ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 23 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN MEDIS A. KEHAMILAN

  1. Pengertian Kehamilan Menurut kuswanti asuhan kehamilan (2014; h.99) kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Masa kehmailan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai

  partus yaitu kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).

  Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan) dihitung dari saat hari pertama haid terakhir sampai lahirnya bayi. Dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses penyatuan sel telur dan sperma yang berlangsung 40 minggu dihitung dari saat hari pertama haid terakhir sampai persalinan (Mochtar. 2012; h. 35).

  Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara normal terdiri atas pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin, dan terakhir pada kehamilan bayi (Yongki. 2012; h.3).

  2. Penyebab terjadinya kehamilan Menurut Manuaba (2013; h.71-85) Peristiwa terjadinya kehamilan di anataranya yaitu:

  8

  Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi

  oleh sistem hormonal. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de graaf yang menuju ke permukaan ovum disertai pembentukan ciran folikel. Selama pertumbuhan menjadi folikel de graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi, sehingga peristaltic tuba makin aktif, yang mengalir menuju uterus. Dengan pengaruh

  LH yang semankin besar dan fluktusi yang mendadak,terjadi

  proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Ovum yang dilepaskan akan ditangkap oleh fimbriae, dan ovum yang ditangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan yang siap untuk dibuahi.(Manuaba.2013; h. 75)

  Merupakan pertemuan antara inti ovum dengan inti

  spermatozoa yang nantinya akan membentuk zigot.(Manuaba. 2013; h.77)

  c) Nidasi atau Implantasi Setelah terbentuknya zigot yang dalam beberapa jam setelahmampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya serta berjalan terus menuju uterus, hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum, maka terjadilah proses penanaman blastula yang di namakan nidasi atau implantasi yang berlangsung pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi (manuaba,2013;h.79).

  Terjadinya nidasi mendorong sel blastula mengadakan

  diferensisi, sel yang dekat dengan ruangan eksoselom

  membentuk kantong kuning telur sedangkan sel lain membentuk ruangan amnion, sedangkan plat embrio terbentuk diantara dua ruangan amnion dan kantong kuning telur tersebut. Ruangan amnion dengan cepat mendekati

  korion sehingga jaringan yang terdapat diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat. Vili korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah vena mulai dari hari ke 10 sampai 11 setelah konsepsi

  sedangkan arteri pada hari ke 14 sampai 15. Bagian desidua yang tidak dihancurkan akan membentuk plasenta 15-20

  kotiledon maternal, pada janin plasenta akan dibagi menjadi

  sekitar 200 kotiledonfetus dan setiap kotiledonfetus terus bercabang dan mengambang ditengah aliran darah yang nantinya berfungsi untuk memberikan nutrisi dan pertumbuhan (manuaba.2013; h.82-85)

  3. Perubahan fisiologi selama kehamilan Menurut manuaba ( 2013; h.85-88) perubahan fisiologi selama hamil yaitu:

  a) Uterus Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau

  beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi berat 1000 gram saat akhir kehamilan.

  Otot rahim mengalami hipertrofi dan hyperplasia menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran Rahim karena pertumbuhan janin. Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah

  • – olah kedua jari dapat saling sentuh.Perlunakan isthmus disebut tanda hegar. (Manuaba, 2013; hal: 83)

  b) Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembulu darah

  karena pengaruh estrogen sehigga tampak makin berwarna merah da kebiru-biruan (tanda Chadwicks). (Manuaba, 2013; hal: 92)

  Dengan terjadna kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormo korionik

  gonadotropin yang mirip dengan hormone luteotropik hipofisis anterior. (Manuaba, 2013; hal: 92) d) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengarh hormone saat kehamilan, yaitu estrogen,

  progesterone, dan somamotrofin. (Manuaba, 2013; hal: 92)

  e) Sirkulasi Darah Ibu Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :

  (1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. (2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter.

  (3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningka.(manuaba. 2013; h. 92)

  4. Ketidaknyamanan pada kehamilan MenurutVarney(2007;h.536-544)ketidaknyamananpada kehamilan yaitu:

  a) Nausea Nausea, dengan atau tanpa disertai muntah-muntah,

  ditafsirkan sebagai morning sickness, tetapi paling sering terjadi pada siang atau sore atau bahkan sepanjang hari.

  b) Ptialisme Ptialisme merupakan kondisi yang tidak lazim, yang

  dapat disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut atau peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan mengalami sekresi berlebihan.

  c) Keletihan Keletihan yang di alami pada trimester pertama, namun alasanya belum diketahui. Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakubatkan oleh penurunan drastic laju

  metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi alas an hal

  ini terjadi masih belum jelas. Untungnya, keletihan merupakan ketidaknyamanan yang terbatas dan biasanya hilang pada akhir trimester pertama.

  d) Nyeri punggung bagian atas Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat peningkatan ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat.Pembesaran ini dapat mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak disokong adekuat.Metode untuk mengurangi nyeri ini ialah dengan menggunakan bra yang berukuran sesuai ukuran payudara.Dengan mengurangi mobilitas payudara, bra penyokong yang berukuran tepat juga mengurangi ketidaknyamanan akibat nyeri tekan pada payudara yang timbul karena pembesaran payudara.

  e) Leukorea Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar,

  dengan konsistensi kental atau cair, yang di mulai pada trimester pertama.Upaya untuk mengatasi leukorea adalah dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan mengganti panty berbahan katun dengan sering.

  f) Peningkatan frekuensi berkemih Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi

  akibat peningkatan berat pada fundus uterus.Peningkatan berat pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda hegar), menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar.Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada

  kandung kemih. Frekuensi berkemih pada trimester ketiga

  paling sering dialami oleh wanita primigravida setelah

  lightening terjadi. Efek lightening adalah bagian presentasi

  akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Tekanan ini menyebabkan wanita merasa perlu berkemih.

  g) Nyeri ulu hati Nyeri ulu hati, ketidaknyamanan yang mulai timbul

  menjelang akhir trimester ke dua dan bertahan hingga trimester ke tiga adalah kata lain untuk regurgutasi atau

  refluksi isi lambung yang asam menuju esophagus bagian bawah akibat peristaltis balikan. Isi lambung bersifat asam karena sifat asam hidroklorida ini menyebabkan materi tersebut membakar tenggorok dan teraba tidak enak.

  Peningkatan flatulen di duga akibat penurunan mortilitas

  gastrointestinal.Hal ini kemungkinan merupakan akibat efek

  peningkatan progesterone yang merelaksasi otot halus dan akibat pergeseran serta tekanan pada usus halus karena pembesaran uterus.

  Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki masalah ini pada trimester kedua atau ketiga.

  Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang

  disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjafi peningkatan jumlah progesterone. j) Hemoroid

  Hemoroid sering didahului oleh konstipasi.Oleh karena itu, semua penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan

  hemoroid. Progesterone juga menyebabkan hemoroid. Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. k) Kram tungkai

  Dasar fisiologis untuk kram kaki belum diketahui dengan pasti.Selama beberapa tahun.Kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan kalsium atau asupan kalsium yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan rasio

  kalsium dan fosfor dalam tubuh.Salah satu dugaan lainnya

  adalah bahwa uterus yang membesar mengganggu sirkulasi, atau pada saraf sementara saraf ini melewati foramen

  obturator dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah. l) Edema dependen Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan

  sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada

  ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini

  disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-

  vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan

  pada kaki kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balikvena

  dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah. m) Varises Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena

  dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini diakibatkan penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava inferior saat ia berbaring. Pakaian yang ketat menghambat aliran vena balik dari ekstremitas bagian bawah, atau posisi berdiri yang lama memperberat masalah tersebut.

  n) Dyspareunia

  Perubahan fisiologis menjadi penyebab, seperti kongesti vagina/panggul akibat gangguan sirkulasi yang dikarenakan tekanan uterus yang membesar atau tekanan bagian presentasi.Masalah-masalah fisik kemungkinan disebabkan

  abdomen yang membesar atau dijumpai pada tahap akhir

  kehamilan saat bagian presentasi mengalami penurunan ke dalam pelvis sejati.

  o) Nokturia

  Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena kava inferior. Bila wanita berbaring dalam posisi ini pada saat tidur dimalam hari, akibatnya adalah pola diurnal kebalikan sehingga terjadi peningkatan haluaran urine pada saat ini.

  p) Insomnia Insomnia, baik pada wanita yang mengandung maupun

  tidak, dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab, seperti kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira menyambut suatu acara untuk keesokan hari. Wanita hamil, bagaimanapun, memiliki tambahan alas an fisik sebagai penyebab insomnia.

  Hal ini meliputi ketidaknyamanan lain selama kehamilan, dan pergerakan janin, terutama jika janin tersebut aktif.

  q) Nyeri pada ligamentum teres uteri Ligamentum terdiri atas sejumlah besar otot polos yang

  merupakan lanjutan otot polos uterus.Jaringan otot ini memudahkan ligamentum latum untuk hipertrofi selama kehamilan berlangsung dan yang terpenting meregang seiring pembesaran uterus.Ligamentumteres uteri secara anatomis memiliki kemampuan memanjang saat terus meninggi dan masuk ke dalam abdomen. Nyeri pada

  ligamentum teres uteri diduga terjadi akibat peregangan dan

  kemungkinan akibat penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligament. r) Nyeri punggung bawah

  Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosacral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-prubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar.

  s) Hiperventilasi dan sesak nafas

  Peningkatan jumlah progesterone selama kehamilan di duga kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar

  oksigen. Peningkatan kadar oksigen menguntungkakn janin. Hiperventilasi akan menurunkan kadar karbondioksida.

  Sesak nafas merubakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada trimester ketiga.Selama periode ini, uterus telah mengalami pembesaran hingga terjadi penekanan

  diagfragma. Selain itu, diagfragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.

  t) Kesemutan dan baal pada jari Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang dan kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat bagian depanya dan melengkung punggungnya. Postur ini diduga menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar lengan, yang akan mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari-jari.

  u) Sindrom hipotensi telentang Sindrom hipotensi telentang menyebabkan wanita

  merasa seperti ingin pingsan dan ia menjadi tidak sadarkan diri bila masalah tidak segera ditangani. Sindrom hipotensi telentang terjadi saat wanita berbaring pada posisi telentang (seperti saat sedang tidur atau berada diatas meja pemeriksaan) karena berat total uterus yang membesar berikut isinya menekan vena kava inferior dan pembuluh darah lainnya pada system vena. Aliran vena balik dari bagian bawah tubuh dihambat, yang akhirnya mengakibatkan jumlah darah yang mengisi jantung berkurang dan kemudian akan menurunkan curah jantung.

  Sindrom hipotensi telentang dapat segera diatasi dengan meminta wanita tersebut berbaring ke samping atau duduk.

  5. Tanda gejala kehamilan

  a) Menurut manuaba (2013; h. 107) tanda mungkin hamil adalah: (1) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi. (2) Mual dan muntah (emesis) pengaruh estrogen dan

  progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung

  yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness.

  (3) Pica/Ngidam. Wanita hamil sering menginginka makanan tertentu, keinginan yang seperti itu disebut ngidam.

  (4) Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

  (5) Payudara tegang. Pengaruh estrogen dan progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

  (6) Sering miksi. Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.

  Pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang. (7) Konstipasi atau obstipasi. Pengaruhprogesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar. (8) Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating

  hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit

  di sekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, putting susu makin menonjol, kelenjar Montgomery menonjol, pembuluh darah menifes sekitar payudara).

  (9) Epulis. Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil.

  (10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena.

  Karena pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini bisa menghilang setelah persalinan.

  b) Tanda tidak Pasti Kehamilan : (Manuaba, 2013; hal: 108) (1) Rahim membesar, sesuai dengan umur kehamilan

  (2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda hegar, tanda

  chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi Braxton hicks,

  teraba ballottement (3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan positif palsu c) Tanda Pasti Kehamilan : (Manuaba, 2013; hal: 109)

  1) Gerakan janin dalam Rahim 2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin 3) Denyut jantung janin

  6. Pengawasan Antenatal Sejak Ballantyne pada tahun 1901 mengumumkan tempat

  

plea for promaternity hospital, di Paris, yang merupakan model

  antenatal pertama di dunia, maka upaya pengawasan hamil makin berkembang. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang mennyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam Rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling memengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, dan prkembangan janin. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap trimester, sedangkan trimester terakhir sebanyak dua kali.

  (Manuaba, 2013; hal: 109)

  WHO Expert Commite on the Midwife in Maternity Care mengemukakan tujuan maternity care (pelayanan kebidanan) yaitu : (Manuaba, 2013; hal: 110)

  a) Pengawasan serta penanganan wanita hamil dan saat persalinan b) Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan

  c) Perawatan neonatus bayi

  d) Pemeliharaan dan pemberian laktasi Secara khusus, pengawasan antenatal bertujuan untuk:

  (Manuaba, 2013; hal: 111)

  a) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat pesrsalinan, dan kala nifas b) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas c) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana

  d) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perintal Dengan memehartikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut

  :(Manuaba, 2013; hal: 111)

  a) Pemeriksaan petama : pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid b) Pemeriksaa ulang :

  (1) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan (2) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan (3) Setiap minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan c) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu

  Jadwal pemeriksaan antenatal care : (Manuaba, 2013; hal: 114)

  (1) Trimester I dan II (a) Setiap bulan sekali (b) Diambil data tentang laboratorium (c) Pemeriksaan ultrasonografi (d) Nasehat tentang diet empat sehat lima sempurna, tembahan protein 0,5g/kg BB (satu telur/hari) (e) Observasi adanya penyakit yang dapat memengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan (f) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus

  1

  (2) Trimester III (a) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran (b) Evaluasi data laboratorium untuk mrlihat hasil pengobatan (c) Diet empat sehat lima sempurna (d) Pemeriksaan ultrasonografi

  (e) Imunisasi tetanus II

  (f) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ketiga (g) Rencana pengobatan (h) Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan

  7. Pemeriksaan Leopold

  a) Tahap persiapan pemeriksaan Leopold: (Manuaba, 2013; hal: 117) (1) Ibu tidur telentang dengan kepala lebih tinggi (2) Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala atau membujur disamping badan (3) Kaki ditekuk sedikit sehingga dinding perut lemas (4) Bagian perut penderita dibuka seperlunya (5) Pemeriksa menghadap kemuka penderita saat melakukan pemeriksaan Leopold I sampai III, sedangkan saat melakukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap ke kaki b) Tahap pemeriksaan Leopold (Manuaba, 2013; hal: 117)

  (1) Leopold I (a) Kedua telapak tanga pada fundus uteri untuk menetukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.

  (b) Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala bulat keras dan melintang pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus : tidak keras tak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.

  (2) Leopold II (a) Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menentukan bagian apa yang terletak disamping. (b) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci.

  (c) Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana letak kepala janin.

  (3) Leopold III (a) Menetapkan bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis.

  (b) Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisispubis akan kosong. (4) Leopold IV

  (a) Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap kearah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul. (b) Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen.

  8. Komplikasi dalam kehamilan Komplikasi dalam kehamilan antara lain:

  a) Hiperemesis gravidarum(HEG) Hiperemesis gravidarum (HEG) adalah mual dan muntah

  yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.(mochtar. 2012; h. 141)

  b) Abortus

  Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan .(mochtar. 2012; h.150)

  c) Mola hidatidosa Mola hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (chorionic villi)

  yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. (mochtar. 2012; h. 167)

  d) Kehamilan ektopik terganggu (KET) Kehamilan ektopik yang terganggu,dapat terjadi abortus atau pecah, dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut. (mochtar. 2012; h. 159)

  e) Plasenta previa

  f) Solusio plasenta

  g) Hipertensi,preeklamsia dan eklamsia h) Kehamilan kembar : Kehamilan dengan dua janin atau lebih.

  9. Asuhan Pada Kehamilan Standar minimal asuhan antenatal 10 T:

  a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

  b) Prngukuran tekanan darah

  c) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)

  d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)

  e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

  h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling termasuk keluarga berencana) i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya) dan j) Tatalksana kasus (Profil Kesehatan Indonesia)

  B. PERSALINAN

  1. Pengertian Persalinan Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

  (janin + plasenta) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (mochtar,R.2012; h.69).

  Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai pleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2008;h.672)

  Persalinan atau kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi karena cukup bulan (36-42 minggu) dan bersifat spontan kurang dari 18 jam tanpa faktor penyulit dan komplikasi baik bagi ibu maupun janin (Yongky, dkk. 2012).

  2. Macam-macam persalinan Beberapa istilah yang berhubungan dengan partus (mochtar.

  2012; h.69)

  a) Menurut cara persalinan: (1) Persalinan spontan (normal) persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir ibu. (2) Persalinan buatan / operatif

  Persalinan dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya

  ektraksi vakum, forceps, atau dilakukan operasi sectio caesaria.

  (3) Persalinan anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi harus berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

  b) Menurut tua (umur) kehamilan:

  (1) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viabel) – berat janin di bawah 1000 gram – tua kehamilan di bawah 28 minggu. (2) Partus prematurus adalah persalinan (pengeluaran) hasil

  konsepsi pada kehamilan 28 – 36 minggu, janin dapat

  hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000

  • – 2500 gram.

  (3) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37

  • – 40 minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gram.

  (4) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur. (5) Partuspresipitatus adalah partus yang berlangsung sangat cepat,mungkin di kamar mandi, di becak, dan sebagainya. (6) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disporsisefalopelvik.

  3. Etiologi persalinan Menurut mochtar (2012; h. 70) sebab-sebab yang menimbulkan persalinan yaitu: a) Teori penurunan hormon 1 - 2 minggu sebelum partus,mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim. Karena itu, akan terjadi kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan

  his jika kadar progesteron turun.

  b) Teori plasenta menjadi tua Penuaan plasenta akan menyebabkan turunnya kadar

  estrogen dan progesteron sehingga terjadi kekejang

  pembuluh darah. Hal tersebut akan menimbulkan kontraksi rahim.

  c) Teori distensi rahim Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasma.

  d) Teori iritasi mekanik Di belakang serviks, terletak ganglion servikale (pleksus

  frankenhauser). Apabila ganglion tersebut digeser dan

  ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

  e) Induksi partus (induction of labour) Partus dapat pula ditimbulkan dengan

  (1) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukan kedalam kanalis servisis dengan tujuan merangsang

  pleksus frankenhauser.

  (2) Amniotomi : pemecahan ketuban. (3) Tetesan oksitosin : pemberian oksitosin melalui tetesan per infus.

  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan Menurut manuaba (2012;h.283-296) faktor-faktor yang mempengaruhi persallinan adalah: a) Kekuatan mendorong janin keluar (power)

  (1) His (kontraksi uterus) (2) Kontraksi otot-otot dinding perut.

  (3) Kontraksi diafragma

  b) Faktor janin

  c) Faktor jalan lahir

  5. Tanda-tanda persalinan

  a) Tanda-tanda pemulaan persalinan yaitu: Menurut mochtar, R (2012; h. 70) tanda-tanda permulaan persalinan yaitu:

  (1) Lightening atau setting atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul.

  (2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. (3) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. (4) Perasaan nyeri diperut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah uterus, kadang-kadang disebut

  “false labor pains”. (5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresinya bertambah dan kadang bercampur darah (bloody show) b) Tanda-tanda inpartu

  (1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering,dan teratur.

  (2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.

  (3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. (4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan (mochtar, R. 2012; h. 70).

  6. Tahap persalinan Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu:

  a) Kala I (kala pembukaan)

  Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir

  bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler di sekitar

  kanalis servisi akibat pergeseran ketika serviks mendatar

  dan membuka. Kala I dibagi atas 2 fase, yaitu: (1) Fase laten : pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam.

  (2) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase.

  (a) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

  (b) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

  (c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (mochtar, R. 2012; h.71).

  b) Kala II (kala pengeluaran janin) Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang melalui lengkungan refleks menimbulkan rasa mengidam. Karena tekanan pada rektum,ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin,akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung selama 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ -1 jam (mochtar,R.2012; h.71).

  c) Kala III (kala pengeluran uri) Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar.

  Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat,dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh

  plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir

  spontan atau dengan sedikit dorongan dariatassimfisis atau

  fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengukuran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (mochtar,R.2012; h.73).

  d) KalaIV kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan plasentalahir untuk mengamati keadaan ibu, terutamaterhadap bahaya perdarahan postpartum (mochtar, R.2012;h.73)

  7. Perubahan psikologis ibu bersalin Menurut sondakh (2013; h. 90) perubahan psikologis pada ibu bersalin yaitu: a) Rasa cemas pada bayinya yang akan lahir.

  b) Kesakitan saat kontraksi dan nyeri.

  c) Ketakutan saat melihat darah.

  8. Komplikasi / penyulit selama persalinan Mennurut Varney(2008; h. 782-801) komplikasi/penyulit selama persalinan yaitu:

  Persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37.

  b) Ketuban Pecah Dini Ketuban pecah dini dapat secara teknis didefinisikan

  sebagai pecah ketuban sebelum awitan persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi.

  c) Amnionitis dan Korloamnionitis

  Yaitu terjadinya infeksi pada kulit ketuban dan cairan

  ketuban.Biasanya terjadi akibat pecah ketuban yang lama

  (lebih dari 24 jam), dengan atau tanpa persalinan yang memanjang, pada pemeriksaan dalam atau manipulasi

  vagina prosedur intrauteri yang berulang.

  d) Prolapse Tali Pusat

  Terdapat dua jenis prolapse tali pusat : menumbung (frank) atau terkemuka (accult). Pada prolapse tali pusat menumbung, tali pusat masuk ke dalam serviks. Pada prolapse tali pusat terkemuka, tali pusat berada di samping bagian presentasi, tetapi tidak masuk ke dalam serviks.

  e) Disproporsi Sefalopelvik

  Yaitu disproporsi antara ukuran janin dan ukuran pelvis, yakni ukuran tertentu tidak cukup besar untuk

  mengakomodasi keluarnya janin melalui pelvis sampai terjadi kelahiran per vaginam.

  f) Disfungsi Uterus

  Yaitu terjadinya pemanjangan waktu setiap fase atau kala persalinan yang melebihi waktu yang diperkirakan.Hal lini diidentifikasi berdasarkan sedikitnya kemajuan pendataran serviks atau dilatasi atau penurnan bagian

  presentasi janin. g) Kelelahan Ibu (Distress Maternal) Kelelahan ibu (distress maternal) harus dicegah karena memburuknya kondisi wanita akan membahayakan ibu dan janin yang belum lahir.

  Yaitu terjadi robekan/laserasi pada uterus yang terjadi sebelum atau selama kehamilan, yang dapat disebabkan oleh bekas SC, dorongan fundus saat bersalin, janin besar. Tanda dan gejala rupture uteri dapat menyerupai tanda dan gejala gangguan berat lainnya..

  9. Asuhan kebidanan pada persalinan normal Menurut Prawirohardjo (2010; h. 341-347) asuhan persalinan normal.

  Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua (1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.

  (a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran. (b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan/ vaginanya.

  (c) Perineum menonjol. (d) Vulva-vagina dan sfingter anal membuka. Menyiapkan Pertolongan Persalinan

  (2) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

  (3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih. (4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.

  (5) Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.

  (6) Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi

  tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik).

  Memastikan Pembukaan Lengkap dengan Janin Baik (7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat

  tinggi. Jika mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan

  seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar.Mengganti sarung tangan jika

  terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontainasi, langkah #9).

  (8) Dengan menggnakan teknik aseptic, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan

  serviks sudah lengkap.Bila selaput ketuban belum pecah,

  sedangkan pembukaan serviks sudah lengkap, lakukan amniotomi.

  (9) Mendekontaminasi sarung tangan dengancara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam

  larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dengan

  keadaan terbalik serta merendamnya di larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).

  (10) Memeriksa DenyutJantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali/menit). (a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal. (b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan

  Meneran

  (11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya. (a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.

  (b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran. (12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam poisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman). (13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran:

  (a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

  (b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

  (c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang). (d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi. (e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.

  (f) Menganjurkan asupan cairan pe oral. (g) Menilai DJJ setai lima menit. (h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu

  multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.

  (i) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang aman.Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi. (j) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera. Persiapan Pertolongan kelahiran Bayi

  (14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5- 6 cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi. (15) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.

  (16) Membuka partus set. (17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

  Menolong Kelahiran Bayi Lahirnya kepala

  (18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepal bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepal bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.

  (19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih.(Langkah ini tidak harus dilakukan). (20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:

  (a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.

  (b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan memotongnya.

  (21) Menunggu hingga kepal bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

  Lahir Bahu

  (22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi.Mengajurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.Dengan lembut menariknya kearah bawah dan kearah luar hingga bahu

  interior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan

  lembut menarik kearah atas dan kearah luar untuk melahirkan bahuposterior.

  (23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah kearah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tanga tersebut.Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, guanakn lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR(BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. L UMUR 27 TAHUN G2P0A1 DI PUSKESMAS PATIKRAJA - repository perpustakaan

0 0 12

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR(BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. L UMUR 27 TAHUN G2P0A1 DI PUSKESMAS PATIKRAJA - repository perpustakaan

0 1 81

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.S UMUR 43 TAHUN DI PUSKESMAS PATIKRAJA KARYA TULIS ILMIAH

0 0 15

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN MASA ANTARA (KB) PADA NY. S GIP0A0 DI KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN,NIFAS BAYI BARU LAHIR (BBL), DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY Y UMUR 26 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS BANYUMAS

0 0 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. H UMUR 22 TAHUN G20PA1 DI PUSKESMAS PATIKRAJA - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. H UMUR 22 TAHUN G20PA1 DI PUSKESMAS PATIKRAJA - repository perpustakaan

0 1 87

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB)PADA NY. D UMUR 35 TAHUN DI BPM TRISWATI DESA NOTOG PATIKRAJA - repository perpustakaan

0 0 17

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL), DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA(KB) PADA NY.K UMUR 26 TAHUN G3P1A1 DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 82

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 23 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 1 14