Forum Group Discussion Pencegahan Paham Radikalisme

Mayoritas Warga Lampung Sangat Menolak Radikalisme 

Polda Lampung - Hasil survei menyimpulkan mayoritas masyarakat Lampung sangat menolak
radikalisme hadir disekitar mereka. 

"Untuk masyarakat Provinsi Lampung, beberapa waktu lalu kami adakan survei kecil-kecilan
untuk mengetahui apa dan bagaiamana pemahaman radikalisme ditingkat masyarakat.
 Hasilnya, mayoritas masyarakat kita tergolong Islam moderat yang lebih menyukai ketenangan
dan ketentraman dilingkungan mereka. Hidup bersama harmonis dalam perbedaan. Sebagian
besar sangat menolak kehadiran radikalisme karena tindakan radikalisme pasti mengutamakan
kekerasan. Lewat pemboman dan pembunuhan misalnya, " kata Ketua Forum Koordinasi
Pencegahan Terorisme (FKPT)  Provinsi Lampung DR Abdul Syukur,  M. Ag yang menjadi
narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) pencegahan paham radikalisme diwilayah
hukum Polresta Bandar Lampung di Joglo Mapolresta, Senin 24 Juli 2017. 

Lebih lanjut Abdul sampaikan hasil survei juga mengakui adanya kelompok radikal yang masih
dalam taraf pikiran. Belum diwujudkan lewat tindakan sehingga berada dalam pengawasan TNI,
Polri, BNPT dan berbagai tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk 'menyadarkan' mereka.
Kemudian meyebutkan adanya kehadiran kelompok menyimpang dari ajaran agama misalnya
kelompok Gafatar.


"Solusinya lewat pendekatan deradikalisasi dan kontra radikalisasi. Untuk deradikalisasi,
 Lampung punya dua narapidana terorisme saat ini. Pembinaan dilakukan supaya mereka bisa
diterima kembali oleh masyarakat dan. Untuk kontra radikalisasi lewat berbagai upaya secara
bersama untuk pencegahan sedini mungkin. Misalnya lewat FGD ini, " lanjut dosen UIN Radin
Inten.

Masalah Perppu Nomor 2 tahun 2017 tentang Pembubaran Ormas juga dikupasnya lengkap
didampingi Ketua MUI kota Bandar Lampung DR Suryani M Nur. (*)