Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa (1)

Analisis
Kesalahan Berbahasa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan
faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar dalam penerapan aturan kebahasaannya.
Apabila penggunaan bahasa, secara lisan maupun tertulis menyimpang dari faktor-faktor
penentu berkomunikasi dan kaidah bahasa, maka terjadilah kesalahan berbahasa.
Kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor pemahaman, kemampuan atau
kompetensi. Apabila pelajar belum memahami sistem linguistik bahasa yang sedang
dipelajari, dia sering membuat kesalahan tatkala menggunakan bahasa tersebut. Kesalahan ini
selalu berulang dan terjadi secara sistematis dan konsisten. Hal ini berlaku umum, artinya
terjadi pada beberapa pelajar. Kesalahan berbahasa dapat diperbaiki oleh guru melalui
pengajaran remedial, latihan, dan praktik berbahasa. Ada beberapa pengklasifikasian dalam
kesalahan berbahasa. Pada makalah ini, akan dibahas beberapa klasifikasi kesalahan
berbahasa yang dilakukan para penutur bahasa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dalam makalah
ini adalah “Apa sajakah kesalahan berbahasa yang sering dilakukan para penutur bahasa?”.

C. Tujuan Pembahasan

Taksonomi Komparatif dan Efek Komunikatif

Halaman 1

Analisis
Kesalahan Berbahasa
Tujuan pembahasan pada makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang sering dilakukan oleh para penutur bahasa.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesalahan Berbahasa
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang
pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau yang menyimpang

dari norma baku atau norma terpilih dari performasi bahasa orang dewasa.
Kesalahan berbahasa adalah pengguanan bahasa yang menyimpang dari kaidah
bahasa yang berlaku dalam bahasa itu. Penyimpangan kaidah bahasa dapat disebabkan oleh
menerapkan kaidah bahasa dan keliru dalam menerapkan kaidah bahasa. Dalam pengajaran
bahasa, dikenal dua istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake).
Menelaah kesalahan para pelajar, khususnya kesalahan berbahasa, mengandung dua
maksud utama, yaitu:
(1).Untuk memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk membuat atau menarik
kesimpulan-kesimpulan mengenai hakikat proses belajar berbahasa.
(2).Untuk memberikan indikasi atau petunjuk kepada para guru dan para pengembang
kurikulum tentang bagian mana dalam bahasa sasaran yang paling sukar diproduksi oleh
para pelajar secara baik dan benar, serta tipe kesalahan mana yang paling mentukarkan atau
mengurangi kemampuan pelajar untuk berkomunikasi secara efektif.

A. Klasifikasi Kesalahan Berbahasa

Taksonomi Komparatif dan Efek Komunikatif

Halaman 2


Analisis
Kesalahan Berbahasa
Menurut Tarigan (1988: 87), kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran
bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa
tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa harus
dikurangi bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan banyak

terjadi pada penulisan-penulisan ilmiah. Ada empat pengklasifikasian atau taksonomi
kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan (1988), antara lain:
(1) taksonomi kategori linguistik;
(2) taksonomi siasat permukaan;
(3) taksonomi komparatif; dan
(4) taksonomi efek komunikatif.
Pada makalah ini, hanya akan dijelaskan tentang taksonomi komparatif dan efek
komunikatif.

(1). Taksonomi Komparatif
Klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif didasarkan pada
perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe kontruksi
tertentu lainnya. Sebagai contoh jika kita menggunakan taksonomi komparatif untuk

mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan pelajar Indonesia yang belajar Bahasa Inggris, maka
kita dapat membandingkan struktur kesalahan pelajar yang memeroleh bahasa Inggris sebagai
B1. Contoh lainnya bila seseorang dari suku tertentu (jawa) yang belajar Bahasa Indonesia
sebagai bahasa sasarannya.
Dalam kepustakaan riset, kesalahan-kesalahan B2 sudah sangat sering dibandingkam
dengan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai
B1 mereka dan mengekuivalensikan frase-frase atau kalimat-kalimat dalam bahasa ibu
mereka. Dengan demikian, klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif (atau
Taksonomi Komparatif dan Efek Komunikatif

Halaman 3

Analisis
Kesalahan Berbahasa
comparative taxonomy) didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur
kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya (Tarigan, 1988:158).
Berdasarkan perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat
dibedakan menjadi:

(a) Kesalahan perkembangan (development errors) adalah kesalahan-kesalahan yang sama

dengan yang dibuat oleh anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai B1 mereka.
Contoh:
 Dalam Bahasa Inggris
Salah

Benar

1. I like do it.

I like to do it

2. Jim doesn’t likes it.

Jim doesn’t like it.

3. I not craying.

I am not craying.

Adapun kesalahan pada contoh satu (1) adalah tidak adanya kata pemisah

diantara dua kata kerja, yaitu like dan do yang seharusnya dipisahkan oleh kata to.
Pada contoh dua (2) kesalahan terjadi karena kesalahan grammar atau tata bahasanya,
yaitu apabila sebuah kalimat itu negatif (ditandai oleh kata doesn’t), maka kata kerja
setelahnya (like) tidak boleh ditambahkan oleh akhiran s atau es dan pada contoh tiga
(tiga) kesalahan yang terjadi adalah tidak terteranya to be (am)atau kata bantu pada
kalimat berpola present continous tense.

 Dalam Bahasa Indonesia
Salah

Benar

1. Saya suka nonton bola.

Saya suka menonton bola.

2. Presiden resmikan pabrik baru.

Presiden meresmikan pabrik baru.


3. Bapak ada rumah.

Bapak ada di rumah.

Taksonomi Komparatif dan Efek Komunikatif

Halaman 4

Analisis
Kesalahan Berbahasa
Pada contoh satu (1) dan dua (2) kesalahan terjadi karena kata nonton dan
resmikan, kehilangan awalan me-, sedangkan pada contoh tiga (3) kesalahan yang
terjadi adalah akibat hilangnya atau tidak adanya partikel di- sebelum kata rumah.

(b) Kesalahan antarbahasa (interlingual errors)
Kesalahan antarbahasa adalah kesalahan-kesalahan yang semata-mata mengacu pada
kesalahan B2 yang mencerminkan struktur bahasa asli atau bahasa ibu, tanpa menghiraukan
proses-proses internal atau kondis-kondisi eksternal yang menimbulkannya. Kesalahan
antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam struktur bagi kalimat atau frasa yang
berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang pelajar. Kesalahan antarbahasa

(interlingual) disebut juga kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat)
dari pengaruh bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2).
Contoh:
Salah

Benar

1. Dia datang Bandung dari.

1. Dia datang dari Bandung.

2. Makanan itu telah dimakan oleh saya.

2. Makanan itu telah saya makan.

3. Tak apalah, it doesn’t matter.

3. Tak apalah, itu bukan masalah.

4. Te‛nang, bu.


4. Tenang, bu.

Pada contoh satu (1) di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang belajar
Bahasa Indonesia untuk mencerminkan susunan atau urutan kata frasa proposisi dalam
bahasa Karo (Bandung dari berarti ‘dari Bandung). Pada contoh dua (2) kesalahan terjadi
karena tuturan yang digunakan dipengaruhi oleh bahasa Sunda karena kalimat Sundanya
adalah “makanan teh atos kuabdi”. Bila tuturan tersebut dituturkan kedalam Bahasa
Indonesia, maka seharusnya “makanan itu telah saya makan”. Hal itu didasarkan pada
struktur Bahasa Indonesia. Pada contoh tiga (tiga) kesalahan terjadi karena adanya
penggunaan unsur bahasa lain (Bahasa Inggris) ke'dalam Bahasa Indonesia yaitu pada
Taksonomi Komparatif dan Efek Komunikatif

Halaman 5

Analisis
Kesalahan Berbahasa
frase “ It doesn’t matter” yang memiliki padanan kata “itu bukan masalah” dalam Bahasa
Indonesia dan pada contoh empat (4) merupakan contoh tuturan yang diujarkan oleh
penutur Batak. Huruf “e” pada kata tenang seharusnya dilafalkan lemah, bukan keras.

(c) Kesalahan taksa (atau ambiguous errors)
Kesalahan taksa adalah kesalahan yang dapat diklasifikasikan sebagi kesalahan
perkembangan ataupun kesalahan antarbahasa. Contoh: Konstruksi yang mencerminkan

bahasa asli sang pelajar (misalnya Medan) yang belajar bahasa Indonesia sebagai B1
mereka.
1. Menulis saya (Saya menulis)
2. Tidur dia (Dia tidur)
3. Pergi kami (Kami pergi).
4. Yang berdiri di depan kakak ibu. (Yang berdiri di depan kakak / ibu)
Kalimat ini jika pengucapannya tidak dibatasi oleh jeda akan dapat ditafsirkan
yang berdiri di depan itu kakak dari ibu (paman/bibi) atau bisa juga ditafsirkan yang
berdiri di depan kakak itu adalah ibu.
(d) Kesalahan Lain (other errors)
Menurut Dulay dan Burt (1974), dalam membuat analisis komparatif kesalahan
anak-anak, menyebutnya sebagai kesalahan unik (Unique errors) yang mengacu pada
keunikannya bagi para pelajar B2. Kesalahan unik adalah kesalahan bahasa yang tidak
dapat dideskripsikan berdasarkan tataran kesalahan interlingual dan intralingual.
Kesalahan ini tidak dapat dilacak dari B1 maupun B2. Misalnya: anak kecil yang mulai
belajar berbicara dalam suatu bahasa, tidak sedikit tuturan (kata frase atau kalimat) yang

tidak dapat dijelaskan dari B1 maupun B2.
Contoh:
Salah
Taksonomi Komparatif dan Efek Komunikatif

Benar
Halaman 6

Analisis
Kesalahan Berbahasa
1. She hungry

1. She is hungry.

2. They breakfast

2. They have breakfast.

3. Gak papa gin.

3. Tidak apa-apa

Kesalahan unik pada contoh satu (1) dan dua (2) adalah dihilangkannya auxiliary
sebelum kata hungry dan breakfast. Sedangkan pada contoh tiga (3) keunikan
kesalahannya adalah pada ragam bahasa yang digunakan. Pada kalimat tidak apa-apa
dituturkan menjadi gak papa gin.

(2) Taksonomi Efek Komunikatif
Jika taksonomi komparatif memusatkan perhatian pada aspek-aspek kesalahan itu
sendiri, maka taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi kesalahankesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca.
Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang
ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu :
(a). Kesalahan Global atau Global Errors
Kesalahan Global adalah kesalahan yang mempengaruhi keseluruhan organisasi
kalimat sehingga benar-benar menggangu komunikasi. Karena luasnya cakupan sintatik
kesalahan-kesalahan serupa itu, maka Burt dan Kiparsky menyebut kategori ini kesalahan
“global”. Menurt Burt dan Kiparsky, kesalahan gobal mencakup:
(1) Salah menyusun unsur pokok.
Misalnya:
Bahasa Indonesia banyak orang disenangi.
Yang seharusnya:
Bahasa Indonesia disenangi banyak orang.
Taksonomi Komparatif dan Efek Komunikatif

Halaman 7

Analisis
Kesalahan Berbahasa

(2) Salah menempatkan atau tidak memakai kata sambung.
Misalnya:
Tidak beli beras tadi, apa makan kita sekarang.
Yang seharusnya:
Kalu kita tidak membeli beras tadi, makan apa kita sekarang

(3) Hilangnya ciri kalimat pasif.
Misalnya:
Rencana penelitian itu diperiksa pada pimpinan.
Yang seharusnya:
Rencana penelitian itu diperiksa oleh pimpinan.

(b) Kesalahan Lokal (local errors)
Kesalahan lokal adalah kesalahan yang mempengaruhi sebuah unsur dalam kalimat
yang biasanya tidak mengganggu komunikasi secara signifikan. Kesalahan-kesalahan ini
hanya terbatas pada suatu bagian kalimat saja, maka Burt dan Kiparsky menyebutnya
kesalahan “lokal”.
Dalam bahasa Indonesia, contoh kesalahan lokal itu antara lain sebagai berikut.
Penyelesaikan tugas itu diselesaikannya dengan penuh semangat.
Jumlah mahasiswa Unesa berjumlah sepuluh ribu.
Penyerahan hadiah diserahkan oleh Bapak Lurah.
Yang seharusnya:
Tugas itu dislesaikannya dengan penuh semangat.
Mahasiswa Unesa berjumlah sepuluh ribu.
Taksonomi Komparatif dan Efek Komunikatif

Halaman 8

Analisis
Kesalahan Berbahasa
Hadiah diserahkan oleh Bapak Lurah.
(Tarigan, 1988: 164-166)

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah
bahasa yang berlaku dalam bahasa itu. Adapun pengklasifikasian atau taksonomi kesalahan
berbahasa yang dikemukakan Tarigan terdiri atas
permukaan,

komparatif,

dan

efek

taksonomi kategori linguistik, siasat

komunikatif.

Taksonomi

kategori

linguistik

mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau
unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan. Dalam taksonomi komparatif dan
siasat permukaan memusatkan perhatian pada aspek-aspek kesalahan itu sendiri, sedangkan
taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi kesalahan-kesalahan dari
perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca.
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan
peneliti atau guru bahasa yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan
mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut,
mengklasifikasikan kesalahan itu dan mengevaluasi taraf kesalahan, serta melakukan
perbaikan. Dengan analisis bahasa, guru atau peneliti dapat melakukan perbaikan demi
kualitas berbahasa yang lebih baik.

Taksonomi Komparatif dan Efek Komunikatif

Halaman 9

Analisis
Kesalahan Berbahasa

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi. 1991. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta:CV Akademika
Pressindo.
Badudu, J.S. 1985. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Tarigan, Henri Guntur. 1992. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henri Guntur. (1988). Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.
http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/ambiguitas-dalam-berbahasa.html

Taksonomi Komparatif dan Efek Komunikatif

Halaman 10

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63