Lampiran 2.Gambar pohon pisang kepok, kulit pisang kepok dan simplisia
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 2.Gambar pohon pisang kepok, kulit pisang kepok dan simplisia
Pohon pisang kepok Kulit pisang kepok
Simplisia segar kulit pisang kepok
Lampiran 2. (lanjutan)
Simplisia kulit pisang kepok Serbuk simplisia kulit pisang kepok
Lampiran 3. Hasil penimbangan, rendemen, dan susut pengeringan.
Berat keseluruhan simplisia segar = 5000 g Berat keseluruhan simplisia = 762,8 g Berat keseluruhan serbuk simplisia = 758,8 g
762,8 ℎ
5000 ℎ
Rendamen =x100% = x100% = 15,256% (5000
− 762,8) 5000
Susut pengeringan = x 100% = 84,74%
Lampiran 4. Hasil pemeriksaan mikroskopik
1
2
3 Mikroskopik serbuk simplisia kulit pisang kepok perbesaran 10 x 40
Keterangan :
1. Parenkim
2. Berkas pengangkut
3. Pati
Lampiran 5. Perhitungan hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia 1.
Perhitungan kadar air serbuk simplisia kulit pisang kepok a.
Berat simplisia = 5,010g Volume air = 0,4 ml Kadar air =
0,4 5,010
100% = 7,98% b. Berat simplisia = 5,008 g
Volume air = 0,4 ml Kadar air =
0,4 5,008
100% = 7,98% c. Berat simplisia = 5,010 g
0,4 5,010
x 100% = 7,99%Volume air = 0,4 ml Kadar air =
Kadar air rata-rata =
(7,98+7,98+7,99)%
3
= 7,98%
Kadar air simplisia = Volume air Berat Sampel × 100%
Lampiran 5. (Lanjutan) 2.
0,127 5,079 x
100
Kadar sari = Berat sari Berat Simplisia x
= 12,45%
3
(12,59 + 12,27 + 12,50)%
x 100% = 12,50% Kadar sari rata-rata =
20
100
Berat sari = 0,127 g Kadar sari =
Perhitungan kadar sari larut air serbuk simplisia kulit pisang kepok a.
100% = 12,27% c. Berat simplisia = 5,079 g
20
0.123 5,009 100
Berat sari = 0,123 g Kadar sari =
100% = 12,49% b. Berat simplisia = 5,009 g
20
0,125 5,003 100
Berat simplisia = 5,003 g Berat sari = 0,125 g Kadar sari =
20 × 100%
Lampiran 5. (Lanjutan) 3.
Perhitungan kadar sari larut etanol serbuk simplisia kulit pisang kepok
Berat sari 100 Kadar sari = x × 100% Berat Sampel
20
a. = 5,014 g Berat simplisia
Berat sari = 0,076 g
0,076 100
Kadar sari = 100% = 7,57%
5,014
20
b. = 5,008 g Berat simplisia
Berat sari = 0,075 g
0,075 100
Kadar sari = 100% = 7,48%
5,008
20
c. = 5,010 g Berat simplisia
Berat sari = 0,075 g
0,075 100
Kadar sari = x 100% = 7,48%
x 5,010
20 (7,57 + 7,48 +7,48)%
Kadar sari rata-rata = = 7,51%
3
Lampiran 5. (Lanjutan) 4.
Perhitungan kadar abu total serbuk simplisia kulit pisang kepok
Berat Abu Kadar abu total = × 100% Berat Simplisia
a.
Berat simplisia = 2,015 g Berat abu = 0,13 g
0,13
Kadar abu = 100% = 6,45%
2,015
b. = 2,027 g Berat simplisia
Berat abu = 0,13 g
0,13
Kadar abu = 100% = 6,41%
2,027
c. = 2,022 g Berat simplisia
Berat abu = 0,13 g
0,13
Kadar abu = x 100% = 6,43%
2,022 (6,45 + 6,41 + 6,43)%
Kadar abu total rata-rata = = 6,43%
3
Lampiran 5. (Lanjutan) 5.
Perhitungan kadar abu total tidak larut asam serbuk simplisia kulit pisang kepok a.
Berat simplisia = 2,015 g Berat abu = 0,018 g Kadar abu =
0,018 2,015
100% = 0,88% b. Berat simplisia = 2,027 g
Berat abu = 0,019 g Kadar abu =
0,019 2,027
100% = 0,93% c. Berat simplisia = 2,022 g
Berat abu = 0,018 g Kadar abu =
0,018 2,022
x 100% = 0,89% Kadar abu total tidak larut asam rata-rata =
(0,88 + 0,93 + 0,89)%
3
= 0,90%
Kadar abu tidak larut asam = Berat Abu Berat Simplisia × 100%
Lampiran 6. Perhitungan hasil pemeriksaan karakterisasi ekstrak 1.
Perhitungan kadar air ekstrak kulit pisang kepok a.
Berat ekstrak = 5,014g Volume air = 0,2 ml Kadar air =
0,2 5,014
100% = 3,99% b. Berat ekstrak = 5,021 g
Volume air = 0,2 ml Kadar air =
0,2 5,021
100% = 3,98% c. Berat ekstrak = 5,025 g
Volume air = 0,2 ml Kadar air =
0,2 5,025
x 100% = 3,98% Kadar air rata-rata =
(3,99 +3,98 + 3,98)%
3
= 3,98%
Kadar air ekstrak = Volume air Berat Sampel × 100%
Lampiran 6. (Lanjutan) 2.
Perhitungan kadar abu total ekstrak kulit pisang kepok a.
Berat ekstrak = 2,037 g
0,13 2,037
100% = 6,38 Berat abu = 0,13 g
Kadar abu = b. Berat ekstrak
= 2,035 g
0,13 2,035
100% = 6,39 Berat abu = 0,13 g
Kadar abu = c. Berat ekstrak
= 2,034 g
0,13 2,034
100% = 6,39 Berat abu = 0,13 g
Kadar abu = (6,38 + 6,39 + 6,39)%
3 Kadar abu total rata-rata = = 6,38
Kadar abu total =
Berat Abu
Berat Ekstrak
× 100%Lampiran 6. (Lanjutan) 3.
Perhitungan kadar abu tidak larut asam ekstrak kulit pisang kepok a.
Berat ekstrak = 2,037 g Berat abu = 0,018 g Kadar abu =
0,018 2,037
100% = 0,922% b. Berat ekstrak = 2,035 g
Berat abu = 0,018 g Kadar abu =
0,018 2,035
100% = 0,918% c. Berat ekstrak= 2,034 g
Berat abu = 0,018 g Kadar abu =
0,018 2,034
x 100% = 0,920% Kadar abu total tidak larut asam rata-rata =
(0,922 + 0,918 + 0,920)%
3
= 0,92%
Kadar abu tidak larut asam = Berat Abu Berat Ekstrak × 100%
Lampiran 7. Bagan pengerjaan uji efek antidiare pada tikus
- S.L 0,009% dosis 1,2ml Kelompok VII
- S.L 0,009% dosis 1,4ml Kelompok VIII
- S.L 0,009% dosis 1,6ml t = 0 menit diberi suspensi norit 5% 1ml t = 60 menit dislokasi leher dan dibedah t = 0 menit diberi Ol.ricini 10ml/kgbb dan suspensi norit 5% 1ml t = 60 menit dislokasi leher dan dibedah t = 0 menit diberi S.EKPK 5% pada tiap kelompok t = 180 menit dislokasi leher dan dibedah t = 60 menit diberi Ol.ricini 10ml/kgbb t = 120 menit diberi suspensi norit 5% 1ml t = 0 menit diberi S.L 0,009% pada tiap kelompok t = 180 menit dislokasi leher dan dibedah t = 60 menit diberi Ol.ricini 10ml/kgbb >S.EEKPK 5% dosis 0,5ml Kelompok IV
• S.EKPK
5% dosis 0,6mlKelompok V
• S.EEKPK 5% dosis 0,7ml Kondisi diare diberi loperamid (15 ekor) Kelompok VI
Keterangan : S.EEKPK 5% = Suspensi ekstrak etanol kulit pisang kepok 5% S.L 0,009% = Suspensi loperamid 0,009% Ol.ricini = Oleum ricini
40 ekor tikus jantan dewasa (150-200g) Dikelompokkan Kondisi normal (5 ekor) Kelompok
I Kondisi diare (5 ekor) Kelompok
II Kondisi diare diberi ekstrak (15 ekor)
Kelompok III
t = 120 menit diberi suspensi norit 5% 1ml
Hasil Usus dikeluarkan dan diukur panjang usus yang dilalui marker norit mulai dari pylorus sampai katup ileosekal Dihitung persen lintasan marker norit terhadap panjang usus
Lampiran 8. Gambar posisi tikus sebelum dibedah Lampiran 9. Gambar posisi tikus setelah dibedah
Lampiran 10. Usus halus yang dilintasi marker norit
Lintas marker norit pada kelompok yang diberi suspensi norit 5%.
.
Lintas marker norit pada kelompok yang diinduksi oleum ricini 10ml/kg Lintas marker norit yang diberi suspensi EEKPK 5% pada dosis 0,5 ml.
Lintas marker norit yang diberi suspensi EEKPK 5% pada dosis 0,6 ml.
Lampiran 10. (lanjutan)
Lintas marker norit yang diberi suspensi EEKPK 5% pada dosis 0,7 ml.
Lintas marker norit yang diberi suspensi loperamid 0,009% pada dosis 1,2 ml Lintas marker norit yang diberi suspensi loperamid 0,009% pada dosis 1,4 ml Lintas marker norit yang diberi suspensi loperamid 0,009% pada dosis 1,6 ml Lampiran 11. Volume maksimum sesuai jalur pemberian dan konversi dosis.
1. Tabel volume maksimum larutan sediaan uji yang dapat diberikan pada hewan uji (Harmita dan Radji, 2008)
Volume maksimal (ml) sesuai jalur Jenis hewan uji pemberian
i.v i.m i.p s.c p.o
Mencit (20-30 g) 0,5 0,05 1 0,5-1
1 Tikus (100 g) 0,1 0,1 2-5 2-5 5,0 Hamster (50 g) 0,1 1-2 2,5 2,5 - Marmut (250 g) 0,25 2-5
5 10 - Merpati (300 g) 2 0,5
2
2
10 Kelinci (2,5 kg) 5-10, 0,5 10-20 5-10
20 Kucing (3 kg) 5-10 1 10-20 5-10
50 Anjing (5 kg) 10-20 5 20-30 10 100 2.
Tabel konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia (Harmita dan Radji, 2008).
Mencit Tikus Marmut Kelinci Kera Anjing Manusia 20g 200g 400g 1,5kg 4kg 12kg 70kg Mencit
1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9
20g Tikus
0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0
200g Marmut
0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5
400g Kelinci
0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2
1,5kg Kera
0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1
4kg Anjing
0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1
12kg Manusia
0,0026 0,018 0,031 0,07 0,16 0,32 1,0
70kg Lampiran 12.Perhitungan volume pemberian suspensi loperamid
® Perhitungan dosis Imodium tablet. ®
Tiap tablet Imodium mengandung 2 mg loperamid HCl. Dosis dewasa 2 mg- 8 mg, maksimal 8 tablet per hari. Tidak lebih dari 16 mg/hari (berat dewasa untuk konversi 70 kg). Dosis loperamid yang digunakan dalam penelitian adalah 6-8 mg. Dosis Konversi Dosis Konsentrasi suspensi loperamid loperamid loperamid 0,009%
1% b/v 0,5% b/v 0,1% b/v (manusia) (tikus) b/v
6mg 0,108mg 0,0108ml 0,0216ml 0,108ml 1,2ml 7mg x 0,018 0,126mg 0,0126ml 0,025ml 0,126ml 1,4ml 8mg 0,144mg 0,0144ml 0,028ml 0,144ml 1,6ml
Sehingga konsentrasi suspensi loperamid yang dibuat adalah 0,009% agar lebih mudah dalam pengambilan volume suspensi sebagai dosis, dengan pemberian sebanyak 1,2 ml, 1,4 ml, dan 1,6 ml untuk tikus dewasa dengan berat badan 150- 200 g.
Lampiran 13. Data analisis statistik SPSS
Descriptives
Lintas Std. 95% Confidence Maxim N Mean Std. Error Minimum Deviation Interval for Mean um
Lower Bound Upper Bound
48.23 Loperamid 0.009% 1,2 ml 5 52.4840 6.25438 2.79705 44.7182 60.2498
28.84
41.11 Total 40 63.1885 22.94643 3.62815 55.8499 70.5271
28.84
50.00 Loperamid 0.009% 1,6 ml 5 36.0540 5.47479 2.44840 29.2561 42.8519
33.98
59.70 Loperamid 0.009% 1,4 ml 5 42.1140 7.39226 3.30592 32.9353 51.2927
43.71
29.20
Susp. Norit 5% 5 76.0120 5.80438 2.59580 68.8049 83.2191
85.05 EEKPK 5% 0,7 ml 5 38.8120 6.96156 3.11331 30.1681 47.4559
70.00
96.44 EEKPK 5% 0,6 ml 5 78.3280 7.06359 3.15894 69.5574 87.0986
79.90
99.50 EEKPK 5% 0,5 ml 5 89.0320 6.03498 2.69892 81.5386 96.5254
79.52
82.73 Ol. Ricini + Susp norit 5% 5 92.6720 8.15563 3.64731 82.5454 102.7986
69.75
99.50 Lampiran 14. Tabel distribusi F