Gambaran Analisis Kepribadian Soeharto b
“Gambaran Analisis Kepribadian Soeharto berdasarkan Teori Psikodinamika
Alfred Adler”
BAB I
Pendahuluan
Membicarakan kepribadian melalu otobiografi dari seorang tokoh politik pembuat sejarah
seperti Soeharto adalah tantangan untuk menceritakan orang yang dalam sejarah diceritakan
jahat dengan bahasa yang lebih ilmiah. Seperti yang kita ketahui sosok Soeharto sendiri
menyisakan sisi gelap yang tidak bisa dibilang sedikit sampai dia meninggalkan dunia ini pun
sisi gelap itu tetap tidak terbuka. Penulis sangat tertarik untuk menyajikan bebebapa analisis
kepribadian Soeharto kecil yang lugu dan manis saat masih menjadi anak desa, sampai Soeharto
pada akhir hidupnya yang pada sebagian orang menyisakan luka, kenangan, kesedihan akan
ditinggalkan, dan menyisakan sejarah untuk negara. Terlepas dari hutang-hutang indonesia
kepada barat yang sampai saat ini belum berhasil terlunaskan Soeharto tetap bagian dari sejarah
Indonesia yang dijuluki oleh orang-orang sebagai “Bapak Pembangunan” , yang dilakukannya
memang mebangun ekonomi melalui tani, namun membangun sendiri menjadi perdebatan antara
orang-orang yang memang anti Soeharto “Bapak pembangunan, pembangunan Jawa “, “Bapak
Pembangunan yang bangunkan koruptor di Indonesia”.
Analisis kepribadian kali ini menggunakan media otobiografi dari tokoh yaitu Soeharto,
penulis pun menganalisis beberapa pidato un scripted milik soeharto. M. Faisal (2012) untuk
menganalisis kepribadian tokoh politik akan lebih baik menggunakan naskah pidatonya yang
unscripted, dan cerita latar belakang kehidupannya dari kecil sampai saat ini. Soeharto sendiri
sempat menuliskan sejarah kehidupannya dari masa kanak-kanak sampai sepanjang
kehidupannya yang isinya menceritakan bagaimana seorang anak desa yang lugu menjadi
seorang penguasa nomer satu di RI, karena otobiografi itu ditulisnya sendiri sempat menjadi
kamuflase terbesarnya saat buku biorgrafi dalam versi berbeda dan terbit sebelum bukunya
diterbitkan yang bertajuk otobiografi tentang dirinya namun tampaknya membuat imagenya
rusak.
Soeharto sempat dituduh menolak isi otobiografi yang tersebar dalam buku itu dan
sampai membuat buku baru sebagai sanggahannya pada buku tersebut. Hal terpenting yang harus
digaris bawahi adalah otobiografi, sebagaimana dikatakan Cattel tentang kepribadian bahwa
kepribadian merupakan sejarah kehidupan seseorang dari lahir sampai saat ini usianya maka
otobiografi yang berisi cerita kehidupan seseorang dirasa pas untuk menjadi data analisis
kepribadiannya, selain otobiografi catatan pidato unscripted nya pun mungkin bisa sedikit
menjadi data tambahan yang menarik untuk di analsis.
Sisi gelap yang belum terungkap dalam diri Soeharto adalah bagian dari kepribadian yang
ikut dalam analisis keseluruhan kepribadiannya. Penulis merasa tertarik untuk mengungkapnya
secara komprehensif. Kepribadian berkembang dalam serial kehidupan seseorang sejak kanakkanak sampai saat ini. Adler berpendapat bahwa perkembangan kepribadian seseorang akan
sangat subjektif dan tergantung pada pencapaian tujuan secara sadar oleh individu, manusia
adalah mahluk sosial jadi dia dimotivasi oleh motiff sosial bukan insting seperti yang dikatakan
Freud (Feist &d Feist, 2010). Seseorang mempunya minat sosial yang baik itu tergantung
bagaimana pembelajaran tentang minat sosial yang terjadi pada masa kanak-kanak. Seluruh
perkembangan masa kanak-kanak mungkin akan menjadi penjelasan dari sisi gelap kehidupan
seseorang, penyebab kenapa seseorang memiliki kepriadian tertentu saat individu tersebut
dewasa. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menggunakan teori adler untuk menjelaskan
etiologi dari kepribadian Soeharto yang meninggalkan sisi gelap. Selain etiologi kepribadian
Soeharto, penulis akan mengklasifikasikan tipe keprbadian Soeharto kedalam 4 tipe kepribadian
yang dikemukakan Adler. Penulis menganalisis kasus kepribadian Soeharto dengan
menggunakan data sekunder yaitu dokumen-dokumen catatan biografi Soeharto yang bertajuk
Otobiografi Soeharto dan dengan data kedua yaitu pidato-pidatonya beserta kebijakan yang
dikeluarkannya selama masa pemerintahan.
BAB II
Kajian Teori
2.1. Biografi Singkat Soeharto
Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk,
Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga
sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.
Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah.
Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes,
lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak
Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik
perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani. Sampai akhirnya
terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941.
Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah
dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran. Perkawinan Letkol Soeharto dan
Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26
tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti,
Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti
Hutami Endang Adiningsih.
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer
dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL,
kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon
berpangkat Letnan Kolonel. Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut
kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi
Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala
(pembebasan Irian Barat).
Sebagian buku yang berisi otobiografi mencatakan bahwa Soeharto adalah bagian dari
revolusi di Indonesia dalam bidang perekonomian terutama tani. Tercatat dalam Biografi Oxford
Enxiclopedia (2004), beberapa karir gemilang yang dilahirkan Soeharto diantaranya adalah
menjadi Komando Staf Angkatan Darat tahun 1965 yang berhasil menumpas percobaan kudeta
yang dilakukan oleh PKI pada tahun tersebut. Soeharto menerima Surat Perintah Sebelas Maret
(SUPERSEMAR) yang isinya menjadi polemik dimana ada dua versi dari isi SUPERSEMAR,
versi pertama mengatakan bahwa isi dari SUPERSEMAR Soekarno hanya memerintahkan
kepada Soeharto untuk mengambil kendali atas situasi yang terjadi saat itu berupa kericuhan
yang disebabkan oleh angkatan darat. Versi kedua mengatakan bahwa isi SUPERSEMAR adalah
penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Soekarno Kepada Soeharto yang terpaksa menurunkan
Soekarno saat itu yang masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Sebagian orang
yang merasa tidak terima atas diberhentikannya bung Karno akan merasa bahwa itu adalah
penghianatan dari Soeharto yang akan memporak-porandakkan bangsa ini kelak. Hal ini masih
belum terungkap kebenarannya karena isi SUPERSEMAR pun diragukan keasliannya, sebagian
bukti sejarah hilang dan lenyap pada waktu itu.
Soeharto membuat beberapa kerja sama dengan Amerika dan Barat saat itu terutama
dalam bidang ekonomi, dia menandatangani kontrak dengan PT Freeport perusahaan yang
dikabarkan awalnya adalah perusahaan bangkrut dan mencoba bangkit kembali dengan
mengeksploitasi sumber daya mineral emas murni saat itu. Soeharto berhasil membangun
Indonesia lewat ekonomi saat itu dengan membuat hubungan bilateral dengan negara asing dan
memaajukkan pertanian Indonesia, namun julukannya sebagai Bapak Pembangunan sendri
adalah hal yang justru menjadi perdebatan karena saat itu hanya Jawa saja yang mengalami
kemajuan ekonomi, padahal Indonesia ini bukan hanya jawa , banyak daerah-daerah yang ingin
memisahkan diri ketika itu sampai pertumpahan darah.
Soeharto dan Rezim orde baru nya saat itu terkenal sangat minim sorotan media,
semuanya seolah berjalan sangat lancar. Namun pertanyaanya dimanaka demokrasi saat itu kalau
rakyat saja tidak berani berbicara? Jawabannya hanya siapa yang tahu, isu yang tersebar adalah
semua kegiatan mahasiswa sebagai salah satu penilai demokrasi pemerintahan saat itu dibuat
bungkam, mahasiswa ketika itu tidak boleh mengadakan kegiatan berbau politik.
Kejadian 1998 akhirnya Soeharto harus dibuat menyerah pada kekuasaan kerakyatan
yang paling tinggi dan menyerahkan jabatannya sebagai presiden karena takut kekacauan yang
terjadi akan lebih kacau lagi. Selama masa pemerintahannya Soeharto didampingi oleh istrinya
yang juga sama terkenalnya dengan Soeharto saat itu, sebagian mengatakan bahwa banyak
kebijakan Soeharto keluar dari mulut ibu Tien. Soeharto menyerahkan jabatannya sebagai
Presiden RI saat itu yang digantikan oleh BJ Habibie sebagai wakilnya.
2.2. Teori Kepribadian Psikodinamika Alfred Adler
a. Alfred Adler (Psikologi Individual)
Adler menjelaskan kepribadian yang menekankan pada sifat subjektif dari pencapaian
tujuan, kreativitas dari adaptasi psikologis manusia, sebagai keutuhan kepridian. Menurut Adler
manusia adalah mahluk yang sadar, sadar akan keberadaan dirinya dan sadar akan alasan dari
tingkah laku yang dimotivasi oleh tujuan hidup dan penghindaran nferioritasnya (dalam Feist &
Feist,2010). Adler adalah murid Freud namun dia mengembangkan gagasan yang jauh dari
gagasan Freud, Adler merupakan pengembangan psikodinamika yang lebih berorientasi pada ego
(kesadaran), karena manusia sadar akan tujuan dan berusaha menggunakan jiwa nya sebagai
bagian dari manusia yang independen tidak terkat dengan insting karena jiwa itu kreatif.
b. Oedipus Complex
- Freud :
-
c.
Menekankan pada kateksis seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis, kateksis permusuhan
terhadap orang tua sejenis.
Adler:
Perjuangan anak untuk mengatasi kelemahan dan inferioritasnya, atau disebut juga upaya anak
untuk mencapai superioritas dari seseorang atau ayahnya.
Dorongan/ TujuanS
Individu mencari kebahagian dengan memenuhi potensi-potensinya dengan mewujudkan
tujuan hidupnya tidak cukup dengan memuaskan dorongan (insting).
d. Inferioritas dan kompensasi
-
Inferioritas Organ: organ yang kurang baik perkembangannya yang paling cepat menyerah pada
tuntutan lingkungan , jika dihubungkan dengan keadaan psikisnya seseorang mungkin bisa
mengalami perasaan inferior karena inferiortas organ atau inferioritas pada bidang tertentu.
Perasaan inferior
Perasaan rendah diri yang muncul akibat mengalami kekurangan baik pada fisik maupun aspek
psikologi atau sosial yang dirasakan secara subjektif oleh diri sendiri ataupun yang terlihat secara
nyata di permukaan, contoh : catat tubuh.
e.
Perjuangan untuk sukses/ Mencapai Superioritas
Individu akan berjuang untuk mencapai superioritasnya, yang merupakan cara untuk
mengkompensasi inferioritasnya. Kekuatan perjuangan (Striving Force) tersebut dibawa individu
sejak lahir namun memerlukan pengembangan.
Tujuan akhir adalah hal yang diperjuangkan oleh manusia dan cara yang digunakan
untuk mencapai tujuannya tersebut membentuk suatu konsistensi yang akan menggambarkan
kepribadian individu (Feist & Feist, 2010).
f.
Daya Kreatif , Gaya Hidup dan Minat Sosial
Merupakan kemampuan individu untuk secara bebas membentuk perilaku dan
menciptakan kepribadian mereka. Setiap individu memiliki tujuan pribadi yang akan dicapainya
melalui daya kreatif. Gaya hidup adalah pendekatan yang secara konsisten digunakan individu
untuk mencapai tujuan dalam hidup. Gaya hidup diperoleh pada usia 4/5 tahun melalui
pengalaman pengasuhan pada masa kanak-kanak (Feist & Feist, 2010)
Adler mengatakan bahwa sebagian tingkah laku indvidu ini dimotivasi oleh minat sosial,
minat sosial adalah keinginan dalam diri seseorang untuk berkonsentrasi pada kesejahteraan
orang lain dan masyarakat (Feist & Feist, 2010). Adler mengatakan bahwa minat sosial yang
dimiliki seseorang berawal dari ibu dan anak-anak selama awal masa pertumbuhan. Cara orang
tua memberikan pengasuhan pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi minat sosial anak
ketika dewasa (Feist& Feist, 2010).
Individu yang tidak matang dan memiliki minat sosial rendah akan berpusat pada dirinya
sendiri dan berjuang untuk kepentingan pribadi dalam memperoleh superioritasnya. Sedangkan
tugas individu dalam perkembangan kepribadian adalah menghadapi berbagai macam tugas
kehidupan yang membutuhkan minat sosial. Tugas kehidupan diantaranya adalah tugas pekerjaan
yaitu menghasilkan pekerjaan yang bermanfaat bagi orang lain dan meningkatkan perkembangan
masyarakat, tugas kedua adalah tugas kemasyarakatan dimana individu diwajibkan bekerja satu
sama lain untuk membangun komunitas masyarakat/ dunia yang tujuannya untuk membuat
perbedaan positif dalam masyarakat.
g. Tipe Kepribadian
g.1. Rulling Dominant Type
Tipe asertif, agresif, dan aktif, sangat manipulatif dan menguasai situasi, namun minat
sosial nya rendah, bahayanya adalah aktivitas diarahkan pada hal-hal yang sifatnya anti sosial.
g.2. Getting Learning Type
Tipe yang mengharapkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, yang
akan menyediakan hal-hal terkait minat mereka. Mereka bersandar pada orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya.
g.3. Avoidant type
Cenderung menghindari masalah dan minat sosial rendah
g.4. Social Usefull Type
Merupakan tipe kepribadian yang paling sehat, apabila mendapatkan masalah seseorang
dengan tipe kepribadian ini akan menghadapinya secara langsung dan menyelesaikannya.
Berorientasi pada sosial dan siap untuk bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi tugastugas kehidupan.
h. Urutan kelahiran pada kepribadian
h.1. Anak Sulung
Mendapatkan perhatian sampai anak kedua lahir akhirnya harus berbagi kasih sayang. Dapat
membenci orang lain karena kasih sayangnya terambil, melindungi diri terhadap perubahan
nasib. Anak sulung menjadi mandiri karena orang tua mempersiapkannya sebelum adiknya lahir,
dan memiliki tanggung jawab yang besar, kecenderungannya adalah meraih lebih banyak prestasi
h.2. Anak Tunggal
Sangat manis dan penuh kasih sayang, cenderung mengembangkan kepribadian yang
mengikat untuk menarik perhatian orang lain.
BAB III
Analisis Kepribadian
Adler Menjawab Suharto Kecil
Jika dilihat dalam latar belakang keluarganya saat kecil, pada masa kanak-kanak
Soeharto tidak terlalu dekat dengan kedua orang tuanya. Ibunya bercerai dan menikah lagi
dengan ayah tirinya, pada usia 40 hari dia dititipkan pada seorang guru spiritual untuk dipelihara.
Usia 4 tahun dia tinggal dengan ibunya dan usia 8 tahun dia tinggal dengan bibi-nya. Soeharto
kecil yang beberapa kali mendapat peralihan pengasuhan dari guru spiritual, ibunya sampai ke
bibi-nya membuat inkonsistensi pengasuhan. Pada kepribadiannya ketidak konsistenan dari
pengasuhan ini akan berdampak pada bagaimana dia mengembangkan minat sosialnya, tujuan,
dan perasaan iferior yang akan berkembang menjadi keinginan pencapaian superioritas (Adler
dalam Feist & Feist, 2010).
Minat sosial pada diri Soeharto tergolong kurang optimal jika direlevansikan dengan teori
Adler, keadaan ini mungkin disebabkan karena sejak kecil dia tidak berada dalam pengasuhan
ibunya. Sebagaimana dikatakan oleh Adler bahwa minat sosial dalam diri individu ini berawal
dari relasinya dengan ibu pada masa pertumbuhan saat kanak-kanak, Soeharto saat kanak-kanak
hanya mendapat selang waktu 4 tahun dengan ibunya sebelum akhirnya tinggal dengan bibi nya.
Hal lainnya yang menyebabkan minat sosial Soeharto tidak berkembang optimal diantaranya
adalah pola pengasuhan yang tidak konsisten, saat bayi dia melewati pengasuhan dengan guru
spiritualnya sampai usia 4 tahun dia merasakan pengasuhan ibunya, dan ketika usia nya 8 tahun
dia bersama bibinya.
Soeharto dewasa memang terbilang sangat sukses, karir nya di militer yang cemerlang
dan akhirnya menduduki puncak kekuasaannya sebagai presiden merupakan kesuksesannya, lalu
dengan bukti-bukti demikian apakah kita bisa menggolongkan Soeharto pada pribadi dengan
minat sosial tinggi seperti yang dikatakan Adler bahwa ketika individu memiliki minat sosial
tinggi akan mampu melaksanakan tugas kemasyarakatannya untuk membangun masyarakat dan
suatu komunitas didala dunia? Belum tentu. Soehart memang menunjukkan kepeduliannya pada
publik dan rakyat Indonesia tapi untuk menggolongkannya pada minat sosial tinggi bukti
pembangunannya dirasa belum cukup karena mungkin saja motif dalam diri Soeharto bukan
semata-mata karena memperjuangkan publik tapi untuk kepentingan akan kekuasaannya saat itu.
Mengapa saya mengatakan Soeharto tidak memiliki minat sosial tinggi ? karena
seseorang dengan minat sosial tinggi tidak akan berjuang untuk dirinya sendiri semata-mata
karena pencapaian superioritas akan rasa rendah diri. Saya melihat segala jenis kebijakan
Soeharto kali itu terlahir untuk kepentingannya sendiri, contohnya membangun Indonesia dengan
ekonomi dengan menjual hasil-hasil tani saat itu dan mengikuti beberapa organisasi
perdagangan di tingkat dunia yang dilaksanakan PBB. Padahal sebelumnya presiden sebelum
Soeharto jelas-jelas menolak untuk bergabung dengan PBB atau organisasi sebelumnya dengan
beberapa alasan. Kebijakan itu tetap diambil Soeharto alhasil pembangunan yang terjadi saat itu
tidak merata, pembangunan yang sukses hanya didaerah jawa dan luar dari jawa pembangunan
hanyalah mitos. Hal lainnya adalah kebijakannya tentang perizinan untuk PT Freeport yang
sekarang menjadikan lahan Indonesia yang penuh dengan emas dan logam lainnya tereksploitasi
habis karena produksinya yang terus-menerus, padahal bung Karno jelas-jelas menolak bekerja
sama dengan Freeport sebelum masyarakat Indonesia sendiri siap untuk mengelolanya.
Keputusannya tetap akan bekerja sama dibuat Soeharto setelah dirinya resmi dinaikan
sebagai presiden, keputusan itu mungkin akan baik untuk karirnya sendiri sebagai presiden tapi
dampak bagi rakyat Indonesia sendiri malah buruk. Contohnya banyak rakyat sekitar kawasan
Freeport yang ditembaki karena mencoba menyair bubuk-bubuk emas yang ada di sungai kecil
tempat limbah produksi berada. Rakyat sekitar pabrik yang harusnya terjamin secara ekonomi
maupun keamanan malah dibuat miskin dan tidak berdaya oleh hasil keputusannya bekerja sama
dengan Freeport. Oleh karena itu saya merasa kalau tujuannya menjadi presiden dan berpolitik
saat itu bukan karena minat sosialnya yang tinggi tapi semata-mata karena keinginan pencapaian
tujuannya sebagai orang paling berkuasa saat itu. Seseorang dengan minat sosial yang tinggi
tidak akan hanya berorientasi pada pencapaian dan kesuksesan diri atau kelompoknya saja ,
tetapi untuk tujuan bersama. Bukti berikutnya adalah pembangunan yang dilakukannya yang
hanya dilakukannya di tanah jawa.
Soeharto kanak-kanak yang inferior dan Perjuangannya untuk Superioritasnya
Hal yang memungkinkan perasaan inferior yang dimiliki Soeharto adalah karena pengasuhan
sejak kecil yang dihabiskannya bukan dengan orang tuanya. Latar belakang keluarganya yang
hanya sebagai petani dan pembantu lurah mungkin menyebabkan sebagian dari diri Soeharto
yang Inferior. Selain itu Soeharto pada masa kanak-kanak hanya di sekolahkan di Sekolah Desa,
yang mungkin bukan tempat sekolah-sekolah elit yang didirikan Belanda karena Orang tuanya
hanya seorang petani, tidak ada latar belakang orang tua atau keluarga dari elit politik seperti
Bung Karno yang memang berasal dari keluarga dengan latar belakang politik islam yang
memberikan dukungan kepada Bung Karno kanak-kanak dan Bung Karno remaja untuk belajar
politik. Latar belakang keluarga, pendidikan dan pengasuhan yang berbeda jauh dari Soekarno
yang mungkin mendorong perasaan Inferior dalam diri Soeharto dalam kehidupan berpolitik dan
karirnya saat itu.
Perasaan inferior atau rendah diri bukan hanya disebabkan oleh keterbatasan fisik yang
jelas terlihat, tapi bisa karena pemikiran subjektif diri sendiri yang menganggap self nya
mempunyai kekurangan (Adler dalam Feist & Feist, 2010). Perasaan inferior yang dimiliki
seseorang akan mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu guna mencapai superioritas,
pencapaian akan keadaan superioritas adalah kompensasi terhadap kekurangannya. Pencapaian
akan superioritas ini dapat berupa tujuan yang ingin dicapai yang melibatkan cara untuk
mencapainya, bagaimana cara mencapainya ini akan membentuk suatu konsistensi yang
berwujud kepribadian.
Pencapaian Superioritas Soeharto
Keinginan untuk menjadi superioritas sudah terlihat dari ketika dia remaja ketika ia
mulai mempelajari pelajaran filsafat agama dan pembukuan, di mana dia merasa kurang di dalam
hal tersebut karena di dalam sekolahnya ia tidak mendapatkan pelajaran mengenai pembukuan
dan sebagainya. Perjalanannya dalam meraih superioritasnya ditunjukkan dengan proses pertama
yang dia lalui yaitu memasukki sekolah militer, karir Soeharto dalam dunia militer dilaluinya
dengan sungguh-sungguh dimulai dari awal pendidikan Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit
teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Lulus dengan predikat
terbaik Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober.
Kesungguhan Soeharto dalam pencapaian superioritasnya ditunjukkan dengan
perkembangan karirnya setelah lulus sebagai TNI. memulai sebagai sersan tentara KNIL,
kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon
berpangkat Letnan Kolonel. Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut
kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi
Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala
(pembebasan Irian Barat). Pencapaiannya yang terus menaik seperti anak tangga ini
memperlihatkan bagaimana kompensasinya terhadap inferioritasnya terhadap identitas di
kehidupan masa kanak-kanaknya yang hanya sebagai anak desa yang lugu dengan
pencapaiannya dan prestasinya di dunia militer yang menjadikan dirinya Jendral besar dan
tercatat dalam sejarah.
Jejak Hitam kepribadian Soeharto
Dalam pencapaian akan superioritasnya kepribadian Soeharto sedikitnya menyisakan
kesan bahwa sebagai Jendral saat itu kesetian dan sikap komitmen tinggi ditunjukkannya.
Namun tidak sesuai kenyataanya, Soeharto memiliki sisi gelap dari kepribadiannya yang
mendorongnya memiliki tujuan dan kompleksitas saat mencapai superioritasnya. Tujuannya
tidak lagi untuk kepentingan bersama saat itu terlebih karena pengalaman masa kecil yang
mendorong minat sosialnya sebagai dasar kepribadian berkembang sehat tidak berkembang
dengan optimal.
Rasa tidak terimanya terhadap inferioritas keluarganya dan pengalaman masa kecilnya
yang kurang secara emosional dengan orang tuanya membuat minat sosialnya terarah untuk
superioritas pribadi seperti yang dikatakan pada paragraf sebelumnya. Superioritas pribadi ini
menagarahkan Soeharto pada keinginan akan kekuasaan politik. Saat kekacauan yang terjadi
pada angkatan darat karena ingin turut serta dalam perpolitikan saat itu, sisi gelap Soeharto
mulai terlihat. Kekacauan yang terjadi pada angkatan darat tersebut disebut-sebut didalangi oleh
negara barat yang ingin menghancurkan Soekarno saat itu, puncaknya adalah ketika
SUPERSEMAR keluar dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden saat itu. SUPERSEMAR
isinya diragukan saat itu terkait pemindahan kekuasaan atau perintah untuk menjaga stabilitas.
Soeharto berhianat pada Soekarno saat itu, Adler mengatakan bahwa semua bisa dilakukan
seseorang untuk mencapai tujuan dan superioritasnya. Caranya yang sedikit licik mungkin
disebabkan oleh minat sosial nya yang memang rendah , dikatakan ketika seseorang memiliki
minat sosial rendah maka tujuannya hanya terarah pada pencapaian pribadi.
Kebijakan-kebijakan Soeharto dan Kaitannya dengan Kepribadiannya
Kepribadian seorang individu yang berperan sebagai pemimpin akan mempengaruhi
pengambilan kebijakan pada pemerintahannya. Sebagai individu politik, seperti kata
Budiarjo(2006) dalam buku saku psikologi Politik M Faisal(2013 ) mengatakan bahwa ilmu
politik adalah tentang kebijakan, keputusan negara dan kekuasaan, dimana pasti terdapat mahluk
politiknya yang memiliki lima unsur yaitu kognisi, sikap, nilai, identitas, emosi, maka
menjelaskan bahwa pribadi individu sebagai politik dengan kepribadiannya berpengaruh pada
keputusan yang di ambil.
Kepribadian Soeharto dengan minat sosial rendah dan lebih terfokus pada pencapaian
superioritas pribadi mempengaruhi beberapa kebijakan yang lahir saat itu. Diantaranya
kebijakannya akan pembangunan ekonomi melalui tani dikeluarkannya karena sebelumnya dia
merasa inferior karena latar belakang keluarganya dan dibesarkan oleh orang tua dengan latar
belakang petani, menurut saya kebijakannya itu hanya akan memberikan dampak pada dunia
bahwa pembangunan Indonesia yang baik itu dengan membangun ekonomi Indonesia melalui
tani, hal yang membuatnya inferior diubah menjadi kekuatannya untuk mencapai superioritas
saat itu dan pengakuan dari masyarakat jawa. Penyebab dari itu semua superioritasnya sebagai
presiden diakui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang memang populasi nya lebih
banyak di Jawa, terlebih mayoritas masyarakat jawa hidup dengan bertani ketika itu. Minat
sosialnya hanya diarahkan pada petani yang dilatar belakangi oleh penyebab inferioritas yang
terbentuk pada diri Soeharto pada masa kanak-kanak.
Kebijakan kedua adalah saat menerima kontrak kerja sama dengan PT Freeport yang
menjadi perusahaan paling menyengsarakan rakyat sekitar sampai sekarang memperlihatkan
bukti bahwa minat sosial Soeharto sangat rendah. Jika saja minat sosialnya tinggi Soeharto
mungkin akan memilih untuk menolak kerja sama dan membuat sumber daya berupa emas itu
diolah bersama-sama saat itu. Namun hal ini terjadi karena kompensasi atas inferioritasnya dulu,
jika berdasarkan teori Adler saya mengambil asumsi jika saja waktu itu minat sosial Soeharto
berkembang dengan baik mungkin saja sisi gelap dalam diri Soeharto ini tidak akan muncul
dalam kepribadiannya dan meminta untuk diberikan kompensasi pada saat dewasa.
Kebijakan membungkap mahasiswa waktu itu menujukkan bahwa Soeharto sangat
menjaga harga dirinya. Menjaga harga dirinya adalah upayanya agar superioritas dalam dirinya
bisa terus dipertahankan. Ketika masa pemerintahannya ada satu kebijakan dimana aktivitas
mahasiswa sangat dibatasi terutama yang berbau politik, Soeharto menyadari bahwa kedaulatan
paling tinggi ada di tangan rakyat dan dia mencoba cara yang mungkin bisa dibilang kreatif
dengan membisukan mahasiswa, surat kabar, dan media pemberitaan lainnya, tidak boleh ada
yang berbicara masalah politik ketika itu meskipun korupsi dan kejahatannya sudah tercium
kemana-mana. Semua yang melanggar tidak tanggung-tanggung akan dibunuh. Soeharto
memiliki tingkat kecemasan yang diluar batas ketika terkait harga dirinya sebagai presiden saat
itu. Semua hal yang mengancam superioritas nya dihindarkan untuk terjadi dengan berbagai
kebijakannya.
Perlu digaris bawahi dalam bahasan paragraf sebelumnya adalah bagaimana kepribadian
salah satu orang saja ketika dia menjadi seorang pemimpin dapat mempengaruhi kebijakan yang
diambil, dan kebijakan ini dapat memberikan dampak juga bagi masyarakat lainnya.
BAGAIMANA TIPE KEPRIBADIAN SOEHARTO MENURUT ADLER?
Bahasan sebelumnya menjelaskan tentang bagaimana dinamika kepribadian Soeharto
yang menghasilkan kesimpulan bahwa Soeharto memiliki minat sosial rendah dimulai
dipengaruhi oleh setiap dinamika perkembangan yang terjadi pada masa sebelumnya, pada
bahasan kali ini penulis mencoba mengklasifikasikan tipe kepribadian Soeharto berdasarkan tipe
kepribadian yang dikemukakan Adler. Penulis mengklasifikasikannya berdasarkan hasil dari
dinamika kepribadiannya selama usia perkembangannya yaitu minat sosial rendah dan
orientasinya pada pencapaian superioritas pribadi yang tinggi.
Dari hasil study literatur dan analisis terhadap dinamika perkembangan kepribadian pada
paragraf sebelumnya menghasilkan satu kesimpulan yang diambil penulis tentang tipe
kepribadian. Penulis mengklasifikasikan kepribadian Soeharto kedalam tipe kepribadian Rulling
Domminant Type , dalam tipe ini seseorang akan memiliki trait agresif, asertif dan aktif , tipikal
manipulatif karena kemampuannya untuk memahami situasi dan kehidupan orang-orang
didalamnya, namun minat sosial yang rendah membuat aktivitasnya terarah pada sesuatu yang
sifatnya anti sosial dan kepentingan diri sendiri.
Tipe ini tepat untuk mengklasifikasikan Soeharto didalamnya , karena Soeharto memang
cerdik beliau mampu membaca setiap situasi yang menguntungkan dirinya saat itu. Situasi
pertama adalah kesempatan masuk sekolah militer karena saat itu Indonesia dalam posisi dijajah
oleh Belanda dan untuk mencapai superioritasnya dia harus masuk sekolah militer, kedua adalah
mengambil kepercayaan dari bung Karno melalui perlindungan militer, dan melihat kesempatan
untuk memanipulasi isi SUPERSEMAR saat kepercayaan rakyat terhadap bung Karno mulai
menurun saat itu guna pencapaian superioritasnya. Setelah itu upayanya dalam membaca situasi
pun diperlihatkan olehnya saat Indonesia sedang mengalami keterpurukan ekonomi Soeharto
membangun Jawa melalui Ekonomi Pertanian yang kelak melahirkan julukannya sebagai Bapak
Pembangunan, tidak ada yang sadar saat itu kalau daerah lain ada yang tidak tersentuh
pembangunan dan ingin keluar dari Indonesia karena media pemberitaan dibungkam saat itu.
Minat sosialnya yang rendah mendorong Soeharto yang agresif untuk mencari perjuangan
atas superioritas pribadi saat itu. Karena minat sosial itu pun seseorang tidak akan mampu secara
optimal untuk selesaikan tugas kehidupan salah satunya adalah tugas kemasyarakatan.
Didalamnya termasuk bekerja sama satu sama lain dan menmbangun suatu komunitas
masyarakat dunia, tugas ini kurang optimal dilakukannya karena pembangunan saat itu hanya
ditunjukkannya untuk kompensasi inferioritasnya, entahlah ini hanya pendapat saya melihat dari
grafik pembangunan yang tidak merata.
KEPRIBADIAN BERDASARKAN URUTAN KELAHIRAN
Adler dalam Feist&Feist (2010) mengemukakan kepribadian seseorang berdasarkan
urutan kelahiran. Berdasarkan urutan kelahiran Soeharto merupakan anak tunggal dari urutan
kelahiran ini dapat disimpulakn beberap hal di mana posisinya sebagai seorang anak tunggal
yang mewakili sifat positif seperti seorang yang bertanggung jawab dan organisator yang baik,
ini terbukti dengan kompetensinya yang dapat menjadi seorang presiden dan perwira militer dan
sifat negatif yang turun adalah masalah takut kehilangan nasib baik yang berarti ia selalu curiga
dengan orang lain dan ia berusaha untuk menaklukan oraang yang menghalanginya. Posisi
sebagai anak tunggal ia mewarisis beberapa sifat negatif anatara lain ia selalu merasa dirinya
benar dan tidak mau disalahakan, ini adalah salah satu ciri diktator yang otoriter, semua hal yang
dilakakuan oleh dia dalah sesuatu hal yang benar.
Selain itu kecenderungan yang tidak bisa terlupakan sebagai anak tunggal Adler dalam
Feist & Feist (2010) adalah anak tunggal adalah anak yang sangat manis dan penuh kasih sayang,
karena itu anak tunggal cenderung mengembangkan perilaku yang memikat agar tampak
menarik bagi orang lain, hal ini ditunjukkan Soeharto yang selalu terlihat tekun dalam
mempelajari sesuatu, ketekunannya saat dalam dunia militer sampai menjadikannya jendral
kepercayaan saat itu dan sebutan bapak pembangunan yang ditunjukan saat itu karena telah
berhasil membangun Indonesia melalui ekonomi pertanian.
BAB IV
Kesimpulan & Diskusi
a. Kesimpulan
Soeharto memiliki tipe kepribadian rulling domminant type dengan minat sosial rendah
yang ditunjukkan lewat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya saat menjabat menjadi
presiden. Kebijakannya hanya memberikan dampak bagi superioritas pribadinya dan tidak
menekankan pada kebersamaan seperti yang digambarkan Adler ketika individu memiliki minat
sosial tinggi. Minat sosial ini adalah dasar individu berkembang dan membentuk kepribadian
sehat. Minat sosial rendah ini diperoleh Soeharto karena tidak mendapatkan pembelajaran
optimal tentang minat sosial pada masa kanak-kanak. Dikatakan bahwa minat sosial ini diperoleh
saat kanak-kanak dan ibu memiliki peranan sentral untuk membentuk minat sosial dan
mendorong minat sosial anak untuk keluar. Namun, pada kasus ini masa kanak-kanak Soeharto
mengharuskannya berganti pola pengasuhan dan ketidak konsistenan ini mendorong ikatan
emosional tidak terjalin dalam diri Soeharto terhadap keluarganya , sehingga yang seharusnya
keluarga menstimulasi perkembangan minat sosialnya menjadi tidak.
Soeharto berkembang dengan dinamika yang sesuai dikatakan Adler yaitu mencapai
superioritas dan tujuannya sebagai kompensasi dari inferioritasnya. Namun sayangnya hal ini
tidak diimbangi oleh minat sosial yang baik sehingga kompensasi ini lebih mengarah pada
superioritas pribadi. Terlebih catatan Soeharto ada pada kehidupan politik yang didalamnya tidak
selalu baik. Hasil dari hal tersebut Soeharto menurut saya menjadi tidak mampu melaksanakan
tugas kehidupannya yang lebih luas yaitu tugas kemasyarakatan sebagaimana definisi, karena
keadaan Indonesia justru semakin memburuk setelah Soeharto turun. Angka korupsi, makin
banyaknnya raksasa-raksasa jahat dari barat datang untuk mengeksploitasi sumberdaya di
Indonesia. Kepemimpinannya menghasilkan satu luka pada beberapa orang, menghasilkan
kekaguman pada beberapa orang yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana kita memandang
sisi gelap dari kepribadian seseorang saat ini adalah manifestasi dari perkembangannya saat
kanak-kanak.
Diskusi
Kesulitan saat melakukan diagnosis ini adalah saat memposisikan diri saya sebagai
psikolog yang netral yang harus memandang suatu masalah bukan hitam dan putih melainkan
abu-abu. Namun menjadi tantangan tersendiri ketika saya harus mendiagnosis kepribadian tokoh
nasional yang saya benci, Soeharto. Soeharto bisa dibilang adalah tokoh nasional yang sangat
saya benci, namun ketika membicarakan diagnosis yang tujuannya adalah memberikan perbaikan
kualitas hidup bagi seseorang maka yang pertama dilakukan adalah bagaimana kita
memposisikan diri kita senetral mungkin.
Hal terpenting yang dihasilkan ternyata prior knowledge atau pengetahuan awal saya
tentang sosok Soeharto dan Skema saya tentang Soeharto bisa mempengaruhi saya saat
melakukan diagnosis kepribadiannya. Skema kognitif saya yang telah membentuk kesan negatif
tentang Soeharto akan berpengaruh pada analisis kepribadian yang saya buat.
Terpenting dalam bahasan kali ini adalah bahwasanya ketika seseorang memiliki sisi
gelap dari kepribadiannya, jika memang tujuan kita adalah perbaikan kualitas kehidupan maka
tidak ada salahnya itu diungkap. Karena kepribadian bukan hal yang saja terlihat namun sisi
yang tidak terlihat pun akan jadi kepribadian dan mungkin lebih dominan. Semua yang
ditampilkan saat ini mungkin saja terkaitan dengan masa kanak-kanaknya yang kurang
memberikan kesempatan kepada diri nya untuk berkembang secara optimal. Lalu ketika itu
terjadi hal terpenting yang diperlukan adalah informasi dan pemahaman yang komprehensif lalu
penanganan yang optimal dari informasi yang didapat.
-
Daftar Pustaka
Feist, J. & Feist,G.J. 2009. Theory of personality (Ed. 7). New York: Mc Graw-Hill
Alfred Adler”
BAB I
Pendahuluan
Membicarakan kepribadian melalu otobiografi dari seorang tokoh politik pembuat sejarah
seperti Soeharto adalah tantangan untuk menceritakan orang yang dalam sejarah diceritakan
jahat dengan bahasa yang lebih ilmiah. Seperti yang kita ketahui sosok Soeharto sendiri
menyisakan sisi gelap yang tidak bisa dibilang sedikit sampai dia meninggalkan dunia ini pun
sisi gelap itu tetap tidak terbuka. Penulis sangat tertarik untuk menyajikan bebebapa analisis
kepribadian Soeharto kecil yang lugu dan manis saat masih menjadi anak desa, sampai Soeharto
pada akhir hidupnya yang pada sebagian orang menyisakan luka, kenangan, kesedihan akan
ditinggalkan, dan menyisakan sejarah untuk negara. Terlepas dari hutang-hutang indonesia
kepada barat yang sampai saat ini belum berhasil terlunaskan Soeharto tetap bagian dari sejarah
Indonesia yang dijuluki oleh orang-orang sebagai “Bapak Pembangunan” , yang dilakukannya
memang mebangun ekonomi melalui tani, namun membangun sendiri menjadi perdebatan antara
orang-orang yang memang anti Soeharto “Bapak pembangunan, pembangunan Jawa “, “Bapak
Pembangunan yang bangunkan koruptor di Indonesia”.
Analisis kepribadian kali ini menggunakan media otobiografi dari tokoh yaitu Soeharto,
penulis pun menganalisis beberapa pidato un scripted milik soeharto. M. Faisal (2012) untuk
menganalisis kepribadian tokoh politik akan lebih baik menggunakan naskah pidatonya yang
unscripted, dan cerita latar belakang kehidupannya dari kecil sampai saat ini. Soeharto sendiri
sempat menuliskan sejarah kehidupannya dari masa kanak-kanak sampai sepanjang
kehidupannya yang isinya menceritakan bagaimana seorang anak desa yang lugu menjadi
seorang penguasa nomer satu di RI, karena otobiografi itu ditulisnya sendiri sempat menjadi
kamuflase terbesarnya saat buku biorgrafi dalam versi berbeda dan terbit sebelum bukunya
diterbitkan yang bertajuk otobiografi tentang dirinya namun tampaknya membuat imagenya
rusak.
Soeharto sempat dituduh menolak isi otobiografi yang tersebar dalam buku itu dan
sampai membuat buku baru sebagai sanggahannya pada buku tersebut. Hal terpenting yang harus
digaris bawahi adalah otobiografi, sebagaimana dikatakan Cattel tentang kepribadian bahwa
kepribadian merupakan sejarah kehidupan seseorang dari lahir sampai saat ini usianya maka
otobiografi yang berisi cerita kehidupan seseorang dirasa pas untuk menjadi data analisis
kepribadiannya, selain otobiografi catatan pidato unscripted nya pun mungkin bisa sedikit
menjadi data tambahan yang menarik untuk di analsis.
Sisi gelap yang belum terungkap dalam diri Soeharto adalah bagian dari kepribadian yang
ikut dalam analisis keseluruhan kepribadiannya. Penulis merasa tertarik untuk mengungkapnya
secara komprehensif. Kepribadian berkembang dalam serial kehidupan seseorang sejak kanakkanak sampai saat ini. Adler berpendapat bahwa perkembangan kepribadian seseorang akan
sangat subjektif dan tergantung pada pencapaian tujuan secara sadar oleh individu, manusia
adalah mahluk sosial jadi dia dimotivasi oleh motiff sosial bukan insting seperti yang dikatakan
Freud (Feist &d Feist, 2010). Seseorang mempunya minat sosial yang baik itu tergantung
bagaimana pembelajaran tentang minat sosial yang terjadi pada masa kanak-kanak. Seluruh
perkembangan masa kanak-kanak mungkin akan menjadi penjelasan dari sisi gelap kehidupan
seseorang, penyebab kenapa seseorang memiliki kepriadian tertentu saat individu tersebut
dewasa. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menggunakan teori adler untuk menjelaskan
etiologi dari kepribadian Soeharto yang meninggalkan sisi gelap. Selain etiologi kepribadian
Soeharto, penulis akan mengklasifikasikan tipe keprbadian Soeharto kedalam 4 tipe kepribadian
yang dikemukakan Adler. Penulis menganalisis kasus kepribadian Soeharto dengan
menggunakan data sekunder yaitu dokumen-dokumen catatan biografi Soeharto yang bertajuk
Otobiografi Soeharto dan dengan data kedua yaitu pidato-pidatonya beserta kebijakan yang
dikeluarkannya selama masa pemerintahan.
BAB II
Kajian Teori
2.1. Biografi Singkat Soeharto
Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk,
Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga
sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.
Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah.
Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes,
lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak
Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik
perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani. Sampai akhirnya
terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941.
Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah
dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran. Perkawinan Letkol Soeharto dan
Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26
tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti,
Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti
Hutami Endang Adiningsih.
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer
dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL,
kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon
berpangkat Letnan Kolonel. Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut
kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi
Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala
(pembebasan Irian Barat).
Sebagian buku yang berisi otobiografi mencatakan bahwa Soeharto adalah bagian dari
revolusi di Indonesia dalam bidang perekonomian terutama tani. Tercatat dalam Biografi Oxford
Enxiclopedia (2004), beberapa karir gemilang yang dilahirkan Soeharto diantaranya adalah
menjadi Komando Staf Angkatan Darat tahun 1965 yang berhasil menumpas percobaan kudeta
yang dilakukan oleh PKI pada tahun tersebut. Soeharto menerima Surat Perintah Sebelas Maret
(SUPERSEMAR) yang isinya menjadi polemik dimana ada dua versi dari isi SUPERSEMAR,
versi pertama mengatakan bahwa isi dari SUPERSEMAR Soekarno hanya memerintahkan
kepada Soeharto untuk mengambil kendali atas situasi yang terjadi saat itu berupa kericuhan
yang disebabkan oleh angkatan darat. Versi kedua mengatakan bahwa isi SUPERSEMAR adalah
penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Soekarno Kepada Soeharto yang terpaksa menurunkan
Soekarno saat itu yang masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Sebagian orang
yang merasa tidak terima atas diberhentikannya bung Karno akan merasa bahwa itu adalah
penghianatan dari Soeharto yang akan memporak-porandakkan bangsa ini kelak. Hal ini masih
belum terungkap kebenarannya karena isi SUPERSEMAR pun diragukan keasliannya, sebagian
bukti sejarah hilang dan lenyap pada waktu itu.
Soeharto membuat beberapa kerja sama dengan Amerika dan Barat saat itu terutama
dalam bidang ekonomi, dia menandatangani kontrak dengan PT Freeport perusahaan yang
dikabarkan awalnya adalah perusahaan bangkrut dan mencoba bangkit kembali dengan
mengeksploitasi sumber daya mineral emas murni saat itu. Soeharto berhasil membangun
Indonesia lewat ekonomi saat itu dengan membuat hubungan bilateral dengan negara asing dan
memaajukkan pertanian Indonesia, namun julukannya sebagai Bapak Pembangunan sendri
adalah hal yang justru menjadi perdebatan karena saat itu hanya Jawa saja yang mengalami
kemajuan ekonomi, padahal Indonesia ini bukan hanya jawa , banyak daerah-daerah yang ingin
memisahkan diri ketika itu sampai pertumpahan darah.
Soeharto dan Rezim orde baru nya saat itu terkenal sangat minim sorotan media,
semuanya seolah berjalan sangat lancar. Namun pertanyaanya dimanaka demokrasi saat itu kalau
rakyat saja tidak berani berbicara? Jawabannya hanya siapa yang tahu, isu yang tersebar adalah
semua kegiatan mahasiswa sebagai salah satu penilai demokrasi pemerintahan saat itu dibuat
bungkam, mahasiswa ketika itu tidak boleh mengadakan kegiatan berbau politik.
Kejadian 1998 akhirnya Soeharto harus dibuat menyerah pada kekuasaan kerakyatan
yang paling tinggi dan menyerahkan jabatannya sebagai presiden karena takut kekacauan yang
terjadi akan lebih kacau lagi. Selama masa pemerintahannya Soeharto didampingi oleh istrinya
yang juga sama terkenalnya dengan Soeharto saat itu, sebagian mengatakan bahwa banyak
kebijakan Soeharto keluar dari mulut ibu Tien. Soeharto menyerahkan jabatannya sebagai
Presiden RI saat itu yang digantikan oleh BJ Habibie sebagai wakilnya.
2.2. Teori Kepribadian Psikodinamika Alfred Adler
a. Alfred Adler (Psikologi Individual)
Adler menjelaskan kepribadian yang menekankan pada sifat subjektif dari pencapaian
tujuan, kreativitas dari adaptasi psikologis manusia, sebagai keutuhan kepridian. Menurut Adler
manusia adalah mahluk yang sadar, sadar akan keberadaan dirinya dan sadar akan alasan dari
tingkah laku yang dimotivasi oleh tujuan hidup dan penghindaran nferioritasnya (dalam Feist &
Feist,2010). Adler adalah murid Freud namun dia mengembangkan gagasan yang jauh dari
gagasan Freud, Adler merupakan pengembangan psikodinamika yang lebih berorientasi pada ego
(kesadaran), karena manusia sadar akan tujuan dan berusaha menggunakan jiwa nya sebagai
bagian dari manusia yang independen tidak terkat dengan insting karena jiwa itu kreatif.
b. Oedipus Complex
- Freud :
-
c.
Menekankan pada kateksis seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis, kateksis permusuhan
terhadap orang tua sejenis.
Adler:
Perjuangan anak untuk mengatasi kelemahan dan inferioritasnya, atau disebut juga upaya anak
untuk mencapai superioritas dari seseorang atau ayahnya.
Dorongan/ TujuanS
Individu mencari kebahagian dengan memenuhi potensi-potensinya dengan mewujudkan
tujuan hidupnya tidak cukup dengan memuaskan dorongan (insting).
d. Inferioritas dan kompensasi
-
Inferioritas Organ: organ yang kurang baik perkembangannya yang paling cepat menyerah pada
tuntutan lingkungan , jika dihubungkan dengan keadaan psikisnya seseorang mungkin bisa
mengalami perasaan inferior karena inferiortas organ atau inferioritas pada bidang tertentu.
Perasaan inferior
Perasaan rendah diri yang muncul akibat mengalami kekurangan baik pada fisik maupun aspek
psikologi atau sosial yang dirasakan secara subjektif oleh diri sendiri ataupun yang terlihat secara
nyata di permukaan, contoh : catat tubuh.
e.
Perjuangan untuk sukses/ Mencapai Superioritas
Individu akan berjuang untuk mencapai superioritasnya, yang merupakan cara untuk
mengkompensasi inferioritasnya. Kekuatan perjuangan (Striving Force) tersebut dibawa individu
sejak lahir namun memerlukan pengembangan.
Tujuan akhir adalah hal yang diperjuangkan oleh manusia dan cara yang digunakan
untuk mencapai tujuannya tersebut membentuk suatu konsistensi yang akan menggambarkan
kepribadian individu (Feist & Feist, 2010).
f.
Daya Kreatif , Gaya Hidup dan Minat Sosial
Merupakan kemampuan individu untuk secara bebas membentuk perilaku dan
menciptakan kepribadian mereka. Setiap individu memiliki tujuan pribadi yang akan dicapainya
melalui daya kreatif. Gaya hidup adalah pendekatan yang secara konsisten digunakan individu
untuk mencapai tujuan dalam hidup. Gaya hidup diperoleh pada usia 4/5 tahun melalui
pengalaman pengasuhan pada masa kanak-kanak (Feist & Feist, 2010)
Adler mengatakan bahwa sebagian tingkah laku indvidu ini dimotivasi oleh minat sosial,
minat sosial adalah keinginan dalam diri seseorang untuk berkonsentrasi pada kesejahteraan
orang lain dan masyarakat (Feist & Feist, 2010). Adler mengatakan bahwa minat sosial yang
dimiliki seseorang berawal dari ibu dan anak-anak selama awal masa pertumbuhan. Cara orang
tua memberikan pengasuhan pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi minat sosial anak
ketika dewasa (Feist& Feist, 2010).
Individu yang tidak matang dan memiliki minat sosial rendah akan berpusat pada dirinya
sendiri dan berjuang untuk kepentingan pribadi dalam memperoleh superioritasnya. Sedangkan
tugas individu dalam perkembangan kepribadian adalah menghadapi berbagai macam tugas
kehidupan yang membutuhkan minat sosial. Tugas kehidupan diantaranya adalah tugas pekerjaan
yaitu menghasilkan pekerjaan yang bermanfaat bagi orang lain dan meningkatkan perkembangan
masyarakat, tugas kedua adalah tugas kemasyarakatan dimana individu diwajibkan bekerja satu
sama lain untuk membangun komunitas masyarakat/ dunia yang tujuannya untuk membuat
perbedaan positif dalam masyarakat.
g. Tipe Kepribadian
g.1. Rulling Dominant Type
Tipe asertif, agresif, dan aktif, sangat manipulatif dan menguasai situasi, namun minat
sosial nya rendah, bahayanya adalah aktivitas diarahkan pada hal-hal yang sifatnya anti sosial.
g.2. Getting Learning Type
Tipe yang mengharapkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, yang
akan menyediakan hal-hal terkait minat mereka. Mereka bersandar pada orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya.
g.3. Avoidant type
Cenderung menghindari masalah dan minat sosial rendah
g.4. Social Usefull Type
Merupakan tipe kepribadian yang paling sehat, apabila mendapatkan masalah seseorang
dengan tipe kepribadian ini akan menghadapinya secara langsung dan menyelesaikannya.
Berorientasi pada sosial dan siap untuk bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi tugastugas kehidupan.
h. Urutan kelahiran pada kepribadian
h.1. Anak Sulung
Mendapatkan perhatian sampai anak kedua lahir akhirnya harus berbagi kasih sayang. Dapat
membenci orang lain karena kasih sayangnya terambil, melindungi diri terhadap perubahan
nasib. Anak sulung menjadi mandiri karena orang tua mempersiapkannya sebelum adiknya lahir,
dan memiliki tanggung jawab yang besar, kecenderungannya adalah meraih lebih banyak prestasi
h.2. Anak Tunggal
Sangat manis dan penuh kasih sayang, cenderung mengembangkan kepribadian yang
mengikat untuk menarik perhatian orang lain.
BAB III
Analisis Kepribadian
Adler Menjawab Suharto Kecil
Jika dilihat dalam latar belakang keluarganya saat kecil, pada masa kanak-kanak
Soeharto tidak terlalu dekat dengan kedua orang tuanya. Ibunya bercerai dan menikah lagi
dengan ayah tirinya, pada usia 40 hari dia dititipkan pada seorang guru spiritual untuk dipelihara.
Usia 4 tahun dia tinggal dengan ibunya dan usia 8 tahun dia tinggal dengan bibi-nya. Soeharto
kecil yang beberapa kali mendapat peralihan pengasuhan dari guru spiritual, ibunya sampai ke
bibi-nya membuat inkonsistensi pengasuhan. Pada kepribadiannya ketidak konsistenan dari
pengasuhan ini akan berdampak pada bagaimana dia mengembangkan minat sosialnya, tujuan,
dan perasaan iferior yang akan berkembang menjadi keinginan pencapaian superioritas (Adler
dalam Feist & Feist, 2010).
Minat sosial pada diri Soeharto tergolong kurang optimal jika direlevansikan dengan teori
Adler, keadaan ini mungkin disebabkan karena sejak kecil dia tidak berada dalam pengasuhan
ibunya. Sebagaimana dikatakan oleh Adler bahwa minat sosial dalam diri individu ini berawal
dari relasinya dengan ibu pada masa pertumbuhan saat kanak-kanak, Soeharto saat kanak-kanak
hanya mendapat selang waktu 4 tahun dengan ibunya sebelum akhirnya tinggal dengan bibi nya.
Hal lainnya yang menyebabkan minat sosial Soeharto tidak berkembang optimal diantaranya
adalah pola pengasuhan yang tidak konsisten, saat bayi dia melewati pengasuhan dengan guru
spiritualnya sampai usia 4 tahun dia merasakan pengasuhan ibunya, dan ketika usia nya 8 tahun
dia bersama bibinya.
Soeharto dewasa memang terbilang sangat sukses, karir nya di militer yang cemerlang
dan akhirnya menduduki puncak kekuasaannya sebagai presiden merupakan kesuksesannya, lalu
dengan bukti-bukti demikian apakah kita bisa menggolongkan Soeharto pada pribadi dengan
minat sosial tinggi seperti yang dikatakan Adler bahwa ketika individu memiliki minat sosial
tinggi akan mampu melaksanakan tugas kemasyarakatannya untuk membangun masyarakat dan
suatu komunitas didala dunia? Belum tentu. Soehart memang menunjukkan kepeduliannya pada
publik dan rakyat Indonesia tapi untuk menggolongkannya pada minat sosial tinggi bukti
pembangunannya dirasa belum cukup karena mungkin saja motif dalam diri Soeharto bukan
semata-mata karena memperjuangkan publik tapi untuk kepentingan akan kekuasaannya saat itu.
Mengapa saya mengatakan Soeharto tidak memiliki minat sosial tinggi ? karena
seseorang dengan minat sosial tinggi tidak akan berjuang untuk dirinya sendiri semata-mata
karena pencapaian superioritas akan rasa rendah diri. Saya melihat segala jenis kebijakan
Soeharto kali itu terlahir untuk kepentingannya sendiri, contohnya membangun Indonesia dengan
ekonomi dengan menjual hasil-hasil tani saat itu dan mengikuti beberapa organisasi
perdagangan di tingkat dunia yang dilaksanakan PBB. Padahal sebelumnya presiden sebelum
Soeharto jelas-jelas menolak untuk bergabung dengan PBB atau organisasi sebelumnya dengan
beberapa alasan. Kebijakan itu tetap diambil Soeharto alhasil pembangunan yang terjadi saat itu
tidak merata, pembangunan yang sukses hanya didaerah jawa dan luar dari jawa pembangunan
hanyalah mitos. Hal lainnya adalah kebijakannya tentang perizinan untuk PT Freeport yang
sekarang menjadikan lahan Indonesia yang penuh dengan emas dan logam lainnya tereksploitasi
habis karena produksinya yang terus-menerus, padahal bung Karno jelas-jelas menolak bekerja
sama dengan Freeport sebelum masyarakat Indonesia sendiri siap untuk mengelolanya.
Keputusannya tetap akan bekerja sama dibuat Soeharto setelah dirinya resmi dinaikan
sebagai presiden, keputusan itu mungkin akan baik untuk karirnya sendiri sebagai presiden tapi
dampak bagi rakyat Indonesia sendiri malah buruk. Contohnya banyak rakyat sekitar kawasan
Freeport yang ditembaki karena mencoba menyair bubuk-bubuk emas yang ada di sungai kecil
tempat limbah produksi berada. Rakyat sekitar pabrik yang harusnya terjamin secara ekonomi
maupun keamanan malah dibuat miskin dan tidak berdaya oleh hasil keputusannya bekerja sama
dengan Freeport. Oleh karena itu saya merasa kalau tujuannya menjadi presiden dan berpolitik
saat itu bukan karena minat sosialnya yang tinggi tapi semata-mata karena keinginan pencapaian
tujuannya sebagai orang paling berkuasa saat itu. Seseorang dengan minat sosial yang tinggi
tidak akan hanya berorientasi pada pencapaian dan kesuksesan diri atau kelompoknya saja ,
tetapi untuk tujuan bersama. Bukti berikutnya adalah pembangunan yang dilakukannya yang
hanya dilakukannya di tanah jawa.
Soeharto kanak-kanak yang inferior dan Perjuangannya untuk Superioritasnya
Hal yang memungkinkan perasaan inferior yang dimiliki Soeharto adalah karena pengasuhan
sejak kecil yang dihabiskannya bukan dengan orang tuanya. Latar belakang keluarganya yang
hanya sebagai petani dan pembantu lurah mungkin menyebabkan sebagian dari diri Soeharto
yang Inferior. Selain itu Soeharto pada masa kanak-kanak hanya di sekolahkan di Sekolah Desa,
yang mungkin bukan tempat sekolah-sekolah elit yang didirikan Belanda karena Orang tuanya
hanya seorang petani, tidak ada latar belakang orang tua atau keluarga dari elit politik seperti
Bung Karno yang memang berasal dari keluarga dengan latar belakang politik islam yang
memberikan dukungan kepada Bung Karno kanak-kanak dan Bung Karno remaja untuk belajar
politik. Latar belakang keluarga, pendidikan dan pengasuhan yang berbeda jauh dari Soekarno
yang mungkin mendorong perasaan Inferior dalam diri Soeharto dalam kehidupan berpolitik dan
karirnya saat itu.
Perasaan inferior atau rendah diri bukan hanya disebabkan oleh keterbatasan fisik yang
jelas terlihat, tapi bisa karena pemikiran subjektif diri sendiri yang menganggap self nya
mempunyai kekurangan (Adler dalam Feist & Feist, 2010). Perasaan inferior yang dimiliki
seseorang akan mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu guna mencapai superioritas,
pencapaian akan keadaan superioritas adalah kompensasi terhadap kekurangannya. Pencapaian
akan superioritas ini dapat berupa tujuan yang ingin dicapai yang melibatkan cara untuk
mencapainya, bagaimana cara mencapainya ini akan membentuk suatu konsistensi yang
berwujud kepribadian.
Pencapaian Superioritas Soeharto
Keinginan untuk menjadi superioritas sudah terlihat dari ketika dia remaja ketika ia
mulai mempelajari pelajaran filsafat agama dan pembukuan, di mana dia merasa kurang di dalam
hal tersebut karena di dalam sekolahnya ia tidak mendapatkan pelajaran mengenai pembukuan
dan sebagainya. Perjalanannya dalam meraih superioritasnya ditunjukkan dengan proses pertama
yang dia lalui yaitu memasukki sekolah militer, karir Soeharto dalam dunia militer dilaluinya
dengan sungguh-sungguh dimulai dari awal pendidikan Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit
teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Lulus dengan predikat
terbaik Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober.
Kesungguhan Soeharto dalam pencapaian superioritasnya ditunjukkan dengan
perkembangan karirnya setelah lulus sebagai TNI. memulai sebagai sersan tentara KNIL,
kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon
berpangkat Letnan Kolonel. Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut
kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi
Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala
(pembebasan Irian Barat). Pencapaiannya yang terus menaik seperti anak tangga ini
memperlihatkan bagaimana kompensasinya terhadap inferioritasnya terhadap identitas di
kehidupan masa kanak-kanaknya yang hanya sebagai anak desa yang lugu dengan
pencapaiannya dan prestasinya di dunia militer yang menjadikan dirinya Jendral besar dan
tercatat dalam sejarah.
Jejak Hitam kepribadian Soeharto
Dalam pencapaian akan superioritasnya kepribadian Soeharto sedikitnya menyisakan
kesan bahwa sebagai Jendral saat itu kesetian dan sikap komitmen tinggi ditunjukkannya.
Namun tidak sesuai kenyataanya, Soeharto memiliki sisi gelap dari kepribadiannya yang
mendorongnya memiliki tujuan dan kompleksitas saat mencapai superioritasnya. Tujuannya
tidak lagi untuk kepentingan bersama saat itu terlebih karena pengalaman masa kecil yang
mendorong minat sosialnya sebagai dasar kepribadian berkembang sehat tidak berkembang
dengan optimal.
Rasa tidak terimanya terhadap inferioritas keluarganya dan pengalaman masa kecilnya
yang kurang secara emosional dengan orang tuanya membuat minat sosialnya terarah untuk
superioritas pribadi seperti yang dikatakan pada paragraf sebelumnya. Superioritas pribadi ini
menagarahkan Soeharto pada keinginan akan kekuasaan politik. Saat kekacauan yang terjadi
pada angkatan darat karena ingin turut serta dalam perpolitikan saat itu, sisi gelap Soeharto
mulai terlihat. Kekacauan yang terjadi pada angkatan darat tersebut disebut-sebut didalangi oleh
negara barat yang ingin menghancurkan Soekarno saat itu, puncaknya adalah ketika
SUPERSEMAR keluar dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden saat itu. SUPERSEMAR
isinya diragukan saat itu terkait pemindahan kekuasaan atau perintah untuk menjaga stabilitas.
Soeharto berhianat pada Soekarno saat itu, Adler mengatakan bahwa semua bisa dilakukan
seseorang untuk mencapai tujuan dan superioritasnya. Caranya yang sedikit licik mungkin
disebabkan oleh minat sosial nya yang memang rendah , dikatakan ketika seseorang memiliki
minat sosial rendah maka tujuannya hanya terarah pada pencapaian pribadi.
Kebijakan-kebijakan Soeharto dan Kaitannya dengan Kepribadiannya
Kepribadian seorang individu yang berperan sebagai pemimpin akan mempengaruhi
pengambilan kebijakan pada pemerintahannya. Sebagai individu politik, seperti kata
Budiarjo(2006) dalam buku saku psikologi Politik M Faisal(2013 ) mengatakan bahwa ilmu
politik adalah tentang kebijakan, keputusan negara dan kekuasaan, dimana pasti terdapat mahluk
politiknya yang memiliki lima unsur yaitu kognisi, sikap, nilai, identitas, emosi, maka
menjelaskan bahwa pribadi individu sebagai politik dengan kepribadiannya berpengaruh pada
keputusan yang di ambil.
Kepribadian Soeharto dengan minat sosial rendah dan lebih terfokus pada pencapaian
superioritas pribadi mempengaruhi beberapa kebijakan yang lahir saat itu. Diantaranya
kebijakannya akan pembangunan ekonomi melalui tani dikeluarkannya karena sebelumnya dia
merasa inferior karena latar belakang keluarganya dan dibesarkan oleh orang tua dengan latar
belakang petani, menurut saya kebijakannya itu hanya akan memberikan dampak pada dunia
bahwa pembangunan Indonesia yang baik itu dengan membangun ekonomi Indonesia melalui
tani, hal yang membuatnya inferior diubah menjadi kekuatannya untuk mencapai superioritas
saat itu dan pengakuan dari masyarakat jawa. Penyebab dari itu semua superioritasnya sebagai
presiden diakui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang memang populasi nya lebih
banyak di Jawa, terlebih mayoritas masyarakat jawa hidup dengan bertani ketika itu. Minat
sosialnya hanya diarahkan pada petani yang dilatar belakangi oleh penyebab inferioritas yang
terbentuk pada diri Soeharto pada masa kanak-kanak.
Kebijakan kedua adalah saat menerima kontrak kerja sama dengan PT Freeport yang
menjadi perusahaan paling menyengsarakan rakyat sekitar sampai sekarang memperlihatkan
bukti bahwa minat sosial Soeharto sangat rendah. Jika saja minat sosialnya tinggi Soeharto
mungkin akan memilih untuk menolak kerja sama dan membuat sumber daya berupa emas itu
diolah bersama-sama saat itu. Namun hal ini terjadi karena kompensasi atas inferioritasnya dulu,
jika berdasarkan teori Adler saya mengambil asumsi jika saja waktu itu minat sosial Soeharto
berkembang dengan baik mungkin saja sisi gelap dalam diri Soeharto ini tidak akan muncul
dalam kepribadiannya dan meminta untuk diberikan kompensasi pada saat dewasa.
Kebijakan membungkap mahasiswa waktu itu menujukkan bahwa Soeharto sangat
menjaga harga dirinya. Menjaga harga dirinya adalah upayanya agar superioritas dalam dirinya
bisa terus dipertahankan. Ketika masa pemerintahannya ada satu kebijakan dimana aktivitas
mahasiswa sangat dibatasi terutama yang berbau politik, Soeharto menyadari bahwa kedaulatan
paling tinggi ada di tangan rakyat dan dia mencoba cara yang mungkin bisa dibilang kreatif
dengan membisukan mahasiswa, surat kabar, dan media pemberitaan lainnya, tidak boleh ada
yang berbicara masalah politik ketika itu meskipun korupsi dan kejahatannya sudah tercium
kemana-mana. Semua yang melanggar tidak tanggung-tanggung akan dibunuh. Soeharto
memiliki tingkat kecemasan yang diluar batas ketika terkait harga dirinya sebagai presiden saat
itu. Semua hal yang mengancam superioritas nya dihindarkan untuk terjadi dengan berbagai
kebijakannya.
Perlu digaris bawahi dalam bahasan paragraf sebelumnya adalah bagaimana kepribadian
salah satu orang saja ketika dia menjadi seorang pemimpin dapat mempengaruhi kebijakan yang
diambil, dan kebijakan ini dapat memberikan dampak juga bagi masyarakat lainnya.
BAGAIMANA TIPE KEPRIBADIAN SOEHARTO MENURUT ADLER?
Bahasan sebelumnya menjelaskan tentang bagaimana dinamika kepribadian Soeharto
yang menghasilkan kesimpulan bahwa Soeharto memiliki minat sosial rendah dimulai
dipengaruhi oleh setiap dinamika perkembangan yang terjadi pada masa sebelumnya, pada
bahasan kali ini penulis mencoba mengklasifikasikan tipe kepribadian Soeharto berdasarkan tipe
kepribadian yang dikemukakan Adler. Penulis mengklasifikasikannya berdasarkan hasil dari
dinamika kepribadiannya selama usia perkembangannya yaitu minat sosial rendah dan
orientasinya pada pencapaian superioritas pribadi yang tinggi.
Dari hasil study literatur dan analisis terhadap dinamika perkembangan kepribadian pada
paragraf sebelumnya menghasilkan satu kesimpulan yang diambil penulis tentang tipe
kepribadian. Penulis mengklasifikasikan kepribadian Soeharto kedalam tipe kepribadian Rulling
Domminant Type , dalam tipe ini seseorang akan memiliki trait agresif, asertif dan aktif , tipikal
manipulatif karena kemampuannya untuk memahami situasi dan kehidupan orang-orang
didalamnya, namun minat sosial yang rendah membuat aktivitasnya terarah pada sesuatu yang
sifatnya anti sosial dan kepentingan diri sendiri.
Tipe ini tepat untuk mengklasifikasikan Soeharto didalamnya , karena Soeharto memang
cerdik beliau mampu membaca setiap situasi yang menguntungkan dirinya saat itu. Situasi
pertama adalah kesempatan masuk sekolah militer karena saat itu Indonesia dalam posisi dijajah
oleh Belanda dan untuk mencapai superioritasnya dia harus masuk sekolah militer, kedua adalah
mengambil kepercayaan dari bung Karno melalui perlindungan militer, dan melihat kesempatan
untuk memanipulasi isi SUPERSEMAR saat kepercayaan rakyat terhadap bung Karno mulai
menurun saat itu guna pencapaian superioritasnya. Setelah itu upayanya dalam membaca situasi
pun diperlihatkan olehnya saat Indonesia sedang mengalami keterpurukan ekonomi Soeharto
membangun Jawa melalui Ekonomi Pertanian yang kelak melahirkan julukannya sebagai Bapak
Pembangunan, tidak ada yang sadar saat itu kalau daerah lain ada yang tidak tersentuh
pembangunan dan ingin keluar dari Indonesia karena media pemberitaan dibungkam saat itu.
Minat sosialnya yang rendah mendorong Soeharto yang agresif untuk mencari perjuangan
atas superioritas pribadi saat itu. Karena minat sosial itu pun seseorang tidak akan mampu secara
optimal untuk selesaikan tugas kehidupan salah satunya adalah tugas kemasyarakatan.
Didalamnya termasuk bekerja sama satu sama lain dan menmbangun suatu komunitas
masyarakat dunia, tugas ini kurang optimal dilakukannya karena pembangunan saat itu hanya
ditunjukkannya untuk kompensasi inferioritasnya, entahlah ini hanya pendapat saya melihat dari
grafik pembangunan yang tidak merata.
KEPRIBADIAN BERDASARKAN URUTAN KELAHIRAN
Adler dalam Feist&Feist (2010) mengemukakan kepribadian seseorang berdasarkan
urutan kelahiran. Berdasarkan urutan kelahiran Soeharto merupakan anak tunggal dari urutan
kelahiran ini dapat disimpulakn beberap hal di mana posisinya sebagai seorang anak tunggal
yang mewakili sifat positif seperti seorang yang bertanggung jawab dan organisator yang baik,
ini terbukti dengan kompetensinya yang dapat menjadi seorang presiden dan perwira militer dan
sifat negatif yang turun adalah masalah takut kehilangan nasib baik yang berarti ia selalu curiga
dengan orang lain dan ia berusaha untuk menaklukan oraang yang menghalanginya. Posisi
sebagai anak tunggal ia mewarisis beberapa sifat negatif anatara lain ia selalu merasa dirinya
benar dan tidak mau disalahakan, ini adalah salah satu ciri diktator yang otoriter, semua hal yang
dilakakuan oleh dia dalah sesuatu hal yang benar.
Selain itu kecenderungan yang tidak bisa terlupakan sebagai anak tunggal Adler dalam
Feist & Feist (2010) adalah anak tunggal adalah anak yang sangat manis dan penuh kasih sayang,
karena itu anak tunggal cenderung mengembangkan perilaku yang memikat agar tampak
menarik bagi orang lain, hal ini ditunjukkan Soeharto yang selalu terlihat tekun dalam
mempelajari sesuatu, ketekunannya saat dalam dunia militer sampai menjadikannya jendral
kepercayaan saat itu dan sebutan bapak pembangunan yang ditunjukan saat itu karena telah
berhasil membangun Indonesia melalui ekonomi pertanian.
BAB IV
Kesimpulan & Diskusi
a. Kesimpulan
Soeharto memiliki tipe kepribadian rulling domminant type dengan minat sosial rendah
yang ditunjukkan lewat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya saat menjabat menjadi
presiden. Kebijakannya hanya memberikan dampak bagi superioritas pribadinya dan tidak
menekankan pada kebersamaan seperti yang digambarkan Adler ketika individu memiliki minat
sosial tinggi. Minat sosial ini adalah dasar individu berkembang dan membentuk kepribadian
sehat. Minat sosial rendah ini diperoleh Soeharto karena tidak mendapatkan pembelajaran
optimal tentang minat sosial pada masa kanak-kanak. Dikatakan bahwa minat sosial ini diperoleh
saat kanak-kanak dan ibu memiliki peranan sentral untuk membentuk minat sosial dan
mendorong minat sosial anak untuk keluar. Namun, pada kasus ini masa kanak-kanak Soeharto
mengharuskannya berganti pola pengasuhan dan ketidak konsistenan ini mendorong ikatan
emosional tidak terjalin dalam diri Soeharto terhadap keluarganya , sehingga yang seharusnya
keluarga menstimulasi perkembangan minat sosialnya menjadi tidak.
Soeharto berkembang dengan dinamika yang sesuai dikatakan Adler yaitu mencapai
superioritas dan tujuannya sebagai kompensasi dari inferioritasnya. Namun sayangnya hal ini
tidak diimbangi oleh minat sosial yang baik sehingga kompensasi ini lebih mengarah pada
superioritas pribadi. Terlebih catatan Soeharto ada pada kehidupan politik yang didalamnya tidak
selalu baik. Hasil dari hal tersebut Soeharto menurut saya menjadi tidak mampu melaksanakan
tugas kehidupannya yang lebih luas yaitu tugas kemasyarakatan sebagaimana definisi, karena
keadaan Indonesia justru semakin memburuk setelah Soeharto turun. Angka korupsi, makin
banyaknnya raksasa-raksasa jahat dari barat datang untuk mengeksploitasi sumberdaya di
Indonesia. Kepemimpinannya menghasilkan satu luka pada beberapa orang, menghasilkan
kekaguman pada beberapa orang yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana kita memandang
sisi gelap dari kepribadian seseorang saat ini adalah manifestasi dari perkembangannya saat
kanak-kanak.
Diskusi
Kesulitan saat melakukan diagnosis ini adalah saat memposisikan diri saya sebagai
psikolog yang netral yang harus memandang suatu masalah bukan hitam dan putih melainkan
abu-abu. Namun menjadi tantangan tersendiri ketika saya harus mendiagnosis kepribadian tokoh
nasional yang saya benci, Soeharto. Soeharto bisa dibilang adalah tokoh nasional yang sangat
saya benci, namun ketika membicarakan diagnosis yang tujuannya adalah memberikan perbaikan
kualitas hidup bagi seseorang maka yang pertama dilakukan adalah bagaimana kita
memposisikan diri kita senetral mungkin.
Hal terpenting yang dihasilkan ternyata prior knowledge atau pengetahuan awal saya
tentang sosok Soeharto dan Skema saya tentang Soeharto bisa mempengaruhi saya saat
melakukan diagnosis kepribadiannya. Skema kognitif saya yang telah membentuk kesan negatif
tentang Soeharto akan berpengaruh pada analisis kepribadian yang saya buat.
Terpenting dalam bahasan kali ini adalah bahwasanya ketika seseorang memiliki sisi
gelap dari kepribadiannya, jika memang tujuan kita adalah perbaikan kualitas kehidupan maka
tidak ada salahnya itu diungkap. Karena kepribadian bukan hal yang saja terlihat namun sisi
yang tidak terlihat pun akan jadi kepribadian dan mungkin lebih dominan. Semua yang
ditampilkan saat ini mungkin saja terkaitan dengan masa kanak-kanaknya yang kurang
memberikan kesempatan kepada diri nya untuk berkembang secara optimal. Lalu ketika itu
terjadi hal terpenting yang diperlukan adalah informasi dan pemahaman yang komprehensif lalu
penanganan yang optimal dari informasi yang didapat.
-
Daftar Pustaka
Feist, J. & Feist,G.J. 2009. Theory of personality (Ed. 7). New York: Mc Graw-Hill