian Yang Relevan

  Beberapa penelitian yang relevan atau sejenis dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Penelitian yang dilakukanoleh Pasaribu dkk, 2012, yang berjudul “The

  test of ethanol extract of mangosteen rind (Garcinia mangostana L.) to decrease blood glucose level” diperoleh hasil karakteristik simplisia kulit

  buah manggis adalah kadar air 7,96%, kadar sari larut air 12,98%, kadar sari larut etanol 20,14%. Kadar abu total 9,40% dan kadar abu tidak larut asam 0,42%.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Miryanti dkk, 2006, yang berjudul “Ekstrak antioksidan dari kulit manggis buah manggis (Garcinia mangostana L.)” diperoleh hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak kulit buah manggis positif terhadap uji flavonoid dan polifenol, sedangkan hasil uji FTIR menunjukkan adanya gugus C=C, O-H, C-O dan cincin aromatik. Hasil uji GC-MS menunjukkan adanya senyawa asam heksadekanoat, asam oleat dan katekin pada ekstrak kulit manggis buah manggis. Senyawa xanthone yang merupakan antioksidan besar disebabkan karena bentuknya yang masih berupa senyawa kompleks glikosida dan belum terhidrolisis.

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan hal tersebut peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut :

  Buah Manggis Kulit Manggis Faktor yang mempengaruhi Vitamin C:

  Kandungan Vitamin C

  • Suhu Lama penyimpanan -
  • Cara penyimpanan Titrasi Iodometri Kadar Vitamin C (mg)

  Keterangan: Diteliti

  Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang pemeriksaan penentuan kadar vitamin C kulit manggis dan buah manggis.

  

19

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

  Berdasarkan kerangka konsep di atas, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit manggis dan buah manggis untuk dilakukan pemeriksaan kadar vitamin C. Faktor yang mempengaruhi kadar vitamin C adalah suhu, lama penyimpanan, dan cara penyimpanan. Pada pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode titrasi iodiometri dalam kadar vitamin C (mg).

BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran dari

  memperoleh atau pemecahan suatu masalah pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (Notoatmojdo 2008). Pada saat ini akan diuraikan hasil-hasil yang meliputi:

  4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

  4.1.1 Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan penyusunan proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir yaitu dari Bulan

  Maret sampai dengan bulan Juli 2018

  4.1.2 Tempat penelitian Pemeriksaan sampel dilakukan di ruang laboratorium kimia prodi D3 Analis kesehatan Stikes ICME Jombang.

  4.2 Desain Penelitian

  Desain penelitian merupakan perencanaan penelitian yang menyeluruh yang menyangkut semua komponen dan langkah penelitian dengan pertimbangan etika penelitian, sumberdaya penelitian dan kendala penelitian (Nasir, dkk 2011). Dalam penelitian deskriptif fakta-fakta hasil penelitian disajikan apa adanya.

  Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Peneliti menggunakan penelitian deskriptif karena peneliti hanya ingin mengetahui gambaran kadar vitamin C pada kulit manggis dan buah manggis.

4.3 Kerangka Kerja (Frame Work)

  Kerangka kerja adalah pentahapan atau langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan sejak awal-akhir penelitian) (Nursalam, 2008)

  Penentuan Masalah Penyusunan Proposal Desain Penelitian

Populasi

Tehnik sampling

  Sampel Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis data Penyusun laporan Penarikan Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian tentang penentuan kadar vitamain C pada kulit manggis dan buah manggis.

  4.4 Populasi

  4.4.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti (Notoatmojdo 2010). Pada penelitian ini populasinya adalah semua kulit manggis dan buah manggis (Garcinia mangostana L) 50 gram di toko buah yang berbeda beda di pasar Legi Jombang.

  4.4.2 Sampling Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan daam penelitian dari populasi yang ada,sehingga jumlah sampel akan mewakili dari keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010). Pada peneliti, tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling

  4.4.3 Sampel Sampel adalah sebagai dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakii seluruh populasi ini (Notoatmojdo, 2010). Sampel pada peneliti ini adalah kulit manggis dan buah manggis(Garcinia

  mangostana L)

  4.5 Definisi Operasional Variabel

  4.5.1 Variabel Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah penentuan kadr vitamin C pada kuli manggis dan buah manggis.

  4.5.2 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah mendenifisikan variabel secara operasional berdasarkan kriteria yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi dan pengukuran secara cermat terhadap sesuatu obyek atau fenomena (Hidayat, 2010). Definisii operasional variabel pada penelitian ini dapat digambarkan pada tabel 4.1 operasional variabel.

  Tabel 4.1Definisi Operasional Variabel Gambaran kadar vitamin C pada kulit manggis dan buah manggis (Garcinia mangosten L)

  Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Skor/kriteria

  Kadar vitamin C pada kulit manggis dan buah manggis

  Kandungan vitamin C pada kulit manggis dan buah manggis dengan kulit manggis 50 gram dan buah manggis 50 gram dari 3 pedagang yang berbeda dipasar

  Legi dengan satuan mg/kg Perubahan warna

  (+)biru mengandung vitamin C/(- )keruh tidak mengandung vitamin C

  Observasi laboratories Rasio

4.6 Instrumen Penelitian Dan Cara Penelitian

  4.6.1 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yaitu suatu alat yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang dia ketahui (Arikunto, 2006). Penentuan kadar vitamin C pada kulit dan buah manggis menggunakan metode iodimetri dengan alat dan bahan yang akan digunakan:

  1. Alat a.Buret g.Beker glass

  b. Statif

  h. Pipet tetes

  c. Labu erlemeyer i. Pisau d.Corong j. Gelas ukur

  e. Timbang analitik k. Kertas saring

  f. Hot plate l. Batang pengaduk

  2. Bahan

  a. Kulit manggis dan buah manggis

  b. Yodium 0,01

  c. Air meneral

  d. Amilum 1%

  e. Aquades

  3. Prosedur

  A. Pembuatan ekstrak kulit manggis dan buah manggis a. Menimbang kulit manggis dan buah manggis masing-masing sebanyak 50 gram b. Menghancurkan kulit manggis dan buah manggis dengan montar dan pastle sampai halus, kemudian meninmbang o.5 gram

  c. Melarutkan ke dalam 50 ml aquadest

  d. Mengambil filtrate sebanyak 25 ml, kemudian mengencerkan lagi pada labu ukur 100 ml B. Standarisasi iodometri dengan larutan baku primer Na

  2 S

  2 O

  3

  (Natrium Tiosulfat)

  a. Memipet 10 ml iodium dimasukkan kedalam labu erlrmeyer

  b. Menambahkan 3 tetes amilum

  c. Mentitrasi dengan Na

  2 S

  2 O

  4

  d. Sampai berubah warna putih bening e. Melakukan pengulangan sebanyak tiga kali, dicari rata-rata.

  Dititrasib konsentrasi I

  2 C. Titrasi

  a. Masukkan filter ke dalam labu erlenmeyer sebanyak 25 ml

  b. Menambahkan H

  2 SO 4 10% sebanyak 5 ml

  c. Menambahkan 3 tetes indikator amilum

  d. Mentitrasi dengan iodium sampai berbentuk warna biru e. Melakukan pengulangan sebanyak tiga kali, dicari rata-rata.

  Perhitungan:

  Kadar vitamin C(%)= P = Keterangan:

  VI

  2 : Volume rata-rata yodium

  Vt : Volume total filtrat Vf : Volume filtrat yang digunakan A : Keseteraan l

  2 dengan vitamin C

  W : Massa cuplikan

  4.6.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan salah satu langkah yang penting untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dari kesimpulan yang baik (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini mengumpulkan data dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari dosen pembimbing dan izin penelitian dari lembaga pendidikan STIKes ICMe serta institusi terkait.

  Selanjutnya memberikan surat persetujuan ke responden, dan seterusnya sampai pengambilan data responden.

4.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

  4.7.1 Pengolahan Data Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik (Notoatmodjo, 2010).

  1. Coding Adalah kegiatan, mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini pengkodean sebagai berikut :

  a. Data Sampel 1 (Kulit Manggis) Sampel 1 kulit manggis Kode 1 Sampel 2 kulit manggis Kode 2 Sampel 3 kulit manggis Kode 3

  b. Data sampel 2 (Buah Manggis) Sapel 1 buah manggis Kode 1 Sampel 2 buah manggis Kode 2 Sampel 3 buah manggis Kode 3

  2. Tabulasi Tabulasi adalah membuat tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

  Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan jenis variabel yang diolah yang menggambarkan hasil penentuan kadar vitamin C pada kulit manggis dan buah manggis.

  4.7.2 Analisa Data Prosedur analisa data merupakan proses memilih dari beberapa sumber maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2010)

  Analis data dapat dilakukan dengan cara deskriptif yaitu dengan cara mencari rerata (mean) kadar yang telah dihitung dengan cara pengulangan pengujian yaitu kadar kalsium pada kulit manggis dan buah manggis.

  1. 100% = Seluruh Sampel 2. 76-99% = Hampir Seluruh Sampel 3. 51-75% = Sebagaian Besar Sampel 4. 50% = Setengah Sampel 5. 26-49% = Hampir Setengah Saampel 6.1-25% = Sebagaian Kecil Sampel 7. 0% = Tidak Satupun Sampel

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Pasar Legi Jombang pada Juli 2018. Pengumpulan data yang diambil bulan Juli 2018

  tentang gambaran kadar vitamin C pada kulit manggis dan buah manggis

  

(Garcinia mangostana L) yang ada di Pasar Legi Jombang sebanyak 3

  pedangan buah

5.1 Hasil Penelitian

  5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian