pm no 39 tahun 2012

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA

PE R A T U R A NM E N T E R IPE R H U B U N G A NR E PU B L IKIN D O N E SIA
N O M O R PM . 39 T A H U N2012

PE N G G U N A A NB A H A NB A K A RG A S JE N IS C O M P R E S S E D N A T U R A L G A S (C N G )
PA D AK E N D A R A A NB E R M O T O R

a.

bahw a dalam Peraturan Pem erintah N om or 55 T ahun
2012
tentang
K endaraan
telah
diatur
ketentuan
m engenai pem akaian bahan bakar gas pada kendaraan
berm otor;


b.

bahw a dalam rangka pengaturan,
pem binaan,
dan
pengaw asan
m engenai
sertifikasi
tenaga
teknis,
bengkel, dan keselam atan, serta persyaratan teknis dan
laik jalan kendaraan
berm otor yang m enggunakan
C o m p re s s e d
N a tu r a l
G as
bahan bakar gas berupa
(C N G );

c.


bahw a
berdasarkan
pertim bangan
sebagaim ana
dim aksud
dalam
huruf
a
dan
huruf
b, perlu
m enetapkan Peraturan M enteri Perhubungan
tentang
C o m p re s s e d
Penggunaan
B ahan
B akar G as Jenis
N a tu r a l G a s (C N G )Pada K endaraan B erm otor;


1.

U ndang-U ndang N om or 22 T ahun 2009 tentang L alu
L intas dan A ngkutan Jalan (L em baran N egara R epublik
Indonesia T ahun 2009 N om or 96, T am bahan L em baran
N egara R epublik Indonesia N om or 5025);

2.

Peraturan Pem erintah N om or 55 T ahun 2012 tentang
K endaraan
(L em baran
Negara
R epu blik Indonesia
T ahun 2012 N om or 120, T am bahan L em baran N egara
R epu blik, Indonesia Nom or 5317);

3.

Peraturan

Presiden
N om or 47 T ahun
2009
tentang
Pem bentukan
dan
O rganisasi
K em enterian
N egara
sebagaim ana
telah diubah terakhir
dengan Peraturan
Presiden N om or 91 T ahun 2011;

4.

Peraturan
Presiden
N om or 24 T ahun
2010 tentang

K edudukan,
T ugas, dan Fungsi K em enterian
N egara
serta Susunan
O rganisasi, T ugas, dan Fungsi E selon I
K em enterian N egara, sebagaim ana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden N om or 92 T ahun 2011;

5.

Peraturan
M enteri Perhubungan
N om or K M . 60 T ahun
2010 tentang
O rganisasi
dan T ata K erja K em enterian
Perhubungan;

PE R A T U R A N
M ENTERI

PE R H U B U N G A N
TENTANG
PE N G G U N A A N B A H A N B A K A R G A S JE N IS C O M P R E S S E D
N A T U R A L G A S (C N G ) PA D A K E N D A R A A N B E R M O T O R .

BAB I
KETENTUAN UM UM

1.

G a s yang selanjutnya
disingkat C N G
gas alam yang sebagian besar terdiri atas m etana

C o m p r e s s e d N a tu r a l

adalah
(C H 4).
2.


T eknisi
adalah
seseorang
yang m em punyai
keahlian
dalam bidang otom otif dan penggunaan
bahan bakar gas
pada
kendaraan
berm otor
yang
dinyatakan
dengan
sertifikat.

3.

B engkel
adalah
bengkel

yang
telah
m em enuhi
persyaratan
teknis penggunaan
bahan bakar gas pada
kendaraan
berm otor dan telah m em iliki sertifikat.

4.

T angki adalah bejana tekan untuk
m enyim pan
bahan
bakar
gas yang di pakai
se bagai bahan
bakar
pada
kendaraan

berm otor.

5.

K endaraan
kendaraan
gas.

berm otor
berbahan
bakar
berm otor yang m enggunakan

6.

M enteri adalah M enteri yang m em bidangi
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.

7.


D irektur
J enderal
P erhubungan
D arat.

gas
adalah
bahan bakar

sarana

dan

B A B II
P E R S Y A R A T A NIN S T A L A S IS IS T E M P E M A K A IA NB A H A N
B A K A R G A S JE N IS C N G U N T U K K E N D A R A A NB E R M O T O R

(1)

S etiap kendaraan

berm otor yang m enggunakan
bahan
bakar gas jenis C N G dan dioperasikan
di jalan ham s
m em enuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

(2)

K endaraan B erm otor sebagaim ana dim aksud pada ayat
(1) harus dilengkapi dengan instalasi sistem pem akaian
bahan bakar gas seperti contoh 1 L am piran P eraturan
M enteri ini.

(1)

Instalasi
sistem
pem akaian
sebagaim ana
dim aksud
dalam
atas:
a. sistem b i - fu e l ;
b. sistem d u a l fu e l ; atau
c. sistem fu l l d e d i c a t e d e n g i n e .

(2)

S istem
b i - fu e l sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1)
huruf a digunakan
untuk
kendaraan
berm otor yang
m enggunakan
bahan
bakar
gas dan
bahan
bakar
bensin secara bergantian.

(3)

dim aksud
pada ayat (1)
S istem d u a l fu e l sebagaim ana
huruf b digunakan
untuk
kendaraan
berm otor yang
m enggunakan
bahan bakar gas dan bahan bakar solar
secara bersam a- sam a.

bahan
bakar
gas
P asal 2 ayat (2) terdiri

(4)

S istem fu l l d e d i c a t e d
e n g in e
sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1) huruf c digunakan
untuk
kendaraan
berm otor yang m enggunakan bahan bakar gas.

(1)

Instalasi
sistem
pem akaian
sebagaim ana
dim aksud dalam
terdiri atas kom ponen:
a. tangki bahan bakar gas;
b. pip a penyaluran;
c. pengatur atau regulator;
d. pencam pur;
e. c y l i n d e r v a l v e ;

bahan
bakar
gas
P asal 3 paling sedikit

f.

is o la tio n

g.
h.
i.
j.
k.
1.

katup anti balik ( r e fu e l i n g n o n - r e t u r n v a l v e ) ;
sam bungan pengisian;
alat pem utus otom atis;
peralatan kontrol tekanan gas;
indikator volum e bahan bakar gas elektronik; dan
alat kontrol elektronik dan perkabelan.

va lve ;

(2)

K om ponen sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf
f, huruf g, dan huruf h dapat m erupakan
gabungan
dalam satu perangkat peralatan m aupun terpisah.

(3)

D alam hal penggunaan
jenis b i - fu e l , kom ponen alat
pem utus otom atis sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
huruf i harus m enggunakan
kom ponen h i g h p r e s s u r e
g a s l o c k dan p e t r o l l o c k o ff d e v i c e .

(4)

D alam

hal

penggunaan
jenis
d u a l - fu e l
dan
full
d e d ic a te d ,
kom ponen
alat
pem utus
otom atis
sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1) huruf i hanya
m enggunakan kom ponen h i g h p r e s s u r e g a s l o c k .

Instalasi
sistem
pem akaian
m em enuhi persyaratan:
a. adm inistratif; dan
b. teknis.

bahan

bakar

gas

harus

(1)

P ersyaratan adm inistratif sebagaim ana dim aksud dalam
P asal 5 huruf a m eliputi:
a. pengesahan
kom ponen
sistem
pem akaian
bahan
bakar gas untuk kendaraan berm otor; dan
b. sertifikasi instalasi sistem pem akaian bahan bakar
gas pada kendaraan berm otor.

(2)

P engesahan kom ponen sistem pem akaian bahan bakar
gas sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1) huruf a
diterbitkan
oleh instansi yang bertanggung jaw ab di
bidang keselam atan kerja.

(3)

K etentuan teknis kom ponen dan tata cara penerbitan
pengesahan kom ponen sistem pem akaian bahan bakar
gas sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
di bidang keselam atan
kerja.

(4)

S ertifikat instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas
pada kendaraan berm otor sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) huruf b diterbitkan oleh D irektur Jenderal.

(5)

S ertifikat instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas
sebagaim ana dim aksud pada ayat (4) seperti contoh 2
L am piran P eraturan M enteri ini.

( 1)

S ertifikat instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas
untuk kendaraan berm otor yang m enggunakan
bahan
bakar gas dengan sistem h i - fu e l atau d u a l - fu e l
harus
m em enuhi persyaratan:
a. setiap m erek dan tipe kendaraan
berm otor yang
bahan
bakarnya
akan dikonversi dengan bahan
bakar gas harus m em iliki sertifikat uji tipe atau
sertifikat registrasi uji tipe yang diterbitkan
oleh
D irektorat Jenderal P erhubungan D arat;
b. kom ponen sistem pem akaian bahan bakar gas yang
akan dipasang
pada kendaraan
berm otor harus
disahkan
terlebih
dahulu
oleh
in stan si
yang
bertanggung jaw ab di bidang keselam atan kerja; dan
c. lulus uji kelaikan instansi sistem pem akaian bahan
bakar
gas
untuk
kendaraan
berm otor
yang
dilaksanakan oleh D irektorat Jenderal P erhubungan
D arat.

(2)

S ertifikat instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas
untuk kendaraan berm otor yang m enggunakan bahan
fu l l
d e d ic a te d
e n g in e
bakar
gas
dengan
sistem
m erupakan satu kesatuan dengan sertifikat uji tipe dan
harus m em enuhi persyaratan:
a. kom ponen instalasi sistem pem akaian bahan bakar
gas yang dipasang pada kendaraan berm otor harus
disahkan
terlebih
dahulu
oleh
instansi
yang
bertanggung jaw ab di bidang keselam atan kerja; dan
b. m erek dan tipe kendaraan
berm otor lulus uji tipe
yang
dilaksanakan
oleh
D irektorat
Jenderal
P erhubungan D arat.

(1)

P ersyaratan teknis instalasi sistem pem akaian bahan
bakar gas sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5 huruf
b m eliputi:
a. pem asangan;dan
b. peraw atan

(2)

P em asangan dan peraw atan instalasi sistem pem akaian
bahan bakar gas pada kendaraan berm otor hanya dapat
dilakukan
oleh agen peralatan
atau bengkel um um
kendaraan
berm otor
yang
diotorisasi
oleh
agen
peralatan.

T angki sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4 ayat (1) huruf
a
harus
m em enuhi
persyaratan
pem asangan
sebagai
berikut:
a. dipasang pada bagian dalam ruangan kendaraan
atau
pada bagasi kendaraan yang m em iliki ventilasi ke udara
luar dengan persyaratan:
1. m em iliki luas penam pang m elintang paling sedikit
2000 (dua ribu) m m 2 ;
2. ujung ventilasi berjarak paling sedikit 100 (seratus)
m m dari pipa gas buang atau sum ber panas lainnya;
dan
3. penem patan
dan
pengaturan
ventilasi
dan
salurannya
harus
sedem ikian
rupa
sehingga
m em inim alisasi
akum ulasi
gas
dalam
sistem
ventilasi.

b.

pem asangan tangki pada kendaraan berm otor berbahan
bakar
gas harus
kuat
untuk
m encegah
tergelincir,
bergeser,
berputar,
dan
terguncang
sesuai
dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. pem asangan
tidak boleh m enyebabkan
terjadinya
tegangan yang berlebihan pada tangki;
2. perangkat untuk m eletakan tangki tidak boleh di las
ke tangki;
3. pem asangan
tidak boleh berdam pak
m elem ahkan
struktur
rangka
kendaraan
berm otor
berbahan
bakar gas;
4. m enggunakan
m ur baut
torsi tinggi dan harus
dikund atau dipasangkan pin atau pengait setelah
dikuatkan;
5. perangkat untuk m eletakan tangki harus dirancang
dan dikonstruksikan
dengan kekuatan yang m am pu
m enahan
gaya-gaya statis paling sedikit 20 (dua
puluh) kali berat tangki penuh untuk posisi tangki
sejajar dengan sum bu m em anjang kendaraan dan 8
(delapan) kali berat tangki penuh
untuk
tangki
m elintang terhadap sum bu m em anjang kendaraan;
6. rindan
perhitungan
kekuatan
perangkat
untuk
m eletakkan tangki sesuai tabel faktor desain seperti
contoh 3 L am piran P eraturan M enteri ini;
7. tangki
tidak
boleh bersentuhan
dengan
bagian
kendaraan
m anapun, baik pip a atau apapun yang
dapat m engakibatkan gesekan atau kelem baban;
8. sabuk pengikat peletakan
tangki paling sedikit 2
(dua) buah, terbuat dari baja dengan ukuran sesuai
tabel dim ensi pengikat seperti contoh 4 L am piran
P eraturan M enteri ini;
9. tangki yang diletakan di baw ah lantai kendaraan
harus
diberi
pelindung
atau
perisai
dengan
ketentuan jarak antara tangki dan perm ukaan tanah
paling sedikit 300 (tiga ratus) m m ;
10. apabila jarak
antara
din ding terluar
tangki yang
terdekat
dengan
sum ber
panas
tem peraturnya
m elebihi
tem peratur
panas
air
m endidih
100 0
(seratus derajat) C tidak lebih dari 150 (seratus lim a
puluh)
mm,
harus
dilengkapi
dengan
tam eng
pelindung panas dengan ketentuan:
a) jarak
antara
dinding
tangki
dengan
tam eng
paling sedikit 15 (lim a belas) m m ; dan

b)

jarak
an tara
sum ber
panas
dengan
tam eng
paling sedikit 50 (lim a puluh) m m ;
11. dilarang m em asang tangki di atas atap kendaraan;
12. jika tangki yang digunakan dalam sistem pem akaian
bahan bakar gas lebih dari satu tangki atau m ulti
tangki, m aka tangki dapat disusun secara seri atau
paralel; dan
13. penyusunan
tangki
harus
didesain
sehingga
m em ungkinkan pem isahan tangki atau tangki-tangki
dari instalasi sistem pem akaian
bahan bakar gas
pada kendaraan berm otor.

P ipa penyaluran sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4 ayat
(1) huruf
b harus
m em enuhi
persyaratan
pem asangan
sebagai berikut:
a. pipa tekanan
tinggi dari katup
pengisian
ke tangki
bahan
bakar gas sam pai dengan regulator
(m elebihi
100kP a) harus m em enuhi ketentuan sebagai berikut:
1. paling sedikit m am pu m enam pung
tekanan
kerja
27,5 M P a (275 B ar) dan tekanan uji pad a 70 M P a
(700 B ar);
2. paling sedikit m enggunakan
pipa baja s e a m l e s s
tahan
terhadap
korosi
dengan
diam eter
luar
m aksim um 6 (enam ) m m dan dilindungi P V C ;
3. jika m enggunakan
pipa dengan
diam eter
terluar
lebih dari 6 (enam ) m m harus m enggunakan
pipa
dengan standar paling sedikit pipa s t a i n l e s s s t e e l
sesuai dengan A S T M A 269;
4. jalur pem asangan
pipa tidak boleh ditem patkan
di
dalam bagian kendaraan
yang diperuntukkan
bagi
pengendara
danj atau
penum pang,
diusahakan
sependek
m ungkin
dengan
m em perhatikan
kelenturan serta dicegah tim bulnya gesekan antara
pipa dengan badanjlandasan
kendaraan;
5. jalur
pem asangan
pipa
harus
terlindung
oleh
struktur
badan atau landasan
dari kem ungkinan
benturan
atau
tabrakan
dan
tidak
boleh lebih
rendah dari bagian kendaraan yang paling rendah;
6. dalam hal jalur pem asangan pipa m elew ati sepakbor,
pipa harus
dilindungi dengan
tam eng
pelindung
pelat baja dengan tebal paling sedikit 1,5 (satu kom a
lim a) m m ;

7.

b.

ditem patkan pada tem p at yang m udah dijangkau
dan tidak boleh dilew atkan pada m ekanis batang
kem udi dan sistem s u s p e n s e ;
8. pem asangan pipa harus diikat dengan kuat pada
rangka land a san atau badan kendaraan dengan
m enggunakan jepitan-jepitan
yang terbuat
dari
logam dengan jarak antara jepitan tidak lebih dari
600 (enam ratus) m m , dan apabila pipa m elalui
panel logam m aka pipa harus dilindungi dengan
pem bungkus yang terbuat dari karet atau plastik;
9. jepitan sebagaim ana dim aksud pada angka 8 harus
m enggunakan karet pelindung untuk
m encegah
terjadinya gesekan langsung antara jepitan dengan
pipa; dan
10. penyam bungan pipa harus:
a) paling sedikit m enggunakan o l i v e j i t t i n g untuk
s te e l
dan m enggunakan
pipa jenis s t e a m l e s s
fe r r u l e j i t t i n g untuk pipa jenis s t a i n l e s s
s te e l;
b) m am pu m enam pung tekanan kerja paling sedikit
27,5 M P a (275 B ar) dan tekanan uji sebesar 70
M P a (700 B ar);
c) jum lah sam bungan yang dibutuhkan
untuk
m erangkai instalasi sistem pem akaian bahan
bakar gas harus sem inim al m ungkin; dan
d) sem ua sam bungan harus dipasang pada tem pat
yang terlindung dan m udah dijangkau.
pipa tekanan rendah dari regulator sam pai dengan m i x e r
(tidak m elebihi 10kP a) harus m em enuhi ketentuan
sebagai berikut:
1. pipa lentur atau selang karet harus dilengkapi
dengan pelindung tahan panas sam pai 100 0 (seratus
derajat) C dan m am pu m enahan lim a kali tekanan
m aksim um
yang
m ungkin
terjadi
pada
saat
digunakan;
2. pipa
lentur
atau
selang karet
harus
cukup
panjangnya untuk m enyesuaikan dengan gerakan
m esin;
3. sam bungan harus sesuai dengan penggunaan bahan
bakar gas dan m am pu m enahan lim a kali tekanan
m aksim um yang m ungkin terjadi di saat digunakan;
dan

4.

saluran pipa harus dilindungi secara m em adai baik
m elalui penem patan m aupun dengan perlindungan
tersendiri
untuk
m enghindari
kerusakan
akibat
benda-benda
yang
terlem par
dari
jalan
atau
kerusakan
lainnya
dan
pipa yang
ditem patkan
kurang
dari
100
(seratus)
mm
dari
sistem
pem buangan gas harus dilindungi dari panas secara
m em adai.

P engatur
atau
regulator bahan
bakar
gas sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 4 ayat (1) huruf c harus m em enuhi
persyaratan pem asangan sebagai berikut:
a. peralatan regulator bahan bakar gas m eliputi peralatan
yang diperlukan
untuk
m enurunkan
tekanan
bahan
bakar gas tekanan
tinggi dari tangki m enjadi bahan
bakar
gas
tekanan
rendah
yang
akan
dipasok
kekom ponen pencam pur;
b. regulator harus disertifikasi dan m em enuhi persyaratan
teknis dari negara asal; dan
c. pem asangan regulator bahan bakar gas harus:
1. dipasang pada posisi yang m udah dijangkau untuk
pem eriksaan rutin, peraw atan, dan penyetelan;
2. dipasang secara erat, kuat dan terlindung
secara
baik dari kerusakan dalam suatu tabrakan;
3. ditem patkan
sedekat
m ungkin
dengan
titik
pencam puran gas dengan udara ke m esin;
4. tidak boleh diletakan di bagian m esin;
5. dipasang dekat dengan atau langsung
pada alat
pem u tus
otom atis
atau jika m enggunakan
pipa
penghubung
diusahakan
dengan jarak
m aksim al
antara keduanya adalah 500 (lim a ratus) m m ;
6. m asih m enggunakan adanya gerak bebas pipa-pipa
dan selang air;
7. sirkulasi air pendingin m esin terhubung sedem ikian
ru pa sehingga aliran air pendingin tidak terhalang
oleh katup-katup
dari c o o l i n g s y s t e m ,
antara lain
th e r m o s ta t,

8.

9.

h e a te r c o n tr o l va lve ;

jauh
dari sistem pem buangan
gas panas
m esin
kendaraan atau dilindungi dengan logam pelindung
panas atau tam eng panas; dan
tidak boleh ditem patkan dekat peralatan listrik yang
dapat m engeluarkan percikan api.

K om ponen pecam pur sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4
ayat (1) huruf d harus m em enuhi persyaratan
pem asangan
sebagai berikut:
a. m encegah terjadinya pencam puran antara udara dengan
gas di luar kom poncn pencam pur;
b. kom ponen pecam pur ham s dipasang secara kuat dan
tidak boleh ada gesekan atau sentuhan dengan bagian
lainnya; dan
c. dalam instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas jenis
b i o - fu e l ,
kinerja
kom ponen
pencam pur
tidak
boleh
m engakibatkan
penurunan
kualitas
em isi gas buang
kendaraan
yang telah ditentukan
pabrik
pada
saat
m enggunakan bahan bakar bensin.

K om ponen h i g h p r e s s u r e
g a s l o c k sebagaim ana
dim aksud
dalam P asal 4 ayat (3) dan ayat (4) harus
m em enuhi
persyaratan pem asangan sebagai berikut:
a. dipasang ditem pat yang am an dengan jarak tidak lebih
S O O m m sebelum regulator serta tidak m enem pel pada
bagian m esin; dan
b. m am pu
m encegah
m engalirnya
gas dari tangki
ke
regulator kecuali jika kunci kontak ( i g n i t i o n s w i t c h ) pada
posisi « O N " dan m e sin kendaraan bekerja.

(1)

K om ponen p e t r o l l o c k o ff d e v i c e sebagaim ana dim aksud
dalam P asal 4 ayat (3) harus m em enuhi persyaratan
pem asangan sebagai berikut:
a. dipasang pada tem pat yang am an m enem pel pada
karburator; dan
b. jika dipasang pada p a n e l
body
sam bungan
dari
p e t r o l l o c k o ff d e v i c e ke karburator ham s fleksibel.

(2)

K om ponen p e t r o l l o c k o ff d e v i c e sebagaim ana dim aksud
pada
ayat
(1) untuk
kendaraan
berm otor
yang
m enggunakan i n j e c t o r ham s dipasang pada tem p at yang
am an dan bekerja secara elcktronis.

K atup tangki (c y lin d e r v a lv e ) sebagaim ana dim aksud dalam
P asal 4 ayat (1) huruf e harus
m em enuhi
persyaratan
pem asangan sebagai berikut:
a. kom ponen
katup
tangki m erupakan
katup
penutup
harus
m endapat
persetujuan
dari
instansi
yang
bertanggung jaw ab di bidang keselam atan kerja;
b. setiap
tangki
harus
m em iliki
katup
tangki
yang
dioperasikan secara m anual dan harus dipasang pada
posisi yang m udah dijangkau;
c. jika
m enggunakan
lebih
dari
satu
tangki
harus
dilengkapi dengan katup penutup
induk, dipasang di
antara sam bungan pengisian dengan tangki dan tidak
ada kom ponen lain yang ditem patkan
antara
katup
penu tu p induk dengan tangki; dan
d. selain katup penutup harus dipasang pula sebuah katup
yang berfungsi untuk m encegah pengisian tangki dengan
tekanan berlebihan, dengan persyaratan sebagai berikut:
1. setiap instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas
pada kendaraan berm otor harus dilengkapi dengan
alat
untuk
m encegah
pengisian
tangki
dengan
tekanan lebih besar dari tekanan kerja; dan
2. penggunaan alat sebagaim ana dim aksud pada angka
1 harus dirancang dan ditem patkan sedem ikian rupa
sehingga dapat m engeluarkan
sebagian isi tangki
bila tekanannya m elebihi tekanan kerja dan harus
disetel untuk beroperasi 10% (sepuluh per seratus)
di atas tekanan kerja.

K atup anti balik sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4 ayat
(1) huruf
g harus
m em enuhi
persyaratan
pem asangan
sebagai berikut:
a. katup anti balik harus dipasang untuk m encegah aliran
balik gas dari tangki ke sam bungan pengisian; dan
b. katup anti balik harus ditem patkan
sedekat m ungkin
dengan sam bungan pengisian.

S am bungan pengisian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4
ayat (1) huruf h harus m em enuhi persyaratan pem asangan
sebagai berikut:

a.

b.

c.

d.

sam bungan
penglslan harus
ditem patkan
sedem ikian
rupa
sehingga
d is p e n s e r
n o zzle
dan
sam bungan
pengisian harus tersam bung dengan baik dan pada saat
pengisian
ulang
dapat
diaw asi
dari
sebelah
luar
kendaraan;
sam bungan
pengisian
terlindung
dengan
cara
ditem patkan
di
baw ah
perm ukaan
panel
badan
kendaraan
atau di tem p at lain yang terlindung oleh
konstruksi rangka;
sam bungan
pengisian harus
ditem patkan
sedem ikian
rupa sehingga pengisian ulang dapat dilakukan tanpa
m engharuskan
operator untuk berlutut atau m erangkak
atau berbaring di kolong kendaraan atau m enyebabkan
ketidaknyam anan dan bahaya; dan
sam bungan
pengisian harus
ditem patkan
sedem ikian
rupa
sehingga
beban
saat
pengisian
ulang
dapat
dim inim alisasi.

A lat pem utus otom atis sebagaim ana dim aksud dalam P asal
4 ayat (1) huruf i harus m em enuhi persyaratan pem asangan
sebagai berikut:
a. dipasang
sebelum
regulator
dan
m am pu
m encegah
m engalirnya
gas kecuali jika kunci kontak
(ig n itio n
s w i t c h ) pada posisi « O N " dan m esin bekerja; dan
b. s a fe t y c u t o ff d e v i c e m am pu m encegah m engalirnya gas
m eskipun kunci kontak ( i g n i t i o n s w i t c h ) pada posisi ((O N "
dan m esin tidak bekerja.

P eralatan kontrol tekanan gas sebagaim ana dim aksud dalam
P asal 4 ayat (1) huruf j harus
m em enuhi
persyaratan
pem asangan sebagai berikut:
a. dipasang dengan kuat dan am an;
b. tidak boleh dipasang di dalam kabin; dan
c. harus dipasang antara gas l o c k o ff d e v i c e dan regulator.

Indikator volum e bahan bakar gas elektronik sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 4 ayat (1) huruf k ham s dipasang
pada panel d a s h b o a r d dan pada lokasi yang m udah untuk
dilihat.

P eralatan kontrol elektronik dan perkabelan
sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 4 ayat (1) huruf 1 harus m em enuhi
persyaratan pem asangan sebagai berikut:
a. perkabelan harus m enggunakan
kabel yang dirancang
khusus
untuk penggunaan
pada kendaraan
berm otor
dan dipasang secara sem purna,
diklip atau dililitkan
i s o l a t a p e m engikuti panjangnya kabel;
b. sirkuit
kelistrikan
harus
dilengkapi
dan
dilindungi
dengan pem batas arus ( fu s e ) yang sesuai; dan
c. untuk
penggunaan
jenis
instalasi
b i - fu e l
harus
dilengkapi dengan
dengan tom bol pengubah
(s w itc h
s e l e c t o r ) yang dipasang
pada dashboard
dan m udah
dijangkau.

P eraw atan instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas pada
kendaraan berm otor sebagaim ana dim aksud dalam P asal 8
ayat (1) huruf b harus m em enuhi persyaratan:
a. harus dilakukan secara periodik sesuai dengan petunjuk
peraw atan yang dikeluarkan oleh bengkel instansi sistem
pem akaian bahan bakar gas;
b. hanya boleh dilakukan oleh bengkel agen peralatan atau
bengkel
um um
kendaraan
berm otor
yang
telah
m endapatkan otorisasi dari bengkel agen peralatan; dan
c. peraw atan instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas
m eliputi:
1. keberadaan instalasi sistem pem akaian bahan bakar
gas;
2. kedudukan instalasi sistem pem akaian bahan bakar
gas;
3. berfungsinya
kom ponen-kom ponen
pada
instalasi
sistem pem akaian bahan bakar gas;
4. keausan kom ponen-kom ponen pada instalasi sistem
pem akaian bahan bakar gas; dan
5. kebocoran
(le a k
te s t)
pada
instalasi
sistem
pem akaian bahan bakar gas.

K etentuan lebih lanjut m engenai instalasi sistem pem akaian
bahan
bakar
gas jenis
C N G diatur
dengan
P eraturan
D irektur Jenderal.

B A B III
PE R SY A R A T A N
D IST R IB U T O RK O M PO N E N
SIST E M PE M A K A IA N
B A H A NB A K A RG A S JE N IS C N G
U N T U KK E N D A R A A N
BERM OTOR

(1)

D istributor kom ponen sistem pem akaian bahan bakar
gas untuk kendaraan berm otor dilakukan oleh agen
sesuai bidangnya.

(2)

A gen sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) harus
m em enuhi persyaratan:
a. berbentuk badan usaha;
b. m em iliki penunjukan keagenan sebagai agen dari
pabrikan (p rin c ip a l);
c. terdaftar pada instansi yang bertanggung jaw ab di
bidang keselam atan kerja; dan
d. m em iliki bengkel instalasi sistem pem akaian bahan
bakar gas untuk kendaraan berm otor.

(1)

B engkel sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 24 ayat (2)
huruf d harus m em enuhi persyaratan:
a. m em iliki teknisi
yang
berkom petensi
terhadap
penggunaan bahan
bakar gas pada kendaraan
berm otor paling sedikit:
1. 1 (satu) orang teknisi peraw atan; dan
2. 1 (satu) orang teknisi instalatur;
(s p e c ia l to o ls ) untuk
b. m em iliki peralatan
khusus
pem asangan
peralatan
bahan
bakar gas untuk
kendaraan berm otor;
c. m em iliki peralatan tangan (h a n d to o ls ) dan peralatan
bertenaga (p o w e r to o ls );
d. m em iliki peralatan e n g in e a n a ly s e r,
e. m em iliki peralatan e x h a u s t g a s a n a ly s e r,
f. m em iliki peralatan pendeteksi kebocoran gas (g a s
le a k d e te c to r); dan
g. m em iliki fasilitas keam anan dan keselam atan kerja.

(2)

B engkel yang telah m e m enu hi persyaratan sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1) diberikan sertifikat se bagai
bengkel instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas
untuk kendaraan berm otor oleh D irektur Jenderal.

(3)

S ertifikat bengkel sebagaim ana dim aksud pada ayat (2)
seperti contoh 5 L am piran P eraturan M enteri ini.

(1)

B engkel um um kendaraan
berm otor dapat m enangani
pem asangan
pcralatan
bahan
bakar
gas
dengan
persyaratan:
a. m em enuhi ketentuan sebagaim ana dim aksud dalam
pasal 25 ayat (1);
b. ditunjuk
dan diberi otorisasi oleh agen peralatan
bahan bakar gas; dan
c. m em peroleh
sertifikat
sebagai
bengkel
instalasi
peralatan
bahan
bakar
gas
untuk
kendaraan
berm otor dari D irektur J enderal.

(2)

O torisasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf b
seperti contoh 6 L am piran P eraturan M enteri ini.

(3)

S ertifikat bengkel um um sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) huruf c seperti contoh 5 L am piran P eraturan
M enteri ini.

(1)

T eknisi peraw atan sebagaim ana dim aksud dalam P asal
25 ayat (1) huruf a harus m em enuhi persyaratan:
a. m em iliki pengetahuan
dan kem am puan
di bidang
teknologi otom otif;
b. m em iliki pengalam an paling sedikit 2 (dua) tahun
sebagai teknisi kendaraan berm otor; dan
c. telah m engikuti pendidikan
kom petensi dan lulus
dalam evaluasi tata cara peraw atan instalasi sistem
pem akaian bahan bakar gas yang diselenggarakan
oleh
agen
peralatan
bahan
bakar
gas
serta
m em peroleh
sertifikat
teknisi
peraw atan
sistem
pem akaian
bahan
bakar gas dan terdaftar
pada
D irektorat Jenderal P erhubungan D arat.

(2)

T eknisi instalatur sebagaim ana dim aksud dalam P asal
25 ayat (1) huruf a harus m em enuhi persyaratan:
a. m em iliki pengalam an
paling sedikit 2 (dua) tahun
sebagai teknisi peraw atan
sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1); dan

b. telah m engikuti pendidikan
kom petensi dan lulus
dalam
evaluasi
tata
cara
pem asangan
instalasi
sistem
pem akaian
bahan
bakar
gas
yang
diselenggarakan
oleh agen peralatan
bahan bakar
gas serta m em peroleh sertifikat teknisi instalatur
sistem pem akaian
bahan bakar gas dan terdaftar
pada D ircktorat Jenderal P erhubungan D arat.

(1)

A gen sebagaim ana dim aksud dalam P asal 24 ayat (2)
dan bengkel um um sebagaim ana dim aksud dalam P asal
26 ayat (1) yang m elakukan instalasi sistem pem akaian
bahan
bakar
gas
pada
kendaraan
berm otor
berkew ajiban untuk:
a. m engeluarkan kartu m onitor;
b. m engeluarkan kartu induk;
c. m em berikan
tanda
konversi
(instalasi)
pada
kendaraan
berm otor yang m enggunakan
peralatan
bahan bakar gas;
d. m em berikan
tanda
pengenal
pada
kendaraan
berm otor yang m enggunakan peralatan bahan bakar
gas; dan
e. m em berikan tanda petunjuk pengisian ulang bahan
bakar gas.

(2)

K artu m onitor sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1)
huruf a berisi:
a. nam a dan alam at pem ilik kendaraan berm otor;
b. nam a· dan alam at pem ilik baru (dalam hal terjadi
pindah tangan kepem ilikan kendaraan);
c. m erek dan tipe kendaraan berm otor;
d. nom or
rangka
dan
nom or
m esin
kendaraan
berm otor;
e. m erek dan tipe peralatan dan tangki bahan bakar
gas;
f. nom or sertifikat pengujian tangki bahan bakar gas;
g. nom or sertifikat instalasi peralatan bahan bakar gas;
h. nom or registrasi regulator;
i. tanggal instalasi peralatan;
j. tanggal dan m asa berlaku periode pem eriksaan;
k. tanggal dan m asa berlaku periode pengujian; dan
1. nam a dan nom or registrasi teknisi instalatur.

(3)

K artu m onitor sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1)
huruf a disertakan
pada setiap kendaraan
berm otor
yang dilengkapi dengan peralatan
sistem pem akaian
bahan bakar gas.

(4)

K artu induk sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf
b berisi:
a. nam a dan alam at pem ilik kendaraan berm otor;
b. nam a dan alam at pem ilik baru (dalam hal terjadi
pindah tangan kepem ilikan kendaraan);
c. m erek dan tipe kendaraan berm otor;
d. nom or
rangka
dan
nom or
m esin
kendaraan
berm otor;
e. m erek dan tipe peralatan bahan bakar gas;
f. nom or sertifikat pengujian tangki bahan bakar gas;
g. nom or sertifikat instalasi peralatan bahan bakar gas;
h. nom or registrasi regulator;
i. tanggal instalasi peralatan;
J. tanggal dan m asa berlaku periode pem eriksaan;
k. tanggal dan m asa berlaku periode pengujian; dan
1. nam a dan nom or registrasi teknisi instalatur.

(5)

K artu induk sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf
b disim pan
sebagai
arsip
oleh agen
sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 24 ayat (2) atau bengkel um um
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 25 ayat (1).

(6)

K artu m onitor dan kartu induk sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) seperti contoh 7 dan contoh 8 L am piran
P eraturan M enteri ini.

(7)

T anda konversi (instalasi) sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) huruf c berupa pelat yang berisi inform asi
tentang:
a. agen atau bengkel um um pem asang dan alam atnya;
b. m erek dan nom or registrasi regulator;
c. nom or
dan
tanggal
sertifikat
instalasi
sistem
pem akaian bahan bakar gas;
d. nom or dan tanggal sertifikat pengesahan kom ponenkom ponen pada sistem pem akaian bahan bakar gas;
e. nam a dan nom or registrasi teknisi yang m em asang
instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas; dan
f. tanggal
pem asangan
instalasi
sistem
pem akaian
bahan bakar gas.

(8)

T anda

konversi dipasang pada ruang m esin
pada lokasi yang m udah dilihat.

c o m p a r te m e n t)

(e n g in e

(9)

T anda konversi
huruf b seperti
ini.

sebagaim ana
dim aksud
pada
contoh 9 L am piran P eraturan

ayat (1)
M enteri

(10) T anda pengenal sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
huruf
d berupa
stiker
dengan
spesifikasi
sebagai
berikut:
a. tinta dan adhesi;
b. berw arna dasar putih dengan ukuran
80 (delapan
puluh) m m x 80 (delapan puluh) m m persegi;
c. di tengah
tanda
pengenal
dicantum kan
tulisan
"B B G " dengan bentuk huruf univers 67 (enam puluh
tujuh) berw arna hitam dengan tinggi tidak kurang
dari 20 (dua puluh) m m ; dan
d. m em punyai garis pinggir berw arna hitam setebal 1
(satu) m m dan berjarak 5 (lim a) m m dari tepi luar
serta sejajar dengan ukuran 80 (delapan puluh) m m
diukur dari tepi luar.
(11) T anda pengenal sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
huruf d ditem patkan pada bagian depan dan belakang
kendaraan
untuk
m enunjukkan
bahw a
kendaraan
m enggunakan bahan bakar gas.
(12) T anda pengenal sebagaim ana dim aksud pada ayat (11)
seperti contoh 10 L am piran P eraturan M enteri ini.
(13) T anda
petunjuk
pengisian
ulang
sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1) huruf e m em uat data tentang:
a. tekanan m aksim um yang diizinkan;
b. kapasitas m aksim um tangki;
c. nom or tangki; dan
d. m asa pengujian tangki berikutnya.
(14) T anda
petunjuk
penglslan
dim aksud
pada ayat (1) huruf
L am piran P eraturan M enteri ini.

ulang
sebagaim ana
e seperti contoh
11

B A B IV
P R O S E D U RD A NP E T U N JU KP E N G IS IA N
B A H A NB A K A RG A S JE N IS C N G

(1)

D ilarang m engisi tangki dengan bahan bakar gas pada
tekanan
yang m elebihi tekanan
m aksim um
yang
dipersyaratkan dan tekanan pengisian m aksim um ini
harus diterakan dengan jelas dekat saluran pengisian.

(2) T ekanan pengisian m aksim um sebagaim ana dim aksud
dalam ayat (1) tidak boleh m elam paui 16,5 (enam belas
kom a lim a) M P a pada 15° (lim a belas derajat) C .
(3)

P rosedur dan petunjuk pengisian bahan bakar
seperti contoh 12 L am piran P eraturan M enteri ini.

gas

BABV
PENGAW ASAN

(1) A gen sebagaim ana dim aksud dalam P asal 24 ayat (2)
dan bengkel um um sebagaim ana dim aksud dalam P asal
26 ayat (1) diw ajibkan m em buat m anajem en sistem
inform asi dan d a ta b a s e
serta
m elaporkan
secara
berkala
ten tang
hal
pem asangan
danJatau
pem indahtanganan sistem pem akaian bahan bakar gas
pada kendaraan berm otor kepada D irektorat Jenderal
P erhubungan D arat.
(2)

D alam hal terjadi kecelakaan pada sistem pem akaian
bahan bakar gas pada kendaraan berm otor, ham s
dilakukan
penelitian
terjadinya
kecelakaan
dan
penyidikan
pelanggaran
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.

(1)

S etiap pem ilik kendaraan berm otor yang m enggunakan
bahan bakar gas harus m em baw a kendaraannya
ke
agen sebagaim ana dim aksud dalam P asal 24 ayat (2)
atau
bengkel um um
sebagaim ana
dim aksud
dalam
P asal 26 ayat (1) setiap 6 (enam ) bulan dihitung sejak
instalasi peralatan bahan bakar gas dipasang, untuk
dilakukan
pem eriksaan
atau
pengujian
terhadap
instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas.

(2)

U ntuk 6 (enam ) bulan pertam a,
ketiga, kelim a dan
seterusnya
(ganjil) dilakukan
pem eriksaan
terhadap
peralatan dan instalasi sistem pem akaian bahan bakar
gas yang dipasang pada kendaraan berm otor.

(3)

U ntuk 6 (enam ) bulan kedua, keem pat, keenam dan
seterusnya
(genap)
dilakukan
pengujian
terhadap
peralatan dan instalasi sistem pem akaian bahan bakar
gas yang dipasang pada kendaraan berm otor.

(4)

S etiap pem ilik kendaraan berm otor yang m enggunakan
bahan bakar gas harus m elakukan
pengujian ulang
secara hidrostatis
terhadap
tangki bahan bakar gas
dalam w aktu tidak lebih dari 5 (lim a) tahun untuk
tangki yang terbuat dari baja dan 3 (tiga) tahun untuk
tangki yang terbuat
dari kom posit terhitung
m ulai
tanggal
pengujian
terakhir
pada
instansi
yang
bertanggung jaw ab di bidang keselam atan kerja.

(5)

K etentuan teknis dan tata cara pengujian hidrostatis
terhadap tangki sebagaim ana dim aksud pada ayat (4)
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan
di
bidang keselam atan kerja.

(6)

P em eriksaan
kendaraan
berm otor
sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat (2) dilaksanakan
oleh teknisi
peraw atan di agen sebagaim ana dim aksud dalam P asal
24 ayat (2) atau bengkel um um sebagaim ana dim aksud
dalam P asal 26 ayat (1).

(7)

P em eriksaan instalasi sistem pem akaian bahan bakar
gas ditentukan sebagai berikut:
a. adm inistrasi yang m elekat pada kendaraan
berupa
kartu m onitor m aupun tanda uji tangki bahan bakar
gas;

b. tanda konversi (instalasi) dan tanda pengenal serta
tanda petunjuk pengisian ulang;
c. tangki, sistem pem ipaan dan keseluruhan kom ponen
terhadap
peletakan,
kekuatan
kedudukan,
korosi,
kerusakan,
dan
perubahan-perubahan
yang
m em pengaruhi pem enuhan persyaratan;
d. kebocoran
dengan
m etode
gelem bung
sabun
danj atau
m etode lain yang secara
teknis dapat
dipertanggungjaw abkan
dan
dilakukan
dalam
kondisi pengisian bahan bakar gas pada tekanan
hulu pengatur tidak lebih dari 20 (dua puluh) M P a;
e. kebocoran harus dilaksanakan
dalam kondisi ruang
yang berventilasi baik dan pada jarak paling sedikit 5
(lim a) m eter dari sum ber api; dan
f. unjuk kerja instalasi sistem pem akaian bahan bakar
gas harus
diperiksa
pada tekanan
kerja norm al
bahan bakar gas.
(8)

A pabila hasil pem eriksaan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (7) dinyatakan
m em enuhi
persyaratan
teknis,
m aka bengkel w ajib m engisi kartu
m onitor tentang
tanggal, nam a teknisi yang m em eriksa
dan tanggal
pem eriksaan
periode beriku tnya,
serta
rekom endasi
boleh m engoperasikan kendaraan dengan m enggunakan
bahan bakar gas.

(9)

A pabila hasil pem eriksaan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (7) dinyatakan tidak m em enuhi persyaratan teknis,
m aka bengkel w ajib m engisi kartu
m onitor tentang
tanggal,
nam a
teknisi
yang
m em eriksa,
serta
pernyataan bahw a kendaraan yang bersangkutan
tidak
boleh dioperasikan dengan m enggunakan
bahan bakar
gas dengan ketentuan:
a. tangki bahan bakar gas dikosongkan; dan
b. r e fu e l l i n g c o n e c t i o n bahan bakar gas disegel.

(10) P engujian berkala ganjil di bengkel terhadap peralatan
bahan bakar gas sebagaim ana dim aksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh instalatur m eliputi:
a. pem eriksaan terhadap sertifikat yang m elekat pada
kendaraan berupa kartu m onitor m aupun tanda uji
tangki bahan bakar gas;
b. pem eriksaan terhadap tanda konversi (instalasi) dan
tanda pengenal;

c. tangki, sistem pem ipaan dan keselurtlhan kom ponen
harus diperiksa dan diuji dengan teliti oleh teknisi
terhadap peletakan, kekuatan kedudukan, korosi,
kerusakan,
dan
perubahan-perubahan
yang
m em pengaruhi pem enuhan persyaratan;
d. unjuk kerja peralatan dan alat pengatur harus diuji
pada tekanan kerja norm al bahan bakar gas, untuk
m em buktikan kesem pum aan prestasi sistem secara
keseluruhan;
e. pada sistem peralatan bahan bakar gas secara
keseluruhan harus diuji secara seksam a terhadap
kebocoran
dengan
m etode
gelem bung
sabun
danJatau
m etode
lain
yang
dapat
dipertanggungjaw abkan;
f. pengujian sebagaim ana dim aksud
pada huruf e
dilaksanakan dalam kondisi pengisian bahan bakar
gas pada tekanan hulu pengatur tidak lebih dari 20
(dua puluh) M P a;
g. pengujian kebocoran harus dilaksanakan dalam
kondisi ruang yang berventilasi baik dan paling
sedikit berjarak 5 (lim a) m eter dari api terbuka atau
sum ber pem bakaran lain;
h. pengujian gas buang kendaraan; dan
i. pengujian kinerja m esin kendaraan berm otor.
(11) A pabila hasil pengujian sebagaim ana dim aksud pada
ayat (10) dinyatakan m em enuhi persyaratan teknis,
m aka bengkel w ajib m engisi kartu m onitor tentang
tanggal, nam a teknisi yang m enguji dan tanggal
pengujian periode berikutnya, serta rekom endasi boleh
m engoperasikan
kendaraan
dengan
m enggunakan
bahan bakar gas.
(12) A pabila hasil pengujian sebagaim ana dim aksud pada
ayat (10) dinyatakan tidak m em enuhi persyaratan
teknis, m aka bengkel w ajib m engisi kartu m onitor
ten tang tanggal pengujian, nam a teknisi yang m enguji,
serta
rekom endasi
tidak
boleh
m engoperasikan
kendaraan dengan m enggunakan bahan bakar gas
dengan ketentuan:
a. tabung bahan bakar gas dikosongkan; dan
b. r e fu e l l i n g c o n e c t i o n bahan bakar gas disegel.

(1)

S etiap pem ilik kendaraan
berm otor
w ajib uji yang
m enggunakan
bahan
bakar
gas w ajib
m elakukan
pengujian
kendaraan
berm otor berbahan
bakar gas
dengan periode sesuai ketentuan pengujian kendaraan
berm otor.

(2)

P engujian kendaraan
berm otor berbahan
bakar gas
yang dilakukan oleh unit pengujian berkala kendaraan
berm otor dilakukan terhadap:
a. instalasi sistem pem akaian bahan bakar gas yang
dilakukan
dengan
cara pem eriksaan
persyaratan
adm inistratif m eliputi:
1.
pem eriksaan
dokum en
sertifikat
pengujian
hidrostatik berikut m asa berlaku pengujiannya;
2.
pem eriksaan dokum en kartu m onitor terutam a
m enyangkut
hasil pem eriksaan,
rekom endasi,
periode
pem eriksaan,
hasil
pengujian,
rekom endasi,
periode
pem eriksaan,
hasil
pengujian, rekom endasi dan periode pengujian
peralatan konversi bahan bakar; dan
3.
pem eriksaan terhadap tanda konversi dan tanda
pengenal peralatan bahan bakar gas.
b. pem enuhan
kelaikan
jalan
kendaraan
berm otor
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
di
bidang pengujian berkala kendaraan berm otor.

(3)

S ebagai bukti bahw a kendaraan
berbahan
bakar gas
telah lulus uji, di dalam buku uji kendaraan berm otor
harus
dicantum kan
m asa
berlaku
kelaikan
jalan
kendaraan tersebu t dalam m enggunakan
bahan bakar
gas.

(4)

K endaraan berm otor berbahan bakar gas m ilik pribadi
yang belum w ajib uji hanya dilakukan
pem eriksaan
persyaratan adm inistratif sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2) huruf a oleh agen atau bengkel um um yang
telah diotorisasi oleh agen.

P erbaikan
kendaraan

peralatan instalasi sistem bahan bakar
berm otor dilakukan dengan ketentuan:

gas pada

a.

b.

c.

d.

e.
f.

pelaksanaan
perbaikan
harus
dilakukan
pada
agen
sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 23 ayat (2) atau
bengkel um um sebagaim ana dim aksud dalam P asal 25
ayat (1);
pelaksanaan
perbaikan
yang
berhubungan
dengan
panas
harus
dilakukan
dengan
m em perhatikan
keselam atan terhadap bahaya kebakaran;
sebelum pekerjaan perbaikan dilaksanakan
pada atau
dekat sistem bahan bakar, katup penutup harus dalam
keadaan tertutup, kecuali jika bahan bakar diperlukan
untuk kerja m esin;
kerusakan
saluran-saluran
bahan
bakar tidak boleh
diperbaiki
dalam
sem ua
katup
harus
dilakukan
penggantian;
pengelasan, pelapisan, dan pengerjaan panas tidak boleh
dilakukan terhadap bagian tangki; dan
dilarang
m engubah
danjatau
m em odifikasi
seluruh
danj atau sebagian instalasi sistem pem akaian
bahan
bakar gas yang tidak sesuai dengan standar teknis yang
ditetapkan pabrik.

P enggunaan
ulang kom ponen instalasi
sistem pem akaian
bahan
bakar
gas pada
kendaraan
berm otor
dilakukan
dengan ketentuan:
a. peralatan bahan bakar gas bekas dapat dipergunakan
kem bali atau dipindahkan ke kendaraan lain jika:
1. peralatan m asih dalam kondisi bagus dan m em enuhi
standar;
2. m asa uji tangki belum kadaluarsa; dan
3.
d o u b l e fe r r u l e j i t t i n g dapat digunakan
kem bali hanya
bila kondisinya m asih sesuai katalog pabrikan.
b. kom ponen-kom ponen
berikut ini tidak boleh dipakai
ulang:
1. sem ua pipa dan selang yang dilalui c y l i n d e r p r e s s u r e ;
2. sem ua j i t t i n g yang digunakan untuk m enyam bung
pipa atau selang yang telah dilepas dari kom ponen
tersebut; dan
untuk
3. sem ua g r o m m e t dan j i t t i n g yang digunakan
m enyekat b u l k h e a d .
P asal35
P em buangan
ketentuan:

tangki

bahan

bakar

gas

dilakukan

dengan

a.

b.

pem buangan tangki bahan bakar gas yang telah tidak
m em enuhi syarat kelaikan harus dilepas terlebih dahulu
dari sistem kendaraan sebelum dibuang;
pem buangan
tangki harus
dilakukan
secara terpisah
dengan cara sesuai peraturan
perundang-undangan
di
bidang keselam atan kerja.

PER ED A R A N

BAB VI
PER A LA TA N B A H A N B A K A R G A S

(1)

P eralatan bahan bakar gas hanya boleh dijual dan
diedarkan oleh agen yang m engageni m erek tertentu
peralatan bahan bakar gas.

(2)

S etiap penjualan harus m em berikan jam inan
bahw a
seluruh peralatan bahan bakar gas yang dijualnya telah
m em iliki m u tu yang sarna dengan peralatan
bahan
bakar gas yang telah diuji, disetujui, dan disahkan oleh
pejabat yang berw enang serta harus dapat m enjam in
pelayanan kebutuhan suku cadangnya.

(3)

D ilarang m enjual dan m enggunakan
peralatan bahan
bakar gas yang belum m endapatkan
persetujuan
dan
pengesahan
pada kendaraan
berm otor
sebagaim ana
dim aksud pada ayat (2).
B A B V II
SA N K SI
P asal 37

P elanggaran
terhadap
P eraturan
M enteri ini dikenakan
sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
B A B V III
K ETEN TU A N PER A LIH A N

(1)

D engan berlakunya P eraturan M enteri ini, perusahaan
yang telah m em iliki sertifikat pengesahan pem asangan
peralatan
konversi bahan
bakar
gas dalam jangka
w aktu paling lam a 1 (satu) tahun
sejak P eraturan
M enteri ini ditetapkan w ajib m enyesuaikan persyaratan
sesuai dalam P eraturan M enteri ini.

(2)

A pabila
dalam
jangka
w aktu
1
(satu)
tahun
sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) perusahaan
yang
bersangkutan
belum m enyesuaikan
dengan ketentuan
dalam
P eraturan
M enteri
ini,
m aka
sertifikat
pengesahan
pem asangan
peralatan
konversi
bahan
bakar gas yang dim iliki dicabu t dan dinyatakan tidak
berlaku serta dilarang m enjual dan/ atau m engedarkan
peralatan sistem pem akaian bahan bakar gas.

(3)

B erdasarkan peraturan perundang-undangan
di bidang
keselam atan kerja, perusahaan
sebagaim ana dim aksud
pada
ayat
(2) w ajib
m enarik
kem bali
peredaran
peralatan konversi bahan bakar gas yang telah beredar
di m asyarakat.

(1)

P em ilik kendaraan berm otor yang m enggunakan bahan
bakar gas dalam jangka w aktu paling lam a 6 (enam )
bulan
sejak P eraturan
M enteri ini ditetapkan
w ajib
m em eriksakan instalasi sistem pem akaian bahan bakar
gas pada kendaraannya
dan m enyesuaikan
dengan
ketentuan dalam P eraturan M enteri ini.

(2)

A pabila dalam w aktu 6 (enam ) bulan
sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat (1) pem ilik kendaraan
belum
m em eriksakan
dan m enyesuaikan
dengan ketentuan
ini, pem ilik kendaraan w ajib m elepas peralatan sistem
pem akaian bahan bakar gas dari kendaraan
berm otor
yang
bersangku tan
dan
dilarang
m engoperasikan
kendaraannya dengan m enggunakan bahan bakar gas.

B A B IX
K E T E N T U A NP E N U T U P

D engan berlakunya P eraturan M enteri ini, m aka K eputusan
M enteri P erhubungan
N om or K M . 64 T ahun 1993 tentang
P ersyaratan
T eknis P em akaian
B ahan
B akar
G as P ada
K endaraan B erm otor dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan
M enteri
diundangkan.
A gar
setiap
pengundangan
penem patannya

ini

m ulai

berlaku

pada

tanggal

orang
m engetahuinya,
m em erintahkan
Peraturan
M enteri
1m
dengan
dalam B erita N egara R epublik Indonesia.

D itetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Juni 2012
M E N T E R IPE R H U B U N G A N
R E PU B L IK IN D O N E SIA ,

D iundangkan di Jakarta
pada tanggal27 Juni 2012

M E N T E R IH U K U M D A N H A K A SA SI M A N U SIA
R E PU B L IK IN D O N E SIA ,

Salinan sesuai de
K epala B iro

U M A R R IS, SH , M M , M H
Pem bina U tam a M uda (IV /c)
N IP. 19630220 198903 1 001

LAM PI RAN
PERATURAN
NOMOR

M ENTERI

PERHUBUNGAN

PM . 39 TAHUN

R E P U B L IK

IN D O N E S IA

2012

TENTANG
PENGGUNAAN

NATURAL

a
b
c
d
e

T angki bahan bakar gas
P ipa P enyaluran
P engatur atau R egulator
P encam pur (M ixer)
C ylin d e r

V a lve

f

Is o la tio n

V a lve

g

R e fu e l l i n g

h

Sa m bunga n
F uel shut

n o n r e tu r n
p e n g is ia n

o ff d e v i c e

BAHAN

BAKAR

G A S (C N G ) P A D A K E N D A R A A N

va lve
( R e fu e l l i n g c o n n e c t i o n )

( l o c k o ff) ( h i g h p r e s s u r e

g a s l o c k o ff) )

j

F uel shut

o ff d e v i c e

1

S a lu r a n

2

P ip a p e n ya lu r a n

3

P o w e r va lve a d ju s te r

(lo w g a s p r e s s u r e

V e n a tio n
te ka n a n

GAS

renda h

o p tio n a l)

J E N IS

C O M P RE SSE D

BERM OTOR

K E M E N T E R IA N
D IR E K T O R A T

S E R T IF IK A T

JE N D E R A L

IN S T A L A S I

S IS T E M

PERHUBUNGAN
PERHUBUNGAN

P E M A K A IA N

BAHAN

N e m e r:

D IR E K T U R
p e r a la ta n

JE N D E R A L
bahan

bakar

DARAT

BAKAR

GAS

.

PERHUBUNGAN

DARAT

dengan

in i

m e n y a ta k a n

bahwa

gas:

MEREK
T IP E
P E M IL IK

KEAGENAN

ALAM ATPERUSAHAAN
PENANGGUNG

JA W A B

S P E S IF IK A S I
TABUNG

KATUP

1)

MEREK

2)

K A P A S IT A S

3)

TEKANAN

1)

...............

T E K N IS
PERALATAN

BBG

P E M IP A A N

REG ULATO R

MAX

...............
3) ...............
2)

D IN Y A T A K A N
S IS T E M

MEREK
T IP E

L A IK

P E M A K A IA N

SERTA
BAHAN

MEMENUHI
BAKAR

PERSYARATAN

T E K N IS

GAS PADA KENDARAAN

PEMASANGAN

BERM OTOR

BOBOT
KENDARAAN

L on itudinal
L ateral
V ertikal
C atatan: g adalah

gaya gravitasi

M ATI
< 3 ,5 T O N

BOBOT

M ATI KENDARAAN
3 ,5

TON

20

10

8
4,5

4,5

5

>

K A PA SITA S TA N G K I (Liter)
Lebih dari
Sam pai dengan

a
100
150

100
150
-

D IM EN SI SA B U K
PEN G IK A T (m m )

D IA M ETER STU D A TA U
B A U T FLA N G E (m m )

30 x 3
50 x6

10
12

Sertifikasi

oleh professional

engineer

K E M E N T E R IA N
D IR E K T O R A T

S E R T IF IK A T

BENGKEL

D A N P E N G U J IA N
BAHAN

D IR E K T U R

JE N D E R A L
kepada:

PERHUBUNGAN

PEMASANGAN,

PERALATAN

BAKAR

re k o m e n d a s i

PERHUBUNGAN

JE N D E R A L

PERAW ATAN,

IN S T A L A S I

S IS T E M

GAS PADA KENDARAAN

PERHUBUNGAN

DARAT

DARAT

P E M E R IK S A A N ,
P E M A K A IA N

BERM OTOR

dengan

in i

m e m b e r ik a n

NAMA BENGKEL
ALAM AT
PENANGGUNG

SEBAGAI

JA W A B

BENGKEL

P E N G U J IA N

RESMI

PERALATAN

PADA KENDARAAN

PEMASANGAN,

IN S T A L A S I

BERM OTOR

S IS T E M

PERAW ATAN,
P E M A K A IA N

P E M E R IK S A A N ,

DAN

BAHAN

GAS

BAKAR

SESUAI

DENGAN

KEPUTUSAN

PERHUBUNGAN
SK.

D IR E K T U R

DARAT NOMOR

JE N D E R A L
:

jA J .4 0 2 jD R J D j2 0 0 4
TENTANG

KETENTUAN

T E K N IS

P E M A K A IA N

PADA KENDARAAN

BERSAMA

IN I D IB E R IK A N

O T O R IS A S I

YANG
UNTUK

S E LA N JU TN Y A

KEPADA:

.

.

KEPADA

M ELAKUKAN
PERALATAN

PADA KENDARAAN

GAS

.
.

P E N G U J IA N

BAKAR

BERM OTOR

NAMA BENGKEL
ALAM A T

BAHAN

BENGKEL

PEMASANGAN,
IN S T A L A S I

BERM OTOR

TERSEBUT

D IB E R IK A N

PERAW ATAN,

S IS T E M

P E M A K A IA N

KEW ENANGAN

P E M E R IK S A A N ,
BAHAN

BAKAR

DAN
GAS

K A R TU IN D U K
ID E N T IFlK A SI
ID E N T IF IC A T IO N

PER A LA TA N

BAHAN BAKAR GAS

PE M IL IK
OF

U R A IA N D A T A K E N D A R A A N D A N
PE R A L A T A N B A H A N B A K A R G A S

OWNER

D E SC R IP T IO N

OF

VE H IC L E

PE M IL IK

ID E N T IT A S K E N D A R A A N

(O W N E R )

-

N am a

Pem ilik

K endaraan

(N a m e

of O wner)

A lam at

Pem ilik

(Ad d r e ss

..........

K endaraan

..........

of O wner)

(ID E N T IT Y

N am a
(N a m e

-

O WNER)

Pem ilik

(Ad d r e ss

Pem ilik

(E n g in e

K endaraan

..........

K endaraan

..........

T ipe

OF CNG

Num ber)

VE H IC L E )

...........
...........
...........

...........

...........

(R e g is tr a tio n

- Sertifikat

-

T anggal
(D a te

- N am a

num ber

...........

o f r e g u la to r )

tangki

: N om or

/ T anggal

: N om or

/ T anggal

o f tu b e )

instalasi
o f in s ta lla tio n )

pem asangan

...........

o f in s ta lla tio n )

...........

Instalatur

(In s ta la to r 's
-

regulator

pengujian

- Sertifikat

of O wner)

K IT )

(T yp e )

(Ap p r o va l

,

Num ber)

(B r a n d )

(Ap p r o va l

A lam at

(C h a s s is

- N om or registrasi

of O wner)

OF

K IT

ID E N T IT A S PE R A L A T A N B A H A N B A K A R G A S
- M erek

PE M IL IK B A R U
(N E W

M esin

(ID E N T IT Y

C O N VE R T IO N

...........

M erek ( B r a n d )
- T ipe ( T y p e )
- N om or R angka
- N om or

AN D

na m e)

N om or R egistrasi
(R e g is tr a tio n

Instalatur

N