EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Penelitian Dilakukan di SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2016 2017) | Zulaikah | Jurnal Pendid

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA
VARIABEL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Penelitian Dilakukan di SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/ 2017)
Siti Zulaikah1), Imam Sujadi2), Yemi Kuswardi3)
1)
2) 3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
zulaikahjuli@gmail.com, 2)imamsujadi@ymail.com
3)
yemikuswardi@gmail.com,

Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
terhadap prestasi belajar ditinjau dari minat belajar matematika. Model
pembelajaran yang dibandingkan adalah model pembelajaran Problem Based

Learning dan model pembelajaran langsung. Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel
tak sama, dilanjutkan dengan uji komparasi ganda menggunakan metode Scheffe.
Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut (1) model pembelajaran Problem
Based Learning menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada model
pembelajaran langsung pada materi sistem persamaan linear tiga variabel, (2)
siswa dengan minat belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik
dari pada siswa dengan minat belajar sedang, siswa dengan minat belajar tinggi
menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan minat
belajar rendah, dan siswa dengan minat belajar sedang menghasilkan prestasi
belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan minat belajar rendah pada materi
sistem persamaan linear tiga variabel, (3) pada masing-masing model pembelajaran, siswa yang mempunyai minat belajar matematika tinggi menghasilkan
prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika
sedang, siswa yang mempunyai minat belajar matematika tinggi menghasilkan
prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika
rendah, dan siswa yang mempunyai minat belajar matematika sedang
menghasilkan prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki minat
belajar matematika rendah, (4) pada masing-masing tingkat minat belajar
matematika siswa, siswa yang memperoleh model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL)menghasilkan prestasi belajar yang sama dengan siswa yang
memperoleh model pembelajaran langsung dalam pembelajaran materi sistem
persamaan linear tiga variabel.
Kata kunci: Problem Based Learning, minat belajar, prestasi belajar

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

131

memperbaiki

PENDAHULUAN
Perkembanganilmu

pengeta-

perkembangan

ilmu


pengetahuan khususnya matematika.

huan khususnya matematika, mem-

Berdasarkan observasi awal

berikan dampak positif terhadap

yang peneliti lakukan di SMAN 4

pendidikan.

dalam

Surakarta diperoleh nilai rata-rata

Lahinda dan Jailani[2] menyatakan

ulangan harian matematika kelas X


bahwa Peraturan Menteri Pendidikan

SMA N 4 Surakarta semester ganjil

Nasi-onal nomor 22 tentang Standar

tahun 2015 menyebutkan bahwa

Isi khususnya Standar Kompetensi

pada materi sistem persamaan dan

dan

mata

pertidaksamaan linear memiliki rata-

pelajaran matematika menyatakan


rata sebesar 70,38. Nilai rata-rata ini

bahwa matematika sangat penting

lebih rendah jika dibandingkan ma-

diberikan

didik

teri eksponen dan logaritma sebesar

karena dengan matematika, peserta

78,49, matrik, relasi dan fungsi se-

didik

dengan


besar 82,71, dan persamaan dan

kemampuan berpikir logis, analisis,

fungsi kuadrat sebesar 78,75. Ren-

sistematis, kritis dan kreatif, serta

dahnya nilai rata-rata materi sistem

kemampuan

beker-jasama.

Akan

persamaan dan pertidaksamaan line-

tetapi,


data

UN

ar dapat digunakan sebagai indikator

2015/2016 [5] didapatkan nilai rata-

rendahnya prestasi belajar matema-

rata

IPA

tika siswa kelas X SMA N 4 Sura-

sebesar 59,17 dengan kategori C,

karta semester ganjil. Kesulitan yang


program IPS sebesar 55,76 dengan

dihadapi siswa terletak pada proses

kategori C, dan program Bahasa

penyelesaian permasalahan matema-

sebesar

kate-gori

tika yang berkaitan dengan kehi-

bahwa

dupan sehari-hari. Selain itu, wawan-

prestasi siswa pada mata pelajaran


cara yang dilakukan peneliti dengan

matematika

Oleh

salah satu guru mata pelajaran mate-

karena itu perlu adanya peningkatan

matika wajib kelas X yaitu Budi Har-

dari segala sektor pendidikan untuk

tono, S.Pd., didapatkan hasil bahwa

D.Hal

Depdiknas


Kompetensi

kepada

dapat

dari

peserta

dibekali

matematika

46,04
ini

Dasar

PAMER


program

dengan

menunjukkan

masih

rendah.

ren-dahnya nilai rata-rata materi

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

132

sistem

persamaan

dan

pertidak-

samaan lineardimungkinkan karena

sehingga apa yang diinginkannya
tercapai.

materi inicenderung menggunakan

Untuk meningkatkan prestasi

soal ber-dasarkan permasalahan yang

belajar siswa khususnya pada materi

ber-kaitan dengan kehidupan sehari-

sistem

hari. Materi sistem persamaan dan

daksamaan linear diperlukan suatu

per-tidaksamaan linear menuntut sis-

model pembelajaran yang membuat

wa memiliki kemampuan untuk me-

siswa terbiasa berinteraksi, meng-

lakukan penyelidikan terhadap suatu

identifikasi, dan memecahkan per-

masalah dan mampu menerap-kan

masalahan yang berkaitan dengan

pengetahuan, sikap, dan keteram-

kehidupan sehari-hari. Menurut Au-

pilan dalam memecahkan masalah

nurrahman [1], model pem-belajaran

praktis dalam kehidupan sehari-hari.

dapat diartikan sebagai kerangka

Beberapa siswa ketika dihadapkan

konseptual

dengan soal metematika terlebih soal

prosedur

yang berbentuk permasalahan yang

mengorganisasikan

berkaitan dengan kehidupan sehari-

belajar

untuk

hari, siswa sudah merasa malas un-

belajar

tertentu,

tuk mengerjakannya. Mereka berang-

sebagai

gapan bahwa soal-soal tersebut sulit.

perancang pembelajaran dan para

Hal tersebut mengindikasikan bahwa

guru

minat belajar siswa masih rendah.

melaksananakan

Slameto [7] mengungkapkan bahwa

lajaran. Model pembelajaran pada

minat adalah suatu rasa lebih suka

merupakan

dan rasa ketertarikan pada suatu hal

tergambar dari awal sampai akhir

atau

dan disajikan secara khas oleh guru.

aktivitas

menyuruh.

tanpa

Minat

ada

yang

dan

yang
yang

me-lukiskan

sistematis

dalam

pengalaman

mencapai
dan

pedoman

untuk

perti-

tujuan

berfungsi

bagi

para

merencanakan
aktivitas

suatu

dan

pembe-

kegiatan

yang

pe-

Macam-macam model pem-

ngaruh yang besar terhadap pem-

belajaran diantaranya adalah model

belajaran. Apabila seseorang mem-

pembelajaran

kooperatif,

model

punyai minat yang tinggi, ia akan

pembelajaran

kontekstual,

model

terus

pembelajaran langsung, dan model

berusaha

memiliki

persamaan

untuk

belajar

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

133

pembelajaran berbasis masalah. Se-

lahan nyata agar siswa mampu

lama observasi di lapangan, beberapa

mengkonstruk sendiri pengetahua-

guru masih menggunakan model

nnya sehingga menjadi pembelajaran

pembelajaran langsung. Model pem-

yang bermakna, (3) adanya kelom-

belajaran

model

pok diskusi sehingga antar siswa bisa

pembelajaran yang masih berpusat

saling membantu untuk memahami

pada guru. Rachmadi

konsep, (4) mampu menjadi sarana

ini

merupakan

[6] me-

ngemukakan kelemahan pembelajaran langsung yaitu: (1) pelajaran

siswa untuk bertukar ide.
Adanya

ketepatan

model

berjalan membosankan dan siswa

pembelajaran dengan materi ajar di-

menjadi pasif, karena tidak ber-

harapakan siswa dapat mencapai

kesempatan untuk menentukan sen-

tujuan pembelajaran dengan baik.

diri konsep yang diajarkan, (2)

Hal ini diperkuat oleh pendapat

kepadatan konsep-konsep yang dibe-

Aunurrahman

rikan dapat berakibat siswa tidak

model pembelajaran yang tepat dapat

mampu menguasai bahan yang di-

mendorong tumbuhnya rasa senang

ajarkan, (3) pengetahuan yang dipe-

siswa terhadap pelajaran, menum-

roleh melalui model ini lebih cepat

buhkan dan meningkatkan motivasi

terlupakan, (4) mematikan kreativitas

dalam mengerjakan tugas, membe-

siswa, (5) siswa cenderung bersifat

rikan kemudahan siswa untuk me-

individual.

mahami pelajaran sehingga memung-

Kelemahan-kelemahan dalam
model pembelajaran langsung ter-

[1],

“Penggunaan

kinkan siswa mencapai hasil belajar
yang lebih baik”.

sebut bisa diatasi dengan mene-

Dengan demikian, peneliti

rapkan suatu model pembelajaran

ingin mengkaji alternatif model pem-

yang sesuai dengan karakteristik

belajaran yang dapat digunakan da-

materi sistem persamaan linear tiga

lam pembelajaran matematika agar

variabel yaitu: (1) adanya keikut-

siswa terbiasa berinteraksi dengan

sertaan siswa secara aktif dan kreatif

permasalahan yang berkaitan dengan

selama pelaksanaan model pembe-

kehidupan sehari-hari pada materi

lajaran, (2) menyediakan per-masa-

sistem persamaan linear tiga variabel

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

134

ditinjau berdasarkan minat belajar

masalah nyata, praktis, kontekstual,

matematika siswa SMA N 4 Sura-

berbentuk masalah yang strukturnya

karta.

tidak jelas atau belum jelas solusinya
Tujuan penelitian ini adalah

(ill-structured) atau open ended yang

untuk mengetahui pengaruh model

ada dalam kehidu-pan siswa sebagai

pembelajaran terhadap prestasi be-

titik sentral kajian untuk dipecahkan

lajar ditinjau dari minat belajar

melalui

matemtika siswa. Model pembe-

pembelajaran,

lajaran yang dibandingkan adalah

biasanya

model pembelajaran Problem Based

berkelompok. Langkah pembelajaran

Learning dan model pembelajaran

Problem Based Learn-ing menurut

langsung.

Depdikbud

Barrow
menyatakan

(2006:

bahwa

21)

berikut:

prosedur

ilmiah

yang

kegiatannya

dilak-sanakan

[4]
(1)

dalam

adalah

secara

sebagai

Klarifikasi

an

permasalahan, (a) guru me-nyajikan

which

fenomena yang mengan-dung masa-

solving

lah yang sesuai dengan kompetensi

problem and reflecting on their

dasar atau indikator yang bentuknya

experience. In PBL, the teacher’s

bisa berupa gambar, teks, video,

role is to facilitate collaborative

vignettes, fenomena riil, dan sebagai-

knowledge construction. Pernyataan

nya, (b) siswa melakukan identifikasi

ini berarti bahwa PBL adalah metode

terhadap fenomena yang ditampilakn

pengajaran di mana siswa belajar

guru untuk menemukan masalah dari

melalui pemecahan masalah dan

fenomena

merefleksikan pengalaman mereka.

siswa melakukan kla-rifikasi terha-

Dalam PBL, peran guru adalah untuk

dap masalah yang ditemukan.(2)

memfasilitasi

pengeta-

Brainstorming, (a) siswa mengiden-

Menurut

tifikasi masalah dengan melakukan

pembe-lajaran

brainstorming dengan fasilitas guru,

berbasis masalah adalah kegiatan

(b) guru memfasilitasi siswa untuk

pembelajaran yang mem-fokuskan

mengklarifikasi fakta, konsep, pro-

pada identifikasi serta pemecahan

sedur, dan kaidah dari masalah yang

instructional
students

huan
Depdikbud

PBL

method

learn

in

through

konstruksi

kolaboratif.
[4],

is

yang ditampilkan, (c)

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

135

ditemukan, (c) siswa melakukan

brainstorming, klarifi-kasi informasi,

brainstorming dengan cara sharing

konsep dan data terkait dengan

information,

klarifikasi

informasi

permasalahan

yang

ada

dan

dan data tentang masalah yang ada,

menemukan solusinya, melakukan

melakukan peer learning, dan beker-

peer learning dan beker-jasama. (b)

jasama, (d) siswa men-dapatkan dis-

siswa meru-muskan dan menetapkan

kripsi dari masalah, apa saja yang

solusi (pemecahan ma-salah), (c)

perlu dipelajari untuk menyelesaikan

siswa

masalah, deskripsi tentang konsep

diskusi penyelesaian masalah, (5)

yang sudah dan belum diketahui,

Presentasi

menemukan penyebab masalah, dan

masalah, (a) siswa mempresenta-

menyusun rencana un-tuk menyele-

sikan hasil brainstormingnya ten-

saikan masalah, (e) siswa mengem-

tang solusi yang dikemukakan un-tuk

bangkan alternatif penyelesaian ma-

penyelesaian masalah, (b) siswa

salah, (f) siswa me-nyusun dan

mempresentasikan hasil kerjanya di

mengembangkan action plan untuk

depan kelas, (c) siswa mereview, me-

penyelesaian masalah.(3) Pengum-

nganalisis, mengevaluasi dan refleksi

pulan informasi dan data, (a) siswa

terhadap pemecahan masalah yang

melakukan kegiatan pe-ngumpulan

ditawarkan dan reasoningnya dalam

data dan informasi terkait dengan

diskusi kelas, (d) siswa melakukan

penyelesaian

per-pusta-

perbaikan berdasarkan hasil diskusi.

kaan, web, dan berbagai sumber data

(6) Refleksi, (a) siswa mengemuka-

yang lain serta melakukan observasi,

kan ulasan terhadap pembelajaran

(b) siswa secara mandiri mengolah

yang dilakukan, (b) guru dan siswa

hasil pengumpulan informasi/ data

mem-berikan apresiasi atas partisi-

untuk dipergunakan sebagai solusi

pasi semua pihak, (c) guru dan siswa

dalam

menyelesaikan

melakukan refleksi atas kontribusi

masalah.(4)Berbagi informasi dan

setiap orang dalam proses pem-

berdiskusi

belajaran, (d) guru dan siswa mera-

masalah;

untuk

menemukan

solusi penye-lesaian masalah, (a)
siswa

kembali

menyusun

hasil

laporan

hasil

penyelesaian

yakan.

melakukan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

136

Suprijono

[8]

berpendapat

khusus

pada

penerapan

kepada

bahwa model pembelajaran langsung

situasi yang lebih kompleks dalam

merupakan model pembelajaran di-

kehidupan sehari-hari.

mana guru terlibat aktif dalam meng-

Definisi minat menurut Slameto [7],

usung isi pelajaran kepada peserta

minat adalah suatu rasa lebih suka

didik dan mengajarkannya secara

dan rasa ketertarikan pada suatu hal

langsung

atau

kepada

seluruh

kelas.

aktivitas

tanpa

ada

yang

Menurut Suprijono [8], sintak model

menyuruh. Menurut Syah [9] secara

pembelajaran

seba-gai

sederhana, minat (interest) berarti

berikut (1)menyampaikan tuju-an

kecenderungan dan kegairahan yang

dan mempersiapkan peserta didik:

tinggi atau keinginan yang besar

menjelaskan tujuan pembe-lajaran,

terhadap sesuatu. Disamping itu,

informasi latar belakang pembe-

Ubale [10] mengemukakan bahwa

lajaran,

peserta

“Students’ interest is assumed as a

men-

mental stand of commitment, skilful

demonstrasikan pengetahuan atau

in the moment, and a tendency to

ketrampilan:

involve

didik

langsung

mempersiap-kan
untuk

belajar,

(2)

mendemonstrasikan

constantly

in

specific

keterampilan yang benar, menya-

notions, proceedings, or things over

jikan informasi tahap demi tahap,

time”. Pernyataan ini berarti bahwa

(3)membimbing

minat siswa diasumsikan sebagai

pelatihan:

komitmen

mental,

memusatkan

merenca-nakan

dan

memberi

pelatihan

(4)

mengecek

perhatian, dan kecenderungan untuk

memberikan

selalu terlibat dalam gagasan, proses,

umpan balik: menge-cek apakah

atau hal tertentu dari waktu ke

peserta

waktu.Pada penelitian ini, indikator

awal,

pemahaman

dan

didik

telah

ber-hasil
baik,

yang digunakan untuk mengukur

memberi umpan balik, (5) membe-

minat belajar matematika adalah

rikan kesempatan untuk pelatihan

perasaan,

lanjutan dan penerapan: mem-

kemauan, dan kesadaran.

melakukan

tugas

dengan

perhatian,

konsentrasi,

persiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian

METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

137

Penelitian ini dilakukan di

prasyarat analisis, untuk menun-

SMA Negeri 4 Surakarta pada keas

jukkan bahwa poopulasi berdistribusi

X

pelajaran

normal menggunakan uji Lilliefors

2016/2017. Penelitian ini merupakan

dan populasi mempunyai variansi

penelitian eksperimental semu. Po-

yang sama (homogen) mengguna-

pulasi dari penelitian ini adalah

kan metode Bartlett.

semester

1

tahun

seluruh siswakelas X SMA Negeri 4
Surakarta. Pengambilan sampel dila-

HASIL PENELITIAN DAN PEM-

kukan

BAHASAN

secara

cluster

random

sampling. Kelas yang terpilih adalah

Sebelum melakukan analisis,

kelas X MIPA 6 dengan jumlah

dilakukan uji prasyarat analisis yaitu

siswa 29 sebagai kelas eksperimen

uji normalitas dan uji homogenitas.

dan kelas X MIPA 7 dengan jumlah

Berdasarkan uji normalitas dan uji

siswa 30 sebagai kelas control.

homogenitas

Tempa untuk melakukan uji coba

bahwa sampel prestasi belajar dari

(try out) dilaksanakan di SMA

kelas eksperimen, kelas kontrol,

Negeri 1 Surakarta.

siswa dengan minat belajar mate-

Teknik

simpulan

data

matika tinggi, sedang, dan rendah

metode

berasal dari populasi yang ber-

dokumentasi yang digunakan untuk

distribusi normal. Uji homogenitas

mengumpulkan

kemampuan

diperoleh simpulan masing-masing

awal siswa, metode angket untuk

sampel dari model pembelajaran dan

data minat belajar matematika siswa,

minat belajar matematika berasal

dan metode tes untuk data prestasi

dari populasi yang homogen.

yang

belajar

pengumpulan

diperoleh

digunakan

adalah

data

matematika

siswa

pada

Berdasarkan perhitungan ana-

materi sistem persamaan linear tiga

va dua jalan dengan sel tak sama,

variabel. Teknik analisis data yang

pada pengujian pengaruh model

digunakan adalah analisis variansi

pembelajaran terhadap prestasi bela-

dua jalan dengan sel tak sama yang

jar diperoleh � = 8,48 > 3,96 =

dilanjutkan uji pasca anava dengan
mneggunakan uji Scheffe. Sebagai

� 0,05;1;53 dan Fa adalah anggota
daerah kritik maka diambil kepu-

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

138

tusan uji H0A ditolak. Hal ini berarti

ngikuti pembelajaran. Selain itu, mo-

bahwa terdapat perbedaan prestasi

del pembelajaran ini diawali dengan

belajar antara siswa yang diberi

pemunculan fenomena nyata sehing-

perlakuan pembelajaran dengan mo-

ga siswa dapat mengkonstruk sendiri

del pembelajaran Problem Based

pemahaman

Learning (PBL) dan model pembela-

pengkonstruksian pemahaman kon-

jaran langsung pada materi sistem

sep ini siswa akan lebih memahami

persamaan linear tiga variabel.Ka-

materi,

rena hanya ada dua model pembe-

sehingga pembelajaran akan lebih

lajaran, maka untuk mengeta-hui

bermakna.Jika dilihat dari tahap

mana yang menghasilkan rerata yang

pembelajarannya, model pembela-

lebih tinggi, cukup dilihat dari rataan

jaran Problem Based Learning (PBL)

marginalnya. Hasil penelitian me-

menuntut siswa untuk aktif mela-

nunjukkan rataan marginal untuk

kukan penyelidikan terhadap masa-

model pembelajaran Problem Based

lah nyata kemudian mendiskusikan-

Learning (PBL) adalah 78,16 se-

nya dalam kelompok kecil. Dengan

dangkan untuk model pembelajaran

adanya diskusi ini akan membantu

langsung diperoleh rataan margi-

siswa yang masih kesulitan mema-

nalnya adalah 66,39. Dari rataan

hami konsep untuk kemudian dapat

mar-ginal tersebut, dapat disimpul-

memahami konsep dengan baik.

kan

bahwa

model

Problem Based

konsepnya.

bukan

hanya

Dengan

menghafal

pembelajaran

Hasil perhitungan uji anava

(PBL)

dua jalan dengan sel tak sama

Learning

� = 45,50 > 3,19 =

memberikan hasil yang lebih baik

diperoleh

daripada model pembelajaran lang-

� 0,05;1;53 dan Fb adalah anggota da-

sung pada materi sistem persamaan
linear tiga variabel.

erah kritik maka diambil keputusan

uji H0B ditolak. Dapat disimpulkan

Hal ini dikarenakan berda-

bahwa terdapat pengaruh tingkat

sarkan pengamatan yang ada di

minat belajar matematika siswa ter-

lapangan pada model pembelajaran

hadap prestasi belajar matematika

(PBL)

siswa pada materi sistem persamaan

siswa lebih bersemangat dalam me-

linear tiga variabel.Oleh karena itu

Problem Based

Learning

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

139

perlu dilakukan uji komparasi ganda

rendah adalah 55,95. Dilihat dari

untuk mengetahui perbedaan rerata

rataan marginalnya dapat disim-

setiap pasangan kolom.

pulkan bahwa siswa dengan minat

Uji komparasi ganda antara

belajar matematika tinggi lebih baik

siswa dengan minat belajar mate-

daripada siswa dengan minat belajar

matika tinggi dan sedang diperoleh

matematika rendah.Fobs = 35,58<

hasil Fobs = 16,94< 6,38 = 2F0,05; 2; 53.

6,38 = 2F0,05; 2; 53.Hal ini berarti siswa

Hal ini berarti siswa dengan minat

dengan minat belajar matematika

belajar matematika tinggi dan sedang

sedang dan rendah memiliki prestasi

memiliki

belajar

prestasi

yang

berbeda

yang

berbeda

secara

secara signifikan. Berdasarkan perhi-

signifikan. Berdasar-kan perhitungan

tungan diperoleh rataan marginal

diperoleh rataan marginal untuk

untuk

matematika

minat belajar mate-matika sedang

tinggi adalah 87,72 dan minat belajar

adalah 74,56 dan minat belajar

matematika sedang adalah 74,56.

matematika rendah adalah 55,95.

Dilihat dari rataan marginalnya dapat

Dilihat dari rataan marginalnya dapat

disimpulkan bahwa siswa dengan

disimpulkan bahwa siswa dengan

minat belajar matematika tinggi lebih

minat belajar matematika sedang

baik daripada siswa dengan minat

lebih baik dari-pada siswa dengan

belajar matematika sedang.Uji kom-

minat belajar ma-tematika rendah.

minat

belajar

parasi ganda antara siswa dengan

Hal ini dimungkinkan karena

minat belajar matematika tinggi dan

siswa dengan minat belajar tinggi le-

rendah diperoleh hasil Fobs = 103,69<

bih giat untuk belajar mandiri se-

6.38 = 2F0,05;

Hal ini berarti

hingga memiliki banyak ide untuk

siswa dengan minat belajar mate-

memecahkan suatu masalah ber-

matika tinggi dan rendah memiliki

dasarkan pengetahuan yang mereka

prestasi belajar yang berbeda secara

miliki, serta berani menyampaikan

signifikan. Berdasarkan perhitungan

ide-ide tersebut dengan lancar. Se-

diperoleh rataan marginal untuk mi-

dangkan siswa dengan minat belajar

nat belajar matematika tinggi adalah

matematika sedang mempunyai ke-

87,72 dan minat belajar matematika

inginan untuk belajar tetapi ketika

2; 53.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

140

menemui permasalahan yang sulit

menunjukkan bahwa pada masing-

dia akan menyerah, dan siswa deng-

masing model pembelajaran yaitu

an minat belajar matematika rendah

model pembelajaran Problem Based

cenderung tidak ada keinginan dalam

Learning maupun model pembela-

dirinya untuk belajar. Oleh karena itu

jaran langsung, perbedaan rata-rata

siswa dengan minat belajar mate-

prestasi belajar siswa dengan minat

matika

tinggi dan sedang, sedang dan ren-

tinggi

memiliki

prestasi

belajar yang lebih baik daripada siswa dengan minat belajar matematika
sedang, siswa dengan minat belajar
matematika tinggi memiliki prestasi
belajar yang lebih baik daripada siswa dengan minat belajar matematika
rendah, dan siswa dengan minat belajar matematika sedang memiliki
prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan minat belajar
matematika rendah.
perhitungan

anava dua jalan sel tak sama, pada
pengujian pengaruh minat belajar
matematika terhadap pretasi belajar
ditinjau dari model pembelajaran di�

� 0,05;1;53 dan �

Hal ini belum sesuai dengan
hipotesis yang menyatakan bahwa
pada model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), siswa yang

mempunyai minat belajar matematika tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada sis-wa
dengan minat belajar matematika sedang maupun rendah, sedangkan siswa yang mempunyai minat belajar

Berdasarkan

peroleh

dah, tinggi dan rendah adalah sama.

= 0,01 < 3,19 =
bukan anggota

matematika

sedang

menghasilkan

prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai
minat belajar matematika rendah.
Pada model pembelajaran langsung,
siswa yang mempunyai minat belajar
matematika tinggi mempunyai pres-

daerah kritik maka diambil kepu-

tasi yang lebih baik dibandingkan

tusan uji H0AB tidak ditolak yang

dengan siswa yang mempunyai mi-

berarti tidak terdapat interaksi antara

nat belajar matematika sedang mau-

minat belajar matematika dan model

pun rendah, sedangkan siswa yang

pembelajaran terhadap prestasi bela-

mempunyai minat belajar matema-

jar. Tidak adanya interaksi tersebut

tika sedang mempunyai prestasi yang

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

141

lebih baik dibandingkan dengan sis-

lah serta berdisukusi kelompok. Sis-

wa yang mempunyai minat belajar

wa dengan minat belajar matematika

matematika rendah.

sedang juga berpartisipasi aktif da-

Berdasarkan

perhitungandi-

lam pembelajaran namun tidak se-

peroleh hasil pada model pembe-

perti minat tinggi, meskipun demi-

lajaran Problem Based Learning dan

kian siswa dengan minat sedang

model pembelajaran langsung, prest-

mampu memahami materi dengan

asi belajar siswa dengan minat

baik. Siswa dengan minat belajar

belajar matematika tinggi meng-

matematika

hasilkanrata-rata nilai prestasi lebih

dingkan dengan siswa minat tinggi

tinggi bila dibandingkan dengan

dan sedang, mereka lebih terlihat pa-

minat belajar matematika sedang dan

sif ketika diskusi kelompok. Siswa

rendah, siswa dengan minat belajar

dengan minat belajar matematika

matematika sedang memiliki rata-

rendah lebih terlihat memiliki ke-

rata nilai prestasi lebih tinggi bila

percayaan diri untuk bertanya terkait

dibandingkan dengan siswa yang

materi yang belum dipahami sehing-

memiliki minat belajar matematika

ga ketiga guru memberikan penjela-

rendah.

san secara individu mereka memaha-

rendah

jika

diban-

mi materi dengan baik. Oleh karena
Perbedaan

rata-rata

siswa

dengan minat tinggi, sedang, dan
rendah sama dimungkinkan karena
pada model pembelajaran Problem
Based Learning siswa dengam minat

belajar matematika tinggi memang
terlihat lebih mendominasi kegiatan
pembelajaran. Siswa dengan minat
belajar matematika tinggi memiliki
kesadaran dan kemauan yang tinggi
untuk mendidentifikasi dan melakukan penyelidikan terhadap masa-

itu, perbedaan rata-rata prestasi belajar siswa dengan minat tinggi dan sedang, sedang dan rendah, tinggi dan
rendah adalah sama.
Pada pembelajaran langsung
perbedaan rata-rata prestasi belajar
siswa dengan minat tinggi dan sedang, sedang dan rendah, tinggi dan
rendah adalah sama. dimungkinkan
karena siswa dengan minat belajar
matematika tinggi ketika guru memberikan penjelasan mereka sangat

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

142

memperhatikan dengan baik. Siswa

Uji komparasi ganda antara

dengan minat belajar matematika

model pembelajaran terhadap pres-

tinggi juga memiliki kemauan untuk

tasi belajar ditinjau dari minat belajar

mencatat, kesadaran untuk bertanya

matematika diperoleh �

jika ada materi yang belum dipahami, dan mampu memahami materi

3,19 = � 0,05;1;53 dan

= 0,01 <
Fab

bukan

anggota daerah kritik maka diambil

pelajaran dengan lebih baik jika di-

keputusan uji H0AB tidak ditolak.

bandingkan dengan siswa yang me-

Dari

miliki minat belajar matematika

bahwa bahwa pada masing-masing

sedang dan rendah. Pada siswa

minat belajar matematika (tinggi,

dengan minat belajar matematika se-

sedang, dan rendah) pembelajaran

dang mereka juga mengikuti pem-

dengan menggunakan model pembe-

belajaran dengan baik, meskipun ku-

lajaran Problem Based Learning sa-

rangnya kesadaran dan juga ke-

ma efektifnya dengan dengan model

mauan untuk bertanya terkait materi

pembelajaran langsung artinya per-

yang belum mereka pahami namun

bedaan rata-rata siswa dengan model

siswa mampu memahami materi

pembelajaran Problem Based Learn-

dengan baik jika dibandingkan de-

ing dan langsung pada siswa dengan

ngan siswa yang memiliki minat

minat belajar matematika tinggi,

belajar matematika rendah. Siswa de-

sedang dan rendah adalah sama. Hal

ngan minat belajar matematika ren-

ini belum sesuai dengan hipotesis

dah mereka sangat kurang me-miliki

yang menyatakan bahwa pada siswa

kesadaran dan kemauan dalam mem-

dengan minat belajar matematika

perhatikan pelajaran, namun adanya

tinggi, siswa yang memperoleh mo-

bimbingan individu dari guru mem-

del pembelajaran Problem Based

buat mereka lebih mudah memahami

Learning (PBL) menghasilkan pres-

materi. Oleh karena itu, perbedaan

tasi belajar yang sama baiknya de-

rata-rata prestasi belajar siswa de-

ngan siswa yang memperoleh model

ngan minat tinggi dan sedang, se-

pembelajaran langsung, pada siswa

dang dan rendah, tinggi dan rendah

dengan minat belajar matematika se-

adalah sama.

dang dan rendah, siswa yang mem-

hasil

tersebut

disimpulkan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

143

peroleh model pembelajaran Pro-

ing lebih antusias untuk belajar dan

blem Based Learning (PBL) meng-

menyelesaikan soal–soal pada materi

hasilkan prestasi belajar yang lebih

sistem persamaan linear tiga vari-

baik jika dibandingkan dengan siswa

abel. Pada pembelajaran langsung

yang memperoleh model pembe-

siswa dengan minat belajar mate-

lajaran langsung pada materi sistem

matika tinggi belajar dengan pen-

persamaan linear tiga variabel.

jelasan dari guru. Meskipun demi-

Dari perhitungan diperoleh

kian siswa dengan minat belajar ma-

bahwa rata-rata prestasi belajar mate-

tematika tinggi sama-sama mudah

matika kelas eksperimen pada tiap

dalam memahami materi sehingga

tingkatan minat belajar matematika

model pembelajaran Problem Based

selalu lebih tinggi dari pada kelas

Learning dan model pembelajaran

kontrol. Hal tersebut sejalan dengan

langsung sama efektifnya.

tidak adanya interaksi antara model
pembelajaran

dan

belajar

matematika sedang pada model pem-

matematika terhadap prestasi belajar.

belajaran Problem Based Learning

Dari hal tersebut dapat diketahui

siswa lebih terihat antusias dalam

bahwa

pem-

pembelajaran kelompok maupun ke-

belajaran Problem Based Learning

tika mengerjakan soal. Meskipun de-

dan model pembelajaran langsung

mikian, siswa dengan minat belajar

tidak bergantung pada minat belajar

matematika sedang pada model pem-

matematika.

belajaran Problem Based Learning

penggunaan

minat

Siswa dengan minat belajar

model

Perbedaan rata-rata prestasi

maupun model pembelajaran lang-

belajar siswa pada model pem-

sung sama-sama memahami materi

belajaran Problem Based Learning

dengan baik sehingga model pem-

dan model pembelajaran langsung

belajaran Problem Based Learning

ditinjau dari minat tinggi, sedang,

dan model pembelajaran langsung

dan rendah adalah sama dimung-

sama efektifnya. Pada siswa dengan

kinkan

dengan

minat belajar matematika rendah, ke-

minat belajar matematika tinggi pada

tika siswa mendapatkan pembela-

pembelajaran Problem Based Learn-

jaran Problem Based Learning siswa

karenakan

siswa

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

144

lebih terlihat memiliki antusias da-

belajar matematika yang lebih

lam belajar jika dibandingkan deng-

baik daripada siswa dengan mi-

an model pembelajaran langsung.

nat belajar matematika sedang,

Siswa dengan minat belajar matema-

siswa dengan minat belajar mate-

tika rendah sulit dalam memahai

matika tinggi memiliki prestasi

materi, namun pada Problem Based

belajar matematika yang lebih

Learning siswa lebih memiliki ke-

baik daripada siswa dengan mi-

percayaan diri untuk bertanya terkait

nat belajar matematika rendah,

materi yang belum dipahami, se-

dan siswa dengan minat belajar

dangkan pada pembelajaran lang-

matematika

sung siswa hanya diam. Adanya pen-

prestasi yang lebih baik daripada

jelasan dari guru secara individu

siswa

pada siswa dengan minat belajar

matematika rendah.

sedang

dengan

minat

memiliki

belajar

matematika rendah lebih memu-

3. Pada masing-masing model pem-

dahkan siswa untuk memahami ma-

belajaran, siswa yang mempu-

teri sehingga model pembelajaran

nyai minat belajar matematika

Problem Based Learning dan model

tinggi menghasilkan prestasi be-

pembelajaran langsung sama efektif-

lajar yang sama dengan siswa

nya.

yang memiliki minat belajar
matematika sedang, siswa yang

PENUTUP

mempunyai minat belajar mate-

Simpulan dan Saran
1. Model

pembelajaran

matika tinggi menghasilkan presProblem

Based Learning (PBL) meng-

hasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada
model pembelajaran langsung pada materi sistem persamaan linear tiga variabel.
2. Siswa dengan minat belajar ma-

tasi belajar yang sama dengan
siswa yang memiliki minat belajar matematika rendah, dan siswa
yang mempunyai minat belajar
matematika sedang menghasilkan
prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki minat
belajar matematika rendah.

tematika tinggi memiliki prestasi

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

145

4. Pada masing-masing tingkat mi-

langsung. Sedangkan kepada peneliti

nat belajar matematika siswa,

lain, dapat mencoba mengembang-

siswa yang memperoleh model

kan model pembelajaran Problem

pembelajaran

Based

Based Learning (PBL) pada materi

(PBL)menghasilkan

selain sistem persamaan linear tiga

Learning

Problem

prestasi belajar yang sama de-

variabel

ngan siswa yang memperoleh

karakteristik materiyang cocok dan

model pembelajaran langsung da-

kele-mahan-kelemahan

lam pembelajaran materi sistem

pada model pembelajaran tersebut.

dengan

memperhatikan

yang

ada

persamaan linear tiga variabel
Berdasarkan hasil penelitian,
pada masing-masing tingkat minat
belajar

matematika

siswa,

DAFTAR PUSTAKA
[1] Aunurrahman. (2012). Belajar
dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based
Learning

(PBL)

menghasilkan

prestasi belajar matematika yang
lebih baik jika dibandingkan dengan
model pembelajaran langsung pada
materi sistem persamaan linear tiga
variabel. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan

guru

agar

dapat

menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada

materi sistem persamaan linear tiga
variabel sebagai salah satu alternatif
dalam pembelajaran karena untuk
setiap

tingkat

minat

belajar

matematika siswa, model ini dapat
menghasilkan prestasi yang lebih

[2] Barrow, H. S. (2006). Goals and
Strategies of a Problem-based
Learning
Facilitator.
Interdisciplinary Journal
of
Problem-Based Learning. 1 (1),
21-39.
[3] Lahinda, Y. dan Jailani. (2015).
Analisis Proses Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah
Menengah Pertama (Versi Elektronik). Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 2 (1), 148-161.
[4] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Modul Pembelajaran untuk Sekolah Menengah
Pertama . (2016). Jakarta: Kemendikbud.
[5] Pusat Penilaian Pendidikan.
(2015). Panduan Pemanfaatan
Hasil UN Tahun Pelajaran
2015/2016 untuk Perbaikan Mu-

baik daripada model pembelajaran

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

146

tu Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.

[6] Rachmadi. (2004). Model-model
Pembelajaran Matematika untuk
SMP. Jogjakarta: PPG Matematika.
[7] Slameto. (2010). Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
[8] Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
[9] Syah, M. (2013). Psikologi
Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
[10] Ubale, A.Z., NASIR, N.,
Abdullah, A.H. (2015). Impact
of
Students’
Interest
on
Learning Islamic Education
among SMKA Students in
Kuala Terengganu, Malaysia.
Mediterranean Journal of Social
Sciences MCSER Publishing,
Rome-Italy. 6 (6), 106.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

147

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Pen

0 2 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Peneliti

0 4 18

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROJECT BASED Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Model Problem Based Learning (PBL) Dan Project Based Learning (PjBL) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Komunikasi

0 2 14

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MATH EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MATH MAGIC DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA MTs. MASALIKIL HUDA JEPARA K

0 1 18

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP N 1 WONOSARI KLATEN.

0 0 8

EKSPERIMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Kelas VIII SMP N I Wonosari Tahun Ajaran 2008/2009).

0 0 9

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR DITINJAU DARI READING COMPREHENSION SISWA SMK KELAS X TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SE-KOTAMADYA BANJARMASIN.

0 0 19

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning (DL) pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kabupa

0 0 18

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Penelitian Dilakukan di SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

0 0 20

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Penelitian Dilakukan di SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/ 2017) - UNS Institutional Reposi

0 0 17