PERANAN KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM) DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Akhmad Mujahidin

PERANAN KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM) DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

Akhmad Mujahidin

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR Soebrantas 155 Km 15 Simpang Baru Panam Pekanbaru 28293

e-mail: akhmad.mujahidin@gmail.com

Abstract: In the context of urban Indonesia economic community, several terms, such as paroan, prapatan, dan

pertelon are quite popolar. Such terminology has influence economic activities whic have become tradition that supports profit sharing principles which is practiced by sharia banking. Such profit sharing practices basically aimes at creating justice and provide balances for economic users and their environments. Furthermore, profit sharing practices show partnership relation among enterprise practitioners; more than just the relationship between superiors and subordinators. This kind of spirit does not end in profit oriented only but also establishing human based relationship which aimes at helping and caring one another. Dealing with the nature of the sprit above, sharia economic practitioners should have been energized and inspired and able to realize them in more real and synergical economic relationship. However, one important thing that they usually forget in developing business institution is lack of understanding toward the culture of the society where they build business, including sharia banking. Understanding toward local culture and wisdom of the society is one of the significant factors required in designing, harmonizing, and developing business. This implies that a busines institution should not aim at corporate oriented only. Infact, it should have relations of socio- culture) and coorporate social responsibility.

Kata kunci: kearifan lokal, ekonomi syariah, bank syariah

PENDAHULUAN

dan ideologi dimana komunitas masyarakat itu berada.

kemuliaan sikap, dan keagungan tradisi terhadap lingkungan hidup yang ada dalam mayarakat yang berjalan secara berkelanjutan

ebuah budaya lahir dari keluhuran nilai, S

Keanekaragaman pola-pola adaptasi

dan mengakar. Dalam prosesnya, budaya lahir masyarakat Indonesia yang diwariskan secara dari adanya interaksi bahkan terkadang terjadi

turun temurun menjadi pedoman dalam akulturasi antara keyakinan religi, sosial, dan

memanfaatkan sumberdaya alam. Kesadaran tradisi masyarakat. Persentuhan tersebut

masyarakat untuk melestarikan lingkungan melahirkan cara pandang, keyakinan, sikap

dapat ditumbuhkan secara efektif melalui pendekatan kebudayaan. Jika kesadaran

dan ideologi yang heterogen dan dinamis. Oleh tersebut dapat ditingkatkan, maka hal itu akan

karena itu, kerangka yang digunakan untuk menjadi kekuatan yang sangat besar dalam

memahami budaya dalam komunitas tertentu pengelolaan lingkungan. Dalam pendekatan

harus juga memahami cara pandang, sikap, kebudayaan ini, penguatan modal sosial,

154 ║ Jurnal Ilmiah Syari ‘ah, Volume 15, Nomor 2, Juli-Desember 2016

seperti pranata sosial budaya, kearifan lokal, pengejawantahan dari teori harmoni ka al- dan norma-norma yang terkait dengan

jasad al-wahid dalam ajaran Islam, yang pelestarian lingkungan hidup penting menjadi

menggambarkan kelaziman saling melindungi basis yang utama.

dan mengembangkan potensi serta saling Seperti kita ketahui adanya krisis

mengisi dan membantu di antara sesama. ekonomi dewasa ini, masyarakat yang hidup

Melalui teori harmoni ka al-jasad al-wahid dengan menggantungkan alam dan mampu

dimisalkan kehidupan komunitas muslim itu menjaga keseimbangan dengan lingkungannya

dengan ka al- bunyan yasuddu ba’duha ba’dla dengan kearifan lokal yang dimiliki dan

bagaikan sebuah bangunan, yang antara dilakukan tidak begitu merasakan adanya

elemen bangunan yang satu dengan yang krisis ekonomi, atau pun tidak merasa terpukul

lainnya saling memperkokoh memperkuat seperti halnya masyarakat yang hidupnya

(Ibnu Khaldun, 1986: t.h.). Teori ‘Ashâbiyat-- sangat dipengaruhi oleh kehidupan modern.

solidaritas kelompok dan konsep ta’âwun al- Maka dari itu kearifan lokal penting untuk

ihsan itu didasarkan atas pemikiran ajaran dilestarikan dalam suatu masyarakat guna

Islam, yang di dalamnya terkandung norma menjaga keseimbangan dengan lingkungannya

akidah dan syari’at (Muhamad Syaltut, 1959: dan sekaligus dapat melestarikan

t.h.). Unsur syari’at itu merupakan norma lingkungannya. Berkembangnya kearifan lokal

sentral bagi kaum Muslimin. Karena di tersebut tidak terlepas dari pengaruh berbagai

dalamnya memuat ragam aturan, termasuk faktor yang akan mempengaruhi perilaku

tata cara transaksi ekonomi yang sesuai dengan manusia terhadap lingkungannya.

kaidah-kaidah syariah.

Dalam masyarakat beradab, budaya di Ibnu Qayyim menjelaskan pengaruh bangun atas dasar konsensus nilai-nilai

motif suatu tindakan, baik yang berhubungan kearifan lokal. Jika kultur dan kearifan lokal

dengan transaksi bisnis. Kaidah syariah yang dikaitan dengan aktivitas bisnis, maka ia

tidak dapat diabaikan adalah tujuan dan i’tikad menjadi sebuah entitas yang tidak bisa

yang berpengaruh terhadap transaksi bisnis. dipisahkan. Bisnis tidak bisa terlepas dari nilai-

Tujuan dan i’tikad sangat menentukan apakah nilai budaya dan kehidupan sosial masyarakat

suatu tindakan itu jatuh pada hal yang halal yang dianut. Ia tidak bisa dipertentangkan,

atau haram, sah atau batal, dan maksiat atau tetapi ia harus direlasikan atau bahkan

taat (Ibn Qayyim al-Jawziyyah, t.th.: 108). diintegrasikan. Oleh karena itu, memahami

David Mc. Clelland dengan teorinya nilai-nilai kearifan kultur lokal menjadi sangat

Need for Achievement menyatakan bahwa signifikan dalam mengkonstruksi fundamental

kemajuan ekonomi suatu masyarakat dapat ekonomi syariah.

dijelaskan dengan tinggi rendahnya motif berprestasi pada suatu masyarakat tertentu. Perkembangan ekonomi masyarakat yang

KEARIFAN LOKAL DALAM PRESPEKTIF

memiliki motif prestasi tinggi akan lebih pesat

TEORI

dari perkembangan masyarakat dengan motif Salah satu ciri kearifan lokal adalah

prestasi rendah, karena dalam masyarakat memiliki tingkat solidaritas yang tinggi atas

yang para anggotanya memiliki motif prestasi lingkungannya. Dalam khasanah sosiologi

tinggi akan lebih banyak dijumpai berbagai Islam, Ibnu Khaldun dikenal sebagai peletak

macam wirausaha yang berhasil dan mereka dasar teori solidaritas masyarakat atau dikenal

itu yang menjadi pendorong utama dengan teori ‘Ashâbiyat Teori ini merupakan

pembangunan ekonomi (Doyle Paul Johnson,

Peranan Kearifan Lokal ( Local Wisdom ) dalam Pengembangan Ekonomi dan Perbankan Syariah di Indonesia ║ 155

1988: 283). Kelemahan dari teori ini adalah seseorang untuk melaksanakan ibadah, seperti mengabaikan adanya interaksi sosial antara

shalat, puasa, dan sebagainya. Keragaman individu dengan individu lainnya.

motivasi atau latar belakang niat seseorang Sedang k an Har un Nasut io n

dalam bertindak adalah suatu hal yang tidak mengemukakan bahwa suatu pandangan yang

terelakkan dan secara hukum tidak menyatakan manusia adalah bagian dari alam

dipersalahkan. Sejarah menjelaskan kepada akan menyebabkan manusia lebih menerima

kita, ketika Nabi Muhammad Saw berhijrah nasibnya tanpa usaha yang maksimal. Manusia

bersama para pengikutnya, beliau mengatakan akan menyesuaikan dirinya dengan alam atas

bahwa motivasi dan keikutsertaan para desakan kondisi alam itu sendiri dengan bekal

pengikutnya itu beragam, ada yang etos kerja yang dimiliki. Sedangkan pandangan

bermotifkan kekayaan, dan ada juga karena yang menyatakan bahwa alam diciptakan

dorongan wanita yang ingin dinikahinya. untuk memenuhi kebutuhan manusia akan

Semuanya itu dibenarkan, hanya saja kualitas membawanya selalu proaktif meningkatkan

partisipasi yang terbaik dan tertinggi dalam taraf hidupnya (Harun Nasution, 2002: 31).

pandangan agama Islam adalah karena Allah Teori-teori tersebut menurut Akhmad

Swt. Hadis yang berbunyi: innama al- ’amal bi Mujahidin (Akhmad Mujahidin, 2013: 127).

al-niyyât dan seterusnya, membenarkan menunjukkan bahwa karakteristik manusia

keragamaan motivasi tindakan. Oleh karena yang mempunyai motivasi tinggi akan tampak

itu, masalah partisipasi masyarakat dalam dalam tingkah laku yang dilandaskan pada

ekonomi syariah pun demikian. Motivasi suatu keyakinan yang sangat mendalam

partisipasi masyarakat itu harus diciptakan. bahwa apa yang dilakukannya merupakan

Menurut Abdurrahman bin Abd al Salam al bagian dari ibadah kepada Allah. Bekerja

Syafi’i dalam kitab Nuzhat al Majalis wa merupakan suatu panggilan yang sangat mulia

Muntakhab al Nafais bahwa motivasi dan perintah dari Allah yang menempatkan

seseorang untuk melaksanakan muamalat dirinya sebagai makhluk pilihan sehingga

sebagaimana juga melaksanakan ibadah selalu tumbuh dalam dirinya kehati-hatian,

beragam. Minimal ada tiga motivasi utama: 1). menghargai waktu, hemat, produktif, dan

Motivasi ekonomi, yakni ingin mendapat memperlebar sifat kasih sayang sesama

imbalan material yang bernilai; 2). ”takut” manusia.

mendapat ancaman ”akhirat” dan ingin Solidaritas kelompok sebagai dasar

”surga”; 3). Ikhlas bermuamalat atas landasan kehidupan yang dilandasi oleh iman dan

iman tauhid yang amat murni; lillahi ta’ala akhlak mulia seperti yang dicontohkan

( Abdurrahman bin Abd al Salam al Syafi’i, Rasulullah Saw dapat memberikan implikasi

terhadap tatanan kerja sama kemanusiaan Dengan demikian dapatlah dikatakan di (ta’âwun al-ihsan). Apabila teori tersebut

sini bahwa akhlak yang sangat ditekankan dihubungkan dengan kegiatan ekonomi, maka

Alquran dan Hadis harus mendapat perhatian akan dapat mendorong masyarakat untuk

khusus yang diwujudkan sebagai dasar bersatu dan aktif partisipatif dalam proses

perilaku secara umum, khususnya masalah pembangunan ekonomi syariah.

ekonomi. Pandangan yang bertumpu pada Motivasi seseorang untuk ambil bagian

kekuatan moral (moral force) akan berpeluang dalam suatu proses kehidupan sosial sangat

mengantarkan manusia pada kebahagiaan, beragam sebagaimana halnya motivasi

ketenteraman, dan kesejahteraan.

156 ║ Jurnal Ilmiah Syari ‘ah, Volume 15, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Islam dalam pandangan ekonominya motif perilaku yang bertentangan dengan tidak terlepas dari pandangan moral. Moral

hukum akhlak yang berakibat pada batalnya harus dipertimbangkan sejak awal proses

suatu akad. Sebagai contoh, wasiat dengan berbisnis hingga target utama dari bisnis yang

motif menggagalkan hak pewaris, maka wasiat bersangkutan. Sebab penegakan moral adalah

dengan motif seperti ini batal. Demikian pula bagian penting dari syariah. Dalam Islam tidak

talak demi menghalangi istri mendapatkan ditemukan pemisahan nilai moral dengan

warisan juga dianggap batal. Dengan demikian praktek hukum. Oleh karena itu, ada orang

semakin jelas bahwa hukum moral harus yang sangat pintar keluar dari jeratan hukum

berintegrasi dengan hukum formal. formal tetapi ia tidak dapat keluar dari nilai

Seperti yang telah dikemukakan moral yang bersemayam di dalam hatinya.

sebelumnya tentang teori Ibnu Qayyim, David Dari mana nilai moral itu? Tentu saja keluar

Mc. Clelland, dan Harun Nasution, menunjukkan dari akidah yang ditumbuhsuburkan oleh

bahwa karakteristik manusia yang mempunyai ibadah.

motivasi tinggi akan tampak dalam tingkah Ada perbedaan yang signifikan antara

laku yang dilandaskan pada suatu keyakinan Undang-undang formal dengan nilai-nilai

yang sangat mendalam bahwa apa yang moral. Perbedaannya yang sangat signifikan

dilakukannya merupakan bagian dari ibadah adalah hukum formal hanya mengatur

kepada Allah. Bekerja merupakan suatu perilaku manusia yang menyembul ke

panggilan yang sangat mulia dan perintah dari permukaan saja tidak menyentuh ke dalam

Allah yang menempatkan dirinya sebagai hati. Undang-undang formal hanya memberi

makhluk pilihan sehingga tumbuh dalam sanksi terhadap pelanggar atas tindakan

dirinya kehati-hatian, menghargai waktu, melawan hukum, sedangkan moral tidak,

hemat, produktif, dan memperlebar sifat kasih namun moral menembus ke dalam sampai

sayang sesama manusia.

melihat hal yang bersifat niat sekalipun. Dengan demikian dapatlah dikatakan di Misalnya motif suatu tindakan: apa motifnya

sini bahwa akhlak yang sangat ditekankan dan apa pula targetnya, maka di sinilah moral

Alquran dan Hadis harus mendapat perhatian memberikan pe nilaian (‘Abd al-Hayyi Hijazi,

khusus yang diwujudkan sebagai dasar 1987: 165 ). perilaku secara umum, khususnya masalah

Lebih lanjut Hijazi menyatakan bahwa ekonomi. Pandangan yang bertumpu pada Undang-undang harus sama dengan nilai

kekuatan moral (moral force) akan berpeluang akhlak. Namun demikian, bukan berarti setiap

mengantarkan manusia pada kebahagiaan, Undang-undang yang tidak sama dengan

ketenteraman, dan kesejahteraan. Untuk itulah, akhlak tidak dianggap sebagai Undang-

dalam Islam terdapat petugas khusus yang undang. Sebab antara keduanya tidak ada

disebut muhtasib. Petugas ini secara khusus kelaziman. Keduanya merupakan hal yang

dibentuk untuk mengawasi moral masyarakat berbeda. Oleh karena itu, Undang-undang

sehingga tercipta ketertiban dan kesejahteraan yang diintegrasikan dengan akhlak akan efektif

umum yang diharapkan oleh seluruh lapisan dalam menekan kejahatan, bahaya, maupun

masyarakat.

gejolak sosial (‘Abd al-Hayyi Hijazi, 1987: 166). Dalam Islam antara Undang-undang dan

moral tidak dapat dipisahkan. Misalnya, kaidah moral mencermati sampai ke motif

tindakan. Hanya saja perlu diingat bahwa ada

Peranan Kearifan Lokal ( Local Wisdom ) dalam Pengembangan Ekonomi dan Perbankan Syariah di Indonesia ║ 157

karena umur negara Indonesia yang masih

SEBAGAI WUJUD KEARIFAN LOKAL

berada dalam hitungan bulan dan kesibukan

DI INDONESIA

pemerintah dalam berbagai hal untuk Hukum Islam merupakan kumpulan

mempertahankan kemerdekaan, maka upaya dari aturan Allah dan Rasul-Nya yang

menerbitkan Undang-undang tersebut dapat mengatur kehidupan seluruh umat manusia

dipahami sebagai pengisi kekosongan hukum. sesuai dengan misi Islam sebagai agama

Perkembangan selanjutnya menunjukkan universal (rahmatan li al- ‘alamin). Hal ini

bahwa dalam rangka pembinaan hukum menunjukkan bahwa hukum Islam tidak

nasional, hukum Islam merupakan aset hanya berlaku bagi orang Islam, tetapi juga

penting yang sangat berharga karena selain bagi orang-orang non-Islam sekalipun. Oleh

mayoritas penduduk Indonesia beragama karena itu, dengan karakteristik universal ini,

Islam juga karena hukum Islam merupakan maka hukum Islam menempati posisi yang

sub-sistem hukum nasional Indonesia penting dan strategis dalam prespektif umat

berdampingan dengan hukum Adat dan Islam (Taufik Adnan Amal, 1994: 33). Hal ini

hukum Barat sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menunjukkan bahwa sangat mustahil orang

(Juhaya S. Praja, 1994: xi-xii). bisa memahami Islam tanpa memahami

Dalam kaitan inilah, kajian tentang hukum Islam. Dalam kasus Indonesia, sejak

penegakan syariat ini sangat penting dilakukan Islam masuk ke nusantara (G.W.J. Drewes,

dengan pertimbangan bahwa pada saat ini 1989: 9) dan menjadi agama rakyat Melayu,

upaya serius yang dilakukan di negara-negara hukum Islam sudah memainkan peranan

berpenduduk muslim, tidak terkecuali penting dalam kehidupan rakyat Indonesia.

adalah selain mengejar Hal ini bisa dilihat dalam periode kerajaan

Indonesia,

ketertinggalan dalam bidang ilmu Islam awal (Ahmad Rofiq, 1995: 12). bahkan

pengetahuan dan teknologi, juga secara hukum Islam dijadikan sebagai hukum resmi

memperbarui hukum, yang kerajaan seiring dengan ditetapkannya Islam

bertahap

sebagiannya masih merupakan peninggalan sebagai agama resmi kerajaan (Rachmat

kolonial. Dalam upaya ini, para pakar, Djatnika dalam Abdurrahman Wahid, 1991:

akademisi, dan praktisi hukum Islam dituntut 230). Kondisi seperti ini dapat kita lihat dan

untuk memberikan solusi agar tercipta hukum rasakan bahwa hukum Islam sampai sekarang

nasional yang bisa mengayomi segenap lapisan dapat berperan aktif dalam tatanan kehidupan

masyarakat.

bermasyarakat dan bernegara yang berlaku baik secara normatif maupun yuridis formal di

KEDUDUKAN HUKUM ISLAM DI

Indonesia.

INDONESIA

Indonesia adalah negara hukum yang Kedudukan hukum Islam dalam negara

sejak berdirinya

sudah

berkeinginan

Republik Indonesia secara eksplisit tercantum membentuk hukum nasionalnya sendiri.

Sorotan banyak muncul ketika pemerintah dalam pasal 29 UUD 1945 yang menyatakan mengeluarkan Undang-Undang No. 1 tahun

bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan 1946 yang isinya memberlakukan Undang-

Yang Maha Esa dan menjamin kemerdekaan Undang Hukum Pidana Hindia Belanda

masing-masing penduduk untuk melaksanakan (Sucipto, 1993: 64). Apa yang dilakukan

ibadah berdasarkan agama dan pemerintah saat itu merupakan hal yang wajar

kepercayaannya (Redaksi Sinar Grafika, 1999:

158 ║ Jurnal Ilmiah Syari ‘ah, Volume 15, Nomor 2, Juli-Desember 2016

16). Menurut Hazairin, kaidah fundamental hendak dipeluknya dan jaminan agar setiap dalam pasal tersebut dapat ditafsirkan sebagai

penduduk dapat menjalankan ibadahnya berikut:

menurut agama dan kepercayaan yang

1. Dalam negara RI tidak boleh ada atau tidak ditetapkan oleh agama yang dipeluknya. boleh berlaku hukum yang bertentangan

Tetapi keaktifan negara tidak boleh dengan kaidah-kaidah agama yang berlaku

mencampuri aturan-aturan internal (Yusril Ihza bagi pemeluk agama.

Mahendra, 1996: 119-120) yang telah

2. Negara wajib menjalankan syariah semua ditentukan oleh masing-masing agama agama yang berlaku di Indonesia, kalau

penduduknya.

untuk menjalankan syariah itu memerlukan bantuan kekuasaan Negara (Muhammad

REALITAS HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Daud Ali, 1997: 45). Bagi umat Islam, pelaksanaan isi pasal 29

Syariah yang tidak memerlukan tersebut telah terwujud dalam bentuk UU No.

kekuasaan negara untuk melaksanakannya

1 tahun 1974 tentang Perkawinan, UU No. 7 karena dapat dijalankan sendiri oleh setiap tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Inpres pemeluk agama yang bersangkutan seperti No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum salat dan puasa bagi umat Islam, menjadi Islam, UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, kewajiban pribadi pemeluk agama itu sendiri

UU No. 17 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan untuk menjalankannya menurut ketentuan

Ibadah Haji, UU No. 38 tahun 1999 Pengelolaan agamanya masing-masing.

Zakat, UU. No 44 tahun 1999 tentang Pasal 29 UUD 1945 ini mempunyai tiga

Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi DI muatan makna. Pertama, negara tidak boleh

Aceh, dan UU. No. 18 tahun 2001 tentang membuat peraturan perundang-undangan

Otonomi Khusus Provinsi DI Aceh sebagai atau melakukan kebijakan-kebijakan yang

Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (Muchsin, bertentangan dengan dasar keimanan kepada

2003: 18-19). Selain itu juga telah lahir UU No. Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, negara

21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, berkewajiban membuat peraturan perundang- Peraturan Bank Indonesia (PBI) UU Produk undangan atau melakukan kebijakan-kebijakan Halal dan inisiatif-inisiatif lain tentang tema- bagi pelaksanaan wujud rasa keimanan kepada

tema hukum Islam.

Tuhan Yang Maha Esa dari segolongan Realitas ini menunjukkan bahwa negara

pemeluk agama yang memerlukannya. Ketiga, Indonesia telah memberikan ruang gerak

negara berkewajiban membuat peraturan yang cukup bagi terlembaganya hukum Islam

perundang-undangan yang melarang siapa dalam sistem hukum nasional. Dengan

pun melakukan pelecehan terhadap ajaran demikian setiap muslim dapat sepenuhnya

agama (Hartono Mardjono, 1997: 28). menjalankan kegiatan sesuai dengan ajaran-

Dengan tiga makna ini dapat dipahami ajaran Islam apabila mereka menghendaki. Jika

bahwa negara berkewajiban secara aktif dikalaborasi lebih lanjut maka dalam kegiatan melakukan

di bidang muamalat seperti jual-beli, sewa- penduduk dapat memeluk agama dan menyewa, dan lain-lain juga dapat dilakukan beribadat menurut agama dan kepercayaannya sepenuhnya berdasarkan hukum Islam, itu. Keaktifan negara di sini adalah untuk

sehingga seluruh kegiatan dalam kehidupan menjamin agar setiap penduduk dapat

muslim akan tunduk kepada hukum Islam. merdeka menentukan pilihan atas agama yang

Logikanya apabila dalam bidang perkawinan,

Peranan Kearifan Lokal ( Local Wisdom ) dalam Pengembangan Ekonomi dan Perbankan Syariah di Indonesia ║ 159

kewarisan, dan wakaf sudah ada Kompilasi

lainnya.

Hukum Islam, mengapa dalam bidang

2. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai muamalat seperti jual-beli belum ada

lebih kurang 95 % beragama Islam akan Kompilasi Hukum Islam di bidang muamalat.

memberikan pertimbangan yang sangat Keberadaan kompilasi hukum di bidang

dalam mengakomodasi muamalat ini dirasakan sangat mendesak

signifikan

kepentingannya.Demi terselenggaranya untuk segera diwujudkan ( ‘Abd al-Rahman

pelaksanaan hukum yang lebih efektif dan Taj, 1953: 8-11) karena ekonomi merupakan

efisien, maka solusi yang tepat adalah salah satu bidang yang sangat menentukan

memenuhi aspirasi mayoritas penduduk kualitas hidup umat muslim. Saat ini, telah

Indonesia yang beragama Islam ini. muncul KHES oleh Mahkamah Agung RI.

3. Kesadaran umat Islam dalam praktek Negara Indonesia yang berfalsafah

sehari-hari. Banyak aktifitas keagamaan Pancasila melindungi agama, penganut agama,

masyarakat selama ini yang merupakan bahkan berusaha memasukkan ajaran dan

kesadaran mereka hukum agama Islam dalam kehidupan

cerminan

dari

menjalankan syariah atau Hukum Islam berbangsa dan bernegara. Mohammad Hatta

seperti pembagian zakat dan waris. (wakil Presiden RI I) menyatakan bahwa dalam

4. Politik pemerintah atau political will dari pengaturan negara hukum Republik Indonesia,

pemerintah dalam hal ini sangat syariah Islam berdasarkan Alquran dan

dibutuhkan. Tanpa adanya kemauan politik Hadis dapat dijadikan peraturan perundang-

dari pemerintah, mustahil Hukum Islam undangan Indonesia sehingga orang Islam

dapat menjadi bagian dari tata hukum di mempunyai sistem syariah yang sesuai dengan

Indonesia (Muchsin, 2003: 30-31). kondisi Indonesia (Ichtijanto SA, 1996: 178). Hal

Dengan melihat indikator-indikator ini menunjukkan bahwa Hukum Islam

tersebut, maka diperlukan keterlibatan para mempunyai peluang yang besar untuk

akademisi perguruan tinggi, baik di fakultas diberlakukan dalam sistem hukum nasional,

hukum maupun fakultas syariah agar dapat karena Indonesia adalah negara yang

mengembangkan penelitian yang pada berdasarkan atas hukum (rechtsstaat),

akhirnya dapat dijadikan pedoman bagi tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka

praktisi hukum dalam mengambil keputusan (machtsstaat) (Redaktur Sinar Grafika,

yang terkait dengan persoalan hukum yang Amendemen, 24). Sumber dari segala sumber

hidup dan terjadi di dalam masyarakat. hukum nasional adalah Pancasila, karena itu

Prakondisi yang dimaksud adalah upaya berlaku pula hukum agama dan toleransi

untuk mencegah kejahatan yang dilakukan antar umat beragama dalam bermasyarakat,

oleh umat Islam melalui langkah-langkah berbangsa, dan bernegara (Muchsin, 2003: 29).

sebagai berikut:

1. Pencegahan melalui aspek akidah. Akidah Indonesia dapat diakomodir dalam sistem

Indikasi bahwa Hukum Islam di

yang kuat dapat membuat orang merasa hukum nasional dapat dilihat dari fakta-fakta

diawasi oleh Tuhannya, sehingga ia mampu berikut ini:

melakukan self control terhadap perbuatan

1. Undang-undang yang sudah ada dan

yang dilakukannya.

berlaku saat ini, seperti UU Perkawinan, UU

2. Pencegahan dari aspek ibadah. Ibadah- Peradilan Agama, dan lain-lain merupakan

ibadah yang diwajibkan oleh agama bila modal bagi terbentuknya Undang-undang

dilakukan dengan baik akan berdampak

160 ║ Jurnal Ilmiah Syari ‘ah, Volume 15, Nomor 2, Juli-Desember 2016

positif bagi pelakunya. Shalat dapat pelembagaan hukum Islam. Pelembagaan dan mencegah perbuatan keji dan munkar

penerapan hukum Islam dapat dipastikan akan (terdapat dalam alquran surat al-Ankabut

meminimalisir tindak kejahatan yang terjadi. ayat 45). Dalam shalat, seseorang harus

Hal ini terbukti bahwa pada zaman Nabi meletakkan anggota badan yang paling

Muhammad Saw hukuman zina hanya terhormat, yakni wajahnya, ke lantai agar

dilaksanakan satu kali karena pengakuan benih-benih kesombongan dapat tercabut

pelakunya dan ia meminta untuk dirajam. Ini dari jiwanya. Demikian pula zakat dapat

berarti penerapan dan pelembagaan hukum dijadikan instrumen pembersih (terdapat

Islam dapat dijadikan alternatif yang tepat dalam Alquran surat at-Taubah ayat 103)

untuk menekan angka kejahatan karena dapat membersihkan manusia dari kekikiran dan ketamakan. Realitas

KEARIFAN LOKAL: SEBUAH FAKTA DI

menunjukkan bahwa kejahatan lebih

INDONESIA

banyak dilakukan oleh mereka yang tidak begitu peduli dengan kualitas ibadahnya.

Dalam kultur ekonomi masyarakat

3. Pencegahan dari segi keadilan sosial. Dalam Indonesia di pedesaan dikenal beberapa istilah arti, setiap warga negara telah diberi

seperti paroan, prapatan, dan pertelon. kesempatan yang mudah untuk memenuhi

Terminologi tersebut tidak hanya kebutuhannya dengan cara yang halal dan

menyemangati bagaimana aktivitas ekonomi tertutup dihadapannya kesempatan untuk

yang sudah lama mengakar di masyarakat, berbuat yang tidak halal atau yang

yang menjungjung tinggi prinsip-prinsip bagi membuatnya tertarik dengan hal-hal yang

hasil sebagaimana dipraktekkan di bank tidak halal. Pencegahan seperti ini pernah

syariah. Pola bagi hasil yang telah lama dijadikan klausul tidak diterapkannya

tumbuh dimasyarakat, sebenarnya mengarah hukum potong tangan bagi pencuri ketika

pada penciptaan keadilan dan memberikan paceklik pada masa ‘Umar bin Khattab.

keseimbangan terhadap pelaku ekonomi

4. Pencegahan melalui amar ma’ruf nahi (economic users) dengan lingkungannya. munkar yang seharusnya menjadi budaya

Bahkan tidak hanya itu, pola bagi hasil juga di kalangan masyarakat muslim karena hal

menyimpan semangat-relasi kemitraan antara ini merupakan titik sentral dari ajaran

pelaku usaha, dari pada sekedar hubungan agama. Pelaksanaan amar ma’ruf nahi

antara majikan dan bawahan. Semangat munkar secara rapi dan terarah, apalagi

kemitraan inilah yang akan mengantarkan para dilembagakan jabatan muhtasib secara

pelaku usaha, tidak hanya sekedar hubungan resmi oleh negara, akan dapat menjamin

usaha yang bersifat profit oriented, tetapi ketentraman, keadilan, dan hal-hal kondusif

pada hakekatnya merupakan kerjasama lain yang diharapkan oleh seluruh

kemanusiaan, satu sama lainnya akan saling masyarakat.

memperhatikan dan saling membantu. Adanya relasi kultur aktivitas ekonomi

Prakondisi tersebut merupakan upaya masyarakat dengan ekonomi syariah awal untuk menguji situasi dan kondisi moral seharusnya menjadi energi dan inspirasi, masyarakat muslim di Indonesia. Apabila bagaimana para pelaku ekonomi syariah dapat

prakondisi itu telah diciptakan, sementara mengejawantahkan semangat kultur pada

kejahatan dan kerusakan moral tetap terjadi, hubungan ekonomi yang lebih riil dan

maka tidak ada alasan untuk menolak bersinergi. Namun, hal yang sering terlupakan

Peranan Kearifan Lokal ( Local Wisdom ) dalam Pengembangan Ekonomi dan Perbankan Syariah di Indonesia ║ 161

dalam pembangunan institusi bisnis adalah

PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

kurangnya pemahaman terhadap kultur Untuk merancang kultur ekonomi masyarakat di mana institusi bisnis tersebut

syariah harus memperhatikan nilai-nilai berada, tidak terkecuali bank syariah yang

religi, karakteristik masyarakat, dan tingkat merupakan bagian dari entitas bisnis itu

pemahaman kesadaran masyarakat atas sendiri. Pemahaman atas kultur masyarakat

keyakinan yang dianut, termasuk keyakinan dan kearifan lokal merupakan salah satu faktor

atas ekonomi syariah sebagai sistem ekonomi signifikan sebagai prasyarat untuk mendesain,

yang lahir dari prinsip-prinsip keagungan menyelaraskan dan mengembangkan bisnis

syariah.

yang kita jalankan. Dengan demikian, suatu Di Indonesia, pemahaman atas syariah

institusi bisnis tidak hanya berorientasi Islam memiliki tafsir yang berbeda, tidak hanya

perusahaan (corporate oriented) tetapi, ia dalam ibadah saja (hal yang menyangkut

mempunyai keselarasan sosio-kultur (relations khilafiyah ), dalam persoalan ekonomi-pun of socio-culture) dan tanggung jawab sosial

tidak jauh berbeda, masing-masing memiliki (coorporate social responsibility). cara pandang sendiri dan mazhab sendiri. Selain itu, Pasal 32 UUD 1945 yang

Sebagai contoh, persoalan hukum bunga bank, diamandemen pada kali yang keempat

tafsir atas bunga bank sangat beragam, ada tersebut di atas, pada pasal (1) memberikan

yang menghalalkan, dengan alasan bahwa arahan bahwa negara memajukan kebudayaan

bunga bank konvensional tidak memberatkan. nasional Indonesia di tengah peradaban dunia,

Ada juga yang mengharamkan dengan alasan dengan menjamin kebebasan masyarakat

bahwa bunga bank termasuk riba. dalam memelihara dan mengembangkan nilai-

Adanya pemahaman yang berbeda atas nilai budayanya. Artinya bangsa Indonesia

bunga bank, diyakini berpengaruh terhadap sadar bahwa budaya nasional mereka berada

cara pandang dan perilaku/motif ekonomi di dalam arus globalisasi, namun untuk

yang berbeda pula. Bagi mereka yang meyakini mempertahankan jati diri masyarakat

bahwa bunga bank haram, maka ia akan lebih diberi kebebasan dan bahkan sangat perlu

memilih menyimpan dananya di bank syariah, memelihara dan mengembangkan nilai-nilai

begitu sebaliknya.

budaya (tradisi atau etniknya). Pada pasal (2) Faktor pemahaman yang berbeda ini

pula, negara menghormati dan memelihara secara tidak langsung berpengaruh pada

bahasa daerah sebagai kekayaan budaya perilaku masyarakat untuk berinteraksi dan

nasional. Dengan demikian jelas bagi kita menyimpan dananya di bank syariah.

bahwa bahasa daerah (dan juga kesenian Pemahaman atas bunga bank yang berbeda

atau budaya daerah/etnik) sebagai bahagian tidak bisa paksakan menjadi pemahaman yang

penting dari kebudayaan nasional. Artinya satu. Meskipun para ulama dalam hal ini

kebudayaan nasional dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan

kebudayaan (bahasa) etnik atau daerah--bukan fatwa di awal 2004 tentang haramnya bunga

kebudayaan asing . Dengan demikian jelas

bank.

bahwa Indonesia memiliki budaya nasional, Penjelasan tentang haramnya bunga

yang berasal dari budaya etnik, bukan bank harus mendapatkan perhatian utama.

penjumlahan budaya etnik. Masalah yang pertama kali harus kita putuskan

adalah apakah bunga itu merupakan pembayaran yang beralasan? Apakah para

162 ║ Jurnal Ilmiah Syari ‘ah, Volume 15, Nomor 2, Juli-Desember 2016

kreditor itu adil apabila menuntut untuk apabila pemberi pinjaman menuntut sebagian membayar bunga atas hutang yang diberikan?

dari keuntungan tersebut.

Dan adilkah jika penghutang dituntut harus Marilah kita analisa maksud "resiko". membayar bunga terhadap pemberi pinjaman

Memang benar bahwa pemberi pinjaman sesuatu yang melebihi pinjaman pokok?

menanggung resiko serta mengorbankan Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut

sesuatu apabila ia meminjamkan modalnya akan menyelesalkan separuh dari masalah

kepada peminjam; tetapi dengan cara apapun, bunga. Jika dapat ditunjukkan bahwa bunga

hal ini tidak memberikan hak kepada pemberi tidak dapat dibenarkan baik oleh akal maupun

pinjaman untuk mengenakan harga 5 atau 10% keadilan, lalu mengapa bunga masih menjadi

pertahun atas resiko atau pengorbanannya. perdebatan. Mengapa peraturan yang tak

Pemberi pinjaman mempunyai alasan yang beralasan tersebut tetap dibiarkan berlangsung

baik untuk menahan jaminan atas harta berada di tengah masyarakat?

penghutang atau meminta garansi terhadap Terdapat perbedaan pendapat yang

resiko yang ditanggungnya jika ia tidak mau menyolok di antara para ahli yang mendukung

melakukan di antara pilihan tersebut; tidak doktrin bunga, yaitu untuk apakah bunga itu

mau mengambil resiko sama sekali dan dibayarkan? Sebagian mengatakan bunga itu

menolak untuk memberikan pinjaman. merupakan harga, tetapi harga untuk apa?

Tetapi resiko itu sendiri bukanlah barang Benda berharga apakah yang dibayar oleh

komersial yang memunculkan harga, juga kreditor sehingga ia menuntut imbalan uang

bukan sebagai perabotan atau kendaraan setiap bulan ataupun setiap tahun? Para

yang memungkinkan mendatangkan sewa. pelopor institusi bunga mendapat kesulitan

Pinjaman dapat dikatakan sebagai besar untuk memperoleh kesepakatan dalam

pengorbanan sepanjang pinjaman itu tidak masalah ini.

dianggap sebagai dagangan karena pinjaman Pelopor teori piutang menanggung

tidak dapat dianggap sebagai pengorbanan Resiko ini menegaskan bahwa kreditor

maupun barang dagangan. Jika seseorang menanggung resiko karena meminjamkan

melakukan pengorbanan moral, maka ia harus modalnya. Ia sendiri menangguhkan

puas dengan apa yang ia peroleh secara moral; keinginannya semata-mata untuk memenuhi

apabila ia tidak boleh mengatakan sebagai keinginan orang lain. Ia meminjamkan

pengorbanan melainkan harus sebagai suatu modalnya yang mestinya dapat mendatangkan

bisnis. Dan apabila ia menuntut imbalan ekstra keuntungan. Jika penghutang menggunakan

yang melebihi modal pokok pertahun atau modalnya itu untuk memenuhi keinginan

perbulan, ia harus memberikan alasan atas pribadinya, ia harus membayar sewa atas

tindakannya itu dan menjelaskan mengapa ia modal yang dipinjam itu, sama halnya ia

meminta imbalan semacam itu? membayar sewa terhadap sebuah rumah atau

Marilah kita meneliti dua aspek bunga - perabotan

sebagai imbalan karena menahan diri atau merupakan kompensasi terhadap resiko yang

sebagai bayaran sewa. Apakah bunga ditanggung oleh kreditor karena memberi

merupakan imbalan karena menahan diri? pinjaman dan sekaligus imbalan karena ia

Sesungguhnya kreditor hanya meminjamkan memberikan pinjaman modalnya. Dan apabila

sejumlah uang yang berlebih dari yang ia peminjam menginvestasikan modalnya

perlukan dan yang tidak digunakan sendiri. pada usaha-usaha yang dapat memberikan

Oleh karena itu, tidak boleh dikatakan sebagai keuntungan, maka tidak berlebihan dan adil

imbalan karena ia tidak menahan diri dari

Peranan Kearifan Lokal ( Local Wisdom ) dalam Pengembangan Ekonomi dan Perbankan Syariah di Indonesia ║ 163

sesuatu yang memungkinkan dirinya menuntut yang harus dibayarkan, tidak dibenarkan baik imbalan.

dengan akal, rasa keadilan, prinsip-prinsip Apakah bunga itu dikenakan sebagai

perdagangan dan ekonomi bahwa pedagang, pembayaran sewa? Sewa itu hanya dikenakan

industrialis, petani serta faktor-faktor produksi terhadap barang-barang, seperti rumah,

lainnya, yang telah menghabiskan waktu, perabotan, alat transportasi dan sebagainya,

tenaga, kemampuan dan sumber lain yang digunakan habis, rusak dan kehilangan

dari pada jasmani dan mentalnya, untuk sebagian dari nilainya selama digunakan.

mengeluarkan atau menyediakan barang- Biaya sewa yang dibayarkan itu layak

masyarakat, yang terhadap barang yang susut, rusak dan

barang

kebutuhan

kemungkinan memperoleh keuntungannya memerlukan biaya perawatan terhadap barang

tidak tetap, sedangkan kapitalis memperoleh tersebut. Tetapi barang-barang seperti makanan,

jaminan bunga yang tetap dan pasti. Semua emas, perak atau uang tidak dapat dikategorikan

pihak mempunyai resiko menderita kerugian, kedalamnya dan oleh karenanya sewa

tetapi pemilik modal memiliki jaminan bunga atasnya tidak punya dasar.

yang pasti. Besarnya keuntungan bagi semua Sebagian besar para kreditor mengatakan

agen mengalami naik turun sejalan dengan bahwa ia memberikan kesempatan kepada

perubahan harga tetapi bunga bagi kapitalis peminjam untuk mencari keuntungan dari

tetap saja dan dibayar secara tetap setiap modalnya sehingga dengan begitu ia harus

bulan atau setiap tahun dalam keadaan memberikan sebagian keuntungannya. Tetapi

bagaimanapun.

terhadap pinjaman konsumsi, alasan ini tidak Tetapi jika kreditor menginginkan berlaku karena peminjam biasanya orang

modalnya harus diinvestasikan pada usaha- miskin yang mengambil pinjaman untuk

usaha yang menguntungkan sehingga mengatasi masa-masa sulit dan tidak ada

memungkinkan ia memperoleh keuntungan, keuntldngan yang dapat dlbagikan.

satu-satunya cara yang wajar dan praktis Di dalam pinjaman produktif, terdapat

baginya adalah dengan memasuki suatu dua kemungkinan yaitu memperoleh

partnership , dengan bisnisman, dan bukannya keuntungan atau menderita kerugian. Jika

dengan meminjamkan modal dengan menarik peminjam menjalankan bisnisnya mengalami

bunga.

kerugian, bagaimana dan dengan landasan apa Para pelopor pemikiran ini mengatakan kreditor dibenarkan menarik keuntungan tetap

bahwa dengan "menunggu" atau dengan secara bulanan atau tahunan dari peminjam?

"menahan diri" dalam suatu periode tertentu Dan apabila keuntungan yang diperoleh sama

dan tidak menggunakan modalnya sendiri atau kurang dari besarnya bunga setiap bulan

untuk memenuhi keinginannya sendiri, atau tahun, maka bagaimana kreditor

kreditor memberikan "waktu" kepada dibenarkan untuk

peminjam untuk menggunakan modalnya sedangkan ia sendiri tidak melakukan apa-

mengambil bagian

untuk memperoleh keuntungan. "Waktu" itu apa; sementara peminjam yang bekerja keras,

sendiri mempunyai "harga" yang meningkat meluangkan waktunya, tenaga, kemampuan

sejalan dengan periode waktu. Jika peminjam dan modal pribadinya, setelah pengorbanan itu

tidak diberikan batasan waktu untuk semua, tidak memperoleh apa-apa.

mendapatkan keuntungan dari penggunaan Kalaupun keuntungan yang diperoleh

modal yang dipinjamnya, ia tidak akan peminjam itu lebih besar dari jumlah bunga

mampu memperoleh keuntungan dan bahkan

164 ║ Jurnal Ilmiah Syari ‘ah, Volume 15, Nomor 2, Juli-Desember 2016

seluruh bisnisnya bisa hancur karena yang dapat diartikan bahwa modal kekurangan moodal. Masa dimana peminjam

mempunyai daya untuk menghasilkan barang menginvestasikan modalnya, mempunyai

yang jumlahnya lebih banyak daripada yang "harga" tertentu baginya dan ia akan

dapat dihasilkan tanpa modal itu, atau modal menggunakannya untuk memperoleh

mempunyai daya untuk menghasilkan keuntungan. Maka tidak ada alasan mengapa

tanpa modal tersebut, atau bahwa modal kreditor tidak boleh menikmati sebagian dari

mempunyai daya untuk menghasilkan nilai keuntungan peminjam. Selanjutnya, mereka

tambah danpada nilai yang telah ada itu mengatakan bahwa kemungkinan naik

sendiri. Dan bunga merupakan imbalan atas turunnya keuntungan sejalan dengan naik

pelayanan produktif tersebut atas modal turunnya waktu dan tidak ada alasan mengapa

kepada peminjam dalam proses produksi. kreditor lidak boleh mengenakan harga (wailu)

Tetapi pemyataan bahwa produktivitas sesuai dengan lamanya waktu.

merupakan kualitas yang melekat modal Tetapi lagi-lagi pertanyaan bagaimana

adalah tidak beralasan karena modal menjadi dan darimana sumbernya kreditor itu

produktif hanya apabila digunakan untuk mendapatkan informasi bahwa peminjam itu

bisnis yang dapat mendatangkan keuntungan nyata-nyata memperoleh keuntungan dan

oleh seseorang. Apabila modal digunakan tidak mengalami kerugian dengan investasi

untuk tujuan-tujuan konsumsi, maka modal modal pinjamannya itu? Bagaimana ia

tidak mempunyai kualifikasi semacam itu. mengetahui bahwa peminjam itu akan

Meskipun modal digunakan dalam memperoleh keuntungan yang pasti sehingga

usaha-usaha yang mendatangkan keuntungan, dengan begitu ia menetapkan bagian

tidak perlu kiranya menghasilkan nilai lebih. keuntungan tersebut? Dan bagaimana dapat

Dapat dinyatakan bahwa produktivitas memperhitungkan bahwa peminjam pasti

tersebut merupakan kualitas yang melekat akan memperoleh keuntungan yang begitu

pada modal. Sering terjadi, terutama dalam banyak selama masa modal digunakannya

keadaan ekonomi yang merosot, penanaman sehingga ia akan mampu membayar harga

modal tidak hanya menipiskan keuntungan tertentu secara pasti setiap bulan atau setiap

tetapi ternyata melibatkan keuntungan menjadi tahun? Para pendukung teori bunga ini tidak

kerugian.

mampu memberikan jawaban yang masuk Jika modal dianggap memiliki akal terhadap masalah tersebut

produktivitas, produktivitas tersebut Sebuah pendapat menegaskan

tergantung pada berbagai faktor yang "produktivitas modal" sebagai jumlah yang

lain. Penanaman yang dapat mendatangkan diwariskan yang memungkinkan kreditor

keuntungan banyak tergantung pada tenaga menarik suatu imbalan (dalam bentuk bunga)

kerja, kemampuan, pandangan yang jauh dan dari peminjam atas penggunaan modal

pengalaman orang yang menggunakannya tersebut. Ada beberapa ahli ekonomi yang

disamping kestabilan ekonomi, sosial dan menekankan aspek fungsi modal tersebut

politik suatu negara. Faktor-faktor tersebut dan dalam produksi. Menurut pandangan tersebut,

faktor-faktor sejajar yang lain merupakan modal dikatakan 'produktif'. Secara jelas ini

syarat bagl penana nan modal yang dapat berarti bahwa "terdapat suatu pasaran

mendatangkan keuntungan. Apabila terhadap jasa mesin produktif (modal) dan

persyaratan tersebut tidak terpenuhi, bentuk konkrit modal itu sendiri". Pendapat ini

keuntungan yang diharapkan dari memandang bahwa modal adalah produktif

Peranan Kearifan Lokal ( Local Wisdom ) dalam Pengembangan Ekonomi dan Perbankan Syariah di Indonesia ║ 165

penanaman modal tersebut berubah menjadi yang akan datang serta kehidupan manusiar kerugian.

sedangkan keuntungan pada masa kini jelas Jika diakui bahwa modal itu memiliki

dan pasti.

suatu kualitas produktivitas yang diberikan

2. Kepuasan terhadap kehendak atau kepada pemilik modal sebagai bagian

keinginan masa kini lebih bernilai bagi keuntungan, tidak ada cara untuk mengetahui

manusia daripada kepuasan mereka di secara tepat dan pasti jumlah yang sebenarnya

waktu yang akan datang karena mungkin dari keuntungan yang dibayarkan setiap bulan

mereka tidak mempunyai kehendak atau setiap tahun. Di samping itu, tidak

semacam itu di waktu yang akan datang. ada metode untuk menghitung atau

3. Oleh karena dalam kenyataannya barang- memperkirakan keuntungan dari penggunaan

barang pada waktu kini lebih penting dan modal untuk jangka waktu sepuluh atau dua

berguna, dengan demikian barang-barang puluh tahun yang akan datang sehingga

tersebut mempunyai nilai yang lebih tinggi memungkinkan untuk dapat menetapkan

dibanding dengan barang-barang di waktu jangka waktu bunga.

yang akan datang.

Karena demikian halnya, tidak adil Berdasarkan alasan-alasan tersebut,

kiranya mengenakan sejumlah bunga terhadap mereka mengatakan bahwa keuntungan pasti

sejumlah uang yang dipinjamkan di muka masa kini sudah jelas diutamakan daripada

untuk jangka waktu sepuluh atau dua puluh keuntungan di masa yang akan datang. Oleh

tahun jika besarnya keuntungan aktual yang karena itu, modal yang dipinjamkan kepada

dapat diperoleh di masa yang akan datang. peminjam sekarang memiliki nilai yang

tidak diketahui. lebih tinggi daripada sejumlah uang yang

Teori nilai barang di masa mendatang dikembalikan beberapa tahun kemudian.

lebih rendah dibanding nilai barang di masa Sesungguhnya, bunga merupakan nilai

sekarang. Beberapa ahli ekonomi berpendapat kelebihan yang ditambahkan pada modal yang

bahwa manusia pada dasarnya lebih dipinjamkan pada masa pembayarannya

mengutamakan kehendaknya di masa mempunyai nilai yang sama dengan modal

sekarang serta kepuasan sekarang daripada pinjaman semula. Dengan perkataan lain,

yang akan datang. Para ahli tersebut bunga adalah sama dengan perbedaan dari

menjelaskan fenomena bunga dengan suatu segi psikologis dan bukannya dari segi

rumusan yang sangat dikenal dengan ekonomis antara barang-barang masa kini

"menurunkan nilai barang di waktu dengan barang-barang di masa yang akan

mendatang dibanding dengan nilai barang di

datang.

waktu kini." Singkatnya, bunga dapat Apa yang menjadi pertanyaan adalah:

dianggap sebagai agio yang diperoleh dari apakah sifat manusia sungguh-sungguh

barang-barang pada waktu sekarang terhadap menganggap kehendak masa sekarang lebih

perubahan atau penukaran barang di waktu penting dan berharga daripada keinginan-

yang akan datang. Boehm, pendukung penting keinginannya di masa yang akan datang? Jika

dari pendapat ini, memberikan tiga alasan demikian, lalu mengapa banyak orang tidak

terhadap penurunan nilai di waktu yang akan

seluruh pendapatannya datang:

membelanjakan

sekarang tetapi senang menyimpan

1. Keuntungan di masa yang akan datang pendapatannya itu untuk keperluan di

diragukan karena ketidakpastian peristiwa masa yang akan datang? Kita akan

166 ║ Jurnal Ilmiah Syari ‘ah, Volume 15, Nomor 2, Juli-Desember 2016

banyak menjumpai orang yang menahan keinginannya masa kini demi untuk keinginan masa depan yang merupakan peristiwa yang tidak dapat dilihat dan disangka. Segala usaha manusia kini diarahkan untuk masa depan yang lebih baik, sehingga kemungkinan kehidupan manusia di masa yang akan datang lebih bahagia dan sejahtera. Sangat sulit bagi kita untuk menemukan orang yang secara suka rela menciptakan hari ini yang lebih bahagia dan sejahtera dengan mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraannya di masa depan.

Jika sementara kita dapat jumpai orang secara sukarela mengorbankan kebahagiaan masa depan demi memperoleh kesenangan masa kini, sekali lagi rumusan yang diambil untuk menetapkan bunga adalah salah. Menurut rumusan ini, antara peminjam dengan pemberi pinjaman menunjukkan bahwa £ 100 hari ini adalah sama dengan £ 105 ( £5 sebagai bunga) setahun mendatang. Ini berarti bahwa setelah lebih dari setahun £ 105 akan mempunyai nilai sama dengan £ 100 dari tahun sebelumnya. Jika pinjaman tidak dibayarkan setelah satu tahun, setelah dua tahun, £ 100 dua tahun yang lalu nilainya akan sama dengan £ 110.

Apakah perbandingan antara nilai yang lalu dengan nilai sekarang tersebut benar-benar sesuai? Dan apakah rumusan itu valid bahwa barang masa lalu yang semakin tua, nilainya dibanding dengan nilai barang masa kini akan bertambah? Tidak ada jawaban yang meyakinkan terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut? Maulana Maududi menjelaskan akan bahaya dan kejahatan institusi bunga dan menunjukkan bagaimana bunga itu dapat menyengsarakan dan menghancurkan masyarakat. Sekarang kita akan membicarakan kejahatan-kejahatan moral, budaya dan ekonomi tersebut satu persatu.

Sejatinya, hal yang harus dilakukan adalah bagaimana proses sosialisasi yang dapat