Nomor 86-K PM.III-19 AL VI 2012.pdf
PUTUSAN
Nomor : 86-K/PM.III-19/AL/VI/2012
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Militer III-19 Jayapura yang bersidang di Jayapura dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada Tingkat Pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa :
Nama lengkap
: ALI JAPAR
Pangkat/NRP
: Kopda Mer/92211
Jabatan
: Anggota Fasharkan Manokwari
Kesatuan
: Fasharkan Manokwari
Tempat tanggal lahir
: Purbalingga, 19 Januari 1979
Jenis kelamin
Alamat tempat tinggal : Rumdis TNI AL Jl. Kapten Yugoharto A11/B
Manokwari Papua Barat.
Terdakwa ditahan oleh;
1. Kafasharkan Manokwari selaku Ankum selama 20 (dua puluh) hari terhitung mulai tanggal 25 Juli 2011 s/d 13 Agustus 2011 berdasarkan Surat Keputusan Penahanan Nomor : Kep/21/VII/2011 tanggal 25 Juli 2011.
2. Kemudian diperpanjang penahanannya :
a. Berdasarkan Keputusan Perpanjangan Penahanan I dari Danlantamal X selaku Papera Nomor : Kep/37/VIII/2011 tanggal 12 Agustus 2011 selama 30 (tigapuluh) hari terhitung mulai tanggal 14 Agustus 2011 s/d 12 September 2011.
b. Kemudian dibebaskan dari penahanan sementara pada tanggal 13 September 2011 berdasarkan Surat Keputusan Pembebasan Penahanan dari Danlantamal X selaku Papera Nomor : Kep/39/IX/2011 tanggal 13 September 2011.
PENGADILAN MILITER III-19 JAYAPURA tersebut diatas;
Membaca : Berita Acara Pemeriksaan dari Dan Pomal Lantamal X Jayapura Nomor : R/06/BPP/A-2/IX/2011 tanggal 22 September 2011.
Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan perkara dari Dan Lantamal X selaku Papera Nomor : Kep/03/I/2012 tanggal 18 Januari 2012.
2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/72/IV/2012 tanggal
30 April 2012.
3. Surat Penetapan Kepala Pengadilan Militer III-19 Jayapura Nomor : TAP/232/PM.III-19/VIII/2012 tanggal 9 Agustus 2012 tentang Penunjukan Hakim.
4. Surat Penetapan Hakim Ketua Pengadilan Militer III-19 Jayapura Nomor : TAP/232/PM.III-19/VIII/2012 tanggal 9 Agustus 2012 tentang Hari Sidang.
5. Relaas Penerimaan surat panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi dan surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.
Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/72/IV/2012 tanggal April 2012 yang dibacakan di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.
2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan-keterangan para Saksi dibawah sumpah.
Memperhatikan : 1. Tuntutan pidana (requisitoir) Oditur Militer yang dibacakan di persidangan dan diajukan kepada Pengadilan yang pada pokoknya menyatakan bahwa Terdakwa secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana :
“ Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain”.
Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana menurut :
Pasal 359 KUHP.
Dan oleh karenanya Oditur Militer memohon agar Terdakwa dijatuhi dengan :
Pidana Penjara selama : 12 (dua belas) bulan, dikurangi masa penahanan sementara yang telah dijalani.
Barang Bukti :
Surat-Surat :
a. 1 (satu)
Et Repertum Nomor : SKD.VER/154/VII/2011/RSAL tanggal 18 Juli 2011 dari Rumah Sakit TNI AL dr. Azhar Zahir Manokwari atas nama Sdr. Nikonor Makamur.
lembar Visum
b. 5 (lima) lembar Foto Rekonstruksi dan foto tempat kejadian perkara.
Mohon tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.10.000,- (sepuluh ribu rupiah).
2. Pembelaan yang diajukan oleh Terdakwa melalui Tim Penasihat Hukum kepada Majelis Hakim di persidangan yang pada pokoknya:
a. Bahwa pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa merupakan tindakan reflek tanpa ada niat terlebih dahulu, hal tersebut semata-mata dilakukan karena korban berusaha merebut sangkur milik Terdakwa dan juga sebagai tindakan peringatan atas perbuatan korban yang membuat keonaran dan keributan di dalam kesatrian Fasharkan Manokwari dimana pada saat kejadian tersebut Terdakwa sedang melaksanakan tugas jaga a. Bahwa pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa merupakan tindakan reflek tanpa ada niat terlebih dahulu, hal tersebut semata-mata dilakukan karena korban berusaha merebut sangkur milik Terdakwa dan juga sebagai tindakan peringatan atas perbuatan korban yang membuat keonaran dan keributan di dalam kesatrian Fasharkan Manokwari dimana pada saat kejadian tersebut Terdakwa sedang melaksanakan tugas jaga
b. Bahwa berdasarkan kesimpulan Hasil Visum Et Repertum Nomor : SKD.VER/154/VII/2011/RSAL tanggal 18 Juli 2011 dari RSAL dr. Azhar Zahir Manokwari bahwa korban meninggal dalam perjalanan dengan ditemukan luka terbuka pada puncak kepala bagian belakang diduga akibat trauma benda tajam yang mana dapat menjadi pertimbangan Majelis Hakim bahwa penyebab kematian korban bukanlah semata-mata akibat pukulan dari Terdakwa.
c. Bahwa Terdakwa telah menyelesaikan permasalahan dengan jalan perdamaian melalui pertemuan kekeluargaan antara pihak Fasharkan TNI AL Manokwari dengan keluarga korban di Mako Fasharkan Manokwari pada tanggal 11 Juli 2011 yang disaksikan oleh Kepala Suku, Kepala Adat dan Ketua LSM Papua Barat, yang mana dari hasil pertemuan tersebut tercapai kesepakatan bahwa pihak TNI AL memberikan santunan duka sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) serta biaya pemakaman dan perawatan jenasah sebesar Rp. 8.500.000,- (delapan juta lima ratus ribu rupiah), santunan penghapusan hutang dari Primkopal sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah), dan dari pihak keluarga korban menerima dengan tulus musibah yang terjadi dan tidak akan menuntutnya lebih lanjut dengan adanya Surat Pernyataan dari keluarga korban tanggal
27 April 2012.
d. Bahwa Terdakwa sangat menyesali perbuatannya dan dalam memberikan
terbelit-belit sehingga memperlancar jalannya persidangan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi kesalahannya.
keterangan
tidak
e. Bahwa selama berdinas 12 (dua belas) tahun, Terdakwa mendapatkan penghargaan pengabdian berupa Satya Lencana Kesetiaan dan Dharma Nusa dari Negara, dan Terdakwa belum pernah dijatuhi hukuman baik hukuman disiplin maupun hukuman pidana.
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, kami selaku pencari keadilan mohon putusan yang seadil-adilnya dan seringan- ringannya atas perbuatan yang telah dilakukan oleh Terdakwa tersebut (Et Aqua Et Bono).
Menimbang : Bahwa setelah Tim Penasihat Hukum selesai membacakan Pembelaannya, Hakim Ketua menanyakan kepada Oditur Militer dan bagaimana tanggapan Oditur Militer atas Pembelaan Tim Penasihat Hukum tersebut.
Menimbang : Bahwa atas pembelaan (Pledoi) tersebut Oditur Militer menjawab secara lisan menyatakan tidak mengajukan Replik dan tetap pada tuntutan semula.
Menimbang : Bahwa atas jawaban Oditur Militer, Terdakwa dan Tim Penasihat Hukum Terdakwa tidak mengajukan Duplik dan menyatakan tetap pada pembelaan semula.
Menimbang : Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut diatas, Terdakwa pada pokoknya didakwa telah melakukan tindak pidana sebagai berikut :
Kesatu
Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat seperti tersebut di bawah ini, yaitu pada tanggal dua bulan Juli tahun dua ribu sebelas seki ra Pukul 21.00 Wit atau waktu lain, setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan Juli tahun dua ribu sebelas bertempat di depan Pos Penjagaan Fasharkan Manokwari atau tempat lain, setidak- tidaknya di suatu tempat yang termasuk wewenang hukum Pengadilan Militer III-19 Jayapura, telah melakukan tindak pidana :
“ Penganiayaan yang mengakibatkan mati. ”
Dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL melalui Pendidikan Secata tahun 1998/1999 di Kodikal (sekarang Kobangdikal), dan setelah lulus dilantik dengan pangkat KLD dan ditempatkan di Denma Koarmabar, kemudian pada tahun 2007 Terdakwa ditugaskan di Fasharkan Manokwari sampai dengan sekarang, dengan pangkat terakhir Kopda Mer NRP 92211.
2. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2011 sekira pukul 22.50 WIT, saat Terdakwa sedang melaksanakan dinas jaga sebagai caraka malam hari bersama Serda Keu Sarizal Amin (Saksi-II), mendengar keributan di Portal depan Fasharkan, kemudian keributan semakin mendekat ke arah penjagaan, pada saat itu posisi Terdakwa di Pos Penjagaan bersama Saksi-II, setelah itu Terdakwa melihat ada orang datang ke Pos penjagaan, setelah dekat baru Terdakwa ketahui bahwa kedua orang tersebut adalahSdr. Niko dan seorang temannya (Sdr. Yulianus Wabiser/Saksi-I), kemudian Sdr. Niko dan Saksi-I merapat ke samping kanan Pos Penjagaan sambil keduanya (Sdr. Niko dan Saksi-I) saling berusaha memukul dan marah-marah, melihat hal tersebut Terdakwa berusaha melerai dengan berteriak “Diam” lalu Terdakwa berusaha menahan tubuh Sdr. Niko agar tidak berkelahi dengan Saksi-I, sedangkan Saksi-II berusaha menahan Saksi-I agar tidak memukul Sdr. Niko.
3. Bahwa selanjutnya Saksi-I memaki-maki Sdr. Niko dengan kata- kata kotor sedangkan Sdr. Niko memukul Saksi-I dari arah belakang Terdakwa, selanjutnya terjadi saling pukul antara Sdr. Niko dan Saksi-I, saat itu kembali Terdakwa berusaha melerai perkelahian antara Sdr Niko dan Saksi-I, dan tidak lama kemudian Sdr. Niko berusaha mengambil sangkur dari dalam baju Terdakwa untuk menikam Saksi-I, tetapi Terdakwa berhasil menghindar hingga Sdr. Niko tidak berhasil mengambil sangkur dari baju Terdakwa, selanjutnya terjadi perkelahian antara Sdr. Niko dan Saksi-I, mereka saling memukul dan menampar muka, kemudian Terdakwa dan Saksi-II mencoba melerai perkelahian tersebut, tetapi kata-kata Terdakwa tidak diindahkan oleh Sdr. Niko dan Saksi-I, lalu Terdakwa mengambil tindakan dengan cara memukul Sdr. Niko dengan menggunakan tangan kanan mengepal ke bagian dagu sebelah kiri, setelah itu Sdr. Niko goyang dan terjatuh, kemudian Terdakwa juga memukul Saksi-I sebanyak 4 (empat) kali dan menendangnya sebanyak satu kali.
4. Bahwa Terdakwa menjadi bingung karena Sdr. Niko tidak bangun dan tidak sadarkan diri, selanjutnya Terdakwa memanggil anggota Divisi jaga yang lain lalu bergegas ke Kantor Pomal untuk melaporkan kejadian tersebut, selanjutnya Terdakwa ke UGD RSAL untuk minta bantuan medis dan ambulan, selanjutnya ambulan datang ke Pos Penjagaan membawa Sdr. Niko ke rumah Sakit, kemudian sekitar beberapa lama kemudian Terdakwa mendengar kabar bahwa Sdr. Niko meninggal dunia sesuai hasil Visum Et Repertum Nomor : SKD.VER/154/VII/2011/RSAL tanggal
18 Juli 2011 dari Rumah Sakit TNI AL dr. Azhar Zahir Manokwari atas nama Sdr. Nikonor Makamur yang menyatakan :
a. Sdr. Niko masuk pukul 23.00 WIT dalam keadaan tidak bernyawa, resusitasi jantung paru (RJP) + 30 menit gagal, O2 terpasang 6 liter/menit, injeksi Dexamethasone 2 (dua) ampul intramuscular, mata midriasis total, JVP tidak teraba, tekanan darah negatif (-)/tidak terdengar.
b. Pemeriksaan fisik :
1). Terdapat bekas darah di mulut.
2). Pada kepala bagian belakang ; tampak luka terbuka pada pundak belakang kepala dan rambut berlumuran darah, dengan ukuran panjang + 3 cm dan lebar + 0,2 cm ke dalam dasar tengkorak, dasar tengkorak tidak teraba pecah.
5. Bahwa dengan demikian Terdakwa telah melakukan perbuatan penganiayaan terhadap diri Sdr Niko dengan cara memukul bagian dagu Sdr Niko dengan menggunakan tangan mengepal sehingga berakibat Sdr niko tidak sadarkan diri dan kemudian meninggal dunia.
Atau Kedua
Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat seperti tersebut di bawah ini, yaitu pada tanggal dua bulan Juli tahun dua ribu sebelas seki ra Pukul 21.00 Wit atau waktu lain, setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan Juli tahun dua ribu sebelas bertempat di depan Pos Penjagaan Fasharkan Manokwari atau tempat lain, setidak- tidaknya di suatu tempat yang termasuk wewenang hukum Pengadilan Militer III-19 Jayapura, telah melakukan tindak pidana :
“ Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain”.
Dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL melalui Pendidikan Secata tahun 1998/1999 di Kodikal (sekarang Kobangdikal), dan setelah lulus dilantik dengan pangkat KLD dan ditempatkan di Denma Koarmabar, kemudian pada tahun 2007 Terdakwa ditugaskan di Fasharkan Manokwari sampai dengan sekarang, dengan pangkat terakhir Kopda Mer NRP 92211.
2. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2011 sekira pukul 22.50 WIT, saat Terdakwa sedang melaksanakan dinas jaga sebagai caraka 2. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2011 sekira pukul 22.50 WIT, saat Terdakwa sedang melaksanakan dinas jaga sebagai caraka
3. Bahwa selanjutnya Saksi-I memaki-maki Sdr. Niko dengan kata- kata kotor sedangkan Sdr. Niko memukul Saksi-I dari arah belakang Terdakwa, selanjutnya terjadi saling pukul antara Sdr. Niko dan Saksi-I, saat itu kembali Terdakwa berusaha melerai perkelahian antara Sdr Niko dan Saksi-I, dan tidak lama kemudian Sdr. Niko berusaha mengambil sangkur dari dalam baju Terdakwa untuk menikam Saksi-I, tetapi Terdakwa berhasil menghindar hingga Sdr. Niko tidak berhasil mengambil sangkur dari baju Terdakwa, selanjutnya terjadi perkelahian antara Sdr. Niko dan Saksi-I, mereka saling memukul dan menampar muka, kemudian Terdakwa dan Saksi-II mencoba melerai perkelahian tersebut, tetapi kata-kata Terdakwa tidak diindahkan oleh Sdr. Niko dan Saksi-I, lalu Terdakwa mengambil tindakan dengan cara memukul Sdr. Niko dengan menggunakan tangan kanan mengepal ke bagian dagu sebelah kiri, setelah itu Sdr. Niko goyang dan terjatuh, kemudian Terdakwa juga memukul Saksi-I sebanyak 4 (empat) kali dan menendangnya sebanyak satu kali.
4. Bahwa Terdakwa menjadi bingung karena Sdr. Niko tidak bangun dan tidak sadarkan diri, selanjutnya Terdakwa memanggil anggota Divisi jaga yang lain lalu bergegas ke Kantor Pomal untuk melaporkan kejadian tersebut, selanjutnya Terdakwa ke UGD RSAL untuk minta bantuan medis dan ambulan, selanjutnya ambulan datang ke Pos Penjagaan membawa Sdr. Niko ke rumah Sakit, kemudian sekitar beberapa lama kemudian Terdakwa mendengar kabar bahwa Sdr. Niko meninggal dunia sesuai hasil Visum Et Repertum Nomor : SKD.VER/154/VII/2011/RSAL tanggal
18 Juli 2011 dari Rumah Sakit TNI AL dr. Azhar Zahir Manokwari atas nama Sdr. Nikonor Makamur yang menyatakan :
a. Sdr. Niko masuk pukul 23.00 WIT dalam keadaan tidak bernyawa, resusitasi jantung paru (RJP) + 30 menit gagal, O2 terpasang 6 liter/menit, injeksi Dexamethasone 2 (dua) ampul intramuscular, mata midriasis total, JVP tidak teraba, tekanan darah negatif (-)/tidak terdengar.
b. Pemeriksaan fisik :
1). Terdapat bekas darah di mulut.
2). Pada kepala bagian belakang ; tampak luka terbuka pada pundak belakang kepala dan rambut berlumuran darah, dengan ukuran panjang + 3 cm dan lebar + 0,2 cm ke dalam dasar tengkorak, dasar tengkorak tidak teraba pecah.
5. Bahwa Terdakwa sangat menyesal atas meninggalnya Sdr. Niko namun alasan Terdakwa melakukan tindakan pemukulan terhadap Sdr. Niko adalah di dorong oleh rasa tanggung jawab Terdakwa sebagai dinas jaga aktif untuk menjaga keamanan ksatrian, karena saat itu Sdr. Niko dan Saksi-I membuat keributan dan dalam keadaan mabuk.
Berpendapat, bahwa perbuatan-perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal :
Kesatu
: Pasal 351 Ayat (3) KUHP.
Atau Kedua
: Pasal 359 KUHP.
Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa ia benar-benar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya.
Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut, Terdakwa membenarkan seluruh dakwaan yang didakwakan kepadanya dan tidak akan mengajukan eksepsi.
Menimbang : Bahwa disidang Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukum An. Hendi Rosadi Lettu Laut (KH) NRP 18876/P dan berdasarkan Surat Perintah dari Wadan Lantamal X Nomor : Sprin/338/VI/2012 tanggal
6 Juni 2012 dan Surat Kuasa dari Terdakwa tanggal 08 Juni 2012.
Menimbang : Bahwa Para Saksi yang dihadapkan dipersidangan menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :
Saksi-I : Nama lengkap : SARIZAL AMIN, Pangkat/NRP : Serda Keu/ 112630, Jabatan : Anggota Fasharkan Manokwari, Kesatuan : Fasharkan Manokwari, Tempat dan tgl lahir : Brebes, 18 Maret 1986, Jenis kelamin : Laki-laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Islam, Alamat tempat tinggal : Mess Bintara Fasharkan Jl. Kapten Yugoharto A17, Manokwari Papua Barat.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi mengenal Sdr. Nikonor Makamur dan Terdakwa dalam hubungan sebagai rekan kerja namun tidak ada hubungan keluarga.
2. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2011 sekira pukul 22.50 WIT saat Saksi dan Terdakwa melaksanakan dinas jaga di Satuan Fasharkan Manokwari, kemudian Sdr. Nikonor Makamur dan satu rekannya atas nama Sdr. Yulianus Wabiser/Saksi-II datang ke Pos Penjagaan, selanjutnya Saksi bertanya “Ada apa?” Dan dijawab oleh Saksi-II “Mau melaporkan Sdr. Nikonor Makamur karena bikin ribut diluar dan mabuk” Lalu Saksi kembali bertanya “Kamu minum?” Dan dijawab oleh Saksi-II “Ya minum” setelah itu Sdr. Niko berusaha memukul Saksi-II, melihat hal tersebut Saksi berusaha melerai namun Sdr. Niko dan Saksi-II saling berusaha untuk saling memukul, selanjutnya Terdakwa juga ikut melerai Sdr. Niko dan Saksi-II, tetapi PNS Niko tetap saja berusaha memukul Saksi-II sambil berusaha mau pinjam sangkur lalu berusaha merebut sangkur milik Terdakwa, lalu Terdakwa memukul Sdr.
Niko dengan menggunakan tangan mengepal ke bagian muka sebelah kiri sebanyak satu kali dan memukul Saksi-II serta menendang masing-masing sebanyak 1 kali selanjutnya Sdr. Niko terjatuh di aspal jalan di depan penjagaan.
3. Bahwa kemudian Saksi mengamankan Saksi-II supaya tidak meninggalkan penjagaan, sedangkan Terdakwa ke belakang membangunkan anggota Divisi jaga yang lain lalu Terdakwa ke rumah sakit untuk memanggil ambulan, dan tidak lama kemudian ambulan datang untuk membawa Sdr. Niko ke rumah sakit selanjutnya Saksi mendengar bahwa Sdr. Niko meninggal dunia.
Atas keterangan Saksi-I tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.
Menimbang : Bahwa
berdasarkan ketentuan Undang-Undang , namun sampai batas waktu yang ditentukan Saksi tersebut tidak dapat hadir, oleh karenanya dengan berpedoman pada pasal 155 Undang-Undang nomor 31 tahun 1997, maka keterangan Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan disertai dengan Berita Acara Pengambilan Sumpah dibacakan oleh Oditur Militer yang pada pokoknya sebagai berikut :
Saksi-II : Nama lengkap : YULIANUS WABISER, Pekerjaan : Buruh Bagasi Pelabuhan Manokwari, Tempat dan tgl lahir : Manokwari, 26 Februari 1963, Jenis kelamin: Laki-laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Kristen Protestan, Alamat tempat tinggal : Arowi Pantai Manokwari Papua Barat.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga, sedangkan dengan korban (Sdr. Nikonor Makamur) Saksi kenal sejak sekitar dua puluh tahun yang lalu dalam hubungan sebatas teman saja.
2. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2011 sekita pukul 17.00 WIT, Saksi berangkat dari rumah Saksi yang terletak di Arowi I Pantai menuju ke Terminal Sanggeng untuk mengambil jaket Saksi yang dipinjam oleh saudara Saksi yang bernama Pain Wanma yang bekerja sebagai tukang parkir di sebelah terminal Sanggeng, tetapi ternyata jaket milik Saksi tidak dibawa oleh Sdr. Pain Wanma, maka sekitar pukul 17.30 WIT Saksi berniat untuk kembali ke rumah Saksi, kemudian Saksi berjalan menuju terminal Sanggeng untuk menumpang taksi, sesampainya di terminal Saksi bertemu dengan Sdr. Yonas Rumbaran dan Sdr. Welem yang sedang minum CT (Cap Tikus) lalu Saksi bergabung minum CT dengan kedua orang tersebut.
3. Bahwa sekitar pukul 21.00 WIT datang Sdr. Nikonor Makamur (korban) dan Sdr. Viktor Sarumi alias Botak menghampiri Saksi, saat itu keadaan Sdr. Nikonor Makamur dan Sdr. Viktor Sarumi sudah dalam kondisi mabuk berat karena jalannya sudah sempoyongan dan kedua orang tersebut bicaranya sudah tidak karuan.
4. Bahwa setelah Sdr. Nikonor Makamur dan Sdr. Viktor Sarumi bergabung untuk duduk-duduk dengan Saksi, saat itu minuman CT sudah habis, selanjutnya Sdr. Nikonor Makamur dan Sdr. Viktor
Sarumi memberikan sejumlah uang pada Saksi untuk membeli minuman CT, kemudin Saksi pergi ke pasar ikan untuk membeli minuman CT, setelah Saksi membeli CT, Saksi kembali ke terminal Sanggeng untuk minum-minum bersama, setelah minuman CT tersebut habis selanjutnya Saksi melihat Sdr. Yonas naik sepeda motor berboncengan dengan Sdr. Wellem pergi ke arah pasar tingkat, sedangkan Sdr. Niko dan Sdr. Viktor berjalan kaki menuju ke arah pasar tingkat juga, saat itu Saksi berjalan menuju terminal untuk mencari taksi jurusan ke rumah Saksi, namun karena sudah tidak ada taksi, selanjutnya Saksi berjalan menuju ke pasar tingkat untuk mencari ojek.
5. Bahwa saat Saksi sampai di depan Toko “Sahabat”, Saksi mendengar ada orang yang berteriak “Cukimai siapa yang pukul saya?” Lalu Saksi mendekati orang tersebut dan ternyata orang tersebut adalah Sdr. Nikonor Makamur, lalu Saksi bertanya “Niko ko kenapa ?” Lalu Niko menjawab “Aduh, dong pukul saya” dan pada saat itu Saksi sempat melihat ada darah di bajunya Sdr. Niko, kemudian karena Sdr. Niko masih dalam keadaan mabuk berat dan terus marah-marah lalu Saksi berinisiatif mengantar ke Pos Angkatan Laut untuk diamankan, karena Saksi mengetahui Sdr. Niko bekerja di Fasharkan.
6. Bahwa sesampainya Saksi dan Sdr. Niko di penjagaan Pos Angkatan Laut, selanjutnya Saksi menerangkan bahwa Sdr. Niko dalam kondisi mabuk berat dan marah-marah, oleh karena itu Saksi hendak menitipkan Sdr. Niko di Penjagaan sampai Sdr. Niko sadar dari mabuk, selanjutnya petugas di Pos Penjagaan bertanya pada Saksi “ Kamu mabuk ya?” Lalu dijawab Saksi “Kami ada minum sedikit”, kemudian petugas tersebut memukul mulut Saksi sebanyak 2 (dua) kali dengan menggunakan tangan mengepal, kemudian petugas tersebut juga memukul Sdr. Niko di bagian rahang sebanyak satu kali dengan menggunakan tangan mengepal, kemudian Sdr. Niko langsung jatuh ke belakang lalu membentur aspal jalan dan langsung tak sadarkan diri, tidak lama kemudian ambulan datang dan langsung membawa Sdr. Niko ke Rumah Sakit Angkatan Laut, selanjutnya Saksi mendengar kabar kalau Sdr. Niko meninggal dunia.
Atas keterangan Saksi-II tersebut Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian lainnya.
Adapun keterangan yang disangkal adalah :
Yang Terdakwa pukul terlebih dahulu adalah Sdr. Nikonor Makamur bukan Saksi-II. Hal tersebut Terdakwa lakukan karena Saksi-II dan Sdr. Nikonor Makamur berkelahi saling pukul dan Sdr. Nikonor Makamur berusaha merebut sangkur yang Terdakwa pakai.
Atas sangkalan Terdakwa tersebut tidak dapat dikonfrontir karena Saksi-II tidak hadir. Namun Majelis Hakim berpendapat dan meyakini yang dipukul oleh Terdakwa terlebih dahulu adalah Saksi-II baru kemudian Sdr. Nikonor Makamur, hal ini dikarenakan tidak mungkin Terdakwa memukul Sdr. Nikonor Makamur hingga terjatuh baru kemudian memukul Saksi-II, karena setelah Sdr. Nikonor Makamur terjatuh, Terdakwa menjadi bingung dan tidak mungkin dalam keadaan bingung Terdakwa masih sempat memukul orang lain.
Menimbang : Bahwa dalam sidang Terdakwa menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL melalui Pendidikan Secata tahun 1998/1999 di Manokwari, dan setelah dilantik dengan pangkat KLD selanjutnya Terdakwa ditempatkan di Denma Koarmabar kemudian pada tahun 2007 Terdakwa ditugaskan di Fasharkan Manokwari sampai dengan sekarang dengan pangkat terakhir Kopda Mer NRP 92211 .
2. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2011 sekira pukul 22.50 WIT dimana Terdakwa sedang melaksanakan dinas jaga sebagai Caraka malam hari bersama Serda Keu Sarizal Amin (Saksi-II).
3. Bahwa selanjutnya terdengar keributan di Portal depan Fasharkan, kemudian keributan semakin medekat ke arah penjagaan, pada saat itu posisi Terdakwa di Pos Penjagaan bersama Saksi-II, setelah itu Terdakwa melihat ada orang datang ke Pos penjagaan, setelah dekat baru Terdakwa ketahui bahwa kedua orang tersebut adalah Sdr. Nikonor Makamur yang biasa dipanggil Niko dan seorang temannya (Sdr. Yulianus Wabiser/Saksi-I), kemudian Sdr. Niko dan Saksi-I merapat ke samping kanan Pos Penjagaan sambil keduanya (Sdr. Niko dan Saksi-I) saling berusaha memukul dan marah-marah, melihat hal tersebut Terdakwa berusaha melerai dengan berteriak “Diam” lalu Terdakwa berusaha menahan tubuh Sdr. Niko agar tidak berkelahi dengan Saksi-I, sedangkan Saksi-II berusaha menahan Saksi-I agar tidak memukul Sdr. Niko.
4. Bahwa selanjutnya Saksi-I memaki-maki Sdr. Niko dengan kata- kata kotor sedangkan Sdr. Niko memukul Saksi-I dari arah belakang Terdakwa , selanjutnya terjadi saling pukul antara Sdr. Niko dan Saksi-I, saat itu kembali Terdakwa berusaha melerai perkelahian antara Sdr Niko dan Saksi-I, dan tidak lama kemudian Sdr. Niko berusaha mengambil sangkur dari dalam baju Terdakwa, tetapi Terdakwa berhasil menghindar hingga Sdr. Niko tidak berhasil mengambil sangkur dari baju Terdakwa, selanjutnya Terdakwa mengambil tindakan dengan cara memukul Sdr. Niko dengan menggunakan tangan kanan mengepal ke bagian dagu sebelah kiri, setelah itu PNS Niko goyang dan terjatuh, kemudian Terdakwa juga memukul Saksi-I sebanyak 4 (empat) kali dan menendangnya sebanyak satu kali.
5. Bahwa Terdakwa menjadi bingung karena Sdr. Niko tidak bangun dan tidak sadarkan diri, selanjutnya Terdakwa memanggil anggota Divisi jaga yang lain lalu bergegas ke Kantor Pomal untuk melaporkan kejadian tersebut, selanjutnya Terdakwa ke UGD RSAL untuk minta bantuan medis dan ambulan, selanjutnya ambulan datang ke Pos Penjagaan membawa Sdr. Niko ke rumah Sakit, kemudian sekitar beberapa lama kemudian Terdakwa mendegar kabar bahwa Sdr. Niko meninggal dunia.
6. Bahwa Terdakwa sangat menyesal atas meninggalnya Sdr. Niko namun alasan Terdakwa melakukan tindakan pemukulan terhadap Sdr. Niko adalah di dorong oleh rasa tanggung jawab Terdakwa sebagai dinas jaga aktif untuk menjaga keamanan ksatrian, karena saat itu Sdr. Niko dan Saksi-I membuat keributan dan dalam keadaan mabuk.
7. Bahwa Terdakwa bersama Kesatuan Fasharkan Manokwari sudah melakukan perdamaian dengan keluarga korban dan Satuan Terdakwa telah memberikan santunan kepada keluarga korban sesuai dengan Surat Dokumentasi Kegiatan Mediasi Perdamaian dan Surat Pernyataan Perdamaian dari keluarga korban yang menyatakan bahwa keluarga korban tidak akan menuntut lebih lanjut.
Menimbang : Bahwa dari barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer ke
persidangan berupa :
Surat-Surat :
1. 1 (satu) lembar Visum Et Repertum Nomor : SKD.VER/ 154/VII/2011/RSAL tanggal 18 Juli 2011 dari Rumah Sakit TNI AL dr. Azhar Zahir Manokwari atas nama Sdr. Nikonor Makamur.
2. 5 (lima) lembar Foto Rekonstruksi dan foto tempat kejadian perkara.
Telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan Saksi dibawah sumpah sebagai barang bukti tindak pidana dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain karena dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan-perbuatan yang didakwakan.
Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, hal-hal yang diperiksa dari barang bukti, kemudian setelah menghubungkan yang satu dengan yang lainnya maka Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum yang meliputi perbuatan Terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa benar, Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL melalui Pendidikan Secata tahun 1998/1999 di Manokwari, dan setelah dilantik dengan pangkat KLD selanjutnya Terdakwa ditempatkan di Denma Koarmabar kemudian pada tahun 2007 Terdakwa ditugaskan di Fasharkan Manokwari sampai dengan sekarang dengan pangkat terakhir Kopda Mer NRP 92211.
2. Bahwa benar, pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2011 sekira pukul
22.50 WIT Terdakwa sedang melaksanakan dinas jaga sebagai caraka malam hari bersama Serda Keu Sarizal Amin (Saksi-II).
3. Bahwa benar, pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2011 sekira pukul
17.00 WIT, Sdr. Yulianus Wabiser (Saksi-I) berangkat dari rumah Saksi-I yang terletak di Arowi I Pantai menuju ke Terminal Sanggeng untuk mengambil jaket Saksi-I yang dipinjam oleh saudara Saksi-I yang bernama Pain Wanma yang bekerja sebagai tukang parkir di sebelah terminal Sanggeng, tetapi ternyata jaket milik Saksi-I tidak dibawa oleh Sdr. Pain Wanma, maka sekitar pukul 17.30 WIT Saksi-I berniat untuk kembali ke rumah Saksi, kemudian Saksi berjalan menuju terminal Sanggeng untuk menumpang taksi, sesampainya di terminal Saksi bertemu dengan Sdr. Yonas Rumbaran dan Sdr. Welem yang sedang minum CT (Cap Tikus) lalu Saksi bergabung minum CT dengan kedua orang tersebut.
4. Bahwa benar, sekitar pukul 21.00 WIT datang Sdr. Nikonor Makamur (korban) dan Sdr. Viktor Sarumi alias Botak menghampiri Saksi, saat itu keadaan Sdr. Nikonor Makamur dan Sdr. Viktor Sarumi sudah dalam kondisi mabuk berat karena jalannya sudah sempoyongan dan kedua orang tersebut bicaranya sudah tidak karuan, kemudian sdr. Nikonor Makamur dan Sdr Viktor Sarumi hendak ikut minum CT bersama Saksi-I dan temannya namun karena pada saat itu minuman CT sudah habis maka Sdr Nikonor Makamur dan Sdr Viktor Arumi memberikan sejumlah uang kepada Saksi-I untuk membeli beberapa botol CT, setelah Saksi-I kembali dari membeli minuman CT selanjutnya Sdr Nikonor Makamur dan Sdr. Viktor Sarumi minum minuman CT tersebut bersama-sama dengan Saksi-I dan teman-temannya.
5. Bahwa benar, setelah minuman CT tersebut habis selanjutnya Saksi-I melihat Sdr. Yonas naik sepeda motor berboncengan dengan Sdr. Wellem pergi ke arah pasar tingkat, sedangkan Sdr. Nikonor Makamur dan Sdr. Viktor berjalan kaki menuju ke arah pasar tingkat, saat itu Saksi-I berjalan menuju terminal untuk mencari taksi jurusan ke rumah Saksi-I namun karena sudah tidak ada taksi, selanjutnya Saksi-I berjalan menuju ke pasar tingkat untuk mencari ojek saat Saksi-I sampai di depan Toko “Sahabat”, Saksi-I mendengar ada orang yang berteriak “Cukimai siapa yang pukul saya?” Lalu Saksi mendekati orang tersebut dan ternyata orang tersebut adalah Sdr. Niko, lalu Saksi bertanya “Niko ko kenapa ?” Lalu Niko menjawab “Aduh, dong pukul saya” dan pada saat itu Saksi sempat melihat ada darah di bajunya Sdr. Niko, kemudian karena Sdr. Niko masih dalam keadaan mabuk berat dan terus marah-marah lalu Saksi berinisiatif mengantar ke Pos Angkatan Laut, karena Saksi mengetahui Sdr. Niko bekerja di Fasharkan.
6. Bahwa benar, sesampai di penjagaan Saksi-II mengucapkan “selamat malam bapak” lalu Saksi-I bilang “ada apa bapak?” Saksi-II katakana “bapak, ini Niko sudah terlalu mabuk, ada teriak- teriak di terminal, biar istirahat saja disini, nanti kalau sudah sadar baru dikasih pulang” lalu Terdakwa bilang “kamu mabuk ya?” Saksi-II menjawab “kami ada minum sedikit”, lalu Terdakwa langsung memukul mulut Saksi-II sebanyak 3 (tiga) kali dengan tangan kanan mengepal, lalu memukul perut dengan tangan kiri sebanyak 1 (satu) kali lalu menendang sebanyak 1 (satu) kali, selanjutnya Terdakwa memukul Sdr. Nikonor Makamur dengan tangan kanan mengepal kea rah rahang kiri hingga Sdr. Nikonor Makamur terjatuh ke belakang membentur aspal hingga tidak sadarkan diri.
7. Bahwa benar, Terdakwa menjadi bingung karena Sdr. Niko tidak bangun dan tidak sadarkan diri, selanjutnya Terdakwa memanggil anggota Divisi jaga yang lain lalu bergegas ke Kantor Pomal untuk melaporkan kejadian tersebut, selanjutnya Terdakwa ke UGD RSAL untuk minta bantuan medis dan ambulan, selanjutnya ambulan datang ke Pos Penjagaan membawa Sdr. Niko ke rumah Sakit. Bahwa akibat dari pukulan Terdakwa tersebut, Sdr. Niko meninggal dunia sesuai hasil Visum Et Repertum Nomor : SKD.VER/154/VII/2011/RSAL tanggal 18 Juli 2011 dari Rumah Sakit TNI AL dr. Azhar Zahir Manokwari atas nama Sdr. Nikonor Makamur yang menyatakan : 7. Bahwa benar, Terdakwa menjadi bingung karena Sdr. Niko tidak bangun dan tidak sadarkan diri, selanjutnya Terdakwa memanggil anggota Divisi jaga yang lain lalu bergegas ke Kantor Pomal untuk melaporkan kejadian tersebut, selanjutnya Terdakwa ke UGD RSAL untuk minta bantuan medis dan ambulan, selanjutnya ambulan datang ke Pos Penjagaan membawa Sdr. Niko ke rumah Sakit. Bahwa akibat dari pukulan Terdakwa tersebut, Sdr. Niko meninggal dunia sesuai hasil Visum Et Repertum Nomor : SKD.VER/154/VII/2011/RSAL tanggal 18 Juli 2011 dari Rumah Sakit TNI AL dr. Azhar Zahir Manokwari atas nama Sdr. Nikonor Makamur yang menyatakan :
b. Pemeriksaan fisik :
1). Terdapat bekas darah di mulut.
2). Pada kepala bagian belakang ; tampak luka terbuka pada pundak belakang kepala dan rambut berlumuran darah, dengan ukuran panjang + 3 cm dan lebar + 0,2 cm ke dalam dasar tengkorak, dasar tengkorak tidak teraba pecah.
8. Bahwa benar, Terdakwa bersama Kesatuan Fasharkan Manokwari sudah melakukan perdamaian dengan keluarga korban telah memberikan santunan kepada keluarga korban sesuai dengan Surat Dokumentasi Kegiatan Mediasi Perdamaian dan Surat Pernyataan Perdamaian dari keluarga korban yang menyatakan bahwa keluarga korban tidak akan menuntut lebih lanjut.
Menimbang : Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut:
Bahwa Majelis Hakim pada prinsipnya tidak sependapat dengan tuntutan Oditur Militer dalam hal pembuktian unsur dakwaannya, dan mengenai pidana yang di mohonkan dalam tuntutannya, Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sendiri sebagaimana dalam diktum putusan ini.
Menimbang : Bahwa alasan Majelis Hakim tidak sependapat dengan Oditur Militer
adalah :
Menurut Oditur Militer dalam uraian unsur ke-2 “Dengan sengaja” sebagai berikut : Sebelum Terdakwa memukul Sdr. Nikonor Makamur terjadi saling pukul antara Saksi-II dengan Sdr. Nikonor Makamur, saat itu Terdakwa berusaha melerai perkelahian tersebut, tidak lama kemudian Sdr. Nikonor Makamur berusaha mengambil sangkur dari balik baju Terdakwa untuk menikam Saksi-II, tetapi Terdakwa berhasil mengamankan sangkurnya. Dengan tindakan Sdr. Nikonor Makamur yang berusaha mengambil sangkur dari balik baju Terdakwa, membuat Terdakwa kaget dan merasa Sdr. Nikonor Makamur tidak menghargai Terdakwa sebagai petugas piket di Fasharkan sehingga secara reflek mengambil tindakan dengan cara memukul Sdr. Nikonor Makamur dengan menggunakan tangan kanan mengepal bagian dalam sebanyak 1 (satu) kali ke bagian pipi sebelah kiri, setelah itu Sdr. Nikonor Makamur goyah dan terjatuh. Karena reflek kaget sehingga tidak ada niat dari Terdakwa untuk memukul korban sehingga unsur “Dengan sengaja” tidak terbukti.
Terhadap uraian unsur ke-2 “Dengan sengaja” tersebut, Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut :
Sebelum Terdakwa memukul Sdr. Nikonor Makamur, tidak ada kejadian saling pukul antara Saksi-II dengan Sdr. Nikonor Makamur dan tidak ada perebutan sangkur Terdakwa oleh Sdr. Nikonor
Makamur. Karena kedatangan Saksi-II dan Sdr. Nikonor Makamur ke penjagaan Mako Fasharkan di dahului niat baik dari Saksi-II yang ingin mengamankan Sdr. Nikonor Makamur yang lagi mabuk agar tidak membuat onar ditempat lain. Dari keterangan Saksi-II tidak menyebutkan antara Saksi-II dan Sdr. Nikonor Makamur terjadi saling pukul yang dilanjutkan dengan perebutan sangkur Terdakwa oleh Sdr. Nikonor Makamur, sedangkan dari keterangan Saksi I yang mengatakan terjadi saling pukul antara Saksi II dengan Sdr. Nikonor Makamur sulit untuk dipercaya. Karena jelas sebagai Terdakwa ingin membenarkan tindakan pemukulan yang dilakukannya agar terlepas dari jeratan hukum atau paling tidak mendapat hukuman yang seringan-ringannya. Begitupun dengan Saksi I yang sama-sama bertugas jaga, sama-sama sebagai rekan kerja tentu ingin melihat rekannya terhindar dari jeratan hukum atau paling tidak mendapat hukuman yang seringan-ringannya. Lalu bila tidak ada saling pukul antara Saksi-II dengan Sdr. Nikonor Makamur, untuk apa Sdr. Nikonor Makamur merampas sangkut Terdakwa tersebut? Tentu tidak ada relevansinya, meskipun fakta ini memiliki 2 (dua) alat bukti yaitu keterangan Saksi ditambah dengan keterangan Terdakwa, namun Majelis Hakim tidak yakin dengan fakta tersebut diatas terjadi.
Menurut Majelis Hakim, Terdakwa memukul dengan menggunakan tangan kanan mengepal ke arah rahang kiri Sdr. Nikonor Makamur hingga membuat Sdr. Nikonor Makamur terjatuh dan kepala bagian belakang membentur aspal, jelas tindakan yang disengaja karena Terdakwa saat itu sehat jasmani dan rohani dan Terdakwa tahu bahwa ia memukul Sdr. Nikonor Makamur yang datang ke penjagaan dalam keadaan mabuk dan Terdakwa tahu kalau orang dipukul pasti mengalami atau merasakan sakit. Dari uraian tersebut diatas jelas unsur “Dengan sengaja” terbukti secara sah dan meyakinkan.
Menimbang : Bahwa oleh karena dakwaan Oditur Militer disusun secara alternatif, maka Majelis Hakim akan membuktikan dakwaan yang paling bersesuaian dengan fakta hukum yang terungkap di persidangan yaitu dakwaan alternatif kesatu.
Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam dakwaan alternatif kesatu mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
Bahwa oleh karena tidak ditemukan pengertian Penganiayaan dalam Pasal KUHP, maka Majelis Hakim akan mengambil pengertian Penganiayaan menurut Yurisprudensi.
Menurut Yurisprudensi, yang diartikan dengan penganiayaan adalah suatu perbuatan yang disengaja sehingga menimbulkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit atau luka pada orang lain.
Dengan demikian unsur-unsur dalam Dakwaan Kesatu adalah sebagai berikut :
Unsur Kesatu
: “Barang siapa”
Unsur Kedua
: “Dengan sengaja”
Unsur Ketiga
: “Menimbulkan rasa sakit atau luka”
Unsur Keempat : “Yang mengakibatkan mati.”
Menimbang : Bahwa mengenai Dakwaan tersebut Majelis Hakim mengemukakan
pendapatnya sebagai berikut :
Dakwaan Kesatu :
Unsur Kesatu : “Barang siapa”
Menurut UU adalah setiap orang yang tunduk kepada perundang- undangan RI (dalam hal ini pasal 2-5,7 dan 8 KUHP) termasuk juga diri Terdakwa sebagai anggota TNI.
Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa diperkuat dengan alat-alat bukti lain yang diajukan oleh Oditur Militer dalam persidangan yang satu dengan lainnya saling bersesuaian, terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut :
1. Bahwa benar, Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL melalui Pendidikan Secata tahun 1998/1999 di Manokwari, dan setelah dilantik dengan pangkat KLD selanjutnya Terdakwa ditempatkan di Denma Koarmabar kemudian pada tahun 2007 Terdakwa ditugaskan di Fasharkan Manokwari sampai dengan sekarang dengan pangkat terakhir Kopda Mer NRP 92211.
2. Bahwa benar sebagai anggota TNI Terdakwa tunduk kepada aturan dan undang-undang yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
3. Bahwa benar hingga saat ini belum ada suatu ketentuan perundang-undangan yang menghendaki lain tentang status kewarganegaraan Terdakwa sebagai Warga Negara Indonesia sehingga terhadap diri Terdakwa tetap diberlakukan seluruh peraturan yang berlaku di Negara Republik Indonesia termasuk didalamnya KUHP.
Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kesatu “ Barang siapa ” telah terpenuhi.
Unsur Kedua : “Dengan sengaja”
Bahwa yang dimaksud “Dengan sengaja atau kesengajaan” menurut Memory van Toelichting (MvT) adalah menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya. Artinya seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaaja harus menginsyafi tindakannya tersebut beserta akibatnya.
Ada 3 (tiga) tingkatan / gradiasi “kesengajaan” yaitu :
1. Kesengajaan sebagai tujuan (oogmerk), berarti terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu adalah betul-betul sebagai perwujudan dari maksud / tujuan dan pengetahuan dari si pelaku/ Terdakwa.
2. Kesengajaan dengan kesadaran pasti atau keharusan yang menjadi sandaran si pelaku / Terdakwa tentang tindakan dan akibat tertentu itu. Dalam hal ini termasuk tindakan atau akibat-akibat lainnya yang pasti / harus terjadi.
3. Kesengajaan dengan menyadari kemungkinan atau disebut juga sebagai kesengajaan bersyarat yang menjadi sandaran ialah sejauh mana pengetahuan atau kesadaran si pelaku/Terdakwa 3. Kesengajaan dengan menyadari kemungkinan atau disebut juga sebagai kesengajaan bersyarat yang menjadi sandaran ialah sejauh mana pengetahuan atau kesadaran si pelaku/Terdakwa
Untuk mengetahui apakah perbuatan si pelaku/Terdakwa itu termasuk dalam tingkatan/gradiasi yang pertama, kedua atau ketiga, maka harus diketahui terlebih dahulu apakah memang si pelaku/Terdakwa itu sudah mempunyai niat/maksud atau tujuan untuk melakukan perbuatan beserta akibatnya yang dalam hal ini pembunuhan. Apabila benar, maka apa yang dilakukan oleh si pelaku/Terdakwa itu sudah termasuk tingkatan/gradiasi yang pertama, yaitu kesengajaan sebagai tujuan untuk mencapai sesuatu.
Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa diperkuat dengan alat-alat bukti lain yang diajukan oleh Oditur Militer dalam persidangan yang satu dengan lainnya saling bersesuaian, terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut :
1. Bahwa benar, pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2011 sekira pukul
22.50 WIT Terdakwa sedang melaksanakan dinas jaga sebagai caraka malam hari bersama Serda Keu Sarizal Amin (Saksi-II).
2. Bahwa benar, sekitar pukul 21.00 WIT datang Sdr. Nikonor Makamur (korban) dan Sdr. Viktor Sarumi alias Botak menghampiri Saksi, saat itu keadaan Sdr. Nikonor Makamur dan Sdr. Viktor Sarumi sudah dalam kondisi mabuk berat karena jalannya sudah sempoyongan dan kedua orang tersebut bicaranya sudah tidak karuan, kemudian sdr. Nikonor Makamur dan Sdr Viktor Sarumi hendak ikut minum CT bersama Saksi-I dan temannya namun karena pada saat itu minuman CT sudah habis maka Sdr Nikonor Makamur dan Sdr Viktor Arumi memberikan sejumlah uang kepada Saksi-I untuk membeli beberapa botol CT, setelah Saksi-I kembali dari membeli minuman CT selanjutnya Sdr Nikonor Makamur dan Sdr. Viktor Sarumi minum minuman CT tersebut bersama-sama dengan Saksi-I dan teman-temannya.
3. Bahwa benar, setelah minuman CT tersebut habis selanjutnya Saksi-I melihat Sdr. Yonas naik sepeda motor berboncengan dengan Sdr. Wellem pergi ke arah pasar tingkat, sedangkan Sdr. Nikonor Makamur dan Sdr. Viktor berjalan kaki menuju ke arah pasar tingkat, saat itu Saksi-I berjalan menuju terminal untuk mencari taksi jurusan ke rumah Saksi-I namun karena sudah tidak ada taksi, selanjutnya Saksi-I berjalan menuju ke pasar tingkat untuk mencari ojek saat Saksi-I sampai di depan Toko “Sahabat”, Saksi-I mendengar ada orang yang berteriak “Cukimai siapa yang pukul saya?” Lalu Saksi mendekati orang tersebut dan ternyata orang tersebut adalah Sdr. Niko, lalu Saksi bertanya “Niko ko kenapa ?” Lalu Niko menjawab “Aduh, dong pukul saya” dan pada saat itu Saksi sempat melihat ada darah di bajunya Sdr. Niko, kemudian karena Sdr. Niko masih dalam keadaan mabuk berat dan terus marah-marah lalu Saksi berinisiatif mengantar ke Pos Angkatan Laut, karena Saksi mengetahui Sdr. Niko bekerja di Fasharkan.
4. Bahwa benar, sesampai di penjagaan Saksi-II mengucapkan “selamat malam bapak” lalu Saksi-I bilang “ada apa bapak?” Saksi-II katakana “bapak, ini Niko sudah terlalu mabuk, ada teriak- teriak di terminal, biar istirahat saja disini, nanti kalau sudah sadar 4. Bahwa benar, sesampai di penjagaan Saksi-II mengucapkan “selamat malam bapak” lalu Saksi-I bilang “ada apa bapak?” Saksi-II katakana “bapak, ini Niko sudah terlalu mabuk, ada teriak- teriak di terminal, biar istirahat saja disini, nanti kalau sudah sadar
5. Bahwa benar, Terdakwa sangat menyesal atas meninggalnya Sdr. Niko namun alasan Terdakwa melakukan tindakan pemukulan terhadap Sdr. Niko adalah di dorong oleh rasa tanggung jawab Terdakwa sebagai dinas jaga aktif untuk menjaga keamanan ksatrian, karena saat itu Sdr. Niko dan Saksi-I membuat keributan dan dalam keadaan mabuk.
Berdasarkan uraian fakta tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat Unsur Ke - 2 “Dengan sengaja“ telah terpenuhi.
Unsur Ke - 3 : “Menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain”
Bahwa menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain kepada orang lain itu merupakan tujuan atau kehendak dari sipelaku (Terdakwa), kehendak atau tujuan ini harus disimpulkan dari sifat perbuatannya yang dapat menimbulkan rasa sakit atau perasaan tidak enak kepada orang lain.
Menimbulkan sakit atau luka pada orang lain akibat yang dilakukan sipelaku (Terdakwa) dengan bermacam – macam cara, antara lain; memukul, menendang, menampar, menusuk Dll.
Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa diperkuat dengan alat-alat bukti lain yang diajukan oleh Oditur Militer dalam persidangan yang satu dengan lainnya saling bersesuaian, terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut :
Bahwa benar, sesampai di penjagaan Saksi-II mengucapkan “selamat malam bapak” lalu Saksi-I bilang “ada apa bapak?” Saksi-II katakan “bapak, ini Niko sudah terlalu mabuk, ada teriak-teriak di terminal, biar istirahat saja disini, nanti kalau sudah sadar baru dikasih pulang” lalu Terdakwa bilang “kamu mabuk ya?” Saksi-II menjawab “kami ada minum sedikit”, lalu Terdakwa langsung memukul mulut Saksi-II sebanyak 3 (tiga) kali dengan tangan kanan mengepal, lalu memukul perut dengan tangan kiri sebanyak 1 (satu) kali lalu menendang sebanyak 1 (satu) kali, selanjutnya Terdakwa memukul Sdr. Nikonor Makamur dengan tangan kanan mengepal kea rah rahang kiri hingga Sdr. Nikonor Makamur terjatuh ke belakang membentur aspal hingga tidak sadarkan diri.
Berdasarkan uraian fakta tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat Unsur Ke - 3 “Menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain“ terpenuhi. Unsur Ke - 4 : “Yang mengakibatkan mati”
Bahwa “mengakibatkan mati” berarti matinya si korban bukan merupakan kehendak si pelaku/Terdakwa, akan tetapi kematian si Bahwa “mengakibatkan mati” berarti matinya si korban bukan merupakan kehendak si pelaku/Terdakwa, akan tetapi kematian si
Pengertian mati adalah melayangnya nyawa dari badan si korban, sehingga orang tersebut secara kedokteran tidak ada tanda-tanda kehidupan yakni tidak ada denyut jantung, tidak bernafas.