DAMPAK KEBERADAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAILI

  

DAMPAK KEBERADAAN PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAILI

  1

  2

  2 Siti Anugrah Julianti , Jamaluddin , dan Amiruddin

  1

  2 Mahasiswa Pendidikan Geografi Dosen Pendidikan Geografi

  Program Studi Penddikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi masyarakat di

Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili. Unit Analisisnya adalah informan kunci yaitu masyarakat dan

informan pendukung yaitu tokoh masyarakat dan kepala desa. Metode yang digunakan deskriptif.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi Teknik

Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PLTU di

Kelurahan Panau berdampak kepada kehidupan sosial yaitu polusi dan debu yang dihasilkan oleh

aktivitas PLTU di Kelurahan Panau dan mengganggu kesehatan masyarakat sekitar seperti gangguan

pernafasan serta menimbulkan suara kebisingan. Dari dampak ekonomi yaitu pendapatan nelayan

menurun akibat telah tercemarnya pesisir pantai di Kelurahan Panau. Selain itu terdapat keuntungan

bagi pedagang yang berjualan di area sekitar PLTU di Kelurahan Panau, memberikan keuntungan

bagi masyarakat yang membuka usaha rumah sewa dan kos-kosan untuk karyawan PLTU yang

berasal dari luar kecamatan Tawaili. Dampak Positif keberadaan PLTU di Kelurahan Panau

memberikan peluang kerja meskipun menjadi buruh kasar, menambah pendapatan serta menambah

peluang usaha. Dampak negatif masyarakat sekitar lokasi PLTU merasa sangat tergganggu dan

merasa tidak nyaman dengan adanya dampak yang ditimbulkan seperti bisingnya suara mesin,

polusi yang disebabkan oleh debu batu bara, dan limbah yang mengalir ke arah laut.

  Kata kunci : Dampak PLTU, Kondisi Sosial Ekonomi

ABSTRACT

  This research aims at describing Socio-economic Condition of People in Panau, Tawaili

District. The analysis units of the research are people in Panau as the key informants and as

supporting informants, they are public figures and the headman of Panau. The researcher uses

descriptive method. Observation, interview, and documentation are used as the instruments in

collecting data. The researcher uses qualitative descriptive as technique of data analysis. The result

of the research shows that Steam Electricity Power Plant in Panau affects peoples’social life. It

produces pollution and dust that affects people’s health. It damages respiration system and also

produces unnecessary noises. In economic effects, the outcome of fisherman is drastically decreased

because the coast in Panau has been tainted. Moreover, it brings profits to trader around the Steam

Electricity Power Plant, and also the advantage of rented houses for employee of the Steam

Electricity Power Plant employee. The positive effects of the existence of the Steam Electricity

Power Plant are: (1) it gives job opportunities despite being a manual laborer, (2) it increases the

outcome of the trader and business opportunities. The negative effects are: (1) people around the

Steam Electricity Power Plant are uncomfortable because the noises produced by the machine is not

friendly to their ears, (2) it produces pollution of the coal dust, (3) its waste flows directly to the sea.

  Keyowords: Steam Electricity Power Plant Effects, Socio-economic Condition PENDAHULUAN

  Provinsi Sulawesi Tengah memiliki sumber daya Alam yang cukup melimpah akan tetapi, perubahan penduduk semakin meningkat, maka daya pemakaian listrik pun semakin meningkat pula. Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah dalam pembangunan PLTU mempunyai maksud dan tujuan untuk pembangunan daerah serta mengatasi kekurangan pasokan listrik. Sejalan dengan pembangunan PLTU. Pembangunan PLTU pada tahun 2004 di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili Kota Palu, Merupakan pusat tenaga listrik yang didirikan oleh pemerintah dengan bantuan perusahaan swasta yang bertujuan untuk memenuhi kebetuhan listrik di kelurahan panau dan sekitarnya.

  Lokasi pembangunan PLTU dulunya lahan pertanian masyarakat, namun sejak tahun 2002 pemerintah mengalihfungsikan lahan pertanian masyarakat menjadi kawasan industri dengan membayar ganti rugi, sehingga banyak penduduk yang mulai meninggalkan pekerjaan sebagai petani dan menjadi buruh di PLTU. Mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar nelayan dan petani tentunya mengalami banyak perubahan, karena di dalam pembangunan PLTU sendiri memerlukan banyak lahan dan sektor yang tergusur adalah sektor pertanian. Meskipun dalam proses pengalihan lahan setiap individu atau pemilik lahan sudah mendapatkan uang pengganti, tetapi hal tersebut masih membebani setiap para masyarakat yang harus beralih profesi.

  Keberadaan PLTU ini tentunya memberikan pengaruh positif antara lain adalah penyerapan tenaga kerja, dampak terhadap bidang ekonomi tentu saja sangat berpengaruh positif, tingkat pendapatan yang semakin meningkat. Keadaan masyarakat Kelurahan Panau tentunya mengalami banyak perubahan, dari segi pendapatan meningkat dan mendapatkan pekerjaan yang mapan.

  Masyarakat Kelurahan Panau yang dulunya mengandalkan pendapatan dari nelayan dan bertani, setelah adanya PLTU masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dari bidang mata pencaharian lainnya saja. Misalnya dengan adanya PLTU masyarakat sekitar memanfaatkan untuk berwirausaha seperti mendirikan rumah makan, menyewakan rumah atau mendirikan tempat kost untuk karyawan PLTU dan masyarakat juga bisa menjadi pekerja di dalam PLTU itu sendiri, tetapi kebanyakan masyarakat sekitar PLTU hanya mampu bekerja sebagai pegawai kasar dan tidak menduduki jabatan tinggi, hal tersebut hanya dialami beberapa persen masyarakat, atau tidak secara keseluruhan.

  Dampak negatif yang ditimbulkan dari keberadaan PLTU tersebut, antara lain adanya polusi udara yang dihasilkan dari PLTU, getaran mesin, radiasi yang merupakan suara bising yang dihasilkan dari kipas pendingin yang berkapasitas besar, limbah batu bara sisa bahan bakar utama mesin PLTU, selain limbah cair yang dihasilkan oleh PLTU berakibat kepada masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, karena biota laut yang semakin langkah yang berpengaruh kepada kehidupan nelayan-nelayan kecil.

  Nelayan-nelayan kecil menjadi sulit untuk menangkap ikan, karena di pesisir pantai sudah dicemari oleh air limbah panas yang di hasilkan oleh PLTU. Karena sebelum adanya PLTU nelayan-nelayan kecil dengan mudahnya mencari ikan di pesisir pantai Tawaili, namun ketika berdirinya PLTU tawaili nelayan-nelayan kecil kesulitan mencari ikan, sehingga masyarakat sekitar yang memiliki modal yang cukup, beralih profesi sebagai pedagang kecil dan membuka rumah sewa untuk di kontrakkan kepada karyawan PLTU yang berasal dari luar Kecamatan Tawaili.

  Jika yang tidak memiliki dana yang cukup akan tetap menjadi nelayan yang bekerja dengan menggunakan perahu dan petani bekerja dilahan pertanian milik masyarakat sekitar. dan juga keberadaan para pegawai PLTU dari luar daerah yang ditakutkan memberi dampak negatif terhadap warga masyarakat setempat, seperti timbulnya sikap yang menyimpang serta gaya hidup yang bertentangan terhadap masyarakat sekitar.

  Sejak beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), memberikan nuansa yang lain dalam kehidupan masyarakat Kelurahan Panau. Masyarakat Kelurahan Panau sebelum adanya PLTU, merupakan masyarakat yang mempunyai nilai keyakinan dan ikatan sosial yang tinggi. Seperti pengalaman ajaran agama yang dijadikan tolak ukur dalam ikatan adat-istiadat. Masyarakat Kelurahan Panau, selain taat kepada ajaran agamanya juga memiliki kaidah sosial yang dijunjung tinggi seperti kerja sama dan gotong royong. Pergaulan dalam masyarakat Kelurahan Panau sebelum adanya PLTU dapat dipastikan berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang telah menjadi kesepakatan bersama. (Sumber : hasil wawancara nelayan di sekitar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) kelurahan panau kecamatan tawaili).

  Hasil observasi awal, peneliti menemukan masalah yaitu penangkapan ikan yang sulit sehingga pendapatan nelayan menjadi berkurang, karena terumbu karang yang merupakan tempat tinggal ikan telah rusak akibat limbah yang di buang ke laut. terumbu karang adalah makhluk yang sensitif terhadap lingkungan. Ruang kerja petani juga menjadi sempit, karena lahan pertanian sudah di jual kepada pihak PLTU Tawaili untuk proyek pembangunan PLTU tawaili. Terkait dengan adanya pembangunan PLTU di Kelurahan Panau, dampak negatif terhadap wilayah pesisir dan laut antara lain adanya perubahan kesimbangan garis pantai baik pada konstruksi maupun komponen fisik kimia, penurunan kualitas air laut mulai dari kegiatan pembangunan PLTU sampai dengan operasional, serta terganggunya biota laut dengan adanya perubahan keseimbangan ekosistem perairan.

  Kontroversi mengenai keberadan PLTU di Kelurahan Panau adalah wajar karena kekhawatiran akan dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan, utamanya sebagai sumber mata pencaharian masyarakat nelayan. Namun demikian, perlu ditelusuri lebih objektif bahaya PLTU sehingga menimbulkan polemik, penelusuran ini menjadi penting, karena partisipasi masyarakat dalam memberikan pendapat mengenai hal yang berkaitan langsung dengan keselamatan jiwa banyak orang akan membuahkan keiklasan masyarakat untuk mendukung keberadaan PLTU.

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Menurut Sugiyono (2012) mendefinisikan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganilisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

  Lokasi dalam penelitian ini terletak di kelurahan Panau, Kecamatan Tawaili secara geografis dan demografis Kelurahan Panau memiliki luas wilayah 1.213 km/Ha, jarak antara Kelurahan Panau dengan pusat Kecamatan Tawaili 2 Km, jarak antara Kelurahan Panau dan Pusat Kota Palu kurang lebih 12 Km dan jarak Kelurahan dengan Provinsi sekitar 12 Km. Ketinggian 50 MDPL.

  Unit analisis dalam penelitian adalah masyarakat yang terkena dampak keberadaan PLTU di Kelurahan Panau . Dalam pengertian yang lain, Unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau komponen yang diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga.

  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang berasal dari instansi terkait baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat berupa observasi, wawancara mendalam (in depth interview). Untuk evaluasi dilakukan pengukuran terhadap aspek tertentu sebagai umpan baliknya. Salah satu teknik pengumpulan data melalui wawancara adalah wawancara terstruktur di mana format masalah yang akan diteliti telah ditentukan yang dapat berupa jawaban terbuka maupun disertai dengan jawaban tertutup.

  Analisis data diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan peneliti. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis, sehingga nantinya akan menghasilkan kesimpulan yang akan dipertanggung jawabkan kebenarannya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Perekonomian masyarakat di Kelurahan Panau terdiri dari hasil pertanian dan nelayan. Pertanian dan perikanan adalah mata pencaharian turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Panau. Perkembangan ekonomi masyarakat Kelurahan Panau belum mengalami perubahan yang diharapkan oleh masyarakat yang bekerja sebagai nelayan dan petani, karena sebagian besar masyarakat Kelurahan Panau menggantungkan kebutuhan hidupnya pada hasil laut dan pertanian yang diperoleh setiap harinya. Akan tetapi dengan adanya bangunan PLTU di Kelurahan Panau tentunya akan berdampak pada sosial ekonomi masyarakat.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan PLTU di Kelurahan Panau berdampak kepada kehidupan sosial yaitu polusi dan debu yang dihasilkan oleh aktivitas PLTU di Kelurahan Panau mengganggu kesehatan masyarakat sekitar seperti gangguan pernafasan dan menimbulkan suara kebisingan. Dari dampak ekonomi yaitu pendapatan nelayan menurun akibat telah tercemarnya pesisir pantai di Kelurahan Panau, selain itu terdapat keuntungan bagi pedagang yang berjualan di area sekitar PLTU di Kelurahan Panau memberikan keuntungan bagi masyarakat yang membuka usaha rumah sewa dan kos-kosan untuk karyawan PLTU yang berasal dari luar kecamatan Tawaili.

  Selain itu terbukalah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Panau khususnya bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi PLTU di Kelurahan Panau. Mereka bisa bekerja di perusahaan itu walau hanya sebagai pekerja kasar. dan setiap pekerja yang bekerja pada perusahaan PLTU Panau akan mendapatkan jaminan kesehatan dari perusahaan selama menjadi pekerja. Selain masyarakat yang senang dengan adanya perusahaan PLTU Panau ada juga masyarakat yang tidak merasa nyaman dengan adanya dampak sosial yang dihasilkan oleh PLTU. Selain dengan masalah dampak sosial yang di hasilkan oleh PLTU Panau masyarakat yang bertempat tinggal dilokasi PLTU Panau juga mengharapkan jaminan sosial seperti yang di dapatkan oleh karyawan perusahaan PLTU Panau.

  Pembangunan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan pembangunan di satu pihak menghadapi permasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertambahan yang tinggi, tetapi dilain pihak ketersediaan sumber daya alam bersifat terbatas. Kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk meningkatkan permintaan atas sumber daya alam, sehingga timbul tekanan terhadap sumber daya alam. Oleh karena itu, pendayagunaan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan genarasi masa depan harus disertai dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan demikian, pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan adalah pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.

  Pengamatan peneliti saat berada di tempat penelitian bahwa perkembangan ekonomi masyarakat Kelurahan Panau belum ada perubahan khususnya bagi masyarakat yang bekerja sebagai nelayan dan petani, namun bagi masyarakat yang membuka usaha dengan berjualan di area PLTU Kelurahan Panau telah mengalami perubahan ekonomi walaupun tidak meningkat secara pesat. Selain itu masyarakat yang beberapa masyarakat lokal yang bekerja di bagian Staff tidak banyak. Dari hasil temuan dilapangan bahwa sebenarnya tidak banyak masyarakat lokal yang diberikan kesempatan untuk bekerja, karena karyawan tetap semua berasal dari luar Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili seperti dari daerah Surabaya dan Makassar. Jika dilihat bahwa sebenarnya masyarakat lokal mempunyai berbagai macam kemampuan, keterampilan dan pengetahuan, seperti ahli pembukuan, ahli mekanik dan ahli dalam pengoperasian komputer.

  Sebenarnya masyarakat lokal mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan keahlian untuk semua yang diperlukan oleh PLTU Kelurahan Panau, namun saat ini masyarakat sekitar tidak dapat terserap secara maksimal oleh PLTU Kelurahan Panau sebagian besar masyarakat lokal yang bekerja di PLTU Kelurahan Panau hanya sebagai karyawan kontrak seperti cleaning service sebanyak 17orang dan security sebanyak 8 orang. Semua karyawan yang diserap oleh PLTU Panau dilihat dari latar belakang pendidikan serta kemampuan yang dimilikinya.

  Keadaan umum untuk masyarakat di Negara berkembang adalah rendahnya pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan baik secara lansgung atau tidak langsung dari pembangungan akan memberikan dampak yang berarti. Sering ada proyek yang melayani sendiri kebutuhan-kebutuhan sehari-hari dari pegawainya dan membuat kompleks perumahan dan fasilitas lain sendiri. Kebijaksanaan ini sebenarnya mengurangi dampak positif dari perekonomian masyarakat dan secara tidak sadar membuat tembok pemisah yang tidak terlihat dengan masyarakat setempat, sering juga disebut sebagai masyarakat modern yang tersaing. Hal ini akan memberikan dampak negatif pada interaksi karyawan pada proyek masyarakat setempat.

  Pendapatan masyarakat Kelurahan Panau yang terkena dampak langsung tentunya belum mengalami perubahan peningkatan, terlebih untuk masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan yang mengalami kemerosotan hasil tangkapan ikan yang berpengaruh kepada pendapatan masyarakat. Hasil penangkapan para nelayan sebelum adanya PLTU Kelurahan Panau yakni dengan modal Rp 200.000,- bisa mendapatkan hasil Rp 1.000.000,- namun setelah adanya PLTU Kel u rah an P anau menurun menjadi Rp 400.000,-. Melalui tanggung jawab sosial yang dijalankan, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang.

  Dampak positif dan negatif dari adanya keberadaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah:

  a. Dampak Positif Berdirinya PLTU di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam masyarakat. Warga yang dulunya sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan petani sekarang lebih senang bekerja di PLTU di Kelurahan Panau meskipum hanya sebagai tenaga kerja kasar. Selain itu berdirinya PLTU di Kelurahan Panau juga menyebabkan usaha jasa seperti kos-kosan dan warung-warung yang bertujuan menyediakan kebutuhan warga pendatang yang bekerja di PLTU yang berasal dari luar kecamatan Tawaili. Selain itu terbukalah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Panau khususnya bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi PLTU di Kelurahan Panau serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

  b. Dampak Negatif Berdirinya PLTU di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili tentu tidak lepas dari dampak negatif yang dtimbulkan kepada masyarakat sekitarnya, dampak keberadaan

  Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sangat berpengaruh terhadap dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat yang hidup di sekitar PLTU dan menimbulkan kebisingan suara serta gangguan pernafasan.

  PENUTUP Kesimpulan

  Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kelurahan Panau masyarakat di Kecamatan Tawaili, menunjukan bahwa keberadaan PLTU di Kelurahan Panau berdampak kepada kehidupan sosial yaitu polusi dan debu yang dihasilkan oleh aktivitas PLTU di Kelurahan Panau mengganggu kesehatan masyarakat sekitar seperti gangguan pernafasan dan menimbulkn suara kebisingan. Dari dampak ekonomi yaitu pendapatan nelayan menurun akibat telah tercemarnya pesisir pantai di Kelurahan Panau, selain itu terdapat keuntungan bagi pedagang yang berjualan di area sekitar PLTU di Kelurahan Panau memberikan keuntungan bagi masyarakat yang membuka usaha rumah sewa dan kos-kosan untuk karyawan PLTU yang berasal dari luar kecamatan Tawaili. Selain itu terbukalah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Panau khususnya bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi PLTU di Kelurahan Panau.

  Saran

  1. Bagi Pihak Perusahaan PLTU Kelurahan Panau agar dapat segera memberikan jaminan sosial yang telah dijanjikan pada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi PLTU dan sangat merasakan dampak yang dihasilkan dari perusahaan tersebut.

  2. Bagi Pemerintah Kecamatan Tawaili agar dapat memberikan tempat tinggal bagi masyarakat yang jauh dari jangkauan perusahaan PLTU Kelurahan Panau agar tidak akan lagi merasakan dampak sosial dari perusahaan tersebut.

  3. Menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat diadakan penanaman pohon.

  Dari pihak PLTU Kelurahan Panau dan Pemerintah Desa bersama-sama untuk mengurangi dampak terhadap kualitas udara dan cuaca yang ada.

  4. Peredap suara agar tidak menimbulkan kebisingan, dan pembukaan lahan terbuka hijau yang produktif atau lahan pertanian sebagai wujud ganti rugi.

  5. Untuk masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi PLTU Kelurahan Panau dan yang sangat merasakan dampak yang dihasilkan dari perusahaan tersebut agar dapat sabar dan menerima kondisi saat ini yang belum juga mendapatkan sentuhan dari pihak Pemerintah maupun Pihak Perusahaan PLTU Kelurahan Panau.

DAFTAR RUJUKAN

  Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. BKKBN.(1996). Panduan Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam Rangka Peningkatan Jakarta: BKKBN.

  Penanggulangan Kemiskinan.

  Hendra dwi purnama. 2013 prinsip konsep dan pendekatan geografi. (online) . Di akses pada tanggal 15 januari 2017. Jam 11:03 WITA

  Koentjaraningrat.1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Melinda 2015. Jurnal :Dampak Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

  Banten 2 Labuan Pada Kehidupan Social Ekonomi Masyarakat Di Desa Cigondang . Kecamatan Labuan-Banten

  Racmhi Rachim,2007. Peran serta Masyarakat kelurahan Mpanau, kecamatanPalu Utara terhadap pembangunan PLTU.