Analisis Perbandingan Volume Paru Statik

Analisis Perbandingan Volume Paru Statik pada Laki-Laki dan Perempuan

Analisis Perbandingan Volume Paru Statik
pada Laki-Laki dan Perempuan
Aulia Citra K. Y (081311733009), Riza Umi Nurjannah (081311733021), Arreta Hestinola S (081311733016), Grendy
Firmanda (081311733019), Fitriya (081311733035), Bonifasius Ardy (081311733044), Widi Wulan P (081311733046), Fathania
Nabila (081311733059), Muhammad Abdul Manaf (081311733064).

Program Studi S1-Teknobiomedik
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
Surabaya
ABSTRAK

Volume paru adalah volume udara yang menempati ruangan udara dalam paru. Volume
paru dijadikan sebuah parameter yang dapat mengindikasi fungsi fisiologis paru-paru
seseorang. Percobaan mengenai volume paru ini bertujuan untuk mengetahui metode
pengukuran, makna hasil pengukuran, kesimpulan dan menganalisis kelemahan serta
memberikan usulan perbaikan terhadap pemeriksaan fisiologi paru.
Metode pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan spirometer berkecepatan drum
rendah (LOW) yang dilengkapi dengan kertas pencatat. Probandus berdiri tegak bernafas
melalui mulut dengan mouth piece yang telah terpasang dan hidung yang telah dijepit. Salah

satu praktikan akan memberikan arahan pada orang coba selama proses pernafasan tersebut.
Hasil berupa spirogram kemudian dianalisis.
Parameter dalam pemeriksaan fungsi paru adalah kapasitas volume paru. Metode
pengkuran parameter dalam pemeriksaan fungsi faal paru menggunakana alat spirometer
Harvard. Pengukuran VC pada one stage menghasilkan VC BTPS dalam kategori retriksi
berat untuk probandus laki-laki dan VC BTPS probandus perempuan tergolong retriksi berat.
Pengukuran VC BTPS two stage laki-laki dikategorikan retriksi ringan sedangkan VC BTPS
probandus
perempuan tergolong ringan. VC pada laki-laki venderung lebih tinggi
dibandingkan perempuan. Berdasarkan dari hasil perobaan, didapatkan hasil bahwa tinggi
badan, aktivitas, riwayat penyakit, usia, aktivitas otot dan jenis kelamin mempengaruhi
kapasitas vital paru-paru seseorang. Namun tinggi badan merupakan yang paling
berpengaruh. Kelemahan dari metode pemeriksaan fungsi faal paru menggunakan spirometer
adalah alatnya yang cukup tua sehingga dikhawatirkan terjadi kejenuhan alat.
Kata kunci : Vital Capacity, Retriksi

1. PENDAHULUAN
Bernapas adalah kegiatan yang selalu dilakukan oleh manusia . Kegiatan bernapas tak lepas
dengan kinerja dari sistem respirasi. Pernapasan terjadi secara fisiologis melalui otot diafragma
yang terletak di dasar paru-paru yang berkontraksi. Kontraksi akan meningkatkan volume paru,

maka terjadi penurunan tekanan. Ketika tekanan internal turun di bawah tekanan dari luar, udara
mengalir ke paru-paru sampai tekanan di dalam dan luar seimbang. Udara ini kemudian
digunakan selama respirasi, yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Proses respirasi terjadi
dengan pengambilan oksigen untuk keperluan metabolisme dan pengeluaran karbondioksida dan
air air sebagai hasil dari metabolisme. tahap dapa restirasi adalah ventilasi, difusi, dan perfusi.
Kelainan ventilasi yang biasa terjadi adalah restriksi paru.
Pengukuran volume paru bisa dilakukan dengan cara statik maupun dinamis. Dengan
mengukur volume paru manusia dapat mengetahui kemampuan paru untuk mengembang serta ada
tidaknya obstruksi atau retriksi paru.

Analisis Perbandingan Volume Paru Statik pada Laki-Laki dan Perempuan

Volume statik terdiri atas volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (IRV), volume
cadangan ekspirasi (ERV), volume residu (VR), kapasitas vital (VC), dan Kapasitas Inspirasi (IC)
Contoh volume dinamik adalah volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan maximum
voluntary ventilation (MVV).
Berdasarkan Bijlani& Manjunatha (2011), volume tidal adalah rerata volume inspirasi dan
ekspirasi biasa. Tidal volume ini ± 500 ml. Volume Cadangan Inspirasi (IRV) adalah volume udara
yang masih bisa dihirup semaksimal mungkin setelah menghirup udara secara biasa. IRV ini
sekitar 0.5 liter. Volume Cadangan Ekspirasi (ERV) adalah volume udara yang masih bisa di

keluarkan semaksimal mungkin setelah mengeluarkan/ menghembuskan udara secara biasa. ERV
sekitar satu liter. Volume Residu (VR) adalah volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru
setelah melakukan ekspirasi maksimal. Volume residu sekitar 1 liter.
Untuk menghitung Vital Capacity, IC ditambah dengan ERV atau IRV+TV+ERV. Kapasitas
vital (vital capacity) bisa dihitung menggunakan dua metode, yakni VC one stage atau VC two
stages.Berdasarkan literature disebutkan bahwa VC two stages lebih besar dibandingkan VC one
stage.

Gambar 1. Spirogram static paru-paru dan kapasitas volume paru rerata (Barret, et.al, 2010)

Nilai normal setiap volume atau kapasitas paru dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tinggi
badan, berat badan, ras dan bentuk tubuh.

Analisis Perbandingan Volume Paru Statik pada Laki-Laki dan Perempuan

Spirometri merupakan suatu alat sederhana yang digunakan untuk mengukur volume udara
dalam paru. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur volume statik dan volume dinamik
paru. Hasil spirometri berupa spirogram yaitu kurva volume paru terhadap waktu akibat manuver
yang dilakukan subjek. Usaha subjek diobservasi di layar monitor untuk meyakinkan bahwa usaha
yang dilakukan subjek benar dan maksimal.

Percobaan mengenai volume paru ini bertujuan untuk mengetahui metode pengukuran,
makna hasil pengukuran, kesimpulan dan menganalisis kelemahan serta memberikan usulan
perbaikan terhadap pemeriksaan fisiologi paru.
2. ALAT DAN BAHAN
Alat yang dipakai dalam praktikum ini adalah spirometer tertutup buatan Harvard yang dapat
digunakan untuk mengukur volume paru static dan dinamik, namun pada praktikum ini dibatasi
yang diukur hanya volume paru statik.
3. METODE

Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2015 di laboratorium Faal Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.
Semua alat yang akan digunakan beserta kertas pencatat disiapkan. Mouth piece
yang akan digunakan disterilisasi terlebih dahulu. Sebelum digunakan, spirometer terlebih
dahulu dicuci dengan mengeluarkan dan memasukkan udara ke dalam sungkup tiga kali.
Pengukuran pada spirometer dilakukan dengan kecepatan drum rendah (LOW). Lalu,
probandus akan berdiri tegap dengan mouth piece yang telah terpasang dan hidung terjepit.
Probandus bernafas melalui mulut dengan memutar kran spirometer. Probandus
melakukan serangkain inspirasi ekspirasi dengan inspirasi ekspirasi biasa, inspirasi
maksimal, ekspirasi maksimal, inspirasi maksimal diikuti ekspirasi semaksimal mungkin
dan ekpirasi maksimal diikuti dengan inspirasi semaksimal mungkin. Dalam melakukan

hal tersebut probandus diberi arahan oleh salah satu praktikan. Output alat berupa
spirogram, hasil yang masih dalam kondisi ATPS (suhu alat) tersebut kemudian dikonversi
dalam kondisi BTPS (suhu tubuh) dengan prinsip hukum Boyle Gay Lussac dan disertai
dengan data standart.
4. HASIL
Table 1. Kapasitas Vital (VC) One Stage
VC BTPS
VC
Gender
Standar
1397,94
3625,35
Laki-laki

No

VC ATPS

1


1200

2

1500

1747,43

3867,80

Rerata

1350

1572,68

3746,57

Simpangan


150

174,4

1221,22

3

500

582,47

2612,04

Perempuan 22,29

Restriksi sangat

4


1400

1630,93

2594,12

Perempuan

Restriksi ringan

Rerata
Simpangan

950
450

1106,7
524,23

2603,08

8,96

Laki-laki

Tablel 2. Kapasitas Vital (VC) Two Stage

%

Kesimpulan

38

Restriksi sangat

45

Restriksi berat

62


Analisis Perbandingan Volume Paru Statik pada Laki-Laki dan Perempuan

No

VC ATPS

VC BTPS

VC Standar

Gender

%

Kesimpulan

1

2000


2329,90

3625,35

Laki-laki

64,2

Restriksi ringan

2

2600

3028,88

3867,80

Laki-laki

78,3

Restriksi ringan

Rerata

2300

2679,39

3746,57

Simpangan

300

436,86

1221,22

3

1150

1339,69

2612,04

Perempuan

51,2

Restriksi sedang

4

1900

2213,41

2594,12

Perempuan

85,3

Normal

Rerata

1525

1776,55

2603,08

Simpangan

375

436,86

8,96

5. PEMBAHASAN
Keadaan fungsi paru dapat dinilai atau diukur dengan pemeriksaan spirometeri. Pemeriksaan
spirometri adalah pemerik-saan untuk mengukur volume paru pada keadaan statis dan dinamis
seseorang dengan alat spirometer . Nilai normal kapasitas vital tergantung pada usia, jenis kelamin,
bentuk tubuh, dan berat badan (Smeltzer& Bare, 2002). Sedangkan menurut Guyton & Hall
(2008), faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah bentuk anatomi tubuh, posisi
selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot pernapasan serta pengembangan paru dan rangka
dada (Compliance paru).
Pemeriksaan menggunakan spirometer terdiri dari dua macam pemeriksaan yaitu VC dua
tahap ( Vital Capacity two stage) dengan cara inspirasi maksimum dilanjutkan dengan ekspirasi
maksimum, dan pemeriksaan dengan VC one stage (vital capacity stage) dengan cara inspirasi
maksimal atau ekspirasi maksimal.
Pengukuran ini dilakukan oleh 4 probandus yaitu 2 probandus laki-laki dan 2 perempuan
berumur 19 tahun. Dari hasil analisis diperoleh bahwa probandus 1 (laki-laki) menunjukan VC
BTPS 1397,94 dengan keterangan mengalami retriksi sangat. Pada probandus 2 (laki-laki)
menunjukan VC BTPS 1747,43 dengan keterangan retriksi berat. Kedua probandus ini mengalami
retriksi sangat yang disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah Compliance merujuk kepada
seberapa banyak upaya yang dibutuhkan untuk meregangkan atau mengembangan paru. Pada
restriksi terjadi penurunan compliance atau daya pengembangan paru. Oleh karena itu, semakin
kecil compliance paru semakin besar kerja yang harus dilakukan untuk mengasilkan
pengembangan paru yang sama begitupun sebaliknya. Faktor lainnya adalah kadar O2 di dalam
darah , perbedaan tekanan ketika inspirasi/ ekspirasi menggunakan spirometer ,faktor perokok ,dll .
Pada pemeriksaan VC two stage didapat VC BTPS di probandus 1 adalah 2329,90 dan pada
probandus 2 VC BTPS yang didapat adalah 3028,88 . Kedua probandus tersebut memiliki retriksi
ringan , hal ini dapat terjadi karena ketika inspirasi semaksimal mungkin, setelah itu ada jeda
istirahat untuk bernafas denagn normal. Setelah itu juga dilanjutkan dengan ekspirasi semaksimal
mungkin. Hal ini lah yang menyebabkan VC two stages memiliki volume yang lebih besar
dibandingkan dengan VC one stage.s
Pada pemeriksaan VC satu tahap (VC one stage) yang dilakukan pada 2 probandus
perempuan dimana kedua probandus tersebut memiliki usia yang sama yaitu 19 tahun dan tinggi
badan probandus 1 adalah 152 cm serta probandus 2 adalah 151,5 cm. Pada probandus 3 nilai dari
VC BTPS sebesar 582,47sehingga memiliki retriksi sangat yang artinya probandus 3 memiliki
kapasitas paru yang sangat rendah yaitu kurang dari 40% dari nilai standar. Nilai VC BTPS
probandus 4 sebesar 1630,93 yang merupakan 62% dari nilai VC standar yakni 2594,12.
Probandus 4 mengalami retriksi ringan. Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan tinggi
badan dan aktivitas dari masing-masing probandus dan compliance paru yang berbeda.

Analisis Perbandingan Volume Paru Statik pada Laki-Laki dan Perempuan

Setelah itu, pada pemeriksaan VC dua tahap (VC two stage) juga terdapat perbedaan nilai
pada kedua probandus yaitu pada probandus 3 nilai VC BTPS sebesar 1339,69, yang merupakan
51,2% dari nilai VC standar. Oleh karena itu, pada probandus 3 ini mengalami retriksi sedang.
Pada probandus 4 nilai VC BTPS nya sebesar 2213,41 maka probandus dan memiliki VC 80% dari
volume standars. Sehingga dia memiliki 4 memiliki kapasitas paru yang normal yaitu diatas 80%
dari nilai standar.
Perbandingan Volume Paru Laki-Laki dan Perempuan
Pada praktikum ini probandus memiliki umur yang sama, yakni 19 tahun. Yang ingin
diketahui lebih lanjut adalah kapasitas vital paru-paru antara laki-laki dan perempuan. Seperti yang
terlihat pada tabel 1 dan tabel 2 diatas, diketahui bahwa VC dengan menggunakan VC one stage
nya adalah sebagai berikut VC BTPS laki-laki adalah 1572,68± 174,4 liter. Sedangkan pada
perempuan VC BTPS nya adalah 1106,7± 524,23 liter. Sedangkan VC two stage untuk VC BTPS
pada laki-laki adalah 2679,39 ± 436,86, sedngkan pada perempuan VC BTPS nya adalah 1776,55±
436,86.
Dari data diatas dapat dikethui bahwa pada VC one stage, VC Standar pada probandus lakilaki adalah 3746,57 ± 1221,22, sedangkan pada perempuan adalah 2603,08 ± 8,96. Sedangkan
pada VC two stage VC standar probandus laki-laki adalah 3746,57 ± 1221,22 dan VC Standar pada
perempuan adalah 2603,08 ± 8,96.

Perbandingan VC Laki-laki dan Perempuan
3746.57

4000
3500

Volume

3000

2679.39

2603.08

2500
2000
1500

1572.68
1106.7

1776
Laki-Laki
Perempuan

1000
500
0
VC One Stage

VC Two Stage

VC Standar

VC Type

Grafik 1. Perbandingan VC Laki-laki dan Perempuan
Dari data diatas terlihat bahwa secara kuantitas, Kapasitas Volume laki-laki lebih besar
dibandingkan perempuan, baik melalui VC one stage ataupun VC two stage. Namun dilihat dari
segi retriksi yang terjadi pada saat mereka bernafas menggunakan spirometer diketahui bahwa
untuk probandus laki-laki mengalami retriksi berat pada saat VC One Stage, dengan prosentase VC
hanya 41,2% dari VC Standar. Sedangkan pada probandus perempuan, mereka juga mengalami
retriksi berat dengan VC one stage hanya 42,5% dari VC standar.
Pada VC two stage, diketahui bahwa pada probandus laki-laki mengalami retriksi ringan
karena hanya kapasitas vital nya 71.4% dari VC standar. Sedangkan pada probandus perempuan
juga mengalami rertriksi ringan karena kapasitas vital nya bisa mencapai 68.2% dari VC standar.
Dari perbandingan diatas diketahui kecenderungan perbedaan pengukuran VC
mengggunakan VC one stage dan VC two stage. Padahal seharusnya perbedaannya tidak terlalu
jauh. Hal ini bisa diakibatkan compliance pada saat melakukan pernafasan. Selain itu faktor-faktor

Analisis Perbandingan Volume Paru Statik pada Laki-Laki dan Perempuan

lain juga bisa dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, ras dan bentuk tubuh.
Namun faktor yang paling berpengaruh adalah tinggi badan (Wanger et,al, 2005).
Untuk memperoleh pengukuran yang lebih akurat dapat menggunakan metode lain seperti
body plethysmography, nitrogen washout, helium dilution, dan teknik imajing (Wanger, et. al,
2005).
6. SIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah
1.
2.
3.
4.

5.

6.

Parameter dalam pemeriksaan fungsi paru adalah kapasitas volume paru.
Metode pengkuran parameter dalam pemeriksaan fungsi faal paru menggunakana alat
spirometer Harvard.
Kapasitas vital pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.
Pengukuran VC pada one stage menghasilkan VC BTPS dalam kategori retriksi berat untuk
probandus laki-laki dan VC BTPS probandus perempuan tergolong retriksi berat.
Pengukuran VC BTPS two stage laki-laki dikategorikan retriksi ringan sedangkan VC BTPS
probandus perempuan tergolong ringan.
Berrdasarkan dari hasil perobaan, didapatkan hasil bahwa tinggi badan, aktivitas, riwayat
penyakit, usia, aktivitas otot dan jenis kelamin mempengaruhi kapasitas vital paru-paru
seseorang. Namun tinggi badan merupakan yang paling berpengaruh.
Kelemahan dari metode pemeriksaan fungsi faal paru menggunakan spirometer adalah alatnya
yang cukup tua sehingga dikhawatirkan terjadi kejenuhan alat.

7. UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kami ucapkan kepada Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga yang telah memberikan kesempatan menggunakan fasilitas praktikum di laboratorium
fisiologi.

8. DAFTAR PUSTAKA
Barret, Kim dan Heddwon Brooks dan Scott Boitano, dan Susan Barman. 2010. Ganong’s Review
of Medical Physiology, 23rd Edition. New York: McGraw Hill
Bijanli, R.L dan S Manjunatha. 2011. Understanding Medical Physiology: A Textbook for Medical
Students.
Guyton AC, MD, Hall JE, Ph.d. 2006. Textbookof Medical Physiology. USA: Elsevier
Sherwood, Lauralee.2011.Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 6.Jakarta:ECG.

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluy (dkk).
Jakarta:ECG
Wanger, et.al. 2005. Standardisation of the Measurement of Lung Volumes. European Respiratory
Journal Volume 26 Number 3.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63