POSTUR KEKUATAN MILITER NEGARA FILIPINA

TUGAS
KEAMANAN INTERNASIONAL
POSTUR MILITER NEGARA FILIPINA

DISUSUN OLEH

:

1. AGUNG RIZKY H.L

1316071001

2. FERDIANSYAH

1346071004

3. JAKA SATRIA W

1316071025

4. MEKA NURHADI


1316071033

5. M. REZA RENALDY

1316071029

6. VASCODAMALA ACK

1316071044

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
1

POSTUR KEKUATAN MILITER FILIPINA
Stabilitas keamanan regional merupakan suatu kondisi dimana sebuah kawasan bebas
dari ancaman dan bahaya, baik dari dalam atau luar kawasan. Keamanan regional sangat penting

sebagai elemen pembentuk keamanan internasional maupun konflik internasional. Oleh sebab
itu, keamanan regional merupakan hal pertama yang perlu diupayakan demi terciptanya stabilitas
internasional. Sebuah kawasan yang aman dapat mendukung stabilitas ekonomi maupun politik
2

negara-negara yang berada dalam kawasan tersebut. Sementara itu, kawasan yang penuh konflik
dapat mengancam keamanan nasional negara di dalamnya hingga mengancam keamanan
regional.Ancaman keamanan regional merupakan segala bentuk gangguan baik langsung, tidak
langsung, terlihat maupun tidak terlihat terhadap kedaulatan; basis-basis vital regional (ekonomi,
militer, dan informasi), penduduk, teritorial, ataupun segala bentuk usaha serangan secara
konvensional, non-konvensional, maupun asimetrik terhadap suatu bangsa dalam skala regional.
Ancaman keamanan tidak dapat diabaikan karena bukan tidak mungkin isu-isu keamanan
tersebut berkembang semakin besar dan kompleks hingga mengganggu stabilitas kawasan.
indikator-indikator dinamika persenjataan negara-negara Asia Tenggara menunjukkan
kecenderungan meningkat pada periode pasca Perang Dingin (tahun 1991-2000) dibandingkan
pada periode masa Perang Dingin(tahun 1975-1990). Indikator-indikator yang diteliti adalah: 1)
Anggaran belanja militer/pertahanan yang meliputi sub-indikator belanja militer dalam harga
konstan,belanja militer dalam tingkat harga berjalan, belanja militer pada basis per kapita, dan
persentase anggaran militer dari GDP; 2) Tentara/SDM Angkatan Bersenjata yang meliputi subindikator jumlah total Angkatan Bersenjata, pasukan cadangan, para-militer,proporsi tentara per
1000 penduduk, dan proporsi tentara per 10 mil luas wilayah; 3) Kepemilikan/penggelaran dan

akuisisi sistem persenjataan utama (alat utama sistem senjata/alutsista) yang meliputi subindikator penggelaran dan akuisisi senjata angkatan darat, angkatan laut dan angkatan
udara. Terjadinya peningkatan dalam pembangunan persenjataan diatas, disebabkan adanya
perkaitan

faktor-faktor

internasional

dan

domestik

yang

turut

mempengaruhi

dan


dipertimbangkan oleh para pengambil keputusan di negara-negara Asia Tenggara. Dari
lingkungan internasional, faktor-faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan tersebut adalah
terkait dengan perubahan konfigurasi keamanan seiring dengan berakhirnya Perang Dingin, yang
dipersepsi sebagai adanya ketidakpastiankeamanan ketika berakhirnya tatanan global yang
bercirikan dua kutub membuka jalan bagi suatu struktur banyak kutub yang kompleks dan
bercirikan ketidakpastian. Bagi negara-negara Asia Tenggara, ketidakpastian ini berkisar pada
tiga masalah penting: (1) Ancaman keamanan sebagai akibat dari adanya kecurigaan dan
perselisihan-perselisihan teritorial yang tidak terpecahkan; (2) pengurangan kehadiran militer AS
dari kawasan Asia Tenggara dipandang sebagai hilangnya jaminan “payung keamanan” yang
mengharuskan perlunya peningkatan kemampuan pertahanan mandiri; dan (3) munculnya
peranan dan proyeksi militer kekuatan-kekuatan regional yang dipandang sebagai ancaman
3

mengikuti skenario sistem intrusive dan logika dilema keamanan. Tiga masalah ini, kemudian
dibarengi dengan adanya perubahan pola perdagangan senjata internasional (dari “seller market ”
ke“buyer market”) yang makin memudahkan banyak negara untuk mengakuisis ipersenjataan.
Dari lingkungan domestik, ada dua faktor utama yang mempengaruhi terjadinya pembangunan
persenjataan: Pertama , kapabilitas ekonomi negara-negara Asia Tenggara yang tercermin dalam
pertumbuhan ekonomi yang mengalami kecenderunganmeningkat. Kedua, kecuali Laos,
Kamboja dan Brunei, semua negara Asia Tenggaramempunyai dan mengembangkan industri

pertahanan domestik, baik berdasarkan lisensi negara Barat maupun hasil desain dalam negeri.
Selain untuk kepentingan pasar dalamnegeri (captive market ), hasil produksi mereka juga untuk
kepentingan ekspor. Faktor-faktor domestik lainnya sebagai penunjang adalah: masalah
keamanan internal terkaitdengan gerakan separatis, pengamanan jalur lalu lintas laut, dan
perlindungan sumber daya alam dalam lingkunan Zona Ekonomi Eksklusif. Di pihak lain,
meningkatnya pembangunan persenjataan di negara-negara Asia Tenggara pada periode pasca
Perang juga disebabkan karena pada saat yang bersamaan(1991-1993) belum terbentuk suatu
mekanisme regional yang dapat mengatur masalah-masalah keamanan di antara sesama negara
kawasan. Selanjutnya, setelah terbentuknya ASEAN Regional Forum (ARF) pun yang berfungsi
sebagai forum untuk membahas dan membicarakan masalah-masalah kemanan di Asia-Pasifik,
peningkatan pembangunanpersenjataan tetap berlangsung. Kehadiran ARF belum sepenuhnya
mampu meredamdinamika persenjataan, hal ini dikarenakan: 1) Instrumen-instrtumen kebijakan
keamanan ARF masih belum berjalan semestinya; 2) ARF lebih bersifat forum dialog yang
bersifatlonggar sehingga kesepakatan-kesepakatannya tidak terlalu mengikat anggotanya; dan 3)
Sebagian besar anggota ARF, terutama negara-negara besar, belum sepenuhnya meyakini
kemampuan ARF dalam mengatasi persoalan-persoalan keamanan, dianataranya masalah Laut
Cina Selatan.
Sebagai contoh konflik yang terjadi diwilyah laut cina selatan yang melibatkan salah
satunya adalah Filipina dengan Cina. Filipina belum lama ini mengambil serangkaian tindakan
untuk melawan Tiongkok soal sengketa di Laut Tiongkok Selatan, termasuk membeli kapal

perang Amerika Serikat (AS) dan Jepang, mengizinkan kapal perang dan personel militer AS
untuk berpangkal di Filipina, dan merencanakan latihan militer dengan AS dengan frekuensi
yang lebih tinggi. Tindakan Filipina tersebut dinilai analis bermaksud untuk melawan Tiongkok

4

dalam masalah Laut Tiongkok Selatan. Akan tetapi beberapa ahli dari Asia Tenggara
berpendapat bahwa tindakan Filipina itu akan memeruncing konflik sehingga tidak akan
menguntungkan bagi penyelesaian masalah dan perdamaian di kawasan Asia Pasifik.
Kantor berita AP Senin lalu (28/7) melaporkan, Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin
mengatakan Filipina berencana memindahkan tangsi militer utama milik Angkatan Laut dan
Angkatan Udara ke Teluk Subic, bekas pangkalan militer AS di Filipina. Tindakan itu ditujukan
agar kekuatan militernya dapat sesegera mungkin dapat dikerahkan ke kawasan Laut Tiongkok
Selatan yang dipersengketakan dengan Tiongkok. Menurut situs berita GMA Filipina, Filipina
akan menambah 250 tentara Angkatan Udara ke Teluk Subic, dan mengizinkan pasukan AS
untuk ditempatkan di Filipina dalam jangka pendek. Duta Besar Filipina untuk AS mengatakan
walaupun pasukan AS belum mendapat hak penempatan pasukan secara permanen di Filipina,
namun AS akan diberikan izin untuk lebih banyak menggunakan pangkalan militer Filipina guna
meningkatkan kekuatan pertahanan Filipina. Tindakan Filipina itu dinilai akan mempererat
hubungan sekutunya dengan AS, dan memungkinkan Angkatan Laut AS lebih mendekati Laut

Tiongkok Selatan..
Presiden Filipina Benigno Aquino mengumumkan penganggaran dana sebesar 1,8 miliar
dolar untuk modernisasi militer guna mempertahankan wilayah maritim negaranya dari
"pengganggu" di tengah perselisihan yang terus memburuk dengan China. Dalam pidato saat
perayaan hari ulang tahun Angkatan Laut ke-115, Aquino bersumpah bahwa Angkatan
Bersenjata Filipina akan diberikan sumber daya yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan
Filipina.

Analis

menilai

pernyataan

Aquino

ini

ditujukan


untuk

China.

Dia juga mengatakan bahwa pada 2017 nanti Filipina akan mengakuisisi dua kapal frigat baru,
dua helikopter anti-kapal selam, tiga kapal cepat untuk patroli pantai dan delapan kendaraan
serbu amfibi. Aquino mengatakan pemerintah Filipina telah menghabiskan 678 juta dolar untuk
memodernisasi militer selama tiga tahun terakhir, termasuk untuk membeli dua kapal cutter
kelas Hamilton (bekas dan diupgrade) yang diperoleh dari pasukan penjaga pantai Amerika
Serikat (US Coastguard). Kapal yang pertama, diubah namanya menjadi BRP Gregorio del Pilar
(PF-15), sudah ditugaskan bersama Angkatan Laut Filipina sejak tahun 2011. Kapal yang kedua
BRP Ramon Alcaraz (PF-16), akan dikirimkan pada bulan Agustus setelah mengalami
keterlambatan 5 bulan. Pada tahun ini Filipina juga telah mengumumkan akan mengakuisisi 10
5

kapal patroli penjaga pantai baru dari Jepang. Sengketa wilayah yang semakin sengit dengan
China, bersumber dari klaim kedua negara (Filipina-China) atas suatu wilayah di Laut Cina
Selatan, yang diyakini mengandung sejumlah besar minyak dan gas bumi dan juga merupakan
ladang perikanan yang kaya. China menegaskan pihaknya memiliki hak berdaulat untuk sebagian
besar Laut Cina Selatan, termasuk atas beberapa wilayah perairan di dekat pantai Filipina dan

negara Asia Tenggara lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Filipina dan Vietnam (keduanya
terlibat dalam sengketa dengan China) mengatakan tindakan China telah semakin agresif untuk
menegaskan klaimnya atas wilayah yang disengketakan. Filipina mengatakan bahwa China sejak
tahun lalu sudah menduduki perairan dangkal yang berjarak 230 kilometer dari pulau utama
Filipina Luzon. Gugus pulau ini berjarak 1.200 kilometer dari daratan terdekat utama China.
Kekuatan militer (fire power) meliputi segala aspek alat negara dan sumber daya yang
terdapat di suatu negara yang dapat difungsikan dengan segera untuk keperluan perang.
Perangkingan kekuatan militer yang dilakukan oleh Global Fire Power (GFP) berdasarkan
penilaian atas sejumlah indikator kekuatan militer, yaitu:
1.

Personil

2. Sistem Persenjataan (Alutsista)
3. Kekuatan Maritim
4. Kekuatan Logistik
5. Sumber Daya Alam
6. Kekuatan Geografis
7. Kekuatan Keuangan (Finansial)
8. Lain-lain (Pendukung)

Dari 8 kekuatan kunci militer suatu negara, kemudian dibuatkan menjadi 8 unsur yang secara
langsung akan berpengaruh terhadap keputusan perang, yaitu:
1. Kekuatan Personil
2. Kekuatan Udara
3. Kekuatan Darat
4. Kekuatan Laut
5. Kekuatan Logistik
6. Kekuatan Sumber Daya Alam
7. Kekuatan Finansial
6

8. Keunggulan Geografis
Kekuatan udara, laut, dan darat sudah mulai diuraikan, karena akan berperan dalam pengembilan
keputusan dan strategi militer dalam jangka pendek (menjelang perang). Perbandingan kekuatan
militer yang akan diulas berikut ini berdasarkan 8 kekuatan kunci militer yang berperan dalam
pengambilan keputusan perang.
Kekuatan Personil (Personnel)
Dengan dukungan jumlah penduduk yang cukup besar, Filipina nampaknya cukup unggul untuk
menopang kekuatan personil. Hal ini terlihat di seluruh sub personil berselisih cukup signifikan
dengan negara-negara tetangga


Kekuatan Udara (Air Power)
Ada 3 sub kekuatan udara, yaitu total pesawat militer (seluruh jenis pesawat militer), jumlah
helikopter, dan lapangan udara. Deskrispi mengenai kekuatan udara masih terlalu abstrak, karena
pesawat militer itu sendiri terdiri atas pesawat tempur, pesawat pembom atau pesawat terpedo,
pesawat pengintai, dan pesawat transport. Indikator yang dituliskan pun masih memungkinkan
bias dalam memberikan gambaran kekuatan udara.

Kekuatan Darat (Land Army)
Ada 10 kunci dalam mengukur/mengetahui (potensi) kekuatan darat dalam suatu pertempuran.
Di dalamnya berisikan keseluruhan bentuk sistem persenjataan darat, termasuk kendaraan
7

logistik. Keseluruhannya akan sangat dibutuhkan dalam pertempuran darat yang akan
menghadapi musuh darat maupun musuh dari udara. Walaupun jika dibandingkan dengan
Negara lain¸Filipina sudah cukup baik.

Kekuatan Laut (Naval Power)
Kekuatan laut menjadi kunci atas setiap kemenangan pertempuran yang menentukan jalannya
sejarah. Ada 10 unsur yang membentuk kekuatan laut menurut versi GFP seperti yang dilihat
pada gambar di bawah. Filipina bisa dikatakan cukup unggul dalam patroli laut/perairan
dengan dukungan 128 kapal patroli laut (patrol craft).

Kekuatan Logistik (Logistical)
Kekuatan logistik yang dimasukkan ke dalam daftar berikut ini merupakan segala bentuk
sumber daya yang dengan segera dapat dipersiapkan untuk mendukung pertempuran
langsung

8

Kekuatan Sumber Daya Alam (Resources)
Setiap pertempuran akan membutuhkan sumber daya alam (energi), terutama untuk keperluan
kebutuhan masyarakat sehari-hari. Situasi perang akan menyebabkan orientasi pemenuhan
kebutuhan energi bagi masyarakat sipil akan dialihkan untuk keperluan militer.

Kekuatan Finansial (Financial)
Perang ataupun persiapannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, serta membutuhkan
kemampuan pengelolaan keuangan nasional yang memadai. Ada 3 unsur di dalam kekuatan
finansial, yaitu anggaran pertahanan (defense budget), cadangan devisa dan emas (reserve of
foreign exchange and gold), dan kemampuan pembayaran (purchasing power). Unsur yang
paling perlu dipehatikan adalah cadangan devisa dan belanja pertahanan.

Keunggulan Geografis (Geographic)
Salah satu kekuatan militer yang dibutuhkan dalam peperangan adalah keunggulan geografis.
Keunggulan tersebut dapat menjadi celah pertahanan atau sebaliknya dimanfaatkan menjadi
basis pertahanan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia lebih unggul dalam
memiliki luas wilayah perairan (waterways) dan garis pantai (coastline). Auastralia di sini
terlihat memiliki luas wilayah daratan paling besar yang berarti dapat dimanfaatkan pula sebagai
9

matra pertahanan di dalam negeri. Adapun di sini ada 3 negara yang memiliki kawasan
perbatasan

daratan

(shared

border),

yaitu

Indonesia,

Malaysia,

dan

Thailand.

Data kekuatan militer yang dirilis oleh GFP diambil berdasarkan data yang dihimpun oleh CIA
Fact and Statistic. Masih terlalu abstrak untuk dapat diketahui gambaran kekuatan yang kongkrit,
karena hanya berbasis pada pendekatan kuantitatif. Segala unsur yang membentuk kekuatan
militer di suatu negara bukan hanya mengenai aspek kuantitatifnya, melainkan aspek kualitatif.
Misalnya, untuk alat utama sistem persenjataan (alutsista) atau weapon system saat ini sudah
berkembang teknologi yang masing-masing terbagi ke dalam periode 10-15 tahun (1 generasi).
Masalah lain mengenai keakuratan data misalnya pada kelompok helikopter yang saat ini sudah
terbagi ke dalam beberapa fungsi, seperti helikopter angkut logistik/pasukan dan helikopter
serang. Fakta lain yang tidak bisa diabaikan pula adalah pengalaman perang di masa lalu yang
membentuk cara berpikir dalam membangun strategi militer di saat yang paling mendesak.
Berikut adalah data kekuatan militer terbaru yang dimililki oleh Filipina yang masuk pada
ranking 40.
Dengan pertumbuhan ekonomi dan kurangnya berbatasan tetangga, ancaman utama bagi
Filipina berasal dari dalam. Nilai-nilai yang dilihatkan di bawah ini semua dianggap untuk
GFP(Global Fire Power) akhir ranking diakui sebagai "Power Index" (abbrv: "PwrIndx"). Skor
PwrIndx dinilai berdasarkan nilai sempurna "0.0000" yang realistis tercapai karena sejumlah
faktor dianggap per negara. Bonus dan hukuman ditambahkan ke masing-masing negara (sesuai
kebutuhan) sementara negara-negara yang terkurung daratan (ex: Austria) tidak dikenakan sanksi
karena kurangnya angkatan laut berdiri meskipun mereka menderita hukuman untuk tidak
mempertahankan kekuatan pedagang laut yang berguna. Sebanyak 126 negara membentuk GFP
daftar peringkat.
Pilipina PwrIndx: 1,1085
KEKUATAN PERSONIL

10

Melampaui total peralatan militer dan dirasakan melawan kekuatan adalah tenaga kerja yang
sebenarnya yang mendorong militer yang diberikan. Perang bekas gesekan mendukung mereka
dengan lebih.
Jumlah Penduduk: 107.668.231
Tersedia Tenaga Kerja: 50649196
Cocok untuk Service: 41570732
Mencapai Militer Umur tahunan: 2081388]
Aktif Frontline Personil: 220.000
Aktif Cadangan Personil: 430.000
KEKUATAN DARAT
Nilai Tank termasuk Utama Pertempuran Tank, tank ringan dan kapal tangki, baik roda atau
dilacak. Nilai AFV termasuk Armored Personnel Carriers (APC) dan Infanteri Kendaraan
Tempur (IFVs).
Tank: 45
Kendaraan lapis baja Berjuang (AFVs): 778
Self-Propelled Senjata (SPGS): 0
Diderek-Artileri: 270
Sistem multi-Launch Rocket (MLRSs): 0
KEKUATAN UDARA
Termasuk kedua tetap sayap dan pesawat sayap putar dari semua cabang layanan.
Total Pesawat: 126
Fighters / Interceptors: 0
Fixed-Wing Serangan Pesawat: 8
Transportasi Pesawat: 95
Trainer Pesawat: 23
Helikopter: 82
Serangan Helikopter: 0
KEKUATAN LAUT
Nilai Aircraft Carrier termasuk berdedikasi "helikopter pembawa" kapal. Total kekuatan
angkatan laut mencakup semua pembantu dikenal juga.
Total Kekuatan Angkatan Laut: 120
11

Operator Pesawat: 0
Frigat: 3
Destroyers: 0
Corvette: 11
Kapal selam: 0
Coastal Defense Craft: 38
Tambang Warfare: 0
KEKUATAN SUMBER DAYA ALAM (PETROLEUM)
Meskipun kemajuan yang dibuat dalam teknologi medan perang, minyak tetap nyawa dari setiap
kekuatan tempur serta ekonomi lokal.
Produksi minyak: 12.000 bbl / hari
Konsumsi minyak: 318.000 bbl / hari]
Terbukti Cadangan Minyak: 138500000 bbl / hari
KEKUATAN LOGISTIK
Angkatan Kerja: 41330000
Merchant Kekuatan Marine: 446
Pelabuhan utama dan Terminal: 6
Jalan Cakupan: 213151
Cakupan Railway: 995
Bandara: 247
KEKUATAN FINANSIAL (dalam USD)
Terlepas dari kekuatan militer dalam jumlah, perang masih didorong oleh pembiayaan sebanyak
satu pemimpin atau senjata.
Pertahanan Anggaran: $ 3000000000
Utang Luar Negeri: $ 72810000000
Cadangan Devisa dan Emas: $ 85040000000
Purchasing Power Parity: $ 454.300.000.000
GEOGRAFI (dalam km)
Nilai geografis terutama mencari ke dalam perang defensif-minded (yaitu invasi).
Persegi Luas Tanah: 300.000 km
Garis pantai: 36.289 km
12

Bersama Perbatasan: 0 km
Waterways: 3.219 km
Berdasarkan dari data-data tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan terhadap kekuatan
militer Filipina guna menjaga keamanan dan kedaulatan negaranya terkait konflik yang belum
juga padam yaitu sengketa laut Cina selatan. Walaupun belum bisa menyamai kedudukan dengan
Cina tetapi dengan adanya peningkatan ini dapat menjadi titik awal yang baik untuk Filipina
dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negaranya.

Referensi :
http://indonesian.cri.cn/201/2013/07/30/1s140566.htm
https://jejaktapak.wordpress.com/tag/kekuatan-militer-filipina/
http://analisismiliter.com/artikel/part/101/Pesawat_Tempur_FA50_Golden_Eagle_Untuk_Filipina
http://www.artileri.org/2013/05/atasi-china-filipina-modernisasi-militer.html
http://www.globalfirepower.com/country-military-strength-detail.asp?country_id=philippines
http://www.globalfirepower.com/countries-comparison-detail.asp?
form=form&country1=Malaysia&country2=Philippines&Submit=Compare+Countries
http://www.philstar.com/headlines/2014/04/22/1314778/philippines-ranks-37th-military-powerindex
http://id.wikipedia.org/wiki/Angkatan_Bersenjata_Filipina
http://id.wikipedia.org/wiki/Angkatan_Laut_Filipina
http://id.wikipedia.org/wiki/Angkatan_Darat_Filipina
http://www.scribd.com/doc/5988157/Postur-Militer-Negara-negara-Asia-Tenggara#scribd

13

14