TATA GUNA LAHAN ( LAND USE)
REK AYASA T RAN SPORTASI
TATA GUNA LAHAN
( LAND USE)
REK AYASA T RAN SPORTASI
KOMPONEN SISTEM
Asal mula istilah tata-guna lahan (land
use) berawal dari ilmu ekonomi
pertanian. Istilah ini mengacu pada sebidang lahan dan manfaat ekonomi yang dimiliki oleh lahan tersebut- peternakan, pembudidayaan tanaman, pertambangan, atau pembangunan gedung. Perencanaan penggunaan lahan sesungguhnya dapat dipandang dalam dua konteks.
REK AYASA T RAN SPORTASI
KOMPONEN SISTEM Pertama, perencanaan tataguna lahan mencakup seluruh bentuk perencanaan. Sebagai contoh, perencanaan transportasi dapat dianggap sebagai salah satu bentuk perencanaan tata-guna lahan karena perencanaan transportasi sebenarnya adalah perencanaan terhadap sebagian lahan yang akan digunakan untuk transportasi.
Kedua, perencanaan tata-guna lahan adalah
sebuah disiplin ilmu tersendiri, yang memiliki seperangkat teori dan praktik (ASCE, 1986). REK AYASA T RAN SPORTASIDEFINISI DAN KONSEP
1. URBAN FORM (Bentuk Perkotaan): Pola spasial atau "pengaturan" elemen individual -
seperti bangunan, jalan, taman, dan penggunaan lahan
lainnya (secara kolektif disebut lingkungan jadi (built environment)), serta kelompok-kelompok sosial,kegiatan ekonomi, dan lembaga-lembaga publik, dalam
suatu daerah perkotaan.2. URBAN INTERACTION (Interaksi Perkotaan): Ini adalah satu kesatuan hubungan, keterkaitan, dan arus yang menyatukan pola dan perilaku tata-guna Iahan, kelompok, dan aktivitas individu menjadi entitas, atau subsistem, yang memiliki fungsi. Salah satu di antara subsistem pemersatu terpenting adalah jalan raya atau jalan.
REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
DEFINISI DAN KONSEP
3. URBAN SPACIAL STRUCTURE ( Struktur ruang wilayah perkotaan):
Struktur ini secara formal menggabungkan bentuk wilayah perkotaan melalui interaksi wilayah perkotaan
dengan seperangkat aturan menjadi suatu sistem kota.
4. COMPREHENSIVE PLAN (Rencana Komprehensif):
Rencana keseluruhan dasar biasanya merupakanrencana komprehensifnya, kadangkala disebut sebagai
master plan atau rencana umum. Rencana ini, pada tingkat yang paling sederhana, adalah pernyataanresmi mengenai kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu
unit geografis (kota atau daerah) yang berhubungan dengan pembangunan fisik untuk beberapa tahun ke depan.
REK AYASA T RAN SPORTASI
DEFINISI DAN KONSEP
5. GUIDELINES (Panduan): Pada beberapa kasus, sejumlah panduan (guideline)
pembangunan dapat digunakan sebagai altematif yang
dianjurkan dalam penyusunan rencana tata-guna lahan. Panduan dapat ditingkatkan perannya sebagai suatu teknik implementasi dengan cara menuangkan panduan-panduan ini menjadi ketentuan hukum.6. LEGISLATION (Ketentuan Hukum): Beberapa rekomendasi dari rencana tata-guna lahan dapat ditrans- formasikan menjadi rancangan
undang-undang yang kemudian diserahkan kepada
badan legislatif untuk ditetapkan menjadi undang- undang.
REK AYASA T RAN SPORTASI
DEFINISI DAN KONSEP
7. CODES (Kode): Kode (peraturan) perumahan dan bangunan adalah teknik implementasi yang penting untuk manajemen tata-guna lahan. Kode-kode tersebut menjamin kualitas pertumbuhan komunitas dengan cara menetapkan standar-standar tertentu. Kode biasanya banyak digunakan pada tingkat pemerintahan daerah.
8. ZONING (Pembagian Zona):
Pembagian zona adalah peranti hukum yang tertua dan
paling banyak digunakan untuk implementasi rencana tata-guna lahan setempat. Pada dasarnya pembagian zona adalah suatu jaminan bahwa tata-guna lahan dalam suatu unit geografis sesuai dengan zona lainnya.
REK AYASA T RAN SPORTASI
DEFINISI DAN KONSEP
9. SUBVISION REGULATIONS (Peraturan Subdivisi):
Peraturan ini melengkapi pembagian zona setempat tetapi tidak dapat menggantikannya. Pembagian
peraturan mengendalikan pembangunan dan perubahan
di dalam suatu komunitas dan mendukung pelayanan lokal yang efisien dan sesuai harapan.10. INFRASTRUCTURE (Infrastruktur): Semua fasilitas pendukung kehidupan di dalam suatu unit geografis secara kolektif disebut sebagai
infrastruktur. Infrastruktur terdiri dari elemen dasar yang
membuat suatu wilayah perkotaan berfungsi, sepertifasilitas transportasi, fasilitas air dan pembuangan, jalan
raya, perumahan, pelabuhan, jalur pipa, dan sebagainya.
REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
KRITERIA UNTUK MENGUKUR DAN
MEMBANDINGKAN STRUKTUR WILAYAH
PERKOTAAN
Table 3-2 Krit e ri a S truktur Ruang Wi l ay ah pe r k o t a an T i n g k a tK on t eks Bentu k makro B ent u k da n f un gs i int e rnal P e n gat u ra n da n p e ril ak u K r iteri a I. Pewaktuan 2. Ciri khas fun gsio n a l 3. Lingkungan ek ste rn a l 4. Lokasi relatif 5. Skala 6. Bentuk 7 . Lok as i dan b e n t uk t o pografi 8 . Jaringan tr ans p o rt as i 9 . Kepadatan 10. Homogenitas 11. Tingkat pemu sata n 1 2 . Tingkat pemb agia n 1 3 . Tin g kat hubun ga n 14 . Tingk a t pen ga r a h a n 15. Tingkat k esi n a mbun ga n 16. Tingkat p e n gga n t i a n 17. Prinsip-prin s ip pengorgani s a s i a n 18. Otomati s a s i/kom p ut e ri sas i 19 . Mekani s me p e n gatu r an
2 0. Orienta s i tuju a n Ura i an d a n Contoh W a ktu dan tahap pe m b ang un a n Moda dan tipe produ ks i ya n g do min a n (misalnya, pusat l aya n a n, ko t a
pertambangan)
Lingkungan sosioekon o mi d a n bud aya di rnana suatu kota ter l etak P os i s i di dalarn si s te m w il aya h pe rk o t aa n y ang lebih be s a r (misa ln ya , perbedaan y an g m e n yo l ok a n ta r a p u sa t dan pin g giran ) Ukur a n : luas daerah , jumlah p e n dud uk , b as i s ek o n o rni , p e n da p a t a n , da nse b aga in y a
B e ntuk ge o g r a fi s d ae r a h L a n se kap/lin g kun g an fi s ik di m a n a s u a tu k o t a dib a n g un J e ni s dan konfi g ur as i s i ste m tra n s p or t as i K e padatan rata-rata pemb ang un a n ; b e ntuk kemiringan/k ece nd e run gan kepadatan (mis a ln y a , po pul asi p e nduduk) Tingkat percampuran (a t a u pemisaha n) dari penggunaan , a kt ivit as, da n kelompok sosial Tingkat ke arah mana p e n ggunaa n , ak tivitas, dan lain-lain d i a t ur da l a m zon a -zona secara rel a t if ter h ada p pu sa t kota Tin g k a t ke arah man a pen gg un aa n , a kti v it as , dan lain -l ain di a tu r da l am se ktor- s ekt o r secara r e l a ti f t er h ada p pu s at k o ta T in g k a t ke ar a h man a tirik- t itik a t a u s ub- w il ay ah perk o t a an dihubun gka n o l e h j arin ga n tra s np o rt as i , i n te r aks i sos ial , d a n se b againya T in g k a t ori e n tas i pen gar ah a n di d a l a m po l a -p o la int e rak s i ( mi s a ln ya , perpindah a n p e ndudu k) Tin g k a t hubungan a nt ara keg u naa n d a n bentuk Tingkat ke arah m a n a b e nt uk -b e ntuk wilayah yang berbed a (rn i sa l nya, bangunan, da e rah, fasi lit as umu m) dibangun untuk s ebuah fu n gs i da n dapat digunakan ( di ga nti ) untuk f ungsi lainnya Mekanisme yang m e nd asa ri pemi l aha n dan integrasi ruan g / s p as i a l P e ngembangan ata s t a n gga p a n ; tin g k a t se nsiti v itas ata s b e ntu k perub aha n P e ngertian mend a l a m tent a n g p e n ge nd a li a n dan pen g aw asa n (rnisa l nya , p e nentuan z on a , p e n ge nd a li a n b ang un a n , ma sa lah k e u a n ga n ) Tin g k a t ke arah man a s truktur w il ay ah perkot aa n b e rk e mb a n g k e arah o bjektif ya n g t e lah dit e t a p ka n
REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
BEBERAPA TEORI DAN TOPIK
AKSESIBILITAS
Konsep yang mendasari hubungan antara tata-guna lahan dan transportasi adalah aksesibilitas.
Dalam konteks yang paling luas, aksesibilitas
berarti kemudahan melakukan pergerakan di antara dua tempat. Aksesibilitas meningkat- dari sisi waktu atau uang-ketika pergerakan menjadi lebih murah.
Selain itu, kecenderungan untuk berinteraksi
juga akan meningkat ketika biaya pergerakan
menurun (Blunden, 1971; Blunden dan Black,
1984).REK AYASA T RAN SPORTASI
Dari B D Perubahan Ke Titik A
CONTOH 1
I A 0(0) 6(4) 7(6) 9(8) 22(18) -18%
c
B 6(4) 0(0) 6(5) 4(2) 16(11) -31%
7(6) 6(5) 0(0) 7(5) 20(16) -20%D 9(8) 4(2) 7(5) 0(0) 20(15) -25%
cC a t a lan: An g ka-an g ka di l uar tand a kurung a dalah waktu tempuh
s e m ula; an gk a-an g k a di d a l a m t a n da kurun g a dalah wa ktu te mpuh
s et e lah pe n i n g k a t a n tran s p o rta s i .Seti a p titik (A , B , C , D ) m ew akili se bu a h pu s at a kti v it as, dan se ti a p
p e n g hubun g ( mi sa ln y a A B , BC) mewakili waktu t e mpuh d a lam menit
(lih a t Gambar 3-E1 ) . Penin g katan t r a nsp o rt a si diimplem e ntasikan pada
ti a p p e n g hubun g sedemikian rupa s ehingg a w aktu t e mpuh b e r- kur a ng. A pa pen g aruh p e ningk a t a n tr a n s porta s i t e rh a d a p pu sa t- pus a - t a ktivit as ( tat a g una l a h a n)? ( W a ktu tempuh s etelah peningk a tan ditulis di dalam t a nda kurung.)REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
GAMBAR 3-E1
JARINGAN UNTUK CONTOH 1
JAWABAN Matriks di atas memperlihatkan waktu
perjalanan sebelum dan setelah peningkatan
transportasi. Jumlah baris adalah ukuran aksesibilitas pada setiap titik. Dapat dilihat bahwa semakin kecil waktu tempuh berartisemakin besar aksesibilitasnya. Pada seluruh
kasus, terdapat pengurangan waktu tempuh: A, -18%; B, -31 %; C, -20%; dan D, -25%.Tampak jelas bahwa pusat aktivitas B
mempunyai keuntungan yang paling banyak,
diikuti oleh D, C, dan A.
REK AYASA T RAN SPORTASI
CONTOH 2
Sebuah pusat kota (D) dihubungkan dengan jalan-jalan arteri ke pusat aktivitas/pemukiman A, B, dan C
dan antara satu jalan dengan lainnya dengan waktu tempuh diperlihatkan pada penghubung (link). Jalan arteri semakin padat, terlihat dari waktu tempuh (dalam menit) yang meningkat, seperti diperlihatkan pada Gambar 3-E2, dan hampir semua pusat komersial dan bisnis yang terletak di pusat kota akan membangun pusat percabangan di A, B, danC. Pusat aktivitas manakah yang cenderung paling makmur? Apa tindakan yang mungkin dilakukan di
bagian kota ini yang akan meningkatkan pusat kota?
REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
CONTOH 2REK AYASA T RAN SPORTASI
GAMBAR 3-E2
JARINGAN UNTUK CONTOH 2
JAWABAN
A, B ,
Pu sa t- p usat a k t i v itas dan C se luruhn ya cenderu ng men da p a tkan k euntung a n y an g sa ma, terlih at d ar i perb e d aa n antara 43 , 45 , d a n
4 8 ya n g t id ak sig nifik a n . P usa t k ota s udah
di pas t i k a n m e m buruk deng a n c ep a t. C ara y ang
m u ngkin d i l a kuk a n un t uk m e nyelam a t ka n pus at ko ta ad a l ah mengur a n gi waktu t e mpuh de ng an c a r a menin g k a t k an aru s l a lu l i n tas d i ja l an -j a l a n art er i a t a u me n era pk a n s i s t e m bi s k o ta ya n g aka n m e m pe r ce p a t w aktu te mpuh k e pusa t-pu sa t a kt iv it as .REK AYASA T RAN SPORTASI
AKSESIBILITAS PERORANGAN Aksesibilitas perorangan biasanya diukur dengan cara menghitung jumlah lokasi kegiatan (disebut juga peluang-opportunity) yang tersedia
pada jarak tertentu dari rumah orang
tersebut dan memfaktorkan jumlah tersebut dengan jarak di antaranya. Perhitungan aksesibilitas dapat dilakukan untuk berbagai jenispeluang, seperti belanja atau bekerja.
Salah satu perhitungan tersebut diberikan oleh:
REK AYASA T RAN SPORTASI
AKSESIBILITAS PERORANGAN
REK AYASA T RAN SPORTASI
AKSESIBILITAS PERORANGAN Indeks aksesibilitas seperti ini merupakan ukuran dari seberapa banyak tujuan potensial yang tersedia bagi seseorang dan
semudah apa orang tersebut dapat
mencapainya. Aksesibilitas suatutempat dari tempat-tempat lainnya
di dalam suatu kota dapat diukur dengan cara yang sama, di mana dalam kasus ini Ai adalah aksesibilitas dari zona i.
REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
CONTOH 3 ,
REK AYASA T RAN SPORTASI
JAWABANREK AYASA T RAN SPORTASI JAWABAN dan aksesibilitas relatif-nya adalah
TEORI LOKASI Teori tentang lokasi aktivitas, khususnya pemukiman, telah dikembangkan pada tahun
1960-an oleh beberapa ilmuwan perwilayahan.
Dengan mengambil contoh-contoh dari ekonomi lahan pertanian, kita dapat memastikan bahwa penggunaan spesifik suatu lahan adalah fungsi dari jaraknya terhadap pasar, dengan asumsi bahwa terdapat satu pasar yang terletak di pusat suatu daerah yang tidak memiliki fitur. Penggunaan spesifik suatu lahan pada suatu lokasi akan bergantung pada tarif sewanya (L), menurut persamaan
REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
TEORI LOKASIGAMBAR 3.3 Tarif Sewa versus Jarak dari Pusat Pasar.a) Penyebaran Tanaman;
REK AYASA T RAN SPORTASI
GAMBAR 3.3 Tarif Sewa versus Jarak dari Pusat Pasar.;
b) Tampiian 3D dari Penyebaran Tanaman
REK AYASA T RAN SPORTASI
GAMBAR 3.3 Tarif Sewa versus Jarak dari Pusat Pasar.c) Penyebaran Tata-guna Lahan.
REK AYASA T RAN SPORTASI
,
CONTOH 4
S e buah kota kon sentris den gan s ebu a h p a sar di pu sa t
k otan y a ber maks ud m em produk si e mpat jeni s ta n a m an, A
s a mp a i D , ya n g kar akt eri s tikny a di n ya tak an da l a m d o ll ar:C D A B H arg a d i lo kasi pe r pr od u k
12
1
00
8
5 Bi aya p ro du k s i per p ro du k
20
25
10
1 H ar ga b e rsih di l o k a si p er p r o duk
1
7
5
70
4 Bi ay a tr a nsp ort as i pe r p ro d uk
2
1
7 3 ,
33 G am b ar lah h a s i l Anda , d a n s ebutk an t a na ma n m a na ya n g
s eharu s n ya d i pr od uk s i p a d a j a rak y a n g op tim a l d ar i pus a t
ko ta , dan dis tribu s i nya . Apak ah i mplik a s i da ri teo r i i ni untu k
p ere n ca n aa n tr a n s p ortas i dan pere n ca n aa n k ota d a l am
ko nt e k s pe n yewaa n , bia y a pe rurnahan , d a n jar ak d a ri pu sa t
k o ta ?REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
JAWABAN
JAWABAN
A , B , C,
K eem p a t p e r sa m aa n d i a t a s mer e p r e s e nt as ik a n tanam a n-t a n a m a n d a n
D , d a n dengan mem buat p ers ama a n s e cara b erpas ang a n a ka n m eng h as ilk an j ar ak2 , 308 ; 8,18 2 ; da n 1 2 , 1 2 m il yan g me nyat akan radiu s d ari pu sa t ko t a ke A , temp at-temp at penan ama n yan g p a lin g m e n g untun g ka n untu k tumbuh a n C , ,
B da n D secara b e ruru ta n . P e rh atika n pul a b a hwa t ana man ti d a k
m e n g untun gka n untuk dit a nam . G a mbar 3- E4 men g i l u s t ra s ik a n lingkar a n
ko nsent ri s di m a n a b e rbag ai t umbuh a n d i tanam . Li hatlah G a mbar3 E4(a), d - i
m a n a s umbu v erti ka l m e r e pr ese nta s ik a n ke untun ga n d a n s umbu hori zonta l
m e r epre s e nt as i ka n j a r ak . J a rak dar i p asa r keti k a k e unt u ng a n = d i perl i h atka n se b aga i be rik ut :REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
JAWABAN
REK AYASA T RAN SPORTASI
JAWABAN
JAWABAN
A
1. T a n ama n s e ba ikn y a dit a n a m mul ai dari pu s at
k o t a h ingga seja uh 2 , 3 8 sat u a n j ara k d ari pas ar.
2. Tanaman C sebaiknya ditanam mulai dari di
mana A berhenti (2,308 satuan jarak:) hingga sejauh 8,182 satuan jarak dari pasar.
3. Tanaman D sebaiknya ditanam mulai dari di
mana C berhenti (8,182 satuan jarak:) hingga sejauh 12,12 satuan jarak: dari pasar.4. Tanaman B tidak perlu ditanam sama sekali, karena tidak akan menguntungkan.
REK AYASA T RAN SPORTASI
AKIBAT-AKIBAT PEMBAGIAN ZONA Aktivitas, manusia, dan lokasi semuanya berinteraksi dengan cara yang sedemikian
rupa sehingga setiap orang berharap dapat
memaksimalkan lokasi tempat tinggalnya.Setiap orang mempunyai alasan untuk
tinggal di tempat yang mereka kehendaki.
Bisnis dan industri juga mempunyai pilihan
lokasi. Pilihan lokasi ini menghasilkan pola-pola konsentrasi. Para ahli perencana tata-guna lahan mengatur kesesuaian antara pola-pola tata-guna lahan melalui pembagian daerah dan berbagai regulasi lainnya. REK AYASA T RAN SPORTASINILAI LAHAN Sebuah persamaan sederhana tentang nilai lahan dapat dinyatakan dalam sebuah fungsi linier sebagai berikut:
LV a bD i i di mana LV adalah nilai lahan, D
adalah jarak dari DPB, dan a dan b
adalah konstanta.
REK AYASA T RAN SPORTASI
NILAI LAHAN
Sebuah persamaan yang agak: lebih rumit dapat dinyatak:an dalam sebuah fungsi pangkat sebagai berikut:
b
LV aD
i i
di mana nilai lahan menurun dengan tingkat penurunan yang semakin rendah. Pada kedua persamaan di atas, faktor yang tidak diketahui dapat ditentukan dengan analisis regresi.
REK AYASA T RAN SPORTASI
NILAI LAHAN Persamaan-persamaan nilai lahan untuk daerah metropolitan bisa saja cukup rumit. Sebagai contoh, model konseptual untuk sebuah kota besar yang terletak di pinggir pantai mempunyai persamaan sebagai berikut:
LV a b C b M b E b S i 1 i 2 i 3 i 4 i
REK AYASA T RAN SPORTASI
NILAI LAHAN
di mana LV ; adalah nilai lahan pada
i
lokasi i; Ci adalah jarak: dari DPB; M; adalah jarak dari garis pantai; Ei adalah jarak dari stasiun kereta api bawah tanah terdekat; dan Si adalah jarak dari pusat perbelanjaan terdekat. Persamaan-persamaan lain yang serupa dengan persamaan di atas juga
menggunakan beberapa variabel seperti aksesibilitas, sarana hiburan, dan unsur- unsur topografis.
REK AYASA T RAN SPORTASI
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
Hubungan antara transportasi dan pengembangan lahan dapat dijelaskan dalam tiga konteks berikut ini:
1) hubungan fisik dalam skala makro, yang memiliki pengaruh
jangka panjang dan umumnya dianggap sebagai bagian dari proses perencanaan;
2) hubungan fisik dalam skala mikro, yang memiliki pengaruh
jangka-pendek dan jangka-panjang dan umumnya dianggap sebagai masalah desain wilayah perkotaan (seringkali pada skala lokasi-lokasi atau fasilitasfasilitas tertentu); dan
3) hubungan proses, yang berhubungan dengan aspek hukum,
administrasi, keuangan, dan aspek-aspek institusional tentang pengaturan lahan dan pengembangan transportasi.
REK AYASA T RAN SPORTASI
TATA GUNA LAHAN DAN
TRANSPORTASI
Bangkitan perjalanan menyediakan hubungan antara tata-guna lahan danperjalanan. Tataguna lahan untuk tujuan
membangkitkan perjalanan biasanya dijelaskan dalam bentuk intensitas tata-guna lahan, ciri-ciri tata-guna lahan, dan
lokasi di dalam lingkungan perkotaan.REK AYASA T RAN SPORTASI
BANGKITAN PERJALANAN
REK AYASA T RAN SPORTASI
, CONTOH 5
Data untuk perjalanan belanja ke lokasi perbelanjaan di
berbagai daerah dalam sebuah kota dapat dilihat padatabel di bawah ini. Hitunglah tingkat perjalanan belanja
berdasarkan tipe lokasinya, dan uraikan jawaban Anda.
REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
JAWABANPEMBAHASAN
Perjalanan belanja per karyawan untuk pusat-
pusat perbelanjaan adalah yang tertinggi, diikuti
oleh pasar lokal dan DPB. Analisis yang dilakukan
tidak perlu terikat dengan zona, tetapi dapat
dilakukan secara individual. Sebagai contoh, ciri-
ciri pusat perbelanjaan 1 mungkin sangat berbeda
dengan pusat perbelanjaan 2. Sistem tata-guna lahan/transportasi dapat direpresentasikan oleh suatu susunan spasial berupa lahan-lahan yang ditempatkan di atas suatu jaringan yang merepresentasikan sistem transportasi. Sistem tersebut diperlihatkan pada Gambar 3-4 dalam bentuk diagram.REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
GAMBAR 3-4
REK AYASA T RAN SPORTASI
TABEL-TABEL
REK AYASA T RAN SPORTASI
TABEL-TABEL
REK AYASA T RAN SPORTASI
TABEL-TABELPERTUMBUHAN/PENURUNAN
Sebuah diagram sederhana (Gambar 3-5) menjelaskan hubungan atau saling ketergantungan di dalam sistem wilayah perkotaan.
Diagram ini memperlihatkan bahwa setiap
alokasi finansial untuk meningkatkan fasilitas
transportasi di dalam suatu wilayah perkotaan
pada akhirnya akan berdampak bagi wilayah itu sendiri. Diagram ini juga memperlihatkan bahwa ketersediaan lahan perkotaan pada akhirnya akan membatasi pertumbuhan wilayah perkotaan.
REK AYASA T RAN SPORTASI
PERTUMBUHAN/PENURUNAN
REK AYASA T RAN SPORTASI
PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN
Gambar 3-6 memperlihatkan kerangka kerja dari sektor sosioekonomi.
Perhatikan situasi sebagai berikut: semakin banyak lahan yang disediakan
untuk pengembangan bisnis di pusat kota,
bisnis akan meningkat, dan struktur-struktur bisnis pun meningkat, yang pada
gilirannya akan meningkatkan peluang kerja dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dan yang terakhir, peningkatan populasi akan mendorong pengembangan lahan.
REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
PERENCANAAN
TATA GUNA LAHAN
REK AYASA T RAN SPORTASI
MODEL AKSESIBILITAS
HANSEN
REK AYASA T RAN SPORTASI
MODEL AKSESIBILITAS
HANSEN
REK AYASA T RAN SPORTASI
CONTOH 6 ,
REK AYASA T RAN SPORTASI
CONTOH 6 ,
JAWABAN
Kita asumsikan eksponen sebesar 2 berdasarkan penelitian
yang dilakukan terhadap kota- kota lain yang berukuran sama.
Jika populasi kota ini diperkirakan meningkat menjadi 8000 orang pada jangka waktu 20 tahun mendatang,bagaimanakah populasi didistribusikan berdasarkan zonanya?
Asumsikan bahwa total pekerjaan di tiap zona berbanding lurus dengan populasi total yang ada di zona tersebut.REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
JAWABANMETODE GRADIEN PENINGKATAN-KEPADATAN Metode gradien peningkatan-kepadatan
(density-saturation gradient, DSG) pertama kali
digunakan dalam studi transportasi daerah Chicago ( Chicago Area Transportation Study/CATS) Tiga acuan empiris digunakan dalam metode ini: (1) intensitas tata-guna lahan menurun ketika jarak atau waktu tempuh ke DPB meningkat; (2) perbandingan jumlah lahan yang digunakan dengan jumlah lahan yang tersedia menurun ketika jarak dari DPB meningkat; (3) proporsi lahan yang diperuntukkan bagi setiap jenis tata-guna lahan di suatu daerah tetap stabil. REK AYASA T RAN SPORTASIREK AYASA T RAN SPORTASI
METODE GRADIEN
PENINGKATAN-KEPADATAN
REK AYASA T RAN SPORTASI
METODE GRADIEN
PENINGKATAN-KEPADATAN
REK AYASA T RAN SPORTASI
PROSEDUR ESTIMASI TATA-
GUNA LAHAN MENURUT CATS
MODEL-MODEL TATA-GUNA
LAHAN OPERASIONAL
Model ini pada dasarnya adalah model lokasionalyang memperkirakan pemukiman dan tempat kerja.
Dasar teoretisnya adalah sebagai berikut.
N E P i j i j / j
REK AYASA T RAN SPORTASI
REK AYASA T RAN SPORTASI
CONTOH 7 ,REK AYASA T RAN SPORTASI JAWABAN Hitunglah jumlah penduduk di zona 1.