BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN MEDIS - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA Ny. Y UMUR 33 TAHUN G3P2A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

  1. Definisi Kehamilan Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara normal terdiri atas pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin, dan berakhir pada kehamilan bayi (Yongki, dkk. 2012; h. 3). Proses kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2013; 75).

  Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.Lamanya hahil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pwrtama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.(Sarwono, 2010; h. 90).

  Pada masa kehamilan dibagi menjadi 3 trimester: trimester I dimulai dari konsepsi sampai umur kehamilan 3 bulan

  11

  (0-12 minggu), trimester II umur kehamilan 12-28 minggu, trimester III umur kehamilan 28-40 minggu.

  Disimpulkan bahwa kehamilan adalah hasil konsepsi (bertemunya sel sperma dan ovum) yang berimplantasi di dalam rahim serta akan tumbuh dan berkembang menjadi janin sampai lahir.

  2. Proses Permulaan Kehamilan Menurut (Mochtar, 2012; h.16 ) proses permulaan kehamilan dimulai dari adanya sel telur (ovum), sel mani

  (spermatozoa), pembuahan (konsepsi), nidasi (implantasi), plasenta dan mukosa rahim.

  Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan (konsepsi). Pembuahan atau konsepsi sering disebut fertilisasi.

  Fertilisasi adalah penyatuan sperma laki-laki dengan ovum perempuan. Spermatozoa merupakan sel yang sangat kecil dengan ekor yang panjang sehingga memungkinkan untuk bergerak dalam media cair dan dapat mempertahankan fertilisasinya selama 2 sampai 4 hari. Sel telur (ovum) akan hidup maksimal 48 jam setelah ovulasi. Oleh karena itu agar fertilisasi berhasil, senggama harus dilakukan dalam waktu 5 hari di sekitar ovulasi (Hutahean, 2013).

  3. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi Menurut (Mochtar, 2012; h.16 ) ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak (dengan bantuan rambut getar tuba) menuju ruang rahim. Ovum yang telah dibuahi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim, kemudian diikuti dengan implantasi atau nidasi. Dari pembuahan sampai nidasi, diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari.

  Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lempeng embrional (

  embryonal plate), yang selanjutnya berdiferensiasi

  menjadi tiga unsur lapisan: sel-sel ektodermasi, sel-sel mesodermal, dan sel-sel entodermal. Ruang amnion akan tumbuh pesat mendesak eksoselom sehingga dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas diantara ruang amnion dan mudigah menjadi padat, disebut

  body stalk, yang merupakan

  jembatan antara mudigah dan dinding trofoblas dan akan menjadi tali pusat (Mochtar, 2012; h. 19).

  Menurut williams, 2014; h. 81, pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu: Minggu ke 0 : sperma membuahi ovum (fertilisasi: konsepsi) kemudian hasil konsepsi membentuk blastokista, dan implantasi blastokista. Vilus korionik primitive dibentuk segera setelah implantasi yang disebut sebagai embrio. Minggu ke 4 : system kardiovaskuler terbentuk sehingga terbentuklah sirkulasi dalam embrio. Pada minggu ini embrio memiliki panjang 4-5 mm.

  Bakal lengan dan tungkai telah terbentuk, dan selubung amnion mulai terlepas dari

  body stalk, yang selanjutnya menjadi tali pusat.

  Minggu ke 6 : embrio memiliki panjang 22-24 mm, serta kepala berukuran relative besar dibandingkan badan. Jantung telah terbentuk sempurna. Jari- jari tangan dan kaki telah ditemukan, dan lengan menekuk pada siku. Bibir atas telah sempurna, dan telinga luar membentuk peninggian definitive pada masing-masing sisi kepala. Minggu ke 8 : pertumbuhan dan pematangan struktur-struktur yang dibentuk saat periode embrionik.

  Minggu ke 12 : uterus biasanya teraba tepat diatas simfisis pubis, dan panjang kepala-bokong janin adalah 6-7 cm. Pusat penulangan telah timbul pada sebagian besar tulang janin, jari tangan dan kaki juga telah berdiferensiasi. Kulit dan kuku telah berkembang dan muncul tunas-tunas rambut yang terbesar. Genetalia mulai

Externa

  memperlihatkan tanda pasti jenis kelamin laki- laki atau perempuan.

  Minggu ke 16 : panjang kepala-bokong janin adalah 12 cm, dan berat janin 110 g. Jenis kelamin telah dapat ditentukan.

  Minggu ke 20 : janin sekarang memiliki berat lebih dari 300 g, dan berat ini mulai bertambah secara linear.

  Sejak titik ini, janin bergerak kurang lebih setiap menit, dan aktif sekitar 10-30 persen total waktu.

  Kulit janin telah menjadi kurang transparan, lanugo seperti beledu menutupi seluruh tubuh janin dan telah terbentuk sebagian rambut di kulit kepala.

  Minggu ke 24 : janin sekarang memiliki berat sekitar 630 g, kulit secara khas tampak keriput, dan penimbunan lemak dimulai. Kepala masih relative besar, alis dan bulu mata biasanya dapat dikenali. Periode kanaliikular dan perkembangan paru-paru, saat membesarnya bronkus dan bronkiolus serta berkembangnya duktus alveolaris, hampir selesai.

  Minggu ke 28 : panjang kepala-bokong sekitar 25 cm dan berat janin sekitar 1100 g, kulit janin yang tipis berwarna merah dan ditutupi oleh verniks caseosa. Membrane pupil baru saja menghilang dari mata. Minggu ke 32 : janin telah mencapai panjang kepala

  • – bokong 28 cm dan berat sekitar 1800 g, kulit permukaan masih merah dan keriput.
Minggu ke 36 : panjang kepala

  • –bokong pada janin usia ini adalah sekitar 32 cm, dan berat janin sekitar 2500 g. Karena penimbunan lemak subkutan, tubuh menjadi lebih bulat, serta gambaran keriput pada wajah telah menghilang.

  Minggu ke 40 : merupakan periode saat janin dianggap aterm menurut usia yang dihitung dari awal periode menstruasi terakhir. Janin telah berkembang semopurna. Panjang kepala

  • – bokong sekitar 36 cm dan berat kira-kira 3600 g.

  4. Diagnosa kehamilan (Tanda-tanda Pasti Kehamilan, Tidak Pasti, Kemungkinan) Menurut (Mochtar, 2012; h.35)

  a) Tanda Pasi Kehamilan (1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin (2) Denyut jantung janin: Didengar dengan stetoskop-

  monoaural Laennec, dicatat dan didengar dengan alat

  Doppler, dicatat dengan feto-elektrokakardiogram, dilihat pada ultrasonografi (3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

  b) Tanda Mungkin Kehamilan (1) Perut membesar (2) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim

  (3) Tanda hegar: ditemukanyya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu

  (4) Tanda Chadwick: perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio, vagina dan labia.tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen.

  (5) Tanda Piskacek: pembesaran dan pelunakan rahim ke salah satu sisi rahim yang ke salah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterina. Biasanya, tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 mingggu.

  (6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang= Braxton-Hicks.

  (7) Teraba ballotement (8) Reaksi kehamilan positif

  Uji kehamilan didasarkan pada adanya produksi korionik gonadotropin (hCG) oleh sel-sel sinsisiotrofoblas pada awal kehamilan. Hormon ini diskresikan ke dalam sirkulasi ibu hamil dan diekskresikan melalui urine. Hormon HCG dapat dideteksi pada sekitar 26 hari setelah konsepsi (Prawirohardjo, 2010; h. 212). c) Tanda Tidak Pasti Kehamilan (1) Amenorea (tidak mendapat haid)

  Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terahir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksirantanggal persalinan. (2) Mual dan muntah

  Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi).

  (3) Mengidam Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama. (4) Pingsan

  Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan. (5) Anoreksia

  Pada trimester I ibu hamil mengalami hilangnya nafsu makan.

  (6) Payudara membesar dan tegang Payudara membesar disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar.

  (7) Sering miksi Terjadi karena kandung kemih tertekan pleh rahim yang membesar.

  (8) Konstipasi Konstipasi terjaid karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid

  (9) Pigmentasi kulit Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (cloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra=grisea).

  (10) Epulsi/Hipertrofi papila gingivalis (11) Pemekaran vena-vena (varices)

  Varices dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya di jumpai pada trimester akhir.

  5. Perubahan Pada Anatomi Ibu Hamil

  a) Sistem Reproduksi (Mochtar, 2012; h: 29) (1) Perubahan Uterus

  Ukuran uterus untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higosgropik, endometrium menjadi desidua. Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 100 gram pada akhir kehamilan (40 pekan). (Mochtar, 2012; h: 29) Selama kehamilan uterus akan beradptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Selama kehamilan,uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 I bahkan dapat mencapai 20 I atau lebih dengan berat rata- rata 1100 gram. (Prawirohardjo, 2010; h. 175).

  (2) Ovarium Selama kehamilan, ovulasi terhenti dan masih terdapat korpus luteum graviditasi sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron. Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip dengan hormon lutetropik hipofisis anterior (Manuaba, 2010; h.92).

  (3) Vagina dan Vulva Vagina dan vulava mengalami perubahan akibat hipervaskularisasi vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan porsi serviks disebut tanda chadwick.

  (4) Dinding Perut pembesaran pada rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum, linea nigra, dan linea alba. (5) Payudar ( Mammae)

  Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberian ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progestrom, dan samatomamotrofin (Manuaba,2010; h. 92).

  Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI dijabarkan sebgai berikut (Manuaba, 2010; h. 92).

  (1) Estrogen, berfungsi: (a) Menimbulkan hipertofi sistem (b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga oayudara tampak makin membesar

  (c) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara. (2) Progestron, berfungsi:

  (a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi

  a) Meningkatkan jumlah asinus (3) Somatomamotrofin, berfungsi:

  (a) Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin (b) Penimbunan lemak disekitar alvelus payudara (c) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.

  6. Perubahan Pada Sistem Lainnya

  a) Sistem sirkulasi darah (Mochtar, 2012; h.30) (1) Volume darah

  Volume darah total dan volume plasama darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu diikuti pertambahan curah jantung yang meningkat 30%.

  (2) Protein darah Gambaran protein dalam serum berubah jumlah protein, albumin, dan gamaglobulin menurun dalma triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta globulin dan fibrinogen terus meningkat. (3) Hemoglobin

  Hematrokit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor O2, yang sanagt diperlukan selama kehamilan. Konsntrasi Hb terlihat menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb pada orang yang tidak hamil.

  (4) Nadi dan tekanan darah Tekanan darah arteri cenderung menurun, terutama selama trimester kedua, kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam batas- batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nialia rata-ratanya 84 per menit.

  (5) Jantung Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bualan, dan menurun lagi pada minggu- minggu terkhir kehamilan. Elektrokardiogram kadangkala memperlihatkan deviasi aksis kekiri.

  b) pernafasan Pada wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas. Hal itu disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru sedikit meningkat selama kehamilan. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernafasan dada (

  thoracic breathing) (Mochtar, 2012; h.31).

  Frekuensi pernafsan mengalami perubahan ssat kehamilan, volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut (prawirohardjo, 2010;h.185) c) Saluran pencernaan (

Traktus digestivus)

  Pada trimester pertama salivasi meningkat , timbul keluhan mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makananakan lebih lama berrada dalam saluran makanan.

  Resopsi makanan baik, tetapi akan timbul obstipasi. Gejala muntah ( emestis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut pagi hari ( morning sickness) (Mochtar, 2012; h.31).

  d) Tulang dan Gigi Pada persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak (

  softening) juga terjadi

  sedikit pelebaran pada ruang persendia. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsiaum janin, kalsium pada tulang-tulang panjang ibu akan diambil untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin.

  Apabila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. Gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya higiene yang buruk pada rongga mulut (Mochtar, 2012; h.31).

  e) Kulit Menurut Mochtar, 2012; h.31 pada daerah kulit tertentu, terjadi hiperpigmentasi, yaitu pada muka: disebut masker kehamilan (

  chloasma gravidarum), payudara: puting susu dan areola payudara, perut: linea nigra striae, vulva.

  f) Kelenjar Endokrin (Mochtar, 2012; h.31).

  (a) Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit (b) Kelenjar hipofisis: dapat membesar terutama lobus anterior

  (c) Kelenjar adrenal: tidak begitu terpengaruh.

  Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±135%. Tetapi, kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan aterm. (prawirohardjo, 2010; h. 186).

  g) Metabolisme Pada umumnya, kehamilan mempunyai efek pada metabolisme. Karena itu, wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi daan berada dalam kondisi sehat (Mochtar, 2012; h.31).

  (1) Tingkat metabolik basal (

  basal metabolic rate, BMR)

  pada wanita hamil meninggi hingga 15-20%, terutama pada trimester akhir.

  (2) Keseimbangan asam-alkali (

  acic-base balance) sedikit

  mengalami perubahan konsentrasi alkali: (a) Wanita tidak hamil: 155 mEq/liter (b) Wanita hamil:145 mEq/liter (c) Natrium serum: turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter (d) Bikarbonat plasma: turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter

  (3) Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus,alat kandungan, payudara, dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi(Mochtar, 2012; h.31). (4) Hidrat arang: seorang wanita hamil sering merasa hausa, nafsu makan bertambah, sering buang air kecil dan dijumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada diabetes melitus. Dalam kehamilan, pengaruh kelenjar endokrin agak terasa, seperti somatomamotropin, insulin plasma, dan hormon-hormon adrenal-17- ketosteroid. Harus diperhatikan sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena (Mochtar, 2012; h.31).

  (5) Metabolisme lunak juga terjadi,. Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 cc.

  Hormon somatomamotropin berperan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya terdapat dibadan, perut, paha, dan lengan (Mochtar, 2012; h.31).

  (6) Metabolisme mineral (Mochtar, 2012; h.32).

  (a) Kalsium: dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan tulang-tulang terutama dalam trimester terakhir dibutuhkan 30-40 gram

  (b) Fosfor: dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari

  (c) Zat besi: dibutuhkan tambahan zat besi 800 mg, atau 30-50 mg sehari (d) Air: wanita hamil cenderung mengalami retensi air

  (7) Berat badan Berat badan pada wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu banyak ditemukan pada keracunan hamol (preeklamsi dan eklamsi). Kenaikan berat badan wanita hamil disebabkan oleh:

  (a) Janin, uri, air ketuban, uterus (b) Payudara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air (Mochtar, 2012; h.32).

  (8) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori terutama diperoleh dari pembakaran zat arang, khususnya sesudah kehamilan 5 bulan ke atas. Namun, jika dibutuhkan, dipakai lemak ibu untuk mendaoatkan tambahan kalori

  (9) Pada wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein. Di Indinesia, masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B. Karena itu, wanita hamil harus diberikan zat besi dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin. h) Sister kardiovaskuler Pada minggu ke 5

  cardiac output akan meningkat

  dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskuler sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antar minggu ke 10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingg terjadi peningkatan

  preload. Sejak

  pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadadaran (Prawirohardjo, 2010; h.183).

  Volume darah akan meningkat secara progesif mulai minggu ke 6-8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32-34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45 %.

  Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur renin-angiotensis dan aldosteron (Prawirohardjo, 2010; h.183).

  7. Ketidaknyamanan kehamilan dan cara mengatasinya

  a) Mual dan muntah Mual dan muntah merupakan keluhan yang umum pada ibu hamil. Biasanya berlangsung sampai umur kehamilan 16 minggu. Dalam kasus ini, ibu hamil dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil secara lebih sering. ( Williams, 2014; h.220 ) b) Nyeri punggung

  Semakin bertambahnya umur kehamilan menyebabkan meningkatnya nyeri punggung. Hal tersebut juga disebkan karena ibu kelelahan, membungkuk berlebihan, mengangkat beban. Ibu dianjurkan untuk memberi bantalan penyangga di punggung ketika duduk, menghindari sepatu berhak tinggi, berjongkok ketika mengambil sesuatu dibawah. ( Williams, 2014; h.220 )

  c) Varises Terjadi karena pembesaran pembuluh darah kaki akibat tekanan rahim pada daerah panggul dan pengaruh kenaikan hormone. Cara mengatasinya dengan menghindari terlaku lama berdiri, melipat kaki sewaktu duduk, meninggikan kaki pada saat berbaring. ( Varney, 2007; h.540 ).

  d) Hearthburn Gejala ini merupakan salah satu keluhan tersering wanita hamil yang disebabkan oleh reflex isi lambung ke dalam esophagus bawah. Hal ini diatasi dengan cara makan lebih sering dalam porsi kecil, menghindari berbaring datar atau membungkuk. ( Williams, 2014; h.220 ) e) Konstipasi

  Konstipasi terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone. Konstipasi biasanya muncul pada TM II dan TM III. Konstipasi dapat diatasi dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat tinggi, minum air putih 8-10 gelas per hari, berolahraga ringin secara teratur terutama jalan kaki. ( Varney, 2007; h.359 )

  f) Kram Kram kaki disebkan oleh gangguan asupan kalsium yang tidak adekuat atau keseimbangan rasio kalsium dan fosfor dalm tubuh, uterus yang membesar memberi tekanan baik pada pembuluh darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf sementara saraf ini melewati foramen obturator dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah. Cara mengatasinya dengan cara meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya serta anjurkan ibu untuk elevasi kaki secara teratur ( Varney, 2007; h.540 ).

  g) Keletihan Keletihan dialami pada TM I. Keletihan diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolism dasar dalam tubuh. Cara mengatasinya adalah istirahat yang cukup pada siang dan malam hari, melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki serta asupan dengan nutrisi yang baik. ( Varney, 2007; h.537 )

  8. Tanda bahaya dalam kehamilan Dalam buku Mochtar (2012; h. 141-184) menyebutkan:

  a) Hiperemesis Gravidarum Adalah mual dan muntah yangberlebihan pada wanita hamil sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.

  b) Toksemia Gravidarum Toksemia gravidarum merupakan kumpulan gejala- gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE

  (Hipertensi, Proteinuria, dan Edema), yang kadang-kadang bila keadaan lebih parah diikuti oleh KK (kejang-kejang atau konvulsi dan koma).

  c) Abortus (Keguguran) dan Kelainan dalam Tua Kehamilan Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.

  9. Asuhan pada Kehamilan Asuhan antenatal merupakan upaya preventiv untukoptimalisasi luaran maternal dan neonatal dalam kehamilan

  (Prawirohardjo, 2010; h. 278).

  a) Tujuan Asuhan Kehamilan Tujuan umum asuhan kehamilan adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas; dengan demikian, didapatkan ibu dan anak yang sehat (Mochtar, 2012; h.38).

  Tujuan khusus: (1) Mengenali dan menangani oenyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan nifas.

  (2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin.

  (3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

  Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2014. Hal 46) yaitu :

  (a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

  (b) Pengukuran tekanan darah (c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) (d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri) (e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toxoid sesuai status imunisasi (f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

  (g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

  (h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana )

  (i) Pelayanan tes laboraturium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urine dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya)

  (j) Tatalaksana khusus

  b) Jadwal Kunjungan pada Pemeriksaan Kehamilan Menurut (Mochtar, 2012; h.38)

  (1) Pemeriksaan kehamilan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan.

  (2) Periksa ulang 1 x sebulan sampai kehamilan 7 bulan (3) Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan (4) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan

  c) Pemeriksaan Leopold Tahap pemeriksaan leopold, menurut (Manuaba, 2013;h. 117)

  (1) Tahap persiapan pemeriksaan Leopold (a) Ibu tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi .

  (b) Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatasi kepala atau membujur disamping badan.

  (c) Kaki ditekukkan sedikit sehingga dinding perut lemas.

  (d) Bagian perut penderita dibuka seperlunya (e) Pemeriksa menghadap ke muka penderita saat melakukan pemeriksaan Leopold I sampai III, sedangkan saat melakukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksaan menghadap ke kaki.

  (2) Tahap pemeriksaan leopold (a) Leopold I

  (i) Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir

  (ii) Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala keras bulat dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus; tidak keras tak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang fundud uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.

  (b) Leopold II (i) Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping

  (ii) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci

  (iii) Pada anak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin (c) Leopold III

  (i) Menetapkan bagian apa yang terdaapat di atas simfisis pubis (ii) Kepaal akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong

  (d) Leopold IV (i) Pada pemeriksaan leopold

  IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul

  (ii) Bila bagian terendah sudah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen. (Manuaba. 2013:117). B. PERSALINAN

  1. Definisi Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 2012; h. 69). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuba, 2010; h.168).

  Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Sarwono, 2010; h. 100).

  Dari beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa persalinana adalah proses keluarnya hasil konsepsi (janin dan plasenta) dari dalam rahim.

  2. Teori Terjadinya Persalinan Dalam bukunya Manuaba; 2010, menyebutkan bahwa teori kemungkinan terjadinya persalinan adalah: a) Teori Keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

  (1) Teori Penururnan Progesteron Proses penuaan plasenta terjadi saat usia kehamilan 28 minggu, karena terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosi. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi. (2) Teori Oksitosin Internal

  Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Dengan menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai (a) Teori Prostaglandin

  Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.

  (b) Teori Hipotalamus Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kartikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, induksi (mulainya) persalinan.

  3. Tanda Mulainya Persalinan

  a) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek b) Keluarnya lendir bercampur darah

  c) Dapat disertai ketuban pecah

  d) Pada pemeriksaan dalam, dijimpai perubahan serviks (pelunakan serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks) (Manuaba, 2010; h. 169).

  4. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

  a)

  Passanger (janin)

  b)

  Passage (jalan lahir)

  c)

Power (kekuatan)

  menurut Mochtar; 2012, power merupakan tenaga yang dikeluarkan untuk mendorong lahirnya janin, yaitu kontraksi uterus atau his dari tenaga mengejan ibu. Menurut sifatnya:

  (1) His Pendahuluan: His tidak kuat, tidak teratur dan menyebabkan

  show

  (2) His Pembukaan (Kala I) (a) His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm (b) Mulai kuat, teratur dan sakit

  (3) His Pengeluaran (Kala II) (a) Sangat kuat, teratur, terkoordinasi dan lama (b) His untuk mengeluarkan janin (c) Koordinasi bersama antara his kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan ligament

  (4) His pelepasan Plasenta Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta

  (5) His Pengiring (Kala IV) Kontraksi lemah, masih sedikit myeri, pengecilan rahim akan terjadi dalam beberapa jam atau hari (Mochtar, 2012; h. 65).

  5. Tahapan persalinan Tahapan dalam persalinan dibagi menjadi IV kala, yaitu kala I (kala pembukaan), kala II (kala pengeluaran janin), kala III

  (kala pelepasan plasenta), dan kala IV (kala pengawasan ) ( Mochtar, 2012; h. 71). a) Kala I Dimulai dari pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu

  (1) Fase laten (7-8 jam) serviks membuka sampai 3 cm. (2) Fase Aktif, berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3 subfase:

  (a) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan serviks menjadi 4 cm.

  (b) Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

  (c) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap). ( Mochtar, 2012; h. 71).

  Ada perbedaan lama persalinan pada seorang primigravida dan multigravida, yaitu pada primigravida berlangsung selama 10-12 jam dan sedangkan pada multigravida berlangsung selama 6-8 jam (Manuaba, 2010: h.175).

  b) Kala II (kala pengeluaran janin) Menurut Manuaba; 2010, gejala utama kal II adalah:

  (1) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik.

  (2) Menjelang akhir kala 1, ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.

  (3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan, karena tertekannya pleksus Frankenhauser. (4) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi kepala membuka pintu, suboksiputbertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala seluruhnya

  (5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala terhadap punggung (6) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan,: kepala dipegang pada os oksiput dan dibawah dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir, ketika dikait untuk melahirkan sisa badan bayi, bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban. (7) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.

  Menurut (Muchtar, 2012; h. 73) kala II pada primigravida berlangsung selama 1,5-2 jam, pada multigravida 1/2 -1 jam. c) Kala III Kala III atau pelepasan plasenta, setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya bayi, mulai berlangsung pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.

  Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tanda: uterus menjadi bundar, uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara Crede pada fundus uteri.

  (Manuaba, 2010;h. 174).

  Pada kala III setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uru. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas,terdorong kedalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100- 200 cc(Muchtar, 2012; h. 73).

  (1) Bentuk pelepasan plasenta Menurut Manuaba, 2010; h. 189 bentuk pelepasan plasenta yaitu: (a) Secara

  schutze pelepasan pplasenta muali dari

  pertengahan, sehingga plasenta lahirdiikuti olehpengeluaran darah.

  (b) Secara

  Duncam pelepasan plasenta dari daerah

  tepi sehingga terjadi perdarahan dan diikuti oleh pelepasan plasentanya.

  (c) Bentuk kombinasi pelepasan plasenta.

  Untuk memastikan plasenta telah lepas dapat dilakukan pemeriksaa: (i) Perasat

  kustner. Tali pusat dikencangkan,

  tangan ditekankan diatas simfisis, bila tali pusat masuk kembali, berartinplasenta belum lepas. (ii) Perasat

  Klein. Parturein disuruh mengejan,

  sehingga tali pusat ikut serta turun atau memanjang. Bila mengejan dihentikan dapat terjadi: tali pusat tertarik kembali, berarti plasenta belum lepas, tali pusat tetap ditempat, berarti plasenta sudah lepas. (iii) Perasat

  Strasman. Tali ousat dikencangkan

  dan rahim diketok-ketok, bila getarannya sampai pada tali pusat berarti plasenta belum lepas.

  (iv) Perasat

Manuaba. Tangan kiri memegang

  uterus pada segmen bawah rahim, sedangkan tangan kanan memegang dan mengencangkan tali pusat. Kedua tangan ditarik berlawanan, dapat terjadi: Tarikan terasa berat dan tali pusat tidak memanjang, berarti plasenta belum lepas. Tarikan terasa ringan (mudah) dan tali pusat memanjang, berarti plasenta telah lepas.

  (v) Plasenta dilahirkan secara

Crede dengan dorongan pada fundus uteri

  d) Kala IV Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan meliputi: (1) tingkat kesadaran penderita.

  (2) pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan, kontraksi (3) kontraksi uterus (4) terjadinya perdarahan, perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya yidak melebihi 400 sampai 500 cc. (Manuaba, 2010; h. 174).

  6. Mekanisme Persalinan Pada minggu-minggu terkhir kehamilan, segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala janin, terutama pada primigravida, sedangkan pada multigravida, peluasan tersebut terjadi pada saat dimulainya partus. Hampir 96% janin adalah letak kepala.(Muchtar, 2012; h. 73).

  Kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengejan, keadaan jalan lahir, dan janinnya sendiri.Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklintismus (arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul). Akibat adanya tahanan jaringan terhadap kepala yang menurun, menyebabkan kepala menjadi fleksi di dalam rongga panggul (Sarwono, 2010; h.310).

  Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis. Kombinasi elastisitas

  diafragmapelvis dan tekanan intra uterin

  disebabkan oleh his yang berulang-ulang, maka kepala mengadakan rotasi yang disebut putaran

  paksi dalam dengan

suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan

defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada setiap his vulva lebih

  membuka dan kepala janin semakin terlihat

  perineum menjadi

  semakin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengejan, berturut-turut tampak

  bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu terlahir. Setelah

  kepala lahir maka kepala melakukan rotasi yang disebut putaran paksi luar untuk menyesuaikan kedudukan kepala dan punggung bayi. (Sarwono, 2010; h.310).

  Faktor-faktor yang penting dalam persalinan adalah

  power

  (his/kontraksi otot rahim, kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan, keregangan dan kontraksi ligamentum rotundum),

  passanger (janin dan plasenta),

passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang. (Manuaba, 2010;

  169).

  Menurut (Muchtar, 2012; h. 73), Pada letak belakang kepala (LBK) dapat dijumpai: a) Ubun-ubun kecil kiri depan = 58%,

  b) Ubun-ubun kecil kanan depan = 23%,

  c) Ubun-ubun kecil kanan belakang = 11%, atau d) Ubun-ubun kecil kiri belakang =8%.

  7. Asuhan pada persalinan

  a) Tujuan Asuhan Persalinan Tujuan umum asuhan persalinan adalah memahami jalannya persalinan normal, pengenalan komplikasi persalinan dan dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat sehingga pengelolaan persalinan menjadi lebih baik dengan tingkat komplikasi yang rendah. Tujuan Khusus (1) Mempersiapkan alat-alat untuk tindakan persalinan dengan tingkat kebersihan dan sterilitas yang baik.

  (2) Mendiagnosis ibu dalam proses persalinan. (3) Mengelola ibu dalam proses persalinan. (4) Membantu ibu dalam proses kelahiran. (5) Memberikan pertolongan pada bayi baru lahir (6) Mencegah perdarahan pascapersalinan.

  b) Asuhan Persalinan Normal 1) Melihat tanda dan gejala kala dua

  (1) Mengamati tanda dan gejal persalinan kala dua (i) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran (ii) Ibu merasa tkanan yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya (iii) Perineum menonjol (iv) Vulva-vagina dan sfingter anal membuka

  2) Menyiapkan pertolongan persalinan (2) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosi

  10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set (3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih (4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai atau pribadi yang bersih (5) Memakai sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam (6) Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik

  (dengan memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set atau wadah desinfksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik.

  3) Memastikan pembukaan lengkap dengan baik (7) membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah di basahi air desinfeksi tingkat tinggi jika mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar.mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar didalam larutan dekontaminasi, selanjutnya langkah 9)

  (8) melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

  (9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tamgan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5 % dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5 % selam 10 menit. Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan. (10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal .

  (a) mengambil tidakan yang sesuai jika DJJ tidak normal (b) menokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf. 4) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses persalinan

  (11) memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.

  (a) Tunggu ibu hingga mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantuan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan yang ada

  (b) Menjelaskan pada anggota keluarga bagaiman mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran. (12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

  (13) Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran: (a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk meneran (b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

  (c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu berbaringterlentang). (d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

  (e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.

  (f) Menganjurkan asupan cairan per oral.

  (g) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. (h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2jam) meneran untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera.

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 23 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 1 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 23 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 1 101

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN MEDIS 1. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA(KB) PADA NY.S UMUR 33 TAHUN DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustak

0 0 72

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. A UMUR 21 TAHUN DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. KEHAMILAN a) Definisi Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S UMUR 32 TAHUN DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI WILAYAH PUSKESMAS II

0 0 91

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.M UMUR 30 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS 2 SOKARAJA - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF SELAMA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 21 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN PATOLOGIS DENGAN SUSPECT CPD, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.L DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 85

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN MASA ANTARA (KB) PADA NY S UMUR 26 TAHUN G3P2A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA Ny. Y UMUR 33 TAHUN G3P2A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 13