1. petunjuk pengisian abk ditjenim online

Direktorat Jenderal Imigrasi

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

0

Direktorat Jenderal Imigrasi

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Direktorat Jenderal Imigrasi memiliki peran penting dan strategis
dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum
Dan Hak Asasi Manusia, Nomor: M.09.PR.07-10 tahun 2007 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Hukum Dan HAM, Pasal 520
mengenai Direktorat Jenderal Imigrasi yang mempunyai tugas merumuskan
dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang imigrasi. Hal
tersebut akan terwujud secara optimal melalui kinerja yang tinggi dari

segenap jajarannya.
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan perhitungan Analisis
Beban

Kerja

(ABK)

yang

mengacu

pada

Keputusan

Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang
Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja

Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. Dan analisis
beban kerja merupakan salah satu unsur penting dalam kaitannya dengan
reformasi birokrasi.
Hal ini dikarenakan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik
semakin besar, namun profesionalisme yang diharapkan belum sepenuhnya
terwujud. Salah satu penyebab utama adalah distribusi pegawai pada suatu
unit kerja atau satuan kerja belum mengacu pada kebutuhan organisasi
yang sebenarnya, dalam arti belum didasarkan pada beban kerja yang ada.
Menumpuknya pegawai di satu unit kerja dan kurangnya pegawai di unit
kerja yang lain merupakan suatu contoh yang nyata dari permasalahan
tersebut.
Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme pegawai negeri sipil
dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan.
diperlukan perbaikan dan penataan ulang manajemen kepegawaian ke arah
yang

lebih

baik,


terarah,

mempunyai

pola

yang

jelas,

serta

berkesinambungan (sustainable).
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

1

Direktorat Jenderal Imigrasi

Analisis beban kerja dapat dijadikan salah satu dasar untuk

menetapkan kebijakan di bidang kepegawaian sehingga formasi pegawai
yang telah disusun dapat memenuhi kebutuhan pegawai negeri sipil di
lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi untuk pelaksanaan tugas secara
profesional, efektif dan efisien. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang
menyatakan bahwa sebagai unsur aparatur negara Pegawai Negeri Sipil
harus memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional.

B.

Tujuan Dan Manfaat
Analisis Beban Kerja merupakan suatu teknik manajemen yang
dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat
efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja.
Pelaksanaan Analisis Beban Kerja bertujuan untuk menghasilkan suatu
standar pengukuran bagi pegawai/unit organisasi dalam melaksanakan
kegiatannya, yaitu berupa norma waktu penyelesaian pekerjaan, tingkat
efektivitas dan efisiensi kerja, standar beban kerja, prestasi kerja,
penyusunan formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur kerja
dan manajemen lainnya.

Hasil Analisis Beban Kerja juga dapat dijadikan alat ukur untuk
meningkatkan produktivitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam
rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan
aparatur negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun
kepegawaian.
Tujuan dari hasil analisis beban kerja, antara lain sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi
menggambarkan

efisiensi

dan

prinsip

rasional,

efektifitas
efektif,


beban
efisien,

kerja

yang

realistis

dan

operasional secara nyata.
2. Memetakan kondisi riil pegawai baik kuantitatif maupun kualitatif beserta
kompetensi yang dibutuhkan pada suatu unit kerja sebagai bahan
perumusan formasi dan rasio kebutuhan pegawai untuk keperluan
penataan kelembagaan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

2


Direktorat Jenderal Imigrasi

3. Memperjelas dan mempertegas penyusunan format kelembagaan yang
akan

dibentuk

secara

lebih

proporsional

sehingga

tercapai

keseimbangan antara kewenangan dan tujuan organisasi dengan
besaran organisasinya.

Manfaat dari hasil Analisis Beban Kerja antara lain sebagai berikut:
1. Penataan/penyempurnaan struktur organisasi;
2. Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
4. Sarana peningkatan kinerja kelembagaan;
5. Penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan, penyusunan
Daftar Susunan Pegawai (DSP) atau bahan penetapan eselonisasi
jabatan struktural;
6. Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan
beban kerja organisasi;
7. Program mutasi pegawai dari unit yang berkelebihan ke unit
yang kekurangan;
8. Program promosi pegawai;
9. Reward and punishment terhadap unit atau pejabat;
10.Bahan penyempurnaan program diklat.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

3


Direktorat Jenderal Imigrasi

BAB II
TEKNIS PELAKSANAAN

A.

Pengertian
Dalam Analisis Beban Kerja, terdapat beberapa pengertian/ istilah
sebagai berikut:
Analisis Beban Kerja

:

Suatu teknik manajemen yang dilakukan
secara sistematis untuk memperoleh informasi
mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja
organisasi berdasarkan volume kerja.

Volume kerja


:

Efektivitas dan efisiensi
kerja

:

Sekumpulan
pekerjaan
yang
dapat
diselesaikan dalam waktu 1 tahun.
Perbandingan antara beban kerja dan jam
kerja efektif dalam rangka penyelesaian tugas
dan fungsi organisasi.

Beban kerja

:


Besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh
suatu jabatan atau unit organisasi, dan
merupakan hasil kali antara volume kerja dan
norma waktu.

:

Waktu
yang
wajar
dan
nyata-nyata
dipergunakan secara efektif dengan kondisi
normal oleh seorang pemangku jabatan untuk
menyelesaikan
satu
tahapan
proses
penyelesaian pekerjaa

Pengukuran kerja

:

Teknik yang dilakukan secara sistematis untuk
menetapkan standar norma waktu kerja.

Jam kerja kantor

:

Jam kerja formal yang ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Jam kerja efektif

:

Jam kerja yang harus dipergunakan untuk
berproduksi/ menjalankan tugas, yaitu jam
kerja kantor dikurangi waktu luang.

Waktu luang

:

Jam kerja yang diperkenankan untuk
dipergunakan secara tidak produktif seperti ke
kamar kecil.

Produk

:

Output yang dihasilkan oleh unit kerja sebagai
hasil dari suatu proses input dengan proses
tertentu dan dirumuskan dalam kata benda
atau yang dibendakan.

Norma waktu

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

4

Direktorat Jenderal Imigrasi

B.

Hasil Analisis Beban Kerja

:

Data dan informasi dalam pelaksanaan
Analisis Beban Kerja yang dicantumkan dalam
Form A, Form B, Form C, Form D, Form E.

Laporan Analisis Beban
Kerja

:

Naskah yang berisi hasil Analisis Beban Kerja
disertai penjelasan kuantitatif dan kualititatif
dari hasil Analisis Beban Kerja tersebut.

Efisiensi

:

Adalah kemampuan Sumber Daya Manusia
Aparatur Negara untuk melaksanakan kegiatan
umum pemerintahan dan pembangunan,
dengan memperhatikan usaha panghematan
atas sumber daya, untuk mengoptimalkan
produk, atau kombinasi keduanya, yang dapat
dilakukan balk melalui peningkatan metode
kerja,
penggunaan
teknologi
maupun
peningkatan efektivitas manajemen.

Jam Kerja Efektif
Untuk dapat melakukan Analisis Beban Kerja secara baik dan benar
terlebih dahulu perlu ditetapkan alat ukur sedemikian rupa, sehingga
pelaksanaannya dapat dilakukan secara transparan dan obyektif. Alat ukur
yang dimaksud adalah jam kerja efektif, yaitu jam kerja yang harus diisi
dengan kerja untuk menghasilkan suatu produk baik bersifat konkrit atau
abstrak (benda atau jasa).

Kemudian menurut Surat Edaran Nomor IMI-710-GR.01.01 tahun
2013

tentang Penerbitan Paspor Republik Indonesia dalam waktu

paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak dilakukan foto dan wawancara.
Maksud ditetapkannya surat edaran ini untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dan memberikan kepastian waktu penerbitan paspor kepada
masyarakat sebagai pelaksanaan amanat Instruksi Presiden Nomor 1
tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi
tahun 2013.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

5

Direktorat Jenderal Imigrasi

Selanjutnya menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER/87/M.PAN/8/2005 tentang Pedoman Peningkatan
Pelaksanaan Efisiensi, Penghematan Dan Disiplin Kerja Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara yang mengacu pada Keputusan
Presiden Nomor 68 tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan
Lembaga Pemerintah telah ditentukan jam kerja instansi pemerintah
sebanyak 37,5 jam per minggu.

Sesuai dengan Instruksi Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI143.KP.06.10 tahun 2012 tentang Tertib Kerja Dilingkungan Kantor
Direktorat Jenderal Imigrasi atas ketentuan tersebut, perhitungan jam
kerja efektif yang akan digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan
analisis beban kerja adalah:
Jam kerja formal perminggu:
Senin s/d kamis : 07.30-12.00

Jumat

4 jam 30 menit X 4

= 1080 menit

13.00-16.00

3 jam

X 4 = 720 menit

: 07.30-11.30

4 jam

= 240 menit

3 jam 30 menit

= 210 menit

Total

= 2250 menit

13.00-16.30

Jam kerja efektif per minggu dengan allowance (waktu luang) sebesar 25% dari jam:
75/100 X 2250 menit = 1687,5 menit = 28 jam 7,5 menit

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

6

Direktorat Jenderal Imigrasi

Jam Kerja Efektif Perhari:
5 hari kerja = 1687,5 menit : 5 = 337,5 menit = 5 jam 37,5 menit

Jam Kerja Efektif Pertahun:

Hari Libur Nasional Tahun 2013
1 Januari (Tahun Baru Masehi)
24 Januari (Maulid Nabi Muhammad SAW)
10 Februari (Tahun Baru Imlek 2564)
12 Maret (Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935)
29 Maret (Wafat Yesus Kristus)
9 Mei (Kenaikan Yesus Kristus)
25 Mei (Hari Raya Waisak Tahun 2557)
6 Juni (Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW)
8-9 Agustus (Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriah)
17 Agustus (Hari Kemerdekaan RI)
15 Oktober (Idul Adha 1434 Hijriah)
5 November (Tahun Baru Hijriah 1435 Hijriah)
25 Desember (Hari Raya Natal)
Jadwal Cuti Bersama Tahun 2013
5,6, dan 7 Agustus cuti bersama Idul Fitri
14 Oktober cuti bersama Idul Adha 1434 Hijriah
26 Desember cuti bersama Hari Raya Natal

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

7

Direktorat Jenderal Imigrasi

Jumlah hari kerja per tahun
Libur sabtu-minggu

365 hari
104 hari

Libur resmi

17 hari

Hak cuti

12 hari
133 hari

Jadi 365 hari – 133 hari = 232 hari
337,5 menit x 232 hari = 78300 menit = 1305 jam.
Jam kerja efektif tersebut akan menjadi alat pengukur dari beban kerja yang
dihasilkan setiap unit kerja.

C.

Waktu Pelaksanaan
Analisis Beban Kerja pada setiap unit kerja di lingkungan Direktorat
Jenderal Imigrasi dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan
setiap tahun sekali. Apabila dipandang perlu, Analisis Beban Kerja pada unit
kerja dapat dilaksanakan sewaktu waktu, misalnya karena terjadi perubahan
kebijakan

yang

mengakibatkan

perubahan

system

dan

prosedur,

penyempurnaan organisasi, atau alasan lain sesuai dengan kebijakan
pimpinan.
D.

Pelaksanaan Analisis Beban Kerja
Analisis beban kerja dilaksanakan secara sistematis dengan tahapan
sebagai berikut:
I.

Pengumpulan data

II. Pengolahan data
III. Penyusunan laporan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

8

Direktorat Jenderal Imigrasi

D.I.

Pengumpulan Data
Pengumpulan Data Beban Kerja dilakukan secara online, melalui
tautan

yang

disematkan

di

website

resmi

Ditjen

Imigrasi

yaitu

http://www.imigrasi.go.id. Adapun teknis pengisian form online survei beban
kerja Ditjen Imigrasi tahun 2013 adalah sebagai berikut:

a.

Buka laman http://www.imigrasi.go.id kemudian klik tautan “Form Pengisian
Survey Beban Kerja”

Klik

b.

Setelah tautan tersebut diklik maka responden akan secara otomatis menuju
ke form survey sebagaimana berikut:

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

9

Direktorat Jenderal Imigrasi

Klik Next

c.

Kemudian pilihlah unit kerja yang sesuai dengan jabatan responden,

Pilih
centang

Klik Next

d.

Kemudian silahkan mengisi data awal dengan pilihan yang telah tersedia,
lalu klik next, sebagaimana berikut ini:

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

10

Direktorat Jenderal Imigrasi

Klik Next

e.

Bila jabatan atau uraian jabatan telah tersedia, maka silahkan mengisi
sesuai jabatan responden sebagaimana petunjuk berikut:

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

11

Direktorat Jenderal Imigrasi

Pilihan unit
organisasi

Kemudian isilah tabel yang tersedia sesuai dengan jabatan responden, contohnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

12

Direktorat Jenderal Imigrasi

Uraian
tugas
Bila
memerlukan
keterangan
lebih lanjut

Jenis media
kerja (manual,
semi otomatis,
otomatis)
Kata yg
menggabarkan
ouput pekerjaan

f.

Banyaknya volume
kerja selama satu
tahun

Waktu rata-rata
menyelesaikan
tugas

Peralatan yang
digunakan

Selanjutnya Apabila jabatan/uraian jabatan Responden belum tercantum
ataupun terdapat uraian jabatan yang belum tertera pada tabel-tabel di atas,
maka Responden dapat mengisinya atau melengkapinya pada halaman berikut:

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

13

Direktorat Jenderal Imigrasi

Uraian jabatan
sesuai

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

14

Direktorat Jenderal Imigrasi

g.

Setelah itu pilihlah kategori jabatan responden sebagai structural atau
fungsional. Kemudian jelaskan apakah responden mengerti mengenai kondisi
unit kerja seperti jumlah pegawai, golongan, kepangkatan, dlsb. Bila “Ya” maka
responden akan menuju pengisian form berikutnya.

kategori
jabatan

pilihan
Klik next

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

15

Direktorat Jenderal Imigrasi

Klik next
h.

Selanjutnya responden akan tiba pada akhir survei

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

16

Direktorat Jenderal Imigrasi

Klik submit
Setelah melengkapi data-data responden, silahkan klik submit.
Data-data yang telah diisi oleh responden akan masuk ke dalam sistem dan
kemudian akan diolah.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

17

Direktorat Jenderal Imigrasi

LAMPIRAN PERATURAN
1.

Instruksi Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI- 143.KP.06.10 Tahun 2012
tentang Tertib Jam Kerja Dilingkungan Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

18

Direktorat Jenderal Imigrasi

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

19

Direktorat Jenderal Imigrasi

2.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1995 Tentang
Hari Kerja Dilingkungan Lembaga Pemerintah Presiden Republik Indonesia.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 68 TAHUN 1995
TENTANG
HARI KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PEMERINTAH
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
a. bahwa berdasarkan penilaian pelaksanaan uji coba penerapan 5 (lima) hari kerja
dalam satu Minggu yang dilaksanakan selama satu tahun terakhir, penerapan hari
dan jam kerja yang baru perlu dilaksanakan secara bertahap di lingkungan
Lembaga Pemerintah baik Tingkat Pusat maupun di lingkungan Pemerintah Daerah;
b. bahwa untuk memberi landasan hukum yang cukup baik pelaksanaan hari dan
jam kerja yang baru tersebut, dipandang perlu menetapkan dengan Keputusan
Presiden.
Mengingat:
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(Lembaga Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3041);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3176).
Memutuskan:
Menetapkan:
KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG HARI KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA
PEMERINTAH
(1) Hari kerja bagi seluruh lembaga Pemerintah Tingkat Pusat dan Pemerintah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya ditetapkan lima hari kerja mulai hari Senin
sampai dengan hari Jumat.
(2) Jumlah jam kerja efektif dalam lima hari kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) adalah 37,5 jam, dan ditetapkan sebagai berikut:
a. Hari Senin sampai dengan Hari Kamis: Jam 07.30 - 16.00 Waktu istirahat: Jam
12.00 - 13.00
b. Hari Jumat:Jam 07.30 - 16.30 Waktu istirahat:Jam 11.30 - 13.00.
Pasal 2
Ketentuan tentang hari dan jam kerja bagi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
termasuk Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di lingkungan Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia ditetapkan tersendiri oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan
setelah mendengar pertimbangan Panglima Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

20

Direktorat Jenderal Imigrasi

Pasal 3
(1) Dikecualikan dari ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 adalah:
a. Unit-unit di lingkungan lembaga Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 yang tugasnya bersifat pemberian pelayanan kepada masyarakat;
b. Lembaga pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA);
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan lebih
lanjut oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah dengan koordinasi dan
setelah mendapat persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pasal 4
(1) Penerapan ketentuan tentang hari dan jam kerja di lingkungan Pemerintah
Daerah Tingkat I selain Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, lembaga
Pemerintah tingkat Pusat yang berada di Daerah serta Pemerintah Daerah Tingkat
II,dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan dan kebutuhan masingmasing daerah.
(2) Pelaksanaan penerapan ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat(1) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri atau
Menteri Teknis yang bersangkutan dengan koordinasi dan setelah mendapat
persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pasal 5
Menteri atau Pimpinan Lembaga yang menerapkan lima hari kerja dapat mengatur
penugasan siaga tugas pada hari Sabtu di lingkungan lembaga masing-masing.
Pasal 6
Bagi Lembaga Pemerintah yang melaksanakan ketentuan tentang hari dan jam
kerja sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden ini tidak berlaku ketentuan
serupa yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1964 tentang
Jam Kerja Pada Kantor-kantor Pemerintah Republik Indonesia dan Keputusan
Presiden Nomor 24 Tahun 1972tentang Jam Kerja Dalam Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Raya.
Pasal 7
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 1995.
Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 27 September 1995
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

21

Direktorat Jenderal Imigrasi

3.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

4.

Keputusan Presiden Nomor 68 tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan
Lembaga Pemerintah telah ditentukan jam kerja instansi pemerintah
sebanyak 37,5 jam per minggu.

5.

Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan Dan
Pemberantasan Korupsi tahun 2013.

6.

Peraturan Menteri pendayagunaan aparatur Negara Republik Indonesia
nomor : PER/87/M.PAN/8/2005 tentang Pedoman Peningkatan Pelaksanaan
Efisiensi, Penghematan Dan Disiplin Kerja Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara.

7.

Peraturan

Menteri

Pendayagunaan

PER/87/M.PAN/8/2005

tentang

Aparatur

Pedoman

Negara

Peningkatan

Nomor:

Pelaksanaan

Efisiensi, Penghematan Dan Disiplin Kerja Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara
8.

Keputusan

Menteri

Pendayagunaan

Aparatur

Negara

Nomor:

KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai
Berdasarkan Beban Kerja
9.

Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia, Nomor: M.09.PR.07-10
tahun 2007 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Hukum Dan
HAM

10.

Surat Edaran Nomor IMI-710-GR.01.01 tahun 2013

tentang Penerbitan

Paspor Republik Indonesia dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak
dilakukan foto dan wawancara.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Analisis Beban Kerja

22