SENAM YOPHYTTA DALAM UPAYA PERBAIKAN INSOMNIA, KELELAHAN DAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL BERBASIS TEORI ROY Yophytta Exercise Improvement Efforts In Insomnia, Fatigue And Blood Pressure Of Pregnant Women Based On The Roy’s Theor

ABSTRAK

Latarbelakang: kehamilan banyak dihubungkan dengan perubahan psikologis dan psikososial. Berbagai perubahan yang dialami oleh ibu hamil seperti gangguan tidur dan kelelahan banyak menjadi keluhan dari ibu hamil. Resiko lain yang sering dialami oleh ibu hamil adalah peningkatan tekanan darah, terutama pada trimester III. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam yophytta terhadap insomnia, kelelahan dan tekanan darah ibu hamil berbasis teori Roy.Metode; penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental dengan pre post test design. Subyek penelitian menggunakan 9 wanita hamil dan program latihan senam yophytta ini dilaksanakan selama 1 bulan, subyek penelitian akan mendapat pre test dan post test, instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner KSPBJ-IRS for CFQ untuk pengukuran insomnia dan kelelahan, kemudian subyek akan dilakukan pemeriksaan kadar kortisol dan pengukuran tekanan darah. Hasil dan Analisis: hasil penelitian menunjukan hasil yang signifikan antara insomnia dan kelelahan dengan nilai 0,008, nilai untuk kadar kortisol 0,019, untuk nilai tekanan darah systole dan diastole adalah 0,006 dan 0,004. Dimana signifikansi nilai beda antara insomnia, kelelahan dan tekanan darah sebelum dan sesudah perlakukan. Kesimpulan dan saran: senam yophytta merupakan salah satu latihan pada wanita hamil sebagai bentuk respon adaptasi atau sebuah koping mekanisme untuk menghadapi masalah/keluhan selama kehamilan. Terutama pada trimester III yaitu insomnia dan kelelahan serta mencegah hipertensi pada kehamilan atau pre eklamsia/eklamsia. Senam yophytta dapat mengurangi insomnia, kelelahan dan stabilisasi tekanan darah pada wanita hamil

Kata Kunci: Senam Yophytta, Insomnia, Kelelahan, Kadar Kortisol , Tekanan darah, Kehamilan

ABSTRACT

Introduction: Pregnancy is associated with many psychological and physiological changes. Such changes caused a variety of complaints in pregnant women. Sleep disturbance and fatigue are the most common complaints reported by pregnant women. The other risks that might be experienced by pregnant women is an increase in blood pressure, especially during the third trimester. The purpose of this study is to determine if yophytta exercise could improve insomnia, fatigue and blood pressure problems in pregnant women based on Roy's theory. Methods: This was pre-experimental study used one group pre-posttest design. Nine pregnant women participated in a yophytta exercise programme for a month, and given a pretest and posttest (fill out a questionnaire KSPBJ- IRS for CFQ for insomnia and fatigue, as well as the measurement of cortisol levels and blood pressure). Result and Analysis: The results showed that significant value is 0.008 for insomnia and fatigue, 0.019 for cortisol levels, 0.006 and 0,004 for systole and diastole blood pressure. Which means there is a significant difference between insomnia, fatigue,

31 Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor 1, April 2016. Hlm. 30-45

and blood pressure before and after intervention. Discuss and Conclusion: Yophytta exercise is one way for pregnant women to perform adaptation response as a coping mechanism to overcome the problems experienced during pregnancy, especially in the third trimester as insomnia and fatigue; and avoiding the occurrence of gestational hypertension or preeclampsia eclampsia. The outcome of this study showed that inso mnia, fatigue and blood pressure in pregnant women can be reduced with yophytta exercises.

Keywords: Yophytta, Exercise, Insomnia, Cortisol, Fatigue, Blood Pressure, Pregnancy

Kendangsari Surabaya, 50% diantaranya

PENDAHULUAN

menyatakan mengalami insomnia sejak Kehamilan dikaitkan dengan

kehamilan trimester ketiga. banyak perubahan psikologis dan

Insomnia cenderung memburuk fisiologis pada ibu. Perubahan hormonal

selama kehamilan (Hertz dalam Silva, et akan mempengaruhi ibu hamil menjadi

al., 2005), hal tersebut dikarenakan nyeri lebih sensitif dan berpengaruh terhadap

peningkatan frekuensi psikologisnya. Perubahan fisiologis yang

punggung,

berkemih, pertumbuhan dan pergerakan terjadi pada sistem tubuh, terutama sistem

janin, pernapasan yang tidak adekuat reproduksi akan berpengaruh terhadap

serta posisi tubuh saat tidur (Lee & adapatasi fisik ibu hamil (Batbual,

Caughey, 2006; Kızılırmak, Timur, & 2010). Perubahan fisiologis lainnya yang

Kartal, 2012; Suzuki dalam Silva, et al., sering terjadi pada ibu hamil terutama 2005). Wahyuni (2013) mengungkapkan,

saat memasuki trimester ketiga adalah gangguan tidur pada ibu hamil bisa saja gangguan tidur seperti insomnia (Field et

terjadi pada trimester pertama hingga al, 2007; Kaur & Sharma, 2011). Selain

trimester ketiga kehamilan. Namun insomnia, ibu hamil juga sering

gangguan tidur tersebut semakin mengeluhkan kelelahan dan juga beresiko

meningkat saat memasuki trimester terjadinya peningkatan tekanan darah

ketiga (Field et al, 2007). Penelitian yang (Tsai, et al., 2012; Williams et al.,

dilakukan oleh Kızılırmak et al. (2012) 2010).

membuktikkan bahwa dari 486 ibu hamil, Gangguan tidur dan kelelahan

sebanyak 52,2% mengalami insomnia, adalah keluhan yang paling sering

serta resiko insomnia 2,03 kali lebih dilaporkan oleh wanita hamil (Tsai, et al.,

tinggi pada trimester ketiga dibandingkan 2012).

pada trimester pertama dan kedua melaporkan, bahwa tidur terburuknya

Sebanyak

wanita

kehamilan.

adalah pada saat hamil (Lee & Caughey,

dan kelelahan 2006). Sedangkan kelelahan terjadi

Insomnia

menyebabkan penurunan kualitas hidup sekitar 60% pada wanita hamil nullipara

pada ibu hamil, dan menjadi masalah di trimester akhir. Di Indonesia, menurut

penting dalam kehamilan baik untuk data

National Sleep Foundation, kesehatan ibu maupun janin (Kızılırmak, menyatakan bahwa sebanyak 84% ibu

et al., 2012). Menurut penelitian yang hamil mengaku mengalami insomnia

dilakukan Chang et al. (2011) yang sedikitnya beberapa malam dalam

dilakukan terhadap 214 ibu hamil seminggu (Media, 2014). Berdasarkan

menunjukkan bahwa durasi tidur selama studi pendahuluan terhadap 24 ibu hamil

berpengaruh terhadap trimester ketiga, didapatkan data bahwa

kehamilan

kesehatan mental ibu. Gangguan tidur ibu hamil di Surabaya yang memiliki

prenatal dan kelelahan diprediksi menjadi keluhan insomnia ringan 16,67%, sedang

penyebab persalinan lama, caesar serta 50% dan berat 33,33%. Dari 20 ibu

kelahiran prematur (Lee & Gay, 2004; hamil trimester ketiga di RSIA

Pourghaznein & Ghafari, 2006). Hasil

Perwiraningtyas, Senam Yophyita Dalam Upaya Perbaikan Insomnia 32

klinis meliputi depresi pasca melahirkan, dilakukan oleh Yeo, et al. (2000), intoleransi glukosa dan peningkatan

menunjukkan bahwa melakukan olahraga risiko hipertensi kehamilan (Tsai, et al.,

ringan selama 10 minggu dapat 2012).

menurunkan tekanan darah diastole pada Hipertensi dalam kehamilan,

ibu hamil yang beresiko terhadap menurut WHO pada kurun waktu tahun

hipertensi.

1997-2002 merupakan

Senam yophytta merupakan salah kematian maternal utama di Amerika

penyebab

satu jenis senam hamil, yang memiliki Latin yaitu sebesar 25,7% (Raras, 2011).

kelebihan dibandingkan jenis senam Berdasarkan Survei Demografi dan

hamil lainnya. Senam yophytta tidak Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, rata-

hanya berfokus pada gerakan fisik saja, rata angka kematian ibu (AKI) tercatat

melainkan menggabungkan latihan fisik, mencapai 359 per 100 ribu kelahiran

mental, dan spiritual ibu hamil. Langkah hidup. Rata-rata kematian ini jauh

relaksasi dalam senam yophytta berfokus melonjak dibanding hasil SDKI 2007

kepada tubuh dan posisi tidur ibu yang yang mencapai 228 per 100 ribu

nyaman saat hamil. Sehingga tidur lebih (Rachmaningtyas,

nyaman dan kualitas tidur ibu hamil tetap kematian maternal tersebut disebabkan

Angka

baik (Arsaningsih, 2014 dalam Lestari, oleh hipertensi, dengan prosentase

2014). Senam yophytta terbukti dapat mencapai 30% (Djaja dalam Wigunarto,

mengurangi nyeri tulang belakang (low 2008). Hipertensi dalam kehamilan

back pain) saat kehamilan, kecemasan menjadi penyebab utama terjadinya

dan lama persalinan serta membantu preeklampsia dan eklampsia (PE/E).

tercapainya persalinan normal (Barriyah, Menurut Dr. Muhammad Ardian C.L., dr.

2010; Firdayanti, 2009; Pradita, 2010; SpOG, “data PE/E di Jawa Timur

Wijayanti, 2013). Namun belum ada mencapai

penelitian terkait senam yophytta sebanyak

kehamilan,

terhadap insomnia, kelelahan dan Surabaya”(Afifah, 2011).

berasal

dari

perubahan tekanan darah pada ibu hamil Teori adaptasi Roy menjelaskan

trimester ketiga. Sehingga peneliti ingin bahwa dalam memenuhi kebutuhannya,

penelitian senam manusia selalu dihadapkan berbagai

mengembangkan

dalam upaya perbaikan persoalan yang kompleks, sehingga

yophytta

insomnia, kelelahan dan tekanan darah dituntut untuk melakukan adaptasi

pada ibu hamil melalui pendekatan teori (Phillips, 2010). Ibu yang mengalami

adaptasi dari Roy.

insomnia dan kelelahan saat memasuki trimester

ketiga

kehamilan,

BAHAN DAN METODE

membutuhkan proses adaptasi agar tidak Penelitian ini merupakan studi berpengaruh

pra-eksperimental dengan one group pre- tekanan darah ibu sehingga menyebabkan

terhadap

peningkatan

posttest design. Penelitian dilakukan di terganggunya kesehatan ibu dan janin.

RSIA Kendangsari Surabaya selama (Phillips, 2010).

bulan Maret 2015. Populasi dalam Salah satu peran dan fungsi yang

penelitian ini adalah semua ibu hamil bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk

trimester ketiga yang mengikuti senam mencapai respon adaptif adalah dengan

yophytta di RSIA Kendangsari Surabaya. senam hamil. Menurut penelitian yang

Teknik sampling yang digunakan adalah telah dilakukan oleh Tella, Sokunbi,

purposive sampling dengan kriteria Akinlami, & Afolabi (2010), bahwa

inklusi yaitu: ibu hamil trimester ketiga tingkat insomnia dan kelelahan pada

dengan usia kehamilan 28-34 minggu, wanita hamil dapat dikurangi dengan

mengalami insomnia sekunder, dengan senam aerobik. Penelitian lainnya yang

jenis insomnia adalah transient insomnia

33 Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor 1, April 2016. hlm. 30-45

atau insomnia jangka pendek, tidak didapatkan hasil dari 11 item pertanyaan, mengalami insomnia sebelum kehamilan,

terdapat 10 item pertanyaan yang valid tidak sedang atau memiliki riwayat

(semua item, kecuali no.8). Sedangkan hipertensi, usia ibu 20-34 tahun.

pada CFQ, semua item pertanyaan valid. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ibu

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item hamil yang memiliki perkerjaan dengan

pertanyaan yang valid saja. Untuk shift malam dan ibu hamil drop out saat

KSPBJ_IRS didapatkan nilai Cronbach's penelitian berlangsung (tidak mengikuti

Alpha 0,916. Sedangkan CFQ adalah senam secara rutin sesuai jadwal dalam

memiliki nilai penelitian dan melahirkan sebelum waktu

Keduanya

mendekati 1, sehingga dapat dinyatakan penelitian berakhir).

bahwa semua pertanyaan tersebut Variabel

independen

dalam

reliabel.

penelitian ini adalah senam yophytta. Sebelum dilakukan intervensi Sedangkan variabel dependennya adalah:

senam yophytta, 9 subyek penelitian yang insomnia, kelelahan dan tekanan darah.

memenuhi kriteria inklusi dilakukan Instrument penelitian untuk senam

pretest dengan mengisi kuesioner yophytta adalah Satuan Acara Kegiatan

KSPBJ-IRS dan CFQ, serta diukur kadar (SAK). Pengukuran tekanan darah

tekanan darahnya. menggunakan sphygmomanomater air

kortisol

dan

Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh raksa.

perawat RSIA Kendangsari sedangkan menggunakan pengukuran kadar kortisol

Pengukuran

insomnia

pengambilan sampel darah hormon dan kuesioner KSPBJ-IRS (kelompok

kortisol dilakukan oleh analis medis studi psikiatri biologi Jakarta-Insomnia

RSIA Kendangsari. Setelah itu subyek Rating Scale) yang terdiri atas 10 item

penelitian diberi perlakuan senam pertanyaan. Kuesioner tersebut telah

yophytta satu minggu sekali selama 1 dimodifikasi

bulan dengan durasi +90 menit yang memudahkan subyek penelitian dalam

oleh

peneliti

untuk

dibimbing oleh instruktur senam hamil menjawab

yaitu bidan RSIA Kendangsari. Pada kelelahan

pertanyaan.

Pengukuran

menggunakan

instrument

penelitian yang bersifat single blind ini,

C halder Fatigue Questionnaire (CFQ), peneliti hanya sebagai observer. Hal ini yang terdiri dari 11 pertanyaan. CFQ

agar tidak terjadi telah dimodifikasi dan diterjemahkan ke

dimaksudkan

subyektifitas pada saat penelitian dalam bahasa Indonesia serta merubah

berlangsung.

pilihan jawaban agar lebih mudah Peneliti juga mempersiapkan dipahami oleh subyek penelitian.

jurnal harian untuk subyek penelitian. Kuesioner ini memiliki dua domain:

Jurnal harian tersebut berfungsi untuk kelelahan fisik (7 pertanyaan) dan

pencatatan selama proses penelitian jika kelelahan mental (4 pertanyaan).

subyek penelitian melakukan senam Pertanyaan dari kedua kuesioner tersebut

yophytta maupun senam hamil lainnya di dijawab dengan mengisi salah satu dari

rumah maupun di tempat lain (selain tiga pilhan jawaban skala Likert yaitu

diluar jadwal tidak pernah (bernilai 0), kadang-kadang

lokasi

penelitian)

intervensi. Setelah satu bulan dilakukan (bernilai 1), sering (bernilai 2) dan selalu

intervensi senam yophytta, subyek (bernilai 3). penelitian diberikan posttest dengan

Uji validitas di lakukan kepada 24 mengisi kuesioner KSPBJ-IRS dan CFQ ibu hamil trimester ketiga diluar subyek

kembali, serta diukur kadar kortisol dan penelitian dengan kriteria inklusi

tekanan darahnya. Pengambilan sampel penelitian yang sesuai. Nilai r tabel yang

darah hormon kortisol tersebut dilakukan digunakan

pada jam yang sama saat pretest. signifikansi 5%. Kuesioner KSPBJ-IRS

adalah

dengan

Perwiraningtyas, Senam Yophyita Dalam Upaya Perbaikan Insomnia 34

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui identitas dan data

Tabel 2. Level insomnia, kadar kortisol, demografi dari subyek penelitian. Uji

kelelahan dan tekanan darah Wilcoxon digunakan untuk penghitungan

dilakukan intervensi variabel insomnia (kuesioner KSPBJ-

sebelum

senam yophytta IRS) dan kelelahan. Sedangkan untuk

Variabel

kadar kortisol dan tekanan darah

Level Insomnia:

8 88.89 Kolmogorov-smirnov,

dilakukan uji normalitas dengan uji

Sedang

1 11.11 dilakukan analisis data menggunakan

kemudian

Berat

Kadar

Kortisol

paired t-test jika data berdistribusi

9 100 normal. Nilai α=0.05 dengan tingkat

Darah:

>26µg/100ml

kepercayaan 95%.

Level Kelelahan:

HASIL

7 77.78 Dari hasil penelitian, sebanyak

Ringan

Sedang

20 ibu hamil di RSIA Kendangsari

Tekanan Darah:

Surabaya yang mengikuti

6 66.67 yophytta, 9 diantaranya memenuhi syarat

senam

Systole

3 33.33 sesuai dengan kriteria inklusi dan

< 120mmHg

> 120mmHg

bersedia dengan sukarela menjadi subyek

8 88.89 penelitian. Data frekuensi karakteristik

Diastole

1 11.11 subyek penelitian didistribusikan dalam

< 80mmHg

> 80mmHg

tabel sebagai berikut: Berdasarkan tabel 2, sebelum dilakukan senam yophytta selama satu

Tabel

bulan, mayoritas subyek penelitian karakteristik subyek penelitian

1. Distribusi

frekuensi

memiliki insomnia sedang. Seluruh

No. Karakteristik

subyek penelitian memiliki kadar kortisol

Subyek

darah di atas batas normal, yaitu

Penelitian

>26µg/100ml.

Mayoritas subyek

1. Usia

9 penelitian memiliki kelelahan sedang.

a. 20-24 tahun

1 11 Tekanan darah systole subyek penelitian

b. 25-29 tahun

5 56 didominasi nilai <120mmHg. Sedangkan

c. 30-34 tahun

3 33 untuk tekanan darah diastole didominasi

2. Usia Kehamilan 9 nilai <80mmHg.

a. 28-30

minggu

4 44 Tabel 3. Level insomnia, kadar kortisol,

b. 31-34 kelelahan dan tekanan darah minggu

sesudah dilakukan intervensi senam

3. Jumlah

9 yophytta

Kehamilan

5 56 Variabel

a. 1

b. 2

4. Pendidikan

Terakhir

a. S1

b. S2

5. Pekerjaan

a. IRT

b. Swasta

c. PNS

35 Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor 1, April 2016. hlm. 30-45

Level Insomnia:

penelitian memiliki kelelahan ringan. Ringan

6 66.67 Tekanan darah systole subyek penelitian Sedang

3 33.33 didominasi nilai <120mmHg. Sedangkan

Kadar Kortisol

seluruh subyek penelitian memiliki

Darah:

3 33.33 tekanan darah diastole <80mmHg. 6-26µg/100ml

6 66.67 Setelah satu bulan dilakukan >26µg/100ml

intervensi senam yophytta, hasil analisis

Level Kelelahan:

menunjukkan penurunan yang disajikan Ringan

pada gambar dan tabel sebagai berikut:

Tekanan Darah:

Gambar 1, 2, 3, 4 dan 5 Systole

8 88.89 menunjukkan bahwa terjadi penurunan < 120mmHg

1 11.11 skor insomnia, kelelahan, kadar kortisol > 120mmHg

dan tekanan darah yang bervariasi dari Diastole

setiap subyek penelitian antara pretest < 80mmHg

dengan posttest.

Berdasarkan tabel 3, setelah

dilakukan senam yophytta selama satu

bulan mayoritas subyek penelitian

memiliki insomnia ringan. Sebanyak

33.33% subyek penelitian memiliki kadar

kortisol darah dalam batas normal, yaitu 6-26µg

/100ml.

Seluruh

subyek

Subyek penelitian ke-

Gambar 1. Distribusi insomnia sebelum dan sesudah dilakukan intervensi senam Yophytta.

pretest n 20

S k o 0 7 p=0.008 0 2 4 6 8 10 (wilcoxon

Subyek penelitian ke-

test)

Gambar 2. Distribusi kelelahan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi senam Yophytta.

Perwiraningtyas, Senam Yophyita Dalam Upaya Perbaikan Insomnia 36

60 l) 50 7 7 pretest

3 4 g/d posttest 40 1 1 2 3 8 8

k o 10 p=0.019

(paired t-

Ka

0 2 4 6 8 10 test)

Subyek peneitian ke-

Gambar 3. Distribusi kadar kortisol sebelum dan sesudah dilakukan intervensi senam Yophytta.

0 p=0.006 T e 0 2 4 6 8 10 (paired t-

Subyek penelitian ke-

test)

Gambar 4. Distribusi tekanan darah systole sebelum dan sesudah dilakukan intervensi senam Yophytta.

st 8 80 1 8 postest

n a 0 p=0.004

0 2 4 6 8 10 (paired t-

Subyek penelitian ke-

test)

Gambar 5. Distribusi tekanan darah diastole sebelum dan sesudah dilakukan intervensi senam Yophytta.

Tabel 4. Tabulasi silang analisis insomnia dan kelelahan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi senam yophytta

test Pretest

Insomnia Berat

0 2 (100%) Kelelahan Sedang

Level

Ringan

Jumlah

37 Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor 1, April 2016. hlm. 30-45

Tabel 5. Analisis senam yophytta terhadap penurunan kadar kortisol dan perubahan tekanan darah

Paired t-test Kadar Kortisol

Mean + SD

Tekanan Darah

Systole Pretest

Diastole Pretest

Tabel 4 menunjukkan hasil uji insomnia pada ibu hamil trimester ketiga statsitik dengan Wilcoxon test pada level

(Tabel 4).

insomnia dan kelelahan yaitu p=0.008 Tabel 5 menunujukkan pada akhir sehingga p<α(0.05), yang berarti ada

pengukuran (posttest) terdapat penurunan perbedaan yang bermakna terhadap level

kadar kortisol dari setiap subyek penelitian. insomnia dan kelelahan sebelum dan sesudah

Penurunan tersebut bervariasi antara subyek dilakukan intervensi senam yophytta selama

yang satu dengan yang lainnya. Beberapa satu bulan pada ibu hamil trimester ketiga.

subyek penelitian memiliki kadar kortisol Tabel 5 menunjukkan setelah

darah yang menurun sampai dengan batas dilakukan uji statsitik dengan uji paired t-test

normal (<26µg/dL). Sedangkan subyek didapatkan hasil p=0.019 untuk kadar

penelitiannya lainnya, walaupun mengalami kortisol, p=0.006 untuk tekanan darah systole

penurunan kadar kortisol namun masih dan p=0.004 untuk tekanan darah diastole.

cenderung diatas kadar kortisol normal, S ehingga p<α(0.05), yang berarti ada

dengan rentang nilai 27-39,9 µg/dL (Gambar perbedaan yang bermakna kadar kortisol dan

3). Diakhir usia kehamilan, jumlah kortisol tekanan darah sebelum dan sesudah

bebas pada wanita hamil menjadi dua kali dilakukan intervensi senam yophytta selama

lipat dari jumlah normal yaitu 0,5-1,0 µg/dL satu bulan pada ibu hamil trimester ketiga.

menjadi 1-2 µg/dL ( Muhimah & Safe’i, 2010 dalam Umamah, 2011; Ursavas & Karadag,

PEMBAHASAN

2009). Penurunan yang bervariasi tersebut Setelah satu bulan perlakuan senam

juga disebabkan oleh status pekerjaan subyek yophytta, berdasarkan tabel 4 level insomnia

penelitian (Tabel 1). Beberapa subyek pada akhir pengukuran (posttest) didapatkan

bekerja cenderung hasil bahwa seluruh subyek penelitian

penelitian

yang

mengalami penurunan kadar kortisol lebih mengalami penurunan. Walaupun masih

sedikit dibandingkan dengan subyek yang terdapat subyek penelitian yang tidak

tidak bekerja.

mengalami perubahan level insomnia, namun Terdapat satu subyek penelitian subyek penelitian tersebut mengalami

(subyek no.4) yang memiliki skor insomnia penurunan skor insomnia (Gambar 1). Hal

tertinggi sebelum dilakukan intervensi, yaitu tersebut dikarenakan skor insomnia pada saat

masuk pada kategori insomnia berat. Hal pretest berada pada batas atas, sehingga

tersebut tampak berbeda jauh dibandingkan penurunan skor yang memang tidak terlalu

dengan subyek penelitian lainnya. Menurut besar membuat subyek penelitian tetap

Field et al (2007) insomnia secara fisiologis berada pada kategori yang sama. Level

terjadi saat kehamilan terutama memasuki insomnia terbanyak sebelum dilakukan

trimester ketiga, namun bisa menjadi senam yophytta selama satu bulan, pada

semakin berat jika dipengaruhi oleh faktor kategori sedang (Tabel 2). Setelah dilakukan

lainnya seperti faktor psikologis (Putera senam yophytta selama satu bulan, kategori

dalam Komala, 2014). Setelah dikaji, subyek insomnia didomnasi oleh insomnia ringan

penelitian no.4 tidak tinggal bersama (Tabel 3). Hasil uji statsitik dengan Wilcoxon

suaminya, dikarenakan suami subyek bekerja test yaitu p=0.008 sehingga p<α(0.05), yang

di kota lain. Sehingga hal tersebut bisa berarti senam yophytta yang dilakukan

menjadi salah satu faktor yang menyebabkan selama satu bulan dapat menurunkan

insomnia semakin berat. Sesuai dengan teori

Perwiraningtyas, Senam Yophyita Dalam Upaya Perbaikan Insomnia 38

adaptasi Roy, subyek no.4 tersebut pilates, hypnobirthing dan tai chi, dimana mengalami gangguan pada mode konsep diri

dalam senam yophytta terdapat gerakan yang yaitu personal self. Dimana terjadi perasaan

berfokus pada posisi tidur ibu hamil agar cemas, hilangnya kekuatan ataupun takut

lebih nyaman dan membantu meningkatkan terhadap hal-hal yang dianggapnya berat

kualitas tidur ibu hamil (Arsaningsih, 2014 (Phillips, 2010). Begitu juga dengan nilai

dalam Lestari, 2014). Terdapat teknik kadar kortisol yang dimiliki subyek no.4

relaksasi dan latihan pernapasan pada cukup tinggi yaitu diatas 40 µg/dL. Kadar

tahapan afirmasi. Tahapan afirmasi berfokus kortisol secara fisiologis meningkat selama

pada mental dan spiritual ibu hamil. Ibu kehamilan sebagai akibat dari peningkatan

hamil diberikan sugesti secara positif hormon progesteron. Peningkatan hormon

dan persiapan kortisol yang tinggi juga diakibatkan oleh

terhadap

kehamilan

persalinannya, sehingga dapat mengurangi kondisi suasana hati maupun stressor yang

kekhawatiran yang berkaitan dengan proses dialami saat itu seperti gangguan emosional,

kelahiran yang akan dialami. kecemasan maupun kegelisahan (Hediyani,

Senam yophytta dilakukan untuk 2012; Kaur & Sharma, 2011; Putera dalam

menarik lebih banyak energi ke dalam tubuh Komala,

ibu hamil melalui pernafasan, dan akan intervensi, subyek penelitian berada pada

disimpan dalam tubuh, sedangkan energi tahap anticipatory dalam teori adapatasi

negatif di dalam tubuh ibu hamil dikeluarkan psikologis kehamilan oleh Reva Rubin.

melalui udara yang dikeluarkan saat Dimana pada tahap tersebut ibu hamil

pernapasan (Arsaningsih, 2014 dalam mengawali proses adaptasi perannya melalui

Lestari, 2014; Susanti, 2014). Pesan relaksasi latihan formal (mengikuti kelas-kelas yang

diterima kelenjar endokrin yang akan berkaitan dengan kehamilan) maupun

melepas hormon enkafalin dan beta endorfin informal (melalui role model). Setelah

sebagai hormon kebahagiaan sehingga dilakukan intervensi senam yophytta selama

menimbulkan efek relaksasi (Wijaya, satu bulan, subyek mengalami banyak

Agustini, & Leda, 2014). Menurut Kaur & penurunan pada skor insomnia maupun kadar

Sharma (2011), teknik relaksasi dan latihan kortisol. Selain itu subyek penelitian juga

pernapasan pada senam hamil dapat melakukan senam yophytta di rumah dua

mengurangi gejala stress. sampai tiga kali dalam seminggu. Hal

Selain manfaat secara mental dan tersebut juga didukung oleh keinginan

spiritual, senam yophytta juga memiliki subyek yang kuat untuk masuk pada tahap

manfaat fisik. Senam yophytta dapat disengagement dalam proses adaptasi

memperkuat elastisitas otot dasar panggul psikologis kehamilan, dimana pada tahap

dan dinding perut yang tentu sangat berperan tersebut seorang ibu cukup stabil dan mampu

dan persalinan menerima dan menyelesaikan perannya saat

terhadap

kehamilan

(Arsaningsih, 2014 dalam Lestari, 2014; ini hingga bayinya lahir. Sedangkan menurut

Susanti, 2014). Latihan fisik secara teratur teori adaptasi Roy, subyek no.4 sudah

juga mengaktifkan sistem endokrin dan mencapai respon adaptif, dimana menurut

membantu mengurangi perubahan suasana terminologinya bahwa manusia dapat

hati yang disebabkan oleh fluktuasi hormonal mencapai tujuan atau keseimbangan tubuh

pada wanita hamil (Kaur & Sharma, 2011). manusia (Phillips, 2010). Hal ini ditunjukkan

hamil terbukti dapat dengan penurunan skor insomnia dan kadar

Senam

menurunkan level insomnia dan kadar kortisol yang lebih banyak daripada subyek

kortisol dalam darah. Menurut penelitian lainnya.

yang dilakukan oleh Tella et al (2010) Setelah dilakukan uji statsitik dengan

terhadap 30 ibu hamil, bahwa senam hamil uji paired t-test didapatkan hasil p=0.019

secara signifikan terbukti dapat menurunkan sehingga p< α (0.05), yang berarti senam

insomnia yang dialami oleh ibu hamil yophytta yang dilakukan selama satu bulan

trimester ketiga. Senam hamil memicu dapat menurunkan kadar kortisol darah pada

kenaikan suhu tubuh diikuti dengan ibu hamil trimester ketiga (Tabel 5).

kompensasi penurunan suhu tubuh beberapa Senam yophytta merupakan salah

jam kemudian. Penurunan suhu tubuh, yang satu senam yang diperuntukkan bagi ibu

berlangsung selama 2 sampai 4 jam setelah hamil. Merupakan gabungan dari yoga,

senam hamil, kemudian menstimulus daerah

39 Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor 1, April 2016. hlm. 30-45

otak tertentu untuk membuatnya lebih mudah subyek yang masih berada pada level yang untuk tertidur dan tetap tidur (Atkinson &

sama, namun subyek tersebut mengalami Davenne, 2007; Kaur & Sharma, 2011).

penurunan skor kelelahan (Gambar 2). Senam hamil memperbaiki tidur dengan

Kelelahan disebabkan oleh beberapa bertindak sebagai stressor fisik bagi tubuh.

hal, diantaranya adalah stress dan emosi, Otak mengkompensasi stress fisik dengan

depresi serta gangguan tidur. Stress dan meningkatkan tidur nyenyak serta jumlah

emosi banyak membutuhkan energi, oleh waktu yang dihabiskan di tahap 4 tidur

karena itu sebagian energi yang seharusnya terdalam (Kaur & Sharma, 2011).

digunakan untuk bekerja menjadi terbuang. Manfaat dari senam hamil pada ibu

Hal tersebut kemudian menyebabkan hamil

kelelahan. Depresi juga dapat melemahkan dihubungkan

yang mengalami

insomnia

dan mendorong timbulnya kelelahan. Depresi mempengaruhi penurunan tingkat depresi,

memiliki kaitan yang erat pada gangguan melalui produksi dan pelepasan amina seperti

irama sikardian, karena sebagian besar orang serotonin (Sokunbi, Moore, & Watt, 2007).

dengan depresi memiliki masalah tidur. Pelepasan serotonin tersebut kemudian

Frekuensi tidur yang berkurang kemudian menstimulus tubuh untuk meningkatan

dapat menyebabkan kelelahan (Andiningsari, produksi dopamin. Dopamin merupakan

neurotransmitter sistem saraf pusat yang Menurut Kaur & Sharma (2011), mampu menurunkan stress, sehingga terjadi

teknik relaksasi dan latihan pernapasan pada penurunan kadar kortisol dalam darah (Field

senam hamil dapat mengurangi gejala stress. et al, 2005). Menurut penelitian yang

secara teratur juga dilakukan oleh McMurray, Katz, Berry, &

Latihan

fisik

mengaktifkan sistem endokrin yang akan Cefalo (1998) terhadap 12 wanita hamil,

melepas hormon enkafalin dan beta endorfin menunjukkan bahwa kadar kortisol bebas

sebagai hormon kebahagiaan sehingga dalam darah pada wanita hamil meningkat,

menimbulkan efek relaksasi (Wijaya, namun menurun setelah dilakukan latihan

Agustini, & Leda, 2014). Sesuai dengan dan berendam di dalam air hangat. Berendam

teori adaptasi Roy, dalam mode fungsi di air hangat memiliki efek yang sama seperti

fisiologis yang menjelaskan bahwa aktivitas latihan fisik yang berdampak pada

endokrin seperti pelepasan hormon enkafalin peningkatan suhu tubuh dan penurunan

dan beta endorfin ke tubuh, mempunyai ketegangan otot (Umamah, 2011).

peran yang signifikan dalam respon stress Sesuai dengan teori adaptasi oleh

dan merupakan bagian mekanisme koping Roy, dimana di dalam mode adaptasi terdapat

regulator (Phillips, 2010). Sehingga kondisi mode fungsi fisiologis yang menjelaskan

stress dan emosi pada ibu hamil dapat mengenai fungsi endokrin. Aksi endokrin

berkurang. Kondisi tersebut kemudian secara merupakan pengeluaran hormon sesuai

tidak langsung memperbaiki gangguan tidur dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan

yang dialami ibu hamil. Proses fisiologis dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas

senam hamil dapat mengurangi kelelahan, endokrin seperti pelepasan serotonin dan

merupakan suatu proses berkelanjutan dari dopamin ke tubuh, mempunyai peran yang

kondisi insomnia yang teratasi oleh senam signifikan dalam respon stress dan

hamil.

merupakan bagian mekanisme koping Penelitian oleh Tella Tella et al regulator (Phillips, 2010).

(2010) mengenai senam hamil aerobik Tabel 4 menunjukkan hasil uji

terhadap tidur dan kelelahan yang dilakukan statsitik dengan Wilcoxon test yaitu p=0.008

kepada 30 ibu hamil. Setelah enam minggu sehingga p<α(0.05), yang berarti senam

perlakuan, didapatkan hasil bahwa kelelahan yophytta yang dilakukan selama satu bulan

pada wanita hamil dapat dikurangi dengan dapat menurunkan kelelahan pada ibu hamil

senam hamil. Peningkatan latihan seperti trimester ketiga. Sebelumnya, kelelahan pada

senam dapat mengurangi kesulitan dalam subyek penelitian didominasi oleh kategori

melakukan tugas sehari-hari sebanyak 40%. sedang (Tabel 2). Setelah diberikan senam

Kondisi tersebut kemudian dapat mengurangi yophytta selama satu bulan, semua subyek

kelelahan yang dialami (Parker et al, 1996 penelitian berada pada level kelelahan ringan

dalam Smith et al Fass, 2001). Wanita yang (Tabel 3). Walaupun terdapat beberapa

bekerja maupun tidak bekerja memiliki tugas

Perwiraningtyas, Senam Yophyita Dalam Upaya Perbaikan Insomnia 40

sehari-hari yang

dan WHO, tekanan darah systole dengan nilai kelelahan. Terlebih jika wanita tersebut

dapat

menimbulkan

130mmHg merupakan kategori high-normal. dalam kondisi hamil, terutama di trimester

Subyek no.3 berusia 30 tahun, dimana pada ketiga. Dimana pada trimester tersebut, beban

rentang usia tersebut beresiko mengalami yang diterimanya oleh karena kehamilan

berbagai penyakit termasuk tekanan darah semakin berat, baik beban secara fisik

tinggi (Novita, 2015). Sedangkan untuk maupun psikis.

subyek no.8 dengan usia 23 tahun, diperlukan Beban fisik meliputi pertambahan

wawancara lebih mendalam seperti dengan berat badan yang cukup besar sebagai akibat

kendaraan apa dan dengan siapa menuju proses fisiologis dari kehamilan yaitu

Pengukuran juga bertambahnya ukuran dan berat bayi begitu

tempat

penelitian.

diperlukan pengulangan. Pengukuran tekanan juga dengan sistem tubuh lainnya yang secara

darah, dilakukan dua kali dengan jarak 1 berkesinambungan mengikuti pertambahan

menit, setelah itu diambil nilai rata-ratanya usia kehamilan. Tentunya hal tersebut

(Sari dalam Bararah, 2010; Turana, 2010). membuat ibu hamil merasakan kelelahan

Hal tersebut ditujukan agar hasil yang yang hebat. Sehingga dibutuhkan suatu

didapatkan benar-benar valid. mekanisme koping untuk mengatasi. Sesuai

Selain itu diperlukan pertanyaan dengan mode konsep diri physical self teori

kepada subyek mengenai tekanan darah yang Roy, yaitu bagaimana seseorang memandang

dimiliki saat trimester pertama kehamilan. dirinya

Jika tekanan darah ibu pada trimester tubuhnya dan gambaran tubuhnya (Phillips,

pertama diketahui, maka angka tersebut 2010). Begitu juga dengan beban psikis

dipakai sebagai patokan dasar tekanan darah sebagai dampak dari persiapan menghadapi

dasar ibu. Dengan patokan tersebut, maka persalinan terutama ibu primigravida.

definisi alternatif hipertensi adalah tekanan Kecemasan yang dialami akan semakin

darah dasar ibu ditambah kenaikan nilai meningkat sehingga ibu hamil menjadi stress

tekanan sistolik sebanyak 30mmHg dan bahkan depresi jika tidak diimbangi dengan

15mmHg untuk tekanan diastolik. Definisi mekanisme koping sebagai suatu sistem

alternatif tersebut bermanfaat dikarenakan adaptasi. Dalam mode konsep diri personal

tekanan darah dasar seseorang akan berbeda self menurut teori adaptasi Roy, hal tersebut

tergantung dari faktor usia, suku bangsa, berhubungan dengan ideal diri dan spiritual

keadaan fisiologis, kebiasaan makan dan orang tersebut. Dimana terjadi perasaan

hereditas (Polle, 2005). Dikatakan terjadi cemas dan ketakutan serta hilangnya

hipertensi jika terdapat peningkatan tekanan kekuatan yang merupakan hal yang berat.

darah minimal dalam dua kali pemeriksaan Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat

dengan jarak 4-6 jam. Tentunya dengan penurunan tekanan darah systole maupun

teknik pengukuran yang harus distandarkan diastole dari setiap subyek penelitian.

(Fairlie, Sibai dalam Polle, 2005). Penurunan tersebut bervariasi antara subyek

tabel 5, setelah yang satu dengan yang lainnya (Gambar 4&

Berdasarkan

dilakukan uji statsitik dengan uji paired t-test 5). Pada saat penelitian berlangsung, terdapat

didapatkan hasil p=0.006. Sedangkan untuk subyek penelitian yang sebelumnya memiliki

tekanan darah diastole p=0.004. Kedua nilai tekanan darah yang relatif normal, namun

tersebut bernilai p<α(0.05), yang berarti sebelum pengukuran tekanan darah, subyek

senam yophytta yang dilakukan selama satu penelitian tersebut mengalami stress oleh

bulan dapat merubah tekanan darah systole karena pengambilan sampel darah (subyek

maupun diastole pada ibu hamil trimester no.9). Subyek penelitian mengatakan bahwa

ketiga.

dirinya takut akan jarum suntik. Kondisi Hasil meta analisis menjelaskan stress tersebut dapat meningkatkan tekanan

bahwa senam dapat menurunkan tekanan darah (SingHealth, 2014). Sehingga hal

darah systole maupun diastole. Pada wanita tersebut mempengaruhi hasil pengukuran. yang melakukan senam, dapat menurunkan

Selain itu, subyek lainnya yang teridentifikasi nilai tekanan systole sebanyak 2% mmHg memiliki nilai tekanan darah systole tinggi

dan diastole sebanyak 1% mmHg. Walaupun saat pretest bisa dimungkinkan karena usia

nilai penurunan cukup sedikit, namun jika subyek (subyek no.3&8) yang berbeda jauh

senam dilakukan secara rutin dapat mencegah dari subyek penelitian lainnya. Menurut JNC

41 Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor 1, April 2016. hlm. 30-45

terjadinya penyakit kardiovaskular (Kellley, Senam hamil yophytta merupakan 1999).

salah satu cara bagi ibu hamil dalam Menurut penelitian yang dilakukan

adaptasi terhadap oleh Yeo et al (2000) terhadap 16 ibu hamil,

melakukan

respon

kehamilannya. Respon adaptasi tersebut bahwa ibu hamil yang melakukan olahraga

digunakan sebagai mekanisme koping untuk saat kehamilan dapat menurunkan tekanan

mengatasi gangguan yang dialami saat darah diastole sebesar 3.5mmHg, sehingga

kehamilan terutama di trimester ketiga seperti mencegah resiko terjadinya hipertensi

insomnia, kelelahan serta menghindari kehamilan maupun preeklampsia. Penelitian

terjadinya hipertensi kehamilan maupun lainnya yang dilakukan oleh Tella et al,

preeklampsia eklampsia. Hal ini sesuai (2010)

dengan teori sistem adaptasi Roy. Roy penurunan tekanan darah systole maupun

menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk diastole setelah dilakukan senam hamil

biopsikososial sebagai satu kesatuan yang aerobic kepada 15 ibu hamil dibandingkan

utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya, dengan 15 ibu hamil lainnya dalam kelompok

dihadapkan berbagai kontrol. Penjelasan tersebut dipertegas oleh

manusia

selalu

persoalan yang kompleks, sehingga dituntut Magnus et al (2008) bahwa aktivitas fisik

untuk melakukan adaptasi. Penggunaan yang dilakukan oleh ibu hamil dapat

koping atau mekanisme pertahanan diri, mengurangi resiko terjadinya preeklampsia.

adalah berespon melakukan peran dan fungsi Terdapat beberapa mekanisme sebagai

secara optimal untuk memelihara integritas dampak dari aktivitas fisik pada resiko

diri dari keadaan rentang sehat sakit dari preeklampsia.

keadaan lingkungan sekitarnya (Phillips, menurunkan tekanan darah dan trigliserida

2010). Dalam penelitian ini, ibu hamil yang (Durstine JL, Grandjean PW, & Davis PG,

mengalami insomnia dan kelelahan di 2001; Kellley GA,1999). Bergmann et

trimester ketiga kemudian melakukan senam al.(2004) menunjukkan bahwa melakukan

hamil yophytta secara rutin sebagai upaya aktivitas fisik selama kehamilan memiliki

mekanisme pertahanan diri untuk tetap efek menguntungkan pada volume vaskular

menjalankan peran dan fungsinya sebagai vili plasenta.

istri dan calon ibu.

Aktivitas fisik tersebut merupakan Dengan proses fungsi fisiologis oleh salah satu bentuk mekanisme koping yang

senam yophytta tersebut, kemudian dapat ditujukan bagi ibu hamil dengan berbagai

menciptakan serta menguatkan suatu konsep keluhan termasuk resiko peningkatan tekanan

diri bagaimana ideal diri ibu hamil dalam darah. Penelitian mengenai manfaat senam

menghadapi berbagai keluhannya dalam Yoga dan Tai Chi menjelaskan bahwa

proses kehamilan. Selain itu bagaimana ibu beberapa perbaikan pada denyut jantung

tetap dapat melakukan peran dan fungsinya dihubungkan dengan regulasi sistem saraf

di lingkungan tempat tinggal maupun otonom (Lu & Kuo, 2003; Motivala, Sollers,

pekerjaannya selama proses kehamilannya. Thayer, & Irwin, 2006; Narendran,

Sehingga ibu hamil dapat mewujudkan suatu Nagarathna, Gunasheela, & Nagendra, 2005).

dalam mode Temuan saat ini memberikan indikasi bahwa

keseimbangan

interdependensinya yang ditunjukkan dengan sistem saraf otonom mungkin terlibat dalam

adanya keseimbangan interaksi antara efek latihan peregangan bila dilakukan secara

dengan ketergantungannya teratur (Yeo S., 2009). Mekanisme lain yang

kemandirian

terhadap orang lain. Sampai pada tahap akhir berpengaruh adalah stress oksidatif (Yeo &

yaitu output menuju sistem adaptif Roy yang Davidge, 2001). Dislipidemia, peradangan,

ditunjukkan dengan adanya penurunan dan stress oksidatif merupakan penanda dari

keluhan insomnia, kelelahan pada ibu hamil preeklampsia (Magnus et al, 2008). Stress

sehingga tekanan darah ibu tetap pada oksidatif dihubungkan dengan

rentang normal. Hal tersebut kemudian yang terjadinya preeklamsia (Genest, Falcao,

resiko

menjadikan ibu hamil dapat mempertahankan Gutkowska, & Lavoie, 2012; Rogers et al.,

kesehatan dirinya maupun janin yang 2006).

dikandungnya sampai proses persalinan tiba. menyarankan kemungkinan penurunan stress

Walaupun penurunan yang terjadi antara oksidatif dengan melakukan senam yoga

insomnia, kelelahan dan tekanan darah tidak (Bhattacharya, Paney, & Verma, 2002).

seimbang pada setiap ibu hamil. Hal tersebut

Perwiraningtyas, Senam Yophyita Dalam Upaya Perbaikan Insomnia 42

dikarenakan insomnia, kelelahan dan tekanan detikHealth.com Web site: darah pada ibu hamil tidak selalu saling

http://health.detik.com/ berhubungan. Terdapat faktor lain yang

read/2010/07/12/160040/1397639/76 menjadi penyebab penurunan insomnia,

mengukur-tekanan-darah-yang- kelelahan dan tekanan darah. Menurut

benar

penelitian yang dilakukan oleh Reeves, Potempa, & Gallo (1991) bahwa kelelahan

Barriyah, Khoirul. (2010). Pengaruh senam merupakan masalah yang signifikan bagi

hamil yophytta terhadap tingkat wanita hamil dan tidak hilang dengan

dalam menghadapi istirahat. Kelelahan mungkin berhubungan

kecemasan

persalinan pada ibu primigravida dengan perubahan fisiologis lainnya, seperti

trimester III di Kantor Pusat Senam perubahan hormonal yang memediasi

Hamil Yophytta Maternal Surabaya. variabel fisiologis dan psikologis. Sehingga

Fakultas Keperawatan penurunan skor insomnia yang banyak,

skripsi,

Universitas Airlangga, Surabaya. belum tentu dapat menurunkan skor kelelahan yang banyak juga. Begitu juga

Batbual, B. (2010). Hypnosis Hypnobirthing dengan perubahan tekanan darah, belum

Nyeri Persalinan dan Berbagai tentu mengalami perubahan yang banyak

Penanganannya. walaupun penurunan skor insomnia dan

Metode

Yogyakarta: Gosyen Publishing. kelelahan cukup besar. Bhattacharya S, Paney US, & Verma NS.(2002). Improvement in oxidative

SIMPULAN DAN SARAN

status with yogic breathing in young Senam yophytta yang dilakukan

healthy males. Indian Journal of selama satu bulan secara signifikan dapat

and Pharmacology. menurunkan level insomnia, kelelahan dan

Physiology

tekanan darah pada ibu hamil trimester ketiga. Senam yophytta dapat menjaga

Bergmann A, Zygmunt M, & Clapp JF III. kesehatan fisik, mental dan spiritual ibu

Running throughout hamil serta menjaga kualitas hidup ibu

pregnancy: effect on placental villous maupun janin yang dikandungnya. Sehingga

volume and cell senam yophytta dapat dijadikan salah satu

vascular

proliferation. Placenta. 25(8 –9):694– bentuk asuhan keperawatan dalam pelayanan

antenatal care agar dapat menekan angka kematian ibu khususnya di Indonesia.

Chang, J, Patel, K, Duntley, S, Leung, FM & Pien, GW. (2011). Association

KEPUSTAKAAN

between sleep duration maternal Afifah, I. (2011). Pre eklamsia dan eklamsia

mental well being during pregnancy: penyebab kematian terbesar ibu

a population based study community melahirkan. Diakses 6 Oktober 2014,

health. USA SLEEP. vol. 34, p. dari dinkes.surabaya.go.id Web site:

A316, Saint Louis University, St. http://dinkes.surabaya.go.id/portal/in

Louis, USA.

dex.php/berita/pre-eklamsia-dan- eklamsia-penyebab-kematian-

Durstine JL, Grandjean PW, & Davis PG. terbesar-ibu-melahirkan/

(2001). Blood lipids and lipoprotein adaptations to exercise: a quantitative analysis. Sports Med. 31(15):1033 –

Atkinson, & Davenne. (2007). Relationships

between sleep, physical activity and human health. Physiol Behav , 90(2-

Field, T, Diego, M, Reif, MH, Figueiredo, B, 3):229-35.

Schan, BS & Khun, C (2005). Cortisol decreases and serotonin and

Bararah, S. D. (2010). Mengukur tekanan

increase following darah yang benar. Diakses 16

dopamine

therapy. Intern J Desember

Neuroscience , 115 (10): 1397-1413.

43 Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor 1, April 2016. hlm. 30-45

Field, T, Diego, M, Reif, MH, Figueiredo, B, Magnus, Trogstad, Owe, Olsen, & Nystad. Schan, BS & Khun, C. (2007). Sleep

Recreational Physical disturbansces in depressed pregnant

and the Risk of women and their newborns. Infant

Activity

Preeclampsia: A Prospective Cohort Behavior and Development, vol. 30,

of Norwegian Women. Am J no.127, p. 127-133.

Epidemiol , 168:952 –957.

Firdayanti. (2009). Terapi nyeri persalinan Media, Mahaka. (2014). Panduan posisi tidur non farmakologis. Jurnal Kesehatan.

ibu hamil. Diakses 23 Desember vol.2, no.4, hal. 7-18.

2014, dari parentsindonesia.com Web site:

http://www.parentsindonesia. Hediyani, N. (2012). Dampak insomnia bagi

com/article.php?type=article&cat=fe kesehatan. Diakses 27 September

ature&id=2143

2014, dari www.dokterkuonline.com. Web site: http://www.dokterku-

Motivala SJ, Sollers J, Thayer J. & Irwin online.com/index.php/article/59-

MR. (2006). Tai Chi Chih acutely dampak-insomnia-bagi-kesehatan

sympathetic nervous system activity in older adults. Kaur, J., & Sharma, C. (2011). Exercise in

decreases

Journal of Gerontology: Biological Sleep Disorders. Delhi Psychiatry

Science. 61:1177 –1180. Journal , Vol. 14 No.1. pp.133-137. Narendran S, Nagarathna R, Gunasheela S, & Kızılırmak, A., Timur, S., & Kartal, B.

Nagendra HR. (2005). Efficacy of (2012). Insomnia in Pregnancy and

yoga in pregnant women with Factors Related to Insomnia. The

abnormal Doppler study of umbilical ScientificWorld Journal.

and uterine arteries. Journal of the Indian Medical Association. 103:12 –

Komala, Catharina. (2014). Peningkatan

hormon kortisol akibatkan otak sulit berkonsentrasi. Diakses 11 Februari

Novita, C. (2015, April 3). Sidomi. Diakses 6 2015, dari Intisari-online.com Web

Mei 2015 dari Sidomi Web site: site:

http://sidomi.com/370313/wanita-di- online.com/read/peningkatan-

http://intisari-

atas-30-tahun-harus-waspadai- hormon-kortisol-akibatkan

-otak-

penyakit- ini/

sulit-berkonsentrasi Phillips, K. D. (2010). Adaptation Model. In Lee, A., & Caughey, K. (2006). Evaluating

A. M. Tomey, & M. R. Alligood, Insomnia During Pregnancy and

Nursing Theorist and Their Work Postpartum. In H. P. Attarian, Sleep

(pp. 335-337). Mosby: Elsevier. Disorders in Women (pp. 185-198). San Francisco: Humana Press.

Polle, J. H. (2005). Hipertensi, Perdarahan dan Infeksi Maternal. In L. J. Bobak, Lee, K. A., & Gay, C. L. (2004). Sleep in late

Buku Ajar Keperawatan Maternitas pregnancy predicts length of labor

Edisi 4 (pp. 629-632). Jakarta: EGC. and type of delivery. American Journal

Gynecology , Vol. 191 (6) pp 2041 – Pourghaznein, & Ghafari. (2006). The effect 2046 .

of sole reflexology on severity of fatigue in pregnant women. Hayat

Lestari, S. H. (2014). Prihatin Keluhan Ibu Journal of Faculty of Nursing & Hamil. Diakses 2 Januari 2015, dari

Midwifery , Vol 12 (4), pp 5-12 . Surya

Online

Website:

http://surabaya.tribunnews.com/2014 Pradita, Aulia. (2010). Pengaruh senam hamil /04/13/ prihatin-keluhan-ibu-hamil

yophytta terhadap skala nyeri

Perwiraningtyas, Senam Yophyita Dalam Upaya Perbaikan Insomnia 44

punggung bawah (low back pain) Sokunbi, Moore, & Watt. (2007). Changes in pada ibu hamil trimester II dan III.

plasma concentration of serotonin in Skripsi.

response to spinal stabilisation Universitas Airlangga, Surabaya.

Fakultas

Keperawatan

exercises in chronic low back pain patient. Nigeria Quarterly Journal of

Rachmaningtyas, A. (2013). Data SDKI Hospital Medicine , 17(3): 108-111. 2012, angka kematian ibu melonjak. Indonesia. Diakses 20 Desember

Susanti, E. (2014). Gerakan senam yophytta 2014 dari sindonews.com Web site:

untuk ibu hamil. Diakses 20 http://nasional.sindonews.com/read/7

Desember 2014, dari Tips Kesehatan 87480/15/data-sdki-2012-angka-

Dokumen yang terkait

LITERATURE REVIEW EFEKTIFITAS TERAPI FIBRINOLITIK DAN PPCI (PRIMARY PERCUTANEUS CORORNARY INTERVENTION) SEBAGAI ALTERNATIVE TERAPI REVASKULERISASI PADA ACUTE CORONARY SYNDROME (ACS)

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MINUMAN BERENERGI YANG MENGANDUNG KOMBINASI TAURIN DAN KAFEIN DENGAN ANGKA KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIS

0 0 8

GAMBARAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENANGGU- LANGAN DIABETES MELITUS MELALUI PENERAPAN TEKNO- LOGI TEPAT GUNA ECONOMIC-PRIMARY HEALTH CARE (e-PHC) DI DESA TAWANGARGO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABU- PATEN MALANG

1 2 7

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN TENTARA YANG MENGALAMI CEDERA PANAS PADA KEGIATAN MILITER DI MALANG

0 1 6

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT

0 0 6

110 TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) SESI 1-4 MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA HIV POSITIF

0 1 7

78 LITERATURE REVIEW: INTERVENSI KEPERAWATAN TERKINI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHANPENGENDALIAN MALARIA

1 5 16

PENURUNAN KECEMASAN DAN KOPING ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK YANG MENGALAMI HOSPITALISASI MELALUI PENERAPAN CARING SWANSON DI RS MARDI WALUYO BLITAR

0 1 16

PENERAPAN TEKNIK MASSASE EFFLEURAGE PADA ABDOMEN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA PUTRI (STUDI KASUS PADA Nn.”N” DAN Nn.”O” DI PRODI KEBIDANAN POLTEKKES RS dr. SOEPRAOEN

0 0 5

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU AKSEPTOR PIL ORAL KOMBINASI DI KLINIK BPS “K” DESA GLANGGANG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MAL

0 0 7