Analisis permainan bola voli voli

Analisis permainan bola voli

A. Profil Olahraga Bolavoli
Permainan bolavoli pada dasarnya merupakan permainan yang
menyenangkan dan biasa dijadikan rekreasi di waktu jenuh setelah melakukan
aktivitas. Perkembangan bolavoli sangat cepat seiring dengan perkembangan
olahraga sehingga bolavoli tidak hanya untuk rekreasi dan untuk mengisi waktu
luang tetapi berkembang sebagai suatu profesi dan menuntut prestasi tinggi.
Menurut Sugiono, (1996:42) Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga
beregu yang dimainkan oleh enam orang setiap team. Permainan ini akan berjalan
dengan baik apabila setiap pemain minimal telah menguasai teknik dasar bermain
bolavoli.
Dalam peraturan permainan bolavoli, (2005:1) bolavoli adalah olahraga
yang dimainkan oleh dua team dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah
net. Terdapat versi yang berbeda tentang jumlah pemain, jenis/ukuran lapangan,
angka kemenangan yang digunakan, untuk keperluan tertentu. Namun pada
hakikatnya permainan bolavoli bermaksud menyebarluaskan kemahiran bermain
kepada setiap orang yang meminatinya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan bolavoli
adalah permainan yang dimainkan oleh enam orang tiap team dan dilakukan di
lapangan yang bentuknya persegi panjang, ditengahnya dibatasi net yang

fungsinya untuk memisahkan pemain antar team. Teknik dasar sangat besar
pengaruhnya terhadap permainan ini, baik dan jeleknya permainan tergantung
penguasaan teknik dasar pemain dan penegakan peraturan permainan oleh wasit

B. Analisis Biomekanika Dalam Permainan Bolavoli
1. Analisis Anatomi Dalam Permainan Bolavoli
a.

Pasing

Menurut Durrwachter (1982:52) ada beberapa langkah-langkah gerakan teknik
dasar passing bawah dimulai posisi siap melakukan passing sampai posisi setelah
melakukan passing.
1.

Posisi Siap Menunggu Kedatangan Bola

Tubuh agak membungkuk, sikap kaki seperti hendak melangkah dengan posisi kaki
selebar bahu, lengan bawah diangkat sehingga mendatar. Dari gerakan tersebut
kekuatan otot tungkai sangant dominan terutama otot-otot pada tungkai bawah,


karena posisi telapak kaki yang jinjit, sehingga diperlukan kekuatan otot tungkai
bawah bagian belakang yang baik.
2.

Bola Dipantulkan dengan Lengan Bawah

Bola mengenai kedua lengan bawah secara bersamaan dan terpantul ke atas lagi,
gerak lengan lebih mirip sikap mengangkat atau mendorong, dan bukan memukul.
Dalam hal ini otot lengan berperan dalam sukses tidaknya pasing bawah. Otot bisep
dan trisep sebagai penopang lengan atas juga sangat berperan memberikan
dorongan kekuatan dalam melakukan pasing, terlebih pada saat melakukan pasing
atas, dorongan dari lengan sangat membantu.
3.

Ikuti Gerak Bola

Gerakan ancang-ancang, rentangan tubuh cepat serta gerak mengikuti arah bola
yang terpantul, jadi gerak lengan yang panjang dan diarahkan memperbesar
ketepatan dan pengoperan bola.

Passing bawah merupakan upaya pemain dengan menggunakan sisi bagian dalam
lengan bawah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman
seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.

b.

Servis

Servis adalah sentuhan pertama dengan bola. Dalam perkembangannya servis
menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Jadi teknik dasar servis tidak
boleh diabaikan. Kemudian servis yang dilakukan atau pemanfaatannya
dikelompokkan pada keterampilan pemain. Tetapi tujuannya adalah sebagai
penyerangan yang pertama, sehingga keterampilan ini membutuhkan kondisi fisik
yang baik.
Pelaksanaan servis secara umum dibagi 3 bagian, yaitu;
1.
melempar bola ke atas, dalam hal ini dalam upaya melempar dibutuhkan
kekuatan otot-otot lengan yang cukup kuat terutama deltoid sebagai pangkal
lengan yang juga didukung oleh pektoralis mayor dan lattisimus dorsi.
2.

memukul bola, fase ini merupakan fase terpenting dalam melakukan teknik
servis. Kekuatan akan berumpu pula pada otot-otot bahu, dada, triceps dan wrist.
3.
follo trough, merupakan fase tindah lanjut. Ini menunjukkan bahwa kelompok
anggota gerak atas berfungsi maksimal.
Dalam teknik mahir sevis dapat dilakukan dengan melompat, atau biasa disebut
dengan jump serve. Teknik yang dilakukan hanya menambah saat melompat

keudara yang tentunya melibatkann otot-otot tungkai, gluteus atau trunk. Jadi
dalam servis dibutuhkan hampir seluruh melobatkan otot-otot bagian tubuh.
c.

Smash

Smash merupakan teknik yang menjadi andalan untuk menyerang agar
mendapatkan poin. Saat melakukan smash kekuatan dan power otot sangat
menentukan keberhasilan melakuan smash.
1.

Tolakan


Pada tahap tolakan ini, kaki berikutnya dilangkahkan hingga kedua telapak kaki
hampir sejajar dan salah satu kaki agak ke depan sedikit untuk mengerem gerak ke
depan, dan sebagai persiapan meloncat ke aah vertikal. Kedua lengan diayun ke
belakang atas sebatas kemampuan berupa gerak rotasi bahu. Bersamaan dengan
gerakan ini, kaki ditekuk sehingga lutut membentuk sudut kurang lebih 110º yang
merupakan sudut yang efektif untuk menolak karena dengan sudut tarikan otot
yang besar akan menghasilkangaya besar, terlebih karena sudut ini bekerja pada
sendi lutut yang mempunyai sistem katrol anatomik pada sendi lutut yang bersifat
ellipsoidea rangkap (sendi bujur telur). Setelah itu badan siap untuk meloncat
dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang depan. Gerakan ini
merupakan gerak fleksi tungkai bawah (flexi genu) yang melibatkan otot
hamstring dan gerak dorsoflexi yang melibatkan otot tibialis anterio untuk
persiapan menolak.
Tahap menolak secara kontinu dilanjutkan gerakan meloncat dengan tumit dan jari
kaki menghentak tanah. Gerakan ini merupakan gerak ekstensi tungkai bawah
(ekstensi genu) yang melibatkan otot quadricep feimoris dan gerakan plantarflexi
yang melibatkan otot gastrocnemius. Sambil meloncat kedua lengan diayunkan ke
depan atas yang merupakan gerak rotasi bahu ke atas (anteflexi) pada sendi bahu
yang bersifat globoidea (sendi peluru) dengan melibatkan otot deltoideus, otot

pectoralis major, otot biceps brachii, dan otot coracobrachialis. Sesaat setelah
meloncat ketika tubuh melayang di udara posisi togok membusur ke belakang, yang
merupakan gerak hiperekstensi togok (kayang). Telapak kaki, pergelangan kaki,
panggul, dan togok digerakkan serasi untuk memperoleh rangkaian gerak yang
sempurna agar terwujud gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
1)

Impact

Keterampilan ini merupakan kerja koordinasi mata tangan dalam upaya
menepatkan saat yang tepat dari jangkauan lompatan yang tertinggi dengan
keberadaan bola yang jatuh. Dalam fase ini kerja otot-otot perut dan punggung
sangatlan dominan
Ketika tubuh melayang di udara, jarak bola di depan atas sejangkauan lengan
pemukul. Segera lengan dilecutkan ke belakang kepala dan dengan cepat lecutkan

lengan ke depan sejauh jangkauan atau raihan legan terpanjang dan tertinggi. Bola
dipukul secepat dan setinggi mungkin dengan perkenaan bola dan telapak tangan
tepat pada bagian tengah atas bola. Pergelangan tangan aktif menghentak ke
depan dengan telapak tangan dan jari menutup bola yang merupakan gerak fleksi

pergelangan tangan dengan melibatkan otot flexor carpi radialis dan otot flexor
pollicis longus pada sendi pergelngan tangan yang bersifat ellipsoidea (sendi bujur
telur). Setelah perkenaan dengan bola, lengan pemukul membuat gerakan lanjutan
ke arah garis tengah badan (gerak retrofleksi) yang melibatkan otot deltoideus, otot
pectoralis major,dan otot lactisimus dorsi, dengan diikuti gerak tubuh membungkuk
(gerak fleksi togok) yang melibatkan otot abdominis dan otot pectineus. Gerakn
lecutan lengan, telapak tangan, togok, tangan yang tidak memukul, dan kaki harus
harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada di udara. Pukulan
yang benar akan menghasilkan jalannya bola yang keras dan cepat menurun ke
tanah dengan putaran yang cepat ke arah depan (top spin).
Pukulan menjadi penting juga untuk menunjukkan pukulan yang terkuat. Dengan
kuatnya pukulan memberikan peluang untuk mendapatkan poin. Saat memukul,
otot yang terlibat langsung adalah kelompok bahu seperti deltoid, travezeus dan
triceps serta otot lengan bagian bawah.
2)

Pendaratan.

Dalam fase pendaratan, otot-otot tungkai menjadi domonan pula dalam menahan
berat badan. Gerakan selanjutnya setelah memukul bola di atas net adalah

mendarat dengan kedua kaki mengeper dengan menekuk lutut (gerak fleksi tungkai
bawah) yang lentur untuk meredam perkenaan kaki dengan tanah. Pendaratan
dilekukan dengan jari-jari kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan
condong ke depan dengan memperlambat gerakan. Perlambatan gerakan dilakukan
untuk memperkecil momentum hingga menjadi nol (berhenti bergerak) untuk
mencegah cedera dalam bentuk kerusakan sendi.

d.

Blok

Teknik dasar block dalam bolavoli memiliki rangkaian gerakan yang melibatkan
otot-otot yang berada pada ekstremitas superior maupun ekstremitas inferior.
Tinjauan anatomi gerakan block dalam bolavoli harus secara keseluruhan guna
memperoleh hasil yang maksimal. analisis gerak secara anatomi untuk teknik dasr
block adalah sebagai berikut:
1)

Sikap awal


Berdiri tegak bertumpu pada kedua kaki menghadap ke net, kedua tangan
diletakkan di depan dada dan telapak tangan posisi membuka. Sikap awal untuk
menentukan efisiensi gerakan yang dilakukan. Untuk mendapatkan efisiensi

gerakan dalam melakukan block maka posisi tangan ditemptkan di depan dada
sehingga dapat memperhitungkan ketepatan dengan bola pada saat melakukan
block di depan net.
Pada sikap awal ini ada gerak abduksi pada tungkai pada saat kedua tungkai dibuka
selebar bahu. Kemudian pada togok belum terjadi gerakan otot. Namun pada
lengan sudah terjadi gerak endorotasi oleh karena posisi tangan bersiap untuk
melakukan block.
Kelompok otot yang bekerja pada saat gerakan endorotasi tersebut antara lain
subscapularis, pectoralis major, Biceps brachii, Triceps brachii, brachioradialis,
Pronator teres, Flexor carpi radialis, Palmaris Longus, dan Flexor digitorum
superficialis.
2)

Gerakan pelaksanaan

Untuk perlakuan tumpuan loncatan menggunakan dua kaki untuk menumpu dan

ujung kaki sebagai tolakan. Tumpuan kaki pada saat akan melakukan latihan Block
di depan net. Bertumpu pada kedua kaki kemudian dorong badan ke atas
menggunakan tumit dan kekuatan otot tungkai
Terjadi gerak Plantar Flexi pada otot kaki pada saat tumpuan loncatan untuk
mendorong ke atas.
Kemudian pada tungkai bawah terjadi kontraksi pada otot flexor digitorum longus,
soleus dan gastrocnemius pada saat melakukan loncatan ke atas. Dan selanutnya
terjadi kontraksi pada otot-otot bagian hamstring dan musculus gluteus maximus.
Pada otot-otot pada bagian abdomen juga terjadi kontraksi mulai dari kelompok otot
rectus abdominis, Seratus anterior, Pectoralis mayor, dab lattisimus dorsi. Kontraksi
terjadi pada saat loncatan vertikal.
Kemudian diiringi kontraksi pada otot bagian punggung diantaranya otot punggung,
musculus deltoideus, dan Trapezius. Dan untuk rangkaian gerakan terakhir pada
saat loncatan yaitu otot-otot pada bagian lengan terjadi gerakan elevasi saat
tangan merintang di atas net, kemudian perputaran pada articulatio humeri dan
articulation cubiti. Serta diikuti kontraksi pada musculus deltoideus.
Gerakan tangan menjadi poin utama dalam rangkain gerakan teknik block karena
digunakan sebagai pembendung serangan.

3)


Gerakan saat pendaratan

Pendaratan menggunakan tumpuan dua kaki dengan luas permukaan tumpuan
selebar bahu. Dalam gerakan pendaratan ini setelah bertumpu pada ujung kaki
sebagai awal tumpuan kemudian berlanjut dengan seluruh telapak kaki untuk

merubah posisi tubuh menjadi stabil serta menggunakan posisi tumpuan kaki
selebar bahu dan membuat tubuh dalam keadaan setimbang.
Yang menjadi poin utama gerakan pada saat pendaratan adalah anteflexi pada
plantar fascitis dan plantar fascia sebagai kebalikan dari gerakan pada saat
meloncat.
Tingkat kompleksitas dari gerakan block sangat memerlukan kajian yang
mendalam terhadapnya. Oleh karena itu tinjauan secara anatomi maupun mekanika
gerak sangat dibutuhkan dalam menganalisa model-model gerakan block dalan
bolavoli.

2. Analisis Gerakan Dalam Permainan Bolavoli
a.

Pasing

1.

Posisi siap melakukan passing

Saat posisi siap akan melakukan passing, salah satu kaki didepan dan kedua kaki
ditekuk dan tubuh agak condong ke depan,

Posisi siap melakukan passing
Tubuh agak membungkuk, sikap kaki seperti hendak melangkah dengan posisi kaki
selebar bahu, lengan bawah diangkat sehingga mendatar. G. Durrwachter (1982:52)
b.

Posisi tubuh dan kaki

Saat sikap awal badan agak ditekuk, dan kaki didepan ditekuk selebar bahu,
kemudian saat perkenaan bola, badan agak tegak dan kaki lurus mengikuti arah
gerakan lengan,
Gerak tangan menyongsong bola yaitu lutut ditekuk, posisi berjongkok rendah atau
melangkah lebar, punggung rata, siku setinggi lutut. G. Durrwachter (1982:52)

Gambar 2.16 Posisi tubuh dan kaki
Gerakan ancang-ancang, rentangan tubuh cepat serta gerak mengikuti arah bola
yang terpantul, jadi gerak lengan yang panjang dan diarahkan memperbesar
ketepatan dan pengoperan bola. Dalam pengembangan model latihan passing
bawah bolavoli ini akan membuat pembelajaran latihan passing bawah yang
mudah dipahami dan dilakukan, dengan menggunakan pengenalan gerak-gerak
dasar yang sederhana dan mudah dilakukan.

a

b

c

d

e

Gambar 2.17 Gerakan passing bawah
Dari sikap membungkuk, tubuh serta lengan diangkat menyongsong bola, gerak
lengan pada persendian bahu, tubuh atas tetap tegak, lengan lurus. Kalau tubuh
atau lengan sampai membengkok, maka hasil pantulan bola tidak bagus.
Kaki dibuka selebar bahu agar supaya posisi semakin stabil, hal itu sesuai dengan
hokum kesetimbangan II “stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang
tumpuannya”. Posisi badan merendah atau tungkai di tekuk juga mempunyai tujuan
menstabilkan posisi, semakin rendak titik tumpuan,maka smakin stabil posisi kita,
Imam Hidayat (1997:33) mengatakan “ makin besar jarak vertikalnya, makin kecil
stabilitasnya. Sebaliknya makin kecil jarak vertikalnya, makin besar stabilitasnya”.
Dalam melakukan pasing juga dituntut untuk cepat bergerak jika bola diluar
jangkauan, seperti yang dipaparkan di atas jika saat melakukan pasing harus stabil,
tetapi tetap mudah melakukan gerakan, yaitu dengan cara jinjit, posisi telapak kaki
tidak boleh bertumpu semuanyakarna akan meningkatkan stabilitas, jika kita jinjit,
maka stabilitas akan terkurangi.

c.

Servis

Posisi kaki saat servis yaitu dengan membuka kaki selebar bahu serta salah satu
kaki berada di depan, hal ini bertujuan untuk menambah keseimbangan, serta saat

melakukan gerak lanjutan menjadi mudah karena posisi kaki salah satu sudah di
depan.
Tangan yang akan memukul bola harus lurus sewaktu menyentuh bola. Karena
dalam prinsip biomekanika, hidayat (1997:132) mengatakan bahwa pada suatu
gerak rotasi, kecepatan berbanding lurus dengan jari-jarinya. Sehingga ntuk
memperoleh hasil serfis yang keras harus meluruskan lengan saat impact dengan
bola.

Gambar 2.18 Servis Atas

c.

Smash

Bentuk serangan dalam permainan bola voli yang mempunyai ciri-ciri menukik,
tajam, dan cepat. Cara melakukannya adalah ;
1.

Awalan

Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu
(tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah
kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang-ancang sebanyak 2 sampai 4
langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan berangsur-angsur
merendah untuk membantu tolakan.
Gambar 2.19 foot walk smash pada bolavoli

2.

Tolakan

Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah
satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai
persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas sebatas
kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap untuk
meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang didepan.
3.

Meloncat

Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan mengayunkan
kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik keatas. Telapak kaki,
pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi merupakan
rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.

Gambar 2.20 Saat melakukan foot walk dan tumpuan untuk melocat

4.

Memukul Bola

Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan
kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan
terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin,
perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas.
Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari
menutup bola. Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan
kearah garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan
lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus
harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan
yang benar akan menghasilkan bola keras & cepat turun kelantai.
Gambar 2.21 Saat melakukan pukulan di udara

5.

Mendarat

Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam
perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki bagian
depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki
hampir sama dengan tempat saat meloncat.

Gambar 2.22 Smash / Spike

d.

Blok

Teknik dasar block bolavoli juga memerlukan kajian biomekanik yang sangat dalam.
Rangakaian gerakan dalam teknik block memerlukan kajian mekanis untuk dapat
memperoleh tingkat efisiensi dari gerakannya sehingga penguasaan tekniknya
maksimal. Urutan teknik block dalam bolavoli dilaksanakan dengan prinsip-prinsip
mekanis untuk melakukan rangkaian terhadap gerakan selanjutnya. Tinjauan
mekanis terhadap rangkaian gerakan block bolavoli adalah sebagai berikut:
1)

Sikap awal

Berdiri tegak bertumpu pada kedua kaki menghadap ke net, kedua tangan
diletakkan di depan dada dan telapak tangan posisi membuka. Sikap awal untuk
menentukan efisiensi gerakan yang dilakukan. Untuk mendapatkan efisiensi

gerakan dalam melakukan block maka posisi tangan ditemptkan di depan dada
sehingga dapat memperhitungkan ketepatan dengan bola pada saat melakukan
block di depan net.
Gambar 2.23 Sikap awal sebelum melakukan loncatan. (Dunvy and Wilde 2000:83)

Untuk sikap awal ini menganut pengertian dari hukum kesetimbangan pertama
yaitu “Badan selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi dari titik berat
badan tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya. Hidayat (1997:27).” Dalam
perlakuan sikap awal ini masih menggunakan posisi berdiri dengan tumpuan kaki
selebar bahu dan membuat tubuh dalam keadaan setimbang karena sebagai awal
persiapan menuju gerakan selanjutnya.
2)

Gerakan Pelaksanaan

·

Tumpuan Loncatan

Untuk perlakuan tumpuan loncatan menggunakan dua kaki untuk menumpu dan
ujung kaki sebagai tolakan. Tumpuan kaki pada saat akan melakukan latihan Block
di depan net. Bertumpu pada kedua kaki kemudian dorong badan ke atas
menggunakan tumit dan kekuatan otot tungkai.
Gambar 2.24 Tumpuan Loncatan. (Dunvy and Wilde 2000:86)

Untuk mekanisme gerakan tumpuan loncatan dibutuhkan perubahan luas
permukaan tumpuan. Dengan memperkecil bidang tumpuan maka sikap atau posisi
tubuh akan semakin labil. Sesuai dengan bunyi hukum kesetimbangan kedua
“Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya. (Hidayat 1997:29).”
Untuk melakukan gerakan loncatan diperlukan posisi tubuh yang labil sehingga
badan akan lebih mudah digerakkan.
·

Posisi tungkai saat meloncat

Posisi tungkai diharapkan lurus sehingga tidak menjadi beban pada saat melakukan
loncatan ke atas. Loncatan ke atas juga akan dipengaruhi oleh posisi anatomis
tubuh pada saat meloncat sehingga dapat menghasilkan loncatan maksimal.
Gambar 2.25 Posisi tungkai kaki pada saat meloncat di udara. (Dunvy and Wilde
2000:86)

Posisi tungkai diharapkan lurus karena untuk tetap menjaga titik berat badan
berada di tengah antara tungkai dan togok sehingga memungkinkan sikap seluruh
badan tetap tegak.

·

Posisi togok saat loncatan (pada saat melayang)

Posisi togok juga diharapkan tetap tegak pada saat melakukan loncatan. Hal ini
bertujuan untuk menghasilkan loncatan maksimal secara vertikal sehingga
jangkauan yang diperoleh tetap maksimal.
Gambar 2.26 Posisi togok pada saat meloncat di udara. (Dunvy and Wilde 2000:86)

Posisi togok yang lurus pada saat melakukan loncatan ke atas diharapkan untuk
menjaga kestabilan serta titik berat badan tetap pada posisinya.

·

Posisi tangan saat loncatan (merintang di depan net)

Posisi kedua tangan lurus dengan kedua telapak tangan dibuka selebar-lebarnya
untuk membendung serta merintang serangan dari lawan.
Gambar 2.27 Posisi tangan pada saat di udara (tampak samping). (Dunvy and Wilde
2000:87)
Gambar 2.28 Posisi tangan pada saat di udara (tampak belakang). (Dunvy and
Wilde 2000:87)

Kestabilan titik berat badan akan berubah oleh karena posisi tubuh yang berbedabeda. Hidayat (1997:15). Posisi kedua tangan lurus ke atas dikarenakan untuk
meraih jangkauan paling tinggi pada saat membendung serangan serta
mempertahankan posisi titik berat badan sehingga posisi badan tetap stabil
meskipun meloncat pada titik maksimal. kedua telapak tangan dibuka selebarlebarnya dikarenakan selain untuk membendung dengan halangan paling luas juga
untuk mempertahankan kesetimbangan bola yang datang dengan permukaan
bendungan yang luas juga memaksimalkan tumbukan bola dengan tangan agar
lenting sempurna.

3)

Gerakan akhir (pendaratan)

Pendaratan menggunakan tumpuan dua kaki dengan luas permukaan tumpuan
selebar bahu.
Gambar 2.29 Posisi badan saat pendaratan (Dunvy and Wilde 2000:87)
Perubahan luas permukaan tumpuan dengan memperkecil bidang tumpuan untuk
pendaratan maka sikap atau posisi tubuh akan semakin labil. Sesuai dengan bunyi
hukum kesetimbangan kedua “Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang
tumpuannya. (Hidayat 1997:29).” Untuk melakukan gerakan pendaratan diperlukan
posisi tubuh yang labil pada saat awal mendarat dengan ujung kaki sebagai awal
tumpuan sehingga badan akan lebih mudah digerakkan. gerakan pendaratan ini
selanjutnya menganut pengertian dari hukum kesetimbangan pertama yaitu “Badan
selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi dari titik berat badan tersebut
jatuh dalam bidang tumpuannya. Hidayat (1997:27).” Dalam gerakan pendaratan
ini setelah bertumpu pada ujung kaki sebagai awal tumpuan kemudian berlanjut
dengan seluruh telapak kaki untuk merubah posisi tubuh menjadi stabil serta
menggunakan posisi tumpuan kaki selebar bahu dan membuat tubuh dalam
keadaan setimbang.
4)

Gerakan langkah kaki ke samping

Pada pelaksanaan teknik block saat pertandingan, ada saat dimana pemain harus
melakukan block diluar posisi dimana pemain tersebut berada. Footwork atau
langkah kerja kaki akan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan block tersebut.
Gambar 2.30 Posisi langkah pertama. (Dunvy and Wilde 2000:85)

Gambar 2.31 Gerakan langkah ke samping (Dunvy and Wilde 2000:85)

Sesuai dengan bunyi hukum kesetimbangan kedua “Stabilitas berbanding lurus
dengan luas bidang tumpuannya. (Hidayat 1997:29).” Untuk melakukan langkah ke
samping diperlukan posisi tubuh yang labil sehingga badan akan lebih mudah
digerakkan. Bertumpu dengan menggunakan ujung kaki untuk mempermudah
langkah ke samping dan mempermudah untuk melakukan rangkaian gerakan
selanjutnya dengan ujung kaki sebagai tumpuan loncatan. Aspek untuk
mempermudah langkah ke samping adalah pemindahan proyeksi titik berat badan.
“Titik berat adalah titik dimana gaya berat benda atau anggota tubuh itu bekerja.
Dapat juga dikatakan bahwa titik berat adalah titik yang mewakili berat dari benda
atau tubuh, (Hidayat 1997:11).”. jika berat tubuh digesr ke arah samping maka
secara otomatis tubuh akan bergeser ke samping. Begitu juga dengan gerakan
langkah ke samping untuk melakukan block berkawan. Memindahkan titik berat
badan ke arah samping menuju posisi yang akan dicapai.

Tinjauan biomekanika terhadap gerakan-gerakan yang terkandung dalam suatu
teknik dasar cabang olahraga mempunyai peranan yang cukup penting. Gerakan
yang dilakukan dapat dianalisa secara cermat untuk menentukan posisi gerakan
serta efisiensi dari gerakan tersebut.
Menurut Mc Ginnis (2005:4) aplikasi dari biomekanika untuk improvisasi teknik
dasar olahraga dapat terjadi melalui dua cara: 1) Guru atau pelatih harus
menggunakan pengetahuan tentang mekanika gerak untuk melakukan koreksi atau
membetulkan gerakan dari murid atau atlet untuk melakukan improvisasi terhadap
pelaksanaan gerak atau seorang peneliti biomekanika gerak harus menemukan hal
yang baru dan lebih efektif dari segi teknik untuk menampilkan gerak ketrampilan
yang baru. 2) Cara yang kedua adalah peneliti biomekanika menggunakan metode
analisis biomekanika kuantitatif untuk menemukan teknik-teknik baru yang
nantinya disebarluaskan kepada guru atau pelatih.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63