makalah teosofi mengenai PENGERTIAN DASA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam merupakan agama rahmatan lil alamin yang berarti agama yang membawa rahmat
bagi seluruh umat,didalam agama islam juga dipelajari tauhid yaitu tentang mengesakan Allah
SWT, Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul yang terakhir adalah
untuk memperbaiki aqidah dan akhlak karena pada saat itu umat manusia berada pada zaman
jahiliyah serta sering bertindak secara semena-mena.
Sebagai umat muslim sebaiknya memiliki iman yang kuat karena iman merupakan suatu
pondasi atau dasar dari suatu agama, apabila suatu umat memiliki iman yang kuat maka hampir
tidak mungkin jika umat tersebut akan terjerumus ke suatu perbuatan dosa, karena pondasi
mereka di dalam suatu agama sudah cukup kuat. Iman,islam dan ihsan merupakan tiga kata yang
maknanya saling berkaitan.
Diutusnya nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT salah satunya adalah untuk
memperbaiki akhlak manusia agar kembali kepada jalan kebenaran serta jalan yang diridha’i
oleh Allah SWT. Keimanan kepada Allah SWT harus terus menerus ditingkatkan agar semakin
kokoh dan kuat, karena ketika keimanan terkikis akan menyeret kita kepada kufur. Kekufuran
apabila tertanam dalam jiwa manusia akan menjerumuskan kepada perbuatan yang menyimpang
yaitu syirik dan nifaq. Karena itu, dalam makalah ini kami mencoba membahasnya agar kita bisa
menjaga iman dan menjauh dari kekufuran.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengertian dasar tentang iman, kufur, nifaq, dan syirik?
2. Bagaimanakah macam-macam kufur, nifaq dan syirik?
3. Bagaimanakah kaitan antara iman, islam dan ihsan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian tentang iman, kufur, nifaq, dan syirik
1 | Page

2. Mengetahui macam-macam kufur, nifaq, dan syirik
3. Mengetahui kaitan antara iman, islam, dan ihsan
1.4 Manfaat
Dengan demikian makalah ini diharapkan memberi manfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
a. Manfaat Teoritis
Bagi ruang lingkup, makalah ini dapat menjadi bahan pembicaraan tentang pengertian
dasar iman, kufur, nifaq, dan syirik serta antara iman, islam, dan ihsan.
b. Manfaat Praktis
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pemecahan masalah yang berhubungan
dengan topik atau tema yang berkaitan dengan pengertian dasar iman, kufur, nifaq,
dan syirik serta antara iman, islam, dan ihsan.
2. Memberikan ide dalam hal memperbaiki masalah yang berkaitan dengan pengertian

dasar iman, kufur, nifaq, dan syirik serta antara iman, islam, dan ihsan.
3. Memberikan sarana untuk menambah wawasan dan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan tentang pengertian dasar iman, kufur, nifaq, dan syirik serta antara iman,
islam, dan ihsan.

BAB II
PEMBAHASAN
2 | Page

2.1 Pengertian Dasar tentang Iman, Kufur, Nifaq, dan Syirik
2.1.1. Iman
Pengertian iman secara lughawi atau bahasa yaitu iman berasa dari kata

‫ايمان‬

dan

‫ماننا‬
‫ ي نؤ ي ا‬- ‫ن‬
‫ ا اي ي م‬- ‫ن‬

‫ا ا م‬yang
‫م ن‬
‫م م‬

berarti percaya atau membenarkan.1 Sedangkan

pengertian iman secara istilah adalah kepercayaan (diyakini) di dalam hati, diikrarkan
(diucapkan) dengan lidah, dan dilaksanakan dengan anggota badan (perbuatan).2
Kalam konsep iman terbagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Iman adalah Tasdiq dalam hati atas wujud Allah dan keberadaan Nabi atau Rasul
Allah.
Menurut konsep ini iman adalah urusan hati, serta tidak nampak dari luar. Jika
seseorang membenarkan atau meyakini adanya Allah SWT maka ia dapat disebut
telah beriman kepada Allah meskipun perbuatannya tidak sesuai dengan ajaran
agama islam. Konsep iman ini banyak dianut oleh mazhab murjiah yang sebagian
besar penganutnya adalah Jahamiyah dan sebagian kecil Asy’ariyah. Menurut paham
diatas bahwa keimanan seseorang tidak ada sangkut pautnya dengan perbuatan,
dikarenakan hati adalah sesuatu yang tersembunyi sehingga tidak dapat disangkut
pautkan dengan keadaan yang zhahir.
2. Iman adalah Tasdiq di dalam hati dan diikrarkan dengan lidah.

Dengan demikian seseorang dapat digolongkan beriman apabila mempercayai
dalam hati keberadaan Allah SWT dan mengikrarkan (mengucapkan) dengan lidah.
Disini antara keimanan dan perbuatan manusia tidak ada hubungannya. Yang
terpenting dalam iman adalah Tasdiq dalam hati dan diikrarkan dengan lisan konsep
ini dianut oleh sebagian pengikut Mahmudiyah.
1Abu Isa Abdullah bin Salam, Mutiara Ilmu Tauhid, (Yogyakarta:Pustaka Muslim, 2013), hlm.
23.
2 Muhammad Ahmad, Tauhid: Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia,1998), hlm. 16.

3 | Page

4. Iman adalah Tasdiq dalam hati dan diikrarkan dengan lisan serta dibuktikan
dengan perbuatan.
Disini diterangkan bahwa antara iman dan perbuatan terdapat keterkaitan karena
keimanan seseorang ditentukan pula oleh amal perbuatannya konsep iman ini dianut
oleh Mu’tazilah dan Khawarij.3
Seorang umat dapat disebut sebagai mukmin atau orang yang beriman sempurna
apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas yaitu

seseorang mengakui dalam


hatinya tentang keberadaan Allah, kemudian diikrarkan dengan lisannya dan dibuktikan
dengan amal perbuatan. Ketiga unsur keimanan tersebut merupakan kesatuan yang utuh
dan tidak dapat dipisahkan.
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah
memerintahkan agar umat manusia beriman kepada-Nya, seperti firman Allah di dalam
Al-Qur’an surah An Nisa: 196

‫م‬
‫ذيِ ن مزز م‬
‫ل‬
‫ب ال ز ا‬
‫مننوُا آ ا‬
‫ميا أي يمها ال ز ا‬
‫مننوُا ابالل زها وممر ن‬
‫نآ م‬
‫سوُل اها موال يك امتا ا‬
‫ذي م‬
‫م‬
‫ن قمب ي ن‬

‫ذيِ أ من يمز م‬
‫ن ي مك ي ن‬
‫فير ابالل زها‬
‫ل ا‬
‫ب ال ز ا‬
‫ى مر ن‬
‫ل وم م‬
‫سوُل اها موال يك امتا ا‬
‫م ي‬
‫م ي‬
‫ع مل ا‬
‫ض ز‬
‫دا‬
‫خرا فم م‬
‫سل اها موال ييِ موُيم ا ايل ا‬
‫ضملنل ب ماعيِ ن‬
‫ل م‬
‫قد ي م‬
‫مملئ اك مت اها ومك نت نب اها ومنر ن‬
‫وم م‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya.”
Di dalam ayat tersebut telah dijelaskan bahwa apabila seseorang tidak memiliki
iman, maka sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata serta mereka tidak
akan merasakan kebahagiaan didalam kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat
kelak.
2.1.2.

Kufur

3 Ibid, hlm, 25.

4 | Page

Pengertian Kufur secara bahasa atau etimologi berarti menutup, ingkar, dan tidak
percaya. Sedangkan pengertian secara terminologi adalah ingkar terhadap Allah SWT
baik dengan cara mendustakan-Nya maupun tidak. Kufur dengan cara mendustakan Allah
berarti menolak keberadaan Allah SWT sedangkan kufur yang tidak mendustakan Allah

berarti tidak menolak keberadaan Allah akan tetapi tidak mengimani Allah SWT.4
2.1.3.

Nifaq
Pengertian Nifaq secara etimologi berasal dari kata an-nafaqa (nafaq) yang berarti

lubang

tempat

bersembunyi.

5

Secara

terminologi

pengertian


nifaq

adalah

memperlihatkan atau menunjukkan Islam serta kebaikan tetapi menyembunyikan
kekufuran dan kejahatan atau bisa disebut bahwa seseorang tersebut memperlihatkan
sesuatu baik berupa ucapan, tingkah laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya.
Sehingga orang-orang mempercayai bahwa ia adalah seseorang yang baik, padahal apa
yang ditunjukkannya itu bertentangan dengan apa yang ada di dalam hatinya atau isi
hatinya. Orang yang berbuat nifaq dapat disebut juga sebagai orang yang munafik karena
mereka memiliki tanda tanda orang munafik. Tanda-tanda orang munafik dibagi menjadi
tiga seperti sabda Rasulullah SAW, yaitu
1. Apabila berbicara ia berdusta.
2. Apabila berjanji ia ingkar.
3. Apabila dipercaya ia khianat.
Allah SWT mengancam orang-orang munafik dengan firman-Nya surah At-taubah
ayat 68:

‫ن‬
‫م م‬

‫خال ا ا‬
‫م‬
‫جهمن ز م‬
‫دي م‬
‫م‬
‫م ا‬
‫قيِ م‬
‫ن‬

‫فامر منامر‬
‫ت موال يك ن ز‬
‫ممنافا م‬
‫قا ا‬
‫ممنافا ا‬
‫ن موال ي ن‬
‫ه ال ي ن‬
‫ومع مد م الل ز ن‬
‫قيِ م‬
‫م عم م‬
‫ب‬

‫ذا م‬
‫ي م‬
‫ح ي‬
‫ه ومل مهن ي‬
‫م الل ز ن‬
‫م ومل معمن مهن ن‬
‫سب نهن ي‬
‫افيِمها ه ا م‬

Artinya: “ Allah SWT mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan
orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah
nereka itu bagi mereka, dan Allah SWT melaknat mereka, dan bagi mereka azab yang
kekal.”
4 Nina M. Armando, Ensiklopedia Islam Jilid 1, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Houve, 2005),
hlm. 106.
5 Ibid, hlm. 153.

5 | Page

2.1.4.

Syirik
Pengertian syirik secara etimologi atau secara bahasa berasal dari kata “syarika”

yang artinya berserikat atau bersekutu.6 Sedangkan pengertian syirik menurut istilah atau
secara terminologi adalah mempersekutukan Allah SWT dengan yang lain atau
menyamakan Allah SWT dengan ciptaan-Nya atau makhluk-Nya baik dzat, sifat, maupun
kuasa-Nya. Syirik adalah suatu perbuatan yang amat dibenci Allah SWT, dan
dikategorikan sebagai dosa besar sehingga pelakunya sudah tidak dapat diampuni oleh
Allah SWT.
Syirik yang diperbuat baik secara sengaja maupun tidak sengaja tetap merupakan
dosa besar yang tidak diampuni, syirik secara sengaja merupakan syirik yang sengaja
dilakukan, mereka memang menggantungkan diri kepada yang selain Allah SWT seperti
kekuatan ghaib, benda-benda pusaka,dsb. Sedangkan syirik tidak sengaja merupakan
syirik yang diperbuat oleh orang-orang yang mengakui bahwa mereka beriman kepada
Allah SWT akan tetapi mereka tetap meyakini akan kekuasaan lain.7
Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik ini telah disebutkan dalam firmanNya surah An-Nisa ayat 48

‫م‬
‫ن ذ امل ا م‬
‫شمر م‬
‫ن ين ي‬
‫ن‬
‫ك ب اها ومي مغي ا‬
‫ه مل ي مغي ا‬
‫ما ندو م‬
‫فنر أ ي‬
‫إا ز‬
‫ك لا م‬
‫فنر م‬
‫ن الل ز م‬
‫م ي‬
‫شرا ي‬
‫ن ين ي‬
‫يم م‬
‫ما‬
‫ك ابالل زها فم م‬
‫ما ع م ا‬
‫ظيِ ن‬
‫قد ا افيت ممرىا إ اث ي ن‬
‫شانء وم م‬
‫م ي‬
Artinya: “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar.” (QS. An-Nisa:48)
2.2 Macam-macam Kufur, Nifaq, dan Syirik
2.2.1. Macam-macam Kufur
1. Kufur Akbar atau Kufur Besar
6 Ibid, hlm. 204.
7 Ja’far Subhani, Tauhid dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1996), Hlm. 14.

6 | Page

Kufur jenis ini adalah kufur yang menyebabkan seseorang keluar dari agama.8
Kufur Akbar dibedakan menjadi 5 macam, yaitu9
1.

Kufur dengan cara mendustakan, yaitu dengan tidak mempercayai AlQur’an dan Al-Hadits, seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Ankabut
ayat 68:

‫م‬
‫وم م‬
‫ما‬
‫م ا‬
‫ب ابال ي م‬
‫ن افيت ممرىا ع مملى الل زها ك مذ انبا أوي ك مذ ز م‬
‫حق ق ل م ز‬
‫م ز‬
‫ن أظ يل م ن‬
‫م م ي‬
‫م ا‬
‫جامءه أ م‬
‫ي‬
‫م‬
‫م‬
‫ي‬
‫ن‬
‫ف‬
‫كا‬
‫ل‬
‫ل‬
‫وُى‬
‫ث‬
‫م‬
‫م‬
‫ن‬
‫ه‬
‫ج‬
‫في‬
‫س‬
ِ‫ي‬
‫ل‬
‫ا‬
‫ا‬
‫ز‬
‫ا‬
‫م‬
‫ي‬
‫م‬
‫م‬
‫م ن‬
‫م‬
‫م‬
‫ري م‬
‫ن‬
‫ا‬
Artinya: “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengadaadakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu
datang kepadanya ? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orangorang yang kafir ?” (QS. Al-‘Ankabut:68)
2. Kufur karena enggan dan sombong, padahal sebenarnya ia percaya akan
tetapi tidak ada ketundukan pada kebenaran meskipun ia mengakui
kebenaran tersebut. Seperti yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat
34:

‫م‬
‫ى‬
‫ج ن‬
‫س م‬
‫ج ن‬
‫س ن‬
‫دوا الد م م‬
‫م فم م‬
‫مملئ اك مةا ا ي‬
‫ومإ اذ ي قنل يمنا ل ال ي م‬
‫دوا إ ازل إ اب ياليِ م‬
‫س أب م ا‬
‫ن ال ي م‬
‫ست مك يب ممر وم م‬
‫ن‬
‫ن ا‬
‫كا م‬
‫موا ي‬
‫ري م‬
‫م م‬
‫كافا ا‬
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: ”Sujudlah
kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan
adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. (QS. Al-Baqarah:34)
3. Kufur dengan cara ragu-ragu terhadap adanya hari Kiamat, seperti yang
tedapat dalam surah Al-Kahf ayat 35-36:

‫م‬
‫ل ما أ مظ ن م‬
‫ه ومهنوُم م‬
‫خ م‬
‫دا‬
‫م ل ان م ي‬
‫ومد م م‬
‫ف ا‬
‫ن ت مابيِد م هامذ اها أب م ن‬
‫نأ ي‬
‫ل م‬
‫سها مقا م م‬
‫ظال ا م‬
‫جن زت م ن‬
‫ي‬
8 Nashir Ibn Abdul Karim, Prinsip-prinsip Aqidah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1992), hlm. 21.
9 Ibid, hlm. 26.

7 | Page

‫م‬
‫م‬
‫ن نرد اد ي ن م‬
‫خيِ ينرا‬
‫ن م‬
‫م ن‬
‫ساع م م‬
‫جد م ز‬
‫ن ال ز‬
‫ى مرقبي مل ا‬
‫ة مقائ ا م‬
‫وم م‬
‫ة ومل مئ ا ي‬
‫ما أظ ن ي‬
‫ت إ ال ا‬
‫قل منبا‬
‫من ي م‬
‫ا‬
‫من يمها ن‬
Artinya: “Dan dia memasuki kebunnya sedang ia dzalim terhadap dirinya sendiri; ia
berkata :”Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak
mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada
Rabbku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebunkebun itu.” (QS. Al-Kahf:35-36)
4. Kufur karena berpaling terhadap ajaran agama islam, seperti yang
disebutkan dalam firman Allah SWT

‫م‬
‫م‬
‫ل‬
‫خل م ي‬
‫ما م‬
‫ماموا ا‬
‫حقق ومأ م‬
‫ما إ ازل ابال ي م‬
‫قمنا ال ز‬
‫ما ب ميِ ين مهن م‬
‫ض وم م‬
‫س م‬
‫م‬
‫ت موايلير م‬
‫ج ل‬
‫ن‬
‫ن‬
‫ن كم م‬
‫مى موال ز ا‬
‫ضوُ م‬
‫معيرا ن‬
‫م م‬
‫ما أن يذ انروا ن‬
‫فنروا ع م ز‬
‫س م‬
‫ن‬
‫ذي م‬
Artinya: “Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan.
Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada
mereka.”(QS. Al-‘Ahqaf:3)
5. Kufur karena nifaq yaitu memperlihatkan kepercayaan terhadap islam
dengan lisan, akan tetapi tidak mengakuinya dalam hati.
2. Kufur kecil
Yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama islam. 10 Kufur
kecil yaitu setiap perbuatan maksiat yang oleh syara’ dikategorikan perbuatan kufur,
tetapi orang yang bersangkutan masih disebut sebagai seorang mukmin.11
2.2.2. Macam-macam nifaq
1. Nifaq I’tiqadi merupakan nifaq besar yaitu seseorang yang menyembunyikan
10Shalih bin Al-fauzan, Kitab tauhid Jilid 3, (Jakarta: Darul haq, 2010), hlm. 17.
11 Irfan Hielmy, Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah, (Ciamis: DPD-MUI,2006), hlm. 78-81.

8 | Page

keyakinan kafir lalu menampakkan keislaman, seolah-olah ia beriman padahal dalam
hatinya menyimpan kekafiran.12
2. Nifaq amali yaitu nifaq yang bersifat amalan, bentuknya bisa berupa perbuatan yang
biasanya dilakukan oleh orang munafik yang termasuk di dalam tanda-tanda orang munafik
yang telah disebutkan akan tetapi mereka masih beriman, contoh perbuatan dusta, ingkar
janji, serta khianat.
2.2.3. Macam-macam syirik
1. Syirik Akbar atau syirik besar yaitu syirik yang tidak akan mendapat ampunan dari
Allah SWT dan bisa mengeluarkan pelakunya dari agama islam karena memalingkan
sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah.
2. Syirik Asghar atau syirik kecil merupakan perbuatan yang termasuk dosa besar akan
tetapi masih berkesempatan mendapat ampunan dari Allah SWT apabila pelakunya
melakukan taubat, contoh dari syirik kecil ini termasuk membaca mantera, memakai azimat,
meramal, dsb.
2.3 Kaitan Antara Iman, Islam dan Ihsan
Iman berarti percaya di dalam hati, diikrarkan dengan ucapan serta dilakukan
dengan perbuatan, dan pengertian islam secara bahasa berasal dari kata salama atau salm
yang memiliki arti damai atau perdamaian, kemudian secara istilah adalah ketundukan
seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul
khususnya nabi Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai
hukum atau aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia kepada jalan
kebenaran serta menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.13
Sedangkan pengertian ihsan secara etimologi berarti kesempurnaan atau terbaik,
dan secara terminologi perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang dengan niat hati
beribadah kepada Allah SWT.14
12 Ibid, hlm. 106.
13 Nina M. Armando, Ensiklopedia Islam Jilid 1, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Houve, 2005),
hlm. 42.
14 Ibid, hlm. 37.

9 | Page

Dengan begitu ketiganya mimiliki hubungan timbal balik yang sangat erat dan
saling mengikat. Berikut ini akan dijelaskan hubungan antara iman, islam dan ihsan:


Iman bisa dikatan sebagai landasan awal seperti halnya pondasi dalam sebuah rumah
sedangkan islam sendiri merupakan entitas yang berdiri di atasnya. Maka jika iman
seseorang lemah islamnya juga akan ikut lemah sebab pondasi awalnya sudah tidak
kokoh. Dalam kehidupannya mungkin seseorang akan meremehkan perintah-perintah
yang telah telah diberikan oleh agama islam. Seperti contoh aka menunda-nunda
sholat bahkan melupakan solat, zakat yang tidak disalurkan, puasa yang tidak
dilaksanakan, sudah terbiasa melakukan perbuatan nag dilarang oleh agama islam.
Dan juga sebaliknya jika islam itu ditegakkan iman akan ebih kokoh karena iman itu
sendiri bisa menjadi tebal atau tipis karena amal perbuatan yang mempengaruhihati
seseorang sedangkan hati seseorang itu sendiri sebagai wadah bagi iman itu. Jika
seseorang rajin ibadah melakukan perintah agama islam akan berdampak pada
tebalnya suatu iman, begitu juga sebaknya jika seseorang berlarut-larut dalam
kemaksiatan bakhkan sudah kebal maka akan tipis suatu iman tersebut. Sedangkan
ihsan sendiri bisa dikatakan sebagai hiasan suatu rumah tersebu, bagaimna rumah itu
bisa terlihat menarik, megah dan anggun sehingga dapat menarik perhatian dari
banyak pihak. Seperti halnya dalam dalam ibadah, bagaimana ibadah itu bisa
mendapat perhatian dari sang kholiq. Sehingga dapat diterima olehnya, tidak hanya
melakukan perintah dan menjahui larangan saja melaikan berusaha bagaimana
ibadah kita bernilai lebih atau menarik di hadapan Sang Pencipta. Sebagai hamba
Allah SWT atau budak dari Tuhan kita berusaha untuk bekerja, dalam arti melakukan



perintah-Nya untuk mendapatkan perhatian dan ridhonya. Itulah hakikat ebuah ihsan.
Iman berkaitan dengan aqidah, islam berkaitan dengan syari’ah, ihsan berkaitan
dengan khuluqiyah dalam tiga hal tersebut bisa kita pahami dalam perkembangan



tentang keislaman dan ilmu tersebut dikelompokkan menjadi aqidah, fiqh dan akhlak.
Berdasakan sebuah hadist yang terkenal, ketiga istilah itu memberikan ide untuk
umat islam tentang rukun iman dan rukun islam. Setiap pemeluk islam pasti
mengetahui bahwa islman tidah absah tanpa iman, dan iman sendiri tidak akan
sempurna tanpa adanya ihsan. Dengan begitu ketiga komponen tidak bisa terpisahkan
dan saling keterkaitan satu sama lainnya. Dari sinilah ita mengetahui bahwa isla,
10 | P a g e

iman dan islam adalah trilogi ajaran Ilahi.

11 | P a g e

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Iman adalah tasdiq dalam hati seseorang yang diikrarkan dengan lidah serta
dibuktkan dengan perbuatan dan meyakini adanya Allah SWT dan keberedaan
Nabi dan Rasul-Nya. Kufur adalah ingkar terhadap Allah SWT baik dengan cara
mendustakannya maupun tidak dengan cara melakukan perbuatan yang telah
dilarang oleh agama Islam. Nifaq adalah memperlihatkan kebaikan tetapi
menyembunyikan kekufuran sama seperti halnya munafik. Dengan begitu orang
akan menganggap baik tetapi di dalam dirinya menyembnyikan kekufuran yang
tidak sesuai dengan apa yang ia perlihatkan.Syirik adalah mempersekutukan Allah
dengan yang lain atau menyamakan Allah dengan ciptaan Allah atau makhluknya
baik dzat, sifat ataupun kuasa-Nya. Dan itu termasuk dosa besar sehingga




pelakunya tidak dapat diampuni oleh Allah SWT.
a. Macam-macam Kufur
1. Kufur Akbar atau Kufur Besar.
2. Kufur Kecil.
b. Macam-macam Nifaq
1. Nifaq I’tiqadi.
2. Nifaq amali.
c. Macam-macam Syirik
1. Syirik Akbar.
2. Syirik Asghar.
Islam, iman dan islam merupakan suatu aspek yang yang membentuk suatu
kesatuan yang saling berkaitan satu dengan lainnya, seperti contoh iman sebagai
pondasi rumah, iman sebagai dinding dan ihsan sebagai atap. Jika salah satu ada
yang hilang maka rumah tersebut tidak akan sempurna begitu juga dalam diri
seseorang, jika salah satu dari ketiga komponen ada yang hilang maka orang
tersebut tidak akan merasakan dalam hatinya, seseorang yang menjaga baik rukun

islamnya akan berhubungan baik dengan Tuhannya begitu juga sebaliknya.
3.2 Saran
Menyadari penulis masih jauh dari kata sempurna, penulis berusaha akan lebih
baik lagi kedepannya, lebih fokus, lebih mendetail tentang apa yang dipaparkan
dalam makalah ini dengan begitu menambah sumber-sumber lebih banyak lagi yang
12 | P a g e

tetunya dapat dipertanggung jawabkan.
Dengan begitu penulis berharap pembaca dapat memberikan saran agar kami tau
kekurangan yang ada dan berusaha memperbaikinya kedepannya.

13 | P a g e

Daftar Pustaka

Abdullah bin Salam, Abu Isa. 2013. Mutiara Ilmu Tauhid. Yogyakarta: Pustaka Muslim.
Ahmad, Muhammad. 1998. Tauhid: Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.
Al-fauzan, Shalih bin. 2010. Kitab tauhid Jilid 3. Jakarta: Darul haq.
Armando, Nina M. 2005. Ensiklopedia Islam Jilid 1. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Houve.
Hielmy, Irfan. 2006. Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Ciamis: DPD-MUI.
Subhani, Ja’far. 1996. Tauhid dan Syirik. Bandung: Mizan.

14 | P a g e