Akuntansi Manajemen Sektor Publik (1)

PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA
SEKTOR PUBLIK
A. PROSES PERENCANAAN PADA SEKTOR PUBLIK
Pada dasarnya prinsip akuntansi manajemen sektor publik tidak banyak berbeda
dengan prinsip akuntansi manajemen yang diterapkan swasta. Prinsip-prinsip akuntansi
manajemen yang biasa digunakan pada organisasi sektor swasta seperti manajemen
strategik dan manajemen biaya pada dasarnya dapat diterapkan pada sektor publik. Akan
tetapi harus diingat bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat dan karakteristik dengan
sektor swasta, sehingga penerapan teknik akuntansi manajemen sektor swasta tidak dapat
diadopsi secara langsung tanpa modifikasi. Fokus bahasan akuntansi manajemen pada
sektor publik adalah mengenai peran akuntansi sebagai penyedia informasi yang digunakan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
Akuntansi Manajemen sektor publik berbeda dengan akuntansi keuangan. Akuntansi
Manajemen Sektor Publik terkait dengan pemberian informasi kepada pihak intern
organisasi sedangkan akuntansi keuangan terkait dengan pelaporan dan pengkomunikasian
informasi kepada pihak eksternal organisasi. Akuntansi manajemen cenderung memberikan
laporan yang bersifat prospektif yaitu digunakan untuk perencanaan di masa yang akan
datang, sedangkan akuntansi keuangan memberikan informasi laporan historis dan
retrospektif berupa laporan kinerja masa lalu dari suatu organisasi. Perencanaan merupakan
cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran organisasi. Perencanaan meliputi aktivitas
yang sifatnya strategik, taktis, dan melibatkan aspek operasional. Dalam hal perencanaan

organisasi, akuntansi manajemen berperan dalam memberikan informasi historis dan
prospektif untuk memfasilitasi perencanaan. Proses perencanaan juga melibatkan aspek
perilaku yaitu partisipasi dalam pengembangan sistem perencanaan, penetapan tujuan, dan
pemilihan alat-alat yang paling tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian tujuan.
Dalam organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat heterogen.
Faktor politik dan ekonomi sangat dominan dalam mempengaruhi tingkat kestabilan organisasi.
Informasi akuntansi diperlukan untuk membuat prediksi-prediksi dan estimasi mengenai
kejadian ekonomi yang akan datang dikaitkan dengan keadaan ekonomi dan politik saat ini.
Sementara itu tingkat ketidakpastian yang dihadapi sektor publik di masa mendatang
akan semakin tinggi. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh pesatnya teknologi informasi yang
merambah ke seluruh sektor. Misalnya perkembangan internet menyebabkan munculnya
gagasan dikembangkannya E-Government di Indonesia termasuk aplikasinya dalam bentuk

Sistem Informasi Manajemen Satu Atap (SIMTAP) yang telah diterapkan di beberapa
pemerintah daerah seperti Takalar, dan Sidoarjo. E-Government merupakan upaya untuk
memperbaiki proses dan prosedur administrasi di pemerintahan dengan menggunakan
teknologi informasi (internet) agar memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan kepada
stakeholder-nya.
informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu:

1. informasi yang sifatnya rutin;
2. informasi kuantitatif/kualitatif;
3. informasi yang disampaikan melalui saluran formal atau informal.
B. PROSES PENGENDALIAN PADA SEKTOR PUBLIK
Untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan organisasi dijalankan secara
ekonomis, efisien, dan efektif, maka diperlukan suatu sistem pengendalian yang efektif. Pola
pengendalian tiap organisasi berbeda-beda tergantung pada jenis dan karakteristiknya.
Organisasi bisnis karena sifatnya profit oriented (berorientasi pada laba), maka alat
pengendaliannya lebih banyak bertumpu pada mekanisme negosiasi, meskipun bervariasi
untuk tiap organisasinya dan tingkatan manajemen. Pengendalian untuk manajemen level
bawah lebih bersifat tegas dan memaksa sedangkan untuk manajemen level atas lebih bersifat
normatif.
Sementara itu organisasi sektor publik karena sifatnya yang tidak mengejar laba
serta adanya pengaruh politik yang besar, maka alat pengendaliannya lebih banyak berupa
peraturan birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas (value for money), akuntansi manajemen memiliki peran utama
dalam pengendalian organisasi yaitu mengkuantifikasikan keseluruhan kinerja terutama
dalam ukuran moneter.
Fungsi Utama Informasi Akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi
Akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena

akuntansi
memberikan informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi akuntansi umumnya dinyatakan
dalam bentuk ukuran finansial, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengintegrasian
informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk gambaran kinerja
organisasi secara keseluruhan.
Sementara itu, pengendalian organisasi adalah terkait dengan pengintegrasian
aktivitas fungsional ke dalam sistem organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi
diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi
organisasi yang telah ditetapkan.

C. PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL ORGANISASI
SEKTOR PUBLIK
Perencanaan dan pengendalian pada dasarnya merupakan dua sisi mata uang, sehingga
harus dipertimbangkan secara bersama-sama. Tanpa ada pengendalian, perencanaan tidak
akan berarti karena
tidak ada follow-up, demikian sebaliknya. Perencanaan dan
pengendalian merupakan suatu proses yang membentuk suatu siklus sehingga satu tahap akan
terkait dengan tahap yang lain dan terintegrasi di dalam suatu organisasi. Jones dan
Pendlebury (1996) membagi proses perencanaan dan pengendalian manajerial pada
organisasi sektor publik menjadi lima tahap, yaitu:

1. perencanaan tujuan & sasaran dasar;
2. perencanaan operasional;
3. penganggaran;
4. pengendalian & pengukuran;
5. pelaporan, analisis, dan umpan balik.
Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses Pengendalian Manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan
dengan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari
aktivitas.
1. perumusan strategi;
2. perencanaan strategik;
3. penganggaran;
4. operasional.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen,
karena sistem pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat
pertanggungjawaban.
Pusat-pusat
pertanggung-jawaban tersebut
merupakan
basis

perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja. Manajemen Sumber Daya Manusia harus
dilakukan sejak proses seleksi dan rekruitmen, training, development, dan promosi hingga
pemberhentian karyawan. Faktor lingkungan meliputi kestabilan politik, ekonomi, sosial,
keamanan, dan sebagainya. Semua unsur tersebut hendaknya dapat mendukung pelaksanaan
strategi organisasi.

PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN DAN SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN PADA SEKTOR PUBLIK

A. PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN PADA SEKTOR PUBLIK
Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik adalah memberikan informasi akuntansi
yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan
pengendalian organisasi. Dalam organisasi sektor publik, perencanaan dimulai sejak
dilakukannya perencanaan strategik, sedangkan pengendalian dilakukan terhadap
pengendalian tugas. Peran Akuntansi Manajemen dalam Organisasi Sektor Publik, adalah:
1. perencanaan strategik;
2. pemberian informasi biaya;
3. penilaian investasi;
4. penganggaran;
5. penentuan biaya layanan dan tarif pelayanan;

6. penilaian kinerja.
1. Perencanaan Strategik
Akuntansi Manajemen dibutuhkan sejak tahap perencanaan strategik. Pada tahap
perencanaan strategik, manajemen organisasi membuat alternatif program yang dapat
mendukung strategi organisasi. Program-program tersebut diseleksi dan dipilih sesuai
dengan skala prioritas dan sumber daya (resources) yang dimiliki. Peran akuntansi
manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program dan
berapa biaya suatu aktivitas (task) sehingga berdasarkan informasi akuntansi tersebut
manajer dapat menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya
yang dimiliki.
2. Pemberian Informasi Biaya
Biaya dalam konteks sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Biaya Input. Merupakan sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan.
Biaya input bisa berupa tenaga kerja, biaya bahan baku dan lainnya.
b. Biaya Ouput. Merupakan Biaya yang dikeluarkan untuk menghantarkan produk hingga
sampai ke pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur dengan berbagai cara
tergantung pada pelayanan yang dihasilkan. Misal untuk perusahaan transportasi massa,
biaya dapat diukur berdasarkan biaya per penumpang.

c. Biaya Proses. Merupakan biaya yang dapat dipisahkan dari fungsi organisasi. Biaya

diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi, misalnya biaya departemen produksi,
personalia, dan lainnya. Akuntansi Manajemen Sektor Publik memiliki peran yang
strategis dalam perencanaan finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi.
Dalam hal ini akuntansi manajemen sektor publik membutuhkan cost accounting untuk
pengambilan keputusan biaya.
3. Penilaian Investasi
Akuntansi Manajemen dibutuhkan pada saat organisasi sektor publik hendak melakukan
investasi yaitu untuk menilai kelayakan investasi secara ekonomi dan finansial. Akuntansi
manajemen diperlukan dalam penilaian investasi karena untuk dapat menilai investasi
diperlukan identifikasi biaya, risiko, dan manfaat atau keuntungan dari suatu investasi. Hal
tersebut penting untuk menghindari dilakukannya investasi yang sebenarnya tidak layak
secara ekonomi dan finansial. Dalam penilaian suatu investasi, faktor yang harus
diperhatikan oleh akuntansi manajemen adalah tingkat diskonto, tingkat risiko,
ketidakpastian, dan sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.
Penilaian Investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan menggunakan analisis biayamanafaat (cost-benefit analysis). Dalam praktiknya terdapat kesulitan dalam menentukan
biaya dan manfaat dari suatu investasi yang dilakukan. Hal tersebut karena biaya dan
manfaat yang harus dianalisis tidak hanya dilihat dari sisi finansialnya saja tetapi harus
mencakup biaya dan manfaat sosial yang akan terjadi dari investasi atau proyek yang
diajukan. Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial dalam satuan moneter sangat sulit
dilakukan.

4 . Penganggaran
Sebagaimana telah dijelaskan di muka bahwa akuntansi manajemen memainkan peran yang
vital dalam proses pemilihan program, penentuan biaya program dan penganggaran.
Akuntansi manajemen berbicara tentang perencanaan dan pengendalian, sedangkan salah satu
fungsi anggaran adalah alat perencanaan dan pengendalian. Dengan demikian, akuntansi
manajemen sangat erat hubungannya dengan penganggaran.
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang
efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai; alat alokasi sumber daya
publik, alat distribusi, dan alat stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat yang
vital dalam proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana publik secara
ekonomis, efisien, efektif, adil dan merata. Untuk mencapai hal tersebut harus didukung dengan
manajemen sumber daya manusia yang handal, jika tidak akuntansi manajemen tidak akan

banyak bermanfaat, karena akuntansi manajemen hanyalah merupakan alat manajemen untuk
perencanaan dan pengendalian.

5. Penentuan Biaya Layanan dan Tarif Pelayanan
Akuntansi Manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk
memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa
pelayanan publik, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Tuntutan agar pemerintah

meningkatkan pelayanan dan keluhan masyarakat akan besarnya biaya pelayanan
merupakan suatu indikasi perlunya perbaikan sistem akuntansi manajemen di sektor publik.
Masyarakat menghendaki pemerintah memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas, dan
murah. Pemerintah yang berorientasi pada pelayanan publik harus merespon keluhan,
tuntutan, dan keinginan masyarakat agar kualitas hidup masyarakat menjadi semakin baik dan
kesejahteraan akan meningkat.
6. Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi manajemen berperan dalam
pembuatan indikator kinerja kunci dan satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang
dilakukan.
B. SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Setiap Organisasi baik publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk
program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
C. PERUMUSAN STRATEGI
Perumusan Strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target,

arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan
tanggung jawab manajemen puncak. Dalam organisasi pemerintah, perumusan strategi
dilakukan oleh dewan legislatif yang hasilnya berupa GBHN yang menjadi acuan bagi
eksekutif di dalam bertindak.

Hasil perumusan strategi lebih bersifat permanen dan berjangka panjang. Dalam suatu
organisasi baik swasta maupun pemerintahan sangat jarang dilakukan perubahan visi, misi,
dan tujuan organisasi. Hal yang sering adalah revisi strategi atau adopsi strategi baru untuk
mewujudkan visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT
(Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat). Analisis SWOT dikembangkan untuk
menganalisis dan mempertimbangkan faktor internal organisasi yang menjadi kekuatan dan
kelemahan organisasi dan memperhitungkan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman.
Berdasarkan analisis SWOT tersebut organisasi dapat menentukan strategi yang terbaik
untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi perusahaan dapat berubah atau mengalami revisi
jika terdapat perubahan lingkungan karena adanya ancaman (threat) dan kesempatan
(opportunity). Misalnya adanya teknologi baru, peraturan pemerintah baru, atau perubahan
lingkungan politik dan ekonomi lokal maupun global.
Perencanaan strategik harus didukung dengan budaya organisasi yang kuat. Kultur
organisasi terkait dengan lingkungan kerja dan kesediaan anggota untuk melakukan

perubahan. Perencanaan strategik harus diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap anggota
organisasi untuk melaksanakan program-program secara efektif dan efisien. Program-progam
yang sudah dirancang secara baik dapat gagal bila personal di lapangan bertindak tidak
sesuai dengan arah dan strategi.
1. Penganggaran
Apabila tahap perencanaan strategik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah
menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor
publik merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik
memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran di sektor swasta.
2. Penilaian Kinerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja. Penilaian
kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan
sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja
dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward and punishment, yang digunakan
untuk mendorong pencapaian strategi asalkan didukung dengan manajemen kompensasi
(imbalan) yang memadai.
Pemberian imbalan dapat berupa imbalan finansial dan nonfinansial. Imbalan yang sifatnya
finansial, misalnya; bonus, dan kenaikan gaji tunjangan. Imbalan yang bersifat non

finansial (psikologis dan sosial), misalnya; promosi jabatan, penambahan tanggung jawab
dan kepercayaan, dan otonomi yang lebih besar.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas:
a. perumusan strategi;
b. perencanaan strategik;
c. penganggaran;
d. operasional