LAPORAN KIMDAS REAKSI KIMIA SIKLUS Cu

LAPORAN PRAKTIKUM
REAKSI KIMIA PADA SIKLUS
LOGAM TEMBAGA

OLEH :
HELEN HELDA PRASTIKA
NIM : 1408105045
KELOMPOK 09

PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

REAKSI KIMIA PADA SIKLUS
LOGAM TEMBAGA
1. Tujuan Percobaan
Mempelajari perubahan kimia yang terjadi pada siklus logam tembaga dan mengamati
reaksi yang terjadi pada siklusnya.
2. Dasar Teori
Banyak zat bahkan hampir semua zat dapat mengalami suatu perubahan kimia yang

disebabkan oleh berbagai alasan. Dalam perubahan kimia pasti terjadi sebuah siklus dari zat
yang bereaksi sehingga menimbulkan suatu perubahan yang dapat kita amati dari faktor
faktor yang muncul setelahnya. Misalnya saja perubahan suhu, timbulnya gas, aroma yang
berbeda, perubahan warna, zat yang bereaksi hingga habis, ataupun adanya endapan setelah
reaksi terjadi. Perubahan kimia dapat terjadi dalam berbagai hal dan bidang, baik di alam
yang secara alami terjadi maupun perubahan kimia yang sengaja dilakukan untuk
membuktikan suatu gagasan.
Di alam dapat kita lihat berbagai perubahan kimia, sebagai contoh proses pelapukan dan
korosi. Dalam prosesnya, akan muncul beberapa faktor yang dapat menjadi acuan terjadi
atau tidaknya perubahan kimia. Sedangkan dalam percobaan, banyak zat yang dpat
digunakan dalam membuktikan sebuah gagasan yang salah satunya adalah siklus logam
tembaga (Cu). Dari percobaan, kita dapat menentukan apakah terjadi perubahan kimia atau
tidak melalui beberapa faktor yang dapat kita amati dalam percobaan.
3. Alat dan Bahan
Alat :
 Gelas beaker
 Kaca arloji
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Pemanas

 Penjepit kayu
 Pengaduk
 Cawan penguap
 Neraca
Bahan :
 Logam Cu 0,2 gram
 Larutan HNO3 4M 2-3 ml
 Larutan NaOH 1M 6ml
 Air suling
 Larutan H2SO4 2ml
 Logam Zn

4. Cara Kerja
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk percobaan siklus logam tembaga, dan
setiap langkah harus diamati dengan teliti sehingga dapat diambil kesimpulan tentang apa
saja perubahan yang terjadi pada logam Cu. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Langkah I : Reaksi logam Cu dengan HNO3
 Logam Cu 0,2 gram dipotong kecil-kecil untuk mempercepat reaksi
 Hasil potongannya dimasukkan ke dalam gelas beaker 250ml
 Kemudian HNO3 dituangkan dengan hati-hati sebanyak 2-3ml ke dalam gelas beaker



yang berisi logam Cu.
Gelas beaker ditutup menggunakan kaca arloji hingga logam Cu habis bereaksi.

Langkah II : Penambahan Larutan NaOH


Larutan NaOH 1M ditambahkan ke dalam gelas beaker pada langkah I dengan hatihati sambil diaduk.

Langkah III : Pemanasan



Larutan dalam gelas beaker langkah II ditambah dengan 50ml air suling.
Larutan dipanaskan sambil diaduk hingga mendidih dan mengalami perubahan yang



dapat diamati.

Setelah mendidih, gelas beaker diangkat dari pemanas dan didiamkan hingga larutan



dingin selama 5 menit.
Larutan didekantasi ke dalam gelas beaker lain tanpa menyertakan endapan yang



terbentuk.
Endapan yang tersisa dicuci menggunakan 50ml air suling dan didiamkan hingga zat



kembali mengendap. Kemudian didekantasi lagi.
Endapan dicuci lagi dengan air suling dan didekantasi ulang.

Langkah IV : Penambahan Larutan H2SO4



Endapan yang telah didekantasi dengan hati-hati ditambah larutan H 2SO4 2ml dan
diaduk hingga terjadi perubahan yang dapat diamati.

Langkah V : Penambahan Logam Zn


Larutan yang dihasilkan dalam langkah IV ditambah dengan logam Zn kemudian



ditutup menggunakan kaca arloji dan digoyangkan sesekali.
Gelas beaker didiamkan hingga logam Zn habis bereaksi.

Langkah VI : Mendapatkan Cu kembali (Recovery Cu)


Cairan benin dalam gelas beaker didekantasi dari padatannya.




Padatan dicuci menggunakan 50ml air suling, larutan didiamkan hingga padatan
mengendap. Kemudian didekantasi kembali. Proses pencucian dan dekantasi diulangi




2 kali.
Cawan penguap ditimbang dengan teliti dan dicatat massanya.
Padatan dituangkan ke dalam cawan penguap. Kemudin cawan penguap terebut




dikeringkan dengan cara dipanaskan di atas steambath.
Cawan penguap beserta isinya ditimbang dan dicatat massanya.
Massa Cu dihitung dengan teliti. Kemudian dihitung rendemennya.

5. Data Pengamatan
Langkah I (Reaksi Logam Cu dengan larutan HNO3)
No.

1.
2.
3.
4.

Logam Cu
Wujud
Warna
Bentuk
Massa

Pengamatan

No.
1.
2.
3.
4.
5.


Larutan HNO3
Wujud
Warna
Bentuk
Massa
Konsentrasi

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

3Cu+8HNO3→3Cu(NO3)2+2NO+H2O
Warna
Bau
Peningkatan suhu

Adanya gas
Adanya gelembung
Endapan
Zat yang bereaksi

Padat
Coklat kemerahan
Lempengan (dipotong kecil-kecil)
0,2 gram

Pengamatan
Cair
Bening
Larutan
2-3 ml
4M

Pengamatan
Biru bening
Ada

Meningkat
Ada (gas NO)
Ada
Tidak ada
Habis (keping Cu habis bereaksi)

Langkah II (Penambahan NaOH)
Percobaan dilakukan sambil diaduk
No.
1.
2.
3.
4.

Larutan NaOH
Wujud
Warna
Bentuk
Volume


Pengamatan
Cair
Bening
Larutan
6 ml

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Cu(NO3)2+2NaOH→Cu(OH)2+2NaNO3
Warna
Adanya bau
Peningkatan suhu
Adanya gas
Adanya gelembung
Endapan
Zat yang bereaksi

Pengamatan
Biru pekat
Tidak
Meningkat
Tidak
Tidak
Ada
Habis

Langkah III (Pemanasan)
Dalam percobaan ditambahkan air suling 50 ml kemudian dipanaskan sambil diaduk
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Cu(OH)2→CuO+H2O
Warna larutan
Adanya bau
Peningkatan suhu
Adanya gas
Adanya gelembung
Endapan
Warna endapan
Zat yang bereaksi

Pengamatan
Bening
Tidak
Meningkat
Tidak
Ada
Ada (endapan Cu)
Hitam
Habis

Langkah IV (Penambahan H2SO4)
Penambahan larutan H2SO4 sambil diaduk
No.
1.
2.
3.
4.

Larutan H2SO4
Wujud
Warna
Bentuk
Volume

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

CuO+H2SO4→CuSO4+H2O
Warna larutan
Adanya bau
Peningkatan suhu
Adanya gas
Endapan
Zat yang bereaksi

Pengamatan
Cair
Bening
Larutan
2 ml

Pengamatan
Biru bening seperti semula
Tidak
Meningkat
Tidak
Tidak
Habis

Langkah V (Penambahan Logam Zn)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

CuSO4+Zn→Cu+ZnSO4
Warna larutan
Warna endapan
Adanya bau
Adanya gas
Endapan
Zat yang bereaksi

Pengamatan
Biru bening
Merah bata
Ada
Tidak
Ada
Tidak habis

Langkah VI (Mendapatkan Cu kembali / Recovery Cu)
No.
1.
2.
3.

Nama Alat/Bahan
Cawan penguap
Cawan penguap+Cu
Cu

Rendemen=
¿

Massa
47,1701
47,2119
0,0418

massaCu nyata
X 100
Massa Cuteoritis

0,0418
X 100
0,2

¿ 20,9

6. Pembahasan
Percobaan tentang siklus Cu menggunakan beberapa zat yang berfungsi untuk mengetahui
adanya perubahan kimia yaitu logam Cu, larutan HNO 3, larutan NaOH, larutan H2SO4, dan
logam Zn.
 Pada percobaan pertama menggunakan logam Cu yag dipotong kecil kecil dan larutan
HNO3. Adapun persamaaan reaksinya yaitu 3Cu+8HNO3→3Cu(NO3)2+2NO+H2O. Pada
percobaan pertama, volume larutan HNO3 4M yang digunakan adalah 2 ml tetapi belum
terjadi reaksi sehingga ditambah 1 ml lagi dan terjadi suatu reaksi yang ditandai dengan
meleburnya logam Cu oleh larutan HNO3 dan terjadi perubahan warna pada larutan
yang awalnya bening menjadi biru serta menimbulkan bau yang berbeda dan gas


berwarna kecoklatan di gelas beaker.
Pada percobaan kedua, larutan ditambahkan NaOH. Adapun persamaan reaksinya yaitu
Cu(NO3)2+2NaOH→Cu(OH)2+2NaNO3. Volume NaOH yang digunakan adalah 6 ml
yang kemudian dituangkan sambil diaduk hingga terjadi reaksi. Perubahan yang terjadi
pada larutan yang awalnya berwarna biru bening menjadi biru pekat dengan



peningkatan suhu serta terbentuknya endapan.
Pada percobaan ketiga dilakukan pemanasan pada larutan dengan menambahkan 50 ml
air suling sambil diaduk hingga terjadi perubahan yang dapat diamati. Adapun
persamaan reaksinya yaitu Cu(OH)2→CuO+H2O. Dalam proses pemanasan terjadi
perubahan pada larutan yang awalnya berwarna biru pekat menjadi hitam dan adanya
endapan yang terbentuk. Setelah pemanasan, dilakukan dekantasi larutan sebanyak 3



kali.
Pada percobaan keempat dilakukan penambahan larutan H2SO4. Adapun persamaan
reaksinya yaitu CuO+H2SO4→CuSO4+H2O. Larutan H2SO4 yang digunakan sebanyak 2
ml dan sambil diaduk ketika menuangkan. Pada percobaan ini terjadi perubahan pada

endapan yang mulanya berwarna hitam dan berbentuk endapan menjadi larut dan


berwarna biru bening seperti semula tanpa endapan.
Pada percobaan kelima ditambahkan logam Zn. Adapun persamaan reaksinya yaitu
CuSO4+Zn→Cu+ZnSO4. Logam Zn dimasukkan kedalam larutan hingga bereaksi.
Perubahan yang terjadi adalah pada larutan yang mulanya tidak terdapat endapan
menjadi ada endapan berwarna merah bata serta bau yang berbeda. Namun, dalam



percobaan ini logam Zn tidak habis bereaksi.
Pada percobaan terakhir dilakukan untuk mendapatkan Cu kembali (Recovery Cu).
Pada percobaan ini dilakukan dekantasi larutan sebanyak 4 kali dan dilakukan
pemanasan endapan Cu menggunakan cawan penguap yang telah ditimbang terlebih
dahulu. Setelah itu, dilakukan perhituungan massa dan rendemen endapan Cu yang
sudah dikeringkan. Perhitungan yang diperoleh dari massa logam Cu adalah sebanyak
0,0418 gram dan rendemennya hanya 20,9%. Sehingga dapat diketahui bahwa banyak
logam Cu yang hilang saat dekantasi. Logam Cu kemungkinan besar ikut terbuang
bersama larutan.

7. Kesimpulan
 Faktor yang mempengaruhi perubahan kimia antara lai konsentrasi zat dan luas
permukaan. Misalnya saja pada logam Cu yang dipotong kecil-kecil akan mempercepat


reaksi.
Perubahan kimia dapat dilihat dari adanya perubahan suhu, adanya gelembung, adanya
gas, endapan, perubahan warna, terhirupnya bau yang beru, dan habisnya zat yang



bereaksi.
Proses dekantasi yang kurang teliti mengakibatkan banyaknya zat (logam Cu) yang



terbuang dan menghasilkan selisih hasil rendemennya.
Jika kita teliti dalam melakukan setiap percobaan, maka zat awal akan sama dengan zat
setelah direaksikan.
DAFTAR PUSTAKA

Staf Kimia Dasar. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I : Reaksi Kimia Pada Siklus Logam
Tembaga