RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

  

Sub bahasan dalam aspek sosial dan lingkungan dalam pembangunan Bidang Cipta

Karya di Kabupaten Solok ini disusun dengan maksud meminimalkan pengaruh negatif

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di setiap kawasan yang telah diusulkan

berdasarkan usulan kegiatan yang telah dibahas pada bab VI aspek persektor. Berikut

akan diuraikan tentang Kajian lingkungan hidup strategis , AMDAL, UKL-UPL dan SPLH.

  8.1.1 KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Berdasarkan usulan rencana/program dalam RPI2JM yang telah disusun oleh

pemerintah Kabupaten Solok maka dilakukan penapisan untuk masing-masing sektor

dengan mempertimbangkan isu pokok: a) Perubahan iklim,

  b) Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,

  

c) Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,

dan/atau kebakaran hutan dan lahan, d) Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam,

  e) Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,

  

f) Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan

sekelompok masyarakat; dan/atau,

g) Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut

menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan

  Penilaian No Kreteria

  Kesimpulan (Signifikan/ Uraian Pertimbangan

  Tidak Signifikan) baku akan menyebabkan terjadinya pengerukan serta penebangan pohon penghijauan di beberapa bagian daerah kawasan.

  3. Peningkatan intensitas Tidak terdapat kegiatan Yang dan cakupan wilayah dapat mempengaruhi bencana banjir, longsor, Peningkatan intensitas dan kekeringan, dan/atau - cakupan wilayah bencana kebakaran hutan dan banjir, longsor, kekeringan, lahan dan/atau kebakaran hutan dan lahan.

  4. Penurunan mutu dan Tidak terdapat jenis kegiatan kelimpahan sumber daya yang dapat menyebabkan

  • alam

  Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam.

  5. Peningkatan alih fungsi Pembangunan dan Pengaruh yang ditimbulkan bersifat sementara dan Tidak kawasan hutan dan/atau Peningkatan Tempat lahan. Pemrosesan Akhir Sampah signifikan.

  (TPA) serta infrastrukturnya dan Pembangunan IPAL Komunal dan IPLT akan merubah beberapa bagian kawasan alami.

  6. Peningkatan jumlah Tidak terdapat jenis kegiatan penduduk miskin atau yang dapat menyebabkan terancamnya

  Peningkatan jumlah penduduk

  • keberlanjutan

  miskin atau terancamnya penghidupan sekelompok keberlanjutan penghidupan masyarakat sekelompok masyarakat.

  7. Peningkatan resiko Tidak terdapat jenis kegiatan

  

penyusunan dokumen dan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya

Pemantauan Lingkungan (UPL) serta Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka pengelompokan atau kategori program

bidang Cipta Karya di Kabupaten Solok yang memerlukan dokumen kajian dan

perlindungan lingkungan adalah seperti pada Tabel berikut.

  

Tabel:8.2.

Kebutuhan Analisis Perlindungan Sosial pada Program Bidang Cipta KaryaDi Kabupaten Solok

  Perlindungan Lingkungan No Kompenen Kegiatan Lokasi UKL-

  AMDAL SPPLH UPL

  1. Pengembangan Permukiman

  a) Peningkatan Kualitas Kawasan

  • Kabupaten Solok √ Permukiman Kumuh -

  b) Pembangunan dan Kabupaten Solok √ - Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial

  c) Infrastruktur Perdesaan (PPIP Kabupaten Solok √ - -

  d) Peningkatan Layanan Kabupaten Solok Infrastruktur Pendukung

  √ - - Permukiman daerah rawan bencana

  2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

  a) Peningkatan PSD Permukiman Alahan Panjang, - √ -

  Kawasan Potensial

  b) Penataan Kawasan Mesjid Tuo Kayu √ - - Permukiman Jao, Makam Syech Tradisional/Bersejarah Muckhsin

  • √ -
  • √ -

  b) Pembangunan SPAM Perdesaan Berbasis Masyarakat

  

8.2.1. ASPEK SOSIAL PADA PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA

KARYA

  Kabupaten Solok

  g) SPAM MBR (P/P Jaringan Perpipaan Optimalisasi)

  Kabupaten Solok

  f) SPAM MBR (P/P Jaringan Perpipaan Optimalisasi)

  e) SPAM Regional Kabupaten Solok √ - -

  d) SPAM Kawasan Rawan Air Kabupaten Solok - - √

  Kabupaten Solok

  c) SPAM Kawasan Kumuh Perkotaan

  Kabupaten Solok

  a) Pembangunan SPAM IKK Kabupaten Solok - - √

  4. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

  Kabupaten Solok - - √

  f) Pembangunan Drainase Lingkungan di Kawasan permukiman strategis

  3 Kawasan (Kabupaten Solok)

  e) Pembangunan IPAL Komunal

  Sungai Nanam Kabupaten Solok

  d) Pembangunan TPA sistem Sanitary Landfill

  UPL SPPLH

  AMDAL UKL-

  No Kompenen Kegiatan Lokasi Perlindungan Lingkungan

  8.2.1.1 Kemiskinan

Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu

melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak-

  

Tabel: 8.3.

Analisis Kebutuhan Penanganan PendudukDi Kabupaten Solok

  Rumah Tangga Kondisi Umum Permasalahan Kebutuhan Penanganan

   Pelayanan infrastruktur masih rendah dan tidak terintegrasi seperti :

  6. Penataan bangunan dan lingkungan.

  5. Penataan dan pengamanan kawasan sempadan sungai melalui pengembangan RTH dan jalur inspeksi.

  4. Normalisasi sungai

  3. Penyehatan lingkungan permukiman (sanitasi dan persampahan).

  2. Peningkatkan kapasitas jalan untuk jalur-jalur evakuasi.

  1. Penataan jaringan jalan yang terstruktur, yang seiring dengan penataan jaringan drainase.

   Drainase : secara umum saluran sudah dibuat namun rusak karena tidak dipelihara, sebagian kecil belum tersedia, tersebar di beberapa Nagari

   Hirarki jalan belum jelas/tegas (through traffic – access traffic)

  1 Kawasan Permukiman di Arosuka Jumlah rumah tangga pada kawasan ini berdasarkan sensus tahun 2010 adalah 8.151 KK dengan kepadatan 1870 jiwa/km2

  No Lokasi Jumlah Penduduk/

  2) Permasalahan Infrastruktur :

   Masih terdapat rumah yang tidak layak huni di daerah Batang Barus, Koto Gaek Guguk dan Koto Gadang Guguk  Pembangunan permukiman yang kurang terkendali dan mengikuti aturan pemanfaatan ruang

   Pertumbuhan kawasan yang cukup tinggi khususnya di Jorong Kayu Aro karena merupakan pusat kota Arosuka.

  1) Permasalahan Permukiman :

  Permasalahan yang muncul di Kawasan Permukiman ini adalah sebagai berikut :

  Masih banyaknya permukiman yang tidak layak huni, kawasan bermasalah dalam hal kepemilikan dan infrastruktur yang masih kurang. Infrastruktur yang masih kurang meliputi belum seluruh kawasan terlayani pelayanan jaringan air bersih, tidak satupun terdapat TPS, masih ada jalan tanah,

   Kuantitas dan kualitas jalan yang masih kurang memadai Jumlah Penduduk/ No Lokasi Kondisi Umum Permasalahan Kebutuhan Penanganan

  Rumah Tangga dalam kawasan

  Sampah : tidak adanya tempat

   sampah dan TPS di permukiman sehingga masyarakat umumnya membuang sampah di pinggir jalan atau sungai Jalan : Sebagian besar

   mengalami kerusakan baik jalan aspal maupun jalan coran beton karena beban jalan yang cukup tinggi.

  Kawasan permukiman 1) Permasalahan Permukiman :

  2 Jumlah rumah tangga Kawasan ini juga merupakan

  1. Penataan jaringan jalan pada Kawasan Alahan pada kawasan ini kawasan Agropolitan karena Pertumbuhan kawasan sporadis. yang terstruktur

   Panjang berdasarkan sensus memiliki potensi hasil

  2. Perbaikan dan peningkatan Terdapat 10% rumah tidak layak

   tahun 2010 adalah perkebunan. lahan yang kualitas saluran drainase huni di Nagari Padang Sarai. 11.164 KK dengan dapat dikembangkan cukup dan pembangunan kolam kepadatan 1602,48 luas, merupakan kawasan penampungan

  2) Permasalahan Infrastruktur : jiwa/km2 rawan bencana juga,

  3. Program air bersih untuk  Jalan. pelayanan air bersih masih masyarakat

  Hirarki jalan belum jelas/tegas

   sangat rendah karena

  4. Penataan bangunan dan dan belum terstruktur dengan potensi sumber air baku lingkungan, terutama baik yang masih rendah dan disekitar SMK 10 dan

  Beban jalan yang cukup tinggi

   tingginya pencemaran rusunawa nelayan karena adanya aktivitas sumber air dan air tanah

  5. Peningkatkan kualitas dan penambangan. yang disebabkan oleh kapasitas jalan, sekaligus

  Pemeliharaan rutin jalan Lubuk

   pestisida. untuk jalur-jalur evakuasi

  Selasih – Padang Aro Permasalahan kawasan

  6. Penyediaan ruang-ruang Volume timbulan sampah yang

   meliputi masih terdapatnya pelarian (shelter/escape cukup tinggi khususnya sampah rumah tidak layak huni, building yang berfungsi yang berasal dari pasar. beberapa ruas jalan belum ganda/multi fungsi, maupun Jumlah Penduduk/ No Lokasi Kondisi Umum Permasalahan Kebutuhan Penanganan

  Rumah Tangga terhubung dengan jalur escape hill), terutama di

   Drainase evakuasi, kawasan sering Drainase masih kurang Nagari Padang Sarai,

   banjir, sampah yang Lubuk Buaya memadai berserakan di sepanjang

  7. Normalisasi sungai Pemeliharaan drainase yang

   jalan dan di pinggir Danau

  8. Kasiba/Lisiba nada masih kurang dan banyak Kembar. tersumbat sampah

  Sampah

   Volume sampah yang cukup

   tinggi khususnya yang berasal dari sisa hasil perkebunan dan dari aktivitas pasar Rumah atap sampah yang

   sudah ada tidak berfungsi sebagaimana mestinya Rencana pembangunan TPA di

   Kawasan Sungai Nanam masih pada tahap penyusunan Masterplan Sampah banyak berserakan di

   sepanjang jalan protocol dan selingkar Danau Kembar khususnya Danau Diatas Air Bersih  Sumber air baku yang layak

   sangat terbatas Sudah ada Pamsimas di

   Kawasan Alahan Panjang PDAM belum melayani

   Kawasan Alahan Panjang No Lokasi Jumlah Penduduk/

  Rumah Tangga Kondisi Umum Permasalahan Kebutuhan Penanganan karena masih terkendala untuk pemasangan sambungan rumah

   Pertumbuhan kawasan yang cukup pesan

  3. Penanganan pelayanan

  yang lebih konprehensif di kawasan

  2. Penanganan drainase

  Penanganan jalan lingkungan

   Lebar jalan kurang memadai karena masih banyak jalan dengan lebar 3 m 1.

   Terdapat perumahan liar di sepanjang sungai Batang Lembang  Perkembangan permukiman memberikan ancaman terhadap greenbelt dan irigasi teknis

  1) Permasalahan Permukiman :

   Tingginya pencemaran air tanah akibat dari pestisida

  Kawasan merupakan peruntukan permukiman, yang sedang berkembang dan terdapat saluran irigasi teknis. Pada kawasan juga terdapat perumahan liar di sepanjang sungai Batang Lembang, memiliki kendala pengembangan karna berbatasan dengan kawasan green belt Kawasan, masih kurangnya kualitas dan kuantitas jalan, pelayanan

  Jumlah penduduk saat ini 31.164 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 dengan jumlah rumah tangga adalah 7.018 KK dan kepadatan 3.119, 52 jiwa/km2

  3 Kawasan Permukiman pada Kawasan Muara Panas

   Kawasan Alahan Panjang berada diatas patahan Semangka  Belum adanya jalur evakuasi yang layak

  Panjang khususnya mengantisipasi bahaya letusan Gunung Talan

   Jalur Evakuasi  Belum ada pembangunan shelter di Kawasan Alahan

  sampah 4. Perlu penanganan SPAM 5. Penataan bangunan dan lingkungan. Jumlah Penduduk/ No Lokasi Kondisi Umum Permasalahan Kebutuhan Penanganan

  Rumah Tangga sampah, pelayanan air 2) Permasalahan Infrastruktur : minum yang masih kurang

  Jalan

   Jaringan jalan belum

   terstruktur dan mengalami kerusakan Lebar jalan belum mencukupi

   Drainase  Drainase lingkungan belum

   memadai dan layak Tidak ada saluran menuju

   pembuangan akhir sehingga menyebabkan banjir Sampah

   Secara umum sudah ada

   rumah atap sampah, tetapi belum beroperasi secara optimal Ada sampah kotoran ternak

   yang bersumber dari pasar ternak Muara Panas Air Bersih  Layanan PDAM belum

   melayani seluruh kawasan Muara Panas Jaringan Air Minum Non  Perpipaan dari PANSIMAS belum mencukupi

   Jalur Evakuasi /Ruang Evakuasi Jalan yang digunakan sebagai  Jumlah Penduduk/ No Lokasi Kondisi Umum Permasalahan Kebutuhan Penanganan

  Rumah Tangga alternative jalan evakuasi belum memadai khususnya dari segi lebar jalan.

  1.

  1) Permasalahan Permukiman :

  4 Kawasan Jumlah penduduk Kawasan ini mempunyai Penanganan jalan

   2.

  Permukiman pada saat ini 40.646 jiwa lahan yang luas untuk Munculnya perumahan liar di lingkungan

  Kawasan Sumani berdasarkan sensus dikembangkan, tetapi Pengendalian banjir (sekitar selingkar Danau Singkarak penduduk tahun terkendala faktor kontur,

   pusat pemerintahan) Pertumbuhan kawasan sporadis 3. 2010 dengan jumlah lahan pangan berkelanjutan

  Butuh banyak sumber air (kebanyakan perumahan swadaya rumah tangga sehingga pengembangan non perpipaan masyarakat)

  4.

  adalah 8.731KK dan kawasan ini membutuhkan Permukiman yang 

  Masih ada lahan yang dapat kepadatan 861,8 arahan yang baik, terutama berkontur, sehingga perlu dikembangkan untuk perumahan. jiwa/km2 dari segi kepadatan program-program PLP yang bangunan. Kawasan dekat terkait dengan kawasan

  2) Permasalahan Infrastruktur : dengan Kawasan Pariwisata resapan (biopori, dll). Jalan

   Danau Singkarak.

  Jalan masih ada yang tidak

   Permasalahan saat ini diaspal meliputi : belum seluruh Lebar jalan yang belum

   kawasan dilayani air bersih, memadai walaupun beberapa sumber Pelebaran jalan terkendala

   (intake) air minum berada dengan masalah pembebasan pada kawasan ini. lahan

  Perlu jalan lingkungan untuk

   mengantisipasi jalur utama menjadi Jalan Kolektor  Drainase

  Drainase di komplek

   perumahan sudah terbuhung sampai ke pembuangan akhir Drainase di perkampungan

   tidak ada dan banyak yang Jumlah Penduduk/ No Lokasi Kondisi Umum Permasalahan Kebutuhan Penanganan

  Rumah Tangga terputus, tapi tidak ada banjir karna topograsi yang tinggi

  Dari by pass kea rah tabing

   sering terjadi banjir Pembenahan saluran primer di

   Kel. Air Pacah, karena di sepanjang sungai maransi sering banjir dan menjemput warga dengan perahu karet

   Sampah Sampah yang ada di bakar dan

   setiap hari masyarakat langsung membawa sampah mereka ke kontainer terdekat Belum ada pelayanan sampah

   di Kel. Air Pacah. Air Bersih

   Masyarakat menggunakan DAP

   sumur PDAM belum masuk, kalau pun

   ada air mengalir pada malam hari saja Air sumur tidak layak minum

  

  8.2.1.2 Pengarusutamaan Gender

Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan

bidang Cipta Karya terhadap gender. Menindaklanjuti hal tersebut maka diperlukan suatu

pemetaan awal untuk mengetahui bentuk responsif gender dari masing-masing kegiatan,

manfaat, hingga permasalahan yang timbul sebegai pembelajaran di masa datang seperti

yang tertuang pada Tabel berikut ini.

  

Tabel: 8.4

Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi Pengarusutamaan

Gender Di Kabupaten Solok

  Keterlibatan/ Akses

Tingkat

Partisipasi

  

Perempuan

(Jumlah)

Kontrol Pengambilan

  Keputusan oleh Perempuan Manfaat Permasalahan yang Perlu Diantisipasi di

  Masa Datang

  1 Pemberadayaan Masyarakat a PNPM Kab Solok Dalam rapat- rapat rutin Pamsimas

  No Program/ Kegiatan Lokasi Tahun Bentuk

  Keputusan dalam pengambilan keputusa lebih representatif

  Keterlibatan perempuan lebih perlu ditingkatkan Pengatahun perempuan perlu ditingkatkan b Pamsimas Kab.

  Solok 2012- 2015 Dalam rapat- rapat rutin Pamsimas

  

30% dari total

partisipan Perempuan diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat dan memberikan masukan

  Keputusan dalam pengambilan keputusa lebih representatif

  Keterlibatan perempuan lebih perlu ditingkatkan Pengatahun perempuan perlu ditingkatkan c PPIP Kab.

  Solok 2014- 2015 PPK nya dijabat oleh perempuan Keikutsertaan dalam pengurusan OMS Keikutsertaan

30% dari total

partisipan Keputusan akhir berada dibawah PPK yang dijabat oleh perempuan Pengambilan keputusan lebih tepat sasaran karena perempuan merupakan pemakai fasilitas publik Keterlibatan perempuan lebih perlu ditingkatkan Pengatahun perempuan perlu ditingkatkan

  

30% dari total

partisipan Perempuan diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat dan memberikan masukan

  

8.2.2. ASPEK SOSIAL PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA

KARYA

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi di Kabupaten Solok tidak

banyak mengalami kendala dan hambatan terhadap masyarakat. Hal ini dikarenakan

lokasi pembangunan kegiatan cipta karya sebagian besar milik Pemerintah Kabupaten

Solok, dan tidak ada masalah yang berarti kalaupun ada lahan yang bukan milik

Pemerintah Kabupaten Solok itu sudah dibebaskan dengan cara dibayarkan kepada

pemilik lahan tersebut. Hanya saja Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan

masyarakat penerima dampak maka Pemerintah Kabupaten Solok melakukan sosialisasi

melalui pemerintah Nagari setempat dimana lokasi kegiatan Cipta Karya dilaksanakan

dan melibatkan warga setempat yang belum mendapatkan pekerjaan untuk bekerja

sesuai keahliannya.

  8.2.3. ASPEK SOSIAL PADA PASCA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya harus memberi manfaat bagi

masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan

secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan

infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang

harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut. Hasil

identifikasi aspek sosial pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya di

Kabupaten Solok tertuang pada Tabel berikut.

  

Tabel:8.5

Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial

Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Jumlah Penduduk Tahun

  No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Yang Ket Pelaksanaan

  Memanfaatkan

  I. Pengembangan Permukiman

  1 Perbaikan Rumah Tidak APBD KAB ,

  Jumlah Penduduk Tahun

  No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Yang Ket Pelaksanaan

  Memanfaatkan Peningkatan Sarana dan Kabupaten Solok APBN DAN

  2016-2020 Prasarana RTH

  APBD KAB

  III. Penyehatan Lingkungan Permukiman

  1 Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Limbah

  APBN, APBD Kabupaten Solok 2016-2020

  Rumah Tangga (MCK KAB komunal) Sanimas

  2 Pembangunan Sistem Air Limbah Terpusat pada Kabupaten Solok 2016-20120 APBN Kawasan RSH

  3 APBN, APBD Sungai Nanam 2017-2019

  Pembangunan TPA KAB

  4 APBN, APBD Sungai Nanam 2018-2020

  Pembangunan IPLT KAB

  5 Pembangunan Drainase APBN, APBD

  Lingkungan Kawasan Kabupaten Solok 2016-2020 KAB

  Kumuh

  IV. Sistem Penyediaan Air Minum

  1 Pembangunan SPAM IKK APBN, APBD

  Kabupaten Solok 2016-2020 KAB

  2 Pembangunan SPAM APBN, APBD

  Perdesaan Berbasis Kabupaten Solok 2016-2020 KAB

  Masyarakat

  3 SPAM Kawasan Kumuh APBN, APBD

  Kabupaten Solok 2016-2020 Perkotaan

  KAB

  4 SPAM Kawasan Rawan Air APBN, APBD

  Kabupaten Solok 2016-2020 KAB

  5 SPAM Regional APBN, APBD

  Kabupaten Solok 2016-2020 KAB

  6 SPAM MBR (P/P Jaringan APBN, APBD

  Kabupaten Solok 2016-2020 Perpipaan Optimalisasi)

  KAB

  7 SPAM MBR (P/P Jaringan APBN, APBD

  Kabupaten Solok 2016-2020 Perpipaan Optimalisasi)

  KAB