Analisis Miskonsepsi dalam Menyelesaikan pengantar

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”

Qualitative Research in Mathematic Education
A. TOPIK
“Analisis miskonsepsi siswa dalam mengerjakan soal uraian matematika
berbentuk cerita”
B. MASALAH
Soal cerita adalah salah satu soal yang membutuhkan ketelitian dan
kemampuan

penalaran.

Namun,

banyak

siswa

yang


didapatkan

melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal cerita. Terutama mereka
kurang teliti dan kurang memahami soal tersebut sehingga mereka
sering salah dalam mengerjakan dan menyelesaikan soal berbentuk
cerita.
C. TUJUAN
1. Letak miskonsepsi yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal
uraian berbentuk cerita pada bidang studi matematika.
2. Seberapa besar kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal uraian berbentuk cerita pada bidang studi matematika.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh
siswa yang terpilih sebagai responden dalam menyelesaikan soal
cerita.
D. OBJEK, WAKTU, DAN LOKASI PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah siswa kelas VII SMP sebanyak 3 orang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 16 Juni 2012.
3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah peneliti.

E. HASIL TES DAN HASIL WAWANCARA
Dalam penelitian ini dilakukan tes tertulis

dengan soal uraian

berbentuk cerita. Tes tertulis ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan
siswa. Selain itu, dilakukan pula wawancara untuk mengetahui penyebab
Final Task_Noor Azizah_091104160

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”
kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal. Wawancara
dilakukan setelah selesai mengerjakan soal.
 Hasil Tes
Berikut hasil tes yang diberikan kepada 3 orang siswa:
siswa 1:

Siswa 2:


Final Task_Noor Azizah_091104160

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”

Siswa 3:

Final Task_Noor Azizah_091104160

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”



Hasil Wawancara
Final Task_Noor Azizah_091104160

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”

Simbol-simbol wawancara:
P = peneliti
Siswa 1 = A
Siswa 2 = B
Siswa 3 = C
Berikut hasil wawancara yang dilakukan setelah pemberian tes, ada
sebanyak 3 orang yang dilakukan wawancara.
Wawancara untuk Soal 1:
P11 : “Jadi soal sudah dibaca, apa yang kalian bisa tangkap dari soal ini?”
(Peneliti mulai mengajukan pertanyaan untuk memfokuskan siswa pada
pokok permasalahan.)
A11 : (memegang kepala, kebingungan) “Tidak ku ingat ini materi, kak.
(membaca kembali soal yang telah ditulis) Jumlah umur ayah dan Ibu 70
tahun. Ibu lebih muda 2 tahun dari ayah. Tahun depan, dua kali lipat
umur ibu adalah 70 tahun. Berapakah umur ayah dan ibu?”
B11 : “Tidak mengerti K, kak”
C11 : “Aih, pelajaran kelas satu ini, ku lupa mi. Na bilang kalau umur ayah dan
ibu 70 tahun, berarti dibagi dua. Terus ibu lebih muda 2 tahun dari ayah.
Terus yang mau dicari berapa umur ibu dan ayah yang sebenarnya.”
(mencoba menganalisis dengan serius soal itu)

P12 : “Apa yang kalian harus cari dari soal ini?”
A12 : “umur ayah dan ibu, toh?” (dengan muka ragu)
B12 : “Berapakah umur ayah dan ibu, kak!”
C12 : “umur ayah dan ibu, jadi umur ayah ku misalkan sebagai dan umur ibu
ku misalkan dengan y”
A13 : “Kak, soal persamaan dua variabel ini?” (bertanya, seakan-akan masih
belum terlalu yakin dengan soal yang dia pahami)
P13A : “ya seperti itulah”
P14A : “Kenapa tiba-tiba ada simbol x dan y di penyelesaianmu? Terus kenapa
bisa langsung didapatkan umur ayah dan ibu, 40 dan 30?”

Final Task_Noor Azizah_091104160

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”
A14 : (menggigit ujung pulpen, kelihatan bingung) “x dan y?? Ohh.. simbol
untuk ayah dan ibu itu, kak”
P15A : “Terus kenapa tidak mu tulis di diketahui?”
A15 : “hehehe.. lupa tadi, kak. “
P16A : “Nilai 30 dan 40 dari mana?”

A16 : “Tidak ku tau caranya, kak. Tidak mengerti K dengan soalnya. Jadi, ku
hitung salah-salah saja, kan na bilang kalau umur ayah yang pasti lebih
tua dari ibu jadi umur ayah ku kasih 40 dan ibu 30, jadi kalau ditambah
70. Hehehehhe” (cengengesan)
P17A : “Di soal kan ada Ibu lebih muda dua tahun dari ayah, kemana itu?”
A17 : “Na ku bilangi Q’ tadi law tidak ku tau ini soal, tidak mengerti K , kak!”
P18A : (mencoba menrefleksi hasil pekerjaan siswa pertama) “pekerjaan mu
sudah mencoba untuk mengikuti langkah-langkah metode polya, yang
merupakan sangat disarankan dalam penyelesaian soal cerita, cuma
kurang pada bagian kesimpulan, dan masih sangat kurang dalam
memahami soal ini, terlihat di bagian penyelesaiannya.”
P19B : “cocok mi langkah-langkah mu, sampe kesimpulan juga, tapi kenapa
begitu penyelesaiannya?”
B19 : “tidak ku tau, kak!!”
P110B : “coba paeng jelaskan K, cara penyelesaiannmu!”
B110 : “yang ada ku tau itu, Cuma tambah dan kali, jadi karena na bilang dua
kali, jadi 70 ku kalikan dengan 2, terus ku dapat 140, ada lagi na bilang
70 tahun, 140 ku tambahkan lagi denga 70, nah.. ku dapat 210.., jadi
menurutku umur ayah dan ibu itu 210 tahun, heheheh...”
P111B : “ehmm.. lucu..”

B111 : “jangan Q’ ketawa i K !!!”
P112C : “cara mu sudah bagus langkahnya, tapi masih kurang pemberian
simbolnya, masih kurang juga cara pekerjaan yang matematisnya, tapi
sudah cocok jawabannya. Coba jelaskan cara penyelesaiannmu!”
C112 : “jangan Q’ ketawa i K, nah!.. kan jumlah umur ayah dan ibu tu 70, jadi
70 ku bagi dua, ku dapatkan 35, na bilang umur ayah lebih tua dari ibu,
Final Task_Noor Azizah_091104160

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”
jadi umur ayah ku tambahkan satu tahun dari 35 dan ibu ku kurangkan
1 tahun dari 35, jadi ku dapat umur ayah 36 dan ibu 34.. heheheh”
P113C : “Terus apa itu 2:2?”
C113 : “ku bagi saja itu, ku dapatkan 1, jadi satu itu yang ku tambahkan dan
ku kurangkan”
P114C : (mengehela nafas) “huufftt.. cara yang aneh tapi benar jawabannya”
Wawancara untuk Soal 2:
P21 : “Sekarang yang soal nomor dua, coba bilang apa yang kalian mengerti,
atau apa yang diketahui dari soal ini?”
A21 : “seorang tukang kayu membuat kuda-kuda penyangga atap rumah

seperti pada gambar, itu yang 4 dan 3 jadi atap rumah? (menunjuk ke
gambar pada soal) terus bilang i kalau ada sebanyak 10 buah, berarti
dikali 10 toh??”
P22A : “Iya.. “
B21 : “aiihh... tidak mengerti K lagi, kak!!, mau diapai ini? Ada 10 buah itu
gambar?” (dengan muka memeles)
C21 : “Atap rumah dua ukurannya, 3 dan 4”
P23B : “apanya yang tidak mu mengerti?”
P24C : “iya.. “
P24 : “Terus, apa yang ditanyakan dari soal ini?”
A22 : “Jumlah kayu yang diperlukan...!!!” (membaca kembali soal) “eh...
panjang kayu yang ditanyakan, salah tulis K”
B22 : “iyyaa, panjang kayu yang diperlukan membuat kuda-kuda penyangga
atap, yang ditanyakan”
C22 : “panjang seluruh kayu yang diperlukan?”
P25 : “Iya.. Kalian semua cocok. Yang ditanyakan itu panjang kayunya, tapi
perhatikan lagi soalnya, di situ dibilang diperlukan sebanyak 10 buah..”
P26 : “Terus, cara untuk mendapatkan panjang kayunya kalau dilihat dari
gambar, pake rumus apa orang?”
A23 : “Pakai rumus Phytagoras....!!!”

Final Task_Noor Azizah_091104160

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”
C23 : “Phytagoras?? Yang mana lagi itu? Ku lupai kak... (mencoba mengingat)
Oh.. ku ingat mi, itu a2 = b2 + c2, cocok mi kerjaan ku toh, kak ??”
P27C : “benar..., tapi perhatikan lagi soal dan gambar, jangan asal kasih
masuk rumus saja!”
B23 : “Terus diapakan, kak?”
P28B : “pokonya, perhatikan soalnya, di gambar memperlihatkan kalau sisi
miringnya yang tidak diketahui, jadi kalian harus gunakan Phytagoras
untuk sisi miring?”
P29 : “coba lihat kerjaan kalian!”
P210A : “kenapa langsung ada simbol x, terus di diketahu dan ditanyakan tidak
ada simbol satu pun?”
A24 : “ku lupa yang di diketahui dan ditanyakan, kak. Tapi cocok mi, toh?”
P211A : “iyya... benar! Langkah-langkah mu sudah lengkap sampai pada
kesimpulan, Cuma lain kali, perhartikan simbol matematika yang kau
gunakan!”
P212B : “Kenapa begitu di diketahu mu? Jelaskan K juga bagaimana cara

penyelesaiannmu?”
B24 : “tidak ku tulis lengakp yang diketahui karena ada mi di gambar. Ku lupa
yang mana itu rumus Phtagoras, yang ku tahu itu Cuma tambah, kali,
kurang, dan bagi. Jadi, ku kasih begitu mi saja!”
P213B : “hahhaha... lucu, tidak ada juga kesimpulan mu, seperti yang
dikatakan sama teman my tadi, rumus Phytagoras itu a 2 = b2 + c2,
cocok memang mau ditambah, tapi perlu dikuadratkan lagi masingmasing terus hasilnya nanti kau akarkan, setelah itu kembali ke soal,
yang diperlukan sebanyak 10 buah, jadi, kau harus kalikan hasilnya
dengan 10, barulah dapat jawabannya.”
P214C : “kurang tepat diketahui mu, terus dimana ambil simbol-simbol a, b,
dan c. Tapi lengakp ji langkah-langkah mu”
C24 : “hehehhe....tidak ku tau apa yang mau ku tulis di diketahui. Kan tadi
rumusnya Phytagoras begitu, itu a2 = b2 + c2? Jadi tinggal ku kasih
masuk saja nilai-nilainya”
Final Task_Noor Azizah_091104160

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”
P215C : “iyya, memang begitu tapi kalau misalkan kau ingin gunakan simbolsimbol itu, maka dari awa kau harus masukkan di diketahui dan
ditanyakan!”

C25 : “Tapi, cocok mi jawaban ku?”
P216C : “Belum sempurna. Perhatikan rumus mu, di situ a masih berkuadrat,
jadi masih harus diakarkan itu hasilnya, setelah itu kalikan dengan 10
karena soal memerlukan sebanyak 10 buah!”
F. ANALISIS
Ada sebanyak 3 orang siswa SMP yang menjadi objek penelitian ini.
Setelah dilakukan tes dengan dua soal uraian berbentuk cerita, maka
dilakukan lagi wawancara untuk mengetahui sejauh mana mereka
menangkap soal yang diberikan.
1. Untuk siswa pertama, kesalahan-kesalahan yang dilakukan itu:
- Belum terlalu mampu memahami soalnya.
- Belum mampu menangkap apa yang dimaksud dalam
sehingga

kurang

mampu

membawanya

ke

dalam

soal

bentuk

-

matematis.
Tidak mampu menyimbolkan variable-variable yang ada dalam

-

soal.
Langkah-langkah dalam mengerjakan soal sudah hampir sempurna

mengikuti metode Polya, tapi terkadang lupa di bagian kesimpulan.
2. Untuk siswa kedua, kesalahan-kesalahan yang dilakukan itu:
- Hanya mampu menggunakan pengetahuan dasar matematika yang
-

dimiliki.
Mengerti apa yang dinginkan soal tapi sudah tidak mampu

-

melanjutkannya ke tahap penyelesaian yang sesuai dengan soal.
Tidak mampu membawa soal ke dalam bentuk matematis.
Pada proses pengerjaan, tidak mengerjakan soal sesuai dengan apa

-

yang diketahui dari soal.
Langkah-langkah dalam mengerjakan soal sudah hampir sempurna

mengikuti metode Polya, tapi terkadang lupa di bagian kesimpulan.
3. Untuk siswa ketiga, kesalahan-kesalahan yang dilakukan itu:
- Masih kurang mengerti yang mana yang dimaksud yang diketahui
-

dalam soal.
Kurang teliti dalam pemberian simbol.
Final Task_Noor Azizah_091104160

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”
-

Kurang teliti dalam pengerjaan rumus.

G. KESIMPULAN
Berdasrkan analisis yang dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan, yaitu:
- Siswa belum mampu menangkap inti soal dengan baik.
- Siswa kurang memiliki penguasaan konsep pada materi soal.
- Siswa kurang mengerti kalimat tanya.
- Siswa kurang biasa menulis diketahui dan ditanyakan pada saat
mengerjakan soal cerita atau kurang mampu menetukann yang mana
-

yang diketahui dan ditanyakan.
Siswa kurang memahami pemisalan dari soal.
Kurang teliti dalam melakukan perhitungan.
Tidak teliti dalam meneliti atau menggunaakan data.
Siswa terkadang meremehkan dari kesmpulan atau penafsiran ke

-

permasalahan awal.
Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika.
Siswa belajar matematika tidak kontinu.
Cara belajar siswa yang kurang baik.

H. ALAT TES DAN JAWABAN
I. Jumlah umur Ayah dan Ibu 70 tahun. Ibu lebih muda 2 tahun dari Ayah.
Tahun depan, dua kali lipat umur ibu adalah 70 tahun. Berapakah umur
Ayah dan Ibu?
Answer:
Umur Ayah sekarang=x
Umur Ibu sekarang=y
Dik:
x+y=70
(1)
y=x-2
(2)
2(y+1)=70
(3)
Dit:
x?
y?
Penyelesaian:
Pertama, sederhanakan pers. (3)
2(y+1)=70
2y+2=70
2y=68
y=34
Subtitusi y=34 ke pers. (2)

Final Task_Noor Azizah_091104160

“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Matematika
Berbentuk Cerita”
y=x-2
34=x-2
x=34+2
x=36
Jadi, umur Ayah dan Ibu sekarang adalah 36 dan 34 tahun.
2. Seorang tukang kayu akan membuat kuda-kuda penyangga atap rumah
seperti pada gambar di bawah sebanyak 10 buah. Berapakah panjang
kayu seluruhnya yang diperlukan untuk membuat kuda-kuda penyengga
atap tersebut?

Answer:
Misalkan atap 1 = x
Atap 2 = y
Kuda-kuda penyangga = z
Diketahui, x = 3 m
y=4m
z sebanyak 10 buah
Ditanyakan, panjang kayu yang dibutuhkan seluruhnya?
Penyelesaian:
2

2

2

z =x + y
2

2

z =3 +4

2

2

z =9+16

z 2=25
z=√ 25
z=5

Banyak kayu yang digunakan

¿ 10 ( 4+ 3+5 )=120 m

Jadi, panjang kayu yang dibutuhkan seluruhnya adalah 120 m.

Final Task_Noor Azizah_091104160

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15