TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI LABORATO (1)

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar belakang

  Layanan teknologi informasi yang tepat waktu, akurat dan relevan dengan kebutuhan user merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dalam mendukung kelancaran pelaksanaan aktivitas suatu organisasi termasuk institusi pendidikan, tujuan institusi pendidikan akan tercapai jika perencanaan dan strategi informasi diimplementasikan secara selaras dengan perencanaan dan strategi bisnis organisasi. Penerapan teknologi informasi yang selaras dengan tujuan institusi tersebut hanya dapat dihasilkan apabila didukung dengan sistem tata kelola teknologi informasi yang baik sejak tahap perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

  Teknologi Informasi (TI) harus dikelola selayaknya aset perusahaan. Penerapan TI di perusahaan dapat dilakukan dengan baik apabila ditunjang dengan suatu tata kelola TI (IT Governance) dari mulai perencanaan sampai implementasinya. Tata kelola TI adalah suatu struktur hubungan dan proses untuk mengatur dan mengontrol perusahaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dengan pertambahan nilai dengan tetap menyeimbangkan resiko-resiko dengan nilai yang didapatkan dari penerapan TI dan prosesprosesnya[1].

  Penerapan TI di perusahaan tidak selamanya selaras dengan strategi dan tujuan perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap infrastruktur dan pengelolaan TI yang ada saat ini agar dapat selalu dipastikan kesesuaian infrastruktur dan pengelolaannya dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Dalam makalah ini akan dikemukakan tentang model tata kelola TI yang spesifik sesuai dengan karakteristik Lab Interaksi Grafika dan Seni (IGS) jurusan Teknik Informatika ITS dengan mengacu kepada Framework COBIT. Model ini diharapkan dapat menjadi usulan awal model pengelolaan TI yang sesuai dengan karakteristik jurusan teknik informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

1.2 Maksud dan Tujuan

  Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan laporan tata kelola ini adalah sebagai berikut :

  1. Mengetahui kondisi teknologi informasi yang sudah ada saat ini.

  2. Mengevaluasi kesesuaian tujuan Lab dengan penerapan layanan yang ada.

  3. Menghasilkan analisis kebutuhan untuk keselarasan penerapan layanan teknologi informasi

  yang sudah ada.

  4. Membuat sebuah rekomendasi pengelolaan teknologi informasi yang sesuai dengan

  karakteristik Lab.

Bab 2 Profil dan Kondisi Laboratorium

  Laboratorium Interaksi Grafika dan Seni (IGS) adalah salah satu laboratorium yang ada di jurusan Teknik Informatika ITS. Laboratorium ini berdiri semenjak tahun 2014. Laboratorium IGS memiliki 3 peran, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Peran pengajaran memiliki arti sebagai pengelola pembelajaran di bidang IGS. Sedangkan peran penelitian berfungsi dalam penyusunan penelitian dan pengelolaan tugas akhir serta tesis di bidang IGS.

2.1 Visi dan Misi

  Laboratorium Interaksi Grafika dan Seni (IGS) belum menetapkan visi dan misi. Sebagai pertimbangan untuk pembuatan visi dan misi, berikut adalah hasil wawancara mengenai target yang ingin dicapai oleh Laboratorium IGS dalam waktu jangka pendek dan waktu jangka panjang :

   Target yang ingin dicapai dalam satu tahun ke depan

  o Di bidang pengajaran, melengkapi kelengkapan kurikulum dan menyelesaikan rancangan

  pembelajaran. o Di bidang penelitian, meningkatkan publikasi melalui paper dan seminar. o Di bidang pengabdian masyarakat, belum ada. Jika sudah ada produk yang dihasilkan,

  pengabdian masyarakat dapat dilakukan dengan menerapkan produk tersebut.  Target yang ingin dicapai dalam lima tahun ke depan

  o RPPM, rencana penelitian dan pengabdian masyarakat. Penelitian dilakukan dengan

  mempertimbangkan kondisi saat ini dan memutuskan akan membuat produk apa yang dapat diterapkan dalam masyarakat.

2.2 Arah Riset Laboratorium (penelitian bidang yang menjadi fokus lab)

  Saat ini, riset penelitian yang ada di Laboratorium IGS sudah berjalan. Terdapat target riset dalam sebulan. Namun, narasumber tidak memberikan informasi berapa target yang harus dicapai dalam waktu satu bulan tersebut. Ada beberapa macam riset, diantaranya yaitu riset mandiri. Riset mandiri adalah riset yang dilakukan oleh dosen di suatu bidang, topik atau tempat tertentu. Dosen yang melakukan riset mandiri biasanya adalah dosen yang sudah lama berkiprah dalam bidang pengajaran dan menggeluti satu bidang tertentu. Seperti contohnya sebagai berikut:

   Pak Imam, di bidang game.  Bu Wijayanti, di bidang teknologi kinect.  Bu Nanik, di bidang grafika.

2.3 Fasilitas (Alat Grafika)

  Fasilitas Laboratorium Interaksi, Grafika, dan Seni meliputi 19 komputer yang dapat digunakan oleh mahasiswa yang sedang TA atau yang mengambil mata kuliah di RMK IGS. Didalam Lab IGS juga terdapat ruang sidang yang bisa digunakan untuk rapat mingguan lab membahas penelitian atau pengerjaan TA. Ruangan Lab IGS juga dilengkapi dengan AC, jaringan Wi-Fi, LCD protektor, dan printer. Laboratorium IGS juga telah memiliki server sendiri. Server tersebut dalam keadaan baik. Interaksi, grafika, dan seni tentunya tidak lepas dari peranan alat-alat grafika untuk menunjang kegiatan Fasilitas Laboratorium Interaksi, Grafika, dan Seni meliputi 19 komputer yang dapat digunakan oleh mahasiswa yang sedang TA atau yang mengambil mata kuliah di RMK IGS. Didalam Lab IGS juga terdapat ruang sidang yang bisa digunakan untuk rapat mingguan lab membahas penelitian atau pengerjaan TA. Ruangan Lab IGS juga dilengkapi dengan AC, jaringan Wi-Fi, LCD protektor, dan printer. Laboratorium IGS juga telah memiliki server sendiri. Server tersebut dalam keadaan baik. Interaksi, grafika, dan seni tentunya tidak lepas dari peranan alat-alat grafika untuk menunjang kegiatan

2.4 SOP Penggunaan Alat

  Laboratorium IGS sudah memiliki SOP penggunaan lab. Semua lab memiliki SOP penggunaan yang sama. SOP penggunaan

  melalui website

  http:igs.if.its.ac.id. Gambar di samping adalah prosedur penggunaan lab yang terdapat dalam website tersebut. Uraian penjelasannya sebagai berikut :

  ● Mahasiswa yang belum terdaftar dapat mendaftar melalui

  laboran yang dibantu admin sesuai persyaratan lab. ● Mahasiswa yang sudah terdaftar dapat mengisi buku

  tamuabsensi yang tersedia dengan jam masuk dan keluar. ● Mahasiswa menggunakan peralatan sesuai dengan hak

  akses yang sudah tersedia.

  Gambar 1. SOP Penggunaan Lab

2.5 SOP Peminjaman Alat

  Terdapat perbedaan prosedural dalam peminjaman alat inventaris dengan alat grafika khusus. SOP peminjaman alat inventaris seperti PC dan LCD proyektor dapat dilihat melalui website Laboratorium IGS. Gambar di samping adalah SOP peminjaman inventaris. Uraian penjelasannya sebagai berikut :

  ● Penggunaan peralatan yang portable oleh anggota lab

  seperti LCD proyektor dan kamera didalam lab dapat melalui laboran

  ● Dengan mengisi form peminjaman untuk penggunaan

  yang relevan dan berada diluar ruang lab. dengan batas waktu satu hari melalui laboran lab.

  Untuk peminjaman alat grafika, belum ada standar operasional prosedurnya. Alat grafika biasanya dapat dipinjam oleh mahasiswa yang melakukan tugas akhir dan membutuhkan tunjangan alat tesebut. Untuk meminjamnya, mahasiswa dapat langsung mengubungi dosen pembimbing

  Gambar 2. SOP Peminjaman Alat

  TA. Sedangkan untuk mahasiswa yang tidak melakukan tugas

  akhir, mahasiswa harus menanyakan ke dosen terlebih dahulu untuk mengetahu prosedur peminjamannya.

2.6 Struktur Kepengurusan

  Kepala Laboratorium

  Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

  Anggota Lab

  Dr.Eng. Nanik Suciati Dr.Eng. Darlis Herumurti Imam Kuswardayan, M.T Wijayanti Nurul Khotimah, S.Kom, M.Sc Ridho Rahman Hariadi, M.Sc

  LaboranTeknisi

  Gayuh Adi R

  Administrator (masih baru)

  Ikrom Aulia Fahdi Imaduddin Al-FIkri

Bab 3 Kondisi Laboratorium

3.1 Kondisi kekinian

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di laboratorium IGS, dapat disimpulkan bahwa layanan TI masih rendah atau kurang optimal, sehingga perlu ada suatu usulan perbaikan. Layanan TI di laboratorium IGS berada pada tingkat maturity 2 (dua), ditunjang dengan hasil kuisioner. Dengan demikian dapat disimpulkan kondisi tingkat kematangan masih adhoc.

3.2 Kondisi yang diharapkan

  Target yang ingin dicapai dalam satu tahun ke depan :

   Di bidang pengajaran, melengkapi kelengkapan kurikulum dan menyelesaikan rancangan pembelajaran.

   Di bidang penelitian, meningkatkan publikasi melalui paper dan seminar.  Di bidang pengabdian masyarakat, belum ada. Jika sudah ada produk yang dihasilkan, pengabdian masyarakat dapat dilakukan dengan menerapkan produk tersebut.

  Target yang ingin dicapai dalam lima tahun ke depan :

  RPPM, rencana penelitian dan pengabdian masyarakat. Penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi saat ini dan memutuskan akan membuat produk apa yang dapat diterapkan dalam masyarakat.

Bab 4 Tata Kelola Teknologi Informasi Laboratorium

4.1 Analisis COBIT 4.1

4.1.1 Pemetaan business goal ke IT goal

  Tabel 1. Pemetaan Business Goal ke IT Goal

  No.

  Bussiness Goal

  IT Goal

  (2) Respond to governance requirements in line

  (3) Improve corporate governance and

  with board direction

  transparency

  (18) Establish clarity of business impact of risks to IT objectives and resources (3) Ensure satisfaction of end users with service

  (4) Improve customer orientation and

  offerings and service levels

  service

  (23) Make sure that IT services are available as required

  (5) Create IT agility

  3 (5) Offer competitive product and service

  (24) Improve IT's cost efficiency and its contribution to business profitability (10) Ensure mutual satisfaction of third-party relationship (16) Reduce solution and service delivery

  (6) Establish service continuity and

  defects and rework

  availability

  (22) Ensure minimum business impact in the event of an IT service disruption (23) Make sure that IT services are available as required

  (17) Acquire and maintain skilled and

  (9) Acquire and maintain IT skill that respond to

  motivated people

  the IT Strategy

4.1.2 Pemetaan IT goal ke IT process

  Tabel 2. Pemetaan IT Goal ke IT Process

  IT Goal

  IT Process

  (2) Respond to governance requirements in line

  PO1, PO4, PO10, ME1, ME4

  with board direction (18) Establish clarity of business impact of risks

PO9

  to IT objectives and resources (3) Ensure satisfaction of end users with service

  P08, AI4, DS1, DS2, DS7, DS8, DS10, DS13

  offerings and service levels

DS3 DS4

  (23) Make sure that IT services are available as required

  DS8 DS13

  (5) Create IT agility

  PO2, PO4, PO7, AI3

  (24) Improve IT's cost efficiency and its

  PO5, DS6

  contribution to business profitability (10) Ensure mutual satisfaction of third-party

DS2

  relationship (16) Reduce solution and service delivery

  PO8, AI4, AI6, AI7, DS10

  defects and rework (22) Ensure minimum business impact in the

  PO6, AI6, DS4, DS12

  event of an IT service disruption

DS3 DS4

  (23) Make sure that IT services are available as required

  DS8 DS13 PO7

  (9) Acquire and maintain IT skill that respond to the IT Strategy

AI5

4.1.3 Daftar pertanyaan per IT proses

  Tabel 3. Daftar Pertanyaan PO7

  Level

  Pernyataan PO7

  Adanya kesadaran tentang pentingnya menyelaraskan manajemen sumber daya manusia

  0 dengan proses perencanaan teknologi. IGS telah memiliki tim yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya manusia.

  Manajemen IGS mengenali perlunya manajemen sumber daya manusia.

  1 Secara operasional manajemen sumber daya manusia difokuskan pada perekrutan dan pengelolaan personil IT.

  Adanya prosedur yang jelas dalam manajemen sumber daya manusia.

  Adanya rencana pengembangan sumber daya manusia IT. Terdapat pendekatan strategis untuk merekrut dan mengelola personil IT.

  3 Adanya pelatihan formal untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia IT. Diadakan program rutin untu mengembangkan keterampilan teknis dan manajemen IT. Tanggung jawab untuk pengembangan dan pemeliharaan rencana manajemen sumber daya

  manusia TI diberikan kepada pihak yang berkompeten.

  Proses mengembangkan dan mengelola rencana pengelolaan sumber daya manusia TI responsif terhadap perubahan.

  Rencana pengelolaan sumber daya manusia IT terus diperbarui untuk memenuhi perubahan

  kebutuhan bisnis.

  Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan perencanaan teknologi, memastikan pembangunan dan penggunaan kemampuan IT yang tersedia secara optimal.

  Program pelatihan dikembangkan untuk semua standar teknologi.

  Tabel 4. Daftar Pertanyaan AI5

  Level

  Pernyataan AI5

  Proses pengadaan sumber daya IT sudah jelas

  0 Kebijakan pengadaan jelas dan prosedur untuk memastikan bahwa semua sumber daya IT tersedia secara tepat waktu dan hemat biaya.

  Laboratorium memiliki kebijakan dan prosedur terdokumentasi yang menghubungkan akuisisi IT untuk proses pengadaan organisasi bisnis secara keseluruhan

  Kontrak untuk akuisisi sumber daya IT dikembangkan dan dikelola oleh manajer proyek dan

  individu lainnya untuk melakukan penilaian profesional bukan sebagai hasil dari prosedur atau kebijakan resmi

  Kontrak untuk akuisisi dikelola pada akhir proyek tidak secara terus menerus Kebijakan dan prosedur terintegrasi dengan proses pengadaan keseluruhan organisasi bisnis Proses pengadaan digunakan untuk proyek-proyek besar dan terlihat

  Tanggung jawab pengadaan IT dan manajemen kontrak ditentukan oleh pengalaman setiap individu sebagai manajer kontrak

  Manajemen telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk akuisisi IT Kebijakan dan prosedur dipandu oleh proses pengadaan secara keseluruhan dari organisasi

  bisnis Ada standar IT untuk akuisisi sumber daya IT Akuisisi IT terintegrasi dengan sistem pengadaan bisnis secara keseluruhan

  4 Manajemen IT mengkomunikasikan kebutuhan untuk akuisisi dan manajemen kontrak yang tepat kepada seluruh fungsi IT.

  Standar IT untuk akuisisi sumber daya IT digunakan untuk semua pengadaan Standar IT, kebijakan dan prosedur untuk akuisisi sumber daya IT dikelola secara strategis

  Manajemen IT mengkomunikasikan kepentingan strategis untuk akuisisi yang tepat dan manajemen kontrak kepada seluruh fungsi IT

  Tabel 5. Daftar Pertanyaan DS2

  Level

  Pernyataan DS2

  Pertanggungjawaban laboratorium sudah jelas. Tersedia kebijakan dan prosedur resmi mengenai perjanjian dengan pihak ketiga.

  Layanan pihak ketiga telah disetujui atau ditinjau oleh pengelola laboratorium. Adanya kegiatan pengukuran dan pelaporan oleh pihak ketiga.

  Pengelola laboratorium menyadari kebutuhan tersedianya kebijakan dan prosedur pihak ketiga yang terdokumentasi.

  Adanya persyaratan perjanjian dengan penyedia layanan. Pengukuran layanan dilakukan secara resmi.

  2 Laporan mengenai layanan tersedia, dan mampu mendukung tujuan bisnis. Kesepakatan dengan pihak ketiga tersedia dalam perjanjian resmi.

  3 Pertanggungjawaban pengawasan pihak ketiga telah jelas. Perjanjian yang dibuat telah memiliki template standar. Tingkat layanan yang semakin didefinisikan dalam tahap definisi persyaratan sistem dan

  dimasukkan ke dalam desain dari aplikasi dan lingkungan operasional. Kepuasan pengguna diukur dan dinilai secara rutin. Langkah-langkah untuk menilai tingkat layanan yang menjadi standar dan mencerminkan

  kualitas laboratorium. Kriteria untuk menentukan tingkat layanan didasarkan pada ketersediaan, keandalan, kinerja,

  dukungan pengguna, perencanaan kontinuitas dan pertimbangan keamanan. Analisis penyebab permasalahan secara rutin dilakukan ketika tingkat layanan tidak terpenuhi. Tingkat layanan terus dievaluasi untuk memastikan keselarasan IT dan tujuan bisnis. Tingkat kepuasan pengguna terus dipantau dan dikelola.

  5 Tingkat pelayanan yang diharapkan mencerminkan tujuan strategis unit bisnis dan dievaluasi. Manajemen IT memiliki sumber daya dan akuntabilitas yang dibutuhkan untuk memenuhi target tingkat pelayanan, dan kompensasi ini disusun untuk memberikan insentif untuk memenuhi target tersebut.

  Tabel 6. Daftar Pertanyaan DS3

  Level

  Pernyataan DS3

  Laboratorium memerlukan tingkat kinerja yang tinggi.

  Laboratorium memiliki proses perencanaan. Manajemen merancang metode dalam mengatur kinerja laboratorium. Adanya bentuk apresiasi pada pihak manajemen laboratorium.

  Proses perencanaan kerja laboratorium dilakukan secara resmi. Pihak manajemen laboratorium up-to-date mengenai teknologi terkini. Masing-masing pengurus laboratorium memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah

  2 yang terjadi. Adanya penilaian keseluruhan mengenai kemampuan manajemen laboratorium.

  Perancangan rencana kerja laboratorium didasari oleh kebutuhan laboratorium.

  3 Adanya laporan monitoring kinerja laboratorium. Pengguna merasa puas terhadap fasilitas laboratorium.

  4 Informasi laboratorium selalu up-to-date.

  Adanya pengumuman dalam perubahan rancangan kerja laboratorium. Adanya laporan statistik yang memonitor hasil kinerja laboratorium. Laboratorium berjalan sesuai dengan Visi dan Misi.

  5 Adanya standardisasi dalam monitoring kinerja laboratorium. Adanya usaha peningkatan kinerja manajemen laboratorium. Adanya perencanaan untuk mengatasi masalah yang tidak terduga.

  Tabel 7. Daftar Pertanyaan DS4

  Level

  Pernyataan DS4

  Adanya pemahaman terhadap dampak tidak adanya layanan IT.

  Pihak manajemen pada layanan IT sudah baik.

  1 Pelaporan ketersedian sistem terdokumentasi lengkap. Inventarisasi sistem dapat diandalkan.

  Inventarisasi komponen dapat diandalkan. Adanya dokumentasi yang berkesinambungan rencana IT. Tanggungjawab untuk perencanaan pelayanan sudah jelas.

  3 Ada laporan periodik pengujian layanan secara berkelanjutan. Manajemen berkomunikasi secara konsisten untuk memastikan layanan yang

  berkelanjutan. Kegiatan pemeliharaan didasarkan pada hasil pengujian layanan secara berkelanjutan. Kegiatan pemeliharaan didasarkan pada hasil perubahan IT dan lingkungan bisnis. Data laporan layanan berkelanjutan dianalisis dan ditindaklanjuti.

  Ketersediaan sistem praktek yang baik sedang konsisten dijalankan. Perencanaan pelayanan yang berkesinambungan saling mempengaruhi. Tujuan untuk layanan berkelanjutan telah dikembangkan. Pengumpulan dan Analisis data digunakan untuk perbaikan proses secara berkelanjutan. Manajemen memastikan bahwa insiden tidak akan terjadi sebagai akibat dari satu titik

  kegagalan.

  5 Tujuan dan metrik pada pencapaian pelayanan yang berkesinambungan diukur secara sistematis.

  Manajemen menyesuaikan perencanaan untuk layanan berkelanjutan dalam menanggapi tindakan.

  Tabel 8. Daftar Pertanyaan DS8

  Level

  Pernyataan DS8

  Terdapat dukungan untuk menyelesaikan isu-isu dan pertanyaan pengguna.

  0 Proses manajemen insiden lengkap. Laboratorium mengakui adanya masalah yang harus ditangani. Manajemen mengakui bahwa proses didukung oleh alat, sedangkan SDM diperlukan untuk

  menanggapi permintaan pengguna dan mengelola kejadian yang tidak terduga.

  1 Terdapat proses standar dan dukungan reaktif yang disediakan. Manajemen memonitor permintaan pengguna, insiden atau tren.

  Terdapat proses peningkatan untuk memastikan bahwa masalah diselesaikan. Adanya kesadaran organisasi bahwa fungsi meja layanan dan proses manajemen insiden

  diperlukan. Bantuan tersedia secara informal melalui jaringan individu berpengetahuan.

  2 Individu tersebut memiliki beberapa alat umum yang tersedia untuk membantu dalam resolusi insiden.

  Ada pelatihan formal dan komunikasi pada prosedur standar, dan tanggung jawab diserahkan pada individu.

  Terdapat proses fungsi meja layanan dan manajemen insiden. Prosedur telah distandarisasi dan didokumentasikan, dan ada pelatihan informal. Keputusan diberikan pada individu untuk mendapatkan pelatihan dan mengikuti standar. Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) dan panduan pengguna telah dikembangkan.

  3 Query dan insiden dilacak secara manual dan dipantau secara individual, tetapi sistem pelaporan formal belum ada. Respon yang tepat waktu untuk pertanyaan dan insiden diukur. Pengguna telah menerima komunikasi yang jelas mengenai dimana dan bagaimana

  melaporkan masalah dan insiden. Ada pemahaman yang penuh manfaat dari proses manajemen insiden di semua tingkatan

  organisasi, dan fungsi meja layanan didirikan pada unit organisasi yang sesuai. Alat dan teknik dijalankan secara otomatis dengan basis pengetahuan terpusat. Bagian layanan berinteraksi dengan bagian manajemen masalah. Tanggung jawab jelas dan efektivitas terpantau.

  Prosedur untuk berkomunikasi, meningkat dan menyelesaikan insiden ditetapkan dan dikomunikasikan.

  Personil meja layanan dilatih, dan proses ditingkatkan melalui penggunaan software-tugas tertentu.

  Manajemen mengembangkan metrik untuk kinerja meja layanan. Proses manajemen insiden dan fungsi meja layanan ditetapkan dan terorganisasi dengan baik

  5 dan mengambil orientasi layanan pelanggan dengan menjadi berpengetahuan, terfokus pada pelanggan dan membantu.

  Metrik secara sistematis diukur dan dilaporkan. FAQ yang ekstensif dan komprehensif merupakan bagian integral dari basis pengetahuan. Alat berada di tempat untuk memungkinkan pengguna untuk diri mendiagnosa dan

  menyelesaikan insiden. Saran yang diberikan konsisten, dan insiden diselesaikan dengan cepat dalam proses eskalasi

  terstruktur. Manajemen menggunakan alat terpadu untuk statistik kinerja proses manajemen insiden dan

  fungsi meja layanan. Proses telah disempurnakan ke tingkat praktik industri terbaik, berdasar hasil analisis indikator

  kinerja, perbaikan terus-menerus dan benchmarking dengan organisasi lain.

  Tabel 9. Daftar Pertanyaan DS13

  Level Pernyataan DS13

  Laboratorium menyediakan waktu dan resource untuk membangun fasilitas dasar penunjang IT

  dan aktivitas operasi IT. Laboratorium mengenali kebutuhan untuk menyusun fungsi penunjang IT. Terdapat prosedur standar yang dibuat dan aktivitas operasi reaktif secara alami.

  1 Proses utama operasi terjadwal secara informal, dan permintaan pemrosesan diterima tanpa validasi terlebih dahulu.

  Komputer, sistem dan aplikasi yang mendukung proses bisnis tersedia dengan baik. Laboratorium sadar akan peran kunci aktivitas operasi IT pada penyediaan fungsi penunjang IT. Dana untuk tools dialokasikan dengan basis case-by-case. Operasi penunjang IT tidak formal dan intuitif.

  2 Adanya ketergantungan tinggi pada ketrampilan dan kemampuan individu. Instruksi mencakup apa yang dilakukan, kapan dan urutan yang mana yang tidak

  didokumentasikan. Beberapa operator training ada, dan ada beberapa standar operasi formal. Kebutuhan managemen operasi komputer dimengerti dan diterima. Sumber daya manusia dialokasikan dan beberapa pelatihan on-the-job terjadi. Fungsi pengulangan secara formal didefinisikan, distandardisasikan, didokumentasikan dan

  dikomunikasikan. Event dan hasil tugas yang sudah lengkap dicatat, dengan laporan terbatas untuk pengelolaan.

  Penggunaan penjadwalan otomatis dan tool yang lainnya dikenalkan untuk membatasi intervensi operator.

  Pengendalian dikenalkan untuk penempatan pekerjaan baru dalam operasi. Aturan formal dikembangkan untuk mengurangi jumlah event yang tidak terjadwal. Perawatan dan persetujuan pelayanan dengan vendor masih secara informal. Operasi komputer dan tanggung jawab pendukung secara jelas terdefinisi dan kepunyaan

  ditandai.

  Operasi didukung lewat dana resource untuk pengeluaran kapital dan sumber daya manusia. Pelatihan pengembangan dibentuk dan dijalankan dengan baik.

  Penjadwalan dan penugasan didokumentasikan dan dikomunikasikan, keduanya secara internal untuk fungsi IT dan untuk pelanggan bisnis.

  Penjadwalan dan penugasan digunakan mengukur dan mengawasi aktivitas sehari-hari dengan persetujuan performance terstandardisasi dan membuat level service.

  Ada penyimpangan dari pembuatan norma secara cepat dialamatkan dan dibenarkan. Manajemen monitor menggunakan computing resources dan penyelesaian pekerjaan atau

  tugas ditandai. Usaha yang sedang berlangsung untuk meningkatkan level dari proses otomatisasi yang berarti

  perbaikan kelanjutan. Perawatan formal dan persetujuan servis dibuat dengan vendor. Penuh dengan masalah, kapasitas dan ketersediaan proses manajemen, didukung oleh analisis

  dari penyebab eror dan kegagalan. Operasi IT support efektif, efisien dan cukup fleksibel untuk menjumpai level servis dengan

  5

  minimal hilangnya produktivitas. Manajemen IT operasional distandardisasikan dan didokumentasikan dalam knowledge base

  dan perbaikan berlanjut. Proses otomatisasi yang mendukung sistem operasi tidak terlihat dan berkontribusi untuk

  lingkungan yang stabil. Semua masalah dan kegagalan dianalis untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah. Rapat rutin dengan pengubahan manajemen memastikan pencantuman tepat pada waktunya

  dari pengubahan jadwal produksi. Dalam co-operasi dengan vendor, perlengkapan dianalisis untuk usia dan gejala malfungsi, dan

  perawatan secara utama dicegah.

4.2 Analisis Gap

4.2.1 Perhitungan maturity level untuk kondisi kekinian

Perhitungan Maturity Level PO7

  Tabel 10. PO7 - Menghitung Compliance

  Sangat Compliance

  Tidak Setuju

  Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Adanya kesadaran tentang pentingnya menyelaraskan 1 manajemen sumber daya

  manusia dengan proses perencanaan teknologi.

  IGS telah memiliki tim yang bertanggung jawab atas

  pengelolaan sumber daya manusia.

  Manajemen IGS mengenali 3 perlunya manajemen sumber

  daya manusia. Secara operasional manajemen

  sumber daya manusia

  difokuskan pada perekrutan dan pengelolaan personil IT.

  Adanya prosedur yang jelas 5 dalam manajemen sumber daya

  manusia. Adanya rencana pengembangan

  sumber daya manusia IT. Terdapat pendekatan strategis

  7 untuk merekrut dan mengelola

  personil IT. Adanya pelatihan formal untuk

  8 memenuhi kebutuhan sumber

  daya manusia IT. Diadakan program rutin untu

  9 mengembangkan keterampilan

  teknis dan manajemen IT. Tanggung jawab untuk

  pengembangan dan pemeliharaan rencana

  manajemen sumber daya manusia TI diberikan kepada pihak yang berkompeten.

  Proses mengembangkan dan mengelola rencana pengelolaan

  sumber daya manusia TI responsif terhadap perubahan.

  Rencana pengelolaan sumber

  daya manusia IT terus daya manusia IT terus

  Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan perencanaan teknologi,

  memastikan pembangunan dan penggunaan kemampuan IT yang tersedia secara optimal.

  Program pelatihan 14 dikembangkan untuk semua

  standar teknologi.

  Tabel 11. PO7 - Menghitung Compliance Masing-masing Level

  Tingkat

  Level

  Nilai Compliance (A)

  Jumlah Pernyataan (B)

  Compliance (AB)

  Tabel 12. PO7 - Melakukan Normalisasi Tingkat Compliance

  Level

  Tingkat Compliance (A)

  Compliance Ternormalisasi (ATotal A)

  Tabel 13. PO7- Menghitung Nilai Maturity Level

  Level

  Compliance Ternormalisasi (B)

  Kontribusi (AB)

  Jadi, didapatkan Maturity Level = 2.56. Angka tersebut masuk ke dalam level kedewasaan 2.

Perhitungan Maturity Level AI5

  Tabel 14. AI5 - Menghitung Compliance

  Sangat Compliance

  Tidak Setuju

  Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Proses pengadaan sumber daya

  IT sudah jelas Kebijakan pengadaan jelas dan

  prosedur untuk memastikan 2 bahwa semua sumber daya IT

  tersedia secara tepat waktu dan hemat biaya.

  Laboratorium memiliki kebijakan dan prosedur terdokumentasi yang menghubungkan akuisisi IT

  untuk proses pengadaan organisasi bisnis secara keseluruhan

  Kontrak untuk akuisisi sumber daya IT dikembangkan dan dikelola oleh manajer proyek dan 4 individu lainnya untuk

  melakukan penilaian profesional bukan sebagai hasil dari prosedur atau kebijakan resmi

  Kontrak untuk akuisisi dikelola 5 pada akhir proyek tidak secara

  terus menerus Kebijakan dan prosedur

  terintegrasi dengan proses 6 pengadaan keseluruhan

  organisasi bisnis Proses pengadaan digunakan

  7 untuk proyek-proyek besar dan

  terlihat Tanggung jawab pengadaan IT

  dan manajemen kontrak 8 ditentukan oleh pengalaman

  setiap individu sebagai manajer kontrak

  Manajemen telah menetapkan 9 kebijakan dan prosedur untuk

  akuisisi IT Kebijakan dan prosedur dipandu

  oleh proses pengadaan secara

  keseluruhan dari organisasi bisnis

  Ada standar IT untuk akuisisi

  sumber daya IT

  Akuisisi IT terintegrasi dengan 12 sistem pengadaan bisnis secara

  keseluruhan Manajemen IT

  mengkomunikasikan kebutuhan 13 untuk akuisisi dan manajemen

  kontrak yang tepat kepada seluruh fungsi IT.

  Standar IT untuk akuisisi sumber 14 daya IT digunakan untuk semua

  pengadaan Standar IT, kebijakan dan

  15 prosedur untuk akuisisi sumber

  daya IT dikelola secara strategis Manajemen IT

  mengkomunikasikan kepentingan strategis untuk

  akuisisi yang tepat dan manajemen kontrak kepada seluruh fungsi IT

  Tabel 15. AI5 - Menghitung Compliance Masing-masing Level

  Nilai Compliance

  Jumlah Tingkat

  Level

  (A)

  Pernyataan (B) Compliance (AB)

  Tabel 16. AI5 - Melakukan Normalisasi Tingkat Compliance

  Compliance Ternormalisasi

  Level

  Tingkat Compliance (A)

  (ATotal A)

  Tabel 17. AI5 - Menghitung Nilai Maturity Level

  Level

  Compliance Ternormalisasi (B)

  Kontribusi (AB)

  Jadi, didapatkan Maturity Level = 2.45. Angka tersebut masuk ke dalam level kedewasaan 2.

Perhitungan Maturity Level DS2

  Tabel 18. DS2 - Menghitung Compliance

  Sangat Compliance

  Tidak Setuju

  Setuju

  Tidak Setuju

  laboratorium sudah jelas. Tersedia kebijakan dan prosedur

  2 resmi mengenai perjanjian

  dengan pihak ketiga. Layanan pihak ketiga telah

  3 disetujui atau ditinjau oleh

  pengelola laboratorium. Adanya kegiatan pengukuran dan

  pelaporan oleh pihak ketiga. Pengelola laboratorium

  menyadari kebutuhan 5 tersedianya kebijakan dan

  prosedur pihak ketiga yang terdokumentasi.

  Adanya persyaratan perjanjian

  dengan penyedia layanan. Pengukuran layanan dilakukan

  secara resmi. Laporan mengenai layanan

  8 tersedia, dan mampu

  mendukung tujuan bisnis. 9 Kesepakatan dengan pihak ketiga

  tersedia dalam perjanjian resmi. Pertanggungjawaban

  10 pengawasan pihak ketiga telah

  jelas. Perjanjian yang dibuat telah

  memiliki template standar. Tingkat layanan yang semakin

  didefinisikan dalam tahap definisi 12 persyaratan sistem dan

  dimasukkan ke dalam desain dari aplikasi dan lingkungan operasional.

  Kepuasan pengguna diukur dan

  dinilai secara rutin. Langkah-langkah untuk menilai

  tingkat layanan yang menjadi

  standar dan mencerminkan kualitas laboratorium.

  Kriteria untuk menentukan 15 tingkat layanan didasarkan pada

  ketersediaan, keandalan, kinerja, ketersediaan, keandalan, kinerja,

  Analisis penyebab permasalahan 16 secara rutin dilakukan ketika

  tingkat layanan tidak terpenuhi. Tingkat layanan terus dievaluasi

  17 untuk memastikan keselarasan IT

  dan tujuan bisnis. 18 Tingkat kepuasan pengguna terus

  dipantau dan dikelola. Tingkat pelayanan yang

  diharapkan mencerminkan

  tujuan strategis unit bisnis dan dievaluasi.

  Manajemen IT memiliki sumber daya dan akuntabilitas yang dibutuhkan untuk memenuhi 20 target tingkat pelayanan, dan

  kompensasi ini disusun untuk memberikan insentif untuk memenuhi target tersebut.

  Tabel 19. DS2 - Menghitung Compliance Masing-masing Level

  Jumlah Tingkat

  Level

  Nilai Compliance (A)

  Pernyataan (B) Compliance (AB)

  Tabel 20. DS2 - Melakukan Normalisasi Tingkat Compliance

  Compliance

  Level

  Tingkat Compliance (A)

  Ternormalisasi (ATotal A)

  Tabel 21. DS2 - Menghitung Nilai Maturity Level

  Level

  Compliance Ternormalisasi (B)

  Kontribusi (AB)

  Jadi, didapatkan Maturity Level = 2.40. Angka tersebut masuk ke dalam level kedewasaan 2.

Perhitungan Maturity Level DS3

  Tabel 22. DS3 - Menghitung Compliance

  Sangat Compliance

  Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Laboratorium memerlukan

  tingkat kinerja yang tinggi. Laboratorium memiliki

  proses perencanaan. Manajemen merancang

  3 metode dalam mengatur

  kinerja laboratorium. Adanya bentuk apresiasi

  4 pada pihak manajemen

  laboratorium. Proses perencanaan kerja

  5 laboratorium dilakukan

  secara resmi. Pihak manajemen

  6 laboratorium up-to-date

  mengenai teknologi terkini. Masing-masing pengurus

  laboratorium memiliki 7 kemampuan dalam

  memecahkan masalah yang terjadi.

  Adanya penilaian keseluruhan mengenai

  kemampuan manajemen laboratorium.

  Perancangan rencana kerja 9 laboratorium didasari oleh

  kebutuhan laboratorium. Adanya laporan monitoring

  kinerja laboratorium. Pengguna merasa puas

  11 terhadap fasilitas

  laboratorium. Informasi laboratorium

  selalu up-to-date. Adanya pengumuman dalam

  13 perubahan rancangan kerja

  laboratorium. Adanya laporan statistik

  14 yang memonitor hasil

  kinerja laboratorium. Laboratorium berjalan

  sesuai dengan Visi dan Misi.

  Adanya standardisasi dalam 16 monitoring kinerja

  laboratorium. Adanya usaha peningkatan

  17 kinerja manajemen

  laboratorium. Adanya perencanaan untuk

  18 mengatasi masalah yang

  tidak terduga.

  Tabel 23. DS3 - Menghitung Compliance Masing-masing Level

  Level

  Nilai Compliance (A)

  Jumlah Pernyataan (B)

  Tingkat Compliance (AB)

  Tabel 24. DS3 - Melakukan Normalisasi Tingkat Compliance

  Level

  Tingkat Compliance (A)

  Compliance Ternormalisasi (ATotal A)

  Tabel 25. DS3 - Menghitung Nilai Maturity Level

  Level (A)

  Compliance Ternormalisasi (B)

  Kontribusi (AB)

  Jadi, didapatkan Maturity Level = 2.49. Angka tersebut masuk ke dalam level kedewasaan 3.

Perhitungan Maturity Level DS4

  Tabel 26. DS4 - Menghitung Compliance

  Sangat Compliance

  Tidak Setuju

  Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Adanya pemahaman terhadap

  dampak tidak adanya layanan IT. Pihak manajemen pada layanan

  2 IT sudah baik.

  Pelaporan ketersedian sistem

  terdokumentasi lengkap. 4 Adanya dokumentasi yang

  berkesinambungan rencana IT. Inventarisasi sistem dapat

  diandalkan. Inventarisasi komponen dapat

  diandalkan. Tanggungjawab untuk

  7 perencanaan pelayanan sudah

  jelas. Ada laporan periodik pengujian

  layanan secara berkelanjutan. Manajemen berkomunikasi

  secara konsisten untuk 9 memastikan layanan yang

  berkelanjutan. Kegiatan pemeliharaan

  10 didasarkan pada hasil pengujian

  layanan secara berkelanjutan. Kegiatan pemeliharaan

  didasarkan pada hasil

  perubahan IT dan lingkungan bisnis.

  Data laporan layanan 12 berkelanjutan dianalisis dan

  ditindaklanjuti. Ketersediaan sistem praktek

  13 yang baik sedang konsisten

  dijalankan. Perencanaan pelayanan yang

  14 berkesinambungan saling

  mempengaruhi. Tujuan untuk layanan

  15 berkelanjutan telah

  dikembangkan. Pengumpulan dan Analisis data

  16 digunakan untuk perbaikan

  proses secara berkelanjutan.

  Manajemen memastikan bahwa insiden tidak akan terjadi

  sebagai akibat dari satu titik kegagalan.

  Tujuan dan metrik pada pencapaian pelayanan yang

  18 berkesinambungan diukur

  secara sistematis. Manajemen menyesuaikan

  perencanaan untuk layanan

  berkelanjutan dalam menanggapi tindakan.

  Tabel 27. DS4 - Menghitung Compliance Masing-masing Level

  Jumlah

  Tingkat Compliance

  Level

  Nilai Compliance (A)

  Pernyataan (B) (AB)

  Tabel 28. DS4 - Melakukan Normalisasi Tingkat Compliance

  Compliance

  Level

  Tingkat Compliance (A)

  Ternormalisasi (ATotal A)

  Tabel 29. DS4 - Menghitung Nilai Maturity Level

  Level

  Compliance Ternormalisasi (B)

  Kontribusi (AB)

  Jadi, didapatkan Maturity Level = 2.41. Angka tersebut masuk ke dalam level kedewasaan 2.

Perhitungan Maturity Level DS8

  Tabel 30. DS8 - Menghitung Compliance

  Sangat Compliance

  Tidak Setuju

  Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Terdapat dukungan untuk 1 menyelesaikan isu-isu dan

  pertanyaan pengguna. Proses manajemen insiden

  lengkap. Laboratorium mengakui adanya

  masalah yang harus ditangani. Manajemen mengakui bahwa

  proses didukung oleh alat, sedangkan SDM diperlukan

  untuk menanggapi permintaan pengguna dan mengelola kejadian yang tidak terduga.

  Terdapat proses standar dan 5 dukungan reaktif yang

  disediakan. Manajemen memonitor

  6 permintaan pengguna, insiden

  atau tren. Terdapat proses peningkatan

  7 untuk memastikan bahwa

  masalah diselesaikan. Adanya kesadaran organisasi

  bahwa fungsi meja layanan dan

  proses manajemen insiden diperlukan.

  Bantuan tersedia secara 9 informal melalui jaringan

  individu berpengetahuan. Individu tersebut memiliki

  beberapa alat umum yang 10 tersedia untuk membantu dalam

  resolusi insiden. Ada pelatihan formal dan

  komunikasi pada prosedur

  standar, dan tanggung jawab diserahkan pada individu.

  Terdapat proses fungsi meja

  layanan dan manajemen insiden. Prosedur telah distandarisasi

  13 dan didokumentasikan, dan ada

  pelatihan informal. Keputusan diberikan pada

  individu untuk mendapatkan individu untuk mendapatkan

  Pertanyaan yang sering diajukan 15 (FAQ) dan panduan pengguna

  telah dikembangkan. Query dan insiden dilacak secara

  manual dan dipantau secara

  individual, tetapi sistem pelaporan formal belum ada.

  17 Respon yang tepat waktu untuk

  pertanyaan dan insiden diukur. Pengguna telah menerima

  komunikasi yang jelas mengenai 18 dimana dan bagaimana

  melaporkan masalah dan insiden.

  Ada pemahaman yang penuh manfaat dari proses manajemen insiden di semua tingkatan

  organisasi, dan fungsi meja layanan didirikan pada unit organisasi yang sesuai.

  Alat dan teknik dijalankan secara 20 otomatis dengan basis

  pengetahuan terpusat. Bagian layanan berinteraksi

  21 dengan bagian manajemen

  masalah. 22 Tanggung jawab jelas dan

  efektivitas terpantau. Prosedur untuk berkomunikasi,

  meningkat dan menyelesaikan

  insiden ditetapkan dan dikomunikasikan.

  Personil meja layanan dilatih, dan proses ditingkatkan melalui

  penggunaan software-tugas tertentu.

  Manajemen mengembangkan 25 metrik untuk kinerja meja

  layanan. Proses manajemen insiden dan

  fungsi meja layanan ditetapkan dan terorganisasi dengan baik dan mengambil orientasi

  layanan pelanggan dengan menjadi berpengetahuan, terfokus pada pelanggan dan membantu.

  Metrik secara sistematis diukur

  dan dilaporkan.

  FAQ yang ekstensif dan komprehensif merupakan

  bagian integral dari basis pengetahuan.

  Alat berada di tempat untuk memungkinkan pengguna untuk

  29 diri mendiagnosa dan

  menyelesaikan insiden. Saran yang diberikan konsisten,

  dan insiden diselesaikan dengan

  cepat dalam proses eskalasi terstruktur.

  Manajemen menggunakan alat terpadu untuk statistik kinerja

  proses manajemen insiden dan fungsi meja layanan.

  Proses telah disempurnakan ke tingkat praktik industri terbaik, berdasar hasil analisis indikator

  kinerja, perbaikan terus- menerus dan benchmarking dengan organisasi lain.

  Tabel 31. DS8 - Menghitung Compliance Masing-masing Level

  Jumlah Tingkat

  Level

  Nilai Compliance (A)

  Pernyataan (B) Compliance (AB)

  Tabel 32. DS4 - Melakukan Normalisasi Tingkat Compliance

  Compliance

  Level

  Tingkat Compliance (A)

  Ternormalisasi (ATotal A)

  Tabel 33. DS8 - Menghitung Nilai Maturity Level

  Level

  Compliance Ternormalisasi (B)

  Kontribusi (AB)

  Jadi, didapatkan Maturity Level = 2.21. Angka tersebut masuk ke dalam level kedewasaan 2.

Perhitungan Maturity Level DS13

  Tabel 34. DS13 - Menghitung Compliance

  Sangat Compliance

  Tidak Setuju

  Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Laboratorium menyediakan waktu dan resource untuk 1 membangun fasilitas dasar

  penunjang IT dan aktivitas operasi IT.

  Laboratorium mengenali 2 kebutuhan untuk menyusun

  fungsi penunjang IT. Terdapat prosedur standar yang

  3 dibuat dan aktivitas operasi

  reaktif secara alami. Proses utama operasi terjadwal

  secara informal, dan permintaan

  pemrosesan diterima tanpa validasi terlebih dahulu.

  Komputer, sistem dan aplikasi 5 yang mendukung proses bisnis

  tersedia dengan baik. Laboratorium sadar akan peran

  6 kunci aktivitas operasi IT pada

  penyediaan fungsi penunjang IT. Dana untuk tools dialokasikan

  dengan basis case-by-case. Operasi penunjang IT tidak

  formal dan intuitif. Adanya ketergantungan tinggi

  9 pada ketrampilan dan

  kemampuan individu. Instruksi mencakup apa yang

  dilakukan, kapan dan urutan

  yang mana yang tidak didokumentasikan.

  Beberapa operator training ada, 11 dan ada beberapa standar

  operasi formal. Kebutuhan managemen operasi

  12 komputer dimengerti dan

  diterima. Sumber daya manusia

  13 dialokasikan dan beberapa

  pelatihan on-the-job terjadi. Fungsi pengulangan secara

  14 formal didefinisikan,

  distandardisasikan, distandardisasikan,

  Event dan hasil tugas yang sudah 15 lengkap dicatat, dengan laporan

  terbatas untuk pengelolaan. Penggunaan penjadwalan

  otomatis dan tool yang lainnya

  dikenalkan untuk membatasi intervensi operator.

  Pengendalian dikenalkan untuk 17 penempatan pekerjaan baru

  dalam operasi. Aturan formal dikembangkan

  18 untuk mengurangi jumlah event

  yang tidak terjadwal. Perawatan dan persetujuan

  19 pelayanan dengan vendor masih

  secara informal. Operasi komputer dan tanggung

  jawab pendukung secara jelas

  terdefinisi dan kepunyaan ditandai.

  Operasi didukung lewat dana resource untuk pengeluaran

  kapital dan sumber daya manusia.

  Pelatihan pengembangan 22 dibentuk dan dijalankan dengan

  baik. Penjadwalan dan penugasan

  didokumentasikan dan 23 dikomunikasikan, keduanya

  secara internal untuk fungsi IT dan untuk pelanggan bisnis.

  Penjadwalan dan penugasan digunakan mengukur dan mengawasi aktivitas sehari-hari

  dengan persetujuan performance terstandardisasi dan membuat level service.

  Ada penyimpangan dari 25 pembuatan norma secara cepat

  dialamatkan dan dibenarkan. Manajemen monitor

  menggunakan computing

  resources dan penyelesaian pekerjaan atau tugas ditandai.

  Usaha yang sedang berlangsung untuk meningkatkan level dari

  proses otomatisasi yang berarti perbaikan kelanjutan.

  Perawatan formal dan 28 persetujuan servis dibuat

  dengan vendor. Penuh dengan masalah,

  kapasitas dan ketersediaan 29 proses manajemen, didukung

  oleh analisis dari penyebab eror dan kegagalan.

  Operasi IT support efektif, efisien dan cukup fleksibel untuk

  menjumpai level servis dengan minimal hilangnya produktivitas.

  Manajemen IT operasional distandardisasikan dan 31 didokumentasikan dalam

  knowledge base dan perbaikan berlanjut.

  Proses otomatisasi yang mendukung sistem operasi tidak

  terlihat dan berkontribusi untuk lingkungan yang stabil.

  Semua masalah dan kegagalan 33 dianalis untuk mengidentifikasi

  akar penyebab masalah. Rapat rutin dengan pengubahan

  manajemen memastikan 34 pencantuman tepat pada

  waktunya dari pengubahan jadwal produksi.

  Dalam co-operasi dengan vendor, perlengkapan dianalisis 35 untuk usia dan gejala malfungsi,

  dan perawatan secara utama dicegah.

  Tabel 35. DS13 - Menghitung Compliance Masing-masing Level

  Jumlah Tingkat

  Level

  Nilai Compliance (A)

  Pernyataan (B) Compliance (AB)

  Tabel 36. DS13 - Melakukan Normalisasi Tingkat Compliance

  Compliance Tingkat

  Level

  Ternormalisasi Compliance (A) (ATotal A)

  Tabel 37. DS13 - Menghitung Nilai Maturity Level

  Compliance

  Level

  Kontribusi (AB) Ternormalisasi (B)

  Jadi, didapatkan Maturity Level = 2.25. Angka tersebut masuk ke dalam level kedewasaan 2.

4.2.2 Perhitungan maturity level untuk kondisi yang diharapkan

4.3 Rekomendasi untuk mencapai kondisi to be

  (Berdasarkan hasil dari analisis gap)

Bab 5 Catatan Kelompok

  (Tuliskan IT process yang belum selesai dikerjakan, apa kendalanya dan bagaimana solusinya)

Daftar Pustaka

  The IT Governance Institute. 2000. Board Briefing on IT Governance. IT Governance Institute.

  Lampiran 1: Hasil Kuisioner

  Tabel 38. PO7 - Hasil Kuisioner

  Tidak Setuju

  Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Adanya kesadaran tentang pentingnya menyelaraskan 1 manajemen sumber daya manusia

  dengan proses perencanaan teknologi.

  IGS telah memiliki tim yang 2 bertanggung jawab atas pengelolaan

  sumber daya manusia. Manajemen IGS mengenali perlunya

  manajemen sumber daya manusia. Secara operasional manajemen

  sumber daya manusia difokuskan

  pada perekrutan dan pengelolaan personil IT.

  Adanya prosedur yang jelas dalam

  manajemen sumber daya manusia. Adanya rencana pengembangan

  sumber daya manusia IT. Terdapat pendekatan strategis untuk

  merekrut dan mengelola personil IT. Adanya pelatihan formal untuk

  8 memenuhi kebutuhan sumber daya

  manusia IT. Diadakan program rutin untu

  9 mengembangkan keterampilan teknis

  dan manajemen IT. Tanggung jawab untuk

  pengembangan dan pemeliharaan 10 rencana manajemen sumber daya

  manusia TI diberikan kepada pihak yang berkompeten.

  Proses mengembangkan dan mengelola rencana pengelolaan

  sumber daya manusia TI responsif terhadap perubahan.

  Rencana pengelolaan sumber daya manusia IT terus diperbarui untuk

  memenuhi perubahan kebutuhan bisnis.

  Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan perencanaan 13 teknologi, memastikan pembangunan

  dan penggunaan kemampuan IT yang tersedia secara optimal.

  14 Program pelatihan dikembangkan

  untuk semua standar teknologi.

  Tabel 39. AI5 – Hasil Kuisioner

  Tidak Setuju

  Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Proses pengadaan sumber daya IT

  sudah jelas Kebijakan pengadaan jelas dan

  prosedur untuk memastikan bahwa

  semua sumber daya IT tersedia secara tepat waktu dan hemat biaya.

  Laboratorium memiliki kebijakan dan prosedur terdokumentasi yang 3 menghubungkan akuisisi IT untuk

  proses pengadaan organisasi bisnis secara keseluruhan

  Kontrak untuk akuisisi sumber daya IT dikembangkan dan dikelola oleh manajer proyek dan individu lainnya

  untuk melakukan penilaian profesional bukan sebagai hasil dari prosedur atau kebijakan resmi

  Kontrak untuk akuisisi dikelola pada 5 akhir proyek tidak secara terus

  menerus Kebijakan dan prosedur terintegrasi

  6 dengan proses pengadaan keseluruhan

  organisasi bisnis Proses pengadaan digunakan untuk

  proyek-proyek besar dan terlihat Tanggung jawab pengadaan IT dan

  manajemen kontrak ditentukan oleh

  pengalaman setiap individu sebagai manajer kontrak

  Manajemen telah menetapkan 9 kebijakan dan prosedur untuk akuisisi

  IT Kebijakan dan prosedur dipandu oleh

  10 proses pengadaan secara keseluruhan

  dari organisasi bisnis Ada standar IT untuk akuisisi sumber

  daya IT Akuisisi IT terintegrasi dengan sistem

  pengadaan bisnis secara keseluruhan Manajemen IT mengkomunikasikan

  kebutuhan untuk akuisisi dan

  manajemen kontrak yang tepat kepada seluruh fungsi IT.

  14 Standar IT untuk akuisisi sumber daya

  IT digunakan untuk semua pengadaan Standar IT, kebijakan dan prosedur

  15 untuk akuisisi sumber daya IT dikelola

  secara strategis Manajemen IT mengkomunikasikan

  kepentingan strategis untuk akuisisi

  yang tepat dan manajemen kontrak kepada seluruh fungsi IT

  Tabel 40. DS2 – Hasil Kuisioner

  Tidak Setuju

  Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Pertanggungjawaban laboratorium

  sudah jelas. Tersedia kebijakan dan prosedur resmi

  mengenai perjanjian dengan pihak

  ketiga. Layanan pihak ketiga telah disetujui

  3 atau ditinjau oleh pengelola

  laboratorium. Adanya kegiatan pengukuran dan

  pelaporan oleh pihak ketiga. Pengelola laboratorium menyadari

  kebutuhan tersedianya kebijakan dan

  prosedur pihak ketiga yang terdokumentasi.

  Adanya persyaratan perjanjian dengan

  penyedia layanan. Pengukuran layanan dilakukan secara

  resmi. Laporan mengenai layanan tersedia,

  dan mampu mendukung tujuan bisnis. Kesepakatan dengan pihak ketiga

  tersedia dalam perjanjian resmi. Pertanggungjawaban pengawasan

  pihak ketiga telah jelas. Perjanjian yang dibuat telah memiliki

  template standar. Tingkat layanan yang semakin

  didefinisikan dalam tahap definisi 12 persyaratan sistem dan dimasukkan ke

  dalam desain dari aplikasi dan lingkungan operasional.

  Kepuasan pengguna diukur dan dinilai

  secara rutin.

  Langkah-langkah untuk menilai tingkat 14 layanan yang menjadi standar dan

  mencerminkan kualitas laboratorium. Kriteria untuk menentukan tingkat

  layanan didasarkan pada ketersediaan, 15 keandalan, kinerja, dukungan

  pengguna, perencanaan kontinuitas dan pertimbangan keamanan.

  Analisis penyebab permasalahan secara 16 rutin dilakukan ketika tingkat layanan

  tidak terpenuhi. Tingkat layanan terus dievaluasi untuk

  17 memastikan keselarasan IT dan tujuan

  bisnis. Tingkat kepuasan pengguna terus

  dipantau dan dikelola. Tingkat pelayanan yang diharapkan

  19 mencerminkan tujuan strategis unit

  bisnis dan dievaluasi. Manajemen IT memiliki sumber daya

  dan akuntabilitas yang dibutuhkan untuk memenuhi target tingkat

  pelayanan, dan kompensasi ini disusun untuk memberikan insentif untuk memenuhi target tersebut.

  Tabel 41. DS3 – Hasil Kuisioner

  Sangat Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Laboratorium memerlukan tingkat

  kinerja yang tinggi. Laboratorium memiliki proses

  perencanaan. Manajemen merancang metode

  3 dalam mengatur kinerja

  laboratorium. Adanya bentuk apresiasi pada

  pihak manajemen laboratorium. Proses perencanaan kerja

  5 laboratorium dilakukan secara

  resmi. Pihak manajemen laboratorium

  6 up-to-date mengenai teknologi

  terkini. Masing-masing pengurus

  laboratorium memiliki

  kemampuan dalam memecahkan masalah yang terjadi.

  Adanya penilaian keseluruhan 8 mengenai kemampuan

  manajemen laboratorium. Perancangan rencana kerja

  9 laboratorium didasari oleh

  kebutuhan laboratorium. Adanya laporan monitoring kinerja

  laboratorium. Pengguna merasa puas terhadap

  fasilitas laboratorium. Informasi laboratorium selalu up-

  to-date. Adanya pengumuman dalam

  13 perubahan rancangan kerja

  laboratorium. Adanya laporan statistik yang

  14 memonitor hasil kinerja

  laboratorium. Laboratorium berjalan sesuai

  dengan Visi dan Misi. Adanya standardisasi dalam

  16 monitoring kinerja laboratorium.

  Adanya usaha peningkatan kinerja

  manajemen laboratorium. Adanya perencanaan untuk

  18 mengatasi masalah yang tidak

  terduga.

  Tabel 42. DS4 – Hasil Kuisioner

  Tidak Setuju

  Setuju

  Tidak Setuju

  Setuju

  Adanya pemahaman terhadap

  dampak tidak adanya layanan IT. Pihak manajemen pada layanan IT

  sudah baik. Pelaporan ketersedian sistem

  terdokumentasi lengkap. Adanya dokumentasi yang

  berkesinambungan rencana IT. 5 Inventarisasi sistem dapat diandalkan.

  Inventarisasi komponen dapat

  diandalkan. Tanggungjawab untuk perencanaan

  pelayanan sudah jelas. Ada laporan periodik pengujian

  layanan secara berkelanjutan.

  Manajemen berkomunikasi secara 9 konsisten untuk memastikan layanan

  yang berkelanjutan. Kegiatan pemeliharaan didasarkan

  10 pada hasil pengujian layanan secara

  berkelanjutan. Kegiatan pemeliharaan didasarkan

  11 pada hasil perubahan IT dan

  lingkungan bisnis. 12 Data laporan layanan berkelanjutan

  dianalisis dan ditindaklanjuti. Ketersediaan sistem praktek yang baik

  sedang konsisten dijalankan. Perencanaan pelayanan yang

  14 berkesinambungan saling