KECENDERUNGAN KEBERPIHAKAN PEMBERITAAN GUBERNUR-WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TERPILIH SEBELUM DAN SESUDAH DILANTIK (Analisis Isi Berita di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika Periode 03 Oktober – 30 Oktober 2017) - FISIP Untirta Repository

  

KECENDERUNGAN KEBERPIHAKAN PEMBERITAAN

GUBERNUR-WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TERPILIH

SEBELUM DAN SESUDAH DILANTIK

  

(Analisis Isi Berita di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika Periode

03 Oktober – 30 Oktober 2017)

  

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi

  

Oleh:

Eka Elviani Srilestari

NIM 6662141766

KONSENTRASI JURNALISTIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

  • – BANTEN 2018

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

Masa depan adalah milik pengambil risiko, bukan pencari keamanan. Semakin

anda mencari keamanan, semakin sedikit anda akan memiliki dan semakin anda mengejar peluang, semakin banyak keamanan yang akan anda capai. - Brian Tracy - Setiap pilihan hidup memiliki konsekuensinya. Baik atau buruk maka bertanggung jawablah atas pilahanmu. - Eka Elviani Srilestari -

  Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tua ku, berkat doanya yang tiada henti.

  

ABSTRAK

Eka Elviani Srilestari. NIM. 6662141766. Skripsi. Kecenderungan

Keberpihakan Pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta

Terpilih Sebelum dan Sesudah Dilantik (Analisis Isi Pemberitaan pada

Media Indonesia dan Republika Periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017).

Pembimbing I: Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.I.Kom. dan Pembimbing II:

Darwis Sagita, M.I.Kom.

  Keberimbangan merupakan salah satu poin dalam kode etik jurnalistik yang harus terpenuhi dalam pemberitaan. Saat ini, keberimbangan pemberitaan sering menjadi pokok permasalahan dan pertanyaan untuk menilai independensi suatu media. Apalagi kini banyaknya para konglomerasi media yang juga merupakan pimpinan suatu partai politik. Melihat situasi seperti itu, peneliti tertarik untuk meneliti kecenderungan keberpihakan pemberitaaan pada media massa. Penelitian ini menggunakan momentum pelantikan Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebelum dan sesudah dilantik. Media massa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu surat kabar, karena surat kabar dipandang menjadi media political massage.Surat kabar yang dipilih dalam yakni Surat Kabar Media Indonesia dan Republika, dengan batasan waktu penelitian 03 Oktober-30 Oktober 2017. Penelitian dilakukan dengan metode analisis isi kuantitatif, dengan konsep kategori isi berita. Dimana kategori yang dimaksud adalah tema berita, sumber berita, dan nada berita. Rumus sample yang peneliti pilih yaitu total sampling dengan jumlah 70 item berita di Surat Kabar Media Indonesia dan 53 item Surat Kabar Republika. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana tema berita, sumber berita, nada pemberitaan Gubernur- Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik serta mengetahui representasi agenda media media. Adapun hasil dari penelitian ini diliat dari analisis tema berita yaitu Surat Kabar Media Indonesia dua minggu sebelum pelantikan tema yang paling dominan yakni kinerja gubernur sebelumnya (Jokowi, Ahok, Djarot) dengan 47,6%, dua minggu setelah pelantikan Gubernur DKI Jakarta, tema pemberitaan berubah memberitakan kinerja Anies-Sandi dengan 63,1%. Sedangkan tema Republika sebelum pelantikan, harapan kepada Anies-Sandi 57,1% dan sesuda pelantikan tema berita kinerja Anies-Sandi 71,4%. Berdasarkan hasil analisis sumber berita, Media Indonesia lebih banyak memperoleh sumber berita dari, pemerintah 23,9% dan Djarot 19,6%. Republika lebih banyak memperoleh sumber pemberitaan dari pemerintah 24,4% Anies- Sandi dan Tim Sinkronisasi masing-masing 17,1%. Sedangkan dua minggu sesudah pelantikan baik Media Indonesia atau pun Republika sama-sama mengambil Anies-Sandi dan Pemerintah menjadi sumber dominan. Hasil analisis terkait nada berita di Surat Kabar Media Indonesia dua minggu sebelum pelantikan nada berita positif 90%, dan berita netral 10%. Republika, dua minggu sebelum pelantikan pilkada DKI Jakarta nada berita mengenai Gubernur DKI Jakarta 100% positif. Dan dua minggu setelah pelantikan frekuensi nada dapat mengatur sendiri agendanya. Dimana isu yang dianggap media penting maka penting juga untuk khalayak. Redaksi media sebagai gatekeeper bebas memilih mana saja berita yang akan naik cetak, dengan pertimbangan kepentingan media itu sendiri.dan dalam penelitian ini Media Indonesia merubah agendanya. Dari yang sebelumnya kontra terhadap Anies-Sandi, kini pemberitaannya cendrung kepada Anies-Sandi.

  Kata Kunci: Keberimbangan Pemberitaan, Analisis Isi, Agenda Media,

  

ABSTRACT

Eka Elviani Srilestari. NIM. 6662141766. Thesis. News Tendency of Elected

Governor- Vice Governor of DKI Jakarta Before and After Inaugurated

(News Content Analysis in Media Indonesia and Republika period October

03th 2017-October 30rd 2017). Adviser 1: Puspita Asri Praceka, S.Sos.,

M.I.Kom. and Adviser II: Darwis Sagita, M.I.Kom.

  Balance is one of the points in journalistic ethics code that has to be fulfilled in the news. At this time, the news balance is often becoming the main matter and question to judge the independence of a media. Especially, at present there are numerous amount of media conglomeration which happened to be the leader of a party . Looking into the circumstances like this, researcher interested to research the news tendency on mass media.This research is using the momentum of inaguration of elected governor and vice governor of DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno before and after election. Mass media which used in this research is newspaper, because newspaper considered as political message media. Newspaper get choosen are Media Indonesia and Republika, with time limitation

  rd th

  of research between October 3 -October 30 2017. This research used quantitative content analysis, with news content concept category. The categories were news theme, news sources and news tone. The sample formula that researcher selects was total sampling with 70 news items in Media Indonesia and 53 news items in Republika. This research aimed to figure how news theme, news sources and news tone in the news of elected governor and vice governor of DKI Jakarta before and after the election, also to represented the media agenda.The result of the research by news theme analysis was two weeks before the inauguration, the news theme was dominated by the performance of the previous governor (Jokowi, Ahok and Djarot) with 47,6%, two weeks after the inauguration of governor of DKI Jakarta, news theme changed into performance of Anies-Sandi with 63,1%. Whilst, news theme of Republika before the inauguration was expectation to Anies-Sandi 57,1% and after the inauguration news theme showed performance of Anies-Sandi 71,4%.According to the result of news sources analysis, Media Indonesia gained more source from government 23,9% and Djarot 19,6%. Repblika obtained more news sources from government 24,4%. Anies-Sandi and Synchronization Team each gained 17,1%. Whereas two weeks after inauguration both Media Indonesia and Republika is taking Anies-Sandi and government as dominant sources. The result of news tone in Media Indonesia two weeks before inauguration news with positive tone 90% and neutral 10%. Republika, two weeks before inauguration DKI Jakarta gubernatorial election news tone about Governor of DKI Jakarta 100% positive. Two weeks after inauguration the frequent of positive news tone became 96,5% and neutral 3,5%. Media agenda believed that media was capable to set their own agenda. Where issue that media thought important was also important for public. is changing their agenda. Previously has contra to Anies-Sandi, now their news reporting tend to Anies-Sandi.

  Keyword: News Balance, Content Analysis, Media Agenda

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi dengan judul “Kecenderungan Keberpihakan

  

Pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih Sebelum Dan

Sesudah Dilantik (Analisis Isi Pemberitaan pada Media Indonesia dan Republika

Periode 03 Oktober 2017

  • – 30 Oktober 2017)” ini dengan maksud dan tujuan

  untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Pada proses penyusunan skripsi ini tentunya peneliti tidak serta merta menjalaninya sendiri melainkan banyak pihak yang telah membantu serta mendukung peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan penuh hormat serta kerendahan hati peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dalam bentuk motivasi secara moral, spiritual, maupun secara materil. Untuk itu ucapan terimakasih tersebut akan pantas ditujukan kepada: 1.

  Allah SWT yang senantiasa melimpahkan segala rahmat serta karunianya, 2. Papa (Warno) dan Mama (Eni Angraeni) ku tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan moral dan materiil dalam menyelesaikan penelitian ini 3. Adikku tercinta, Muhamad Aji Sasongko yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat.

  4. Ibu Puspita Asri Praceka, M.I.Kom selaku dosen pembimbing I, terimakasih untuk arahan-arahan yang diberikan serta keluangan waktunya. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Panjang umur dan semoga segala kebaikan senantiasa dilimpahkan oleh Allah SWT, Amin.

  5. Bapak Darwis Sagita, M.I.Kom selaku dosen pembimbing II, terimakasih atas segala kesabaran dan sarannya. Mohon maaf jika ada salah kata dan perilaku. Panjang umur serta diberikan segala kebaikan dari Allah SWT, Amin.

  6. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan Kepala Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Agung Tirtayasa, atas saran dan masukannya selama perkuliahan ini.

  7. Segenap staf dan pengajar jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atas segala ilmu yang telah diajarkan.

  8. Keluarga Besar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Serang, yang telah memberi semangat dan masukan dalam mengerjakan skripsi ini.

  Terkhusus Ketua PWI Kabupaten Serang, Bapak Ahmad Arifudin yang selalu memberikan dukungan moral dan materiil dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Sahabatku, Alfiyanita Nur Islami yang selalu ada dalam keadaan suka maupun duka dan selalu berdampingan dalam mengerjakan skripsi ini.

  10. Sahabatku yang tidak pernah solid, Obedipit (Diana Ayu Lestari, Dinda Aprianti, Bella Syifa Gantiani, Indah Ayu Lestari, Fujiana Arahan, Eka Nanda Ayurini, dan Fitri Eva Muztalifah) yang telah menemaniku semenjak SMA. Dan selalu berwacana serta menggibahin orang.

  11. Sahabatku yeng dipertemukan dan dipisahkan di Jalan Brawijaya, Pare, Kediri ( Radya Mutiara, Wahyu Nurdinda, Ridho Tajudin, Misbahul Fikri, Muhamad Farij Wajdi, Muhamad Rizki Fadilah, Nurfaizi) yang alhamdulillah masih terjalin komunikasi hingga saat ini.

  12. Kawan-kawan seperjuangan Konsentrasi Jurnalistik 2014 (Alfiyanita Nur Islami, Gabriella Putri Sabrina Dewi, Annisa Chrisnadila, Sridayanti, Fiedy Nur Annisa, Dewi Angelina Sidahuruk, Angga Septian, Muhamad Panji Nugraha, dan Gilang Andaruseto Prabowo) kita belajar, bermain, dan berjuang bersama-sama.

  13. Teman-teman Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2014 tanpa terkecuali.

  14. Sahabat-sahabat ku yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah menjadi tempat berkeluh kesah dan senang-senang.

  Tiada gading yang tak retak, penulis sadar riset ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Penulis akan sangat berterimakasih jika ada saran dan kritik yang ditujukan untuk riset ini yang sifatnya membangun demi perbaikan riset-riset dikemudia hari. Semoga bermanfaat, Amiin.

  Serang, Mei 2018 Penulis

  DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN DEPAN .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

LEMBAR ORISINALITAS ................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1

  1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

  1.3. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7

  1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

  1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1. Surat Kabar Sebagai Salah Satu Media Massa ............................................. 9

  2.2. Kecenderungan Keberpihakan Pemberitaan Dalam Surat Kabar ............... 14

  2.4. Agenda Setting Theory .............................................................................. 25

  2.5. Definisi Variabel ........................................................................................ 31

  2.6. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 32

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 34

  3.2. Metode Penelitian ....................................................................................... 35

  3.3. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 35

  3.4. Populasi dan Sampel ................................................................................... 36

  3.5. Teknik Analisis Data ................................................................................... 41

  3.6. Uji Reabilitas Intercoder ............................................................................ 43

  3.7. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 44

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 45

  4.1.1 Gambaran Umum Surat Kabar Media Indonesia ................................. 45

  4.1.2 Gambaran Umum Surat Kabar Republika ........................................... 47

  4.2. Analisis Data ............................................................................................... 48

  4.2.1 Uji Reabilitas ....................................................................................... 48

  4.2.2 Hasil Data Tema Berita ....................................................................... 49

  4.2.3 Hasil Data Sumber Berita ................................................................... 53

  4.2.4 Hasil Data Nada Berita ....................................................................... 56

  4.3. Interprestasi Data ......................................................................................... 57

  BAB V PENUTUP

  5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 64

  5.2. Saran ............................................................................................................ 65

  5.2.1 Saran Akademis ................................................................................... 66

  5.2.1 Saran Praktis ........................................................................................ 66

  

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 72

  DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Definisi Variabel .............................................................................. 31TABEL 3.1 Sample Penelitian di Media Indonesia Sebelum Pelantikan ....... 37TABEL 3.2 Sample Penelitian di Media Indonesia Sesudah Pelantikan ....... 38TABEL 3.3 Sample Penelitian di Republika Sebelum Pelantikan ................. 39TABEL 3.4 Sample Penelitian di Republika Sesudah Pelantikan .................. 40TABEL 4.1 Rangkuman Uji Reabilitas ............................................................. 48TABEL 4.2 Frekunsi Tema Berita Sebelum Pelantikan ................................. 50TABEL 4.3 Frekunsi Tema Berita Sesudah Pelantikan .................................. 51TABEL 4.4 Frekunsi Sumber Berita Sebelum Pelantikan ............................. 53TABEL 4.5 Frekunsi Sumber Berita Sesudah Pelantikan .............................. 54TABEL 4.6 Frekunsi Nada Berita Sebelum Pelantikan .................................. 56TABEL 4.7 Frekunsi Nada Berita Sesudah Pelantikan .................................. 57

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Di era reformasi seperti sekarang ini pers mengalami banyak perubahan diberbagai bidang. Selama ini jagad pers nasional memandang kebebasan pers sebagai mahkota, mengingat sejak kemerdekaan, pemerintah di Indonesia menerapkan sistem politik yang bertindak keras terhadap pers. dan selama era orde baru pun dengan adanya Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) juga tak kalah menghantui dunia pers (Leksono, 2015: ix).

  Semenjak terbitnya Undang-undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 kondisi pers berubah. Pers tidak saja bisa memberitakan secara bebas tetapi juga dapat mengatur dirinya sendiri serta ikut andil menjadi aktor politik dan masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Kemajuan pers juga diikuti oleh kemajuan media massa, pertumbuhan media massa baik cetak, elektronik, dan siber di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini terus menunjukan keberagaman dan kemajuan yang sangat pesat. Era kemajuan teknologi juga ditandai dengan kehadiran perangkat-perangkat keras yang mendukung kehadiran media massa. Ditengah kemajuan teknologi dan menjamurnya media siber, media cetak khususnya surat kabar tidak kehilangan pembaca setianya.

  Industri media cetak hari ini banyak digembar-gemborkan orang tengah mengalami fase menuju sunset industry. Dengan merujuk semakin banyaknya jumlah penerbit media cetak di Indonesia yang tutup, dan bermigrasi ke media siber. Namun hal itu dibantah dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam Jurnal Dewan Pers, yang berjudul Profesionalisme, Sejarah, dan Masa Depan Pers Daerah, BPS memandang melalui pendekatan kecenderungan sosial ekonomi masayarakat diwaktu-waktu mendatang, bahwa industri media cetak dari perspektif kebutuhan masyarakat, akan terus berkembang dan diminati (Nugroho, 2011: 3). Karena surat kabar mempunyai keunggulan dibandingkan media massa lainnya, yaitu kualitas konten beritanya. Surat kabar lebih mengutamakan isi beritanya yang lebih mendalam. Berita di surat kabar lebih menekankan pada kepadatan isi dan kejelasan maksud laporan peristiwanya.

  Ditengah arus kebebasan pers dan dinamika media saat ini, surat kabar dipandang menjadi media political message bagi kekuatan-kekuatan politik.

  Berita-berita politik menjadi primadona bagi surat kabar saat ini. Dapat dilihat pada kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2017 kemarin, 15 Februari 2017. Pilkada Serentak 2017 diikuti 101 wilayah, yang terdiri dari 7 Provinsi, 18 Kota, dan 76 Kabupaten. Diantara 7 Provinsi yang menggelar

  Haryadi Pilkada, salah satunya yaitu Provinsi DKI Jakarta ( , 2016).

  Pilkada DKI Jakarta merupakan pilkada yang cukup menyita perhatian publik, tidak hanya warga Jakarta, tapi Indonesia bahkan dunia. Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta ada diberbagai media, dari media daerah hingga media luar negeri. Hal ini karena DKI Jakarta merupakan ibukota negara dan Jakarta merupakan refleksi Indonesia. Pilkada DKI Jakarta 2017 banyak bermunculan isu yang akan syarat kepentingan politik, seperti Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Selain pihak dari pemerintah, komersial, elite politik, dan tak menutup kemungkinan bila media itu sendiri memiliki andil pula dalam menaruh kepentingan disana. Dengan semakin masuknya media ke dalam kancah politik, peran media yang netral dan menjadi tempat aspirasi masyarakat kini dipertanyakan. Politik dan bisnis media menjadi lahan empuk pengerukan untuk mendapatkan keuntungan dan kepentingan.

  Pilkada DKI Jakarta 2017 dilaksanakan sebanyak II putaran. Pada putaran pertama, Pilkada DKI Jakarta memiliki tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Pada nomor urut pemilihan satu terdapat Agus Harimurti Yudhoyono, yang merupakan anak dari mantan presiden Indonesia ke-enam Susilo Bambang Yudhoyono berpasangan denga Sylviana Murni, yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Pada nomor urut dua terdapat pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpasangan dengan Djarot Syaiful Hidayat. Dan pasangan ketiga ada Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja dalam pemerintahan Joko Widodo, ia menjabat selama dua tahun sebelum akhirnya terkena reshuffle. Sedangkan pasangannya yakni Sandiaga Salahuddin Uno merupakan seorang pengusaha dengan kepemilikan perusahaan investasi bernama PT. Saratoga Investama Sedaya. Sebagaimana dilansir laman resmi Komisis Pemilihan Umum (KPU) Pusat Pilkada DKI Jakarta Putaran Pertama ini pasangan nomor urut satu Agus-Silvy memperoleh suara, 17,06%, pasangan Ahok-Djarot 42,96%, dan pasangan Anies-Sandi 39,97% (KPU, 2017).

  Hasil suara yang diperoleh tiap calon kurang dari 50 persen maka diadakan Pilkada putaran kedua. Karena Provinsi DKI Jakarta memakai ketentuan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Sebagai Ibu Kota Negara. Dimana dalam pasal 11 ayat 1 berbunyi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memperoleh suara lebih dari 50% ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Dan dalam ayat 2 nya berbunyi, dalam hal ini tidak ada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memperoleh suara sebagimana pada ayat 1, maka diadakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua pada putaran pertama (Kemendagri, 2007).

  Melihat hasil perolehan pilkada putaran pertama sudah dapat dipastikan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi maju pada pilkada putaran kedua. Pilkada Putaran Kedua dilaksanakan pada 19 April 2017. Pertama yakni gubernur petahana DKI Jakarta saat ini Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan wakilnya Djarot Saiful Hidayat yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Nasional Demokrat (Nasdem), dan Golongan Karya (Golkar).Sedangkan Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dimana pada tanggal 5 Mei 2017 lalu Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 095/Kpts/KPU-Prov-010/2017 Tentang Penetapan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Tahun 2017 yaitu pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno dengan Partai pengusungnya Partai Gerindra dan PKS. Dengan jumlah suara sebanyak 3.240.332 atau sekitar 57.95% untuk Anies-Sandi sedangkan pesaingnya Ahok- Djarot memperoleh suara sebanyak 2.351.245 atau sekitar 42.05% (KPU, 2017).

  Namun pelantikan Gubernur DKI Jakarta terpilih baru dilaksankaan pada tanggal 16 Oktober 2017 lalu. Melihat sengitnya perhelatan Pilkada DKI Jakarta, Sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana kecenderungan keberpihakan pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan- Sandiaga Uno sebelum dan sesudah dilantik pada Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017 sampai 30 Oktober 2017.

  Pemilihan surat kabar dalam penelitian ini dikarenakan terdapat riset terdahulu dari Chevy Damara yang berjudul Teknik Analisis Isi Berita Basuki Tjahaja Purnama Sebelum dan Sesudah Pilkada DKI Jakarta Putaran II menyatakan bahwa kedua media tersebut memiliki kecenderungan pemberitaan terhadap salah satu calon. Dimana dari hasil penelitian dijelaskan, Media Indonesia memiliki kecenderungan pemberitaan positif kepada Ahok.

  Pemberitaan mengenai Ahok tidak bersalah dalam kasus penodaan agama menjadi paling banyak ditemukan disetiap edisinya. Namun pada Republika sebaliknya.

  Surat Kabar Media Indonesia merupakan surat kabar harian nasional diterbitkan oleh PT. Citra Media Nusa Purnama dibawah naungan Media Grup.

  Pemilik Media Grup yakni Surya Paloh, yang merupakan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Partai Nasdem diketahui merupakan salah satu pengusung pasangan Ahok-Djarot dalam perhelatan Pilkada 2017 lalu. Sedangkan Surat Kabar Republika merupakan media nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim di Indonesia searah dengan tujuan dan program Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada 04 Januari 1993. karena pada kurun waktu tersebut biasanya terdapat beberapa isu pemberitaan yang sangat panas menjelang dan sesudah Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih DKI Jakarta dan untuk mengetahui agenda suatu media dibutuhkan rentang waktu 4 sampai 6 minggu (Kriyantono, 2010: 232). Pada 03 Oktober 2017-19 Oktober 2017 yaitu dua minggu sebelum dan sesudah pelantikan Anies-Sandi.

  Dalam penelitian ini digunakan metode analisis isi kuantitatif dengan jenis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecenderungan keberpihakan pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik pada Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017. Penulis ingin mengetahui seberapa konsisten media tersebut dalam pemberitaan. Apakah media pro dan kontra terhadap para calon tetap pada idealismenya atau malah memiliki agenda lain.

  Adapun kategori yang ingin diteliti yaitu tema berita, sumber berita dan nada berita. Peneliti memilih tema berita karena ingin menganalisis pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih untuk mengetahui tujuan pemberitaan. Sumber berita untuk melihat seberapa berimbangnya media dalam pemberitaan. Dan meneliti nada berita, karena nada berita didefinisikan sebagai kecenderungan arah berita yang disajikan oleh suatu media. Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan penjelasan obyekif tentang kecenderungan isu pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik pada Surat Kabar Media Indonesia dan Republika.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian diatas peneliti mengambil perumusan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat kecenderungan keberpihakan pemberitaan Gubernur-

  Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik berdasarkan kategori tema berita, sumber berita, dan nada berita dalam Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017 ?

  1.3 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagimana tema pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017? 2. Bagaimana sumber pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI

  Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017? 3. Bagimana nada pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik di Surat Kabar Media

  Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini, yaitu ingin: Mengetahui bagaimana tema berita, sumber berita, nada pemberitaan

  Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017.

  1.5. Manfaat Penelitian

  1.5.1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat pada perluasan serta pengembangan keilmuan komunikasi. Diharapkan juga menjadi penelitian yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiwa Ilmu Komunikasi, khususnya wawasan tentang analisis isi pemberitaan di surat kabar.

  1.5.2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bahan pemikiran kepada pihak-pihak yang tertarik pada kegiatan jurnalistik. Secara khusus juga memberi masukan kepada wartawan dan pihak media massa terutama Surat Kabar Media Indonesia dan Republika.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Surat Kabar Sebagai Salah Satu Media Massa

  Tinjauan ilmiah yang digunakan penulis pada perencanaan penelitian ini dengan konsep komunikasi massa. Adapun sudut pandang tema yang diusung oleh penulis yakni berhubungan dengan media massa dan melihat pemberitaan tentang Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik.

  Maka penting bagi penulis untuk menggambarkan kembali terkait pengertian komunikasi massa menurut para ahli yang sesuai dengan penelitian ini.

  Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Ardianto, 2007: 3). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus melalui media massa. Baik media massa cetak, elektronik, ataupun siber.

  Menurut Elvinaro Andrianto, dkk (2007: 7-12) komunikasi massa mempunyai karakteristik sebagai berikut. Pertama, komunikator terlembagakan, komunikasi massa itu melibatkan lembaga atau organisasi sehingga dalam penyebaran pesannya harus sejalan dengan kebijaksanaa lembaga atau organisasi yang mewakilinya. Kedua, komunikan bersifat heterogen, merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa, keberadaanya terpencar-pencar antara satu dan yang lainnya dan tidak saling mengenal, masing- pekerjaan, pengalaman, dan lain-lain. Ketiga, proses komunikasi bersifat satu arah. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Keempat, media massa menimbulkan keserempakan, komunikan menerima pesan dari komunikasi massa diterima secara serempak. Kelima, komunikasi massa bersifat umum, pesan komunikasi yang disampaikan melalui media adalah terbuka untuk semua orang. Keenam, komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan, setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpesonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi. Ketujuh, umpan balik tertunda (delayed), komponen umpan balik atau lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat ilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. dan terakhir, stimulus alat indera “terbatas” dalam komunikasi massa, stimulus alat indra bergantung pada jenis media massa. Seperti pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat.

  Sedangkan media massa adalah suatu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi maupun hiburan. Media massa merupakan hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Dan merupakan salah satu elemen penting dalam proses komunikasi massa (Vivian, 2008: 4). Saluran yang disebut media massa tersebut diperlukan dalam berlangsungnya komunikasi dan media elektronik. Media cetak, mencakup surat kabar, majalah, buku, brosur, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik, meliputi radio, televisi, film, slide video, dan lain-lain (Vivian, 2008: 4). Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi munculah internet dan adanyanya media siber.

  Media massa memiliki tiga konsep penting; pertama, media massa adalah suatu bentuk usaha yang berpusat pada keuntungan. Kedua, perkembangan dan perubahan dalam pengiriman dan pengonsumsian media massa dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Ketiga, media massa senantiasa mencerminkan sekaligus mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia politik dan budaya (Biagi, 2010: 10).

  Disimpulkan bahwa media massa merupakan saluran komunikasi massa guna menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak yang banyak secara luas. Media massa mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Media massa mengumpulkan sejumlah uang untuk menyediakan informasi dan hiburan. Media massa juga merupakan bisnis yang berpusat pada keuntungan. Menurut sejarahnya buku adalah media massa pertama sedangkan internet adalah media massa terbaru.

  Menurut Denis McQuail dalam Nurudin (2013: 34) media massa memiliki beberapa peran yakni; Pertama, media merupakan sebuah industri, media terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa. Desain industri media tersebut diatur oleh masyarakat.

  Kedua, media berperan sebagai sumber kekuatan, yaitu alat kontrol manajemen kekuatan, tameng, dan sumber daya lainnya dalam kehidupan nyata. Ketiga, media menjadi wadah informasi yang menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik dari dalam negeri maupun internasional. Keempat, media berperan sebagai wahana pengembangan budaya. Melalui media seseorang dapat mengembangkan pengetahuannya akan budaya lama maupun memperoleh pemahaman tentang budaya baru. Misalnya, gaya hidup dan tren masa kini yang semuanya didapat dari informasi di media. Kelima, media menyuguhkan nilai- nilai dan penilaian normatif yang dikombinasikan dengan berita dan tayangan hiburan. Media telah menjadi sumber dominan bagi individu dan kelompok masyarakat.

  Isi media merupakan hasil para pekerja media mengkontruksikan berbagai realitas yang dipilihnya. Isi media pada hakekatnya merupakan hasil kontruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan, bahasa bukan saja sebagai alat mempresentasikan realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang akan diciptakan oleh bangsa tentang realitas tersebut. Akibatnya, media massa mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang di hasilkan dari realitas yang di kontruksikannya (Sobur, 2004: 88).

  Media massa dilihat sebagai media diskusi antara pihak-pihak dengan ideologi dan kepentingan yang berbeda-beda. Mereka berusaha menonjolkan kerangka pikiran, perspektif, konsep, dan klaim interpretatif masing-masing dalam rangka memaknai obyek wacana (Sudibyo, 2005:202). Peranan media peranannya sebagai satu medium komunikasi politik. Perkembangan dan pertumbuhan surat kabar di Indonesia, menjadi demikian penting karena surat kabar telah dimanfaatkan dalam kehidupan politik sehari-hari sebagai salah satu medium komunikasi politik di negara ini (Endraswara, 2006: 22).

  Media massa tidak mungkin menyajikan seluruh realita sosial dalam medium yang terbatas sehingga ada proses seleksi ketika para editor sebagai ‘gatekeeper’ memilih berita-berita mana saja yang akan dimuat dan yang tidak akan dimuat. Saluran media massa memiliki sifat memainkan peranan dalam beberapa fungsi yang dapat menghapus pesan atau memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebar. Selain itu juga dapat menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka

  “pintu gerbang” bagi keluarnya informasi (Nurudin, 2013: 119). Pemilihan ini jelas sangat subyektif dan tergantung pada visi -misi atau ideologi yang ingin disampaikan oleh media tersebut kepada masyarakat. Maka bisa dikatakan bahwa ketika suatu media menyeleksi pemuatan berita, media itu telah berpihak kepada suatu nilai. Media massa selalu mengklaim diri sebagai “media komunikasi massa” yang independen, namun pada akhirnya khalayak bisa mengetahui tidak ada media massa yang netral.

  Adapun yang ingin diteliti lebih jauh oleh penulis terkait objek penelitian adalah salah satu jenis dari media massa cetak yakni surat kabar. Dimana surat kabar adalah media cetak yang diterbitkan secara berkala berupa lembaran- lembaran kertas yang relatif lebar dan tidak dijilid. Lembaran-lembaran tersebut memuat berita atau iklan (Wiryawan, 2007:64).

  Surat kabar memiliki ciri utama yaitu, Periodesitas, yaitu surat kabar harus terbit secara teratur dan terus menerus. Sebagai contoh terdapat surat kabar harian, dwi mingguan dan mingguan. Publisitas, yaitu surat kabar ditujukan kepada kalayak umum yang sangat heterogen. Aktualitas, yaitu berita-berita yang disuguhkan harus mengandung unsur kebaruan. Universalitas, artinya surat kabar memuat tentang segala aspek, dan keluasan sumber dan keanekaragaman materi isinya. Obyektifitas, merupakan nilai etika dan moral yang harus di pegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya (Sumandiria, 2008: 35).

2.2 Kecenderungan Keberpihakan Pemberitaan Dalam Surat Kabar

  Surat kabar sebagai media massa yang tidak pernah kehilangan peminatnya ditengah-tengah kemajuan teknologi seperti sekarang ini. Karena surat kabar mempunyai keunggulan dibandingkan media massa lainnya, yaitu kualitas konten beritanya. Surat kabar lebih mengutamakan isi beritanya yang lebih mendalam.

  Berita di surat kabar lebih menekankan pada kepadatan isi dan kejelasan maksud laporan peristiwanya. Pada surat kabar tidak semua informasi dapat ditampilkan karena keterbatasan kolom, oleh karena yang menjadi kendala adalah ketersediaan ruang berita maka hanya informasi yang paling penting saja yang dipublikasikan (Tamburaka, 2013 : 93).

  Sebagai industri media massa, surat kabar tidak terlepas dari sisi bisnisnya. Surat kabar merupakan produk dari kegiatan ekonomi yang mencari laba yang sebesar-besarnya. Sebagai pencari laba, kemerdekaan pers bukan lagi esensisal.

  Kemerdekaan pers akan dipertukarkan seiring dengan kepentingan ekonomi dari

  Isi media terutama institusi media komersial terdiri dari tiga elemen yaitu; berita, hiburan, dan iklan. Berita adalah isi media yang merujuk pada fakta sehingga memerlukan perlakuan yang lebih khusus dan hati-hati bila dibandingkan dengan isi media yang lain. Sementara itu isi media hiburan merujuk pada imajinasi sehingga perlakuannya tidak seketat berita. Namun bukan berarti media dapat bebas sepenuhnya memproduksi karena isi hiburan sangat erat kaitanya dengan konteks sosial masyarakat. Terakhir isi iklan yang merujuk pada isi yang berasal dari pihak lain baik itu bermotif ekonomi, sosial, maupun politik.

  Tanggung jawab iklan bukan pada media sepenuhnya, tanggung jawab iklan lebih kepada produsen dan yang membayar pada media. Permasalahan dimensi dan realitas media biasanya merujuk pada berita walau sebenarnya juga berpengaruh pada isi hiburan dan iklan namun penerapan independensi dan netralitas lebih ketat diwujudkan dalam isi berita ( Amir Efendi dkk pada Bagir Manan, 2014 :5).

  Dalam penelitian ini sebagai objek penelitian yaitu berita. Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termassa, yang dapat menarik perhatian pembaca, karena sesuatu yang luar biasa, penting mencakup sisi human interst seperti humor, emosi dan ketegangan (Assegaf, 2005: 64-65). Semua berita harus memuat unsur akurat, objektif, dan berimbang (cover both sides) agar informasi yang disampaikan kepada khalayak benar-benar bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

  Ada lima aspek dalam meliput politik, yaitu trasnparansi; manajemen keredaksian yang baik; jurnalisme yang berkualitas; pelibatan publik sebagai menetapkan secara gamblang pernyataan tidak memihak serta tidak ada konflik kepentingan khususnya, untuk redaksi media yang pemiliknya ikut berkompetensi dalam pemilu (Bagir Manan, 2014 : 3).

  Media memiliki kemampuan membentuk opini publik. Ketika media berada dalam posisi dikuasai sepenuhnya oleh swasta tanpa penggunaan aturan yang sesuai maka akan memicu potensi penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) oleh para pemilik media. Fungsi media sebagai ruang publik yakni pendidikan politik yang baik justru akan mengalami peralihan, bergeser menjadi obsesi media dimana pencitraan mendiskualifikasi kebenaran itu sendiri, sehingga tidak dapat lagi dibedakan antara realitas, representatif, simulasi, kepalsuan, dan hiperrealitas (J. Braudillard dalam Haryatmoko, 2007: 33)

  Hal ini seperti sudah menjadi rahasia umum karena ketika pemilik media memiliki kepentingan maka terjadi secara otomatis konten yang ditayangkan sering kali memberikan ruang dimana kesempatan dalam menampilkan salah satu partai atau sosok yang didukung jauh lebih besar. Media berubah menjadi sebuah agen politik tertentu, dan ketika sebuah media sudah menjadi agen politik tertentu maka persoalan objektifitas dalam pemberitaan menjadi yang krusial (Hamad, 2004: xvii)

  Media sangat memberi andil dan peran penting dalam memberikan informasi terhadap masyarakat dan kecenderungan ini kadang membuat media dalam menyajikan informasinya dramatisasi, manipulasi, spekulasi ataupun justru berusaha untuk tidak menyikap kebenaran sesuai fakta sesungguhnya (Hamad,

  2004: 72). Oleh karena itu, beberapa masyarakat berusaha memanfaatkan media untuk suatu tujuan sesuai kepentingannya, hingga kemudian media menjadi sangat sulit memisahkan antara independensi dan keuntungan bisnis, dan terkadang dua kepentingan tersebut membuat media terperoksok ke dalam penyajian informasi yang tidak berimbang dan cenderung berpihak pada golongan tertentu (Baran, 2000: 93).

  Sesuai dengan pengertiannya, independensi diartikan sebagai kemandirian, dalam artian melepaskan diri dari berbagai kepentingan, mengungkapkan fakta dengan sesungguhnya dan tidak bentuk intervensi dari pihak tertentu dalam penyajian informasi (Thompson, 1995:113). Sehingga dalam membangun suatu independensi, media harus menyadari bahwa loyalitas utama adalah kepada masyarakat, dan intisari jurnalisme adalaha verifikasi data yang akurat, menghindari terjadi benturan kepentingan yang berpotensi kepada pembohongan publik. Oleh karenanya, sangat diharapkan agar seorang wartawan dalam menjalankan profesinya, harus dibarengi sikap kejujuran dalam komitmen, informasi haruslah tersaji dalam konteks kebenaran, mengetahui urutan sumber berita, transparansi dalam informasi, dan verifikasi berita secara aktual sebelum menyajikannya ke masyarakat (Baran, 2000:106).

Dokumen yang terkait

Konstruksi Media dalam Pemberitaan Kematian Moammar Khadafy (Analisis Framing pada Harian Media Indonesia dan Harian KOMPAS Edisi 21 Oktober – 30 Oktober 2011)

0 6 66

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA (Studi Analisis Isi Berita Kriminal Dalam Surat Kabar Memorandum Edisi 1 April – 31 Mei 2006)

1 6 2

KONSTRUKSI PEMBERITAAN SENGKETA PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA(Analisis Framing pada Surat Kabar Malang Post dan Radar MalangEdisi 5 – 21 Oktober 2009)

0 4 2

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN SEPAKBOLA DI HARIAN RADAR MALANG (Analisis Isi Berita Sepakbola Tanggal 20 September Sampai Dengan 30 September 2011).

0 5 37

KECENDERUNGAN ISI PEMBERITAAN TENTANG JOKO WIDODO DI MEDIA MASSA (Analisis Isi Pada Pemberitaan Jawa Pos Edisi 16 Oktober Sampai 25 Januari 2013)

0 4 34

Konstruksi Media dalam Pemberitaan Kematian Moammar Khadafy (Analisis Framing pada Harian Media Indonesia dan Harian KOMPAS Edisi 21 Oktober – 30 Oktober 2011)

0 4 66

Arah Isu Polemik Divestasi Saham PT Freeport Kepada Pemerintahan Republik Indonesia di Surat Kabar (Analisis Isi Koran Kompas Edisi 14 Oktober 2015 sampai 14 Januari 2016)

1 13 28

Surat Kabar dan Pemilukada DKI Jakarta 2017 (Studi Kecenderungan Penulisan Tajuk Rencana Pada Surat Kabar Harian Kompas dan Media Indonesia Terkait dengan Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta 2017) - UNS Institutional Repository

0 0 15

CITIZEN JOURNALISM DAN ETIKA JURNALISTIK (Analisis Isi Kuantitatif Berita Banjir NET. CJ dalam Acara NET. 10 terkait Penerapan Etika Jurnalistik Periode Oktober 2016 - Februari 2017) - UNS Institutional Repository

0 0 17

MEDIA MASSA DALAM KAMPANYE WALIKOTA SOLO 2015 (Analisis Isi Kuantitatif Kandidat Walikota Solo dalam Berita Pemilihan Walikota Solo dalam Surat Kabar Solopos dan Surat Kabar Radar Solo Periode 26 Oktober – 9 Desember 2015) - UNS Institutional Repository

0 0 19