PROFESIONALISASI TENAGA KEPENDIDIKAN PRO. docx

PROFESIONALISASI TENAGA KEPENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Kependidikan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Tri Joko Raharjo

Disusun oleh:
ERMA SUSILOWATI
0301514029

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN IPS
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan erat kaitannya dengan interaksi antara guru dengan siswa serta
lingkungan sekolah. Keberhasilan belajar siswa salah satu penentunya adalah guru. Peranan guru
dalam peningkatan pembangunan pendidikan dan peningkatan kualitas lulusan sangatlah tinggi.
Baik tidaknya hasil pendidikan lebih banyak dipengaruhi oleh guru. Menurut Amelsvoort (dalam
Wanapri, http://wanapripangaribuan.blogspot.com) kesuksesan pendidikan di sekolah sangat

ditentukan aktivitas dan pekerjaan guru. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru haruslah
membuat siswa merasa nyaman dan menyenangkan sehingga guru harus mempunyai kompetensi.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya (http://ibnufajar75.wordpress.com). Tugas-tugas guru harus mengacu pada
Standar kompetensi guru yang dipilah ke dalam tiga komponen yang saling berkaitan, seperti
pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, dan penguasaan akademik.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, ada 4 macam kompetensi yang
harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan
sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi (http://ibnufajar75.wordpress.com). Salah satu
kompetensi yaitu kompetensi profesional menjadi titik ukur antara profesi guru dengan profesi
yang lain sehingga punya kesetaraan sama dan guru tidak dimarginalkan.
Dengan adanya peraturan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, profesi guru empat
tahun terakhir ini baru mulai diakui oleh lapisan masyarakat. Pengakuan tersebut berisi tentang
orang yang boleh menjadi guru hanya yang mempunyai akta mengajar yang dikeluarkan oleh
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Selain itu juga guru diberi penghargaan oleh
pemerintah melalui Keputusan Menpan No. 26 tahun 1989, dengan memberikan tunjangan
fungsional sebagai pengajar dan dengan kemungkinan kenaikan pangkat yang terbuka

(http://pesilattasik.blogspot.com/).
Berdasarkan uraian tersebut, arti penting professional guru akan dijabarkan lebih mendetail
supaya tidak ada kesalahpahaman dalam mengartikan dan mengaplikasikan kompetensi
keprofessionalan guru.
B. Rumusan Maasalah
1. Apa arti penting profesionalisasi tenaga kependidikan?
2. Bagaimana cara meningkatkan profesionalisasi tenaga kependidikan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui arti penting profesionalisasi tenaga kependidikan.
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan pofesionalisasi tenaga kependidikan.
D. Manfaat
Manfaat penulisan malakah ini adalah membantu tenaga kependidikan untuk lebih
mengetahui tetang arti profesionalisasi tenaga kependidikan dan memberikan pandangan
bagaimana cara meningkatkan profesionalisasi tenaga kependidikan.

BAB II
PEMBAHASAN


A. Arti Profesionalisasi Tenaga Kependidikan
1. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan disebut juga sebagai guru atau pendidik.. Menurut Awaludin
(http://awalarma.blogspot.com), dalam Pasal 1 Ayat 6 Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan”.
Selanjutnya pada Pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa: ”Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.
Namun menurut Sahertian dalam pidato pengukuhan guru besar (1992: 12), berdasarkan
sejarahnya guru sebagai pendidik mempunyai kedudukan yang berbeda-beda, baik di belahan
dunia bagian barat maupun timur.
a. Di Yunani seorang guru disebut sebagai pelayan anak yang terhormat yang dapat
memanusiakan manusia. Mereka dipandang sebagai golongan menengah pada jamannya
tetapi mereka tidak punya kedudukan tinggi seperti tuan-tuan tanah yang aristokratis.
b. Di abad pertengahan yang menjadi guru adalah tokoh agama. Mereka dianggap sebagai
pemegang kunci keselamatan rohani dalam masyarakat.

c. Setelah berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi, seorang guru tergantikan dengan
buku-buku dan alat pembelajaran yang modern. Kalau dahulu guru dipandang sebagai
orang yang punya wibawa dan kharisma maka dengan perkembangan ilmu dan teknologi
guru sekarang dianggap sebagai penjual ilmu.
d. Zaman Hindu, seorang guru sangat dihormati karena guru melahirkan anak secara rohani
sedangkan secara jasmani dilahirkan oleh orang tua.
e. Di Jepang, guru disebut sebagai ”sensei” karena hubungan yang akrab masih terlihat jelas
pada masyarakat dengan kebudayaan yang masih tradisional.
f. Di lingkungan pesantren, guru atau kyai mempunyai kharisma yang sangat besar sehingga
di hormati dan disegani.
Namun, citra dan status guru mulai berubah. orang melihat jabatan guru tidak menarik.
seorang sosiolog pernah mengemukakan faktor-faktor yang menyebabkan status guru mulai
dipandang rendah bila dibandingkan dengan jabatan lain seperti dokter. Hal ini karena peran
guru dianggap kurang utama dan kurang dinamis meskipun peranannya cukup vital. Kegiatan
guru yang mengajar rutin dan dalam jangka waktu yang lama dipandang sebagai hal yang
biasa saja, sedangkan dokter sangat diperlukan secara cepat. Inilah alasan mengapa seorang
guru harus memahami arti penting profesionalisasi tenaga kependidikan.

2. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan
Sebelum berbicara tentang profesionalisme, alangkah baiknya mengerti tentang arti

profesi terebih dahulu. Secara etimologis, istilah profesi berasal dari bahasa latin proteus yang
artinya mengakui atau menyatakan mampu atau ahli dalam suatu pekerjaan. Secara semantik
profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya.
Sedangkan pengertian professional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau
pekerjaan

yang

dilakukan

dengan

keahlian

dan

ketrampilan

yang


tinggi

(http://friendlich.blogspot.com).
Dari pengertian diatas dapat kita simak bahwa tidak semua pekerjaan dapat digolongkan
kepada pekerjaan yang professional. Pekerja yang professional harus bersifat profesionalisme.
Profesionalisme ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lainlain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang professional.
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus.
Sedangkan profesionalisasi adalah proses atau perjalanan waktu yang membuat
seseorang atau kelompok orang menjadi profesional. Profesionalisasi adalah suatu proses
menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (http://friendlich.blogspot.com).
Profesionalisme guru tidak dapat ditetapkan secara baku karena profesionalisme akan
berubah menurut kondisi, waktu dan tempat. Dalam dunia keguruan ada lima konsep
kesejahteraan yaitu imbal jasa, rasa aman, kondisi kerja, hubungan antar pribadi dan kepasian
karir. Selain itu, Pendidikan sangat bergantung pada hubungan triangulasi antara kurikulum,
tenaga pendidik, dan peserta didik. Keterpautan tiga komponen tersebut akan mengindikasikan
kualitas outcome yang merupakan refleksi dari sistem pendidikan. Sistem pendidikan pada
dasarnya adalah mesin cetak yang akan membentuk mental bangsa di masa mendatang.
Adapun menurut Sahertian (1992: 9), ada beberapa tipe guru sebagai tenaga

kependidikan sebagai tolak ukur kesuksesan dalam mentransfer ilmu, diantaranya:
a. Tipe guru yang Profesional
Tipe guru ini mempunyai tingkat abstrak, komitmen dan tanggung jawab yang tinggi. Ia selalu
mengjak teman sejawatnya untuk selalu menunaikan tugasnya, mencetuskan ide-ide dan
merencanakn suatu pogram bukan hanya untuk dirinya tetapi teman sejawat maupun semua
sekolah.
b. Tipe guru yang suka kritik
Tipe guru ini mempunyai tingkat tanggung jawab dan komitmen yang rendah tapi mempunyai
tingkat abstrak yang tinggi. Ia mampu mencetuskan ide-ide yang luar biasa tetapi jika diberi
tugas tidak mau menerima sebab ide-idenya tidak terwujud dan tidak bersedia mengorbankan
waktu serta tenaga.
c. Tipe Guru yang terlalu sibuk

Tipe guru ini mempunyai tanggung jawab dan komitmen yang tinggi, namun tingkat abstraksi
rendah. Ia sangat antusias dan penuh kemauan, ingin menjadi guru yang baik dan membawa
tugas-tugas sekolah ke rumah. Tetapi kurangnya kemampuan guru tersebut untuk
menyelesaikan persoalan secara nyata menjadi beban tersediri karena terlalu sibu dengan
beban kerja yang bermacam-macam.
d. Tipe Guru yang tidak bermutu
Tipe guru ini mempunyai tingkat abstraksi, komitmen dan tanggung jawab yang rendah

sehingga tidak bermutu. Ia hanya melakukan tugas rutin tanpa ada rasa tanggung jawab dan
perhatiannya hanya sekedar untuk mempertahankan pekerjaannya saja. Ia sudah puas dengan
pekerjaan yang rutin tanpa mau melakukan perubahan untuk memeuhi komptensinya.
Berdasarkan pengetahuan tentang tipe guru di atas, diharapkan kita mampu membuat
program dan pengembangan serta mengenal keprofesionalan guru.

3. Syarat Profesionalisasi Tenaga Kependidikan
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai
berikut:
a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi harus memiliki indikator
esensial seperti memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami
struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkahlangkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Setelah memahami sturktur esensial, seorang pendidik atau guru harus mengetahui
beberapa persyaratan untuk menjadi guru yang professional. Adapun syarat-syarat

(http://ibnufajar75.wordpress.com) tersebut adalah :
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
c. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama (bandingkan dengan pekerjaan
yang memerlukan latihan umum belaka)
d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan
e. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanent
f. Jabatan yang menentukan baku standarnya sendiri
g. Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi

h. Jabatan yang mempunyai organisasi personal yang kuat dan terjalin erat.
Berdasarkan syarat di atas, seorang guru yang belum memenuhi kualifikasi sebagai tenaga
pendidik yang professional, maka harus belajar dan memahami arti penting profesionalisme
guru.
4. Ciri-Ciri Profesionalisasi Tenaga Kependidikan
Menurut Robert W. Richey (dalam Asep, http://friendlich.blogspot.com) ciri-ciri
profesionlisasi tenaga kependidikan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada
usaha untuk kepentingan pribadi.
2. Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan

lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.
3. Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan
pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan.
4. Para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi profesional yang dapat
melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu mengikuti perkembangan
yang terjadi.
5. Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, konvensi
serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service.
6. Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career).
7. Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun secara lokal.
5. Karakteristik Profesionalisme Tenaga Kependidikan
Karakteristik seorang guru professional adalah segala tindak tanduk atau sikap dan
perbuatan guru baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya, sikap guru
dalam meningkatkan pelayanan, meningkatkan pengetahuan, memberi arahan, bimbingan dan
motivasi kepada peserta didik, cara berpakaian, berbicara, dan berhubungan baik dengan
peserta didik, teman sejawat, serta anggota masyarakat lainnya. Dengan meningkatnya
karakter guru profesional yang dimiliki oleh setiap guru, maka kualitas mutu pendidikan akan
semakin baik. Karakteristik guru profesional yaitu:
a. Taat pada peraturan perundang-undangan
b. Memelihara dan meningkatkan organisasi profesi

c. Membimbing peserta didik (ahli dalam bidang ilmu pengetahuan dan tugas mendidik)
d. Cinta terhadap pekerjaan
e. Memiliki otonomi/ mandiri dan rasa tanggung jawab
f. Menciptakan suasana yang baik di tempat kerja (sekolah)

g. Memelihara

hubungan

dengan

teman

sejawat

(memiliki

rasa

kesejawatan/

kesetiakawanan)
h. Taat dan loyal kepada pemimpin
i. Disiplin dalam kehadiran dan pemberian materi kepada peserta didik.
6. Indikator Profesionlisme Tenaga Kependidikan
a. Memiliki Ketrampilan mengajar yang baik
Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik tinggi adalah guru yang senantiasa
mempunyai ketrampilan mengajar yang sangat baik, yaitu dengan berbagai cara dalam
memilih model, strategi dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik
Kompetensi Dasar dan karakteristik peserta didiknya.
b. Memiliki Wawasan yang luas
Seorang Guru hendaknya secara terus menerus mengembangkan dirinya dengan
meningkatkan penguasaan pengetahuan secara terus menerus sehingga pengetahuan yang
dimilikinya senantiasa berkembang mengikuti perkembangan jaman.
c. Menguasai Kurikulum
Kurikulum dapat berubah sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan dan masukan
para pakar. Saat ini di semua satuan tingkat pendidikan menerapkan KBK/KTSP, sehingga
dalam implementasi KBK guru memposisikan sebagai fasilisator dalam proses
pembelajaran.
d. Menguasai media pembelajaran
Guru profesional harus mampu menguasai media pembelajaran, Pengembangan
alat/media pembeljaran dapat berbasis kompetensi lokal maupun modern dan berbasi ICT.
Saat ini Dinas Pendidikan Kota / Kabupaten telah mewajibkan guru tersertifikasi memiliki
laptop guna meningkatkan kuaitas pembelajaran.
e. Penguasaan teknologi
Penguasaan teknologi mutlak diperlukan oleh guru. Guru hendaknya menguasai
materi dan sekaligus metode penelitiannya sesuai dengan kedalaman materi yang
diajarkan. jaringan dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Instansi yang
terkait lainnya.
f. Memiliki kepribadian yang baik
Jika seorang pendidik mempunyai karakter seperti diatas, akan disenangi oleh peserta
didik, dengan sendirinya akan disenangi ilmu yang diajarkannya juga. Banyak siswa yang
membenci suatu ilmu atau materi pembelajaran karena watak gurunya yang keras, kasar
dan cara mengajar guru yang sulit. Nah dan disisi lain pula siswa menyukai dan terarik
untuk mempelajari suatu ilmu atau mata pelajaran, karena cara perlakuan yang baik,
kelembutan, keteladanannya yang indah dari gurunya.

B. Peningkatan Mutu Profesionlisasi Tenaga Kependidikan

Peningkatan mutu profesionalisasi tenaga kependidikan / guru harus selalu mencangkup
pembaharuan pengetahuan dalam kopetensi yang dimiliki sehingga mampu sebagai agen
perubahan dan pembaharuan. Becker (dalam Wanapri, http://wanapripangaribuan.blogspot.com)
mengatakan bahwa guru harus selalu meningkatkan profesionalismenya melalui peningkatan
belajar secara individu, diskusi, seminar, dan pelatihan. Lebih lanjut dikatakannya bahwa guru
harus membangun budaya professional dalam dirinya dan diimplementasikan dalam sekolah dan
mengurangi interfensi (control) birokrasi. Profesionalisasi guru juga sangat dipengaruhi oleh
jaringan teman kerja dan kondisi lingkungan.
Adapun peningkatan mutu profesionlisasi guru sebagai berikut:
1. Portofolio
Portofolio guru berfungsi sebagai wahana guru untuk menampilkan dan/atau
membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui
karya-karyanya. Portofolio dapat diaplikasikan dengan membuat karya ilmiah, pembuatan
produk buku, makalah yang dipaparkan dalam forum ilmiah, hasil penelitian yang berupa
laporan hasil penelitian ataupun yang telah dimuat dalam jurnal ilmiah, karya cipta hasil
kreativitas dan inovasi, tulisan ilmiah yang dimuat dalam media massa.
2. PLPG
Pembekalan guru melalui kegiatan ilmiah Pendidikan dan Latihan Profesil Guru (PLPG)
adalah langkah penjemputan bola untuk memajukan sistim pendidikan nasional yang kita
harapkan. Dalam kegiatan ilmiah PLPG, kita bisa lebih gamblang memahami makna, fungsi,
dan daya peran media pembelajaran yang difokuskan pada penyampaian pembelajaran melalui
multimedia. Pada prinsipnya, proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan
peserta didik.
3. MGMP
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan wadah yang cocok untuk
pemberdayaaan guru. MGMP sebagai wadah profesi guru prinsip kerjanya dari, oleh, dan
untuk guru. Pendidikan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan apabila terdapat elemen
sekolah yang melengkapi seperti sarana prasarana, pengajar dan tenaga administratif lainnya
dengan kualitas yang baik. Sarana tersebut oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dikenal dengan sebutan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Musywarah tersebut
merupakan wadah para guru untuk meningkatkan dinamisasi ilmu dan profesionalisme kerja
para guru. MGMP mempunyai peranan penting dalam pengembangan program pendidikan di
sekolah. Karena, melalui forum ini

guru dapat mengadakan diskusi dan tukar pikiran

mengenai masalah yang dihadapi di sekolah masing-masing. Selain itu, forum ini merupakan
wadah profesional guru dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan.
Sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu profesionlisasi guru.
4. Sertifikasi

Peningkatan mutu profesionlisasi guru dari pemerintah memberikan tunjangan
sertifikasi demi mensejahterakan kehidupan guru. Pemerintah memberikan tunjangan
sertifikasi bagi guru yang mempunyai beberapa ketentuan sesuai peraturan yang dikeluarkan
pemerintah. Diantaranya: memenuhi wajib mengaja 24 jam dalam seminggu sesuai dengan
program studi yang diajarkan.
5. Diklat
Pemberian diklat bagi guru sesuai bidang studinya diharapkan lebih meningkat mutu
profesionlisme guru sehingga dapat beimbas pada siswa yang akan meneruskan generasi yang
akan datang.
6. Seminar
seminar bertujuan untuk mengingatkan kepada guru akan pentingnya mutu pendidikan
yang akan diajarkan kepada genarasi yang akan datang dan menyadarkan guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan serta memberikan wawasan tentang permasalahan yang
sedang terjadi saat itu.
7. Penghargaan / Apresiasi
Dalam mewujudkan guru yang professional maka perlu diadakan penghargaan atau
apsresasi kepada guru yang mempunyai prestasi. Wujud penghargaan tersebut dapat berupa
pemberian beasiswa dan predikat guru teladan.

BAB III
SIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian makalah yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa seorang guru
harus benar-benar memahami arti profesionalisasi sebagai tenaga kependidikan seperti pengertian
professional itu sendiri, syarat, ciri-ciri, karakteristik dan indikator menjadi tenaga kependidikan
yang professional. Karena dari situlah seorang guru dapat mentransfer pengetahuan dan
wawasannya kepada siswa melalui pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Selain itu,
untuk meningkatkan mutu profesionalisasi guru harus mengikuti berbagai seminar, MGMP, diklat,
PLPG, dan membuat portofolio seperti menuliskan karya ilmiah yang dipublikasikan serta
membuat modul / buku bahan ajar.
B. Saran
Dalam mengupayakan peningkatan profesionlisme guru perlu adanya pengawas dan
peraturan yang mengikat kinerja guru yang lebih ketat. Selain itu, perlu diadakan sosialisasi
tentang upaya sadar dari diri guru dengan iklas dan tanpa pamrih untuk mendidik siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aex, Sahertian. 1992. Paradigma Kategori Guru Kaitannya Dengan Keprofesionalisasi Tenaga
Kependidikan. Malang: IKIP Malang Press.
Arma, Awaludin. 2012. Profesionalisme Dan Profesionalitas Tenaga Kependidikan Guru. Diunduh di
http://awalarma.blogspot.com. tanggal 9 September 2014.
Fajar, Ibnu. 2012. Empat Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru Profesional. Diunduh di
http://ibnufajar75.wordpress.com. Tanggal 9 Setember 2014

Ruhendi,

Asep. 2012. Pengertian Dan Ciri-Ciri Profesi
http://friendlich.blogspot.com. Tanggal 9 September 2014.

Keguruan.

Diunduh

di

Pangaribuan, Wanapri. 2012. Analisis Indikator Kompetensi Guru Profesional. Diunduh di
http://wanapripangaribuan.blogspot.com. Tanggal 9 September 2014.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANTAN TENAGA KERJA DI KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN LUMAJANG UNTUK BEKERJA KE BALI

0 83 83

ANALISIS OVEREDUCATION TERHADAP PENGHASILAN TENAGA KERJA DI INDONESIA BERDASARKAN SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2007

6 234 19

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI (PTKLN) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NO.2 TAHUN 2004 BAB II PASAL 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupa

3 68 17

ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SUB SEKTOR INDUSTRI KECIL HASIL LAUT DI KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2007-2011

0 10 22

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MINAT TENAGA KERJA INDONESIA UNTUK KEMBALI BEKERJA KE LUAR NEGERI DI DESA KEDUNG JAJANG KECAMATAN KEDUNG JAJANG KABUPATEN LUMAJANG

1 42 20

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN TENAGA KERJA PENGRAJIN ALUMUNIUM DI DESA SUCI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER The factors that influence the alumunium artisans labor income in the suci village of panti subdistrict district jember

0 24 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BAGIAN PELINTINGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK

0 17 55

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

6 92 18