contoh makalah pembuatan perusahaan baru

 Latar Belakang
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi
perdagangan utama.Gula sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pemberi rasa
manis terhadap makanan dan minuman sehingga Gula termasuk kebutuhan pokok.
Selain sebagai salah satu kebutuhan pokok, gula juga merupakan sumber kalori bagi
masyarakat selain beras, jagung dan umbi-umbian. Sebagai bahan pemanis utama, gula
digunakan pula sebagai bahan baku pada industri makanan dan minuman. Secara historis,
produksi gula merupakan salah satu produksi perkebunan tertua dan terpenting yang ada di
Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah mengalami era kejayaan produksi gula
pada tahun 1930-an dimana jumlah pabrik gula yang beroperasi adalah 179 pabrik gula,
produktivitas sekitar 14.8% dan rendemen mencapai 11.0% – 13.8%. Dengan produksi puncak
mencapai sekitar 3 juta ton, dan ekspor gula pernah mencapai sekitar 2.4 juta ton. Setelah
mengalami berbagai pasang-surut, produksi gula Indonesia sekarang hanya didukung oleh 60
pabrik gula (PG) yang aktif yaitu 43 PG yang dikelola BUMN dan 17 PG yang dikelola oleh
swasta.
Ada banyak macam-macam gula yang di produksi akan tetapi gula yang berjenis gula
pasir yang sering digunakan oleh konsumen, awal pembuatan gula yang terbuat dari tebu yang di
olah sedemikian rupa sehingga menghasikan sebuah produk yang bercita rasa manis. Gula
tersendiri jga memegang peran terpenting dalam negara karena banyaknya negara yang
mengimpor gula dari pabrik-pabrik gula yang ada di Indonesia juga meraup keuntungan yang
tinggi.

Terobosan baru pada industri gula di Indonesia dibuat oleh PT Gulain Bintang Elang
(GIBE) yang berada di Kupang-NTT dengan mengeluarkan produk gula baru di Indonesia, yaitu
GULAGI.

 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui supplier bahan baku GULAGI pada PT. Gulain Bintang Elang.
2. Untuk mengetahui pasar sasaran penjualan GULAGI pada PT. Gulain Bintang Elang.
3. Untuk mengetahui pesaing-pesaing GULAGI.
4. Untuk mengetahui strategi peningkat pemasukan modal (pemasaran) antara lain strategi
produk, harga, distribusi, promosi. GULAGI yang dilakukan PT. Gulain Bintang Elang.



PROFIL PERUSAHAAN

PT. Gulain Bintang Elang (GIBE) adalah perusahaan yang didirikan pada 29 september
2014 oleh seorang Magister ekonomi bernama Gilbert brianto pattipeilohy. Beliau adalah lulusan
Univ. Katholik Widya Mandira, Kupang dengan nilai terbaik, memiliki IPK 4.00, dan
mendapatkan sertifikat sebagai mahasiswa teladan dengan kontrak kuliah yang hanya 3 setengah

tahun saat masih sarjana. Perusahaan ini di buat semata-mata karena beliau sangat menyukai
semua yang berhubungan dengan manis.

PT. Gulain Bintang Elang memiliki lahan operasional seluas 10.000 hektar yang
bertempat di kecamatan maulafa, Kupang-NTT dan memiliki pabrik dengan kapasitas giling
harian sekitar 5.000 ton tebu untuk memproduksi hingga 100.000 ton gula putih per tahun.

PT. Gulain Bintang Elang belum terlalu di kenal karena baru 1 bulan berjalan, namun
produk yang di keluarkannya dengan merek GULAGI sangat di sukai masyarakat, bahkan
sebagian masyarakat lebih memilih produk GULAGI dibandingkan produk bermerek terkenal
seperti GULAKU.

PT. Gulain Bintang Elang berencana akan memperbanyak produksinya sampai mencapai
400.000 ton per tahun. Untuk mencapai tujuannya itu, perusahaan ini berencana akan
membangun cabang di luar NTT seperti di Jawa dan Sumatera.



VISI DAN MISI PERUSAHAAN


Visi :
Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN dengan
menerapkan sistem produksi berteknologi tinggi dan menciptakan inovasi dalam pengembangan
produk.

Misi :
1. Memperkenalkan & memproduksi produk GULAGI di dalam provinsi dan luar provinsi
NTT.
2.

Memproduksi dan memasarkan produk GULAGI ke pasar domestic dan internasional
secara professional untuk menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth).

3. Menggunakan teknologi yang menhasilkan produk bernilai (delivery value) yang
dikehendaki pasar dengan proses produksi yang ramah lingkungan.
4.

Meningkatkan kesejahteraan karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang sehat serta
menyelenggarakan pelatihan guna menjaga motivasi karyawan dalam upaya
meningkatkan produktivitas kerja.


5.

Membangun sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan usaha
untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

6.

Memberdayakan seluruh sumber daya perusahaan dan potensi lingkungan guna
mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja.

7.

Melaksanakan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai wujud kepedulian
dan tanggung jawab social terhadap kesejahteraan masyarakat disekitar lokasi
perusahaan.

8.

Menjaga kelestarian lingkungan melalui pemeliharaan tanaman dan peningkatan

kesuburan tanah.

PROSES PENGOLAHAN “GULAGI”
a) Ekstraksi
Tahap pertama pembuatan GULAGI adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Caranya dengan
menghancurkan tebu dengan mesin penggiling untuk memisahkan ampas tebu dengan cairannya.
Cairan tebu kemudian dipanaskan dengan boiler. Jus yang dihasilkan masih berupa cairan yang
kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit
tanaman, semuanya bercampur di dalam gula.

Jus dari hasil ekstraksi mengandung sekitar 50 % air, 15% gula dan serat residu,
dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula. Dan juga kotoran seperti pasir dan
batu-batu kecil dari lahan yang disebut sebagai “abu”.
b) Pengendapan kotoran dengan kapur (Liming)
Jus tebu dibersihkan dengan menggunakan semacam kapur (slaked lime) yang akan
mengendapkan sebanyak mungkin kotoran , kemudian kotoran ini dapat dikirim kembali ke
lahan. Proses ini dinamakan liming.
Jus hasil ekstraksi dipanaskan sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan proses
penjernihan. Kapur berupa kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 dicampurkan ke dalam jus dengan
perbandingan yang diinginkan dan jus yang sudah diberi kapur ini kemudian dimasukkan ke

dalam tangki pengendap gravitasi: sebuah tangki penjernih (clarifier). Jus mengalir melalui
clarifier dengan kelajuan yang rendah sehingga padatan dapat mengendap dan jus yang keluar
merupakan jus yang jernih.
Kotoran berupa lumpur dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga
biasanya dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum putar (rotasi) dimana jus residu
diekstraksi dan lumpur tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa
cairan yang manis. Jus dan cairan manis ini kemudian dikembalikan ke proses.
c) Penguapan (Evaporasi)

Setelah mengalami proses liming, proses evaporasi dilakukan untuk mengentalkan jus
menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap panas (steam). Terkadang sirup
dibersihkan lagi tetapi lebih sering langsung menuju ke tahap pembuatan kristal tanpa adanya
pembersihan lagi.
Jus yang sudah jernih mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan (liquor) gula
jenuh (yaitu cairan yang diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki kandungan gula hingga
80%. Evaporasi dalam ‘evaporator majemuk’ (multiple effect evaporator) yang dipanaskan
dengan steam merupakan cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati
kejenuhan (saturasi).
d) Pendidihan/ Kristalisasi
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam wadah yang sangat besar untuk

dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan sehingga kondisi untuk pertumbuhan kristal gula
tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup.
Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor) diputar
di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses
mencuci dengan menggunakan pengering berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan
dengan udara panas sebelum disimpan.
Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula
sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula yang
ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan gulagula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah karena itu,
tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada suatu tahap di
mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.
Sebagai tambahan, karena gula dalam jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka
terbuatlah produk samping (byproduct) yang manis: molasses. Produk ini biasanya diolah lebih
lanjut menjadi pakan ternak atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol (etanol) .
Belakangan ini molases dari tebu di olah menjadi bahan energi alternatif dengan meningkatkan
kandungan etanol sampai 99,5%.

e) Penyimpanan
Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama
penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapurdapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor dalam

penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan orang.
Oleh karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika sampai di negara pengguna.
f) Afinasi (Affination)
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan
lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang dinamakan dengan
“afinasi”. Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat) hangat dengan kemurnian
sedikit lebih tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal, tetapi
hanya sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil (‘magma’) di-sentrifugasi untuk memisahkan
kristal dari sirup sehingga kotoran dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap
untuk dilarutkan sebelum proses karbonatasi.
Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat
warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan ini
semua dikeluarkan dari proses.
g) Karbonatasi
Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan
cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa
komponen warna juga akan ikut hilang.
Salah satu dari dua teknik pengolahan umum dinamakan dengan karbonatasi. Karbonatasi
dapat diperoleh dengan menambahkan kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam
cairan dan mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam campuran tersebut.

Gas karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel-partikel kristal
halus berupa kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk
dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan
yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi.
Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak mungkin
materi-materi non gula, sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansi-substansi non

gula ini dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses
selanjutnya berupa penghilangan warna.
Selain karbonatasi, t eknik yang lain berupa fosfatasi. Secara kimiawi teknik ini sama
dengan karbonatasi tetapi yang terjadi adalah pembentukan fosfat dan bukan karbonat. Fosfatasi
merupakan proses yang sedikit lebih kompleks, dan dapat dicapai dengan menambahkan asam
fosfat ke cairan setelah liming seperti yang sudah dijelaskan di atas.
h) Penghilangan warna
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya
mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-kolom
medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated
carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna. GAC merupakan cara
modern setingkat “bone char”, sebuah granula karbon yang terbuat dari tulang-tulang hewan.cara
inilah yang di pakai oleh PT Gulain Bintang Elang.

Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon mineral yang diolah secara khusus
untuk menghasilkan granula yang tidak hanya sangat aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat
dalam sebuah oven panas dimana warna akan terbakar keluar dari karbon.
Cara yang lain adalah dengan menggunakan resin penukar ion yang menghilangkan lebih
sedikit warna daripada GAC tetapi juga menghilangkan beberapa garam yang ada. Resin dibuat
secara kimiawi yang meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan.
Cairan jernih dan hampir tak berwarna ini selanjutnya siap untuk dikristalisasi kecuali jika
jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan konsumsi energi optimum di dalam pemurnian.
Oleh karenanya cairan tersebut diuapkan sebelum diolah di panci kristalisasi.
i) Pendidihan
Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya
kristal gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu
pembentukan kristal. Ketika kristal sudah tumbuh campuran dari kristal-kristal dan cairan induk
yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan keduanya.
Proses ini dapat diumpamakan dengan tahap pengeringan pakaian dalam mesin cuci yang
berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas. Setelah itu,
GULAGI siap untuk di kemas dan di distribusikan.

1.1.


SUPPLIER BAHAN BAKU
Bahan baku
Bahan baku utama pembuatan gula adalah tebu.
Tebu merupakan tumbuhan monokotil dari famili rumput-rumputan (Gramineae), Batang
tanaman tebu memiliki memiliki anakan tunas dari pangkal batang yang membentuk rumpun.
Tanaman ini memerlukan waktu musim tanam sepanjang 11- 12 bulan. Tanaman ini berasal
dari daerah tropis basah sebagai tanaman liar.

Untuk mendapatkan tebu yang berkualitas tinggi dengan proses penanaman yang baik, PT.
Gulain Bintang Elang bekerja sama dengan PT tebu indah yang berada di pulau Ambon. PT
tebu indah memproduksi tebu yang bisa di katakan sangat baik karena kondisi iklim dan
tanah yang baik di bandingkan di daerah lain.

1.2.

PASAR SASARAN
PT. Gulain Bintang Elang menargetkan pemasaran produksi GULAGI pada daerah-daerah di
NTT, barulah ke daerah di luar NTT. Kebijakan ini di ambil agar bila produk tersebut di
kenal dan mendunia, NTT tidak akan lagi dipandang sebelah mata dan akan menjadi
produsen gula terbaik. Selain itu, karena tingginya pemakaian gula pada bahan makanan di
NTT yang membuat perusahaan ini menargetkan produksinya di NTT.
Lokasi penjualan GULAGI saat ini memang lebih banyak pada hypermarket atau
supermarket, hal ini tidak terlalu dipersoalkan oleh konsumen yang tinggal di kota-kota atau
konsumen tingkat menengah ke atas yang memiliki karakteristik mayoritas berbelanja pada

hypermarket atau supermarket. Pada konsumen ini hal yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana supaya ketersediaan selalu terjaga dan meletakan produk GULAGI pada bagian
yang bisa langsung dilihat oleh konsumen.

1.3.

PESAING
GULAGI bukanlah satu-satunya produk gula pasir yang ada di Indonesia, masih banyak lagi
pesaing-pesaing seperti GULAKU, GULA PRAI, PSM, LEGIKU, dan GULA PASIR
BULOG

1.4.

STRATEGI PEMASARAN

1. STRATEGI PRODUK
PT. Gulain Bintang Elang percaya akan pentingnya pembuatan gula berkualitas tinggi
tersedia untuk keluarga di seluruh Indonesia. Pada tahun 2014 PT. Gulain Bintang Elang
meluncurkan GULAGI, gula baru di Indonesia untuk menyediakan gula yang Manis, Alami,
Murni dan Bersih tanpa bahan kimia tambahan. Produk GULAGI di kemas dengan kemasan
spesial yang semua pekerjaannya di lakukan dengan mesin kecuali pada proses
pendistribusiannya. Dengan kesan hijau pada gambar di depan kemasan akan memberikan
nuansa alami yang akan menarik konsumen untuk segera membelinya.

2. STRATEGI HARGA
GULAGI dikemas dalam tiga pilihan, 2 kg, 1 kg dan 0,5 kg. Kemasan kecil-kecil akan
mempercepat proses branding selain memudahkan keterjangkauan konsumen dari sisi harga.
Sebenarnya sasaran GULAGI bukan semata-mata konsumen yang sadar harga. Tetapi juga untuk
segmentasi konsumen yang memburu higienitas. Jadi, segmentasinya lebih ke segmen harga dan
konsumen yang perhatian terhadap higienitas dan yang belum. Sehingga segmentasi produk
GULAGI secara otomatis memang segmen menengah-atas karena lebih care. Saat ini GULAGI
kemasan dua kg dijual dengan kisaran harga Rp 20.000-21.000, satu kg dijual dengan kisaran

harga Rp 10.000-11.000 sedangkan kemasan 0.5 kg di jual dengan harga Rp 5000.Harga yang di
patok perusahaan lebih murah dari produk gula lainnya yang satu kg-nya bisa mencapai Rp
14.000-15.000. Dengan harga yang di tetapkan, perusahaan memastikan akan memenangkan
persaingan dengan produk gula lainnya.

3. STRATEGI DISTRIBUSI
Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan dan
menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan metode penyampaian produk/jasa
ke pasar melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan
produk/jasa tersebut berada ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan
produk/jasa tersebut. Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar arus
barang/jasa adalah memilih saluran distribusi (Channel of Distribution). Masalah
pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan
dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran produk/jasa dari
produsen ke konsumen.
PT. Gulain Bintang Elang mendistribusikan sebagian besar gula kepada distributor utama di NTT
yang kemudian mendistribusikan ke grosir diNTT, lalu ke seluruh Indonesia. Strategi ini
dilakukan agar produk tersebut tetap menjadi ciri khas dari provinsi NTT.

4. STRATEGI PROMOSI
Pertama tama yang membuat kita bisa selalu ingat pada suatu brand adalah dari segi
namanya. PT. Gulain Bintang Elang sengaja menamai produk mereka dengan nama “GULAGI”
karena seolah olah ini adalah sesuatu yang sangat dekat dengan konsumen.seperti namanya
GULAGI, jika kita membeli produk ini pasti kita akan membelinya lagi. Terkait dengan
logonya, walau desain kemasannya modern, tetapi dalam logo masih memberikan kesan pohon
hijau yang menandakan produk tersebut alami dan tanpa campuran bahan kimia yang
membahayakan, lalu dari segi periklanannya, GULAGI akan memberikan 1 kg GULAGI gratis
jika membeli 3 bungkus GULAGI 1 kg. Dengan cara ini, dapat di pastikan produk GULAGI
akan mendapat respon yang baik dari masyarakat.
GULAGI juga membuat hotline bagi konsumen, email, fan page di facebook, agar bisa
menghubungi langsung pihak GULAGI.



KELEMAHAN, KELEBIHAN, DAN TANTANGAN

Kelemahan/ Weakness
Kelemahan/ Weakness (W) pada Perusahaan GULAGI (PT. Gulain Bintang Elang)
adalah Perusahaan ini belum mempunyai lahan perkebunan sendiri dan masih mengambil tebu
dari lahan perusahaan lain (PT tebu indah yang berada di pulau Ambon).
Kekuatan / Strength
Kekuatan / Strength (S) yang dimiliki Perusahaan GULAGI (PT. Gulain Bintang Elang)
adalah sangat kuat dikarenakan memiliki mutu Bahan baku yang baik sehingga Produk
(GULAGI) yang dihasilkan bermutu dan berkualitas, memiliki warna gula pasir yang sangat
putih bersih dan bening di bandingkan dengan Kualitas gula yang ada, sehingga banyak
konsumen yang tertarik. Dengan harga yang relatif murah, GULAGI akan di pastikan merebut
hati para konsumen yang membeli produk ini.

Tantangan / Threats
Banyaknya Perusahaan-perusahaan yang membuat dan mengolah Gula membuat
persaingan semakin banyak, dalam perusahaan Gula lainnya banyak yang lebih memilih produk
yang sudah di kenal banyak orang seperti GULAKU yang sudah mendunia. Hal ini membuat
produk GULAGI akan susah di kenal banyak orang, namun PT. Gulain Bintang Elang akan
membuat inovasi-inovasi baru yang pastinya akan merebut hati para pelanggan.

KESIMPULAN
PT. Gulain Bintang Elang adalah salah satu perusahaan pembuat Gula yang terletak di
propinsi Nusa Tenggara Timur. Menggunakan Bahan baku Tebu yang baik sehingga dapat
menghasilkan Gula yang memiliki nilai mutu tinggi dan berkulitas dengan cara mengolah
produknya memakai teknologi tinggi.
Kedepannya PT. Gulain Bintang Elang akan memperluas sisi bisnis gula, karena
permintaan domestik untuk gula saat ini melebihi produksi. Selain itu, PT. Gulain Bintang Elang
akan mempromosikan bisnis bahan bakar etanol untuk proses pembuatan gula dan mencari
pangsa pasar ekspor. PT. Gulain Bintang Elang juga melakukan diversifikasi produk, dengan
memanfaatkan peralatan yang ada.
PT. Gulain Bintang Elang berencana akan membangun cabang di luar NTT seperti di
Jawa dan Sumatera.. PT. Gulain Bintang Elang juga berencana untuk membagi produksi etanol
menjadi perusahaan terpisah dan meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan pasar
lokal dan luar negeri, selain itu perusahaan ini akan memperbanyak produksinya sampai
mencapai 400.000 ton per tahun.

SARAN
Ketika mengkonsumsi suatu Produk kita tidak hanya memperhatikan Harga yang tertera
dan kecantikan tampilan saja tetapi meperhatikan mutu dan kualitas dari produk tersebut karena
dengan memperhatikan hal tersebut kita berarti mengkonsumsi Produk yang baik seperti yang di
miliki Produk GULAGI pada PT. Gulain Bintang Elang.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, B.
Indonesia. Jakarta.

2008. Dalam

Economic

Review,

Ekonomi

Swasembada

Gula

Kotler,P. 2005 . Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jilid 1. Indeks. Jakarta
Nurul. 2012. Strategi Pemasaran. http//www. musliadipnl.files.wordpress.com/…/bab-iinurul-ok… strategi pemasaran
Suhasnan, N. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produk si Pada
Produksi Gula (Studi Pada Petani Tebu PT PG Rajawali II Unit PG Sindanglaut Kab. Cirebon).
Universitas Pendidikan Indonesia. Jakarta.
Sumarwan, U., Agus,DJ., Aviliani., H.C.Royke,S., Jusup,A,S., Rico, R. B., Sofyan,R.
2009.Pemasaran Strategik (Strategi untuk Pertumbuhan Perusahaan dalam Penciptaan Nilai
bagi Pemegang Saham). Jakarta: Inti Prima Promosindo.
Yahya, E. 2011. Iseng-iseng Jadi Pakar yang Mengomentari Gulaku. http//www.
edrayahyasblog.weebly.com/…/iseng-iseng-jadi-pakar-yg-mengomentari-gulaku.