PENDIRIAN PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASI

PENDIRIAN PERUSAHAAN
PENANAMAN MODAL ASING (PMA)
by Irma Devita / 13 Comments / 59778 View / 05/03/2016

Irma Devita

Dalam mendirikan suatu Perseroan Terbatas (PT), disyaratkan bahwa
seluruh pemegang sahamnya adalah Warga negara Indonesia. Dalam hal
terdapat unsur asing baik sebagian ataupun seluruhnya, maka PT tersebut
harus berbentu PT. PMA (Penanaman Modal Asing). Suatu PT biasa yang
dalam perkembangannya memasukkan pemodal baru yang berstatus asing
(baik itu perorangan maupun badan hukum) maka PT tersebut harus
merubah statusnya menjadi PT. PMA.
Sebelum memutuskan untuk mendirikan PT. PMA, tentunya kita terlebih
dahulu harus mengetahui apakah bidang usaha dari PT. PMA tersebut.
Bidang usaha dari suatu PMA tersebut menjadi tolok ukur pertama tentang
boleh tidaknya bidang usaha tersebut dikerjakan oleh PT. PMA. Karena
ada bidang2 usaha tertentu yang masih tertutup untuk dikerjakan oleh PT.
PMA, dan harus dikerjakan oleh PT yang pemegang sahamnya seluruhnya
WNI/badan hukum Indonesia. Jika memang bidang usaha tersebut terbuka
untuk dikerjakan oleh PT. PMA, maka tentunya kita harus mengetahui juga

apakah bidang usaha tersebut mensyaratkan jumlah prosentase
kepemilikan maksimum pemegang saham asing. Hal ini bisa kita lihat dari

Daftar Negatif Investasi (DNI) atau dikenal juga sebagai Negative List of
Investment. Daftar Negatif Investasi tersebut bisa di unduh di sini.

Jika kita sudah mempelajari DNI dan mengetahui secara pasti mengenai
dapat tidaknya bidang usaha tersebut dikerjakan oleh PT. PMA, maka kita
masuk ke langkah selanjutnya, yaitu pengajuan permohonan IZIN PRINSIP
– di BKPM. Detil tentang tahapan nya bisa di lihat di sini.
Secara umum, syarat-syarat untuk mengajukan Izin Prinsi pendirian PT.
PMA di BKPM adalah sebagai berikut:
A.Pengajuan Ijin Prinsip untuk memulai usaha baru dalam rangka pendirian
PT. PMA melalui BPKM
1. Untuk mendapatkan ijin prinsip, maka tahapannya dimulai dengan
melengkapi persyaratan yang dibutuhkan serta mengisi aplikasi yang
disediakan.
Identitas perusahaan yang akan didirikan, yang meliputi:
a. Nama Perusahaan
b. Kabupaten/Kota sebagai tempat domisili usaha

c. Jumlah Modal yang dibutuhkan untuk melaksanakan usaha tersebut
d. Nama pemegang saham dan presentase modal dari masing-masing
pemegang saham
e. Susunan Direksi dan Komisaris
2. Pengajuan permohonan tersebut harus mengisi surat permohonan
secara online di link ini: https://online-spipise.bkpm.go.id/
Setelah mendapatkan username dan password, maka dapat mengisi
aplikasi yang ada, dengan mempersiapkan dokumen2 sebagai berikut:
1. Untuk Pendiri/Pemegang Saham asing (perorangan asing atau Badan
Hukum Asing).
a. Anggaran dasar Perusahaan dalam bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris berikut seluruh perubahan-perubahannya, pengesahannya ataupun
pelaporan/pemberitahuannya atau
b. Copy passport yang masih berlaku dari pemegang saham individual

2. Untuk pendiri yang merupakan WNI atau badan hukum Indonesia:
a. Untuk PT harus melengkapi: -Anggaran dasar Perusahaan berikut
seluruh perubahan-perubahannya, pengesahannya ataupun
pelaporan/pemberitahuannya
-perijinan standard perusahaan: NPWP/SIUP/TDP Perusahaan

b. Untuk perorangan WNI: KTP dan NPWP pribadi

3. Dokumen pendukung yang dibutuhkan untuk melengkapi persyaratan
adalah sebagai berikut:
a. Flowchart proses produksi dan bahan baku (raw materials) yang
dibutuhkan untuk proses industri tersebut
b. Deskripsi/penjelasan untuk proses kelangsungan bisnis
4. Asli surat kuasa (dalam hal pendiri diwakili oleh orang/pihak lain)
5.Untuk suatu bidang usaha khusus yang membutuhkan ijin tambahan dari
instansi tertentu, maka aplikasi permohonan tersebut harus pula disertai
dengan kelengkapan dokumen berupa:
a. Kelengkapan data lain yang dibutuhkan oleh Kementrian terkait (bila
ada) dan dinyatakan dalam “Technical guidance’s book on investment
implementation”.
b. Untuk sector tertentu, contohnya sektor pertambangan yang melakukan
kegiatan ekstraksi, sektor energi, perkebunan kelapa sawit dan perikanan,
membutuhkan Surat Rekomendasi dari
Kementrian teknis terkait.
6. Dalam sector bisnis yang diperlukan dalam hal kerja sama ataupun
kemitraan dengan pihak lokal, maka dibutuhkan data pendukung berupa:

a. Perjanjian kerja sama (bisa berupa Joint Venture, Joint Operation, MOU,
dll) antara pengusaha kecil dan pengusaha menengah/besar yang
menyebutkan pihak-pihaknya, system kerjasamanya,
hak dan kewajibannya.

b. Surat Pernyataan dari perusahaan kecil yang memenuhi kriteria sebagai
Perusahaan Kecil berdasarkan Peraturan No. 9/1995.
Catatan: untuk persyaratan No. 5 poin a dan b harus dikoordinasikan
terlebih dahulu antara BKPM dengan institusi/Kementrian terkait.
Setelah berkas lengkap, ijin baru dapat diproses di BKPM. Menurut aturan
yang berlaku, sejak dokumen dinyatakan lengkap, maka persetujuan dari
Kepala BKPM bisa diperoleh dlam jangka waktu 12 hari kerja. Namun,
untuk memperoleh kepastian bahwa berkas permohonan yang dinyatakan
lengkap, perlu mengalami proses koreksi yang berulang kali.Sehingga, ada
baiknya jika sebelum berkas dimasukkan, dilakukan konsultasi terlebih
dahulu dengan pejabat BKPM yang ada.
Ijin Prinsip BKPM tersebut harus ditindak lanjuti dengan pelaksanaan
kegiatan yang nyata. Hal mana harus didukung dengan pengisian LKPM
(Laporan Kegiatan Penanaman Modal) yang harus di isi secara online dan
dilaporkan secara berkala setiap 3 bulanan. Setelah PT. PMA melakukan

kegiatannya secara nyata terus menerus, hal mana dibuktikan dengan
pengisian LKPM, maka 12 bulan setelah Ijin Prinsip diberikan, PT. PMA
tersebut dapat mengajukan Ijin Usaha Tetap (IUT). IUT mana berlaku
sebagaimana halnya Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) pada PT biasa
B.Pembuatan akan Pendirian PT. PMA
-Setelah Ijin dari BKPM keluar, maka dapat mulai untuk proses pendirian
PT. PMA (dengan catatan, nama PT. sudah bisa digunakan/memperoleh
persetujuan Menteri).
-Salinan Akta akan selesai dalam jangka waktu maksimal 2 minggu kerja
sejak penanda-tanganan akta.
C.Pengurusan Domisili dan NPWP atas nama PT. yang bersangkutan
NPWP yang dibuat untuk PT. PMA harus NPWP khusus PT. PMA
Waktunya sekitar 10 hari kerja.
Catatan: Pada saat ini bisa sekalian mengurus Surat PKP (Pengusaha
Kena Pajak). Waktunya + 12 hari kerja, karena ada survei dari Kantor
Pajak setempat lokasi usaha.
D.Pembukaan rekening atas nama Perseroan dan menyetorkan modal
saham dalam bentuk uang tunai ke kas Perseroan. Bukti setornya
diserahkan kepada Notaris untuk kelengkapan permohonan pengesahan
pada Departemen Kehakiman RI.


E.Pengajuan persetujuan/pengesahan anggaran dasar ke Kementrian
Hukum dan HAM RI.
Dalam UU No. 40 Tahun 2007 disebutkan adalah 14 hari kerja terhitung
sejak diperolehnya Tidak keberatan Menteri (TKM). Namun dengan sudah
semakin canggihnya sistem online, maka waktunya bisa hanya 1 hari saja.
Persetujuan dari Mentri ini juga meliputi pendaftaran pada Daftar
Perusahaan sebagaimana di amanatkan oleh Undang-Undang.
F.Setelah keluar pengesahan dari Kementrian Kehakiman, dapat diurus
Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dalam jangka waktu sekitar 14 hari kerja.
G.Setelah semua selesai, tinggal pengurusan Berita Negara nya.
Waktunya + 3 bulan
Setelah semua prosedur dilewati, maka harus dilanjutkan dengan jenis usa
hanya. Apabila merupakan industri, maka harus diurus Ijin Lokasi, UndangUndang gangguan (HO) nya, Surat Ijin Usaha Industri.
Dalam hal perusahaan tersebut akan memasukkan mesin-mesin pabrik, ka
rena berstatus PT PMA, maka ada subsidi atau keringanan pajak
bea masuk atas mesin-mesin tersebut. Namun untuk itu, PT tersebut harus
mengurus Ijin lagi di BKPM, yaitu: Masterlist dan Angka Pengenal Import
Sementara (APIS).
Setelah itu, pada saat mesin akan masuk, ybs harus mengurus surat bebas

bea masuknya pada KPP PT PMA, yang disebut: “SKBPPN” dan
dilanjutkan dengan
ijin dari Bea cukai berupa Surat Registrasi Produsen (SRP) atau Surat
Registrasi Importir (SRI). Di pelabuhan nanti PT PMA tersebut juga harus
mengurus/mendapatkan PIB.
Jadi secara umum, setelah anggaran dasar PT. PMA memperoleh
persetujuan dari Mentri, maka PT. PMA tersebut dapat mulai mengurus
perijinan yang terkait dengan usaha PT. PMA dimaksud di BKPM. antara
lain:
1 Fasilitas bea masuk untuk mesin-mesin
2 Fasilitas pajak import
3 Rekomendasi untuk fasilitas pembebasan Pajak Penghasilan (SKB PPH)
4 Angka Pengenal Impor – Produsen (API-P)
5 Angka Pengenal Impor – Umum (API-U)
6 Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
7 Rekomendasi visa visa untuk bekerja (TA.01)
8 Ijin Mempekerjakan Tenaga kerja Asing (IMTA)

Demikian garis besar proses pendirian PT. PMA sampai dengan PT. PMA
tersebut dapat memulai kegiatan usahanya. Detil selanjutnya bisa dipelajari

di sini: http://www.bkpm.go.id/en/investment-procedures/setting-up-yourcompany
BERSAMBUNG KE: IZIN USAHA PMA (UNTUK PERTAMA KALI)
Semoga bermanfaat!
-Artikel ini DI PERBAHARUI tanggal 5 Maret 2016*****