Kualitas Daya Listrik Industri (1)
Kualitas Daya Listrik Industri
Muhammad Hamdani Rizal
Teknik Elektro
Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat, Indonesia
[email protected]
Abstract—Makalah ini menjelaskan mengenai permasalahan
kualitas daya listrik pada industri. Disamping itu, akibat dari
buruknya kualitas daya listrik sangat mempengaruhi proses dan
hasil dari produksi. Rekomendasi batas harmonisa dan mitigasi
yang sebaiknya dilakukan dalam perbaikan kualitas daya listrik
industri juga dipaparkan dalam makalah ini.
•
Kata Kunci : industri, kualitas daya listrik industri, harmonisa,
mitigasi kualitas daya listrik
I. PENDAHULUAN
Kualitas daya listrik menjadi sangat penting untuk
diperhatikan, ketika semakin sensitifnya suatu peralatan baik di
industri maupun di rumah tangga, kualitas daya listrik menjadi
suatu hal yang perlu diperhatikan. Hal ini untuk mengurangi
kemungkinan kerusakan-kerusakan peralatan sensitif tersebut.
Beban-beban non-linier juga menjadi salah satu faktor
penting yang mempengaruhi kualitas daya listrik. Beban
tersebut merupakan sumber harmonik yang dapat menurunkan
kualitas daya listrik. Beban non-linier adalah beban dimana
bentuk gelombang keluarannya tidak sebanding dalam setiap
setengah siklus, sehingga gelombang keluaran arus dan
tegangannya tidak sama dengan gelombang masukannya
(mengalami distorsi).
Beberapa beban non linier adalah inti magnet pada trafo dan
mesin berputar, mesin-mesin sinkron, pengelasan, photovoltaic
inverter, dan peralatan elektronik kantor. Kualitas daya listrik
pada industri sangat penting, karena sangat mempengaruhi
proses dan hasil akhir produksi. Selain itu, masih banyak akibat
yang dihasilkan jika kualitas daya listrik dalam industri buruk.
•
•
•
•
II. PERMASALAHAN KUALITAS DAYA LISTRIK
Identifikasi kualitas daya listrik perlu dilakukan untuk
melakukan perbaikan atau peningkatan kualitas daya. Beberapa
permasalahan pada kualitas daya listrik antara lain :
• Tegangan Turun (Voltage Dip)
Penurunan nilai tegangan RMS pada kisaran 10-90%
dalam kurun waktu antara 0,5 siklus hingga kurang dari
satu menit. Penyebab kejadian ini antara lain adanya
kenaikan beban atau pengasutan motor kapasitas besar.
Gejala ini berakibat pada terganggunya rangkaian
sensing pada komputer dan kontrol, serta terdapat
beberapa peralatan yang tidak dapat bekerja.
• Tegangan Swell
Peningkatan nilai tegangan RMS pada kisaran 110180% dalam kurun waktu antara 0,5 siklus hingga
•
•
•
kurang dari satu menit. Penyebab kejadian ini antara
lain kegagalan sistem, switching loads dan switching
kapasitor.
Akibat dari gejala swell adalah rusaknya peralatan
karena kegagalan isolasi.
Transien
Penyimpangan sesaat yang tidak diinginkan dari
tegangan supplya atau arus beban.
Harmonik
Merupakan distorsi sinusoidal periodik tegangan suplai
atau arus beban yang disebabkan oleh beban non linier.
Akibat dari distorsi harmonik adalah overheating pada
motor berbeban, gangguan pada relai, dan rusaknya
isolasi.
Distorsi Tegangan
Bentuk gelombang arus mengandung distorsi periodik
yang bersifat sinusoidal, yang tidak merupakan
kelipatan bilangan bulat dari frekuensi pasokan
mendasar.
Flicker
Istilah yng digunakan untuk menggambarkan efek
visual variasi tegangan kecil pada peralatan
pecahayaan tegangan listrik.Rentang frekuensi
gangguan yang mempengaruhi perlatan pencahayaan ,
yang terdeteksi mata manusia adalah 1-30 Hz.
Ketidakseimbangan Tegangan
Adanya perbedaan tegangan pada masing-masing
phasa pada sisem tiga phasa, dimana sudut normal
antar phase adalah 120o.
Akibat dari ketidakseimbangan tegangan adalah timbul
overheating pada perlatan tiga phasa.
Deviasi frekuensi
Variasi frekuensi dari frekuensi pasokan nominal, di
atas atau di bawah tingkat yang telah ditentukan,
biasanya ± 0,1 %.
Gangguan Transien
Didefinisikan sebagai penurunan tegangan suplai atau
arus beban, ke tingkat yang kurang dari 10 % dalam
waktu yang tidak lebih dari 1 menit. Kegagalan dapat
disebabkan oleh kesalahan sistem, kegagalan peralatan
sistem atau kerusakan control dan proteksi.
Outage
Gangguan yang memiliki durasi lebih dari satu menit.
Akibat dari gejala outage adalah peralatan shutdown
atau tidak bekerja.
III. PENGARUH KUALITAS DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI
Pengaruh kualitas daya pada sektor industri sangat
berpengaruh pada aspek operasi industri.
• Loss Produksi
Setiap kali produksi terganggu oleh adanya kualitas
daya yang buruk, akan berakibat pada hasil produksi
yang buruk atau tidak sempurna, sehingga tidak dapat
dijual dan menyebabkan kerugian dari segi bisnis.
• Gangguan Manufaktur
Proses manufaktur yang terganggu, mengakibatkan
tidak
maksimalnya
performa
mesin
untuk
menghasilkan proses produksi. Hal ini mengakibatkan
kualitas produk dan kuantitas yang dihasilkan
berkurang atau tidak sesuai dengan target yang telah
direncanakan.
• Hilangnya Pendapatan
Adanya gangguan pada proses manufaktur dapat
mempengaruhi hasil penjualan karena jadwal produksi
yang tidak sesuai perencanaan.
• Biaya Produktivitas
Tenaga kerja menganggur karena adanya gangguan,
membersihkan area operasi, atau pemeliharaan
korektif dan pengalihan sumber daya, yang mana
menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya
untuk hal tersebut.
• Daya Saing Menurun
Gangguan pada kualitas daya mempengaruhi ketidak
puasan konsumen dikarenakan produksi yang tidak
maksimal, sehingga menurunkan daya saing bagi
manufaktur tersebut.
• Kehilangan Peluang
Gangguan pada produksi mengakibatkan hilangnya
peluang dalam penjualan, pertama produk baru tidak
bisa diluncurkan pada waktunya, kedua penjualan
terhadap produk dengan permintaan tinggi tidak dapat
terpenuhi secara maksimal.
• Produk Rusak
Gangguan kualitas daya terkadang mempengaruhi
hasil akhir dari produk yang rusak. Kerusakan produksi
menjadikan bertambahnya biaya untuk bahan produksi
• Energi Terbuang
Adanya gangguan pada kualitas daya menjadikan
banyaknya energi yang terbuang, karena harus
mengulang kembali proses produksi dari awal.
• Menurunkan umur peralatan
Energi yang besar, kecepatan kenaikan dan waktu
transien dapat mengakibatkan kerusakan rangkaian
elektronik, bahkan menjadikan motor dan trafo
menjadi overstress dan memperpendek umur peralatan
tersebut.
IV. REKOMENDASI BATAS HARMONISA
Harmonisa merupakan fenomena dimana bentuk gelombang
pada frekuensi-frekuensi tinggi merupakan kelipatan dari
frekuensi dasarnya, seperti 100Hz, 150Hz, 200Hz, dan
seterusnya, yang dapat mengganggu suplai daya listrik pada
frekuensi dasarnya (50Hz). Bentuk gelombang arus maupun
tegangan yang idealnya adalah sinusoidal murni, akan menjadi
cacat akibat distorsi harmonisa yang terjadi.
Tingkat harmonisa yang melewati standar dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan panas pada peralatan.
Bahkan pada kondisi terburuk dapat terjadi gangguan (hanging
up), bahkan kerusakan permanen pada beberapa peralatan
elektronik yang sensitif.
Gambar 1. Bentuk Gelombang Arus dan Tegangan
Kiri (tidak terdistorsi); Kanan (terdistorsi)
TABEL 1. STANDAR DISTORSI HARMONISA (IEEE)
Batas Tegangan Distorsi
Tegangan Bus V pada
PCC
Individual
harmonic (%)
Total Harmonic Distorion
THD (%)
V ≤ 1,0 kV
5,0
8,0
1 kV ≤ V ≤ 69 kV
3,0
5,0
69 kV < V ≤ 161 kV
1,5
2,5
161 kV < V
1,0
1,5
Batas Arus Distorsi (120 V – 69 kV)
Ihs / IL
THD
< 20*
5,0
20 - 50
8,0
50 - 100
12,0
100 - 1000
15,0
‘> 1000
20,0
*Seluruh perlengkapan pembangkitan daya dibatasi pada nilai arus
distorsi ini, tanpa melihat nilai sebenarnya dari Ihs / IL
Ihs = arus hubung singkat maksimum; IL = arus beban maksimum
V. MITIGASI KUALITAS DAYA LISTRIK
A. Peralatan Mitigasi dengan Penyimpanan Energi
Peralatan ini di desain untuk mengcover gangguan singkat
dan tegangan sag/swell. Efisiensi operasinya mencapai 99%,
terintegrasi terhadap sistem AC untuk baterai dan beberapa
ketahanan lainnya. Gangguan yang seringkali terjadi pada
industri adalah tegangan dip kurang dari 500 ms pada drop
tegangan antara 10-40%. Solusi ini disebut SEPEC.
Karakteristik dari peralatan ini adalah :
• Tinggi efisiensi dalam sistem suplai emergensi
• Kompatibel dengan sistem proteksi eksisting
• Menurunkan kebutuhan investasi
• Low cost
•
•
•
Terintegrasi dengan genset
Proteksi permanen pada tegangan lebih sementara
Merekam terjadinya gangguan sesuai waktu gangguan
ini dibuat untuk menutup keterbatasan pada desain yang ada,
yaitu :
• Tanpa baterai, meminimalisir cost
• Regulasi tegangan yang kontinyu, tidak lebih dari
± 0,5%
• Kompensasi dips permanane (-50% hingga 30
detik)
• Waktu respon kurang dari 3 ms
• Kemampuan menyeimbangkan tegangan
• Mudah untuk diparalel dalam peralatan
• Bypass otomatis
• Kerangka waktu yang lama untuk dips yang
berulang
• Memungkinkan operasi terus menerus dengan
akurasi dan stabilitas yang tinggi
• Meningkatkan respon waktu untuk penyaringan
tegangan distorsi.
)
Gambar 2. Topologi SEPEC
B. Peralatan Mitigasi Tanpa Penyimpanan Energi
Peralatan ini didesain untuk meningkatkan baik kerangka
waktu kompensasi dip, serta persentase penurunan tegangan
kompensasi. Dengan mempertahankan tegangan output tetap
stabil dengan input 30% secara terus menerus atau 40% selama
30 detik. Topologi ini juga dirancang untuk mengurangi masalah
daya lainnya (flicker, distorsi harmonik, gangguan pengaturan
tegangan). Peralatan ini dinamakan SET-DVR.
Gambar 3. Topologi SET-DVR
Kebanyakan topologi menggunakan strategi standby, yaitu
komponen kompensasi aktif atau beroperasi selama dip. Desain
VI. KESIMPULAN
Kualitas daya listrik industri sangat besar pengaruhnya
terhadap keberlangsungan produksi maupun kegiatan dalam
industri tersebut. Kerugian yang dialami perusahaan akan sangat
signifikan jika kualitas daya listrik yang dimiliki buruk.
SEPEC dan SET-DVR menjadi beberapa solusi yang dapat
digunakan untuk memperbaikai kualitas daya listrik pada
industri.
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. John and Collinson Alan, “Power Quality” IEEE Power
Engineering Journal, April, 2001
[2] IEEE Std.519TM 2014 “Recommended Practice and
Requirements for Harmonic Control in Electric Power Systems”
[3] Izhwan M. Muhamad and Radzi. Mohd amran, “The Effects of
Power Quality to The Industries” The 5th Student Conference on
Research and Development-SCOREeD 2007, Malaysia
[4] Dougherty. Jeff. G and Stebbins. L. Wayne, “Power Quality : A
Utility and Industry Perspective” IEEE, Paper : 1997
[5] B. Amaya, F. Francisco, O. Javier, and I.L. Jose, “New Power
Quality Solutions Esecially Designed for Industrial Applications”
International Conference, Electrical Power Quality and
Utilization. Barcelona, October 2007.
[6] K.E. Wilson and S. M. Henry, “Expert System Target Power
Quality Issues” IEEE, April 1992.
Muhammad Hamdani Rizal
Teknik Elektro
Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat, Indonesia
[email protected]
Abstract—Makalah ini menjelaskan mengenai permasalahan
kualitas daya listrik pada industri. Disamping itu, akibat dari
buruknya kualitas daya listrik sangat mempengaruhi proses dan
hasil dari produksi. Rekomendasi batas harmonisa dan mitigasi
yang sebaiknya dilakukan dalam perbaikan kualitas daya listrik
industri juga dipaparkan dalam makalah ini.
•
Kata Kunci : industri, kualitas daya listrik industri, harmonisa,
mitigasi kualitas daya listrik
I. PENDAHULUAN
Kualitas daya listrik menjadi sangat penting untuk
diperhatikan, ketika semakin sensitifnya suatu peralatan baik di
industri maupun di rumah tangga, kualitas daya listrik menjadi
suatu hal yang perlu diperhatikan. Hal ini untuk mengurangi
kemungkinan kerusakan-kerusakan peralatan sensitif tersebut.
Beban-beban non-linier juga menjadi salah satu faktor
penting yang mempengaruhi kualitas daya listrik. Beban
tersebut merupakan sumber harmonik yang dapat menurunkan
kualitas daya listrik. Beban non-linier adalah beban dimana
bentuk gelombang keluarannya tidak sebanding dalam setiap
setengah siklus, sehingga gelombang keluaran arus dan
tegangannya tidak sama dengan gelombang masukannya
(mengalami distorsi).
Beberapa beban non linier adalah inti magnet pada trafo dan
mesin berputar, mesin-mesin sinkron, pengelasan, photovoltaic
inverter, dan peralatan elektronik kantor. Kualitas daya listrik
pada industri sangat penting, karena sangat mempengaruhi
proses dan hasil akhir produksi. Selain itu, masih banyak akibat
yang dihasilkan jika kualitas daya listrik dalam industri buruk.
•
•
•
•
II. PERMASALAHAN KUALITAS DAYA LISTRIK
Identifikasi kualitas daya listrik perlu dilakukan untuk
melakukan perbaikan atau peningkatan kualitas daya. Beberapa
permasalahan pada kualitas daya listrik antara lain :
• Tegangan Turun (Voltage Dip)
Penurunan nilai tegangan RMS pada kisaran 10-90%
dalam kurun waktu antara 0,5 siklus hingga kurang dari
satu menit. Penyebab kejadian ini antara lain adanya
kenaikan beban atau pengasutan motor kapasitas besar.
Gejala ini berakibat pada terganggunya rangkaian
sensing pada komputer dan kontrol, serta terdapat
beberapa peralatan yang tidak dapat bekerja.
• Tegangan Swell
Peningkatan nilai tegangan RMS pada kisaran 110180% dalam kurun waktu antara 0,5 siklus hingga
•
•
•
kurang dari satu menit. Penyebab kejadian ini antara
lain kegagalan sistem, switching loads dan switching
kapasitor.
Akibat dari gejala swell adalah rusaknya peralatan
karena kegagalan isolasi.
Transien
Penyimpangan sesaat yang tidak diinginkan dari
tegangan supplya atau arus beban.
Harmonik
Merupakan distorsi sinusoidal periodik tegangan suplai
atau arus beban yang disebabkan oleh beban non linier.
Akibat dari distorsi harmonik adalah overheating pada
motor berbeban, gangguan pada relai, dan rusaknya
isolasi.
Distorsi Tegangan
Bentuk gelombang arus mengandung distorsi periodik
yang bersifat sinusoidal, yang tidak merupakan
kelipatan bilangan bulat dari frekuensi pasokan
mendasar.
Flicker
Istilah yng digunakan untuk menggambarkan efek
visual variasi tegangan kecil pada peralatan
pecahayaan tegangan listrik.Rentang frekuensi
gangguan yang mempengaruhi perlatan pencahayaan ,
yang terdeteksi mata manusia adalah 1-30 Hz.
Ketidakseimbangan Tegangan
Adanya perbedaan tegangan pada masing-masing
phasa pada sisem tiga phasa, dimana sudut normal
antar phase adalah 120o.
Akibat dari ketidakseimbangan tegangan adalah timbul
overheating pada perlatan tiga phasa.
Deviasi frekuensi
Variasi frekuensi dari frekuensi pasokan nominal, di
atas atau di bawah tingkat yang telah ditentukan,
biasanya ± 0,1 %.
Gangguan Transien
Didefinisikan sebagai penurunan tegangan suplai atau
arus beban, ke tingkat yang kurang dari 10 % dalam
waktu yang tidak lebih dari 1 menit. Kegagalan dapat
disebabkan oleh kesalahan sistem, kegagalan peralatan
sistem atau kerusakan control dan proteksi.
Outage
Gangguan yang memiliki durasi lebih dari satu menit.
Akibat dari gejala outage adalah peralatan shutdown
atau tidak bekerja.
III. PENGARUH KUALITAS DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI
Pengaruh kualitas daya pada sektor industri sangat
berpengaruh pada aspek operasi industri.
• Loss Produksi
Setiap kali produksi terganggu oleh adanya kualitas
daya yang buruk, akan berakibat pada hasil produksi
yang buruk atau tidak sempurna, sehingga tidak dapat
dijual dan menyebabkan kerugian dari segi bisnis.
• Gangguan Manufaktur
Proses manufaktur yang terganggu, mengakibatkan
tidak
maksimalnya
performa
mesin
untuk
menghasilkan proses produksi. Hal ini mengakibatkan
kualitas produk dan kuantitas yang dihasilkan
berkurang atau tidak sesuai dengan target yang telah
direncanakan.
• Hilangnya Pendapatan
Adanya gangguan pada proses manufaktur dapat
mempengaruhi hasil penjualan karena jadwal produksi
yang tidak sesuai perencanaan.
• Biaya Produktivitas
Tenaga kerja menganggur karena adanya gangguan,
membersihkan area operasi, atau pemeliharaan
korektif dan pengalihan sumber daya, yang mana
menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya
untuk hal tersebut.
• Daya Saing Menurun
Gangguan pada kualitas daya mempengaruhi ketidak
puasan konsumen dikarenakan produksi yang tidak
maksimal, sehingga menurunkan daya saing bagi
manufaktur tersebut.
• Kehilangan Peluang
Gangguan pada produksi mengakibatkan hilangnya
peluang dalam penjualan, pertama produk baru tidak
bisa diluncurkan pada waktunya, kedua penjualan
terhadap produk dengan permintaan tinggi tidak dapat
terpenuhi secara maksimal.
• Produk Rusak
Gangguan kualitas daya terkadang mempengaruhi
hasil akhir dari produk yang rusak. Kerusakan produksi
menjadikan bertambahnya biaya untuk bahan produksi
• Energi Terbuang
Adanya gangguan pada kualitas daya menjadikan
banyaknya energi yang terbuang, karena harus
mengulang kembali proses produksi dari awal.
• Menurunkan umur peralatan
Energi yang besar, kecepatan kenaikan dan waktu
transien dapat mengakibatkan kerusakan rangkaian
elektronik, bahkan menjadikan motor dan trafo
menjadi overstress dan memperpendek umur peralatan
tersebut.
IV. REKOMENDASI BATAS HARMONISA
Harmonisa merupakan fenomena dimana bentuk gelombang
pada frekuensi-frekuensi tinggi merupakan kelipatan dari
frekuensi dasarnya, seperti 100Hz, 150Hz, 200Hz, dan
seterusnya, yang dapat mengganggu suplai daya listrik pada
frekuensi dasarnya (50Hz). Bentuk gelombang arus maupun
tegangan yang idealnya adalah sinusoidal murni, akan menjadi
cacat akibat distorsi harmonisa yang terjadi.
Tingkat harmonisa yang melewati standar dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan panas pada peralatan.
Bahkan pada kondisi terburuk dapat terjadi gangguan (hanging
up), bahkan kerusakan permanen pada beberapa peralatan
elektronik yang sensitif.
Gambar 1. Bentuk Gelombang Arus dan Tegangan
Kiri (tidak terdistorsi); Kanan (terdistorsi)
TABEL 1. STANDAR DISTORSI HARMONISA (IEEE)
Batas Tegangan Distorsi
Tegangan Bus V pada
PCC
Individual
harmonic (%)
Total Harmonic Distorion
THD (%)
V ≤ 1,0 kV
5,0
8,0
1 kV ≤ V ≤ 69 kV
3,0
5,0
69 kV < V ≤ 161 kV
1,5
2,5
161 kV < V
1,0
1,5
Batas Arus Distorsi (120 V – 69 kV)
Ihs / IL
THD
< 20*
5,0
20 - 50
8,0
50 - 100
12,0
100 - 1000
15,0
‘> 1000
20,0
*Seluruh perlengkapan pembangkitan daya dibatasi pada nilai arus
distorsi ini, tanpa melihat nilai sebenarnya dari Ihs / IL
Ihs = arus hubung singkat maksimum; IL = arus beban maksimum
V. MITIGASI KUALITAS DAYA LISTRIK
A. Peralatan Mitigasi dengan Penyimpanan Energi
Peralatan ini di desain untuk mengcover gangguan singkat
dan tegangan sag/swell. Efisiensi operasinya mencapai 99%,
terintegrasi terhadap sistem AC untuk baterai dan beberapa
ketahanan lainnya. Gangguan yang seringkali terjadi pada
industri adalah tegangan dip kurang dari 500 ms pada drop
tegangan antara 10-40%. Solusi ini disebut SEPEC.
Karakteristik dari peralatan ini adalah :
• Tinggi efisiensi dalam sistem suplai emergensi
• Kompatibel dengan sistem proteksi eksisting
• Menurunkan kebutuhan investasi
• Low cost
•
•
•
Terintegrasi dengan genset
Proteksi permanen pada tegangan lebih sementara
Merekam terjadinya gangguan sesuai waktu gangguan
ini dibuat untuk menutup keterbatasan pada desain yang ada,
yaitu :
• Tanpa baterai, meminimalisir cost
• Regulasi tegangan yang kontinyu, tidak lebih dari
± 0,5%
• Kompensasi dips permanane (-50% hingga 30
detik)
• Waktu respon kurang dari 3 ms
• Kemampuan menyeimbangkan tegangan
• Mudah untuk diparalel dalam peralatan
• Bypass otomatis
• Kerangka waktu yang lama untuk dips yang
berulang
• Memungkinkan operasi terus menerus dengan
akurasi dan stabilitas yang tinggi
• Meningkatkan respon waktu untuk penyaringan
tegangan distorsi.
)
Gambar 2. Topologi SEPEC
B. Peralatan Mitigasi Tanpa Penyimpanan Energi
Peralatan ini didesain untuk meningkatkan baik kerangka
waktu kompensasi dip, serta persentase penurunan tegangan
kompensasi. Dengan mempertahankan tegangan output tetap
stabil dengan input 30% secara terus menerus atau 40% selama
30 detik. Topologi ini juga dirancang untuk mengurangi masalah
daya lainnya (flicker, distorsi harmonik, gangguan pengaturan
tegangan). Peralatan ini dinamakan SET-DVR.
Gambar 3. Topologi SET-DVR
Kebanyakan topologi menggunakan strategi standby, yaitu
komponen kompensasi aktif atau beroperasi selama dip. Desain
VI. KESIMPULAN
Kualitas daya listrik industri sangat besar pengaruhnya
terhadap keberlangsungan produksi maupun kegiatan dalam
industri tersebut. Kerugian yang dialami perusahaan akan sangat
signifikan jika kualitas daya listrik yang dimiliki buruk.
SEPEC dan SET-DVR menjadi beberapa solusi yang dapat
digunakan untuk memperbaikai kualitas daya listrik pada
industri.
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. John and Collinson Alan, “Power Quality” IEEE Power
Engineering Journal, April, 2001
[2] IEEE Std.519TM 2014 “Recommended Practice and
Requirements for Harmonic Control in Electric Power Systems”
[3] Izhwan M. Muhamad and Radzi. Mohd amran, “The Effects of
Power Quality to The Industries” The 5th Student Conference on
Research and Development-SCOREeD 2007, Malaysia
[4] Dougherty. Jeff. G and Stebbins. L. Wayne, “Power Quality : A
Utility and Industry Perspective” IEEE, Paper : 1997
[5] B. Amaya, F. Francisco, O. Javier, and I.L. Jose, “New Power
Quality Solutions Esecially Designed for Industrial Applications”
International Conference, Electrical Power Quality and
Utilization. Barcelona, October 2007.
[6] K.E. Wilson and S. M. Henry, “Expert System Target Power
Quality Issues” IEEE, April 1992.