THE IMPLEMENTATION OF EARLY WARNING AND CONFLICT RESOLUTION SYSTEM BY LOCAL GOVERNMENT TO HANDLING THE SOCIAL CONFLICT IN WEST NUSA TENGGARA (CASE STUDY: SOCIAL CONFLICT BETWEEN SAMAWA ETHNIC AND BALI ETHNIC IN 2013)

IMPLEMENTASI SISTEM DETEKSI DINI DAN RESOLUSI KONFLIK OLEH PEMERINTAH DAERAH DALAM MENANGANI KONFLIK SOSIAL DI NUSA TENGGARA BARAT (STUDI KASUS : KONFLIK SOSIAL ANTARA SUKU SAMAWA DENGAN SUKU BALI TAHUN 2013) THE IMPLEMENTATION OF EARLY WARNING AND CONFLICT

RESOLUTION SYSTEM BY LOCAL GOVERNMENT TO HANDLING THE

SOCIAL CONFLICT IN WEST NUSA TENGGARA (CASE STUDY: SOCIAL CONFLICT BETWEEN SAMAWA ETHNIC AND BALI ETHNIC IN 2013)

Mitro Prihantoro dan Auliyaul Hamidah

Prodi Studi Damai dan Resolusi Konflik Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan

Abstrak - Sistem deteksi dini dan resolusi konflik merupakan upaya pencegahan dan respon dini

terhadap konflik yang muncul di masyarakat. Sistem ini telah tercantum dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang penanganan konflik. Pada 2013, di kabupaten Sumbawa terjadi konflik sosial antara suku Samawa dengan suku Bali. Penyebab konflik yakni adanya kesenjangan ekonomi yang kemudian memunculkan kecemburuan sosial oleh suku Samawa sebagai suku asli kepada suku pendatang yakni suku Bali. Konflik ini kemudian mengalami eskalasi pada 22 Januari 2013 yakni ketika munculnya kejanggalan di tubuh Arniati setelah mengalami kecelakaan bersama kekasihnya I Gede Eka yang berasal dari suku Bali. Kejadian ini kemudian memicu tindakan anarkis yang dilakukan oleh suku Samawa terhadap suku Bali dengan melakukan perusakan, pembakaran dan penjarahan. Konflik ini seharusnya tidak mengalami eskalasi apabila stakholders dapat menjalankan sistem deteksi dini konflik dengan optimal. Untuk itu, penelitian ini bertujuan menganalisa bagaimana implementasi sistem deteksi dini konflik oleh pemerintah daerah NTB dalam mencegah konflik sosial antara suku Samawa dengan suku Bali di Sumbawa pada 2013. Selain itu, dibahas juga mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi sistem deteksi dini konflik tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah tidak optimalnya implementasi sistem deteksi dini konflik yang dilakukan oleh

pemerintah daerah NTB dalam mencegah konflik sosial di Sumbawa pada 2013. Kata Kunci : Konflik sosial, Implementasi Kebijakan, Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik

Abstract - Early warning and conflict resolution system is to detect and to respons the escalation of

conflict that arise in the community. This system has been listed in the ministerial decree number 7 of 2012 regarding the handling of social conflicts. In 2013, in the district of Sumbawa has occured social conflicts between Samawa ethnic and Balinese ethnic. The causes of the conflict is economic

Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro,

Auliyaul Hamidah | 77 Auliyaul Hamidah | 77

Sumbawa did not run optimally.

Keywords: Social Conflict, Policy Implementation, Conflict Early Warning and Conflict Resolution

System

Pendahuluan melibatkan tokoh agama, tokoh adat, dan/atau unsur masyarakat lainnya.

emerintah Indonesia memiliki

Undang-Undang No. 7 Tahun 2012 Selain itu, terdapat pula Peraturan tentang Penanganan Konflik Sosial yang

Menteri No. 12 Tahun 2006 tentang menjelaskan bahwa Kewaspadaan Dini Masyarakat. Peraturan

dalam rangka serangkaian kegiatan yang dilakukan

pencegahan konflik

otonomi sehingga untuk mencegah terjadinya konflik

penyelenggaraan

mempunyai kewajiban dengan peningkatan dan kapasitas

daerah

memelihara ketenteraman dan ketertiban kelembagaan dan sistem deteksi dini. Di

masyarakat sehingga dapat menjaga dalam undang-undang tersebut telah

keutuhan NKRI. Oleh karena itu, dengan dijelaskan mengenai upaya pencegahan

adanya hal tersebut tersebut maka konflik. Pasal 2 dalam undang-undang

pemerintah daerah NTB seharusnya dapat tersebut menjelaskan bahwa pemerintah

meningkatkan upaya pencegahan konflik dan pemerintah daerah sesuai dengan

dengan menerapkan sistem deteksi dini kewenangannya melakukan pencegahan

konflik yang efektif di wilayah NTB. Konflik dengan melalui memelihara

Namun demikian, pada kenyataannya kondisi damai

konflik masih sering terjadi sehingga mengembangkan sistem penyelesaian

dalam

masyarakat,

memunculkan pertanyaan apakah sistem secara damai, meredam potensi konflik

deteksi dini konflik tidak berjalan efektif dan membangun sistem peringatan dini. dalam

upaya

pencegahan dan

penanganan konflik?.

Dalam melaksanakan pencegahan konflik,

pemerintah dan pemerintah daerah dapat

78 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2

Sebenarnya konsep ini sudah strategi kunci yang sangat efektif yakni dikenal dengan CEWS (Conflict Early

dengan mengembangkan sinergi antara peringatan dini dan program

Warning System) dan ditemukan pertama pembangunan perdamaian. Selain itu, ITP kali pada saat terjadinya Perang Dingin.

juga telah membuat terobosan dengan mengatur sekretariat di daerah

Konsep CEWS digunakan oleh intelejen percontohan, menerbitkan modul

militer untuk memprediksi munculnya CEWERS dan meningkatkan liputan media terkait konsep tersebut.

potensi penyerangan ballistic oleh lawan.

Di sisi lain, konsep kerangka CEWS menjadi salah satu konsep dalam

dinamis dan resolusi konflik yang militer yang kemudian diperkenalkan oleh

diprakarsai oleh Ichsan Malik (2013) juga PBB sebagai sebuah sistem atau

menghadirkan upaya efektif dalam instrumen untuk meramalkan terjadinya pencegahan dan penanganan konflik bencana

mengikutsertakan seluruh munculnya

masyarakat serta stakholder untuk komunal (Arnado, 2012, h. 3). Di Indonesia

terlibat langsung. Tujuan dari konsep ini sendiri, konsep early warning atau yang sama dengan elemen-elemen dalam dikenal dengan sistem deteksi dini konflik CEWERS namun adanya pendekatan telah diterapkan dengan cukup baik. kearifan lokal menjadi upaya paling efektif UNDP melalui program Peace Through dalam mencegah konflik mengingat Development di Indonesia menemukan kondisi negara Indonesia yang bersifat bahwa sistem deteksi dini konflik telah majemuk dengan beragamnya suku, digunakan di sebagian wilayah, bahkan agama, adat-istiadat dan budaya. Dengan perempuan memainkan peran penting adanya ITP dan kerangka dinamis dalam prosesnya. Terdapat pula Institut

pencegahan dan resolusi konflik ini maka Titian Perdamaian (ITP) yang telah

seharusnya konflik dengan pola yang menerapkan sistem deteksi dini konflik di

sama tidak akan terulang kembali. Namun lima wilayah seperti Poso, Ambon,

demikian, hal ini bertolak belakang jika Masohi, Ternate, dan Jailolo. Tujuan

melihat berbagai kasus konflik yang utama dari

lembaga

ini adalah

terjadi di Indonesia.

mempromosikan keterkaitan antara early warning dan peacebuilding (Rohwerder,

2015, h. 8). Sleanjutnya, Arnado (2012, h.

5) menyatakan bahwa ITP memiliki

Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 79

Dalam sejarahnya, konflik sosial di kuburan antara keduanya. Kedua pihak NTB telah banyak terjadi dengan pola

saling menantang dan menyerang sehingga memunculkan keagresifan yang

yang sama yaitu dipicu dengan adanya ditandai dengan penggunaan senjata api perkelahian antar pemuda, penyebaran

rakitan laras panjang, panah dan senjata tradisional lainnya. Perkelahian antara

informasi yang tidak jelas dan rasa curiga keduanya hampir terjadi setiap saat bila

yang muncul terhadap kelompok lainnya. ada kesempatan (Asnawi, 2008, p. 61). Konflik seperti ini tidak hanya sekali

Selanjutnya, konflik dengan pola terjadi namun sifatnya berulang. Terdapat

serupa juga terjadi di wilayah Sumbawa. beberapa contoh konflik di NTB yang

Pada tahun 1980 terjadi konflik komunal berulang dengan pola yang sama. Contoh

yang disebabkan oleh adanya gadis Samawa yang dilarikan oleh pemuda Bali.

pertama yaitu konflik yang terjadi di

Pagutan antara masyarakat lingkungan Konflik ini kemudian meluas menjadi Karang Genteng dengan masyarakat di

konflik antara suka Samawa dan suku Bali lingkungan Petemon. Di wilayah ini,

dan dikenal dengan konflik berdarah. sebelum tahun 1988, interaksi dan

Konflik ini tidak diselesaikan dengan komunikasi antar masyarakat Petemon

memungkinkan dan Karang Genteng cukup harmonis.

efektif

sehingga

munculnya konflik baru. Kondisi serupa Namun hubungan keduanya mulai

terjadi lagi pada awal tahun 2013 terganggu sejak 11 Juni 1988 yakni ketika

(Amrullah et al., 2013, pp. 196-197). Pada terjadinnya perkelahian antar pemuda

dasarnya konflik di Sumbawa terjadi yang mengakibatkan timbulnya korban

dari berbagai luka-luka dari kedua belah pihak. Konflik

karena

akumulasi

permasalahan sosial seperti kesenjangan ini berlanjut pada 12 Juni 1988, ketika hari

kecemburuan sosial, raya idul fitri terjadi perkelahian fisik

ekonomi,

permasalahan etnis, agama dan budaya. secara kolektif antar masyarakat (Asnawi,

Akumulasi dari permasalahan tersebut 2008, p. 59). Pada 25 Juni 1988,

bisa mengalami eskalasi apabila ada dibentuklah kesepakatan perdamaian

pemicunya. Terkait konflik sosial di oleh keduanya sehingga

Sumbawa pada 2013 tersebut, Ria (5

interaksi

masyarakat dari dua lingkungan tersebut Februari 2013) menyatakan bahwa awal kembali harmonis. Namun demikian,

mula terjadinya konflik yaitu pada Sabtu, konflik kembali terjadi pada 1998,

dikarenakan kasus sengketa tanah

80 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2

19 Januari 2013 pukul 23.00 WITA ketika Samawa di Sumbawa tahun 2013. adanya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sistem

menewaskan Arniati yang berasal dari deteksi dini konflik yang paling efektif suku Samawa dan anggota polisi, I Gede

untuk menyelesaikan konflik di Sumbawa. Metodologi Penelitian

Eka Swarjana dari suku Bali. Ketika proses Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai

pemandian jenazah Arniati, keluarga penelitian kualitatif apabila dilihat

menemukan kejanggan

disekujur

tubuhnya sehingga memunculkan adanya

berdasarkan

klasifikasi jenis dan analisisnya. Menurut Denzin dan Licoln

dugaan pembunuhan terhadap Arniati (Noor, 2011, p. 33), penelitian kualitatif

yang dilakukan oleh pacarnya yaitu I Gede adalah suatu proses penelitian dan

Eka. Hal inilah yang kemudian memicu konflik sosial antara kedua suku di

pemahaman yang berdasarkan pada Sumbawa.

metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.

Dengan demikian, melalui uraian di Pada pendekatan ini, peneliti biasanya

atas seharusnya konflik di Sumbawa tidak menekankan sifat realitas yang terbangun

akan terjadi apabila dilakukan deteksi dan secara sosial, hubungan erat antara

pencegahan dini terhadap potensi konflik. peneliti dan subjek yang diteliti. Lebih

Hal ini dapat dilakukan dengan lanjut, Bogdan dan Taylor (Moleong,

menerapkan sistem deteksi dini konflik 2007, p. 4) mendefinisikan metode

sehingga dapat meminimalisir terjadinya kualitatif sebagai prosedur penelitian

eskalasi konflik

yang

disebabkan

yang menghasilkan data deskriptif berupa kesalahpahaman antara kedua pihak.

kata-kata tertulis atau lisan dari orang- Deteksi dini terhadap bibit-bibit konflik

orang dan perilaku yang dapat diamati. sangat penting dilakukan mengingat

Indonesia memiliki masyarakat yang Penelitian ini memiliki strategi majemuk dan beragamnya suku, adat dan

kualitatif dalam bentuk studi kasus. Stake budaya sehingga sering menjadi sumber

(1995) dalam (Creswell, 2009, p. 20) menyatakan bahwa strategi studi kasus

terjadinya konflik. Oleh karena itu, merupakan strategi penelitian di mana di

penelitian ini membahas mengenai dalamnya peneliti menyelidiki secara

implementasi sistem deteksi dini konflik cermat suatu program, peristiwa,

oleh pemerintah daerah dalam mencegah

konflik sosial antara suku Bali dan suku

Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 81 Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 81

drawing/verification. individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu

dan

conclusion

Dalam hal ini, data reduction berarti dan aktivitas dan peneliti mengumpulkan

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, informasi

memfokuskan pada hal-hal yang penting, menggunakan

secara lengkap

dengan

dicari tema dan polanya. Dengan pengumpulan data berdasarkan waktu

berbagai

prosedur

demikian data yang telah direduksi akan yang telah ditentukan. Strategi kualitatif

memberikan gambaran yang lebih jelas studi kasus pada dasarnya mempelajari

dan mempermudah peneliti untuk secara intensif seorang individu atau

melakukan data display yakni penyajian kelompok yang dipandang mengalami

data bertujuan untuk memudahkan dalam kasus tertentu yang dipelajari secara

memahami isu yang akan diteliti. Dalam mendalam. Artinya, peneliti harus mampu

penelitian ini, proses data display mengungkap semua variabel yang dapat

dilakukan dalam bentuk teks naratif dan menyebabkan terjadinya kasus ini dari

dalam bentuk gambar. Penyajian data ini berbagai aspek. untuk mempermudan penyampaian ide

Analisis data kualitatif terletak dan gagasan dari penelitian ini. Penarikan pada tiga proses yang berkaitan yaitu

kesimpulan dan verifikasi merupakan mendeskripsikan

temuan baru yang sebelumnya belum mengklasifikasikannya

fenomena,

pernah ada. Data display yang telah bagaimana konsep-konsep yang muncul

dan

melihat

didukung oleh data-data maka dapat berkaitan satu dengan lainnya (Moleong, dijadikan kesimpulan yang kredibel

2007, p. 289). Berbeda dengan definisi di (Sugiyono, 2012, pp. 95-99). atas, Miles dan Huberman dalam Pembahasan

(Sugiyono, 2012, p. 91) menyatakan Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun bahwa analisis data pada penelitian

2012, konflik sosial diartikan sebagai kualitatif

perseteruan dan/atau benturan fisik pengumpulan data berlangsung dan

dengan kekerasan antara dua kelompok setelah selesai pengumpulan data.

masyarakat atau lebih yang berlangsung Aktivitas dalam analisis data dilakukan

dalam waktu tertentu dan berdampak secara interaktif dan berlangsung secara

luas yang mengakibatkan ketidakamanan terus menerus sampai tuntas. Aktivitas ini

dan

sosial sehingga terdiri dari data reduction, data display, mengganggu stabilitas nasional dan

disintegrasi

82 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2 82 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2

mengupayakan pencegahan konflik yang dilakukan oleh

penting

dalam

tercapainya perdamaian ketika terjadi seluruh elemen masyarakat dimulai dari

konflik.

pemerintah hingga ke masyarakat. Lebih

demikian, terkait lanjut,

wartawan tentunya dilakukan

pemberitaan,

cenderung fokus pada isu yang ingin penerapan sistem deteksi dini konflik di

dibaca masyarakat tanpa melihat sisi sebuah wilayah berjalan dengan baik. edukasinya. Artinya berita yang disiarkan

Lebih lanjut, dalam Undang- hanya untuk meningkatkan angka rating Undang tersebut dinyatakan juga bahwa

dan dianggap memiliki nilai berita

Disinilah para membangun sistem peringatan dini untuk

pemerintah dan pemerintah daerah

(newsworthiness).

wartawan dan jurnalis terlihat mulai mencegah konflik di daerah yang

melakukan framing berita. Konsep diidentifikasi sebagai daerah potensi

digunakan untuk konflik atau perluasan konflik di daerah

framing

sering

menggambarkan proses seleksi dan yang sedang terjadi konflik. Sistem

menonjolkan aspek tertentu dari realitas peringatan dini yang dimaksudkan adalah

oleh media. Framing dapat dipandang berupa penyampaian informasi mengenai

sebagai penempatan informasi-informasi potensi konflik atau terjadinya konflik di

dalam konteks yang khas sehingga isu daerah tertentu kepada masyarakat. tertentu mendapatkan alokasi lebih besar

Penyampaian informasi dapat dilakukan daripada isu lain. Dalam hal ini, Robert M. dengan berbagai macam cara, antara lain

Entman, mendefinisikan framing sebagai melalui aparat pemerintah daerah secara

seleksi dari berbagai aspek realitas yang berjenjang yang dimulai dari Bupati

diterima dan membuat peristiwa itu lebih sampai tingkat desa, RT mapun RW.

menonjol dalam suatu teks komunikasi, Dapat juga dilaksanakan melalui aparat

dalam banyak hal itu berarti menyajikan TNI/Polri yang bertugas di daerah seperti

secara khusus definisi terhadap masalah, Polda hingga Babinkam dan Kodim hingga

interpretasi sebab akibat, evaluasi moral, Babinsa. Selain itu, pemerintah dan

dan tawaran penyelesaian sebagaimana pemerintah daerah juga membangun

masalah itu digambarkan (Nugroho et al., sistem peringatan dini melalui media 1999, p. 26).

Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 83

Dalam konflik di Sumbawa yang melakukan penelitian dan pemetaan terjadi pada 2013, terdapat media yang

wilayah konflik. Dalam hal ini, sebagai menyebarkan berita profokatif untuk

pembina FKDM, kepolisian memiliki fungsi memancing emosi masyarakat. M. Ridha

preemptive dan represif. Preemptive (wawancara 24/10/2016) selaku pimpinan

diartikan sebagai tindakan mendeteksi media Harian Umum Gaung NTB

gejala-gejala awal terjadinya suatu termasuk dalam kategori war journalism.

kejadian yang dilakukan oleh badan Ia mengaku bahwa sengaja membuat

intelejen dan setelah itu baru dilakukan kondisi pada saat itu semakin memanas.

tindakan represif. Di setiap instansi Dengan kata lain, M. Ridha sengaja

pemerintahan terdapat lembaga intelejen memprovokasi massa untuk melakukan

yang berfungsi untuk mengawali, tindakan anarkis. Di sinilah upaya M.

menyertai dan mengakhiri. Artinya Ridha dalam melakukan framing media

apabila muncul kejadian maka badan yang diartikan juga sebagai metode

intelejen harus mengetahui hal tersebut penyajian realitas di mana kebenaran

lebih dahulu dan harus menyertai ketika tentang suatu realitas tidak diingkari

kejadian berlangsung hingga semuanya secara total, melainkan dibelokkan secara

berakhir. Dengan adanya hal ini maka halus, dengan cara memberikan sorotan

intel harus memiliki daya analisa yang terhadap aspek-aspek tertentu saja. Hal

tajam terhadap setiap kejadiannya yang ini dilakukan dengan menggunakan

ada. FKDM dapat dikatakan sebagai istilah-istilah yang mempunyai koneksi

badan intelejen yang berkoordinasi tertentu dan dengan bantuan foto,

dengan Pemda (Muhammad Nasution karikatur dan alat ilustrasi lainnya. wawancara

27/10/2016). Dengan

Dengan kata lain, sebuah realitas yang terjalinnya koordinasi yang baik antara ada akan dibingkai, dikonstruksi dan

FKDM dan kepolisian maka dapat dimaknai oleh media (Kriyanto, 2006, p.

meningkatkan peran serta fungsi FKDM 253). dalam melakukan deteksi dini konflik

Selan uraian di atas, pada pasal 11 dengan melokalisir konflik agar tidak juga dinyatakan bahwa pemerintah dan

menyebar ke wilayah lain. pemerintah daerah dapat melakukan

Kedua, penyampaian data dan cara-cara berikut untuk membangun

informasi mengenai konflik secara cepat sistem peringatan dini, yakni: pertama, dan akurat. Di wilayah NTB, jaringan

84 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2

FKDM sudah sampai tingkat kabupaten oleh TNI, Polisi dan Pemda untuk hingga kecamatan. Koordinasi yang

melakukan pengendalian konflik misalnya dilakukan dalam penyampaian informasi

pengobatan terhadap korban, melakukan di mulai dari tingkat kecamatan kemudian

penegakan hukum terhadap pelaku ke kabupaten dan berlanjut ke provinsi.

kriminal yang terlibat dalam konflik, Berikut untuk lebih jelasnya proses

pencerahan melalui koordinasi dan penyampaian informasi

memberikan

kelurahan ataupun sarana-sarana agama dalam FKDM. Setiap ketua FKDM tingkat

kepada masyarakat yang ikut terlibat kecamatan menyampaikan informasi

kerusuhan dan terkait konflik kepada ketua FKDM di

dalam

provokasi,

penjarahan. Selain itu, pemerintah harus tingkat kabupten. Dari kabupaten

melakukan pendekatan kepada tokoh kemudian informasi disampaikan kepada

untuk memberikan himbauan agar ketua FKDM provinsi NTB yang nantinya

mereka tidak mudah terprovokasi oleh disampaikan kepada Gubernur namun

isu-isu yang belum jelas kebenarannya (M. melalui Kepala Badan Provinsi NTB.

Natsir wawancara 11/11/2016). Namun, apabila konflik telah terjadi maka

Dengan demikian, peneliti dapat ketua FKDM Provinsi NTB tidak hanya

menyimpukan bahwa pada dasarnya melaporkan informasi terkait konflik

FKDM telah melakukan upaya deteksi dini melainkan memberikan rekomendasi atau konflik kemudian mengirimkan informasi upaya-upaya yang harus dilakukan oleh terkait konflik kepada atasan. Namun Gubernur dalam menyelesaikan konflik.

upaya tersebut didahului oleh cepatnya Rekomendasi pertama yakni segera

penyebaran informasi provokatif yang melakukan tindakan penegakan hukum

disampaikan oleh provokator kepada yang cepat dan profesional. Rekomendasi

kelompok rentan. Hal inilah yang kedua melakukan pendekatan dengan

kemudian menyebabkan sistem deteksi tokoh masyarakat baik tokoh dari

tidak dapat kalangan Sumbawa maupun tokoh

dini

konflik

terimplementasikan dengan optimal. masyarakat

Untuk lebih jelasnya, berikut proses Rekomendasi ketiga terkait koordinasi

pelaksanaan sistem deteksi dini oleh yang seharusnya dilakukan dengan cepat

FKDM.

Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 85

Gambar 4.6: Proses pelaksanaan Deteksi Dini oleh FKDM dalam Konflik Sosial di Sumbawa

tahun 2013

Melalui gambar di atas dapat rentan. Pendekatan kultural di Sumbawa dilihat bahwa penyebaran informasi yang

tidak dilaksanakan mengingat kurangnya disampaikan

peran tokoh informal di masyarakat kelompok rentan selalu lebih cepat

provokator

kepada

sehingga inilah yang menjadi penghambat dibandingkan dengan upaya deteksi dini

dalam upaya pembangunan perdamaian.

konflik. Hal ini dikarenakan adanya proses

penyelenggaraan birokrasi yang harus dilalui FKDM untuk

Ketiga,

pendidikan dan pelatihan. Pemerintah NTB menentukan upaya dalam penanganan

dalam upaya menjaga keamanan dan konflik. Proses inilah yang sering

ketertiban wilayah membentuk berbagai membutuhkan waktu banyak sehingga

Forum Pembauran pengaruh provokator kepada kelompok

forum

yakni

Kebangsaan atau FPK. Penyelenggaraan rentan akan sampai terlebih dahulu

kebangsaan ini sebelum aksi penanganan konflik

forum

pembauran

merupakan proses pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh stakeholder. Untuk itu,

integrasi anggota masyarakat dari berbagai pendekatan kearifan lokal merupakan

ras, suku, etnis, melalui interaksi sosial upaya paling efektif yang seharusnya

dalam bidang bahasa, adat istiadat, seni dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat

budaya, pendidikan, dan perekonomian dan pemerintah untuk memotong

untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia pengaruh provokator terhadap kelompok tanpa harus menghilangkan identitas ras,

86 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2 86 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2

upaya pencegahan konflik di masyarakat.

Indonesia. Selanjutnya, dibentuk juga

peningkatan dan forum Pendidikan Wawasan Kebangsaan

Keempat,

pemanfaatan modal sosial. Pemerintah (PWK). Wawasan Kebangsaan adalah cara

kabupaten Sumbawa melalui LATS pandang bangsa Indonesia tentang diri dan

(Lembaga Adat Tana Samawa) seringkali lingkungannya mengutamakan persatuan

mengadakan pertemuan di Bala Kuning dan kesatuan bangsa serta kesatuan

yang dihadiri oleh pejabat daerah, tokoh wilayah yang dilandasi Pancasila, Undang-

agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tokoh pemuda dan tokoh perempuan Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan

untuk membangun jaringan dalam upaya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

pencegahan dan resolusi konflik. Bahkan, Pemerintah

daerah

wajib

Sumbawa sendiri memiliki adat Tao

menyelenggarakan Pendidikan Wawasan Samawa yang berarti sikap terbuka untuk

Kebangsaan (PWK). Forum lainnya yang menerima setiap suku pendatang yang memiliki

di Sumbawa dan mengefektifkan kinerja FKDM adalah

telah menetap

menganggap bahwa mereka semua adalah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

suku Samawa atau suku asli Sumbawa. Tujuan terbentuknya FKUB adalah untuk

Namun demikian, kurangnya penghargaan membangun,

masyarakat Sumbawa terhadap tokoh memberdayakan umat beragama agar

memelihara

dan

informal menjadi penghambat bagi makin rukun dan harmonis. Program-

keterlibatan tokoh informal dalam upaya program yang dilakukan oleh FKUB

pencegahan dan penanganan konflik yang meliputi

dialog, rapat

kerja

dan

terjadi pada 2013 di Sumbawa.

mengadakan pertemuan-pertemuan yang

penguatan dan membahas permasalahan konflik serta

Kelima,

pemanfaatan fungsi intelejen sesuai upaya yang harus dilakukan untuk

dengan ketentuan peraturan perundang- menciptakan perdamaian. Selain itu,

undangan. Di NTB, terdapat juga terdapat pula kegiatan dialog antar tokoh

Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) agama, tokoh adat, tokoh masyarakat,

yang tercantum dalam Peraturan Menteri

tokoh pemuda dan tokoh perempuan Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006 yang berfungsi untuk melakukan deteksi dini

Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 87 Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 87

selalu ditindaklanjuti dengan implementasi tindakan yang

kebijakan. Dengan begitu, implementasi menggunakan metode tertentu untuk

terorganisir dengan

kebijakan merupakan aktivitas yang akan menghasilkan produk tentang masalah

terlihat setelah dikeluarkan pengarahan yang dihadapi dari seluruh aspek

yang sah dari suatu kebijakan. Hal ini kehidupan untuk disampaikan kepada

meliputi upaya mengelola input untuk pimpinan sebagai bahan pertimbangan

menghasilkan output atau outcomes bagi dalam mengambil keputusan. Kominda

masyarakat. Dalam hal ini, melalui Undang- juga bisa dikatakan sebagai forum

undang No. 7 Tahun 2012 pasal 10 yang komunikasi dan koordinasi unsur Intelijen

menetapkan agar Pemda membangun dan unsur pimpinan daerah di provinsi dan

sistem peringatan dini, pemerintah daerah kabupaten/kota. Dengan adanya koordinasi

NTB sebenarnya telah membangun sistem yang efektif antar pimpinan daerah maka

tersebut dalam bentuk FKDM. FKDM dapat

berfungsi untuk mendeteksi dini konflik, keputusan yang tepat sebagai langkah

mempermudah

pengambilan

bencana serta gangguan yang muncul di mencapai solusi. Terkait konflik sosial yang

Untuk menganalisa terjadi di Sumbawa pada 2013 yang lalu,

masyarakat.

pelaksanaan dari kebijakan ini maka KOMINDA

penting untuk mengetahui bagaimana maksimal dalam upaya deteksi dini konflik

implementasi yang telah dilakukan oleh dengan

pemerintah daerah dalam konflik sosial di provokator yang terlibat dalam konflik dan

mengidentifikasi

aktor-aktor

Sumbawa pada 2013 yang lalu.

proses manajemen dengan masa tahanan 1 tahun 8 bulan

kemudian menahan 10 orang terspidana

Dalam

implementasi kebijakan sistem deteksi hingga 5 tahun (Agus Prasiswandy,

dini dan resolusi konflik oleh pemerintah wawancara tanggal 28/10/2016). daerah NTB. Perlu diketahui terlebih

Lebih lanjut, kebijakan publik dahulu bahwa misi merupakan elemen merupakan keputusan pemerintah untuk

utama yang merupakan alasan bagi mengubah kondisi ke arah yang lebih baik.

sebuah organisasi untuk tetap eksis Dengan kata lain, kebijakan merupakan

sehingga misi dari pemerintah NTB terkait penggerak utama menuju perubahan sosial

masalah ini adalah pencegahan dan yang lebih baik (Nugroho, 2014, p. 137). penanganan konflik sosial. Hal ini

88 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2 88 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2

Kabupaten Sumbawa Lalu Suharmaji melihat potensi konflik di lapangan

2/11/2016) menyatakan sehingga tidak mengalami eskalasi yang

(wawancara

bahwa tanpa adanya anggaran maka dapat merugikan masyarakat dan

kegiatan dan program FKDM tidak akan pemerintah. Dengan begitu, visinya

berjalan dengan baik. Namun, di sisi lain, adalah pemerintah daerah yang didukung

keterbatasan anggaran dari Pemda oleh stakeholder dan masyarakat harus

karena tidak bisa menghibahkan sesuatu menerapkan sistem deteksi dini konflik di

tiap tahunnya yang kemudian menjadi wilayah NTB. Strategi yang dilakukan

salah satu faktor penghambat dari kinerja untuk mencapai misi dan visi adalah

FKDM. Lebih lanjut, turunan dari program dengan membentuk kebijakan yang

adalah proyek yakni kegiatan yang efektif

dilakukan untuk melaksanakan program mencegah dan menangani segala jenis

dan komprehensif

untuk

yang dilakukan dalam bentuk rapat kerja konflik di wilayah NTB. Maka dibentuklah

dan laporan. FKDM memiliki fungsi Peraturan Gubernur NTB Nomor 31 Tahun

penting untuk melaporkan setiap kejadian 2008 Tentang Pembentukan Forum

yang terjadi di masyarakat dan laporan ini Kewaspadaan Dini Masyarakat atau yang

mendapat pengawasan langsung dari disingkat FKDM. Program dari FKDM

daerah dan lembaga meliputi deteksi dan cegah dini konflik,

pemerintah

kepolisian selaku pembina FKDM. Dalam memberikan

kasus yang terjadi di Sumbawa pada 2013 masyarakat,

penyuluhan

kepada

yang lalu kurang optimalnya koordinasi tangan dari Pemda dalam melakukan

sebagai

perpanjangan

antara Bupati dan Kapolres yang deteksi dini dan memberikan laporan

pelaksanaan program terkait konflik kepada stakeholder.

menghambat

yang kemudian Pelaksanaan program tergantung dari

FKDM.

Inilah

mempengaruhi efektifitas dari kinerja anggaran yang diberikan oleh pemerintah

pencegahan dan daerah kepada FKDM, permasalahannya

FKDM

dalam

penanganan konflik di Sumbawa. Proses adalah anggaran yang terbatas menjadi

terakhir adalah produk dari kebijakan salah satu kendala kurang efektifnya

yang telah ditetapkan yakni terbentuknya

kinerja FKDM. FKDM dari tingkat provinsi hingga kabupaten namun setelah dievaluasi

Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 89 Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 89

dijelaskan bahwa pelaksanaan dari kinerja FKDM dalam upaya deteksi dini

sebuah kebijakan dapat berjalan optimal konflik. Selain itu, pendekatan kearifan

apabila terdapat kepatuhan kelompok lokal

sasaran terhadap kebijakan tersebut. meningkatkan peran tokoh informal

Kelompok sasaran dalam hal ini adalah dalam pembangunan perdamaian. Pemerintah Daerah, Kepolisian, TNI,

Lebih lanjut, pelaksanaan kegiatan FKDM, stakholder dan forum lainnya yang FKDM secara berkala disertai dengan

memiliki kewajiban untuk mendukung laporan administrasi dapat menunjang

implementasi sistem deteksi dini konflik di kinerja FKDM. Laporan administrasi

kabupaten Sumbawa. Pendapat ini penting untuk memudahkan pemerintah

sejalan dengan pemikiran Ripley dan dalam melakukan pengawasan terhadap

Franklin

(Akib,

2010, p.3) yang

kinerja FKDM. Yudiana Dwi Maherdi mengatakan

bahwa pendukung

keberhasilan implementasi kebijakan menambahkan bahwa sebenarnya sudah

yakni, pertama adanya kepatuhan ada deteksi dini dari FKDM dalam konflik

birokrasi terhadap birokrasi di atasnya. sosial tahun 2013 di Sumbawa namun

Dengan kata lain seluruh kelompok tidak dilaporkan secara administratif

sasaran harus memiliki kepatuhan karena laporan langsung kepada ketua

proses dalam FKDM. Selain itu, pendekatan dengan

birokrasi

sehingga

impelemntasi dapat berjalan optimal.

provokasi lebih cepat menyebar di Kedua, adanya kelancaran rutinitas dan masyarakat sehingga tingkat emosi masa

tidak adanya masalah. Ini diartikan semakin tinggi. Inilah yang menyebabkan

sebagai harus adanya program beserta antisipasi yang dilakukan oleh FKDM

evaluasi yang dilakukan secara berkala. gagal. Perlu diketahui bahwa fungsi dari

FKDM selaku perpanjangan tangan dari FKDM ini adalah memberikan masukan

pemerintah daerah tidak memiliki laporan terkait langkah-langkah dalam upaya

administratif terkait program yang telah pencegahan konflik. FKDM akan efektif

diadakan secara berkala sehingga tidak apabila dibantu oleh tokoh masyarakat,

bisa dilakukan evaluasi terhadap kinerja

tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda FKDM tersebut. Ketiga, pelaksanaan dan dan tokoh informal lainnya. manfaat yang dikehendaki dari semua

90 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2 90 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2

konflik adalah diawali pada 20 Januari FKDM serta PEMDA dan Polisi sebaga

2013 yakni ketika terjadinya kecelakaan pembina maka pelasanaan program

yang mengakibatkan korban jiwa, Arniati. kurang terarah. Sebelumnya diketahui jika Arniati pergi

Pada kondisi konflik yang sangat dengan pacarnya yakni I Gede Eka S., kompleks, fenomena konflik tetap dapat

seorang anggota polres Kabupaten dideteksi sejak dini sehingga bisa

Sumbawa. Awalnya isu ini dilihat sebagai direspon dengan cepat dan tepat.

insiden kecelakaan namun isu ini Pendeteksian dini juga lebih mudah

kemudian berubah menjadi penyebab dilakukan untuk konflik yang sebelumnya

konflik sosial ketika keluarga korban pernah terjadi karena kita dapat

menemukan kejanggalan di bagian tubuh menganalisa dari gejala dan pola yang

korban pada saat menjalani proses berulang dari konflik tersebut. Seperti

memandikan mayat, 21 Januari 2013. halnya konflik sosial yang terjadi di

Adanya kejanggalan inilah yang kemudian Sumbawa tahun 2013, sebelumnya pernah

menyebabkan keluarga korban yang terjadi pada tahun 1980. Sama halnya

didampingi oleh beberapa mahasiswa dengan konflik sosial yang terjadi pada

mendatangi polres Sumbawa untuk 1980, konflik tahun 2013 di Sumbawa juga

meminta kejelasan atas hal tersebut pada diawali dengan adanya hubungan asmara

22 Januari 2013. Mendengar pernyataan antara perempuan yang berasal dari suku

Kapolres yang menyatakan bahwa korban Samawa dengan lelaki suku Bali.

murni mengalami kecelakaan inilah yang Hubungan keduanya yang berujung pada

menyebabkan keluarga dan mahasiswa kecelakan pada 21 Januari 2013 kemudian

melanjutkan aksi demonstrasi untuk sengaja dibentuk menjadi isu SARA oleh

melampiaskan kekecewaan mereka.

Namun demikian, di tengah aksi kepentingan. Untuk lebih jelasnya maka,

golongan tertentu

yang

memiliki

tersebut datanglah kelompok LSM yang konflik ini akan dianalisa dengan

juga sedang berunjuk rasa di Polres menggunakan

dengan kasus berbeda yakni masalah Pencegahan dan Resolusi Konflik. Eskalasi

Kerangka

Dinamis

penahanan 8 orang yang diduga konflik terjadi pada 22 Januari 2013

melakukan sweeping di sekitar daerah bertepatan dengan perayaan hari ulang Newmont. Kedua kelompok sempat

Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 91

Gambar : Kerangka Dinamis Pencegahan dan Resolusi Konflik dalam Konflik

Sosial di Sumbawa Tahun 2013

beradu mulut namun dapat dihentikan Provokasi yang dilakukan oleh oleh

ini kemudian mahasiswa dan keluarga korban akhirnya

pihak kepolisian.

mempengaruhi kelompok rentan yang pulang, sedangkan kelompok LSM

terdiri dari preman, para pemuda serta melanjutkan orasinya. Setelah kejadian

masyarakat lainnya untuk ikut melakukan tersebut, muncullah aksi perusakan,

aksi demo sebagai bagian solidaritas suku, pembakaran hingga penjarahan terhadap

yakni suku Samawa. Adanya hal inilah barang-barang Suku Bali. Dari sini, peneliti

yang kemudian menyebabkan semakin dapat menyimpulkan bahwa sangat

meningkatnya eskalasi konflik.

terlihat bahwa

Di sisi lain, peran kelompok mempolitisir masalah kejanggalan atas

kelompok

LSM

fungsional sebagai kelompok yang meninggalnya Arniati menjadi isu SARA

bertanggung jawab untuk menghentikan dengan

kekerasan dan mencegah meluasnya terhadap seluruh suku Bali yang ada di

dibutuhkan untuk Sumbawa. meminimalisir aksi anarkis tersebut.

sangat

92 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2

Kelompok fungsional terdiri dari Pemda, koordinasi dan komunikasi antar pihak Polisi, Tentara, tokoh masyarakat/tokoh

yang tidak berjalan dengan baik sehingga agama/tokoh adat, Perguruan Tinggi, LSM

masyarakat cenderung melihat bahwa dan Media. Seluruh

pemerintah melakukan pembiaran atas bertanggungjawab untuk membangun

elemen ini

Dugaan adanya perdamaian ketika terjadinya konflik.

konflik

tersebut.

pembiaran ini sebenarnya disebabkan Berikut analisa konflik sosial 2013 di

oleh fokusnya perhatian pemerintah Sumbawa

terhadap perayaan hari ulang tahun kerangka dinamis pencegahan dan

dengan

menggunakan

Kabupaten Sumbawa yang dihadiri oleh resolusi konflik. pejabat-pejabat

pemerintah dan

Melalui gambar di atas terlihat beberapa Gubernur dari luar kota bahwa kelompok fungsional sebagai

sehingga mengesampingkan isu ini yang pendorong terciptanya perdamaian tidak

juga tidak dianggap menjadi isu penting.

dapat menerapkan aksi deteksi dini Selain itu, adanya koordinasi yang kurang konflik sehingga konflik mengalami

optimal antar stakholder menyebabkan eskalasi. Ichsan Malik (2013, p.6)

semakin sulitnya penanganan konflik menyatakan bahwa dari pengalaman

dengan efektif. Dengan kata lain, konflik konflik yang terjadi selama ini, aktor

sosial pada 2013 tersebut tidak mungkin fungsional sering gagal memotong

akan mengalami eskalasi yang tinggi pengaruh dari provokator kepada

apabila kelompok fungsional dapat kelompok-kelompok

menerapkan sistem deteksi dini konflik cenderung terlambat serta tidak mampu

rentan

dan

dengan baik dan benar.

berkoordinasi dengan stakeholder dalam Selain penjelasan di atas, jika upaya penyelesaian konflik. Dalam hal ini,

dilihat melalui beberapa metode early Aparat keamanan beserta stakeholder

response dalam analisis CEWERS (Tim lainnya cenderung terlambat dalam

CEWERS ITP, 2016), maka implementasi mengambil sikap pencegahan terhadap

sistem deteksi dini konflik oleh aksi

pemerintah daerah NTB di Sumbawa pada memprovokasi

2013 masih belum optimal, hal ini dapat melakukan tindakan anarkis. Dengan kata

masyarakat

untuk

dianalisa dengan menggunakan beberapa lain, konflik tidak dengan cepat diredam

faktor berikut:

oleh kelompok fungsional mengingat

Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 93 Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 93

Pertama, lokalisasi wilayah konflik.

belum efektif.

adalah untuk melakukan pembatasan

Ketiga, mediasi. Kondisi konflik yang

area konflik agar tidak menyebar ke begitu kompleks menyebabkan sulitnya tempat lainnya. Di dalam kasus 221 di

proses mediasi antara pihak-pihak yang Sumbawa, aparat keamanan serta

berkonflik. TNI dan Pemda merupakan stakholder tidak dengan cepat melakukan

pihak mediator yang paling berwenang lokalisasi wilayah konflik sehingga terlihat

dalam konflik sosial di Sumbawa tahun seperti

2013. Pada dasarnya polisi memiliki Seharusnya, ketika terjadinya insiden

melakukan

pembiaran.

wewenang yang lebih besar mengingat

perannya untuk menjaga ketertiban dan kepolisian

kecelakaan pada 21 Januari 2013,

keamanan wilayah maka pihak kepolisian memberikan keputusan bahwa kasus

seharusnya bisa menjadi mediator dalam tersebut merupakan kecelakaan murni. dalam konflik. Namun, dikarenakan

Hal ini mengingat permasalahan yang tersangka utamanya adalah anggota terjadi merupakan isu sensitif di Sumbawa

polisi maka hal inilah yang kemudian yakni hubungan pemuda yang berlainan

menghambat sikap kepolisian dalam agama dan suku yang kemudian

menentukan tindakan.

menyebabkan seorang

perempuan

Keempat, negosiasi. Kondisi konflik

meninggal. yang begitu kompleks menyebabkan

sulitnya proses negosiasi antara pihak- informasi. Pemerintah serta badan

Kedua, penangkalan isu/persebaran

pihak yang berkonflik sehinga tidak intelejen tidak cepat tanggap dalam

tercapainya kesepakatan damai. Aparat membendung berita provokasi yang

kepolisian dalam hal ini mengambil beredar di masyarakat sehingga isu

langkah aman yakni dengan menegaskan kecelakaan Arniati dan I Gede Eka

bahwa insiden tersebut merupakan dikonfrontir menjadi isu pembunuhan

kecelakaan murni. Sikap inilah yang yang kemudian tersebar sehingga

masyarakat beranggapan memunculkan amarah masyarakat yang

membuat

bahwa Kapolres cenderung melindungi berujung pada tindakan anarkis. Selain

anggotanya yang menjadi tersangka itu, di Sumbawa juga ada FKDM sampai

utama dalam kasus tersebut. Adanya tingkat kecamatan namun terbentuknya langkah aman inilah yang membuat

94 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2 94 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2

menggunakan konsep implementasi kesepakatan damai antara tersangka

kebijakan, kerangka dinamis pencegahan dengan keluarga korban. dan resolusi konflik ataupun CEWERS

disimpulkan bahwa yang sensitif terkait pembunuhan

Kelima, dialog. Penyebab konflik

maka

dapat

implementasi sistem deteksi dini konflik terhadap seorang perempuan menjadi

dalam bentuk FKDM oleh pemerintah hambatan tersendiri bagi berlangsungnya

daerah NTB belum dijalankan secara proses dialog sehingga sulit mencapai

optimal. Padahal fungsi FKDM sendiri kesepahaman bersama. Padahal, penting

adalah sebagai forum yang bertugas diadakannya dialog antara stakeholder

melakukan deteksi dini terhadap setiap dengan masyarakat dan keluarga korban

masalah sosial. Dengan kata lain, FKDM untuk meluruskan informasi yang telah

perpanjangan tangan dari tersebar di masyarakat. Dengan adanya

selaku

pemerintah daerah seharusnya mampu dialog maka akan mempermudah

menganalisa

pola konflik dengan

terciptanya perdamaian antar pihak. bercermin

pada

konflik 1980.

Ketidakmampuan FKDM dalam mengelola dilakukan dalam tanggapan dini adalah

Keenam, metode terakhir yang

konflik sosial pada 2013 tersebut kampanye yang sifatnya membawa nilai-

menyimpulkan bahwa kinerja FKDM nilai perdamaian. Kampanye perdamaian

sendiri belum efektif dalam melaksanakan belum dilakukan secara efektif oleh

setiap tugas yang tercantum dalam pemerintah

kebijakan yang telah disahkan oleh kendala dalam pelaksanaannya yakni

mengingat

banyaknya

Gubernur Nusa Tenggara Barat.

anggaran dan kesadaran masyarakat akan Tidak optimalnya sistem deteksi pentingnya menjaga keharmonisan dalam

dini dalam konflik sosial di Sumbawa kehidupan bermasyarakat. FKDM sebagai

konflik mengalami forum yang fokus pada deteksi dini

mengakibatkan

eskalasi pada 22 Januari 2013 yang konflik, bencana alam serta gangguan

ditandai dengan aksi anarkis, aksi yang terjadi di tengah masyarakat belum

pembakaran, kerusuhan dan penjarahan memiliki program yang berkala untuk

yang merugikan masyarakat serta mencegah munculnya konflik. pemerintah. Untuk itu, penting adanya resolusi konflik yang tepat agar konflik

Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 95 Implementasi Sistem Deteksi Dini dan Resolusi Konflik oleh Pemerintah …| Mitro Prihantoro, Auliyaul Hamidah | 95

Sumbawa yang akan mengikuti aksi penghentian konflik dilakukan melalui :

demonstrasi. Selain itu, seluruh PNS juga pertama, penghentian kekerasan fisik.

keamanan disekita area Dalam konflik sosial yang terjadi di

menjaga

kampung Muslim yang berseberangan Sumbawa tidak ada kekerasan fisik,

langsung dengan kampung Bali. Dengan melainkan amukan massa dilakukan

adanya hal ini maka masyarakat melihat dengan merusak dan membakar sarana

ketegasan seorang pemimpin karena ini serta prasarana milik suku Bali. adalah jaminan keamanan, sehingga akan

Kedua, penetapan Status Keadaan mengeliminir keresahan masyarakat. Konflik. Penetapan Status Keadaan

Harus ada preemptive yakni langsung Konflik dilakukan apabila konflik yang

pendekatan terhadap terjadi tidak dapat dikendalikan oleh Polri

melakukan

masyarakat door to door.

dan terganggunya fungsi pemerintahan. Ketiga, dilakukannya tindakan

Konflik di Sumbawa ditetapkan sebagai darurat penyelamatan dan perlindungan status keadaan konflik skala kabupaten

korban. Aparat kepolisian memfasilitasi sehingga Bupati Sumbawa melaporkan

tempat tinggal di Polres Sumbawa kepada kondisi konflik kepada Gubernur. Selain

pengungsi yang berasal dari suku Bali. itu, dalam pasal 26 ayat d dinyatakan

Selain itu, TNI-AD (Kodim 1607 dan

bahwa Bupati/Wali Kota dapat melakukan Kompi B Yonif 742) juga menampung 80% pelarangan orang untuk memasuki

pengungsi suku Bali untuk menghindari kawasan konflik untuk sementara waktu.

amukan massa. Pemerintah Daerah NTB Hikmawan (Wawancara 21/10/2016) selaku juga berkontribusi dalam memberikan

Sekretaris Kesbangpol

untuk membiayai Sumbawa menyatakan bahwa Pemda

kebutuhan pengungsi di Kodim dan di meminta bantuan kepada seluruh Camat

Polres.

untuk melarang masyarakat berkumpul Keempat, bantuan penggunaan lebih dari dua orang untuk menghindari

dan pengerahan kekuatan TNI. Dalam penyebaran

status keadaan konflik skala kabupaten Kemudian, Pemda juga meminta bantuan

informasi

profokatif.

maka pihak kepolisian Polres Kabupaten

koramil untuk berjaga-jaga di daerah Sumbawa meminta kepada pemda perbatasan Luyuk untuk mencegah terlebih dahulu untuk berkoordinasi

96 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2 96 | Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2

trauma yang Sumbawa pada 2013. Selain itu, pada 23

menghilangkan

berkepanjangan antar kedua suku. Ketiga, Januari 2013 TNI-AD dari Jawa Timur juga

dalam mengupayakan rekonstruksi pasca hadir untuk membantu aparat keamanan

konflik maka seluruh pihak yang dalam

berkompeten, baik Tokoh formal maupun (Muhammad Keniti, wawancara 1/11/2016). informal harus terlibat. Dalam hal ini stakeholder,

Tokoh Adat, Tokoh

Masyarakat, Tokoh Adat, FKDM, FKUB, penghentian konflik maka Undang-

Selain membahas

mengenai

Forum Komunikasi pimpinan Daerah Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang

(FORKOMPINDA) yang terdiri dari Bupati penanganan konflik sosial juga membahas

Sumbawa pada saat itu Drs Jamaludin mengenai pemulihan pasca konflik. Dalam

Malik,Ketua DPRD Farhan Bulkiyah, hal ini dinyatakan bahwa pemerintah dan

Kapolres AKBP Drs Yayan Artadi Dandim

pemerintah daerah

berkewajiban

Letkol Inf Agus Supriyanto kajari Sugeng

melakukan upaya pemulihan pasca konflik Hariyadi SH,MH dan ketua Pengadilan secara terencana, terpadu, berkelanjutan

Muhammad Yuliadi SH.MH. Semua pihak dan terukur. Upaya pemulihan konflik ini

sepakat untuk melakukan pertemuan meliputi : pertama, rekonsiliasi. Upaya

tokoh lintas agama guna menghimbau rekonsiliasi dilakukan oelh stakeholder

kepada seluruh tokoh unutuk tetap aktif bersama seluruh tokoh formal dan

Dokumen yang terkait

Research AN OVERVIEW ABOUT THE USE OF ANTIBIOTIC IN PREGNANCY AND NURSING MOTHER IN MAKASSAR Darmawansyih

0 0 9

KEHAMILAN DALAM PANDANGAN BUDAYA TIMOR (ATONI) Dewa Ayu Putu Mariana Kencanawati ABSTRACT - View of PREGNANCY IN TIMOR CULTURAL VIEWS (ATONI)

0 0 12

East Java, Indonesia Correspondence author: Aprianto, E-mail: dr_dirgayahoo.com Abstract - View of ICP MONITOR PLACEMENT STEPWISE EARLY DECOMPRESSIVE CRANIECTOMY FOR THE MANAGEMENT OF SEVERE TBI PATIENTS: A CASE REPORT

0 0 6

ANALISA EFEKTIVITAS ALAT PENUKAR KALOR JENIS SHELL AND TUBE HASIL PERENCANAAN MAHASISWA SKALA LABORATORIUM

0 0 6

KARAKTERISTIK HIDRODINAMIK DESAIN LAMBUNG KAPAL DENGAN RISE OF FLOOR DAN TANPA RISE OF FLOOR PADA PERAIRAN DALAM DAN DANGKAL

0 1 10

ANALISIS WATER BALANCING PRIMARY LOOP CHILLER SYSTEM TERHADAP COP (Coefficient Of Performance)

0 1 11

View of ANALISA DAN PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) (Studi Kasus: DISKOMINFO Provinsi Jambi)

0 0 11

Beni Irawan Sistem Informasi, STIKOM Dinamika Bangsa Jl. Jendral Sudirman Thehok Jambi Indonesia, 36139 Email : beben_delpieroyahoo.co.id ABSTRAK - View of RANCANGAN RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA SEKOLAH TINGGI DENGAN METODE WARD AND PEPPARD (ST

0 0 9

PERAN PEMERINTAH KOTA MADIUN DALAM PENANGANAN KONFLIK PERGURUAN SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DAN PERGURUAN SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI WINONGO TUNAS MUDA THE ROLE OF MADIUN’S LOCAL GOVERNMENT IN THE CONFLICT MANAGEMENT OF SILAT COMMUNITY SETIA H

0 1 32

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN HARMONI SOSIAL DI BALI MELALUI KEARIFAN LOKAL MENYAMA BRAYA PEACEBUILDING AND SOCIAL HARMONY IN BALI WITH THE LOCAL WISDOM MENYAMA BARAYA

0 0 19