PENGARUH STRATEGI PREDICTION GUIDE DAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWERS TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTS NURUL ILMI BATEGEDE NALUMSARI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/20216 - STAIN Kudus Repository
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencari dan
menemukan data yang diperoleh dalam penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam penelitian ini peneliti melakukan beberapa langkah studi diantaranya:
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Adapun jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) yaitu di MTs. Nurul Ilmi Bategede Nalumsari Jepara. Untuk memperoleh data yang konkrit tentang pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan strategi prediction guide dan giving
question and getting answers yang dilaksanakan di kelas tersebut, sedangkan
pendekatan yang peneliti gunakan yaitu pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasional untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi prediction guide dan giving question and getting answers terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran SKI harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada variabel berkaitan dengan variasi
1
variabel lain. Dalam hal ini mencari data ada tidaknya hubungan antara variabel. Apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Maka, peneliti terjun secara langsung ke MTs. Nurul Ilmi untuk mengetahui pengaruh strategi prediction guide dan giving question and
getting answers terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran SKI. Dalam
hal ini, pelaksanaan pembelajaran SKI dengan menggunakan strategi prediction guide dan giving question and getting answers terdapat di MTs. Nurul Ilmi.
1
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian sosial didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi dari hasil penelitian. Suharsimi Arikunto
2
mengatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Nurul Ilmi Bategede Nalumsari Jepara tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 380 siswa dengan pengambilan secara acak, sehingga setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
3
populasi. Ketetapan yang diambil untuk sampel berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjek lebih
4 besar dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Teknik pengambilan sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.
Probability sampling meliputi simple random sampling, proportionate stratified random smpling, disproportionate stratifiean random, area random . Nonprobability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental/insidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan
5 snowball sampling .
Berdasarkan pengertian di atas maka pengambilan sampel pada penelitian ini adalah 13% dari jumlah seluruh siswa di MTs Nurul Ilmi Bategede Nalumsari Jepara. Siswa MTs Nurul Ilmi Bategede berjumlah 380 siswa, maka peneliti mengambil sampel 49 siswa (13% X 380). Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 152. 3 4 Sugiyono, Statistika untuk Peneliitian, Alfabeta, Bandung, 2014, hlm. 170.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Pennelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 107. 5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
random sampling
ng yaitu pengambilan secara acak tanpa memp populasi itu. l Penelitian
mperhatikan strata njadi titik perhatian l independen yang g diberi simbol Y. rupakan hubungan ihat berikut ini:
yang ada dalam popul
C. Tata Variabel Pe
X1 mempengaruhi
7 Variabel inde
Siswa
pat diuraikan dalam variabel bebas yaitu ndependen dalam aran, dengan aktif paikan oleh guru. inat Belajar
pengaruhi Y
Variabel ad suatu penelitian.
iving Question ting Answers ediction Guide
Mina
.
n ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: gi prediction guide (X1), dengan indikator; swa aktif dari awal sampai akhir pembelajara mprediksi poin-poin materi yang akan disampai
kan variabel-variabel pada skema di atas dapat di kator, yaitu: independen, merupakan variabel inti atau varia yang menjadi penyebab.
Berdasarkan beberapa indikator
Hubungan Kausal/ Sebab Akibat
ngaruhi Y, X2 mempengaruhi Y, X1 dan X2 mempe
X1 dan X2 dan satu variabel dependen yang di an ini hubungna variabel X1, X2 dan Y merupa pabila disusun dalam suatu skema, dapat diliha
6
adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi n.
diberi simbol X1 dalam penelitian sebab akibat. Apa
Strategi Predi
And Getting
a. Strategi 1) Siswa mempr 6 Ibid , hlm. 75. 7 Strategi Giving Q
1. Variabel inde variabel y penelitian ini
6 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel inde
2) Siswa memprediksi poin-poin materi yang akan disampaikan guru. 3) Guru tetap menyampaikan materi sesuai dengan kurikulum, jadi pembelajaran tetap terarah 4) Terdapat Small group discussion dalam pembelajaran 5) Siswa mengidentifikasi materi yang sesuai dengan tebakannya.
8
b. Strategi giving question and getting answers (X2) 1) Pembelajaran berpusat pada siswa
2) Terdapat Small group discussion dalam pembelajaran.
3) Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran dengan memberikan pertanyaan dan jawaban secara individual 4) Ada soal dan ada jawaban dalam kartu indeks 5) Guru sebatas fasilitator, sepenuhnya jalannya diskusi adalah dari siswa. Guru hanya sebagai penengah agar diskusi tetap terarah pada tujuan pembelajaran.
9
2. Variabel dependen, merupakan variabel tergantung, tak bebas atau terikat.
10 Dalam penelitian ini variabel dependennya (Y) adalah minat
belajar siswa. Dengan indikator:
a. Mempunyai kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus b. Ada rasa suka pada sesuatu yang diminati
c. Merasakan kebanggaan dan kepuasan tersendiri pada sesuatu yang diminati d. Ada rasa keterikatan pada aktivitas-aktivitas yang diminati
e. Lebih menyukai suatu hal daripada yang lainnya f. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada kegiatan yang diminati.
11 8 Zuhrotul Jannah, Pengaruh penggunaan strategi prediction guide terhadap prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 1 Sidayu
Gresik, UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2010, hlm., 25. 9 Abdul Fatah, Efektivitas Strategi Pembelajaran Giving Question And Getting AnswersBerbantuan Media terhadap Hasil Belajar Peserta Didik MTs. N.U. Nurul Huda Mangkangkulon
Tugu Kota Semarang, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 2013, hlm., 26. 10
D. Definisi Operasional
1. Strategi Prediction Guide sebagai Variabel Independen (bebas) yang pertama, disebut variabel X1.
Strategi prediction guide (tebak pelajaran) ini digunkan untuk mengaktifkan perhatian siswa sejak dimulai pelajaran sampai seleai pelajaran. Tujuannya, agar siswa memiliki perhatian yang tinggi terhadap materi yang akan disampaikan. Dalam strategi ini siswa diminta untuk
12 menebak materi apa yang akan disampaikan dalam pertemuan ini.
2. Strategi Giving Question And Getting Answers sebagai Variabel Independen (bebas) yang kedua, disebut variabel X2.
Strategi giving question and getting answers adalah strategi pembelajaran yang diarahkan untuk membangunn tim dan melibatkan peserta didik dalam meninjau ulang materi pelajaran dari pelajaran
13 sebelumnya atau di akhir pertemuan.
3. Minat Belajar Siswa sebagai Variabel Dependen yang disebut variabel Y.
Minat belajar adalah sesuatu keinginan atas kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan
14 keterampilan.
4. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia Muslim dari masa ke masa dalam usaha bersayari’ah dan berakhlak serta dalam mengembangkan system
15
kehidupan yang dilandasi oleh akidah. Mata pelajaran SKI Madrasah
11 12 Slameto, op.cit., hlm. 57. 13 Suwardi, Manajemen Pembelajaran, STAIN Salatiga Pers, Salatiga, 2007, hlm. 64. 14 Hamruni, Strategi Pembelajaran, Insan Madani, Yogyakarta, 2012, hlm. 171. 15 Donni Juni Priansa dan Ani Setiyani, op.cit., hlm. 61.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persada, Tsanawiyah meliputi: sejarah dinasti Umayyah, Abbasyiyah dan Al-
16 Ayyubiyah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan reliabel yaitu dengan metode kuesioner (angket). Metode kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
17 tertulis kepada responden untuk dijawab.
Tujuan penggunaan angket ini adalah untuk melengkapi data yang telah penulis peroleh tentang informasi yang sebenarnya dari objek penelitian tentang strategi prediction guide dan giving question and getting answers terhadap minat beajar siswa pada mata pelajaran SKI di MTs Nurul Ilmi Bategede Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis angket yang digunakan adalah model angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan jawaban dan pendapat
18
sesuai dengan keinginan responden. Adapun kisi-kisi dari angket penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Kisi-Kisi Instumen Penelitian
Variabel Indikator Nomor Item Jumlah Soal
Variabel X1
1. Siswa aktif dari awal 1, 2, 3, 4
4 Soal (Strategi sampai akhir pembelajaran
Prediction Guide )
2. Siswa memprediksi poin- 5, 6
2 Soal poin materi 16
3. Guru menyampaikan 7, 8, 9, 10
4 Soal
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Standar Isi, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, 2006, hlm. 37. 17 18 Sugiyono, Op,Cit, hlm. 199.
M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta, materi sesuai kurikulum
4. Small group discussion
3 Soal Variabel Y (Minat Belajar Siswa)
5 Soal Jumlah Soal
3 Soal
4 Soal
4 Soal
4 Soal
4 Soal
51, 52, 53 54, 55, 56, 57, 58
35, 36, 37, 38 39. 40, 41, 42 43, 44, 45, 46 47, 48, 49, 50
6. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada kegiatan yang diminati
5. Lebih menyukai suatu hal daripada yang lainnya
4. Ada rasa keterikatan pada aktivitas-aktivitas yang diminati
3. Merasakan kebanggaan dan kepuasan tersendiri
2. Ada rasa suka
1. Kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan mengenang secara terus menerus
4 Soal
5. Siswa mengidentifikasi materi 11, 12, 13, 14, 15
2 Soal
4 Soal
4 Soal
32, 33, 34
22, 23 28, 29, 30, 31
5. Guru sebatas fasilitator 18, 19, 20, 21 24, 25, 26, 27
4. Soal dan jawaban dalam kartu indeks
3. Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran
2. Small group discussion
1. Pembelajaran berpusat pada siswa
Question And Getting Answers)
2 Soal Variabel X2 (Strategi Giving
5 Soal
16, 17
58 Soal
F. Uji Validitas dan Realiabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Validitas merupakan tingkat dimana suatu alat pengukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam hal ini, uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai hitung korelasi dengan nilai hitung r tabel pada df = n-k, dimana n = jumlah sampel dan k= jumlah konstruk. Jika r hitung (untuk r tiap butir dapat dilihat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation ) lebih besar dari r tabel dan nilai r
19
positif, maka butir atau penanyaan tersebut dikatakan valid. Maka dari itu, data penelitian ini tidak akan berguna bilamana instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tersebut, tidak memiliki validitas dan reabilitas yang tinggi.
2. Reliabilitas Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal, jika jawaban seseorang terhadap kenyataan konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Repeated measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan
diberikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
b. One Shot atau pengukuran sekali saja. Pengukuran dilakukan sekali
saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Berdasarkan kedua cara di atas, peneliti menggunakan cara yang kedua yaitu One Shot dengan membandingkan jawaban-jawaban yang satu dengan yang lain, agar dapat mengetahui data tersebut reliable atau tidak. Untuk melakukan uji reliabilitas dapat digunakan program SPSS dengan menggunakan uji statistic Cronbach Alpha. Adapun criteria 19 bahwa instrumen itu dikatakan reliabel, apabila nilai yang didapat dalam proses pengujian dengan uji statistic Cronbach Alpha > 0,60. Dan sebaliknya jika Cronbach Alpha diketemukan angka koefisien lebih kecil
20
(<0,60), maka dikatakan tidak reliabel. Maka dari itu, reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih.
G. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data apakah data yang terkumpul adalah data yang berdistribusi normal atau tidak, normalitas data dalam penelitian ini mempengaruhi analisa hipotesis, ketika data berdistribusi normal maka analisis yang digunakan adalah analisis parametris. Tetapi ketika data tersebut tidak normal analisis yang digunakan adalah non parametris. Proses uji normaalitas data dilakukan dengan memperhatikan penyebaran data (titik) normal plot of
21 regression standizzed residual dari variabel terkait.
2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengkaji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabrl independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
22 yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Multikolinieritas terjadi apabila terdapat hubungan linear antar variabel independen yang dilibatkan dalam model. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas adalah dengan menganalisis matriks 20 korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi 21 Masrukhin, op.cit., hlm. 15.
Masrukhin, Statistik Inferensial Aplikasi Program SPSS, Media Ilmu Press, Kudus, 2010, hlm. 56. 22 yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance atau variance
inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cuttof yang umumnya dipakai dalam nilai tolerance < 0.10 atau nilai VIF kurang
23 dari 10.
3. Uji Linearitas Data Linieritas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel independen tertentu. Uji linieritas bisa diuji dengan menggunakan scatter plot (diagram pencar) seperti yang digunakan untuk deteksi data outler, dengan memberi tambahan garis regresi. Oleh karena scatter plot hanya menampilkan hubungan dua variabel saja, jika lebih dari dua data, maka pengujian data dilakukan dengan berpasangan tiap dua
24
data. Kriterianya adalah:
a. Jika pada grafik mengarah ke kanan atas, maka data termasuk dalam kategori linier.
b. Jika pada grafik tidak mengarah ke kanan atas, maka data termasuk dalam kategori tidak linier.
4. Uji Homoskedastisitas Pengujian terhadap penyebaran nilai yang dianalisis jika peneliti akan menggeneralisasi hasil penelitian harus terlebih dahulu yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini antara lain dibuktikan dengan adanya kesamaan variasi kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok-
23 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2005, hlm. 92.
24 kelompok tersebut homogin, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-
25 kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama.
Uji homoskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup (data kategori) mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi, maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukan hasil pengolahan data angket responden ke dalam tabel distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini yang diperoleh data kuantitatif. Data dari angket diubah kedalam data kuantitatif dengan cara skoring untuk alternatif jawaban dengan kriteria sebagai berikut: a. Jawaban sangat tidak setuju = 1
b. Jawaban tidak setuju = 2
c. Jawaban ragu-ragu = 3
d. Jawaban setuju = 4
e. Jawaban sangat setuju = 5
2. Analisis uji hipotesis Analisis uji hipotesis digunakan untuk pembuktian kebenaran hipotesis yang penulis ajukan. Dalam analisa ini penulis mengadakan perhitungan lebih lanjut pada table distribusi frekuensi dengan mengkaji hipotesis. Adapun pengujian hipotesis ini menggunakan rumus analisis regresi. Analisis regresi dilakukan apabila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau fungsional. Kita menggunakan analisis regresi apabila kita ingin mengetahui bagaimana variabel depeden atau criteria 25 dapat diprediksikan melalui variabel independen atau predictor.
Analisis hipotesis ini menggunakan rumus regresi ganda, dengan menggunakan program bantu SPSS, atau dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari skor deviasi yang harga-harga diperoleh dalam tabel meliputi
X
1 , X 2 ,Y, X
1 Y, X
2 Y, X
1 X 2 .
b. Menghitung regresi linier sederhana dengan rumus: Y = a + bx
2
a = (∑Y) (∑X ) – (∑X) (∑XY)
2
2 N ∑X – (∑X)
b = N ∑XY – (∑X)( ∑Y)
2
2 N ∑X – (∑X)
Keterangan: Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga constan) b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependent yang didasarkan pada variabel independent, bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu.
26
c. Menghitung nilai a, b
1 dan b 2 dengan rumus sebagai berikut:
2
b1 = ( ∑X
2 )( ∑X
1 Y ) – ( ∑X
1 Y )
1 X 2 )( ∑X
2
2
( ∑X )( ∑X ) – (∑X 2)
1
2 1.
X
2
b2 = ( ∑X
2 )( ∑X
2 Y ) – ( ∑X
1 Y )
1
X 2 )( ∑X2
2
( ∑X
1 )( ∑X 2 ) – (∑X 1. X 2)
a = ∑Y – b
1 ( ∑X 1 ) – b 2 (∑X 2 ) n
26
Keterangan: b1 : Koefisien regresi variabel X1 b2 : Koefisien regresi variabel X2 a : Harga Y bila X = 0 (harga constant) d. Membuat persamaan regresi
2. Y )
2
28
berarti hasil penelitian adalah signifikan atau hipotesis yang telah diajukan diterima. Begitu sebaliknya jika nilai F reg lebih kecil dari pada nilai F tabel berarti hasil peneliotian adalah non signifikan atau hipotesis yang telah diajukan ditolak.
tabel
lebih besar atau sama dengan F
reg
3. Analisis lanjut Analisis lanjut adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui uji signifikansi dari analisis yang dilakukan sebelumnya. Setelah diketahui hasilnya maka diinterpretasikan dengan nilai F reg dengan F tabel pada taraf signifikan 5%. Jika nilai F
: Koefisien determinasi N : Jumlah sampel m : Jumlah predictor
2
) Keterangan: F reg : Harga garis regresi R
2
(N – m – 1) m(1 – R
28 F reg = R
Y = a + b
dengan rumus sebagai berikut:
Reg
f. Mencari uji signifikansi model F
2
Y
1 Y ) + b 2 (∑X
1 ( ∑X
= b
2
27 R
e. Mencari koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:
2 X 2 + e
1 X 1 + b