LUAS KABUPATEN DONGGALA MENURUT KECAMATAN TAHUN 2012 NO KECAMATAN LUAS (Km) PERSENTASE

BAB IV
PROFIL KABUPATEN/KOTA

4.1.

KABUPATEN DONGGALA
4.1.1

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah Kabupaten Donggala
Kabupaten Donggala adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah
yang wilayahnya membentang dari arah Tenggara ke Barat Daya dan melebar dari arah
Barat ke Timur, dan sebagian besar berada di daratan Pulau Sulawesi.
Kabupaten Donggala terletak di sebelah selatan Teluk Tomini, dengan
jarak sekitar 220 kilometer dari Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, Palu. Letak
astronomisnya antara 1°06' dan 2°12' Lintang Selatan (LS) dan antara 120°05' dan
120°52' Bujur Timur (BT).

Luas daratan Kabupaten Donggala setelah terpisah

dengan Kabupaten Tojo Una-una diperkirakan sekitar 8.712,25 Km2 atau 12,81 persen
dari luas daratan Propinsi Sulawesi Tengah. Bila dibandingkan dengan luas daratan

kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Donggala menempati
urutan keempat. Panjang Wilayah Kabupaten Donggala dari ujung barat sampai ujung
timur diperkirakan kurang lebih 86,2 Km jaraknya. Lebarnya dari utara ke selatan
dengan jarak kurang lebih 130 Km.
Dilihat dari posisinya dipermukaan bumi letak Wilayah Kabupaten Donggala
secara umum terletak di kawasan hutan dan lembah pegunungan. Dan kawasan lainnya
terletak pada pesisir pantai yang sebagian terletak di perairan Teluk Tomini dan Teluk
Tolo. Secara geologis wilayah Kabupaten Donggala terletak pada deretan
pegunungan lipatan, yakni Pegunungan Fennema dan Tineba di bagian barat,
Pegunungan Takolekaju di bagian barat daya, Pegunungan Verbeek di bagian tenggara,
Pegunungan Pompangeo dan Pegunungan Lumut di bagian timur laut. Adapun
batas-batas wilayah Kabupaten Donggala antara lain sebagai berikut :

Bab IV 105105

- Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini dan Provinsi Sulawesi Utara.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi
Moutong.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-una dan Kabupaten

Morowali.
Luas Kabupaten Donggala menurut kecamatan Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut :

TABEL
LUAS KABUPATEN DONGGALA MENURUT
KECAMATAN TAHUN 2012
LUAS
NO

KECAMATAN

(Km)

PERSENTASE

PAMONA
1 SELATAN

399,86


4,59

2 PAMONA BARAT

272,16

3,12

487,4

5,59

4 PUSALEMBA

560,05

6,43

5 PAMONA UTARA


614,61

7,05

6 PAMONA TIMUR

701,95

8,06

7 LORE SELATAN

569,49

6,54

8 LORE BARAT

428,2


4,91

9 LORE UTARA

864,61

9,92

10 LORE TENGAH

976,37

11,21

11 LORE TIMUR

423,87

4,87


12 LORE PEORE

327,87

3,76

PAMONA
3 TENGGARA
PAMONA

Bab IV 106106

13 DONGGALA
PESISIR

437,39

5,02


Bab IV 107107

14

15

DONGGALA
PESISIR
SELATAN
DONGGALA
PESISIR

UTARA
16 DONGGALA KOTA

563,06

6,46

623,47


7,16

12,8

0,15

27,62

0,32

20,04

0,23

401,43

4,61

8712,25


100,00

DONGGALA KOTA
17

SELATAN
DONGGALA KOTA

18

UTARA

19

LAGE

TOTAL

Sumber : BPS Kabupaten Donggala, Tahun 2013

Untuk mengetahui ibukota kecamatan dan banyaknya kelurahan di
Kabupaten Donggala Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut :

Bab IV 108108

TABEL
IBUKOTA KECAMATAN DAN BANYAKNYA
KELURAHAN
DI KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2012

NO

KECAMATAN

IBU

BANYAK


KOTA

KELURAHAN/DESA

PAMONA
1

SELATAN

Pendolo

12

2

PAMONA BARAT

Meko

5

Korobono

9

PAMONA
3

TENGGARA
PAMONA

4

PUSALEMBA

Sangele

7 + 3 Kel

5

PAMONA UTARA

Sulewana

7 + 3 Kel

6

PAMONA TIMUR

Taripa

12

7

LORE SELATAN

Gintu

8

8

LORE BARAT

Lengkeka

6

9

LORE UTARA

Wuasa

7

10

LORE TENGAH

Doda

8

11

LORE TIMUR

Maholo

4

12

LORE PEORE

Watutau

5

13

DONGGALA
PESISIR
DONGGALA
PESISIR

Mapane

12 + 2 Kel

14

15
16

SELATAN
DONGGALA
PESISIR

Tangkura

Tambarana
UTARA
DONGGALA KOTA Donggala

8

9
4 (Kel)

Bab IV 109109

17

DONGGALA KOTA Kawua

5 (Kel)

Bab IV 110110

SELATAN
DONGGALA KOTA
18

UTARA

Lawanga

19

LAGE

Tagolu

6 (Kel)

TOTAL

14

156

Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka, Tahun 2013
4.4.1 Gambaran Demografi Kabupaten Donggala
Jumlah penduduk kabupaten Donggala pada Tahun 2013 sebanyak 236,051
Jiwa yang terbagi atas 122,171 laki-laki dan 113,880 perempuan. Sedangkan pada
Tahun
2012 jumlah penduduk Kabupaten Donggala mencapai 226.389 jiwa. Jumlah ini
merupakan hasil proyeksi penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) Tahun
2010. Jumlah penduduk laki-laki Pada Tahun 2012 mencapai 117.667 jiwa,
sementara jumlah penduduk perempuan 108.722 jiwa. Jika di bandingkan Tahun
2011 jumlah penduduk Kabupaten Donggala bertambah bertambah 6,23 persen atau
sebanyak 13.293 jiwa. Pesatnya pertambahan penduduk menunjukan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Donggala.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan
penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk tercatat 26 jiwa/Km²,
dengan luas wilayah Kabupaten Donggala 8.712,25 Km². Kecamatan Donggala Kota
merupakan daerah yang memiliki penduduk terpadat yaitu 1.712 jiwa/Km² dengan luas
area 12,8 Km², sementara Kecamatan Lore Tengah memilki penduduk terjarang sekitar
4 jiwa/Km² dengan luas area 976,37 Km².
Berdasarkan kepadatan penduduk pada tingkat kecamatan dapat dilihat
sebagian besar penduduk terpusat di ibukota kabupaten yaitu sebesar 9,68 persen
dengan 21.910 jiwa, diikuti Kecamatan Donggala Pesisir sebesar 9,61 persen dengan
jumlah penduduk 21.746 jiwa dan Kecamatan Pamona Selatan sebesar 8,78 persen

Bab IV 111111

dengan jumlah penduduk 19.880 jiwa. Rasio jenis kelamin di Kabupaten Donggala
Tahun
2012 adalah sebesar 108, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 108

Bab IV 112112

penduduk laki-laki atau jumlah penduduk laki-laki masih lebih dominan dari penduduk
perempuan. Demikian juga terjadi pada tingkat kecamatan, terkecuali Kecamatan
Donggala Kota Selatan, jumlah laki-laki lebih sedikit daripada penduduk
perempuan. Sex ratio terbesar terdapat di di Kecamatan Lore Timur yaitu sebesar
121.
Sementara jumlah rumah tangga di Kabupaten Donggala sekitar 54.036 rumah
tangga, dengan rata-rata jumlah penduduk tiap rumah tangga sebanyak 4 jiwa.
Jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di Kecamatan Donggala Kota, sekitar 5.037
rumah tangga. Laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya cenderung sama,
wilayah ibukota tetap menjadi tujuan utama pendatang dari luar kabupaten, meskipun
beberapa wilayah Kabupaten Donggala merupakan daerah tujuan transmigrasi.
Untuk lebih jelas mengenai gambaran kependudukan di Kabupaten
Donggala dapat dilihat pada tabel indikator kependudukan berikut.

TABEL
INDIKATOR KEPENDUDUKAN KABUPATEN
DONGGALA TAHUN 2013
URAIAN
Penduduk (Jiwa) (Tahun 2013)
Pertumbuhan Penduduk (%)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Sex Ratio (%)
Jumlah Kepala Keluarga (KK)
Rata-rata ART (Jiwa/KK)

TAHUN 2012
236,051
9,68
26
108
54,036
4,19

% Penduduk Menurut Kelompok Umur
% Usia (0-14) Tahun

30,95

% Usia (15-64) Tahun

64,43

% Usia > 65 Tahun

4,62

Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka, Tahun 2013

Bab IV 113113

4.4.2 Gambaran Geologi Kabupaten Donggala
Geologi tanah dataran Kabupaten Donggala terdiri dari bahan-bahan antara lain
: Alluvium Coastal Deposits, Kambuno Granite, Lake Deposits, Formasi Latimojong,
Meta Limestone, Formasi Napu, Komplek Pompangeo, Formasi Donggala, Formasi
Puna, Serpentinite Rocks, Tineba Volcanics, Formasi Tomata.
Berdasarkan hubungan geologi tersebut, terdapat Sumberdaya Mineral di
Kabupaten Donggala yang terbagi dalam tiga satuan Sumberdaya Mineral, antara lain :
1.

Sumberdaya Mineral Kecamatan Lore Tengah,
Tampak singkapan Basal di daerah Torire dengan intensitas kekar (joint) yang
cukup intensif sumberdaya tereka 30.266.454,47 m3. Lempung

Hijau

sumberdaya 405.000 m3. Kegunaanya untuk genteng tahan api dan pembuatan
porselin. Tampak zona alterasi pada daerah mineralisasi pada batuan andesit
Blok Hanggira Lore Tengah sumberdaya tereka 108.066.737.08 m3. Singkapan
andesit yang sebahagian telah lapuk menjadi soil berwarna coklat kehitaman
daerah Bariri Lore Tengah.
Granit merupakan jenis batuan beku dalam (intrusif), yang terbentuk akibat
proses pembekuan magma yang bersifat asam dimana kandungan SiO2 > 66%,
Kecamatan Lore Tengah meliputi daerah Lempe, Hanggira, Doda. Kemudian
emas (Au) dan mineral ikutannya, yaitu dari hasil ubahan batuan samping
sebagai host rock yang dilalui oleh larutan sisa magma (larutan hidrothermal),
yang diterobos oleh batuan beku granit–granodiorit sebagai heat source. Indikasi
logam emas dan mineral berasosiasi dengan batuan lelehan yang bersifat
andesitik/basaltik (Formasi Tineba). Indikasi keterdapatan logam emas (Au)
dengan mineral ikutannya menempati daerah dengan morfologi pegunungan dan
sungai (Spoor dan rige). Dengan sumberdaya Hipotetik / terindikasi 2500-4000
Ha.

Bab IV 114114

2.

Sumberdaya Mineral Kecamatan Lore Selatan,
Pada Kecamatan Lore Selatan ini terdapat singkapan batuan andesit dan
Granodiorit pada bagian Selatan. Genesa Kaolin merupakan masa batuan yang
tersusun dari material lempung dengan kandungan besi yang rendah dan pada
umumnya berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi
hidrous aluminium silikat, Secara genetis, kaolin yang terdapat pada daerah
penelitian dapat terbentuk akibat proses hidrotermal alterasi pada batuan yang kaya
akan feldspar, mineral-mineral potas aluminium silika dan feldspar diubah
menjadi kaolin. Proses kaolinisasi berada pada kondisi tertentu, sehingga
elemen-elemen silika, aluminium, oksigen, dan hidrogen akan mengalami
perpindahan. Kaolin di daerah penelitian ditemukan di Desa Bomba (jalan poros
Tentena – Gintu) Kecamatan Lore Selatan, dengan dimensi singkapan Tinggi +
150 m, Panjang + 500 m, dengan penyebaran relatif timur laut – barat daya,
menempati daerah-daerah dengan morfologi pegunungan. Sumberdaya tereka
141.750 m3/368.550 ton. Secara genetis pasir silika (kuarsa) ini terbentuk dari
hasil lapukan batuan beku granit yang kemudian tertransport oleh media air dan
terendapkan pada daerah-daerah lereng/slope (alluvial fan), setempat dijumpai
pula pada bagian kelokan/meander sungai (point bar) maupun pada saluran
sungai (channel bar). Pasir silika (kuarsa) yang merupakan endapan lereng
(alluvial fan) dijumpai di Kecamatan Lore Selatan Desa Lelio, Kolori, dengan
penyebaran relatif timur-barat, dengan dimensi singkapan Panjang + 200 meter
dan Tinggi + 5 meter, secara keseluruhan luas penyebaran pasir silika (kuarsa)
di Kecamatan Lore Selatan mencapai 100 ha. (SD Tereka 2.415.000 m3.

3.

Sumberdaya Mineral Kecamatan Pamona Barat,
Dari hasil penelitian dan pemetaan yang dilakukan, dijumpai berbagai jenis
bahan galian golongan C berupa Lempung, Pasir Silika, Marmer, Sekis, Sirtu.
Sedangkan untuk bahan galian golongan A dan B tidak dijumpai adanya indikasi
keterdapatannya.

Bab IV 115115

4.4.3 Gambaran Klimatologi Kabupaten
Donggala
Keadaan iklim di Kabupaten Donggala dikenal dengan iklim hujan tropis,
karena pada bagian Utara wilayah ini dilalui oleh garis Khatulistiwa. Berdasarkan
pengamatan melalui Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Kasiguncu,

Donggala

Tahun

2012

secara

umum

rata-rata

suhu

udara

maksimum/minimum berada pada 32.06 oC dan 23.23 oC. Jika dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya suhu udara di Kabupaten Donggala rata-rata tidak banyak
mengalami perubahan.
Kelembaban udara di Kabupaten Donggala selama Tahun 2012 rata-rata
berkisar antara 73-84 persen. Sedangkan jika dibandingkan dengan kelembaban udara
Tahun
2011 rata-rata berkisar antara 72-84 persen. Rata-rata penyinaran matahari setiap bulan
sejak lima tahun terakhir berkisar antara 40-78 persen, kemudian pada Tahun
2012 penyinaran matahari terendah sekitar 40 persen pada Bulan juli dan tertinggi pada
Bulan Nopember yaitu sekitar 78 persen.
Menurut catatan curah hujan dari Badan Metereologi dan Geofisika
Kabupaten Donggala bahwa rata-rata jumlah curah hujan selama Tahun 2008-2012
relatif rendah setiap tahunnya, dimana setiap bulan selama periode tersebut berkisar
antara
49–834 mm. Pada Tahun 2012 curah hujan tertinggi terjadi Bulan Februari yakni 834
mm yang terjadi selama 15 hari. Sedangkan terendah adalah 188,2 mm selama 15
hari yang terjadi Bulan Agustus. Dari pengamatan ini berdasarkan klasifikasi dari
MEN-MOHR bahwa selama Tahun 2012 keadaan curah hujan relatif tinggi, dari 12
bulan, tidak terdapat bulan kering. Pada umumnya kecepatan angin rata-rata selama
lima tahun terakhir (2008-2012) berkisar antara 1-6 knot/jam, dan pada Tahun 2012
rata-rata antara 2-4 knot/jam. Kecepatan angin maksimum setiap bulan pada Tahun
2012 berkisar antara 10-23 knot, keadaan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
keadaan tahun sebelumnya.
Gambaran rata-rata parameter cuaca di Kabupaten Donggala pada
Badan
Bab IV 116116

Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kasiguncu menurut bulan Tahun
2013 dapat dilihat pada tabel berikut.

Bab IV 117117

TABEL
RATA-RATA PARAMETER CUACA PADA BADAN METEOROLOGI,
KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA (BMKG) KASIGUNCU MENURUT BULAN
DI KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2012

SUHU

TEK.
UDARA

KELEM-

SINAR

BAPAN

MAT.

(oC)

(mb)

(%)

JANUARI

31,5/23,5

-

PEBRUARI

31,7/23,9

MARET

C. HUJAN

KECEP.
ANGIN

ARAH
ANGIN

(%)

(mm)

(KNOTS)

TERBANYAK
(derajat)

84

51

378,5

2

70

-

84

53

834

3

20

32,0/23,2

-

83

52

292,6

2

20

APRIL

32,1/23,3

-

82

64

339,6

2

340

MEI

32,6/22,9

-

82

66

422,4

2

340

JUNI

32,1/23,1

-

81

44

335,5

2

340

JULI

32,1/22,7

-

79

40

197,5

3

20

AGUSTUS

32,7/22,7

-

73

70

188,2

4

250

SEPTEMBER

31,8/23,3

-

81

71

327,9

2

20

OKTOBER

32,2/23,2

-

78

71

306,2

3

20

NOPEMBER

32,0/23,4

-

81

78

200,8

3

20

DESEMBER

31,9/23,5

-

82

72

411,2

2

20

32,06/23,23

-

80,8

61

352,9

3

340

BULAN

RATARATA

Sumber : Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kasiguncu, Donggala, Tahun 2013

4.4.4 Kondisi Sosial dan Ekonomi Kabupaten Donggala
Pada sekolah jenjang pendidikan dasar dan menengah, melihat tingkat
pendayagunaan tenaga pendidik pada Tahun Ajaran 2012 menunjukkan bahwa beban
tenaga pengajar di tingkat Sekolah Dasar rata-rata seorang guru menghadapi 13
murid. Pada tahun 2012, jumlah guru mencapai 2.251 orang, mengalami kenaikan
sebesar 0,49 persen dari tahun sebelumnya. Untuk SLTP rata-rata seorang guru
menghadapi 12 pelajar, sedangkan pada jenjang SMU beban guru menghadapi murid
sebanyak 12 pelajar oleh seorang guru. Dan untuk jenjang SMK beban seorang guru
Bab IV 118118

rata-rata menghadapi 7 pelajar. Jika dilihat dari jenjang pendidikan, pada Tahun
2012, beberapa jenjang pendidikan mengalami penambahan jumlah guru dibandingkan
Tahun 2011, sementara jumlah murid mengalami kenaikan, kecuali untuk jenjang
pendidikan sekolah menengah atas dan kejuruan . Tingkat efisiensi penggunaan dan
kecukupan sarana pendidikan dalam melakukan proses belajar mengajar yang diukur
dari rasio jumlah murid terhadap sekolah. Pada Tahun Ajaran
2012 ditingkat Sekolah Dasar rata-rata murid sebanyak 126 orang setiap sekolah,
tingkat SLTP baik Negeri dan Swasta masing-masing mencapai rata-rata 207 dan 72
pelajar setiap sekolah.
Hal ini dikarenakan perbandingan jumlah sekolah menengah pertama swasta
jumlah nya jauh berbeda dengan sekolah negeri, begitu juga denga jumlah muridnya.
Sedangkan untuk jenjang SMU dan SMK masing-masing mencapai 300 dan 156 siswa
setiap sekolah. Pemerataan jumlah sekolah pada masing-masing kecamatan baru
pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama dan sekolah dasar, sementara
untuk sekolah menengah atas masing terdapat pada kecamatankecamatan tertentu dan
sebagian besar terpusat di ibukota kabupaten.
Pendidikan merupakan pondasi yang fundamental dalam pembangunan mutu
modal manusia. Keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan dapat dilihat dari
beberapa indikator, antara lain yaitu: Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama
Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).
Perkembangan capaian Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Donggala
cenderung meningkat, yakni dari 97,94% pada Tahun 2011 menjadi 97,97% pada
Tahun 2012, sementara Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) pada Tahun 2011
sebesar 8,78 tahun meningkat menjadi 8,80 tahun pada Tahun 2012.
Selanjutnya capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Donggala
selama periode Tahun 2011-2012 adalah sebagai berikut:
- APK SD/Mi cenderung meningkat dari 101,36% pada Tahun 2011 menjadi
103,60% di Tahun 2012.

Bab IV 119119

- APK SMP/MTs cenderung meningkat dari 103,14% pada Tahun 2011 menjadi
103,28% pada Tahun 2012.
- APK SMA/SMK/MA cenderung meningkat dari 50,38% pada Tahun 2011
menjadi 65,38% pada Tahun 2012.
Gambaran Capaian Indikator Bidang Pendidikan di Kabupaten
DonggalaTahun
2010-2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL
CAPAIAN INDIKATOR BIDANG PENDIDIKAN
DI KABUPATEN DONGGALA TAHUN 20102012

NO
1
2
3

PENDIDIKAN
Angka Melek Huruf (%)

2010

2011

2012

97,90

97,94

97,97

8,76

8,78

8,80

Rata-rata Lama Sekolah
(tahun)
APK (%)
APK SD/Mi

4

TAHUN

INDIKATOR

107,16 101,36 103,60

APK SMP/MTs

90,29 103,14 103,28

APK SMA/SMK/MA

80,08

75,88

75,95

APM SD/Mi

92,71

88,06

91,58

APM SMP/MTs

74,70

69,30

69,30

APM SMA/SMK/MA

49,33

50,38

65,38

APM (%)

Sumber : Profil pada Buku Kabupaten Donggala Dalam Angka, 2013
Pembangunan bidang kesehatan, pemerintah telah melakukan upaya
perbaikan kesehatan melalui peningkatan partisipasi aktif masyarakat yang berorientasi

Bab IV 120120

khususnya pada golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Disamping itu
dilakukan pula upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit yang

Bab IV 121121

disertai dengan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada Tahun 2012
peserta vaksinasi yang tersebar di 19 kecamatan rata-rata mencapai 4.470 orang naik
dibanding Tahun 2011 dengan rata-rata 3.949 orang. Peserta Vaksinasi tersebut
terdiri dari anak balita, anak wanita kelas VI SD serta Ibu Hamil (Bumil). Pada
Tahun 2012 data vaksinasi merupakan realisasi pelaksanaan. Salah satu ciri daerah
tidak tertinggal adalah mudahnya akses kesehatan. Berdasarkan undang-undang
dasar setiap masyarakat memiliki hak yang sama untuk kesehatan.
Akses kesehatan yang murah dan terdekat serta mudah dijangkau penduduk
pedesaan adalah Puskesmas. Kelengkapan sarana dan prasarana, serta tenaga medis
di Puskesmas merupakan jaminan kesehatan untuk masyarakat ekonomi menengah
ke bawah. Pada Tahun 2012 dari 19 kecamatan yang seluruhnya telah memiliki
Puskesmas memiliki 28 dokter umum, 7 Dokter Gigi. Hal ini menunjukan tenaga medis
mampu memberikan pelayanan prima. Sementara itu, bidan desa yang bisa dikunjungi
setiap waktu oleh masyarakat mencapai 130 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan
dibandingkan Tahun 2011. Berdasarkan data yang tersedia di rumah sakit jumlah
terdapat beberapa penyakit yang sering dikeluhkan oleh masyarakat. Adapun penyakit
malaria berjumlah 1.100 kasus, Tuberculosis 184, Diare 369 kasus dan DBD 116 kasus.

Bab IV 122122